You are on page 1of 18

1.

Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup
dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dapat pula diartikan sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu
rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup, dan atau analog molekuler untuk menghasilkan produk
dan jasa. Bioteknologi dapat dikatakan juga sebagai penggunaan atau
pengubahan sel-sel atau senyawa/molekul biologi untuk aplikasi khusus.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular,mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan
lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,
pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat
proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik
maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker

ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga


memungkinkan

para

penderita

stroke

ataupun

penyakit

lain

yang

mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh


seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun
tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat
dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraianminyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian
zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan
bakteri jenis baru.
2.

Dasar Pengembangan Bioteknologi

3. Pada masa lalu, bioteknologi selalu diartikan sebagai teknologi fermentasi.


Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bioteknologi semakin
berkembang tidak hanya pada mikroorganisme sehingga definisi bioteknologi
berubah menjadi lebih luas.
4. Dari sekian banyak definisi bioteknologi, salah satu definisi yang dibuat oleh
United Nation Convention on Biological Diversity mencakup semua dan
paling luas. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bioteknologi adalah semua
aplikasi teknologi yang menggunakan sistem biologi, organisme hidup, atau
turunannya untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk
keperluan umum.
5. Salah satu ciri dari bioteknologi adalah digunakannya agen biologi dalam
proses tersebut. Agen biologi tersebut dapat berupa mikro organisme, hewan,
tumbuhan, atau bagian dari makhluk hidup tersebut.
6. Bioteknologi secara sederhana telah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang
lalu. Contohnya, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, atau
keju. Saat ini, bioteknologi berkembang pesat terutama di negara-negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai teknologi, misalnya
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinasi DNA dan kloning.

7. Perkembangan bioteknologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu


dasar,

seperti

perkembangan

mikrobiologi,

genetika,

dan

biokimia.

Mikrobiologi mempunyai peranan sangat penting karena studi awal mengenai


manipulasi genetika dilakukan terhadap kelompok mikroorganisme.
8. Penelitian awal terhadap mikroorganisme relatif lebih sederhana dibandingkan
kelompok makhluk hidup lainnya. Selain itu, kelompok mikroorganisme
mudah ditumbuhkan; pertumbuhannya relatif cepat, mudah dilakukan
persilangan, analisis genetika, fisiologi, dan biokimia. Penelitian awal
mengenai makhluk hidup transgenik hasil persilangan gen juga dilakukan
terhadap mikroorganisme.
9. Mikrobiologi bukan satu-satunya ilmu dasar yang berperan penting dalam
pengembangan bioteknologi. Genetika dan biokimia pun berperan penting
dalam pengembangan bioteknologi. Genetika beserta pemahaman mengenai
pola perwarisan sifat dan substansi genetik menjadi dasar dalam teknologi
rekombinasi DNA, persilangan, dan mutasi. Biokimia memberikan dasar
pemahaman mengenai struktur genetik dan makromolekul lain, misalnya
enzim.
10. Pada akhirnya, mikrobiologi, genetika, dan biokimia berkembang secara
simultan dan saling memengaruhi sehingga mendorong perkembangan
bioteknologi.

Ketiga

ilmu

dasar

tersebut

selanjutnya

mendukung

perkembangan biologi molekular sebagai suatu disiplin ilmu baru yang


melandasi pegetahuan mengenai makhluk hidup dilihat dari molekul
pembentuknya. Biologi molekular menjadi ilmu yang mendasari bioteknologi
modern.

Gambar 1. Disiplin ilmu Bioteknologi


11. Ilmu-ilmu dasar dan teknologi yang lain juga mempunyai peranan penting
dalam perkembangan bioteknologi. Perkembangan bioteknologi saat ini sudah
sedemikian luas sehingga batasan antardisiplin ilmu dan antarteknologi
semakin tipis dan sulit dibedakan.
12. Beberapa disiplin ilmu dan teknologi yang mendukung bioteknologi
menghasilkan cabang-cabang bioteknologi baru, di antaranya, bioteknologi
pertanian, bioteknologi lingkungan, bioteknologi kesehatan, dan bioteknologi
industri. Pada saat ini, bioteknologi tidak hanya terbatas pada eksperimen di
laboratorium, melainkan sudah berkembang menjadi industri besar.
3. Jenis-jenis Bioteknologi
3.1 Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yang
menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi masih dalam
tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional menggunakan jasad
hidup secara utuh. Biotektologi konvensioanal tidak dipakai untuk
pembuatan produk secara mahal dan menggunakan biaya yang relatif
rendah, selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara
turun-temurun.
3.2

Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat
tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik.
Teknik yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi
genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil
sesuai dengan yang diinginkan.
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik
manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yang
berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung percobaan.
Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa
genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk menghasilkan organism
transgenik. Organisme transgenik adalah organisme yang urutan informasi
4

genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat


menguntungkan yang dikehendaki.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan bioteknologi modern yang
telah berkembang secara global :
3.2.1 Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur

jaringan

tumbuhan

merupakan

teknik

menumbuh

kembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam
kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan dapat dilakukan karena
adanya sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk
tumbuh menjadi individu baru bila berada dalam lingkungan yang
sesuai. Dalam kultur jaringan, tanaman yang akan dikulturkan sebaiknya
berupa jaringan muda yang sedang tumbuh, misalnya akar, daun muda,
dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai eksplan.
a) Teknik Kultur Jaringan
Tanaman dengan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan empat
tahap sebagai berikut :

Tahap inisiasi adalah tahap penanaman eksplan ke dalam media.


Media yang digunakan adalah media cair yang terdiri dari zat nutrisi
dan zat pengatur tumbuh.

Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh


menjadi jaringan seperti kalus berwarna putih disebut protocorm
like body (PLB).

Tahap menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman


kecil yang disebut plantlet.

Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan dikultur dalam


media padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna, maka tanaman tersebut dipindah ke polybag.

Gambar 2. Tahapan Kultur Jaringan


Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang
diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain, yaitu :

Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus.

Penggunaan medium yang cocok.

Keadaan aseptik.

Pengaturan udara yang baik.

b) Manfaat dan Kelemahan Kultur Jaringan


Dengan melakukan kultur jaringan tumbuhan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :

Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan


induknya.

Bibit terhindar dari hama dan penyakit.

Menghasilkan varietas baru seperti yang dikehendaki.

Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder),


misalnya karet, resin, tanpa areal tanaman yang luas dan tidak perlu
menunggu tumbuhan dewasa.

Melestarikan tanaman-tanaman yang hampir punah.

Gambar 3. Contoh hasil tanaman dengan metode kultur jaringan

c) Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan


kelemahan yaitu sebagai berikut :

Diperlukan biaya yang relatif tinggi.

Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena


memiliki keahlian khusus.

Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, karena


terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.

3.2.2

Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam
tubuh makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara
mengisolasi dan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang
dikehendaki. Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang
dimungkinkan karena ditemukannya :

Enzim restriksi endonuklease yang dapat memotong benang


DNA.

Enzim ligase yang dapat menyambung kembali benang DNA.

Plasmid yang dapat digunakan sbagai wahana memindahkan


potongan benang DNA tertentu ke dalam sel mikroorganisme.

Gambar 4. Contoh hasil rekayasa genetika pada buah semangka


di Jepang
Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan melalui :

Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari
organisme yang berbeda. Hasil penggabungan DNA dari
7

individu yang tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan.


Gen dari satu individu yang disisipi atau digabungkan pada gen
individu yang lain disebut transgen, individunya disebut
transgenik. Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami dan
buatan. Secara alami dapat terjadi dengan cara :

Pindah silang, yaitu tukar menukar kromatid pada


kromosom

homolog

sehingga

DNA

terputus

dan

tersambungkan secara silang.

Transduksi,yaitu bersambungnya DNA bakteri yang satu


dengan bakteri yang lain dengan prantara virus.

Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba


ke mikroba lainnya melalui bagian-bagian DNA tertentu
dari mikroba pertama.

Rekombinasi

DNA

secara

buatan

dilakukan

dengan

penyambungan DNA secara in vitro. Alas an dilakukan


rekombinasi DNA ini adalah :

Strutur DNA semua spesies sama.

DNA dapat disambung-sambungkan.

Ditemukan enzim pemotong dan penyambung.

Gen dapat terekspresi di sel apapun.

Teknologi rekombinasi DNA memerlukan suatu prantara atau


vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel target berupa plasmid
bakteri, sehingga merupakan bentuk teknologi plasmid. Plasmid
adalah lingkaran kecil DNA bakteri atau eukariota bersel satu yang
dapat bereplikasi.
3.2.3 Kloning
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu
usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses
aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk mengisolasi gen yang
diinginkan dari seluruh gen yang ada (kromoson) pada organisme
donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning dapat dilakukan

dengan kloning embrio dan transfer inti. Kloning embrio dilakukan


dengan fertilisasi in vitro, misalnya kloning pada sapi yang secara
genetik identik untuk memproduksi hewan ternak. Sedangkan
kloning dengan transfer inti yaitu pemindahan inti sel yang satu ke
sel lain sehingga diperoleh individu baru yang memiliki sifat baru
sesuai inti yang diterimanya.

Gambar 5. Tahapan cloning pada Domba Dolly


4. Pemanfaatan Bioteknologi pada Berbagai Bidang
4.1 Bioteknologi Pada Bidang Pangan
Bioteknologi dalam produksi bahan pangan

menggunakan

mikroorganisme untuk mengubahbahan pangan menjadi bentuk lain


melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah proses merombak suatu
senyawa organik menjadi zat organik yang lebih sederhana dengan
bantuan mikroorganisme. Fermentasi bahan makanan dilakukan untuk
meningkatkan nilai bahan makanan menjadi produk yang diinginkan.
Selain itu mikroorganisme juga berperan dalam penciptaan makanan baru
dari biomassa sel yang disebut protein sel tunggal. Berikut beberapa
contoh produk hasil aplikasi bioteknologi di bidang pangan :

Tempe
Salah satu contoh makanan bergizi tinggi hasil bioteknologi adalah
tempe. Tempe merupakan makanan tradisional masyarakat Indonesia
yang sudsah dikenal sejak dulu. Tempe dibuat dengan memanfaatkan

jamur

genus Rhizopus,

seperti R.

stoloniferus,

R. oligosporus,

dan R.oryzae. Tempe memiliki beberapa keungulan, yaitu bergizi


tinggi dan mudah dicerna. Hal itu disebabkan selama proses
fermentasi, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease yang mampu
mendegradasi protein menjadi asam amino dan juga menghasilkan
enzim lipase yang menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam
amino maupun asam lemak merupakan senyawa sederhana yang
langsung dapat diserap oleh tubuh.
Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol

Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol yang memiliki rasa khas
dengan kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai digunakan
ragi tapai. Pada ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme,
umumnya dari kelompok jamur dan khamir (yeast). Pada saat
fermentasi tapai terjadi proses sakarifikasi pati (amilum) oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh jamur, kemudian dilanjutkan dengan
fermentasi alkohol oleh khamir.

Bir
Bir dibuat dari tumbuhan barley (sejenis gandum). Pada umumnya
yeast yang digunakan dalam pembuatan bir adalah Saccharomyces
cerevisiae dan S. carlsbergensis. Enzim-enzim yang terdapat didalam
yeast

mengubah

maltosa

dalam

biji barley menjadi

glukosa.

Fermentasi bir umumnya memakan waktu 5-14 hari, bergantung pada


jenis bir dan hasil pengubahan gula menjadi alcohol, yaitu 3-5 %
larutan.

Minuman anggur atau wine


Minuman anggur atau wine terbuat dari sari buah anggur yang
juga difermentasikan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Jenis
minuman anggur yang dihasilkaan bergantung pada jenis buah anggur
yang digunakan, proses fermentasi, dan cara penyimpanannya. Rasa
dan aroma anggur bergantung pada asam-asam organik dan senyawasenyawa aromatik organik yang terdapat didalam sari buah anggur dan

10

proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung alkohol


dengan kadar 10-15 %.
Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam

Yoghurt
Bakteri asam laktat yang digunakan untuk pembuatan yogurt
adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, dan Streptococcus
thermophilus. Bakteri-bakteri tersebut mengubah gula susu (laktosa)
menjadi asam laktat. Kondisi asam menyebabkan susu mengalami
penggumpalan menjadi dadih susu. Dadih susu terbentuk selama
fermentasi oleh bakteri asam laktat. Pembuatan yoghurt dan keju
bergantung pada proses penggumpalan susu tersebut.

Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan
bakteri, yaituLactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.
Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat)
susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud
untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses
pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang
mengandung renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk
lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan
bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan
menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak
menjadi asam amino. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil
dan pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka
keasamannya makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam.

Sauerkraut dan pikel (acar)


Bakteri asam laktat yang digunakan untuk fermentasi sayursayuran dan biji-bijian dalam pembuatan sauerkraut dan pikel (acar)
adalah Lactobacillus

casei,

Lactobacillus

brevis,

Lactobacillus

cremoris. Makanan yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat,


selain menjadi awet juga memiliki cita rasa yang khas dan mutu
gizinya lebih baik.

11

Produk bahan penyedap

Tauco
Tauco merupakan produk fermentasi biji kedelai oleh kapang,
khamir, ataupun bakteri. Pada pembuatan tauco tserdapat dua tahap
proses fermentasi yaitu fermentasi tahap pertama dilakukan oleh
kapang, seperti pada pembuatan tempe. Dan fermentasi tahap kedua
dilakukan oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam larutan
garam. Mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan tauco, antara
lain Aspergillus

oryzae,

Rhizopus

oligosporus,

Laktobacillus

delbruckii, Hansenulla sp., Zygosaccharomyces soyae.

Kecap
Kecap merupakan bahan penyedap hasil fermentasi biji kedelai.
Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi kecap, antara
lain Aspergillus

oryzae,

Aspergillus

soyae, bakteri

asam

laktat

homofermentatif (Laktobacillus), dan khamir halotoleran. Peran


bakteri asam laktat adalah membentuk rasa dan aroma kecap yang
khas. Enzim terpenting yang dihasilkan selama pembuatan kecap
adalah enzim protease.

Terasi
Terasi merupakan produk fermentasi dari udang atau ikaan menjadi
bentuk pasta berwarna merah kecokelatan dan beraroma khas.
Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi terasi, antara
lain Bacillus,

Pediococcus,

Lactobacillus,

Brevibacterium, danCorynebacterium.
4.2 Bioteknologi Pada Bidang Kesehatan
Bidang Kesehatan Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan

misalnya

dalam

pembuatan

antibodi

monoklonal,

pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses


penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk
memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran.
Contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan
zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes

12

melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh. Dengan


menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari
bakteri. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat
disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada
penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen. Berikut penerapan
bioteknologi pada bidang kesehatan :

4.3 Bioteknologi Pada Bidang Pertanian


Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik
modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika
untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama,
patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan
sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu
tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa
perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah
memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan
dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan
memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat
membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada
petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah
gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan
hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti
meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium.
Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat
meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa
genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri
13

Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacangkacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan
tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia
(pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam
budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini
digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan
berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget,
keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah,
tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa
mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis
mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari
sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat
patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun
tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil
penelitian

menunjukkan

bahwa

Bacillus

thuringiensis

mampu

menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga,


terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah
larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke
dalam saluran pencemaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah
dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida
pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat
mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida
kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh
cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah
dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama.
Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen
yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B.
thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa

14

tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut


mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga
sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
4.4 Bioteknologi Pada Bidang Peternakan
Penerapan bioteknologi pada peternakan contohnya adalah hewan
transgenik dan hormon bovin somatotropin.
4.4.1

Hewan Transgenik
Hewan yang diberi perlakuan rekayasa genetika disebut hewan

transgenik. Pada hewan-hewan tersebut disisipkan gen-gen tertentu


yang dibutuhakan manusia. Sebagi contohnya adalah domba
transgenik. DNA domba tersebut telah disisipi dengan gen manusia
yang disubut dengan faktor VII ( merupakan protein pembeku
darah). Dengan adanya penyisipan tersebut domba mneghasilkan
susu yang mengandung faktor VIII yang dapat dimurnikan untuk
menolong penderita hemofilia. Rekayasa genitika pada hewan juga
dapat membantu melestarikan spsies langka. Sebagai contoh sel
telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam pada kuda spesies lain.
Spesies lain yang dipinjam rahimnya disebut surrogate. Anak zebra
akan lahir dari kuda surrogate. Hal yang sama sudah diterapkan
pada keledai yang hampir punah di Australia. Teknik pelestarian
dengan rekayasa genetika sangat berguna karena :
a. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan spesies langka.

b. Telur

hewan langka yang sudah dibuahidapat dibekukan.

Lalu disimpan bertahun-tahun, bahkan setelah induknya


mati. Jika sudah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi
ditransplatasikan.
4.4.2

Hormon Bovine Somatotrophin (Hotmon BST)


Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon

pertumbuhan hewan, yaitu hormon BST (Bovine Somatotrophin)


Caranya adalah sebagai berikut :
a. Plasmid bakteri E. coli dipotong dengan enzim
endonuklease.

15

b. Gen somatotrophin diisolasi dari sel sapi.


c. Gen somatotrophin disisipkan ke plasmid bakteri.
d. Plasmid dimasukkan lagi ke plasmid bakteri.
e. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophin
ditumbuhkan dalam tangki fermentasi.
f.

Bovine

somatotrophin

diambil

dari

bakteri

dan

dimurnikan.

5. Dampak Bioteknologi
5.1 Dampak positif
Dampak positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produkproduk yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.

Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas,


kompos, dan lumpur aktif.

Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obatobatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan
interferon

Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian


melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama
tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.

Bioteknologi

dapat

menghasilkan

bahan

bakar

dengan

pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)

Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan


minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega,
yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur.

5.2 Dampak negative

Menimbulkan penyakit pada manusia

16

Gen-gen yang mengkode untuk pembentukan antibiotic dapat saja


mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri sehingga menyebabkan
penyakit pada manusia.

Menimbulkan reaksi alergi


Timbulnya alergi yang disebabkan karena mengkomsumsi produk
transgenic.

Mengancam kelestarian alam, misalnya :


a. Jagung hasil rekayasa genetik dapat membunuh ulat yang tidak
berbahaya.
b. Rekayasa genetika dapat menghasilkan gluma-gluma super.
c. Tanaman rekayasa genetika dapat membahayakan burung yang
memakannya.
d. Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yang
dikembangkan sekarang hanya produk rekayasa genetika saja.

Berpotensi digunakan sebagai alat perang


Beberapa orang mungkin dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen
baru untuk kepentingan perang (semacam senjata kimia dan senjata
biologi).

17

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Makalah Bioteknologi. http://sukasuuka.blogspot.co.id. Diakses
pada 29 Desember 2015 pkl 18:00 WIB.
Anonim. 2013. Bioteknologi. http://niswiulfini.blogspot.co.id. Diakses pada 29
Desember 2015 pkl 18:20 WIB.
LIPI. 2015. Pusat Penelitian Bioteknologi. www.biotek.lipi.go.id. Diakses pada
29 Desember 2015 pkl 18:25 WIB.
Pratiwi.D. A., Maryati,Sri., Srikini,Suharno, S. Bambang. 2007. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

18

You might also like