Professional Documents
Culture Documents
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “
Perlindungan Konsumen “.
Didalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang
perlindungan terhadap konsumen.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari
berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi
pada masa yang akan dating, terima kasih.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Dari keempat contoh diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen menjadi pihak yang
paling dirugikan. Selain konsumen harus membayar dalam jumlah atau harga yang boleh
dikatakan semakin lama semakin mahal, konsumen juga harus menanggung resiko besar yang
membahayakan kesehatan dan jiwanya hal yang memprihatinkan adalah peningkatan harga yang
terus menerus terjadi tidak dilandasi dengan peningkatan kualitas atau mutu produk.
Hal-hal tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya pengawasan dari Pemerintah
serta badan-badan hukum seperti Dinas kesehatan, satuan Polisi Pamong Praja, serta dinas
Perdagangan dan Perindustrian setempat. Eksistensi konsumen tidak sepenuhnya dihargai karena
tujuan utama dari penjual adalah memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dalam jangka
pendek bukan untuk jangka panjang.
Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini yang berisi tentang Perlindungan
konsumen. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan lebih lanjut serta membuat solusi yang
mungkin akan berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa/I dimasa yang akan datang.
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen
akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen.
Oleh karena itu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dimaksudkan untuk menjadi landasan
hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pendidikan dan pembinaan konsumen.
Upaya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha
yang pada prinsip ekonomi pelaku usaha adalah mendapat keuntungan yang semaksimal
mungkin dengan modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan
konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Piranti hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha
para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat mendorong iklim
perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan atau
jasa yang berkualitas. Pelaksanaan Undang-undang Perlindungan konsumen tetap memberikan
perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Hal ini dilakukan melalui upaya
pembinaan dan penerapan sanksi atas pelanggarannya.
Oleh karena itu, dalam menjalankan usahanya pelaku usaha juga mempunyai beberapa
hak dan kewajiban seperti berikut:
Hak pelaku usaha adalah :
a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;
c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen;
d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
BAB III
PENUTUP
Dengan adanya UU Perlindungan Konsumen ini sudah cukup representatif apabila telah
dipahami oleh semua pihak, karena di dalamnya juga memuat jaminan adanya kepastian hukum
bagi konsumen, meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen,
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri,
mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif
pemakaian barang dan/atau jasa, meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,
menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. Factor utama yang menjadi
kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini
terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen.
3.2 Saran
1. Pemenuhan hak-hak konsumen sebagai salah satu pelaku usaha sehingga tercipta
kenyamanan dalam transaksi perdagangan
2. Mempertegas tanggungjawab pelaku usaha sebagaimana diatur dalam undang-undang
sehingga tidak merugikan konsumen
3. Pemerintah bertanggungjawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen
yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakannya
kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan
peraturan perundangundangannya diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat,dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Sofie, 2000, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung
Sudaryatmo, 1999, Hukum dan Advokasi Konsumen, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung’’
http://www.scribd.com/doc/18545014/makalah-perlindungan-konsumen
http://www.pemantauperadilan.com/delik/16-PERLINDUNGAN%20KONSUMEN.pdf
MAKALAH
HUKUM DAGANG
TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
OLEH :
KELOMPOK 8
NELFIAN ZULBAIRI
NURFAJRI SADRIADES
PANSYAH
PONCO WINDU MP
REFLY SETIAWAN. H
RENDRA MAIFIZAL
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2009/2010