You are on page 1of 141

Panduan Praktis KTSP

PANDUAN PRAKTIS
PENYUSUNAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Disusun oleh:
Tim Expert Pemberdayaan Seribu Guru
Kerjasama Pertamina - UM
Panduan Praktis KTSP

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 bahwa


setiap sekolah wajib mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai kebutuhannya dengan memperhatikan standar minimal yang telah disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sesusai dengan peraturan tersebut, semua
satuan pendidikan diharapkan sudah menyusun dan melaksanaan KTSP secara utuh paling
lambat pada tahun 2009/2010.

Melalui program pemberdayaan seribu guru kemitraan Pertamina-Universitas Negeri


Malang (UM) disusun buku Panduan Praktis Penyusunan Kurikulum Sekolah ini. Buku ini
disusun dalam rangka memberikan bimbingan langkah demi langkah dalam
mengoperasionalkan panduan yang disusun oleh BSNP sekaligus dengan contoh-contoh
konkrit
Buku panduan praktis ini juga dapat digunakan sebagai bahan: (1) Kepala Sekolah
dalam menyusun dokumen 1 KTSP, (2) Guru mata pelajaran dalam menyusun silabus dan
RPP, (3) Pengawas sekolah dalam memfasilitasi penyusunan dan mensupervisi pelaksanaan
KTSP, dan (4) tim Pengembang Kurikulum di setiap Sekolah untuk pelatihan berbasis sekolah.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada: (1) Tim Pengembang Kurikulum, Tim
Reviewer, dan Tim Konsultan yang telah bekerja sungguh-sungguh sehingga Buku Panduan
Praktis ini dapat terselesaikan; dan (2) PT Pertamina yang telah men-support pembiayaan
penyusunan buku ini.

Kami menyadari bahwa buku pedoman praktis penyusunan KTSP ini masih banyak
kekurangan, karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk penyempurnaan.
Mudah-mudahan buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menyusun KTSP sehingga
target agar setiap Sekolah telah memiliki KTSP sendiri dapat tercapai.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang 20 Peb 2010

Tim Penyusun
Panduan Praktis KTSP

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengatar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftara Lampiran iv

I. PENDAHULUAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


A. Latar Belakang Error! Bookmark not defined.
B. Tujuan Error! Bookmark not defined.
C. Sistematika Penyajian Error! Bookmark not defined.
II. PENYUSUNAN KTSP 1
A. Pengertian KTSP 1
B. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum 1
C. Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP 3
D. Pengembang KTSP 4
III. PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I 12
A. Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional 12
B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP 17
C. Komponen KTSP Dokumen I Dan Cara Menyusunnya 21
IV. PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP 49
A. Pengertian Silabus 49
B. Perbedaan Antara Silabus Dengan Kurikulum 49
C. Cara Mengembangkan Silabus 49
D. Langkah Penyusunan Silabus 49
E. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 49
V. IMPLEMENTASI KURIKULUM 49
A. Pengertian Implementasi Kurikulum 49
B. Prinsip Implementasi Kurikulum 49
C. Langkah- Langkah Dalam Implementasi Kurikulum 49
D. Peran Masing-Masing Pihak Dalam Pengembangan KTSP 49
E. Kiat-Kiat Agar Implementasi Kurikulum Berhasil 49
F. Pengendalian sebagai Langkah Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 49
VI. MONITORING DAN EVALUASI 49
A. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum 49
B. Evaluasi 49
Panduan Praktis KTSP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP ........................................ 6


Tabel 02: Peran dan tanggung jawab kepala Sekolah....................................... 8
Tabel 03: Peran dan tanggung jawab tim pengembang kurikulum ....................... 9
Tabel 04: Peran dan tanggung-jawab guru ............................................................. 11
Tabel 05: Peran dan tanggung-jawab pengawas .................................................... 12
Tabel 06: Peran dan tanggung jawab komite Sekolah........................................ 13
Tabel 07: Contoh penentuan aspek khusus dan implikasinya pada
penyusunan komponen KTSP ............................................................... 21
Tabel 08: Struktur kurikulum SMP/MTs menurut standar nasional ........................ 30
Tabel 09: Struktur kurikulum MTs PSA (contoh ke 1) ............................................ 31
Tabel 10: Struktur kurikulum MTs PSA (contoh ke 2) ............................................ 32
Tabel 11: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal ................................ 36
Tabel 12: Contoh alokasi waktu mulok ................................................................... 37
Tabel 13: Kategori penilian hasil belajar pengembangan diri ……………………… 41
Tabel 15: Contoh 1 perhitungan beban belajar ……………………………………… 43
Tabel 16: Contoh 2 perhitungan beban belajar ……………………………………… 43
Tabel 17: Indikator dan rentang nilai komponen KKM ……………………………… 49
Tabel 18: Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran ........................................... 50
Tabel 19: Kriteria kenaikan dan kelulusan pada Sekolah................................... 53
Tabel 20: Contoh perhitungan yang menunjukkan tidak tuntas ............................. 54
Tabel 21: Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas .................................... 54
Tabel 22: Kata kerja operasional kegiatan pembelajaran/ pengalaman Belajar .... 65
Tabel 23: Rumusan indikastor ................................................................................ 67
Tabel 24: Rambu-rambu indikator keberhasilan pengembangan kurikulum .......... 116
Panduan Praktis KTSP

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah,


logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta
tahun penyusunan ............................................................................. 122

Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP,


nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan
pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan dan
mengesahkan KTSP ........................................................................... 123

Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala Sekolahmengenai


penyusunan KTSP di Sekolah......................................................... 124

Lampiran 04 : Format dan contoh program tahunan pengawas ................................. 126

Lampiran 05 : Format instrumen perencanaan kurikulum ........................................... 128

Lampiran 06 : Format instrumen pengamatan silabus .................................................. 130

Lampiran 07 : Format instrumen pengamatan penyusunan RPP ................................ 131

Lampiran 08 : Format instrumen penilaian kinerja kepala Sekolah........................... 133

Lampiran 09 : Format panduan pertanyaan untuk guru .............................................. 134


Panduan Praktis Penyusunan KTSP

BAB I
PENYUSUNAN KTSP

A. Pengertian KTSP

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan, dalam pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa kurikulum
harus berupa rencana yang berisi visi, misi, dan tujuan yang menjadi arah suatu
sekolah, stuktur kurikulum yang lengkap sampai kepada rencana pelaksanaan
pembelajaran, serta memuat aturan-aturan penyelenggaran suatu sekolah. Kurikulum
tersebut harus disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga disebut dengan istilah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh satuan pendidikan dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan tersebut. KTSP memberi ruang yang
luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai
dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk
mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan
pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus sama, artinya boleh berbeda.

Penyusunan kurikulum merupakan kegiatan yang dinamis dan


berkesinambungan yang dilakukan secara berkala. Bagi Pemerintah Pusat, penyusunan
Standar Isi dan kompetensi lulusan merupakan langkah lanjutan dari hasil evaluasi
terhadap kurikulum yang lama, sebagai salah satu tahap dalam siklus pengembangan
kurikulum. Walaupun bagi Sekolah penyusunan KTSP ini merupakan kegiatan baru,
tetapi sebenarnya tidak lepas dari siklus pengembangan kurikulum secara nasional.

B. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum

Ada delapan langkah dalam siklus pengembangan kurikulum pada umumnya,


yaitu meliputi: (a) analisis situasi dan kebutuhan, (b) merumuskan arah dan sasaran
kurikulum, (c) menetapkan standar kompetensi dan hasil belajar, (d) memilih kegiatan
pembelajaran, (e) menyeleksi dan mengorganisasikan isi pembelajaran, (f) menyusun
metode asesmen dan evaluasi hasil pembelajaran, (g) mengimplementasikan dan
memonitor pelaksanaan kurikulum, (h) mengevaluasi kurikulum, dan kembali ke analisis
situasi dan kebutuhan. Siklus pengembangan kurikulum tersebut disajikan dalam
Gambar 1.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

1. Analisis situasi dan


penilaian kebutuhan

8. . Evaluasi 2. Tujuan kurikulum (arah,


kurikulum dan sasaran dari
kurikulum)

7. . Pelaksanaan dan 3. Tujuan, kompetensi


pengawasan standar dan hasil
pembelajaran

6. Pengukuran dan 4. Pemilihan pengalaman


penilaian instruksi belajar dan kegiatan
pembelajaran

5. . Pemilihan dan penyusunan


Gambar 01: Siklus umum pengembangan
isi/muatan kurikulum (SARAN)

Gambar 1: Siklus Pengembangan Kurikulum

Di Indonesia, siklus pengembangan kurikulum membutuhkan waktu sekitar


sepuluh tahun, sehingga perubahan kurikulum secara periodik terjadi dalam sepuluh
tahunan. Sebagai hasilnya kita mengenal kurikulum 1974, kurikulum 1984, dan
kurikulum 1994. Pengembangan kurikulum berikutnya dilakukan pada tahun 2004
dengan dirumuskannya kurikulum berbasis kompetensi, yang sempat diujicobakan di
beberapa daerah. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan penyempurnaan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan serta petunjuk


pelaksanaannya, setiap satuan pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (yang dikenal dengan singkatan KTSP). KTSP inilah yang merupakan
kurikulum lengkap dan dipergunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pendidikan di tingkat tiap-tiap satuan pendidikan . Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau
semester didasarkan pada standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
secara nasional dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kontekstual spesifik
masing-masing satuan pendidikan. Langkah penyusun KTSP tahap demi tahap akan
diuraikan lebih detail di Bab III.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

C. Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP

KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I
berisi : Pendahuluan, Visi dan Misi Madrasah, tujuan Madrasah, Struktur dan muatan
Kurikulum dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II berisi silabus dan RPP semua
mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I .

Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag


diharapkan berperan aktif dalam mengembangkan KTSP, baik dokumen I maupun II.
Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan
semua unsur tersebut secara simultan. Hal ini penting karena tanggung jawab
mengembangkan kurikulum sepenuhnya diberikan kepada madrasah-madrasah.

Tabel 1 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan KTSP yang meliputi


tahapan: (1) analisis kebijakan dan konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4)
monitoring-supervisi, dan (5) evaluasi serta peran dan tanggung jawab kepala Sekolah,
tim pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor
Departemen Agama Kabupten/Kota.

Tabel 1: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP

Langkah Kegiatan Rincian kegiatan

Pertama Pembentukan Tim: • Kepala Sekolah membentuk tim pengembang


Analisis Kebijakan dan kurikulum madrasah.
Analisis Konteks • Tim pengembang kurikulum, kepala madrasah,
guru, dengan didampingi pengawas, mendalami
kerangka dasar SI, SKL sebagai bahan menyusun
KTSP, silabus, dan RPP
• Tim pengembang, kepala madrasah, guru, komite,
stakeholder melakukan analisis potensi siswa,
madrasah, daerah, unggulan lokal, unggulan
global didampingi pengawas

Kedua Perencanaan Kurikulum:


Merencanakan KTSP • Kepala Sekolahbersama guru dan komite
Dokumen I dan II Sekolahmenyusun KTSP Dokumen I yang
meliputi: visi,misi, tujuan madrasah,struktur dan
muatan kurikulum serta kalender pendidikan.
• Guru difasilitasi tim pengembang kurikulum
mengembangkan KTSP dokumen II (menyusun
silabus dan RPP, SK/ KD MULOK ).
• Depag/ dinas memfasilitasi Kepala Madrasah,
Guru, Komite dan Pengawas dalam
mengembangkan KTSP.
Ketiga Implementasi kurikulum: • KM membentuk tim pengembang kurikulum
Mengelola penerapan madrasah.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Hasil kajian pada • Tim pengembang kurikulum mensosialisasikan


penyusunan dokumen 1 KTSP dokumen I dan II.
dan II • Kepala Sekolahmemfasilitasi sarana, lingkungan
kondusif,
• Guru melaksanakan silabus dan RPP ( KTSP
dokumen II )
• Komite memfasilitasi sarana.
• Pengawas membimbing pelaksanaan/tempat
konsultasi
• Mengarahkan dan menggerakkan sumber daya

Keempat Monitoring dan supervisi • Kepala Madrasah, pengawas, komite


(pengawasan) Sekolahmengawasi pelaksanaan (kesesuaian
dengan rencana, kendala-kendala dalam
pelaksanaan, dan solusinya)
• Kepala Sekolahmengadakan pertemuan untuk
memantau/ merefleksikan pelaksanaan
• Kepala Madrasah, pengawas, komite
Sekolahmengadakan kunjungan kelas, wawancara
dengan siswa, untuk mencari data pelaksaan
kurikulum

Kelima Evaluasi kurikulum: • Kepala Madrasah, pengawas, komite madrasah,


Pengumpulan data, mengumpulkan dan menganalisis hasil serta
pengukuran, dan penilaian membandingkan dengan indikator keberhasilan
yang telah disusun
• Melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap
pencapaian hasil, proses, dan pengelolaan
• Kepala Sekolahmerefleksikan proses manajemen
yang telah dilakukan
• Menentukan tindak lanjut untuk perbaikan

D. Pengembang KTSP

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.


Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada
satuan pendidikan (madrasah). Sebagaimana diatur dalam PP no.19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada
tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan
terdiri atas: standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Empat dari
delapan standar nasional pendidikan , yaitu Standar Isi (SI), Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Penilaian merupakan acuan utama dalam
mengembangkan KTSP.

Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah


mempertimbangkan masukan dari rapat dewan pendidik dan komite madrasah.
Sekolahdan komite Sekolahmengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan
supervisi dari kantor Departemen Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri
dari guru, pengawas, dan kepala Sekolahsebagai ketua merangkap anggota. Dalam
kegiatan penyusunan melibatkan komite Sekolahdan nara sumber (pihak lain) yang
terkait.

Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan, komite Sekolahatau


pihak-pihak lain (lembaga perwakilan yang berkepentingan). Pemantauan dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan. Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh
pimpinan satuan pendidikan ditujukan kepada komite madrasah, orang tua (wali murid),
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan berisi hasil evaluasi yang dilakukan
sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan
pendidikan ditujukan kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan satuan
pendidikan yang bersangkutan. Setiap pihak yang menerima laporan wajib
menindaklanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk
memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemukannya.

Deskripsi peran dan tanggung-jawab dari Tim Pengembang Kurikulum di tingkat


satuan pendidikan disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 6.

Tabel 2: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Tahap Peran dan Tanggung Jawab


Perencanaan Memimpin penyusunan Rencana Pengembangan Sekolahdalam bidang
akademik dan non akademik
Membentuk tim pengkaji dan pengembang kurikulum tingkat Sekolah
Memfasilitasi analisis konteks
Menyusun dan mengembangkan KTSP (menetapkan visi, misi,
tujuanmadrasah, struktur dan muatan kurikulum, silabus dan RPP).
Memfinalkan, menetapkan KTSP, dan dokumen pendukung dalam Rapat
kerja awal tahun ajaran
Memfasilitasi guru dalam melakukan analisis standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, dan
mengembangkannya menjadi silabus dan RPP.

Pelaksanaan Menentukan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.


Mengadakan pertemuan persiapan dan menetapkan tugas guru dan
tenaga kependidikan lainnya (menginformasikan deskripsi tugas dalam
pelaksanaan kurikulum secara tegas).
Memfasilitasi pengembangan bahan ajar yang sesuai agar kurikulum
mudah dilaksanakan.
Memfasilitasi sarana, media, sumber belajar serta pendukung lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan kurikulum
Melakukan kerja sama dengan stakeholder dan instansi terkait untuk
memperlancar pelaksanaan kurikulum.
Mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan kurikulum
Mensosialisasikan KTSP dan memberikan motivasi guru dalam
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

pelaksanaan KTSP
Menciptakan iklim yang kondusif dan inovatif dalam pelaksanaan KTSP
Monitoring Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.
Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan observasi
kegiatan belajar peserta didik
Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum
Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan siswa untuk mengecek
pelaksanaan kurikulum
Pertemuan rutin dengan dewan guru sebulan sekali untuk membahas
hasil monitoring.
Memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian tindakan (action research)
dalam pengembangan manajemen kurikulum
Membuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum

Evaluasi Melakukan penilaian pencapaian kompetensi


Melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan kurikulum,
pembelajaran, dan guru dengan melibatkan peserta didik
Menganalisis keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kurikulum
Menilai penggunaan sarana, prasarana, dan media pembelajaran
Menilai proses manajemen yang dilakukan kepala madrasah
Melakukan pembinaan dan dialog dalam rangka memecahkan problem
yang dihadapi guru.
Memberikan reward dan punishment
Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum serta tindak
lanjutnya

Tabel 3: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum

Tahap Peran dan tanggung-jawab

Perencanaan Membantu kepala Sekolah menganalisis dan mengkaji kebijakan-


kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum dan implikasinya pada tugas
Sekolah.
Membantu Kepala Sekolahmemfasilitasi pengembangan instrumen dan
pelaksanaan analisis konteks (analisis kondisi siswa, kondisi
Sekolah(analisis SWOT), kondisi masyarakat/ harapan masyarakat
sekitar, harapan orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah,
dan sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator
keberhasilannya
Membantu kepala Sekolahmemfasilitasi penyusunan KTSP dan
lampirannya (merancang workshop dan instrumen-instrumen yang
dibutuhkan dalam penyusunan KTSP, menjalin kerja sama dengan
komite/ stakeholder lainnya )
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Menyiapkan panduan-panduan untuk menyusun dan mengembangkan


KTSP menetapkan visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri, kecakapan
hidup, beban belajar, ketuntasan belajar, kalender pendidikan).
Memfasilitasi Kepala Madrasah, guru dalam melakukan analisis standar
isi dan standar kompetensi lulusan, bedah SK/KD dalam upaya
penyusunan lampiran dokumen KTSP dokumen II.
Membantu finalisasi penyusunan KTSP dan lampirannya untuk disahkan
oleh kepala Sekolahdan Kepala Kantor Depag Kabupaten/Kota
Memberi masukan dan merancang deskripsi tugas berkaitan dengan
kurikulum bagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan diri
(layanan bimbingan, kegiatan spontan, rutin, dan ekstra kurikuler),
evaluasi guru, pembagian tugas, mengajar, wali kelas, piket, pembina
siswa
Pelaksanaan Membantu Kepala Sekolahmemfasilitasi pelaksanaan sosialisasi KTSP
dan prinsip-prinsip pelaksanaannya sebelum tahun ajaran baru
Mensosialisasikan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip pelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara.
Membantu Kepala Sekolahuntuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan kompetensinya, melalui pelatihan, workshop, buletin,
jurnal, dan media lain agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum
Memfasilitasi koordinasi pelaksanaan dengan mengadakan pertemuan-
pertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum .
Monitoring Merancang jadwal/ teknik pelaksanaan monitoring (baik oleh Kepala
Madrasah, Pengawas, maupun Komite Madrasah.
Membantu menyediakan/ mengadministrasikan format-format monitoring
dan pengawasan bagi Kepala Madrasah, Pengawas, maupun Komite
Madrasah
Merancang jadwal kunjungan kelas, kunjungan BK, dan kunjungan ekstra
kurikuler
Merancang penilaian kolega (antar-teman) untuk meningkatkan saling
koreksi untuk perbaikan
Pengamatan kinerja guru dalam mengimplementasikan kurikulum
Memfasilitasi pertemuan rutin dengan guru, komite, dan pengawas untuk
memaksimalkan monitoring
Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas
hasil monitoring.
Menyediakan format catatan hasil dan analisis kunjungan kelas,
wawancara dengan siswa, observasi kegiatan pengembangan diri
Memfasilitasi analisis hasil monitoring untuk dilakukan tindak-lanjut yang
sesuai (semacam penelitian dan pengembangan /litbang).
Mendorong sistem reflektif (baik melalui penelitian, kajian mendalam
untuk memperbaiki
Evaluasi Menyediakan format-format penilaian pencapaian hasil, proses, dan
dampak pelaksanaan kurikulum
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Merancang jadwal pelaksanaan evaluasi secara efektif (baik oleh Kepala


Madrasah, Pengawas, maupun Komite Madrasah) .
Menganalisis keberhasilan pelaksanaan Kurikulum berdasarkan indikator-
indikator yang telah disusun
Membantu mengadministrasikan hasil evaluasi Kepala Madrasah,
Pengawas, dan Komite Sekolah.
Memfasilitasi penyebarluasan hasil evaluasi dan untuk dapat ditindak-
lanjuti
Tindak Lanjut Melakukan pembinaan tindak lanjut dan dialog dalam rangka
memecahkan problem yang dihadapi guru.
Melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum serta tindak
lanjutnya

Tabel 4: Peran dan Tanggungjawab Guru

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Mengikuti in house training tentang pengembangan kurikulum,
pengembangan silabus, dan RPP
Berperan aktif dalam tim pengembang kurikulum Sekolahsesuai dengan
kelompok bidang studi
Melakukan analisis standar isi dan SKL
Melakukan analisis SK/KD dan pemetaan KD
Mengembangkan silabus
Menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi
madrasah
Merencanakan jenis dan teknik penilaian hasil belajar
Menyusun RPP dan perangkat operasional yang mendukung RPP (LKS,
bahan ajar, media yang sesuai)
Pelaksanaan Melaksanakan Proses Pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
Mengembangkan interaksi berpikir siswa melalui strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang tepat
Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia
Monitoring Memahami indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum
Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan
Berkonsultasi dengan kepala Madrasah/Pengawas untuk mengatasi
kendala
Berdiskusi dengan teman sejawat, Kepala Madrasah, dan Pengawas
untuk membahas masalah-masalah berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran/ penilaian
Evaluasi Mengumpulkan data dampak pembelajaran terhadap proses dan hasil
belajar
Mengumpulkan data kelancaran proses pembelajaran dan kriteria
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

keberhasilan
Melaksanakan penilaian hasil belajar.
Melakukan analisis penilaian
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk menilai keefektifan
pembelajaran
Membantu mengumpulkan data-data untuk evaluasi pencapaian hasil.
Tindak Lanjut Memilah hasil analisis penilaian
Melakukan remedial terhadap siswa yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Memberikan pengayaan kepada siswa yang telah mencapai atau
melebihi KKM
Menyusun laporan hasil pembelajaran
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Tabel 5: Peran dan Tanggung-jawab Pengawas

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite madrasah
dalam menyusun KTSP Dokumen 1 (KKM, Mulok, Struktur
Kurikulum, kalender pendidikan, pengembangan diri, dsb.)
Membimbing guru dalam menyusun KTSP dokumen 2 (silabus dan RPP)
Membimbing kepala Sekolahdalam menyusun kriteria keberhasilan kurikulum

Pelaksanaan Membimbing Kepala Sekolahdalam pelaksanaan KTSP.


Membimbing guru dalam proses pembelajaran.
Melakukan kunjungan kelas, observasi kegiatan siswa.
Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan melaksanakan
penelitian tindakan kelas.

Monitoring Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.


Memfasilitasi kepala Sekolahdalam membuat rencana supervisi dan monitoring
pelaksanaan kurikulum.
Melakukan kunjungan Sekolahdalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum
secara periodik (minimal per triwulan)
Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya
dengan kepala Sekolahdan atau guru.
Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.
Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.
Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
membantu kepala Sekolahdalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

Evaluasi Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala Sekolahdan atau guru dalam
melaksanakan kurikulum.
Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala Sekolahdan guru dalam
melaksanakan tugas kurikulum.
Memonitor perkembangan hasil belajar siswa.
Memantau hasil belajar siswa di Sekolahbinaannya.
Memetakan hasil belajar siswa di Sekolahbinaannya
Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Tabel 6: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah

Tahap Uraian Kegiatan


Perencanaan Menyusun program kerja komite
M Melakukan identifikasi kebutuhan madrasah
Memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja
Sekolah.
Mengidentifikasikan orang-orang yang perlu diikutsertakan dalam pengesahan
RAPBM
Pelaksanaan M Melaksanakan program yang telah ditetapkan
M Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara dalam kegiatan Sekolah(seminar,
diskusi) sepengetahuan kepala madrasah.
M Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah
Memberikan layanan informasi melalui bulletin atau open house
Memberikan penghargaan kepada orang yang berjasa dalam pengembangan
madrasah

Monitoring Memonitor proses pengambilan keputusan di madrasah


Memonitor kualitas kebijakan di madrasah
Memonitor program dan perencanaan madrasah
Memonitor hasil ujian atau out -put
Memantau kondisi keuangan madrasah
Memobilisasi guru sukarelawan untuk memenuhi kekurangan guru
Memonitor kondisi sarana dan prasarana madrasah
Evaluasi Mengevaluasi pelaksanaan program
Mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran
Mengevaluasi dukungan sarana dan pra sarana madrasah
Mengevaluasi kebijakan di madarasah
Mengevaluasi output madrasah
Tindak Lanjut Memberikan masukan atau pertimbangan pada saat revisi anggaran
Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana madrasah
Menyampaikan hasil pelaksanaan program kepada stakeholder secara
periodik
Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban kepada masyarakat dan
pemerintah.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

BAB II
PENYUSUNAN KTSP DOKUMEN I

A. Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional

KTSP disusun dengan menggunakan pendekatan kompetensi. Kompetensi yang


dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada
dokumen terpisah. Namun demikian, Sekolahyang mempunyai ciri khas agama dapat
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
keagamaan dan mata pelajaran selain yang terdapat didalam SI, sesuai dengan arahan
dan panduan dari Departemen Agama dan yayasan, selama tidak bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan


relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan Dinas Pendidikan Provinsi/Departemen Agama Provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI, SKL, standar proses,,
standar penilaian, dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite madrasah. Penyusunan KTSP
untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi,
dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP . Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP
diuraikan berikut.

1. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, Dan


Kepentingan Peserta Didik Dan Lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi
sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip
ini adalah: kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan siswa dan tidak boleh
memberatkan siswa. Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan
memaksimalkan potensi siswa. Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak
sehingga memberatkan siswa yang dampaknya siswa tidak memiliki banyak waktu
untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling
untuk membantu perkembangan siswa secara terprogram agar siswa dapat tumbuh
kembang secara maksimal sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

2. Beragam Dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta


didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik


peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman siswa
dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model
pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program
remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan
kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil
analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan
dalam merancang struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan
pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang sesuai
dengan karakteristiknya.
Selanjutnya, makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna. Selain itu, keterpaduan juga berkaitan dengan
keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan kurikulum. Misalnya, pada
Sekolahyang berasrama perlu dirancang kegiatan suplemen secara terpadu untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum di madrasah.

3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan,


Teknologi Dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi


dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/muatan kurikulum dapat dipertanggung-
jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni. Rancangan pembelajaran
mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir. Bimbingan konseling
dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu yang relevan. Isi kurikulum
juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi. Misalnya, memasukkan mata
pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum. Menggunakan internet sebagai
sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan membiasakan siswa mengenal
teknologi sehingga siswa siap bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus
diupayakan perbaikan isi dan cara implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek
dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja Dan Masa


Depan)

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik


memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan
pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis konteks kebutuhan daerah,
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian
kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan siswa dalam kehidupan
mereka.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi


peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh
sebab itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak
dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran
pengembangan KTSP (dokumen 1), mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan
cakupan secara menyeluruh muatan wajib, muatan lokal, maupun pengembangan diri.
Pada tataran pengembangan silabus, pemetaan KD mencerminkan kesinambungan
dan kekomprehensifan cakupan kompetensi. Misalnya, perlu dirancang pemetaan yang
dapat menunjukkan bahwa isi kompetensi dasar yang dikembangkan berisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiap-tiap KD. Menyeluruh
juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur
pendidikan formal di Sekolahdan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk
membentuk manusia seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar siswa senang
belajar dan termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang kegiatan
yang menyiapkan siswa akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Misalnya,
merangsang budaya baca siswa, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan cara
merancang model-model pembelajaran yang bisa membuat siswa senang belajar
sehingga dia akan punya keinginan belajar terus sepanjang hayatnya, Muatan khusus
yang bisa berdampak untuk membetuk pembelajar sepanjang hayat, misalnya muatan
khusus wajib baca.

7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional Dan Kepentingan


Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi
kurikulum yang membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara dalam kerangka
NKRI.

Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi


dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang
berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh
mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Sekolahbisa
menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan daerah/ kekhasan
karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di
Sekolahyang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah
ditetapkan.

8. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi
madrasah, kondisi siswa, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan
satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, Sekolahdengan visi tertentu dapat
mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya,
Sekolahmerupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga
pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga
pendidikan Islam, Sekolahtidak hanya diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan
ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di Sekolahtidak hanya
mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru menegaskan
pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip
akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, Sekolahdengan
sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama
sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, Sekolahberperan dalam


pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan
maupun pemberdayaan sektor non-keagamaan. Ini justru menjadi ciri Sekolahkarena ia
lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education).
Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem Sekolahadalah peran
aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif
masyarakat dalam pengembangan Sekolahsangat penting juga (mutual support).

9. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan


kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
Demikian juga program pengembangan diri di Sekolahdapat diisi dengan kegiatan
peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

10. Mengembangkan Toleransi terhadap Perbedaan

Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya,
aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat
mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan
ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi
Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan
nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian kecakapan hidup terutama
keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang
untuk melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan
serta dapat hidup bersama dalam berbagai perbedaan.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara


global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum perlu merancang
struktur dan isi yang membekali peserta didik dapat bersaing di dunia internasional dan
mampu berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum harus terus dievaluasi untuk
selalu disesuaikan dengan perkembangan global.

12. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan

Meskipun daerah diberi kewenangan mengatur, semua muatan kurikulum


hendaknya dirancang agar berdampak pada terwujudnya persatuan nasional dan nilai
kebangsaan. Sekolahdi bawah yayasan keagamaan tidak boleh merancang muatan
kurikulum yang menanamkan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga merusak
nilai-nilai kebangsaan. Pengembangan diri yang dirancang juga mengacu pada nilai-
nilai kebangsaan dan patriotisme. Misalnya: upacara, PASKIBRA, peringatan hari-hari
besar Nasional, dan sebagainya

13. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya
masyarakat penting dilakukan agar Sekolahmengetahui harapan masyarakat sekitar,
nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks
sosial, Sekolahdapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-rata siswa
berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri
dengan keterampilan yang relevan.

14. Kesetaraan Jender

Kurikulum yang dikembangkan memberi akses dan peluang yang setara bagi
siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Dalam hal ini diharapkan struktur dan
muatan isi kurikulum tidak stereotipe (memberi label-label khusus). Misalnya, mulok
perempuan menjahit, mulok laki- laki elektronika). Demikian juga bahan ajar yang
dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi
bahwa yang pergi ke kantor itu hanya ayah saja dan ibu hanya cocok bekerja di dapur.
Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis
mulok dapat dipilih oleh siswa laki-laki dan perempuan.

B. Langkah-Langkah Teknis Dalam Penyusunan KTSP

Penyusunan KTSP Sekolah yang baik perlu mengikuti langkah-langkah yang


logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut meliputi kegiatan berikut.
(i) Membentuk Tim Pengembang kurikulum (anggotanya terdiri atas: komite
madrasah, guru, kepala madrasah, dan stakeholder (stakeholders))
(ii) Analisis konteks/pemetaan kondisi peserta didik, madrasah,
kondisi/harapan masyarakat terhadap madrasah
(iii) Penentuan aspek khusus hasil analisis yang akan dimasukkan pada
komponen KTSP (penentuan visi, penambahan pada struktur dan
muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri, beban belajar, penilaian/kelulusan, serta kalender
pendidikan )
(iv). Penyusunan dokumen I KTSP memuat:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan
C. Landasan Hukum
D. Prinsip Pengembangan

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH


A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah

BAB III ACUAN STANDAR


A. Standar Isi
B. Standar Kompetensi Lulusan
C. Standar Proses
D. Standar Penilaian

BAB IV KERANGKA DASAR, STRUKTUR, DAN MUATAN KURIKULUM


A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
B. Struktur Kurikulum
C. Muatan Kurikulum
1. Komponen Muatan Lokal
2. Komponen Pengembangan Diri
3. Muatan Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Muatan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
D. Beban Belajar

BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Belajar
B. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
C. Kriteria Mutasi
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

BAB VI KALENDER PENDIDIKAN

(v) Menyusun dokumen II KTSP yang berisi:


A. Pemetaan KD
B. Silabus (Termasuk penetapan SK dan KD, dan silabus untuk muatan
lokal)
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(vi) Melengkapi dokumen pendukung KTSP.

1. Membentuk Tim Pengembang KTSP

Tahap awal yang harus dilakukan Sekolahdalam pengembangan kurikulum


adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi
penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi
kurikulum. Tim ini terdiri dari kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka
kurikulum, kesiswaan, sarana-prasarana), tokoh masyarakat/ nara sumber. Setelah tim
terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan-peraturan yang terkait, dan
implikasinya pada peran dan tanggung jawab Kepala Madrasah, Komite, Guru,
Pengawas, Dinas/Depag, dan Nara Sumber. Tim pengembang kurikulum bertugas
membantu Kepala Sekolahuntuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil
analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi Sekolahdan
aspek apa yang bisa ditambahkan/dikreasikan oleh madrasah.

2. Analisis Konteks Dan Kebutuhan

Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti
menentukan kebutuhan para siswa dan masyarakat untuk suatu program pendidikan.
Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis
situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks
akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa siswa yang kita hadapi, kondisi guru
yang dimiliki, dan lingkungan Sekolahtempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk
menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang
diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara bertanya pada berbagai
kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi
kerja, pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan siswa. Mereka akan ditanya tentang
apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu siswa belajar
menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan
mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai yang dibutuhkan oleh
para siswa ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan. Selain itu, analisis
konteks juga diperlukan untuk penjaringan/ analisis terhadap: (a) harapan masyarakat/
orangtua terhadap masa depan anak-anaknya, (b) potensi siswa yang masuk ke
madrasah, (c) karakteristik daerah, dan (d) karakteristik satuan pendidikan.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum


memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan
analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan
aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan
akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut.

Pada tahap kedua, tim pengembang kurikulum Sekolah(Kepala Sekolah, guru,


komite, stakeholder) melakukan analisis potensi siswa, madrasah, daerah, unggulan
lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala
Sekolahsebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini
bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah(RPM) secara
keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah
dilakukan terhadap Sekolahdalam Pengembangan RPM dapat disumbangkan sebagai
salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite Sekolahmendukung analisis
kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orangtua/ masyarakat. Hasil
analisis konteks (keadaan siswa, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/ unggulan
lokal maupun global) digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan
dibuat.

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum

Dari hasil analisis konteks dapat ditentukan aspek-aspek khusus yang dapat
digunakan untuk menjawab tantangan lokal dan global serta dapat dikembangkan
sebagai “icon keunggulan” dari suatu madrasah. Contoh hasil analisis konteks dan
penentuan hal-hal khusus disajikan seperti pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan


Komponen KTSP

Analisis konteks Aspek khusus hasil Implikasi pada


analisis penyusunan KTSP
Konteks masyarakat Harapan masyarakat siswa Bahasa Arab dan Inggris
bisa menghadapi tantangan Ditambah jam formalnya dan di
global asrama disusun program peningkatan
kemampuan berbahasa Inggris dan
Arab

Masyarakat sekitar Unggulan lokal dalam muatan


merupakan produsen krupuk kurikulum akan mengaitkan dengan
ikan dan makanan olahan dari kondisi masyarakat sebagai produsen
ikan makanan olahan dari ikan

Harapan Kondisi Kepeloporan kader organisasi pengembangan diri untuk


Sekolah/yayasan Menyiapkan calon pendidik, mengembangkan kepemimpinan kader
ulama, zu’ama yang mampu
mengembangkan ilmu Program Mubalig hijrah
Wajib memimpin di organisasi sekecil
apa pun
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Mulok kemuhamadiyahan/ aswaja

Kajian kitab kuning

Harapan Akhlakul karimah dan mampu Pengembangan diri rutin


orangtua/masyarakat/ komite beribadah dengan baik untuk meningkatkan kemandirian dan
Sekolah di tengah (menjadi anak sholeh) kesalehan dalam asrama (puasa
keterpurukan akhlak sunnah, sholat sunnah, baca Al-Quran)

Konteks daerah Kota wisata (banyak turis Ada program hunting tourist untuk
berdatangan) memperkuat kemampuan berbahasa
Bahasa Inggris Wisata,

rawan gempa Memasukkan masalah gempa dan


penyelamatannya secara khusus
dalam berbagai mata plajaran yang
relevan

Kondisi siswa Rata-rata kemampuan siswa KKM disesuaikan ( tidak terlalu tinggi)
kurang (intake rendah) Ada program remedial yang lebih
intensif untuk siswa

Perempuan semua Mulok keputrian

Kebutuhan masa kini dan Pembelajaran PAKEM/ CTL Melaksanakan pakem


masa depan (perkembangan dan model pembelajaran
ilmu pembelajaran) dan bermakna Kecakapan hidup diintegrasikan ke
perkembangan teknologi Kecakapan hidup dalam semua mata pelajaran
diintegrasikan

Belajar terampil menggunakan Mulok TIK/ muatan global dengan


tekonologi menggunakan internet

Karakteristik Sekolah sebagai kepesantrenan Struktur dan muatan kurikulum


lembaga dakwah/syiar, pendidikan watak/ akhlak menambah muatan keagamaan/
penggerak masyarakat, membentuk kader dakwah kepesantrenan
pembentuk akhlakul karimah

4. Dokumen KTSP

Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim


Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun
KTSP . Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas,
dan nara sumber menyusun KTSP dokumen I yang memuat arah/tujuan, cara
mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis
komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan
madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal,
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan


lokal/global) dan kalender pendidikan.

KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus dan RPP
seluruh mata pelajaran. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan
silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala
Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas dan Nara Sumber mengembangkan
silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan
dalam praktik di madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan KTSP
(termasuk pengembangan SK/KD muatan lokal) dan dilanjutkan dengan pengesahan-
nya. Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada bab selanjutnya.

5. Melengkapi Dokumen Pendukung Implementasi KTSP

Setelah dokumen KTSP jadi, setiap satuan pendidikan perlu menyiapkan


berbagai pendukung untuk menunjang agar pelaksanaan KTSP dapat berjalan optimal
seperti yang telah direncanakan. Dokumen pendukung itu setidak-tidaknya mencakup
berbagai pedoman sebagai berikut.

(i) Program Pengembangan diri dan teknis pelaksanaan


(ii) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori
aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan mingguan;
(iii) Pembagian tugas di antara pendidik;
(iv) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
(v) Peraturan akademik;
(vi) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana;

C. Komponen KTSP Dokumen I Dan Cara Menyusunnya

Dokumen-dokumen utama yang diperlukan dalam penyusunan KTSP adalah (1)


PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (2) Permen Diknas No.
22 tahun 2006 tentang Standar Isi, (3) Permen Diknas 23 tentang SKL dan
Permen Diknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelakasanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, (4) Permen Diknas No. 20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian, (5) Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang standar
proses, dan (6) Panduan/pedoman penyusunan KTSP.
Berdasarkan Panduan penyusunan KTSP dari BSNP, komponen-komponen
KTSP dokumen I minimal memuat hal-hal berikut :
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Box 1: Komponen Dokumen 1 KTSP

ISI DOKUMEN 1 KTSP

• Halaman sampul
• Halamam penetapan dan pengesahan
• Kata Pengantar
• Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
• Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan KTSP)
• Tujuan Pengembangan KTSP
• Prinsip Pengembangan KTSP

Bab II Tujuan
• Visi
• Misi
• Tujuan Satuan Pendidikan (umum)
• Tujuan Sekolah(khusus)

Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum


• Kelompok Mata Pelajaran dan Cakupannya
• Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
• Mata Pelajaran,tujuan,SK,dan KD
• Muatan lokal
• Pengembangan diri
• Pengaturan Beban Belajar
• Ketuntasan Belajar
• Kenaikan Kelas dan Kelulusan
• Pendidikan Kecakapan Hidup
• Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Bab IV Kalender Pendidikan


• Minggu efektif
• Jam efektif
• Hari Libur Keagamaan
• Hari Libur Nasional
• Mid Semester
• Ulangan Akhir Semester
• Ujian Madrasah
• Ujian Nasional
• Kalender Kegiatan Madrasah
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Komponen-komponen KTSP dokumen 1 yang dicontohkan oleh BSNP bisa dijadikan


acuan, tetapi juga bisa disesuaikan dengan perkembangan standar yang sudah
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl. Karena telah dikeluarkannya
standar penilaian (Permendiknas No 20 tahun 2007) dan standar proses (Permendiknas
No 41), maka dalam penyusunan KTSP perlu mempertimbangkan kedua standar
tersebut, disamping standar isi dan standar kompetensi lulusan yang sudah dikeluarkan
sebelumnya.
Inti dari komponen KTSP yang disajikan dalam panduan ini mencakup hal-hal:
(1) Pendahuluan; (2) Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah; (3) Acuan Standar; (4) Kerangka
Dasar, Struktur, dan Muatan Kurikulum; (5) Kriteria, dan (6) Kalender Pendidikan. Di
bagian akhir komponen KTSP disajikan lampiran silabus dan RPP. Adapun alur logis
penetapan komponen KTSP tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagian
pendahuluan, menjelaskan: (1) latar belakang dan rasional penyusunan KTSP, (2)
tujuan penyusunan KTSP, (3) landasan hukum, dan (4) prinsip pengembangan KTSP.
Landasan hukum diperlukan untuk memberikan justifikasi dan penguatan terhadap
kurikulum yang sedang disusun oleh suatu madrasah.
Bagian kedua, meliputi visi, misi, dan tujuan madrasah. Bagian ini dimaksudkan
untuk menyajikan arah pengembangan dan cita-cita yang jelas dari suatu madrasah.
Sehingga bisa digunakan sebagai acuan untuk menetapkan program kerja dan standar
operasional prosedur (SOP) dan keterlaksanaannya bisa terukur. Bagian ketiga,
memuat acuan standar yang ditetapkan secara nasional, yang meliputi standar isi,
standar kompetensi lulusan, standar penilaian, dan standar proses. Acuan standar
dimaksudkan sebagai pedoman dalam menyusun: isi kurikulum, kompetensi lulusan
yang akan dihasilkan, prosedur penilaian yang harus dilakukan, dan proses
pembelajaran yang harus dilakukan agar tercapainya kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan.
Dengan acuan standar yang jelas, selanjutnya dapat disusun kerangka dasar,
struktur dan muatan kurikulum. Kerangka dasar dan struktur kurikulum bisa disesuaikan
dengan standar isi (Permendiknas No 22 tahun 2006). Muatan kurikulum dimaksudkan
untuk memberikan aspek-aspek yang dapat menumbuhkan kekuatan pada diri siswa
dalam menghadapi tantangan perubahan jaman. Karena itu perlu dimunculkan
komponen pengembangan diri, kecakapan hidup, dan keunggulan lokal/global.
Bagian kelima, kriteria yang berisi aturan-aturan tentang penentuan kriteria
ketuntasan belajar, kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta ketentuan mutasi.
Penetapan kriteria dimaksudkan sebagai landasan/aturan untuk menentukan
ketercapaian suatu KD, aturan kenaikan kelas, aturan kelulusan, dan aturan mutasi.
Bagian keenam, kalender pendidikan digunakan untuk mengatur kegiatan pendidikan
selama per tahun dan per semester. Kalender pendidikan juga memuat pekan efektif
dan pekan tidak efektif, sedemikian hingga dapat dijadikan acuan untuk
mendistribusikan KD-KD dalam setahun dan dalam semeter. Akhirnya kalender
pendidikan dapat digunakan untuk membantu mempermudah menyusun silabus dan
RPP, terutama berkaitan dengan penentuan alokasi waktu.
Secara lengkap, format KTSP yang disajikan dalam panduan ini disajikan seperti
berikut.

• Halaman sampul
• Halamam penetapan dan pengesahan
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pengembangan
C. Landasan Hukum
D. Prinsip Pengembangan

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH


A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah

BAB III ACUAN STANDAR


A. Standar Isi
B. Standar Kompetensi Lulusan
C. Standar Proses
D. Standar Penilaian

BAB IV KERANGKA DASAR, STRUKTUR, DAN MUATAN KURIKULUM


A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
B. Struktur Kurikulum
C. Muatan Kurikulum
1. Komponen Muatan Lokal
2. Komponen Pengembangan Diri
3. Muatan Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Muatan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
D. Beban Belajar

BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Belajar
B. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
C. Kriteria Mutasi

BAB VI KALENDER PENDIDIKAN


• Minggu efektif
• Jam efektif
• Hari Libur Keagamaan
• Hari Libur Nasional
• Mid Semester
• Ulangan Akhir Semester
• Ujian Madrasah
• Ujian Nasional
• Kalender Kegiatan Madrasah
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

1. Halaman-halaman Pemula

Halaman-halaman pemula KTSP dokumen I mencakup halaman sampul,


halaman penetapan dan pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Rincian isi
masing-masing halaman dapat dijelaskan sebagai berikut:

(i) Halaman sampul memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo madrasah,
nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.
Contohnya lihat Lampiran 1.
(ii) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama
madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan
orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP. Contohnya lihat
lampiran 2.
(iii) Kata pengantar berisi prakata dari kepala Sekolahmengenai penyusunan
KTSP di Sekolahyang contohnya ada pada lampiran 3.
(iv) Daftar isi menjelaskan susunan bab dan sub-bab dari dokumen KTSP,
termasuk lampiran yang diperlukan

2. BAB I Pendahuluan

Bab I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan


KTSP, dan prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan,
serta konteks masyarakat dan konteks Sekolahtempat kurikulum akan diberlakukan.
Latar belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang dipergunakan dalam penyusunan
KTSP yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Latar belakang
berisi dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum di Indonesia dan
alasan-alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya pengembangan KTSP. Tujuan
pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun baik
yang besifat langsung maupun tidak langsung. Prinsip Pengembangan KTSP
merupakan gambaran prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dipegang oleh satuan
pendidikan dan menjiwai isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat
mengadopsi dari prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah
disesuaikan dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masing-masing.
Konteks menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta
kondisi madrasah/ Sekolahuntuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki Sekolahdan
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.

3. BAB II Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan isi dari Bab II, yang memuat secara rinci visi, misi,
tujuan umum satuan pendidikan, dan tujuan khusus program pendidikan sesuai dengan
jejang pendidikannya.

a. Visi Dan Misi

Visi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak
pemangku kepentingan (stakeholders) dari Sekolahyang kita kelola. Visi adalah
imajinasi moral yang menggambarkan profil Sekolahyang diinginkan di masa datang.
Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah:
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(i) Menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang, yaitu
rumusan visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi
bukan berarti tidak bisa dicapai;
(ii) Jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interprestasi yang bertentangan;
(iii) Mudah diingat, oleh sebab itu dirumuskan dengan beberapa kata saja
dan tidak boleh lebih dari 20-25 kata;
(iv) Memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan
memberdayakan;
(v) Memuat nilai Sekolahatau yayasan;
(vi) Akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;
(vii) Menuntut respon semua orang;
(viii) Mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang
tindakannya bisa diukur setiap hari; dan
(ix) Memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat diukur dari
tindakan dan prestasi siswa.

Contoh Visi Sekolah1:

Menjadi Sekolahberstandar nasional yang mampu mencetak insan mandiri,


berprestasi, dan berkepribadian Islami

Contoh Visi 2:

Generasi mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami

Misi adalah pernyataan yang menggabarkan kegiatan utama untuk mencapai


atau mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi
semua kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah, maka misi dapat juga
diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang
terkait dengan madrasah. Dalam merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas
pokok Sekolahdan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Contoh visi dan misi yang
dikembangkan oleh salah satu Sekolahtertera pada Box 2.

Box 2: Contoh pengembangan visi ke misi

Visi Sekolah1:

Menjadi Sekolah berstandar nasional yang mampu mencetak insan


mandiri, berprestasi, dan berkepribadian Islami

Misi Sekolah1:

• Mengembangkan proses penyelenggaraan pendidikan sesuai standar isi,


standar proses, dan standar ketenagaan
• Menyelenggarakan pembelajaran yang mendorong siswa berprestasi,
disiplin, berakhlak mulia, memiliki etos kerja tinggi, kreatif, kritis, dan
bertanggung jawab dan materi
• Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan keagamaan melalui berbagai
kegiatan di Sekolahmaupun di asrama
• Menumbuhkan potensi siswa dalam berbagai kegiatan pengembangan
diri
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Contoh Visi dengan indkator visi


Visi Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetisi dan santun dalam pekerti
Indikator visi
1. Mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2. Mampu berpola pikir akademis dan empiris dalam menghadapi tantangan hidup
3. Mampu menerapkan / mengaplikasikan pengetahuan akademis ke dalam kehidupan di
masyarakat
4. Memiliki Keterampilan/keahlian/kecakapan khusus yang dapat dikembangkan secara
profesional
5. Memiliki dan mampu mengamalkan ajaran agama secara benar dan konsekuen
6. Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa berkembang
secara maksimal.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan menumbuhkembangkan aplikasi
praktis dalam kehidupan
3. Menyelenggarakan pengembangan diri sehngga siswa dapat berkembnag
sesuai dengan minat dan bakatnya
4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa
dapat mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata.
5. Menumubuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehigga siswa
dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.

b. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan dari suatu kurikulum pada dasarnya adalah suatu panduan menuju arah
yang diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika
menggunakan kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan
akan harapan masyarakat dan keinginan untuk membelajarkan para siswa. Biasanya,
pernyataan ini adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat
diberikan oleh sistim pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum
menjelaskan profil siswa yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di
Sekolahpada jenjang waktu tertentu.

Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional
sudah dirumuskan, yaitu: ”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut”. Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat
mengembangkan rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan karakteristik masing-
masing.

Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan


satuan pendidikan MTs dirumuskan sbb.:
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(i) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap


perkembangan remaja
(ii) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
(iii) Menunjukkan sikap percaya diri
(iv) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas
(v) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional
(vi) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
(vii) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
(viii) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya
(ix) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari
(x) Mendeskripsi gejala alam dan sosial
(xi) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab
(xii) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(xiii) Menghargai karya seni dan budaya nasional
(xiv) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
(xv) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang
(xvi) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
(xvii) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat
(xviii) Menghargai adanya perbedaan pendapat
(xix) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana
(xx) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana
(xxi) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah

Satuan pendidikan harus mengejar standar kompetensi tersebut sebagai


pedoman dalam menyusun kurikulumnya. Namun demikian satuan pendidikan juga
diperbolehkan untuk merumuskan standar kompetensi lulusannya di atas standar
nasional tersebut. Secara khusus, langkah yang disarankan dalam menyusun KTSP
mengganakan langkah teknis yang sudah disesuaikan dengan setting penyusunan
kurikulum berdasarkan standar di Indonesia.

c. Tujuan Sekolah

Tujuan Sekolahmenggambarkan apa yang akan dicapai Sekolahdalam jangka


waktu 3-5 tahun mendatang. Contohnya adalah sebagai berikut.

Dalam waktu empat tahun:


(i) Sekolahdapat memenuhi standar isi dan standar proses
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(ii) Sekolahmengembangkan PAKEM/CTL 100% untuk semua matapelajaran


(iii) Sekolahmencapai nilai rata-rata UN 8,5
(iv) Sekolahdapat meningkatkan jumlah siswa 50 %
(v) Sekolahmemiliki sarana dan prasarana berstandar nasional
(vi) Sekolahmemiliki tenaga pendidik dan kependidikan berstandar nasional
(vii) Sekolahmemiliki Tim Lomba Olimpiade matematika dan Fisika yag
menjadi juara I tingkat propinsi
(viii) Sekolahmengembangkan berbagai wadah/program penghayatan dan
pengamalan agama.

4. BAB III Acuan Standar

Acuan standar yang dimaksudkan adalah standar minimal yang harus


dimiliki, dilakukan, dan dicapai oleh satuan pendidikan (madrasah). Acuan
standar memuat: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3)
standar penilaian, dan (4) standar proses. Selanjutnya acuan standar
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun isi kurikulum, menentukan
kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah menempuh di suatu jenjang
pendidikan, menentukan prosedur penilaian, dan menentukan proses
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi siswa.

5. BAB IV Kerangka Dasar, Struktur, Dan Muatan Kurikulum

Bab 4 pada dokumen KTSP berisi kerangka dasar, struktur, dan muatan
kurikulum. Kerangka dasar menyajikan kelompok bidang studi dan cakupannya, serta
prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum. Kerangka dasar dikembangkan dengan mengacu
pada standar ini. Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum.

Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP


adalah sbb.:
(i) Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur kurikulum
yang terdapat dalam Standar Isi.
(ii) Kurikulum MTS memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (seperti Tabel 8)
(iii) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana dalam struktur kurikulum
(iv) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
(v) Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 minggu
(vi) Dalam dokumen struktur kurikulum disajikan dengan sedikit pengantar
tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi pola dan
susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan jenjang
pendidikan selama 3 (tiga) tahun, mulai kelas VII sampai dengan kelas
IX.
(vii) Dilengkapi rasional penambahan jam
(viii) Dokumen muatan kurikulum mencakup mata pelajaran (tujuan dan SKL) ,
muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya), pengembangan diri
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(jenis, tujuan, dan pengelolaanya), beban belajar, ketuntasan belajar,


kenaikan kelas/ kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
(ix) Penyusunan struktur kurikulum dilakukan dengan mengadaptasi
struktur kurikulum standar isi.
(x) Jam boleh ditambah maksimal 4 jam mata pelajaran.

Tabel 8: Struktur kurikulum SMP/MTs menurut standar nasional

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX

A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya dan Ketrampilan 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 2 2 2
Kesehatan
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan 2 2 2
Komunikasi
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32

Khusus untuk madrasah, mata pelajaran pendidikan agama, disesuaikan dengan


struktur kurikulum Sekolahyang dikeluarkan oleh Departemen Agama, yaitu Al-Qur’an
Hadits (2 jp), Aqidah Akhlaq (2 jp, Fiqh (2 jp), Sejarah Kebudayaan Islam (1 jp), dan
Bahasa Arab (2 jp).

Contoh penulisan dokumen Struktur dan Muatan Kurikulum pada BAB 3.

Struktur kurikulum MTS X adalah merupakan pola dan susunan matapelajaran


yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Struktur kurikulum MTS X disusun berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Struktur kurikulum disesuaikan dengan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

karakteristik satuan pendidikan yang berupa madrasah. Struktur kurikulum MTS X


dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9: Struktur Kurikulum MTs PSA (contoh ke 1)


(Adaptasi dari struktur kurikulum nasional dengan memperhatikan aspek-aspek khusus)

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX
1. Mata Pelajaran
A. Pendidikan Agama
1. Al-Quran Hadits 2 2 -
2. Aqidah Akhlaq 2 2 -
3. Fiqih Syariah 2 2 -
4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 1 1 -
5. Bahasa Arab 3 3 -
B. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 -
C. Bahasa Indonesia 4 4 -
D. Bahasa Inggris 4 4 -
E. Matematika 4 4 -
F. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 -
G. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 -
H. Seni Budaya dan Ketrampilan 2 2 -
I. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 -
K. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 -
2. Muatan Lokal *
A. Bahasa Sunda - 1 -
B. BTQ 1 - -
C. Keterampilan Anyaman Tikar 1 1 -
3. Pengembangan Diri 2*) 2*) -

Jumlah 40 40 -

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


Panduan Praktis Penyusunan KTSP

* ) Muatan lokal dapat memilih sesuai kepentingan dan kebutuhan Sekolahmasing-


masing.

Tabel 10: Struktur Kurikulum MTs PSA (contoh ke 2)


(Adaptasi dari struktur kurikulum nasional dengan memperhatikan aspek-aspek khusus)

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Fiqih 2
2. Al Qur’an-Hadits 2
3. Aqidah-Akhlaq 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam 1
5. Bahasa Arab 2
6. Pendidikan Kewarganegaraan 2
7. Bahasa Indonesia 4
8. Bahasa Inggris 4
9. Matematika 4
10. Ilmu Pengetahuan Alam 4
11. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
12. Seni Budaya dan Ketrampilan 2
13. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2
14. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2

B. Muatan Lokal
1. Bimbingan Membaca Kitab 1
2. Agro Industri 2
Jumlah Komponen Mata Pelajaran dan Muatan Lokal 40
C. Pengembangan Diri 2*)
Terprogram :
1. Bimbingan dan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler:
 English Conversation
 Arabic Conversation
 Computer Course
Tidak Terprogram:
1. Kegiatan Rutin
2. Kegiatan Spontan
3. Kegiatan Keteladanan
Jumlah 40 jam
pelajaran

Keterangan:
(i) Alokasi waktu tiap 1 (satu) jam pembelajaran adalah 40 menit
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(ii) Peserta didik memilih salah satu kegiatan ekstra kurikuler dan akan
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tersebut selama 1 tahun
pelajaran ( kelas VII).
(iii) Alokasi waktu untuk pengembangan diri adalah ekuivalen 2 (dua)
jam pembelajaran dalam satu minggu.

a. Mata Pelajaran

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata
pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan lgurusan keilmuan
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:
(i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(iv) Kelompok mata pelajaran estetika
(v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau


kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Penulisan di dalam
dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap
pelajaran.

b. Muatan Lokal

Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus
dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal
merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan
pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan
mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan
melengkapi kurikulum nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi,
Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam bahasa, Berternak,
dsb.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil “analisis situasi dan kebutuhan”
dan ”penentuan aspek khusus” dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil telaah tentang
keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan
taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan dengan arah perkembangan
daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun
muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
(i) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
(ii) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah
(iii) Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk keperluan
sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan
belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
(iv) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan
pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan
pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik
pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas
organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja).

Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.;


(i) Lingkup muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta
hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan
(ii) Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
(iii) Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi SK dan KD (dilampirkan
pada dokumen KTSP). Provinsi menyusun Standar Kompetensi muatan
lokal wajib dan disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar
kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal pilihan.
(iv) Alokasi waktu muatan lokal yang diizinkan minimal 2 jam dan maksimal 6
jam
(v) Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda-
beda.
(vi) Sekolahminimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika
Sekolahmenwarkan lebih dari satu muatan lokal, setiap peserta didik
tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun
demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
(vii) Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran
(viii) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan
mekanisme pelaksanaannya.
Sekolahdan komite Sekolahmempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam
mengembangkan Sekolahdan komite Sekolahdapat bekerjasama dengan dengan unsur-
unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Departemen lain terkait, dunia
usaha/industri, tokoh masyarakat.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Peran, tugas, dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut
(i) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
(ii) Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
(iii) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing;
(iv) Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
(v) Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada Standar
Isi yang ditetapkan oleh BSNP

Rambu-rambu untuk diperhatikan dalam penyusunan muatan lokal mencakup:

(i) Sekolahyang mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata
pelajaran muatan lokal. Apabila Sekolahbelum mampu mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya
Sekolahdapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-
kegiatan yang direncanakan oleh madrasah, atau dapat meminta bantuan
kepada Sekolahyang terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Bila
beberapa Sekolahdalam satu daerah belum mampu mengembangkan
dapat meminta bantuan TPK daerah, atau meminta bantuan dari LPMP di
propinsinya.
(ii) Bahan kajian muatan lokal perlu dilengkapi SK, KD, dan silabus serta
RPP ( dilampirkan pada dokumen KTSP). Sekolahyang mampu
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta
silabus dan RPP dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal.
Apabila Sekolahbelum mampu mengembagkan SK dan KD beserta
silabus dan RPPnya maka Sekolahdapat meminta bantuan kepada
Sekolahyang terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Bila beberapa
Sekolahdalam satu daerah belum mampu mengembangkan dapat
meminta bantuan TPK daerah,atau meminta bantuan dari LPMP di
Provinsi.
(iii) Alokasi waktu muatan lokal yang diizinkan minimal 2 jam dan maksimal 6
jam. Penentuan bahan kajian muatan lokal yang diajarkan dan alokasi
waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan
jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap
semester.
(iv) Mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester dapat berbeda-beda .
(v) Sekolahminimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal . Jika
sekolah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, setiap peserta didik
tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun
demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.
(vi) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis dan mekanisme
pelaksanaannya.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Tabel 11: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal

No Konteks Muatan lokal


1 Di lingkungan Pesantren • Pendalaman kitab kuning
• Kepemimpinan pondok yang modern
• Kewirausahaan
• Kemandirian
• Kebahasaan

2 Di lingkungan Daerah Wisata • Pendalaman bahasa asing


• Kewirausahaan
• Tatakrama ketimuran

3 Di lingkungan Industri • Kewirausahaan


• Kepemimpinan
• Tehnik Manufacturing

4 Di lingkungan Pertanian • Bercocok tanam


• Pembibitan
• Pengolahan lahan,pengairan
• Pemberantasan
• Pemupukan

5 Di lingkungan Pesisir • Pemahaman Sumberdaya Wil Pesisir


• Budidaya perikanan
• Jasa- jasa lingkungan pesisir
• Kebahasaan
• Wisata
• Pengolahan hasil

6 Di lingkungan Pengembangan • Kehutanan (Pelestarian)


Daerah Mandiri • Konservasi alam
• Pertanian

7 Di lingkungan Perkotaan • Komputer


• Internet
• Elektronik
• Home Industri
• Bahasa asing

8 Di lingkungan Perkebunan • Pengembangan tanaman kebun


• Teknik penanaman perkebunan
• Marketing / pemasaran

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat
dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Sesuai dengan ciri khas , potensi daerah dan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas daerah dan kondisi Sekolahyang ada di
daerah perkotaan, maka Sekolahmenganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok untuk MTs
“X” yang diberikan berupa :
(i) Jurumiyah
(ii) Safinah
(iii) Amtsilati Tafsiriyah.
(iv) Bahasa Inggris
(v) Bahasa Daerah
(vi) Agro Industri
(vii) Bahasa Arab
(viii) Keterampilan Menjahit
(ix) Mebelair dll.

Tabel 12: Contoh alokasi waktu Mulok

No. Mata Pelajaran Muatan Lokal Alokasi Waktu (JP)


VII VIII IX
1 Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) 1 1 1
2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 2 2 -
(spesialisasi Tata Boga)
3 Pendidikan Keterampilan Jasa dan Perniagaan (PKJP) - - 2
4. Praktikum Bahasa Inggris 1 1 1
Jumlah 4 4 4

c. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh


oleh guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuia dengan kondisi madrasah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan. Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter
peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat
di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa
menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler,
bimbingan konseling, program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang
diwujudkan dalam bentuk kegiatan.

Pengembangan diri ditujukan untuk menunjang pendidikan peserta didik


dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam
hidup, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar,
wawasan dan perencanaan karier, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian.
Bentuk pelaksanaan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui: layanan dan komponen
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

pendukung bimbingan konseling, kegiatan ekstra kurikuler, dan kegiatan lain dalam
bentuk kurikulum tersembunyi. Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan
bimbingan individual yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Rambu-rambu dalam penyusunan program Pengembangan Diri:


(i) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran tetapi
merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah.
(ii) Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan madrasah
(iii) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas,
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan
beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan
perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.
(iv) Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram diikuti siswa sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Yang termasuk kegiatan
terprogram adalah pelayanan konseling dan ekstrakurikuler
(v) Kegiatan tidak terprogram dilakukan langsung oleh pendidik yang diikuti
oleh semua siswa
(vi) Pemilihan pengembangan diri oleh Sekolahditentukan berdasarkan bakat
dan minat siswa. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengethui
bakat dan minat siswa.
(vii) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di
lingkungan Sekolahmaupun di luar lingkungan madrasah.
(viii) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan
dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal.
(ix) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaran
(x) Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan bentuk
penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh
pembimbing di bawah koordinasi konselor
(xi) Pada KTSP dokumen I ditulis jenis-jenis pengembangan diri yang
dilaksanakan dan pada lampiran secara lengkap ditulis program
pengembangan diri ( jenis,tujuan dan pelaksanaannya).

Dalam program pengembangan diri yang diwujudkan dalam kegiatan ekstra


kurikuler berfungsi untuk:
(i) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
(ii) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
(iii) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
(iv) Persiapan karir, yaitu untuk mengembangkan kesiapan karir peserta
didik.

Kegiatan Ekstra Kurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:


Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(i) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai


dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
(ii) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
(iii) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
(iv) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam
suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
(v) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
(vi) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum tersembunyi


biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma,
tata krama, dan ketrampilan lunak (soft skills) lainnya. Bentuknya seperti:

(i) kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran


sebelum pembelajaran, semutlis / sepuluh menit untuk lingkungan
sekitar, mendoakan para guru sebelum belajar;
(ii) kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat,
melakukan gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.;
(iii) kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang
diamalkan warga Sekolahdan dapat diteladani para siswa, seperti:
datang tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi
salam pada semua orang yang datang ke madrasah, dan
sebagainya.

Selain itu, Sekolahdapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan


diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan Shalat Dhuha, Shalat Jumat di Masjid
Madrasah, menyelenggarakan Shalat Dhuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit
(Kultum), kegiatan Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan tadarus Al-
qur’an yang dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi
Sekolahberasrama, pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan
komprehensif untuk memaksimalkan pendidikan watak siswa agar menjadi manusia
seperti yang dicita-citakan pada visi madrasah.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Box 3: Contoh penulisanPengembangan


pengembanganDiri diri pada dokumen KTSP

Berdasarkan kondisi objektif madrasah, kegiatan pengembangan diri yang dipilih dan ditetapkan adalah
sebagai berikut.

1) Layanan Konseling, yang ditujukan untuk mengembangkan :


• Kehidupan pribadi.
• Kemampuan sosial
• Kemampuan belajar,wawasan dan perencanaan karier.

2) Kepramukaan, ditujukan untuk mengembangkan :


• Kemampuan berorganisasi
• Ketrampilan sosial dan kemandirian.
• Kemampuan mempertahankan hidup.
• Jiwa sosial dan kepedulian kepada orang lain
• Sikap kerjasama dan tolong-menolong melatih peserta didik untuk berpikir dan menyelesaikan
masalah dengan cepat dan tepat.

3) Pendidikan Teknologi Dasar (PTD), ditujukan untuk mengembangkan :


• Kemampuan teknologi dasar
• Trampil dan mandiri.
• Jiwa wirausaha

4) Olah raga Meliputi :Sepak Bola,Voly, Basket, ditujukan untuk mengembangkan :


• Jiwa sportifitas pada diri siswa
• Potensi siswa dalam bidang olah raga secara optimal
• Mempersiapkan regu olah raga yang siap tampil dan mampu diperhitungkan ditingkat
kecamatan,kabupaten,propinsi,nasional.

5) Pengembangan Seni Budaya Islam yang mencakup Seni membaca Al-Qur’an (Qira’ah), Seni
Nasyid, Seni Kaligrafi, ditujukan untuk mengembangkan :
• Potensi siswa dalam seni baca Al-Qur’an
• Iman, ketaqwaan, serta akhlak mulia
• Kemampuan siap tampil dan menjadi Juara MTQ tingkat kabupaten dan propinsi
• Grup nasyid yang dapat diperhitungkan di tingkat MTs dan di tingkat kabupaten
• Apresiasi siswa dalam kesenian Islam

6) Ketertiban-kedisiplinan Umum dan Tata Upacara serta Hidup Bersih melalui kegiatan
rutin, spontan, dan keteladanan, ditujukan untuk:
• Menanamkan perilaku tertib peraturan yang berlaku kepada semua warga madrasah
• Mengembangkan sikap disiplin diri
• Menjadikan upacara sebagai wahana untuk berlatih kedisiplinan, tanggung-jawab dan mampu
menempatkan diri
• Meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan kerapihan diri masing-
masing.
• Meningkatkan kesadaran siswa untuk menciptakan lingkungan kelas khususnya, dan Sekolahpada
umumnya yang bersih, sehat, rapi, indah dan nyaman untuk belajar.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Box 4: Contoh rincian alokasi waktu program pengembangan diri di Sekolahberasrama


dan penjelasannya

D. Pengembangan Diri Jam Pelajaran


1 Muhaddatsah 2
2 English Conversation 2
3 Seni nasyid 2
4 Pramuka 2
5 Kaligrafi 2
6 Layanan konseling 2
7 Olah Raga Prestasi 2
8 Pendidikan Teknologi Dasar 2
9 Tahfidz Qur’an dan Hadist 2

Keterangan :
• Alokasi per jam pelajaran adalah 40 menit
• Semua siswa wajib mengikuti kegiatan layanan konseling
• Kegiatan ekstra wajib meliputi: Muhaddatsah, English Conversation, Pramuka, Tahfidz
Qur’an dan Hadits
• Kegiatan ekstra kurikuler pilihan adalah jenis pengembangan diri yang lain.
• Khusus untuk siswa kelas IX, diwajibkan mengikuti semua program ekstra kurkuler wajib
kecuali Pramuka.
• Kegiatan pengembangan diri dibina oleh praktisi Sekolahyang kompeten
dibidangnya.
• Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
serta perlu diberi keterangan untuk para siswa yang memiliki kemampuan,
prestasi, dan predikat yang telah di capai.

Kegiatan Pengembangan Diri dilaksanakan di dalam dan di luar jam


pembelajaran (ekstrakurikuler). Kegiatan ini dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang
memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Madrasah. Alokasi
waktu di dalam jam pembelajaran (intra kurikuler) sebanyak 2 jam pelajaran (ekuivalen 2
x 40 menit), yang pelaksanaannya dapat digabung dalam satu hari, misalnya pada hari
Kamis dengan menyelenggarakan “Creative Day”.

Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada


madrasah, Komite Madrasah, orang tua dalam bentuk huruf untuk menggambarkan
tingkat ketercapaian, dengan menggunakan pedoman kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 13: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri

Kategori Nilai Keterangan


A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Beban belajar program Pengembangan Diri dirumuskan dalam bentuk satuan


waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran
melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
berupa pendalaman materi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan
oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah pendalaman materi
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi
dan waktu penyelesaian penugasan terstruktur yang diatur oleh siswa sendiri.

Banyaknya tugas terstruktur dan tidak tertruktur yang dapat diberikan kepada
peserta didik harus dapat diselesaikan dengan waktu maksimal 50% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Contoh penulisan beban belajar pada dokumen KTSP

MTS X menggunakan sistem paket dalam penentuan beban belajar program


Pengembangan Diri dengan pengaturan beban belajar sebagai berikut.
(i) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam sruktur kurikulum, pengaturan
alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan
secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
(ii) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam system paket untuk MTs adalah antara 0%-50% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
(iii) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di Sekolahsetara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar Sekolahsetara
dengan satu jam tatap muka. Untuk kegiatan praktik di madrasah,
misalnya pada kegiatan praktikum Bahasa Inggris yang berlangsung
selama dua jam pelajaran setara dengan 1 jam pelajaran tatap muka,
sesuai dengan yang tertulis pada Struktur Kurikulum MTs.
(iv) Kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40
menit.
(v) Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu adalah 42 jam
pembelajaran.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Tabel 15: Contoh 1 perhitungan beban belajar

1 jam Jumlah Jam Minggu Waktu


Kelas
Pembelajaran pmbljrn/minggu Efektif/tahun Pmbljran/Thn
(menit) (jam pmbljran)
1 40 44 32 1408
2 40 44 34 1496
3 40 44 36 1584

Tabel 16: Contoh 2 perhitungan beban belajar

Satuan Kelas Satuan Jam Jumlah Jam Minggu Waktu Jumlah jam
Pendidikan Pemb. pembelajaran Efektif per Pembelajaran pertahun @
Tatapmuka perminggu tahun pertahun 60 Menit
(Menit) pelajaran
MTs-PSA 1927 Jam
Al- VII 40 47 41 Pembljrn(77.080 1.178
Azhariyyah Menit)

d. Pendidikan Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani


menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi
siswa dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.

Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah (1) mengaktualisasikan


potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah,
(2) memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik, dan
(3) memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, (4) memberikan kesempatan kepada Sekolahuntuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan
Sekolahdan di masyarakat.

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk


memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal keterampilan
dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan
pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan
dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program
pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan
pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi
standard yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan dengan mengintegrasikan


kecapakan personal, sosial dan akademik ke dalam mata pelajaran, muatan lokal, atau
pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup tersebut dapat dilihat pada Box 5.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Sedangkan contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat
pada Box 6.

Box 5: Rincian Kecapakan Hidup yang dapat dintergrasikan ke dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Kecakapan Hidup


Strategi :
Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran
Pendidikan kecakapan hidup meliputi :

Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik


• Berfikir Kritis • Bekerja sama • Menguasai
• Berfikir Logis • Mengendalikan emosi pengetahuan
• Komitmen • Interaksi dalam • Bersikap Ilmiah
• Mandiri kelompok • Berfikir strategis
• Percaya Diri • Mengelola konflik • Berkomunikasi Ilmiah
• Tanggung Jawab • Berpartisipasi • Merancang penelitian
• Menghargai dan • Membudayakan sikap ilmiah
Menilai Diri sportif • Melaksanakan
• Menggali dan • Mendengar penelitian
Mengolah Informasi • Berbicara • Menggunakan teknologi
• Mengambil • Membaca • Bersikap kritis rasional
Keputusan • Kecakapan
• Disiplin menuliskan
• Membudayakan pendapat/gagasan
hidup sehat • Bekerjasama dengan
teman sekerja
• Kecakapan memimpin
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Box: 6: Contoh Penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP

Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik memperoleh bekal keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai
sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi
berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program
pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas
dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Dalam Mata Pelajaran Matematika


Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan
aspek kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkan pertanyaan-
pertanyaan kritis dan profokatif pada soal-soal dan bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan
hidup sosial (bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritik) diintegrasikan dengan cara memilih metode
pembelajaran diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan
kemampuan bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga
dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.

Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab


Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian, kepercayaan diri
diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih
bahan bacaan dan contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab, dan
kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang
berguna untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri
juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk
presentasi di depan teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan
sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan
memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk
membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.

Dalam Mata Pelajaran Sains


Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yang bersifat
investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab terhadap
keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif
guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat kimia pada makanan
atau obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia
terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan
materi-materi yang kontekstual tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki
tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan kemampuan
berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan
secara berkelompok

Dalam Mata Pelajaran IPS


Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain dapat diintegrasikan dengan
pemilihan metode pembelajaran bermain peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-
orang yang berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada pembahasan ekonomi
yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan
sebagainya. Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan
cara memilih metode pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering
terjadi di daerahnya. Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu memperdalam materi tentang gempa dan
memilih berbagai metode simulasi untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi,
NTT memperdalam materi tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi mempraktikkan cara
menyelamatkan diri dari bencana tsunami.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

e. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan yang


memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain yang bemanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal,
nasional, dan internasional.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Satuan
pendidikan dapat memasukkan potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran tertentu sebagai sumber belajar. Misalnya, potensi daerah Lampung sebagai
produsen Tapis dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni budaya (seni
rupa), IPS (kegiatan ekonomi), keterampilan pada aspek kerajinan berbasis keunggulan
lokal. Begitu juga industri krupuk di Gresik dapat digunakan sebagai sumber belajar
bagi pelajaran ketrampilan pengolahan pangan dan mata pelajaran ekonomi yasng
berbasis keunggulan lokal.

Sementara itu, perkembangan teknologi dengan tersedianya internet yang


dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, penggunaan bahasa asing sebagai
bahasa pengantar pembelajaran, program penguasaan aktif bahasa Inggris dan Bahasa
Arab yang berbasis keunggulan global.

Penulisan dalam KTSP dapat diujudkan seperti contoh Box 7 berikut.

Box 7: Contoh penulisan Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di laksanakan dengan memperhatikan
kecenderungan perkembangan yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan
komunikasi serta tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang.

Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah melalui
pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris, dan bahasa
Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses pembelajaran
pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada segi materi dengan menggunakan
bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya secara bertahap. Adapun tahapan penggunaan
bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut .
• Tahun pertama : 25 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 75 bahasa Indonesia
• Tahun kedua : 50 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia
• Tahun Ketiga : 90 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

f. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program


pendidikan yang berlaku di Sekolahpada umumnya yaitu menggunakan sistem paket.
Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut :
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah jam belajar yan tetap.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksmum 4 jam pelajaran setiap
minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi
disamping untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di
dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk MTs adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan
tatap muka pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapaii
kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Untuk kegiatan praktek di sekolah A misalnya, pada kegiatan
praktikum bahasa Inggris yang berlangsung selama dua jam pelajaran setara
dengan satu jam pelajaran tatap muka, sesuai yang berlaku pada struktur
kurikulum MTs.

g. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama 1 tahun ajaran. Komponen kalender pendidikan adalah (1)
permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif,
dan (4) waktu libur. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun ajaran baru pada setiap satuan pendidikan. Minggu
belajar efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan yaitu 34 -38 minggu. Waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pelajaran
untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal yaitu 32- 36 jam pelajaran. Waktu
libur adalah waktu yan ditetapkan tidak ada pembelajaran terjadwal. Waktu libur
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Langkah-langkah dalam penyusunan kalender pendidikan adalah sbb.:


(i) Cermati Kalender Nasional, Kalender Dinas Pendidikan, dan pedoman
Kalender Pendidikan Depag
(ii) Sesuaikan antara Kalender Diknas dan Depag
(iii) Tentukan kegiatan-kegiatan Sekolahdan komponen utama kalender
pendidikan yaitu (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif
belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.
(iv) Masukkan kegiatan Sekolahitu pada kalender Sekolahterlebih dahulu
(v) Berilah warna yang berbeda antara kegiatan satu dengan lainnya
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(vi) Hitunglah hari-hari efektifnya


(vii) Tulislah kegiatan-kegiatan Sekolahbaik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus.

Dalam menyusun kalender pendidikan perlu diperhatikan rambu-rambu berikut.


(i) Kalender pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tercakup pada dokumen
Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.
(ii) Alokasi untuk belajar efektif minimum 34 minggu dan maksimum 38
minggu
(iii) Kegiatan jeda tengah semester maksimum 2 minggu untuk satu tahun
pelajaran (satu minggu untuk satu semester)
(iv) Alokasi waktu untuk jeda antar semester maksimum 2 minggu antara
semester 1 dan semester 2
(v) Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu, digunakan untuk
penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.
(vi) Libur khusus maksimum 1 minggu. Satuan pendidikan dengan ciri khusus
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
(vii) Kegiatan khusus Sekolah maksimum 3 minggu digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara khusus oleh Sekolahtanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

6. BAB V Kriteria

Bab 5 menyajikan kriteria yang berisi aturan-aturan yang digunakan untuk


menentukan kriteria ketuntasan, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan
ketentuan mutasi.

1. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah


peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.

Menyusun KKM

Panduan dalam menyusun KKM adalah sebagai berikut.


(i) KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran berdasarkan hasil
analisis SWOT tentang kondisi siswa dan kondisi daya dukung madrasah.
(ii) Nilai ketuntasan maksimal adalah 100
(iii) KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus dinaikkan dari
waktu ke waktu.
(iv) Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan yang
sudah tuntas diberi pengayaan.
(v) Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang diberikan untuk
membantu siswa yang belum mencapai KKM yng ditetapkan.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

(vi) Remedial dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun jam
tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun
penugasan.
(vii) Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100
(viii) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa
(LHBS)

c. Cara Menghitung KKM

KKM merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian mata
pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-masing Madrasah. Untuk menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dihitung berdasarkan empat komponen
yaitu: essensial, kompleksitas, daya dukung, intake. Karena semua kompetensi dasar itu
adalah esensial, maka pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga komponen
yang lain.

Suatu mata pelajaran (atau KD) memiliki tingkat kompleksitas tinggi, bila dalam
pelaksanaannya menuntut: (i) SDM yang kompeten dan kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran, (ii) waktu cukup lama karena perlu pengulangan, dan (iii) perlu penalaran
dan kecermatan yang tinggi dari siswa. Yang dimaksud dengan kemampuan sumber
daya pendukung yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang
sangat dibutuhkan, BOP, manajemen madrasah, dan kepedulian stakeholders
madrasah.

KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan kasar
menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 atau secara lebih halus dengan rentangan nilai
dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang dinilai dengan menggunakan tabel
penilaian sebagai berikut.

Tabel 17: Indikator dan rentang nilai komponen KKM

No. Komponen Katergori Rentang kasar Rentang halus


penilaian
1. Kompleksitas Tinggi 1 50 – 60
Sedang 2 61 – 80
Rendah 3 81 - 100

2. Daya dukung Tinggi 3 81 - 100


Sedang 2 61 – 80
Rendah 1 50 - 60

3. Tingkat kemampuan rata- Tinggi 3 81 - 100


rat siswa (intake) Sedang 2 61 – 80
Rendah 1 50 - 60

Misalnya dengan menggunakan nilai rentang kasar, untuk pelajaran Matematika


kompleksitasnya ”tinggi” berarti nilainya 1; ”daya dukung” untuk melaksanakan
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

pembelajaran matematika ”sedang” berarti nilainya 2; dan intake dari nilai rata-rata
siswa ”sedang” berarti nilainya 2. Karena maksimum skor rentang kasar adalah 3+3+3
= 9, maka nilai KKM matematika (berdasarkan rentang kasar) adalah (1+2+2) : 9 x 100 =
55,6.
Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus untuk kompleksitas 50-
60, daya dukung 61-80, dan tingkat kemampuan 61-80, maka rentang KKM untuk mata
pelajaran matematika menjadi: (50 + 61 + 61)/3 = 57,33 ≤ KKM ≤ (60+80+80)/3 = 73,3.

Contoh lain, jika KD di dalam mata pelajaran memiliki kriteria : kompleksitas


tinggi, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, maka nilai KKM dari KD tersebut
adalah: (1 + 3 + 2) : 9 x 100 = 66,7.

Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada setiap komponen itu,
maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikan dalam forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).

d. Cara Menuliskan KKM pada Dokumen KTSP

Berikut disampaikan contoh cara penulisan KKM dalam dokumen KTSP.


Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, semua mata pelajaran yang diajarkan di
MTs-PSA Al-Azhariyyah ditentukan KKM sesuai kondisi obyektif Sekolahsebagaimana
tertera pada Tabel 18. Kemudian, siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal dari masing-masing mata pelajaran, harus mengikuti program perbaikan
(remedial ) sampai mencapai ketuntasan minimal.

Tabel 18: Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran

KKM KKM KKM


No. Mata Pelajaran KELAS KELAS KELAS
VII VIII IX
1 Pendidikan Agama Islam
a. Quran-Hadis Penguasaan konsep
Membaca dan menulis 70 70 75
Sikap beragama
b. Fiqih Penguasaan konsep
Keterampilan beribadah 70 70 70
Sikap beragama
c. Aqidah Akhlaq Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 75
Sikap beragama
d. Sejarah Kebudayaan Penguasaan konsep 70 70 75
Islam Sikap beragama
e. Bahasa Arab Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
2. Pendidikan Penguasaan konsep 70 70 70
kewarganegaraan Praktek
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

3. Bahasa dan Sastra Mendengarkan


Indonesia Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
4. Bahasa Inggris Mendengarkan
Berbicara 62 63 65
Membaca
Menulis
5. Matematika Bilangan
Aljabar 62 63 64
Geometri dan pengukuran
Peluang dan statistik
6. Pengetahuan Alam (Sains) Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan Sains
7. Pengetahuan Sosial Penguasaan konsep 65 68 70
Keterampilan sosial
8. Kesenian Apresiasi 70 70 75
Kreasi
9. Pendidikan Jasmani Permainan dan Olahraga
Pengembangn 70 73 75
Uji diri dan senam
Pilihan
10. Keterampilan (TIK) Pengetahuan 70 70 75
Praktik
11. Mulok : Bahasa Daerah Mendengarkan
Berbicara 65 70 70
Membaca
Menulis
Mulok : Aswaja Penguasaan konsep
Keterapilan 70 70 70
Sikap beragama
12. Pengembangan diri
a. BTQ Penilaian secara kualitatif 70 70 70

b. Konseling Penilaian secara kualitatif 70 70 70

2. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Rata-rata KKM juga dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk naik kelas,
jika rata-rata nilai KKM dari semester 1 dan semester 2 di bawah rata-rata
ketuntasan, maka siswa dinyatakan tidak naik kelas. Kenaikan kelas diartikan
sebagai proses pengambilan keputusan bagi peserta didik untuk naik atau tidak
naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas berikutnya, yang didasarkan pada
perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu sesuai dengan jenjang yang
dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau evaluasi yang
komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan mengikuti aturan
dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh madrasah.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Rambu-rambu dalam menentukan kenaikan kelas adalah sebagai berikut:


(i) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas dan harus mengulang apabila (a)
tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih dari
empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran, (b) karena
alasan yang kuat misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental
sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
(ii) Ketika mengulang di kelas yang sama nilai peserta didik untuk semua
indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan belajar
minimnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun
sebelumnya.

Kriteria umum kelulusan didasarkan pada ketentuan PP No. 19 Tahun 2005


pasal 72 ayat (1) yakni bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah dengan aturan berikut.
(i) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
(ii) Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga, dan kesehatan
(iii) Lulus ujian madrasah/Sekolahuntuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
(iv) Lulus ujian nasional
(v) Ketentuan formal lain yang dikeluarkan oleh pihak terkait
berkenaan dengan pelaksanaan ujian nasional akan menjadi acuan
tambahan dalam menentukan kriteria kelulusan.

Berdasarkan kriteria umum tersebut, Sekolahmenetapkan kriteria kenaikan kelas/


kelulusan dengan cara mengambil semua peraturan pusat dan menambahkan hal-hal
khusus dari madrasah. Dalam Box 5 berikut disajikan contoh peraturan kenaikan dan
kelulusan pada dokumen KTSP setelah ditambahkan hal-hal khusus sesuai dengan
konteks madrasah.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Tabel 19: Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada SekolahX

Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada SekolahX

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:

• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang


diikuti;
• Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada lebih dari 4
( empat ) mata pelajaran pada semester yang diikuti;
• Nilai minimal rata – rata 6,00 untuk mulok kepesantrenan
• Tidak ada ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek
penilaian mata pelajaran
• Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu lebih dari atau sama
dengan 6,00
• Memiliki nilai kepribadian minimal cukup untuk aspek kelakuan, kerajinan,
kerapian dan kebersihan pada semester yang diikuti;
• Memiliki nilai minimal cukup untuk aspek pengembangan diri yang diikuti.
• Ketidakhadiran tanpa izin (alpa) maksimal 5% dari jumlah hari efektif.

Peserta didik dinyatakan mengulang di jenjang kelas yang sama apabila


• Memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) pada lebih dari 3
(tiga) mata pelajaran
• Ada nilai kurang dari 50,00 untuk salah satu atau lebih dari aspek penilaian mata
pelajaran.
• Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran pada semester itu lebih dari atau sama
dengan 6,00
• Kepribadian dan pengembangan diri kurang dari cukup
• Karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi, dan
mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan;
• ketidakhadiran tanpa izin (alpa) lebih dari 5% dari jumlah hari efektif.

Penetapan kenaikan kelas dihitung berdasarkan pencapaian hasil belajar


semester ganjil dan genap pada satu tahun ajaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
(i) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu
pelajaran tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas.
(ii) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu
pelajaran tidak tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan
tidak tuntas.
(iii) Jika capaian hasil belajar mata pelajaran pada salah satu dari semester
ganjil dan genap tidak tuntas, maka ketuntasan mata pelajaran tersebut
harus dilakukan penghitungan pada mata pelajaran sbb.:
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

• Hitunglah nilai rata-rata capaian hasil belajar semester ganjil dan


genap pada mata pelajaran tersebut.
• Hitunglah rata-rata KKM semester genap dan ganjil mata pelajaran
tersebut.
• Jika nilai rata-rata capaian semester genap dan ganjil mata pelajaran
tersebut sama atau lebih besar dari rata-rata KKM, maka pelajaran
tersebut dinyatakan tuntas dan sebaliknya apabila di bawahnya
dinyatakan tidak tuntas, seperti cosntoh di bawah ini.

Tabel 20: Contoh Perhitungan yang MenunjukkanTidak Tuntas


:
Semester KKM Nilai capaian hasil
belajar
Ganjil 70 65
Genap 70 70
Rata-Rata 70 67,5

Tabel 21: Contoh Perhitungan yang Menunjukkan Tuntas

Semester KKM Nilai capaian hasil


belajar
Ganjil 70 65
Genap 70 85
Rata-Rata 70 75

(iv) Penetapan kenaikan kelas:

• Jika lebih dari 4 mata pelajaran tidak tuntas, peserta didik


dinyatakan tidak naik kelas
• Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan
dan kerajinan.
• Jumlah ketidakhadiran (absen) dalam 1 (satu) tahun maksimal
24 hari dan ijin 24 hari dalam satu tahun

(v) Penentuan kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah :

• menyelesaikan seluruh program pembelajaran ;


• memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia,
kelompok mata pelajaran dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan.
• lulus ujian/Sekolahuntuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi.
• lulus ujian nasional
• memenuhi standar kelulusan UN, yaitu:
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

o Memiliki niali rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata


pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25,
atau
o Memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran
dengan nilai dua mta pelajaran lain minimal 6,00
o Standar nilai minimal tersebut setiap tahun bisa mengalami
perubahan (peningkatan)
o Nilai rata-rata kelulusan dihitung dengan menggunakan
formula berikut :
Box 8: Formula untuk menetapkan kelulusan

Formula kelulusan
NK= A+B+C
3
Dengan keterangan sbb :
• NK = Nilai rata-rata kelulusan
• A = Rata-rata nilai rapor semester 1 sampai IV
• B =Rata-rata nilai ujian tingkat Madrasah
• C = Rata rata nilai ujian nasional
• Predikat kelulusan berdasarkan kategori sebagai berikut.
• NK Lebih besar atau sama dengan 8,5 : Sangat baik
• NK Lebih besar atau sama dengan 7,5 dan kurang dari 8,5 : Baik
• NK Kurang dari 7,5 : Cukup

3. Ketentuan Mutasi

Ketentuan mutasi memuat aturan-aturan yang berkaitan dengan tatacara dan


syarat untuk bisa menerima murid pindahan serta layanan yang perlu diberikan
kepada siswa yang akan pendah ke Sekolahlain.

7. BAB VI Kalender Pendidikan

Bab 6 kalender pendidikan digunakan untuk mengatur kegiatan pendidikan


selama per tahun dan per semester. Kalender pendidikan juga memuat pekan efektif
dan pekan tidak efektif, sedemikian hingga dapat dijadikan acuan untuk
mendistribusikan KD-KD dalam setahun dan dalam semeter. Pekan efektif dihitung dari
jumlah pekan (total) dikurangi jumlah pekan tidak efektif. Dalam kalender akademik
memuat: pekan efektif dan jam efektif; hari libur keagamaan, hari libur nasional, mid semester,
ulangan akhir semester, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah. Akhirnya
kalender pendidikan dapat digunakan untuk membantu mempermudah menyusun
silabus dan RPP, terutama berkaitan dengan penentuan alokasi waktu.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

BAB IV
PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP

a. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,,
penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Di Indonesia, silabus merupakan
pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata pelajaran sehingga
relevan dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan
pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi
Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus berisi standar kompetensi dan
kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar.

Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a)


kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan
materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode
dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa
kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi terhadap
penguasaan materi yang telah diajarkan).

b. Perbedaan Antara Silabus Dengan Kurikulum

Silabus adalah satu bagian dari kurikulum dan silabus mengacu pada deskripsi dari satu
mata pelajaran tertentu, misalnya Matematika atau Bahasa Indonesia. Silabus
merupakan pedoman yang dipakai guru dalam merencanakan program pembelajaran
bagi peserta didik. Pada umumnya silabus mengandung rincian hasil belajar yang
diharapkan, kegiatan belajar-mengajar, metode yang digunakan menilai siswa, isi
pelajaran yang harus dibahas, sumber atau materi pelajaran yang bisa dipakai dalam
proses belajar-mengajar, dan alokasi waktu. Kurikulum merupakan konsep yang lebih
luas dibandingkan silabus karena kurikulum mencakup latar belakang dan filosofi di
belakang penyusunan berbagai silabus.

c. Cara Mengembangkan Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
kelompok dalam sebuah madarsah atau beberapa madrasah/madrasah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan
Dinas Pendidikan. Silabus disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersang-
kutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi Sekolahdan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengem-
bangan silabus secara mandiri, maka pihak Sekolahdapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh Sekolahtersebut.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu:
(i) konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
(ii) memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
(iii) ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara
keilmuan.
(iv) relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
(v) sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
(vi) aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
(vii) fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di Sekolahdan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar,
dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi
(viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

d. Langkah Penyusunan Silabus

Langkah penyusunan silabus mencakup mengkaji SK dan KD, mengembangkan


kegiatan pembelajaran, mengidentifikasi materi pokok, merumuskan indikator
pencapaian kompetensi, penentuan jenis penilaian, menentukan sumber belajar, dan
menentukan alokasi waktu. Adapun langkah-langkah penyusunan silabus seperti
disajikan pada Diagram 2.

i. Mengkaji Komponen KTSP Yang Berkaitan Dengan


Silabus

Sebelum menyusun silabus, perlu dilakukan pengkajian komponen KTSP


yang berkaitan dengan penyusunan silabus yaitu struktur dan muatan kurikulum
serta kalender pendidikan. Dari pengkajian KTSP diperoleh gambaran berapa
alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran tertentu. Alokasi waktu ini
akan didistribusikan pada pemetaan. Dari kajian tersebut juga dapat diketahui
secara pasti tujuan/arah mata pelajaran serta kecakapan hidup yang akan
dintegrasikan dalam suatu mata pelajaran.
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

ii. Pendalaman Karakteristik Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar (SKKD) serta Pemetaan Kompetensi
Dasar

1. Pendalaman Karakteristik SKKD dan Penentuan


Alokasi Waktu

Langkah kedua dalam menyusun silabus adalah pendalaman karakteristik


kompetensi dasar dan pemetaan kompetensi dasar. Langkah ini membantu guru untuk
memahami secara mendalam karakteristik kompetensi dasar dalam satu semester atau
satu tahun sehingga mampu melihat kaitan antar KD, mendalami karakteristik dan
cakupan kompetensi. Dengan pemahaman tersebut guru dapat mengelompokkan dan
mengurutkan kompetensi dasar sesuai herarki kesulitan KD, menambah pengetahuan
prasarat yang diperlukan, atau mengatur alokasi waktu yang sesuai dengan cakupan
kompetensi.

Box 9: Contoh Format untuk Pendalaman SKKD


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendalaman mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Jabaran kompetensi
Standar Kompetensi
Pemahaman Penerapan Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
Konsep

Keterangan :
• Jabaran pemahaman konsep diisi ruang lingkup konsep yang diperlukan untuk mencapai
suatu Kompetensi Dasar
• Jabaran penerapan diisi keterampilan dan penerapan perilaku yang perlu dilatihkan untuk
mencapai suatu Kompetensi Dasar
• Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan
cakupan isi dan keterampilan yang harus dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar
Panduan Praktis Penyusunan KTSP

Box 10: Contoh Format untuk Pendalaman SKKD


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan alam (IPA)

Pendalaman mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam (IPA)

Jabaran kompetensi
Standar Alokasi
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pemahaman Penerapan Waktu
Kinerja Ilmiah
konsep Konsep

Box 11: Contoh Format untuk Pendalaman SKKD


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris

Pendalaman mata pelajaran : Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris

Standar
Kompetensi
Kompe Karakteristik Keterampilan Aspek kebahasaan
Dasar
tensi

• Karakteristik keterampilan diisi dengan fokus keterampilan yang termuat dalam KD.
Misalnya, termasuk membaca pemahaman, membaca bersuara, mendengar, berbicara,
atau menulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris juga bisa ditambahkan jenis teks yang
terkandung dalam KD.

• Aspek kebahasaan merupakan penafsiran penyusun silabus untuk menambahkan aspek


kebahasaan (kosakata, struktur kalimat, tata bentukan, penggunaan tguru baca/ ejaan) yang
dibutuhkan siswanya untuk mencapai suatu KD.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 60 dari 141

8. Menentukan 9. Menentukan 1. Mengkaji struktur dan


sumber belajar alokasi waktu muatan kurikulum
dalam KTSP

7. Menentukan
2. Pendalaman
penilaian
SK/ KD dan pemetaan
(tes/non-tes) Langkah –
langkah
Penyusunan
Silabus
6. Merumuskan 3. Menentukan
indikator kompetensi dasar

5. Mengembangkan 4. Identifikasi materi


kegiatan /bahan ajar
pembelajaran

Diagram 2: Langkah-langkah penyusunan silabus

2. Cara Membuat Pemetaan

Dalam melakukan pemetaan SK/KD setiap mata pelajaran perlu diperhatikan prinsip-
prinsip berikut.

(i) Semua KD dalam Standar Isi sebagai standar minimal harus tercakup pada
pemetaan. Guru boleh menambahkan KD sebagai pengetahuan prasarat jika
menganggap kondisi siswa masih memerlukan pengetahuan prasarat untuk
mencapai kompetensi dasar tertentu.
(ii) Memetakan dengan tujuan memudahkan siswa untuk mencapai KD dan
kebermaknaan penyajian KD dengan konteks siswa
(iii) Mengaitkan atau mendekatkan KD yang mempunyai hubungan fungsional
(iv) Pemetaan mempertimbangkan kondisi siswa dan kondisi prasarana madrasah
(v) Apabila urutan KD yang terdapat dalam standar isi sudah dikaji dan dianalisis
ternyata sudah sesuai urutannya dengan kondisi siswa dan kondisi madrasah,
guru dapat menggunakan urutan yang terdapat pada Standar Isi

Dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut, pemetaan SKKD dapat dilakukan dengan


empat cara berikut.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 61 dari 141

(i) Pemetaan berdasarkan pengaturan hirarkhi/ jenjang tingkat kesulitan


kompetensi dasar. Pemetaan dilakukan dengan cara mengatur kembali urutan
kompetensi dasar dalam Standar Isi dengan cara mendahulukan kompetensi
dasar yang menjadi prasarat bagi kompetensi dasar berikutnya. Dari hasil
pendalaman kompetensi dasar yang telah dilakukan penyusun silabus mengatur
kembali urutan kompetensi dasar berdasarkan hirarkhi. Di sini penyusun silabus
juga dapat menambahkan kompetensi prasarat yang belum ada pada Standar Isi
tetapi diperlukan bagi peserta didik.
(ii) Pemetaan berdasarkan Kevariasian dan Keterkaitan. Dengan cara ini pemetaan
dilakukan dengan cara memvariasikan dan mengaitkan berbagai keterampilan
yang masih terpisah-pisah dalam Standar Isi. Misalnya, dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia dilakukan pemetaan dengan membuat unit-unit yang berisi
variasi keempat keterampilan (membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara baik sastra maupun nonsastra) dengan memperhatikan
keterpaduannya. Pada Standar Isi kometensi-kompetensi tersebut masih
terpisah-pisah berdasarkan klasifikasi keempat keterampilan berbahasa/
bersastra. Pemetaan bisa menggunakan format seperti pada box 13.
(iii) Pemetaan berdasarkan kepaduan Standar Kompetensi. Pemetaan dengan cara
ini dilakukan dengan cara memadukan Standar Kompetensi yang bervariasi dan
kompetensi dasar yang terkait. Pemetaan jenis ini berkaitan dengan pemetaan
IPS terpadu dan IPA terpadu. Pemetaan bisa dilakukan dengan mengaitkan KD
Ekonomi, Geografi, Sejarah, dan Sosiologi yang berkaitan. Pemetaan juga
dapat dilakukan dengan cara membuat unit-unit silabus yang berisi KD
Ekonomi, Geografi, Sejarah, dan Sosiologi. Pemetaan bisa diberi tema atau
tanpa tema. Demikian juga pemetaan IPA terpadu bisa dilakukan dengan
mengaitkan antara KD Biologi, Fisika, dan Kimia yang terkait.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 62 dari 141

Box 12: Contoh Format untuk Pemetahaan Mata Pelajaran Bahasa

Pemetaan Mata Pelajaran Bahasa

Aspek
Unit Keterampilan
Alokasi kebahasaan
bahasan
Waktu Mende Berbi- Mem- Menu
(Tema)
ngarkan Cara Baca Lis

(iv) Pemetaan berdasarkan kebermaknaan /kontekstual. Pemetaan dilakukan


dengan memtimbangkan waktu penyajian dengan konteks yang akan dialami
siswa. Misalnya, dalam silabus Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKN) KD tentang perjuangan dan pengorbanan pahlawan diprogramkan pada
urutan yang berdekatan dengan peristiwa ulang tahun kemerdekaaan, KD
tentang persatuan berdekatan dengan waktu sumpah pemuda (28 Oktober
2007). Dalam pelajaran Fiqh, KD tentang zakat dirancang urutannya sekitar
Ramadhan/ Hari Raya Idul Fitri. Demikian juga dalam mata pelajaran lain
dirancang pemetaan dengan cara mendekatkan penyajian KD dengan peristiwa
nyata yang dihadapi siswa.

iii. Menjabarkan Komponen Silabus

Langkah ketiga penyusunan silabus adalah menjabarkan komponen-komponen silabus


yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar (KD), materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar.
Salah satu format penjabaran silabus dicontohkan berikut.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 63 dari 141

Box: 13: Contoh Format Silabus

SILABUS
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :

Standar Kompetensi ............. ...............................................................

Alokasi
Komptensi Materi pokok Kegiatan Indikator Penilaian Sumber
Waktu
dasar pembelajaran Belajar

Ditetapkannya format urutan penyusunan silabus seperti box 13, didasari oleh alasan
logis bahwa rumusan setiap KD adalah kata kerja dan obyek. Obyek KD dijadikan bahan untuk
mengembangkan materi pokok, karena itu materi pokok ditampilkan pada kolom kedua. Kata
kerja digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran, karena itu
kegiatan pembelajaran ditampilkan pada kolom ketiga. Selanjutnya untuk mengetahui apakah
kegiatan pembelajaran sudah berhasil atau belum, terutama dalam menuntaskan KD, maka
perlu dirumuskan indikator pencapaian KD. Untuk mengukur ketercapaian indikator, diperlukan
instrumen penilaian, karena itu kolom berikutnya adalah penilaian. Berikutnya, untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran, diperlukan sumber/media belajar dan untuk menuntaskan satu KD
diperlukan berapa lama, karena itu kolom berikutnya adalah sumber belajar dan alokasi waktu.

1. Menentukan Urutan Kompetensi Dasar

Urutan penentuan KD yang akan dijabarkan dalam silabus disesuaikan dengan


pemetaan. Urutan KD dalam silabus akan mencerminkan urutan RPP yang akan dibuat dan
urutan penyajiannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi dasar pertama yang akan
dijabarkan juga disesuaikan dengan pemetaan.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 64 dari 141

2. Mengidentifikasi Materi Pokok

Dalam rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan obyek. Materi
pokok dikembangkan berdasarkan pada obyek dari rumusan KD. Yang selanjutnya dapat
ditentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok tersebut. Materi dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

(i) pengetahuan seperti fakta, definisi, prinsip-prinsip, konsep, generalisasi,


penjelasan dan sebagainya.
(ii) proses atau keahlian yang berkaitan dengan prosedur dan prinsip dasar
pengetahuan seperti membaca, menulis, menghitung, bicara, berpikir kritis,
memanfaatkan peralatan, pengambilan keputusan, pemetaan, penulisan laporan,
mencari informasi, berolahraga, menari, dan masih banyak lagi.
(iii) nilai dan sikap yang berhubungan dengan apa yang tengah dipelajari
seperti keyakinan tentang hal yang baik dan buruk, cantik atau jelek, nilai pribadi
dan sikap terhadap sesama.

Pada saat memilih muatan mana yang akan dimasukkan dalam silabus, sebagian besar
penulis cenderung untuk lebih menyukai pendekatan pengetahuan untuk memilih materi yang
artinya bahwa mereka berkonsentrasi pada pengumpulan pengetahuan, keahlian dan nilai dari
mata pelajaran tersebut secara bertahap, sedangkan penulis yang lain lebih menyukai
pendekatan proses yang berarti bahwa mereka percaya bahwa yang terpenting adalah
kemampuan untuk memperoleh dan memproses pengetahuan—mereka menyatakan bahwa
guru tidak akan pernah bisa mengetahui semua pengetahuan yang ada dan yang dipelajari
guru pelajari hari ini tak lama lagi bisa menjadi tidak relevan.

Ketika akan menulis silabus, kita akan merinci beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan ketika menentukan materi /isi apa yang akan dimasukkan. Sebelum bergerak
menuju ke tahap berikutnya, kita harus mengingatkan bahwa banyak kurikulum dan silabus
telah menjadi terlalu sarat beban. Seringkali materi terlalu banyak yang kan dimasukkan dalam
silabus. Penulis silabus hendaknya menyadari dan hanya memasukkan apa yang sesuai
dengan dengan kompetensi yang akan dicapai dan paling layak untuk para siswa dalam tahap
perkembangannya tersebut. Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut.

(i) Materi cukup memadai (kedalaman/ keluasannya) untuk memfasilitasi siswa


mencapai kompetensi dasar
(ii) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan spiritual peserta didik;
(iii) Materi harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik;
(iv) Kesesuaian materi dengan karakteristik kompetensi dasar
• kompetensi dasar dengan karakteristik keterampilan berarti materi berupa
prosedur dan praktik/ latihan-latihan
• kompetensi dasar yang berfokus pada pemahaman konsep materi berupa
jabaran konsep, prinsip, dan contoh penerapan konsep
• kompetensi dasar yang berfokus pada pembentukan sikap berupa jabaran
contoh-contoh penerapan sikap, manfaat / kerugian/ dampak suatu sikap,
latihan menerapkan sikap
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 65 dari 141

3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Setelah ditetapkan materi pokok yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
(KD), selanjutnya dirumuskan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
pokok tersebut, sedemikian hingga KD mudah dicapai. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar juga mencakup kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, penting bagi para penyusun silabus


untuk memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan aktivitas
pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai hasil pembelajaran atau standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Pada pengembangan kegiatan pembelajaran ini perhatian
penyusun silabus harus ditekankan pada bagaimana mengkondisikan siswa untuk belajar dan
bukan pada bagaimana guru mengajar.

Dengan memfokuskan pada pengalaman belajar, kita akan lebih jelas menentukan cara
terbaik untuk merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk para siswa kita. Guru yang
kemudian akan lebih kenal dengan ‘pembelajaran berbasis siswa’ melihat bahwa cara ini akan
lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan ‘pendekatan berpusat pada guru’.

Pada saat kita memfokuskan pada pengalaman belajar, kita mencoba berpikir lebih luas
tentang pengalaman belajar yang sesuai untuk tujuan atau standar kompetensi tertentu
sehingga istilah yang lebih luas dibandingkan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
mencakup semua aktivitas yang disediakan untuk para pelajar dalam situasi belajar mengajar
yang memungkinkan para siswa untuk memperoleh isi yang telah dipelajari dan mencapai
kompetensi belajar, hasil, sasaran dan tujuan dari kurikulum. Kegiatan pembelajaran
mencakup segala hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru termasuk juga
pembelajaran mandiri dari para siswa. Banyak penyusun kurikulum yang sekarang
menggunakan istilah strategi belajar mengajar dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran.

Box 14: Contoh Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

• Kompetensi dasar : Siswa mampu mempergunakan proses ilmiah secara runtun.


• Materi pokok : proses dan prosedur ilmiah
• Kegiatan pembelajaran : melakukan percobaan ilmiah, membaca buku pelajaran, berdiskusi
dengan cara ilmuwan, menonton video tentang prosedur yang benar
dari percobaan ilmiah, dan sebagainya.

Agar para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru membutuhkan bekal
pengetahuan tentang:
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 66 dari 141

(i) bagaimana para siswa belajar [beberapa diantara siswa mampu berpikir secara
verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka menggunakan gambar,
beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan sesuatu, yang lain
dengan menonon, meraba dan merasakan atau dengan berpikir, dan
sebagainya.
(ii) berbagai strategi belajar seperti interaktif, kelompok kecil dan pengajaran
dengan penelitian/ investigasi.
(iii) metode pembelajaran yang ‘berpusat pada siswa’.

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
(i) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan
prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada
siswa.
(ii) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
(iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran.
(iv) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar

“Mendiskusikan contoh karya ilmiah dari segi isinya”.

Di bawah ini dicontohkan (sebagian) daftar kata kerja operasional untuk


merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar.

Tabel 22: Kata Kerja Operasional Kegiatan Pembelajaran/ Pengalaman Belajar

Kata Kerja Operasional kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar


• Membaca bermakna • Membuat rangkuman
• Mengubah syair • Demonstrasi hasil temuan
• Bernyanyi • Mencari pemecahan soal Mipa
• Bermain peran • Membuat soal ceritera (media kreatifitas)
• Berpidato • Merencanakan dan melakukan percobaan/penelitian
• Menulis prosa, puisi, pantun, • Mengoperasikan komputer
gurindan • Mengelompokkan/mengidentifikasi
• Berdiskusi • Mengumpulkan dan negoleksi benda sesuai karakteristiknya
• Menyimak dalam menangkap • Meramal
gagasan pokok • Membuat grafik/diagram/charta, jurnal
• Mengisi teka-teki • Membuat alat
• Mengajukan pertanyaan penelitian • Praktik ibadah/menjadi habib, pendeta
• Menjawab dengan alasan logis • Mengukur besaran fisika
• Mengomentari • Mendengar dengan seksama
• Mengamati persamaan dan • Bercerita
perbedaan untuk mencari ciri benda/
konsep
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 67 dari 141

4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan bentuk operasional pencapaian kompetensi dasar yang


ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Contoh KD dan rumusan indikator:

KD : menulis surat resmi dengan isi dan bahasa yang sesuai

Indikator

• Dapat menyusun pokok-pokok surat resmi sesuai konteks surat


• Dapat menulis surat resmi dengan menggunakan bahasa baku

Di bawah ini dicontohkan (sebagian) kata kerja operasional untuk merumuskan indikator.

Tabel 23: Rumusan Indikastor

Pengetahuan Keterampilan Perilaku


Siswa mampu : Siswa mampu : Siswa sudah mampu
• Menjelaskan • Membaca dan menulis • Menghargai hasil pengukuran orang lain
• Menyebutkan • Berbicara dan mendengar • Kebijaksanaan memecahkan masalah
• Membedakan • Mendemostrasikan • Berfikir positif
• Menemukan • Menyusun kerangka • Menghargai pendapat orang lain
hubungan antara dua • Mengukur • Toleransi terhadap masalah lingkungan
variabel • Menganalisis • —Menerapkan perduli kebersihan
• Menerapkan konsep • Menerapkan konsep lingkunganSopan santun dalam berbicara
• Menganalisis data • Mengambil kesimpulan yang tepat dan bertindak
• —Menarik kesimpulan dari suatu masalah • Beriman dan bertaqwa
dari suatu • Keterampilan mengolah data • Ketelitian pengamatan
peristiwa—Menghitung • Keterampilan menyajikan data • Menginformasikan masalah
nilai dari suatu laporan kerja • Kejujuran empati
besaran • Keterampilan manajemen keuangan • Toleransi
• Menemukan rumus • Menentukan untung / rugi • Sikap ingin tahu
berdasarkan suatu • Keterampilan berdebat positif disertai • Sikap terbuka
data sikap ilmiah • Kerja keras
• Mengambil • Keterampilan membaca buku atau • Berfikir kritis
kesimpulan berita media • Berani mengambil resiko
• Menghitung nilai dari • Keterampilan mendengar • Memiliki keuletan berpikir / bertindak
suatu konsep • Keterampilan membaca gambar, • Memiliki ide/karya/kreasi
• Membaca diagram diagram, grafik • Mampu bekerja sama, suka bertanya
• Menganalisis • Keterampilan membaca pesan • Menampilkan disiplin diri dan loyal
kegiatan • Mengidentifikasi masalah • Aktif, kreatif, inovatif, proaktif, percaya diri
• Mendefinisikan suatu • Merancang percobaan, merancang
konsep suatu alat
• Membuat gambar, diagram, grafik
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 68 dari 141

• Membuat karya tul;is, sinopsis,


rangkuman

5. Menentukan Jenis Penilaian

Penyusunan dan pelaksanaan penilaian terhadap pencapaian kompetensi dasar


dapat dilakukan dengan mengacu pada standar penilaian yang tertuang dalam Permendiknas
No 20 tahun 2007. Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio. Penilaian merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal penting dalam penilaian adalah penyusunan instrumen. Dalam menyusun
instrumen harus mengacu pada indikator yang sudah ditetapkan. Indikator merupakan
representasi pencapaian kompetensi dasar. Karena itu, apabila siswa bisa
menjawab/menyelesaikan soal (instrumen), berarti siswa tersebut dapat menyelesaikan
indikator dan secara otomatis KD sudah dapat tercapai.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:

(i) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


(ii) penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar

Keterampilan --- unjuk kerja, tes produk, proyek


Pengetahuan --- tes tertulis
Sikap ---- lembar observasi

Tips untuk menguji ketepatan alat Penilaian dalam silabus

(i) Apakah alat asesmen sesuai dengan indikator suatu kompetensi dasar?
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 69 dari 141

(ii) Apakah metode pengukuran/Penilaiant merupakan metode yang terbaik untuk


mengukur indikator dari kompetensi dasar ini? Apakah Ada cara yang paling
relevan untuk mengukur ketercapaian indikator?

Guru perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi dan
indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan telah berhasil
dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan pengukuran kompetensi siswa,
terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh penyusun silabus.

(i) Menggunakan berbagai alat penilaian

• Guru membuat tes (pilihan ganda, jawaban singkat, benar/salah,


mencocokkan dan karangan).
• Produk / contoh pekerjaan siswa (kerja praktek, karangan, bagan, model,
proyek, tugas, melengkapi pekerjaan rumah, buku tugas, dan
sebagainya.
• Pengamatan yang sistematis terhadap pekerjaan siswa di kelas
(melaksanakan kerja praktek untuk IPA dan IPS, menyelesaikan soal-
soal matematika, mengamati pekerjaan dan performa mereka dalam
kelas drama).
• Skala penilaian dan daftar check-list (misalnya performa murid dalam
debat atau drama, partisipasi dan kerja sama dalam diskusi kelompok
dengan siswa lain, performa lisan dalam diskusi kelas dan penyelesaian
tugas praktik).
• Ujian lisan
• Kinerja/ unjuk kerja atau kerja praktik yang berisi demonstrasi agar siswa
menunjukkan pemahaman dan keterampilannya berkaiatan dengan
kompetensi dasar.

(ii) Penilaian harus berhubungan dengan kompetensi dan indikator yang telah
ditetapkan. Secara garis besar, kompetensi atau hasil yang tidak dapat diukur
tidaklah perlu diukur.
.
6. Menentukan Alokasi Waktu dan Sumber Belajar

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentinggan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu
rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Untuk itu, perlu dilhat kembali pemetaan hasil bedah KD yang telah dilakukan pada kegiatan
sebelumnya..

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan sumber
belajar yang dipilih diharapkan banyak memanfaatkan lingkungan sekitar.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 70 dari 141

iv. Kiat-kiat dalam Penyusunan Silabus

Untuk melengkapi uraian tentang langkah dalam menyusun silabus, berikut disampaikan
kiat-kiat tambahan agar silabus yang disusun menjadi lebih baik.

(i) Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan terkait (sebelum mulai
menulis silabus).
(ii) Buatlah semaksimal penggunaan sumber belajar lokal, termasuk sumber belajar
dari rumah dan masyarakat/lingkungan

(iii) Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran. Kegiatan pemetaan mencakup mengurutkan kompetensi-kompetensi
dasar sesuai dengan urutan pembelajarannya dan menentukan alokasi waktu
yang dibutuhkan untuk menuntaskan kompetensi dasar tersebut. Guru tidak
harus mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang dinyatakan
dalam dokumen standar kompetensi dan kompetensi dasar (Permendiknas No
22 tahun 2006). Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa
menggabungkan KD dan mengemasnya dalam bentuk tema. Dalam satu tema
pembelajaran memungkinkan bisa mewakili pencapaian beberapa KD.
(iv) Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu. Dalam hal ini,
pembagian waktu didasarkan pada distribusi alokasi waktu pada program
tahunan, dan program semester.
(v) Fokuskan kegiatan pembelajaran pada kegiatan siswa dan pertimbangkan
pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa. Cobalah untuk memulai setiap
kompetensi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui.
(vi) Pastikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan bervariasi dan
penekannya pengembangan berpikir siswa.
(vii) Tekankan kegiatan pembelajaran pada ”membelajarkan siswa” dan bukan
mengajar siswa. Karena itu guru harus mengajarkan kepada siswa untuk belajar.

(viii) Periksa kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran dengan karakteristik siswa


dan kompetensi yang ingin dicapai.

(ix) Pilihlah bermacam-macam sumber belajaryang dapat mengoptimalkan


pembelajaran baik yang berasal dari rumah maupun masyarakat/lingkungan.

(x) Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas tingkatan berpikir siswa.
Konsep yang dipelajari tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

(xi) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari
karakteristik mata pelajaran, seperti :

• Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam
langkah-langkah sederhana
• Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir
(advanced)
• Dari konsep yang umum ke yang khusus
• Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 71 dari 141

(xii) Indikator ketercapaian KD harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai
siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar.
Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena indikator tersebut akan diukur
diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
(xiii) Perjelas keterkaitan antara KD – materi pokok – kegiatan pembelajaran –
indikator. Bahwa materi pokok adalah apa yang harus dipelajari oleh siswa
supaya bisa mencapai kompetensi yang ditetapkan. Kegiatan pembelajaran
menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas dan indikator merujuk
pada apa yang harus dicapai.
(xiv) Sediakan alat pengukuran penilaian yang bervariasi, agar dapat mengukur
potensi dan kemampuan siswa secara komprehensif. Penilaian yang bervariasi
juga dapat menghasilkan data kemampuan siswa secara utuh (dari berbagai
aspek, sesuai bidang studi).

(xv) Pastikan bahwa alat penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah sesuai dan
realistis untuk dapat dilakukan.

(xvi) Pilihlah sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
materi yang akan dipelajari. Sumber belajar dapat berupa: buku cetak/wajib (text
books), peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV
merupakan sumber-sumber yang memungkinkan. Dalam menuliskan sumber
belajar harus jelas dan eksplisit. Misalnya, kalau mencantumkan buku cetak
sebagai sumber belajar, maka harus jelas judul buku, penulis, penerbit, dan
tahun terbitnya.

v. Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah Ditulis

Setelah silabus disusun, perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah meenuhi syarat
atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi silabus.
(i) Rambu-rambu umum

• Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam


silabus.
• Kajilah kembali apakah seluruh komponen silabus dikembangkan
dengan memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi (apakah
menggunakan berbagai sumber yang bervariasi dan aktual), apakah
media kontekstual (sesuai dengan kompetensi dasar yang mau dicapai
dan kontekstual)
• Apakah keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di Sekolahdan tuntutan masyarakat.
• Apakah komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, dan psikomotor)

(i) Rambu-rambu khusus untuk validasi silabus dapat dilakukan dengan


menggunakan rubrik penilaian pada Box 15.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 72 dari 141

Box 15: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus

Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus

Nama Guru :: ........................................


Mata pelajaran : ........................................

No. Aspek Deskriptor Komentar


Penilaian
1. Ketepatan • Rumusan standar kompetensi (SK)
dan dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai
keajegan dengan standar Isi
SK/ KD • Ada kesesuaian antara KD dengan
komponen-komponennya (indikator,
materi, kegiatan belajar, media/sumber,
evaluasi)

2. Kegiatan • Kegiatan pembelajaran memuat


Pembelajar aktivitas belajar yang berpusat pada
an siswa
• Tahapan kegiatan pembelajaran
mendukung tercapainya KD
• Kegiatan pembelajaran memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kecakapan hidup
(personal, sosial)

3. Keakuratan • Materi pembelajaran benar secara


Materi teoritis
Pembelajar • Materi pembelajaran cukup memadai
an mendukung pencapaian KD (Selaras
dengan KD)

4. Indikator • Rumusan indikator berisi jabaran


perilaku untuk mengukur tercapainya
KD
• Rumusan indikator berupa kata kerja
operasional

5. Penilaian • Alat penilaian sesuai dan mencakup


seluruh indikator
• Wujud/contoh alat penilaian jelas dan
sesuai dengan indikator

6. Sumber • Sumber belajar sesuai untuk


Belajar mendukung tercapainya KD
• Sumber belajar bervariasi dan
memanfaatkan lingkungan sekitar
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 73 dari 141

e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

i. Pengertian RPP

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang guru ketika
akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan di dalam silabus.
Lingkup RPP sebaiknya dibuat dengan mengacu “satu RPP untuk satu KD”. Tetapi untuk mata
pelajaran tertentu yang berbasis pada tema, satu RPP bisa mencakup beberapa KD. Hal ini
sangat fleksibel. Adapun dibuat satu RPP untuk satu KD dengan alasan bahwa dalam
kurikulum yang berbasis kompetensi yang “terpenting” dalam proses pembelajaran adalah
pencapaian KD. Dan dalam satu RPP diakhiri dengan penilaian, sehingga penilaian tersebut
“benar-benar” sebagai ukuran ketercapaian KD. Dalam satu KD bisa terdiri atas 1 (satu) atau
beberapa indikator. Karena itu dalam merancang kegiatan pembelajaran juga bisa
mempertimbangkan ketercapaian indikator tersebut.

Alur penyusunan RPP

SK dan KD SILABUS RPP

ii. Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Menyusun RPP

Langkah dalam menyusun RPP adalah sbb.:

(i) Menuliskan kembali KD dan indikator yang telah ditentukan pada silabus

(ii) Menentukan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam pembelajaran. Tujuan
pembelajaran harus mencerminkan ketercapaian KD. Tujuan pembelajaran
dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik dan cakupan kompetensi
dasar. Tujuan bisa berupa jabaran tahapan logis dari KD (satu KD beberapa
tujuan ) atau bisa juga sama dengan KD (satu KD satu tujuan pembelajaran).
Kedalaman tujuan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Misalnya
dicontohkan berikut.

KD : menyusun karya tulis dengan sistematika dan bahasa yang efektif


Tujuan Pembelajaran:
• Siswa mampu menentukan masalah penulisan
• Siswa mampu menyusun kerangka karya tulis
• Siswa mampu mengembangkan kerangka karya tulis dengan bahasa
yang efektif dan penggunaan tguru baca/ejaan secara tepat
• Siswa mampu menyunting karya tulis yang dibuat dari segi keutuhan
paragraf, penggunaan bahasa, dan tguru baca/ejaan
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 74 dari 141

(iii) Menentukan Metode dan Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Metode yang dipilih harus bertumpu pada prinsip pelaksanaan kurikulum yaitu
penggunaan multistrategi sehingga siswa belajar dalam suasana aktif, kreatif,
dan menyenangkan serta belajar hidup bersama/bekerja sama. Metode yang
dapat dipilih bisa bermacam-macam, antara lain: metode inkuiri, pemodelan,
jigsaw, tanya- jawab, TGT (Tournament Game Team), simulasi, out door activity,
diskusi kelompok, dan sebagainya. Beberapa contoh metode pembelajaran akan
dibahas lebih lanjut pada bagian lain.

Sebelum mengembangkan kegiatan pembelajaran di RPP, guru perlu menelaah


kembali kegiatan pembelajaran pada silabus. Kegiatan pembelajaran di RPP
merupakan jabaran operasional dari kegiatan pembelajaran di silabus. Dalam hal
ini, kegiatan pembelajaran dijabarkan lebih rinci ke dalam kegiatan pendahuluan,
inti, penutup atau pola yang lain. Selain itu kegiatan sudah diatur per
pertemuan dan sudah diorganisasikan waktunya lebih rinci (berapa menit
pendahuluan, berapa menit kegiatan pada inti, dan berapa menit pada penutup).
Sebaiknya kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup, masing-masing tidak
lebih dari 10 menit, dan sisanya digunakan untuk kegiatan inti.
Adapun kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dapat dijabarkan seperti
berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan diarahkan, antara lain untuk memberikan: (1)
pemanasan berpikir, (2) apersepsi, dan (3) motivasi. Pemanasan
berpikir digunakan untuk menumbuhkan terjadinya disequlibrasi,
sedemikian hingga proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi) mudah
berlangsung. Dengan pemanasan berpikir juga dapat meningkatkan
kesiapan siswa untuk belajar. Beberapa kegiatan pemanasan berpikir,
antara lain: memberikan pertanyaan menantang yang terkait dengan
pelajaran yang akan berlangsung. Pertanyaan menantang tidak harus
langsung dijawab di awal, jawaban bisa diberikan ketika kegiatan inti akan
selesai.
Apersepsi digunakan untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran
bermakna. Dalam hal ini, pembelajaran akan menjadi bermakna apabila
materi yang akan dipelajari “terkait” dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh anak. Sehingga terjadi kesinambungan yang kuat dalam proses
berpikir. Sebaliknya, apabila materi yang diberikan dalam proses
pembelajaran “lepas” (tidak terkait dengan struktur pengetahuan yang
diberikan), maka konstruksi pengetahuan yang terjadi akan sangat lemah.
Karena itu apersepsi sangat penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan
apersepsi diarahkan untuk mengetahui “struktur pengetahuan” yang sudah
dimiliki oleh anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang mengarah pada penguasaan materi prasyarat. Dengan
mengetahui struktur pengetahuan awal siswa, maka dapat ditentukan
kesiapan siswa, sehingga guru dapat menentukan “harus dimulai dari
materi apa”.
Memberikan motivasi kepada siswa merupakan bagian penting dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi, siswa akan cenderung
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 75 dari 141

semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu kegiatan yang


dapat dilakukan dalam memberi motivasi adalah menjelaskan kegunaan
materi yang akan dipelajari untuk kehidupan.
Catatan (penting):
Dalam RPP, kegiatan pendahuluan (pemanasan berpikir, apersepsi, dan
motivasi) harus dinyatakan secara eksplisit. Kalau kegiatan pendahuluan
dilakukan dengan memberikan pertanyaan, maka pertanyaan tersebut juga
harus dituliskan.
Karena itu dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Memberikan pertanyaan yang menantang
d. Memberikan motivasi terkait dengan pentingnya materi yang akan
dipelajari
e. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
f. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan
pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Dalam penyusunan kegiatan pembelajaran di RPP perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut.

• Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. Kegiatan yang dirancang


memberi kesempatan siswa untuk aktif mengamati model, menemukan
ciri berdasarkan pengamatan, menggali informasi dari objek sekitar/nara
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 76 dari 141

sumber, berdiskusi, bermain peran, melakukan percobaan, melakukan


keterampilan tertentu (mendengarkan berita, menulis, berbicara,
membaca), aktif menilai karya teman/ karya sendiri, aktif saling bertanya,
bermain game yang sesuai KD, aktif membuat produk/karya secara
berpasangan/berkelompok/ individu, latihan menerapkan konsep.
• Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar (lihat pemetaan). Jika bersifat pemahaman konsep
berarti kegiatan pembelajaran bersifat penemuan konsep dengan
mengamati berbagai contoh, jika berupa penerapan konsep berarti harus
banyak mencoba/ berlatih, jika berupa sikap berarti ke arah penghayatan
dan pengamalan)
• Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
• Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Berikut disampaikan tiga contoh skenario pembelajaran/ kegiatan pembelajaran


penerapan metode-metode pembelajaran aktif yang bervariasi.

Box 16: Contoh KD yang Berfokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD yang berfokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)

Pendahuluan
Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan KD dengan
dunia nyata

Kegiatan Inti
Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep
Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan
Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan
Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok
Saling mengomentari praktik yang dilakukan

Kegiatan penutup
Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan
Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan
Memberi tugas lanjutan
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 77 dari 141

Box 17: Contoh KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

Pendahuluan
Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal yang terkait
dengan kompetensi dasar
Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya

Kegiatan Inti (alternatif 1)


Mendemonstrasikan peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan konsep

Kegiatan inti (alternatif 2)


Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain
Secara individu mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
Berwawancara dengan nara sumber berkaitan dengan suatu konsep
Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu konsep
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep

Kegiatan Akhir
Menyimpulkan konsep yang ditemukan
Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 78 dari 141

Box 18: Contoh KD yang Fokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD Berfokus pada Keterampilan dan Menghasilkan Produk/ Karya

Pendahuluan
Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat mengaitkan
KD dengan dunia nyata

Kegiatan Inti
Mengamati model teks (struktur isi dan bentuk)
Bermain mengurutkan bagian teks
Bertanya jawab tentang aspek teks yang terkait
dengan indikator
Menulis draf
Menulis sesuai dengan indikator
Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik
yang telah disiapkan guru
Revisi berdasarkan masukan teman /guru

Kegiatan Penutup
Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk
Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan

(iv) Mengembangkan materi

Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui


• Menjabarkan materi pokok pada silabus secara lebih rinci (operasional)
• Dalam materi pokok dituliskan point-point pokoknya saja
• Disesuaikan dengan dengan karakteristik daerah;
• Disesuaikan dengan aktualitas dan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
• Kebermanfaatan bagi peserta didik;
• Struktur keilmuan;
• Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
• relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
• alokasi waktu

(v) Mengembangkan Alat Penilaian

Pada RPP, wujud alat Penilaian dan penilaiannya sudah dirancang secara
operasional (siap pakai). Kalau di silabus disebut tes tulis berarti di RPP
dikembangkan wujud tes tersebut. Jika pada silabus disebut tes unjuk kerja
berpidato berarti pada RPP dikembangkan perintah untuk berpidato dan
illustrasinya dengan rubrik/pedoman penilaiannya.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 79 dari 141

(vi) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada kegiatan
pembelajaran

Cermati kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/ media/ bahan
yang diperlukan untuk mendukung operasional RPP. Misalnya, LKS untuk
mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD yang yang harus diamati, contoh
surat yang harus diamati, bahan yang harus didiskusikan, panduan pertanyaan
untuk menggali informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan sebagainya

(vii) Menuangkan rumusan RPP ke dalam format baku dengan contoh sbb.:

Box 19: Contoh format RPP

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata pelajaran : ......................................................................................................


Kelas/Semster : ......................................................................................................
Unit* : ......................................................................................................
Kompetensi Dasar : ......................................................................................................
Alokasi Waktu : ......................................................................................................

I. Indikator : ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
II. Tujuan pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
III. Materi pembelajaran : ......................................................................................................
......................................................................................................
IV. Metode pembelajaran: ......................................................................................................
......................................................................................................

V. Langkah-langkah pembelajaran metode waktu


1. Kegiatan awal:
........................................................................................... ............. ..........
........................................................................................... ............. ..........
2. Kegiatan inti:
........................................................................................... ............. ..........
........................................................................................... ............. ..........
3. Kegiatan akhir:
........................................................................................... ............. ..........
........................................................................................... ............. ..........

VI. Alat/bahan/sumber belajar: ..............................................................................................

VII. Penilaian : ....................................................................................................................


Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 80 dari 141

iii. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP

Untuk membuat para siswa menjadi pebelajar yang lebih baik, para guru membutuhkan
pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Perbedaan gaya belajar dan gaya berpikir
siswa perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang
lebih baik dalam berpikir verbal dan ada siswa yang lebih suka menggunakan gambar, serta
ada siswa yang lebih suka dalam belajar dengan aktifitas. Karena itu rancangan kegiatan
pembelajaran harus benar-benar memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk
mengembangkan diri secara optimal.

1. Memahami Gaya Belajar Peserta Didik

Sebelum berlanjut untuk mendiskusikan isi, nampaknya ada gunanya kita mengingat
fakta bahwa karena setiap siswa punya cara belajar yang mereka sukai sendiri, para guru harus
mencoba menerapkan berbagai strategi pembelajaran jika mereka ingin parasiswa
mendapatkan kesempatan yang maksimal untuk belajar. Kita akan secara singkat mengulas
kembali cara bagaimana siswa belajar.

(i) Ada siswa yang belajar dengan cara melakukan, ada yang dengan melihat, ada
juga yang dengan merasa, yang lainnya mungkin dengan berpikir. Meskipun
seorang siswa mungkin menggunakan keempat metode ini dalam belajar, pasti
ada satu ang mereka lebih sukai. Bagaimana dengan Guru, metode apa yang
lebih disukai Guru
(ii) Berikut adalah sejumlah cara lain untuk melihat preferensi belajar. Ada yang
lebih suka dengan cara verbal (verbaliser) sementara lainnya lebih suka dengan
melihat (imager). Ada yang suka memproses informasi sebagai keseluruhan
(wholist). Sementara yang lainnya lebih suka memproses suatu informasi
sebagai bagian-bagian (analytick). Sekali lagi, kita menggunakan berbagai
metode ini dalam belajar, tetapi kita pasti punya semacam kesukaan terhadap 1
metode. Metode mana yang lebih disukai Guru

Banyak riset yang dilakukan untuk mengetahui cara-cara orang belajar. Berdasarkan
penelitian-penelitian ini, para ahli pendidikan telah mengembangkan sejumlah teori mengenai
cara-cara orang belajar yang dari situ kemudian strategi pengajaranpun disesuaikan untuk tiap
gaya belajar yang berbeda. Intinya adalah tidak ada satupun strategi pengajaran/pembelajaran
yang cocok untuk semua siswa. Untuk itu, para guru harus menggunakan banyak strategi
pengajaran/pembelajaran jika mereka ingin para siswa mendapatkan kesempatan belajar yang
maksimal.

Bagaimana mungkin pembelajaran akan efektif jika banyak guru hanya menggunakan
metode ceramah sementara lebih dari 70% siswanya tidak menyukai cara itu. Bagaimana
pengalaman Guru di Indonesia? Untuk menambah pengetahuan Guru mengenai konsep ini,
gambar 03 dan 04 dibawah memperjelas informasi yang tadi didiskusikan di butir (a )dan (b)
untuk mengembangkan suatu konsep yang menggambarkan satu dari sekian banyak cara
dalam hal gaya belajar yang berbeda. Diagram itu juga mendeskripsikan tiap gaya pembelajar.
Diagram 2 menggunakan informasi pada diagram 1 untuk mendeskripsikan gaya belajar yang
cocok untuk setiap jenis pembelajar. Meskipun Guru kurang kenal dengan hal ini, tidak ada
salahnya kita mempelajari hal ini untuk kemudian dicobakan dalam pengajaran Guru. Mudah-
mudahan hal ini bisa memotivasi Guru untuk selalu mencoba berbagai strategi pengajaran,
pembelajaran yang lain untuk membantu siswa belajar.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 81 dari 141

2. Memahami Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Berikut adalah jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dan


dikembangkan dalam menyusun RPP sebagai berikut:

(i) Diskusi terbuka: Ajukan pertanyaan pada seluruh siswa atau kelompok. Untuk
menghindari pemborosan waktu, guru dapat menyatakan sebelumnya bahwa
hanya meminta 4 atau 5 siswa untuk mengajukan pendapat dengan
mengacungkan tangan.

(ii) Kartu respon: Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada kartu atau
potongan kertas dengan tidak menuliskan nama atau identitas lain.

(iii) Poling: Guru melakukan survey singkat untuk memperoleh data secara cepat.
Hal ini dapat dilakukan dengan survey verbal misalnya dengan meminta siswa
mengangkat tangan atau mengangkat kartu jawaban

(iv) Diskusi kelompok: Guru meminta siswa berkelompok dengan anggota tiga atau
lebih untuk berbagi informasi, mendiskusikan

(v) Belajar berpasangan: Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas atau
berdiskusi dengan teman di dekatnya secara berpasangan. Belajar berpasangan
cocok untuk mengerjakan tugas yang rumit.
Beberapa tugas yang dapat diberikan pada kegiatan belajar berpasangan:
• Mendiskusikan bacaan singkat
• Saling bertanya terkait dengan reaksi pasangan terhadap tugas
membaca, materi pelajaran atau yang lainnya
• Saling mengritik pekerjaan pasangan
• Saling bertanya tentang hasil membaca
• Merangkum pelajaran yang baru diberikan
• Mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan pada guru
• Mengalisis masalah tertentu, latihan atau percobaan
• Saling menguji pasangan
• Merespon pertanyaan yang diajukan guru
• Membandingkan catatan pelajaran yang dibuat di kelas

(vi) Panel: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan pendapatnya di


depan kelas seperti dalam bentuk diskusi panel. Siswa-siswa yang duduk di
depan menghadap ke teman-teman lain berperan sebagai panelis. Kemudian
secara bergiliran siswa-siswa lain menjadi panelis.

(vii) Fishbowl (diskusi melingkar): Guru meminta beberapa siswa untuk melakukan
diskusi secara melingkar dan siswa yang lain mendengarkan dalam format
melingkar di luar nya. Kemudian buat lingkaran kecil di dalamnya untuk
melanjutkan diskusi

(viii) Permainan: Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran. Berbagai jenis


kuis di TV dapat diterapkan di kelas dengan beberapa modifikasi (misalnya who
wants to millioner, gamezone, permainan kata, dll)
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 82 dari 141

KONKRET

Pembelajar Dinamis Pembelajar Inovatif

MELAKUKAN
MELIHAT

Pembelajar Logis Pembelajar


Analitis

ABSTRAK

Gambar 03: Gaya belajar

KONKRET

4. Intuitif/Menyeluruh 1. Arti Sosial/Pribadi


Pembelajaran yang Tanya Jawab
bersifat penemuan Belajar Kelompok

Diskusi
MELAKUKAN
MELIHAT

3. Pengalaman Indera 2. Bersifat informasi/fakta


Proyek Mandiri Ceramah
Coaching/Fasilitator Sesi Berpikir
Simulasi

ABSTRAK

Gambar 04: Gaya Pengajaran yang cocok

(ix) Pemanggilan pembicara selanjutnya: Guru meminta siswa untuk mengacungkan


tangan jika mereka ingin menyampaikan pendapatnya dan memanggil seorang
siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai giliranya, siswa ini
diminta menunjuk siswa lain menyampaikan pendapatnya.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 83 dari 141

3. Kiat-kiat Menentukan Kegiatan Pendahuluan, Inti,


Penutup dalam Penyusunan RPP

Pendahuluan dilakukan untuk membangun ketertarikan/ motivasi atau pengaitan


dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Pendahuluan bisa dilakukan dengan contoh
kegiatan berikut.

(i) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang telah
dipelajari dan hubungannya dengan apa yang akan dipelajari
(ii) Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang dialami
siswa
(iii) Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan apa yang
akan dipelajari
(iv) Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari
(v) Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar,
grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa terhadap
apa yang akan dipelajari.
(vi) Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran
yang akan disampaikan
(vii) Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada siswa sehingga mereka
termotivasi untuk mengikuti pelajaran

Kegiatan inti untuk mengoptimalkan pelibatan siswa dalam mencapai pemahaman,


penemuan konsep, latihan keterampilan tertentu yang berkaitan dengan pencapaian
kompetensi tertentu.

(i) Mengamati contoh dan ilustrasi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat membuat
perbandingan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa.
(ii) Melakukan demonstrasi dengan alat peraga tertentu. Guru menggunakan alat
peraga untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/ konsep/ cara kerja ketika
menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika menjelaskan warna-warna dalam pelangi
guru dapat menggunakan gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Siswa
mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaan-
pertanyaan yang relevan
(iii) Melibatkan siswa dalam melakukan pengamatan, investigasi, wawancara
dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/ berlatih keterampilan
tertentu
(iv) Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan pertanyaan yang
menantang pada siswa, misalnya memberikan contoh dari pelajaran yang
disampaikan atau menjawab kuis.

Penutup pelajaran untuk penguatan yang dapat berupa:


(i) Peyimpulan dan refleksi
(ii) Aplikasi: Hadapkan suatu masalah atau pertanyaan pada siswa-siswa untuk
menyelesaikannya berdasarkan penjelasan dalam pembelajaran.
(iii) Reviu: Minta siswa-siswa untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau
memberi mereka tes skor reviu.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 84 dari 141

iv. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian

1. Prinsip-Prinsip Penilaian

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen dan penilaian, yaitu:
(i) Berorientasi pada kompetensi, yaitu harus mampu menentukan apakah siswa
telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum
(ii) Menyeluruh, penilaian hendaknya menilai siswa secara menyeluruh, mencakup
semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif dan psikomotor.
(iii) Valid, penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang hasil
belajar siswa.
(iv) Adil dan terbuka, penilaian harus adil terhadap semua siswa dan semua kriteria
dan pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
(v) Mendidik, penilaian merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil dan
sebagai pemicu bagi siswa yang kurang berhasil.
(vi) Menyeluruh, penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan
prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
(vii) Berkesinambungan, penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan terus-
menerus, dan
(viii) Bermakna, penilaian yang dihasilkan diharapkan benar-benar menggambarkan
perilaku yang sesungguhnya dari siswa. Karena tidak ada satupun bentuk
penilaian yang dapat menghadirkan gambaran yang otentik, maka diharapkan
guru menggunakan berbagai bentuk penilaian.

2. Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari


Siswa

Beberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah:


(i) Aspek akademis, meliputi apa yang diketahui, dipahami dan tersimpan dalam
otak siswa.
(ii) Aspek pemikiran, meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja konseptual,
penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan
menyusun argumentasi.
(iii) Aspek keterampilan, meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lesan, ketrampilan
meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan menganalisis informasi dan
ketrampilan teknik.
(iv) Aspek sikap, meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara
yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir ilmiah dan sebagainya
(v) Aspek Kebiasaan kerja, meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik mungkin dan
sebagainya.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 85 dari 141

3. Cara melakukan Penilaian

Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian kerja (performance Penilaian), melalui
portofolio, penilaian afektif, dan rubrik.

Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang meminta siswa
untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kelakuan
kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan siswa sesuai dengan kriteria
yang diinginkan. Karakteristik dari tes kinerja ada dua: 1) peserta tes diminta untuk
mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam
suatu aktivitas (perbuatan) seperti melakukan eksperimen, praktek dan sebagainya. 2) Produk
dari tes kinerja lebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya.

Langkah-langkah menyusun penilaian kinerja adalah sebagai berikut. Pertama,


persiapan penilaian kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama dilakukan identifikasi
tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja. Kita dapat menentukan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:
(i) Konsep, ketrampilan atau pengetahuan apa yang akan dinilai
(ii) Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa
(iii) Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?
(iv) Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori ataukah proses.

Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Selain berdasarkan tujuan
penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja
antara lain adalah:
(i) Batasan waktu yang tersedia
(ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas.
(iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja
siswa.

Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal. Kegiatan
informal dilakukan jika guru menilai kinerja siswa tanpa sepengetahuan siswa misalnya menilai
siswa berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala
penilaian kinerja dimana siswa mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang
menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek.

Ketiga, menentukan criteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis


kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan kriteria dapat
pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
(i) Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
(ii) Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
(iii) Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
(iv) Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan
siswa yang dapat diamati.
(v) Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 86 dari 141

Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar salah
melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu diperlukan sebuah
rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria kinerja.

Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja
antara lain adalah:
(i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah elemen
tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.
(ii) Teknik naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang
terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru
dapat menentukan seberapa dekat kinerja siswa dengan standar yang
ada.
(iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi seberapa
besar derajad kinerja mendekati standar.
(iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk
menentukan apakah siswa sukses atau tidak.

Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan anak


membaca, kegiatan fisik atau olahraga, praktikum. Idealnya guru harus dapat mengamati
keseluruhan kinerja siswa, namun jika jumlah siswa terlalu banyak perlu dicarikan alternatif
dengan membuat tabel-tabel pengamatan yang praktis.

Penilaian Portofolio

Portofolio adalah pengumpulan secara sistematis hasil kerja seseorang. Penilaian


portofolio merupakan strategi penilaian dengan cara mengumpulkan dan menilai hasil kerja dan
tugas siswa secara berkelanjutan sebagai acuan bagi guru untuk melihat apakah telah terjadi
kemajuan belajar pada diri siswa. Sebagai gambaran sebutlah Bu Nindi seorang guru SD kelas
awal meminta siswa setiap minggu untuk mengumpulkan hasil kerja berupa gambar dan cerita
tentang gambar itu. Jika minggu lalu siswa mengumpulkan hasil pertamanya, pada minggu
berikutnya siswa diminta untuk memperbaiki hasil kerjanya pada kertas yang lain, baik gambar
maupun tulisannya. Demikian selanjutnya pada minggu-minggu berikutnya sehingga masing-
masing siswa memiliki kumpulan hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali dalam satu semester
Bu Nindi mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hasil-hasil kerja masing-masing. Pada akhir
semester karya-karya terbaik masing-masing siswa dipamerkan kepada orang tua sekaligus
untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi merupakan salah satu bentuk
penilaian portofolio.

Melalui penilaian portofolio itu, berbagai hal didapatkan oleh Bu Nindi misalnya apakah
seseorang mengalami kemajuan dalam menggambar dan menulis dalam semester ini. Siapa
yang memiliki potensi menulis yang besar, dan siapa siswa yang mengalami kesulitan. Bu Nindi
juga bisa menunjukkan kepada orang tua tentang perkembangan atau ketidakberkembangan
siswa. Secara umum Bu Nindi juga dapat mengevaluasi pembelajarannya.

Penilaian Afektif

Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti sikap,
minat, motivasi dan sebagainya. Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh
terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan
pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang memiliki sikap positif
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 87 dari 141

terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan
bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Fokus Penilaian Afektif

Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap, antara lain:
(i) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang
lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir
semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali.
Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran
setelah pembelajaran berlangsung.
(ii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik
terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar
cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
(iii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi
oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di kelas
diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa.
(iv) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap
yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender,
kebangsaan dan keagamaan.
(v) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam
kejujuran, integritas, keadilan dan nilai kebebasan

Pelaksanaan penilaian afektif dilaksanakan

Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi atau mengadministrasikan


instrumen atau quiesioner yang menggunakan skala Likert.

Box 20: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif

Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup

Kelompok siswa ……………..

Kesediaan Kesediaan .Tanggung


Bekerja dikritik jawab
No. Nama Siswa Ketekunan Sama Keaktifan

1. Aisah
2. Ahmad
3. Bahruddin
4. Burhanuddin
5. Cut Yanit
6. Dahlan
7. Fatimah
8. Rubrik
Fahriyah
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 88 dari 141

Rubrik penskoran (scoring rubric) yang sering dikenal dengan rubrik merupakan
gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau evaluator sebagai panduan dalam
menganalisis/menskor produk yang dihasilkan siswa atau proses yang dilakukan oleh siswa.
Rubrik umumnya diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi
permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah pedoman
penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay siswa. Tanpa adanya rubrik mungkin
penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan sesaat kita atau dengan kata lain tidak
obyektif.

Cara Menyusun Rubrik

Tahap-tahap menyusun rubrik adalah:


(i) Menentukan kriteria penampilan terbaik dari produk atau proses yang
diskor
(ii) Menentukan kriteria penampilan terburuk.
(iii) Menentukan banyaknya tingkat skor.
(iv) Menambahkan kriteria skor.

Dalam menentukan kriteria rubrik dianjurkan menggunakan kata kerja operasional.


Sebagai contoh dalam matematika, kriteria ” siswa dapat menghitung tanpa kesalahan ” lebih
operasional dari pada ” siswa dapat menghitung dengan baik”.

Waktu rubrik diperlukan

Rubrik diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran atau
tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan Penilaiant. Rubrik sering digunakan dalam portofolio,
kinerja, aktivitas kelompok dan tes essay. Rubrik ini juga dapat digunakan untuk mengechek
dan memvalidasi apakah RPP yang telah dibuat sudah memadai sesuai dengan rambu-rambu
dan panduan yang diberikan atau belum.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 89 dari 141

Box 21: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP

Nama penyusun : .......................................


Mata pelajaran : .......................................
KD/Unit/tema : .......................................

No. Aspek Deskripsi Hasil chek/


Penilaian validasi
1. Kesesuaian SK, • Rumusan standar kompetensi (SK) dan KD sesuai
KD, indikator, dengan standar Isi
dan alokasi • Rumusan indikator berisi perilaku untuk mengukur
waktu tercapainya KD
• Rumusan indikator berupa kata kerja operasional
• Alokasi waktu sesuai dengan cakupan kompetensi dan
alokasi yang tersedia di silabus
2. Tujuan • Rumusan tujuan pembelajaran selaras dengan KD
Pembelajaran
3. Pengembangan • Materi pembelajaran benar secara teoritis
materi dan • Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD
bahan ajar (Selaras dengan KD)
• Materi pembelajaran dijabarkan dalam bahan ajar
secara memadai dan kontekstual
4. Metode • Metode pembelajaran bervariasi
Pembelajaran • Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-benar
tercermin dalam langkah-langkah pembelajaran
5. Langkah- • Pendahuluan berisi pengaitan kompetensi yang akan
langkah diajarkan dibelajarkan dengan konteks kehidupan
Pembelajaran siswa atau kompetensi sebelumnya.
• Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk menjabarkan
tahapan pencapaian KD disertai alokasi waktu
• Inti pembelajaran yang dirancang berfokus pada
siswa
• Inti pembelajaran memberi kesempatan siswa bekerja
sama dengan teman atau berinteraksi dengan
lingkungan/masyarakat sekitar
• Penutup pembelajaran berisi penyimpulan/ refleksi/
atau tindak lanjut (tugas pengayaan/pemantapan)
• Rumusan langkah-langkah pembelajaran
menggambarkan kegiatan dan materi yang akan
dicapai.
6. Sumber Belajar • Sumber belajar sesuai untuk mendukung tercapainya
KD
• Sumber belajar bervariasi
7. Penilaian • Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh indikator
• Rubrik/pedoman penyekoran/kunci jawaban
dicantumkan secara jelas dan tepat
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 90 dari 141

BAB V
IMPLEMENTASI KURIKULUM

f. Pengertian Implementasi Kurikulum

Secara umum implementasi kurikulum adalah kegiatan untuk melaksanakan semua


rancangan kurikulum yang telah disusun pada tahap penyusunan kurikulum. Masalah strategis
pada implementasi kurikulum di Sekolahberkaitan dengan pertanyaan bagaimana agar
kurikulum yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik? Secara khusus implementasi
kurikulum akan berkaitan dengan masalah berikut.
(i) Bagaimana agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan/ dilaksanakan secara
efektif?
(ii) Bagaimana agar kegiatan pengembangan diri yang berupa bimbingan konseling
dapat dilaksanakan secara efektif?
(iii) Bagaimana agar kegiatan pengembangan diri berupa ekstrakurikuler berjalan
dengan efektif?
(iv) Dukungan apa yang perlu diintegrasikan agar implementasi kurikulum berjalan
lancar dan mencapai tujuan?

g. Prinsip Implementasi Kurikulum

Dalam implementasi kurikulum perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan berikut.


(i) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,
dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.
(ii) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri hguruyani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di
belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan
prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
(iii) Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,
sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan).
(iv) Dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan
daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.
(v) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 91 dari 141

keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.
(vi) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.

Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pembelajaran perlu menerapkan berbagai


strategi dan media. Metode pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan perlu diterapkan
sehingga siswa belajar dalam situasi bebas, dinamis, dan menyenangkan. Demikian juga
dengan pemilihan media/sumber pembelajaran harus memaksimalkan penggunaan
lingkungan sekitar dan juga mempertimbangkan perkembangan IPTEK.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri secara terpadu antara kompetensi mata


pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri dilaksanakan secara seimbang, terpadu, dan
saling mendukung. Dengan demikian, Sekolahyang mengadakan asrama bisa memadukan
program yang saling mendukung antara kurikulum formal di Sekolahdan program di asrama.

h. Langkah- Langkah Dalam Implementasi Kurikulum

Salah satu penyebab ketidakpuasan orang lain terhadap pemimpin adalah ia tidak
menindaklanjuti rencana-rencana atau kesepakatan-kesepakatan. Semua keputusan
membutuhkan tindak lanjut, tidak sebatas keputusan. Oleh karenanya sangat penting melihat
apakah kemajuan sudah tercapai. Setelah menguji pemecahan, mungkin perlu meneruskannya
atau sebaliknya mencari pemecahan baru sebagai alternatif.

Karena pemimpin sudah tahu benar apa yang diinginkan terjadi, maka perlu membuat
langkah-langkah untuk mencapainya. Langkah-langkah ini disebut keputusan. Jika, misalnya,
pemimpin menginginkan untuk menerapkan program pendidikan agama lebih banyak, ia bisa
mengumpulkan data dari siswa, guru, orang tua, dan masyarakat tentang hal ini. Informasi dari
mereka sangat berguna untuk membuat keputusan jadi-tidaknya pemberian jam lebih untuk
pendidikan agama. Kalau pemecahan ini tidak berhasil, tidak perlu dianggap sebagai hal yang
tidak mungkin. Tetapi diperlukan untuk mendefinisikan ulang masalah apa yang menyebabkan
tidak mungkinnya atau mencari pemecahan lainnya.

Komponen-komponen tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dan


berinteraksi satu dengan yang lain. Seorang kepala Sekolahharus mampu memahami interaksi
antara komponen yang satu dengan yang lain, dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(i) Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, kepala Sekolahharus mampu


menetapkan fungsi-fungsi yang didalamnya mengandung berbagai jenis
kegiatan. Suatu fungsi harus mengandung kegiatan-kegiatan sejenis sehingga
terwujud satuan-satuan kerja yang menjadi bagian di dalam suatu struktur.
(ii) Berdasarkan satuan kerja itu, kepala Sekolahharus menetapkan wewenang dan
tanggung-jawab sesuai dengan jenis kegiatan-kegiatan yang selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk tugas-tugas. Dengan demikian berarti struktur harus
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 92 dari 141

disusun dengan memperhatikan semua fungsi agar memungkinkan


terlaksananya pencapaian tujuan.
(iii) Dengan memperhatikan jenis, sifat, volume dan beban kerja dapat dibentuk unit-
unit kerja yang merupakan pembagian kerja. Pembagian kerja itu tidak boleh
mengakibatkan pengkotakan kerja. Oleh karena itu diperlukan hubungan kerja
dan prosedur kerja yang serasi, agar setiap unit kerja saling isi-mengisi dan
saling menunjang serta memungkinkan terwujudnya kerjasama antar personel
dan antar unit kerja.
(iv) Setiap unit kerja harus jelas kedudukannya di dalam struktur organisasi,
sehingga jelas pula wewenang dan tanggung-jawabnya dalam mewujudkan
fungsi-fungsi organisasi, yang secara keseluruhan merupakan total sistem.
(v) Berdasarkan beban tugas yang telah dijabarkan di dalam unit-unit kerja
selanjutnya ditetapkan jumlah personel dan keahlian atau ketrampilannya yang
diperlukan beserta persyaratan lainnya, seperti: sifat-sifat kepribadian, kesehatan
jasmani dan semacamnya. Dengan demikian dapat ditetapkan juga peralatan
dan material yang diperlukan untuk mewujudkan kerja yang efisien yang
selanjutnya akan berpengaruh dalam menetapkan anggaran biaya yang diatur
menurut pentahapan waktu yang tersedia. Sebaliknya berdasarkan waktu yang
tersedia dapat ditetapkan prioritas kegiatan dengan pentahapan penyediaan
anggaran yang diperlukan.
(vi) Kepala Sekolahharus mampu memilih dan menetapkan prosedur kerja antar unit
kerja agar terwujud efisiensi kerja dalam usaha mencapai tujuan. Prosedur itu
menyangkut pula cara atau metode kerja yang tidak bersifat statis dan harus
terus dikembangkan dan disempurnakan guna mencapai efisiensi kerja yang
semakin tinggi.
(vii) Prosedur kerja formal yang ditetapkan tidak boleh menutup kemungkinan
dikembangkannya hubungan kerja informal antar personal dalam satu unit kerja
atau antar unit kerja yang ada. Di samping hubungan kerja ke dalam, kepala
Sekolahharus menetapkan juga batas-batas wewenang dalam melakukan
hubungan kerja ke luar sebagai usaha meningkatkan efisiensi kerja.
(viii) Apabila kerja sudah diwujudkan dengan mempergunakan prosedur yang tepat,
maka harus dijaga agar berlangsung secara kontinyu dan tetap terarah pada
pencapaian tujuan. Untuk itu diperlukan kontrol dan pengendalian yang efektif.
Kontrol tidak saja dimaksudkan membimbing dan menghindari terjadinya
penyimpangan kerja, akan tetapi juga untuk memelihara keserasian kerja antar
komponen yang satu dengan komponen yang lain agar sebagai satu kesatuan
(totalitas) bergerak secara serempak ke arah tujuan yang sama.
(ix) keseluruhan komponen yang berinteraksi itu merupakan in-put yang sangat
besar pengaruhnya terhadap out-put atau hasil yang dicapai. Kualitas dan
kuantitas hasil itu secara bertahap akan menjadi sumbangan yang tidak sedikit
artinya bagi pencapaian tujuan atau sasaran organisasi. Kepala Sekolahharus
berusaha agar interaksi antar komponen di dalam organisasi merupakan in-put
yang minimal untuk memperoleh hasil atau out put yang maksimal

Kepala Sekolahmemiliki peran sentral/utama dalam merealisasikan kurikulum di


madrasah. Sebagaimana tugas pokoknya bahwa kepala Sekolahkedudukannya sebagai
pimpinan pada lembaga pendidikan bersangkutan. Kepala Sekolah harus mampu
menggerakkan seluruh sumber daya madrasah, baik sumber daya intern (guru dan tenaga
kependidikan) maupun ekstern (orang tua siswa dan masyarakat luas lainnya) agar kurikulum
dapat dilaksanakan. Kepala Sekolahharus mampu menggerakkan dan menumbuhkan
fanatisme institusi pada seluruh sumber daya intern untuk sama-sama merealisasikan visi dan
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 93 dari 141

misi menjadi kenyataan. Kemudian memadukan secara transparan dengan kekuatan ekstern,
yakni seluruh orang tua siswa dan masyarakat luas lainnya.

Sebelum kurikulum dilaksanakan kepala Sekolahharus mengupayakan tiap-tiap orang


tahu apa yang harus dikerjakan dan tahu apa yang terjadi dan kemana arah yang akan dituju.
Oleh karena itu, langkah awal kepala Sekolahadalah mengadakan sosialisasi KTSP yang telah
disusun dan menjelaskan arah yang akan dituju dan dukungan apa yang diharapkan dari
seluruh guru, staf, komite, orangtua, dan stakeholder yang lain. Selain itu, kepala Sekolahjuga
telah mengidentifikasi sejumlah fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan dan memasukkan
pada RAPBM. Hal yang paling penting dari implementasi kurikulum adalah setiap orang tahu
apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Oleh karena itu, pada saat
menjelang tahun ajaran baru waktu implementasi kurikulum kepala Sekolahharus menentukan
deskripsi tugas yang jelas bagi semua guru, staf, dan tim pengembang kurikulumnya.
Menjelang implementasi kurikulum kepala Sekolahperlu memastikan:

(i) Apakah jadwal pelaksanaan pembelajaran sudah ada dan dipahami semua
guru yang terlibat,
(ii) Apakah guru sudah memiliki silabus dan RPP serta bagaimana supaya guru
memahami cara melaksanakannya,
(iii) Apakah telah tersedia jadwal pelaksanaan program kegiatan pengembangan diri
yang berupa layanan bimbingan konseling dan semua petugas jelas dengan
tugasnya,
(iv) Apakah telah tersedia jadwal pelaksanaan program kegiatan pengembangan diri
yang berupa ekstrakurikuler dan semua petugas jelas dengan tugasnya,
(v) Apakah ruang/ fasilitas pembelajaran yang kondusif sudah tercipta,
(vi) apakah media/ bahan ajar/ sumber yang diperlukan guru untuk melaksanakan
RPP sudah tersedia (bisa diupayakan oleh kepala Sekolahatau guru sendiri),
(vii) Apakah format-format penilaian sudah tersedia, dan
(viii) Apakah orang-orang yang terlibat sudah termotivasi untuk melakukan tugasnya.

i. Peran Masing-Masing Pihak Dalam Pengembangan KTSP

Ada berbagai pihak yang mengambil peran aktif dalam pengembangan KTSP, yaitu Tim
Kurikulum dan Kepala madrasah, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling,
pembimbing program ekstrakurikuler, pengawas, dan komite madrasah.

Kepala Sekolahdan Tim Kurikulum berperan:

(i) Mensosialisasikan KTSP kepada seluruh warga Sekolah(mengeksplisitkan


dukungan yang diminta untuk ketercapaian kurikulum yang telah dirancang)
(ii) Membuat deskripsi tugas yang jelas (siapa harus melakukan apa)
(iii) Membuat petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran, konseling, Ekskul,
kegiatan pengembangan diri tidak terprogram (kegiatan rutin, keteladanan),
kegiatan remedial, pengayaan, dan kegiatan penilaian
(iv) Menyusun jadwal pembelajaran, konseling, ekskul, program-program khusus
yang akan dilakukan
(v) Menyiapkan format-format yang diperlukan (format presensi, format penilaian,
format monitoring, dsb)
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 94 dari 141

(vi) Rapat koordinasi untuk memastikan pelaksanaan kurikulum (menanyakan dan


memastikan apakah guru dan petugas lain sudah tahu tugasnya dan bagaimana
cara melaksanakan tugasnya dengan baik)
(vii) Mensosialisasikan kegiatan pengembangan diri yang akan dilaksanakan dalam
bentuk keteladanan,
(viii) Menetapkan dan mensosialisasikan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum
(dijadikan poster/ slogan yang selalu dapat dilihat bersama)
(ix) Memotivasi semua guru dan pelaksana kurikulum
(x) Tim kurikulum mendaftar media/ sarana yang diperlukan dan membantu guru
mengadakan media atau memfasilitasi guru untuk dapat membuat media
sederhana yang kontekstual untuk melaksanakan pembelajaran
(xi) Kepala Sekolahsudah menganalisis silabus dan RPP untuk memasukkan dalam
Recana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah(RAPBM) dan segera
merelisasikan untu mendukung pelaksanaan.
(xii) Mengadakan pertemuan awal tahun ajaran/ awal semester untuk memantapkan
dukungan dan pekerjaan yang harus dilakukan tiap-tiap orang.
(xiii) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan dan siapa yang harus diubungi jika
mengalami hambatan dalam pelaksanaan

Guru mata pelajaran berperan dalam hal berikut.

(i) Mengidentifikasi cara melaksanaan RPP secara efektif


(ii) Memastikan jadwal pelaksanaan
(iii) Mengidentifikasi media, bahan ajar yang diperlukan
(iv) Memiliki, mengembangkan media, bahan yang diperlukan dalam RPP
(v) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan
(vi) Merefleksi pelaksanaan yang telah dilakukan

Guru bimbingan dan konseling berperan dalam hal berikut.

(i) Memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan bimbingan yang akan dilakukan


(ii) Mengecek ketersediaan instrumen program bimbingan yang telah disusun
(iii) Melaksanakan sesuai dengan jadwal dan deskripsi tugas yang telah disusun
bersama

Pembimbing program ekstrakurikuler berperan:

(i) Memastikan jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler


(ii) Mengidentifikasi dan menyiapkan instrumen dan sarana yang diperlukan dalam
pelaksanaan pengembangan diri yang berupa kegiatan ekstra-kurikuler (Ekskul)
yang telah dirancang
(iii) Melaksanakan sesuai dengan jadwal dan deskripsi tugas yang telah disusun
bersama (contoh jadwal pelaksanaan dan penguruan chek list)

Peran pengawasan adalah melakukan observasi kelas, wawancara dengan siswa atau
petugas pelaksana pengembangan diri untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan atau strategi yang telah ditempuh dalam pelaksanaan kurikulum. Berdasarkan
hasil observasi inilah pengawas memberikan bantuan yang diperlukan untuk memperlancar
pelaksanaan kurikulum.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 95 dari 141

Sementara itu, komite Sekolahadalah badan mandiri yang mewakili peran serta dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
Sekolahberfungsi sebagai badan pendukung, badan pengontrol, badan mediator, dan badan
pemberi pertimbangan. Pada tahap pelaksanaan kurikulum komite harus memberikan
dukungan untuk melengkapi sarana pelaksanaan, menjadi mediator Sekolahdengan
orangtua/masyarakat untuk membantu pelaksanaan ekstrakurikuler/pengembangan diri yang
lain, mengontrol pelaksanaan kurikulum, mencatat kendala yang muncul dan sumber-sumber
masalahnya.

j. Kiat-Kiat Agar Implementasi Kurikulum Berhasil

Berikut disampaikan beberapa kiat dalam implementasi kurikulum agar yasng dicapai
maksimal

(i) Menyusun Deskripsi Tugas Yang Jelas Dan Memilih Orang Yang Tepat. Strategi
penting dalam melaksanakan kurikulum adalah menyusun deskripsi tugas.
Pemilihan orang yang tepat dengan deskripsi tugas yang jelas merupakan kunci
kesuksesan dalam pelaksanaan. Kepala Sekolahpada awal tahun ajaran baru
sudah menyusun dan mengesahkan surat keputusan yang berisi deskripsi
tugas tiap-tiap guru, pembina konseling, dan pengampu pengembangan diri yang
lain.

(ii) Menyusun Program Operasional


Kegiatan Dalam Muatan Kurikulum. Agar kurikulum dapat diimplementasikan
dengan baik perlu disusun program operasional dari muatan kurikulum yang
telah disusun beserta perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Program
apa saja yang berkaitan dengan muatan kurikulum dan perlu dioperasionalkan?
• Pengelolaan program layanan konseling dan instrumen yang diperlukan
• Pengelolaan pogram remedial/pengayaan dan instrumen yan diperlukan
• Pengelolaan muatan khusus ( pengelolaan kegiatan unggulan lokal /global

(iii) Menyusun Jadwal Dan Pelaksanaan Teknis


Secara Jelas.Untuk mengoperasionalkan kurikulum perlu disusun petunjuk teknis
maupun jadwal secara rinci. Kesiapan implementasi kurikulum sangat
dipengaruhi oleh kejelasan petunjuk teknis pelaksanaan dan jadwal yang
disusun. Petunjuk teknis yang perlu dikembangkan misalnya bagaimana
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang berupa kegiatan pembiasaan
(bagaimana petunjukteknis kegiatan sepuluh menit untuk lingkungan, sholat
Dhuha, pembacaan AlQuran sebelum pembelajara, dan sebagainya. Selain itu,
juga perlu segera dibuat jadwal pelajaran dan sekaligus mencakup kegiatan
pengembangan diri rutin. Jadwal dikembangkan berdasarkan analisis minggu
efektif /jam efektif dari kalender pendidikan.

(iv) Memotivasi Seluruh Stakeholder Yang Terlibat

Sekolahharus menciptakan sistem yang menyebabkan semua orang tahu tujuan


bersama dan semua orang merasa penting. Kepala Sekolahharus
mengupayakan tujuan bersama dipahami semua stakeholder dan melibatkan
semua stakeholder untuk mencapai tujuan.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 96 dari 141

(v) Menyiapkan Kompetensi Guru/Pelaksana


Untuk Melaksanakan Kurikulum.Pengelolaan kurikulum di Sekolahdapat
dilakukan jika Sekolahsudah mampu mengelola kurikulum sendiri, yakni mampu
menyusun, mengembangkan dan mengoperasionalkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, yang berpedoman pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan
dan Panduan BSNP, yang kemudian dijabarkan menjadi perangkat program
kerja guru (Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Bahan ajar) yang siap pakai di kelas, dengan
melibatkan semua sumber dayanya (kepala madrasah, guru-guru, tenaga
kependidikan dan sarana/prasarana). Pengertian siap pakai meliputi penguasaan
metode mengajar, kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan dan
penggunaan alat bantu dan sumber belajar, jenis-jenis penilaian yang sesuai
dengan kompetensi yang dilatihkan, serta mampu memberikan kegiatan
perbaikan dan pengayaan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan masing-
masing siswa.

(vi) Komunikasi Dan Koordinasi Secara Efektif.


Kepala Sekolahmengembangkan berbagai bentuk komunikasi agar semua orang
tahu apa yang telah dan sedang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum. Setiap
komponen tahu apa yang sedang dilakukan komponen lain. Komunikasi dapat
dilakukan melalui berbagai bentuk (pertemuan rutin, jurnal pelaksanaan
kurikulum. Sekolahperlu sistem yang menjamin adanya koordinasi masing-
masing komponen. Misalnya, ada forum Sabtu-an (setiap hari sabtu guru
menganalisis pelaksanaan kurikulum yang terjadi dan ditindak-lanjuti oleh
berbagai komponen yang terlibat).

(vii) Memaksimalkan Dukungan Eksternal.


Selain sumber daya manusia intern Sekolah(kepala madrasah, guru-guru,
tenaga kependidikan), yang juga tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan
kurikulum adalah adanya dukungan maksimal dari Komite madrasah,
Pengawas, Kandepag, Kanwil Depag propinsi dan partisipasi tokoh masyarakat.
Sekolahmemiliki sistem komunikasi dan kerjasama untuk melibatkan dukungan
mereka dalam pelaksanaan kurikulum. Misalnya, meminta dukungan pengawas
untuk menjadi tempat konsultasi jika mengalami kesulitan dalam pelaksanaan,
meminta dukungan komite Sekolahuntuk berkunjung ke kelas dan membentuk
paguyupan kelas terdiri dari wali murid pada kelas tertentu yang bertugas
mengidentifikasi dan mendukung kebutuhan-kebutuhan pembelajaran.

(viii) Mengembangkan Sistem Agar Tim Kompak.


Semangat kerja tim harus ditumbuhkan oleh kepala madrasah. Keberhasilan
yang ditanamkan adalah keberhasilan bersama. Tim yang bagus semakin lama
semangat untuk saling membantu akan semakin tinggi.

(ix) Mengembangkan Sistem Konsultasi Terbuka.


Sistem yang diciptakan menjamin semua orang yang mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan kurikulum tahu harus kemana mengadu. Sekolahperlu menunjuk
tim kurikulum atau nara sumber lain yang sewaktu-waktu dapat dimintai tolong
jika guru atau staf lain mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

(x) Menciptakan Lingkungan Kondusif dan Bebas Berkreasi.


Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 97 dari 141

Sistem yang dikembangkan menjamin kebebasan guru untuk melakukan inovasi


dan kreativitas dalam pelaksanaan kurikulum. Semua harus merasa bebas untuk
melakukan inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan kurikulum (fleksibel asal
tidak menyimpang dari prinsip pelaksanaan kurikulum).

(xi) Mensinergikan Seluruh Sumber Daya.


Keberhasilan proses pembelajaran di Sekolahdipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antara faktor tersebut adalah tersedianya sumber daya pada madrasah.
Sumber daya meliputi sumber daya manusia, sumber daya sarana dan
prasarana serta sumber daya pendanaan. Faktor-faktor tersebut perlu
dikendalikan untuk membantu pencapaian tujuan. Untuk itu, kepala
Sekolahmencari strategi yang efektif untuk menggerakkan seluruh sumber daya
untuk mencapai tujuan. Semua komponen yang berkaitan secara bersama-sama
dirancang untuk dapat saling mendkung. Dalam hal ini kepala Sekolahberpikir
integratif dalam mencapai tujuan. Misalnya, untuk mendukung pelaksanaan
kurikulum kepala Sekolahmengidentifikasi media/sumber yang diperlukan guru
dalam RPP-nya kemudian memasukkan pada RAPM. Demikian juga kepala
Sekolahbisa mengidentifikasi orangtua murid yang kompeten untuk dilibatkan
dalam kegiatan pembelajaran/ekstrakurikuler di madrasah. Kepala Sekolahbisa
menggerakkan berbagai sumber daya yang berkaitan untuk saling mendukung
ketercapaian.

(xii) Menciptakan Sistem Reflektif untuk Peningkatan Mutu Pelaksanaan Kurikulum.


Sekolahmerancang sistem yang membuat orang saling belajar dalam
pelaksanaan kurikulum. Misalnya, dengan cara guru yang sudah sangat
menguasai pembelajaran diamati oleh teman lain sehingga bisa saling
meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran. Guru dan staf yang lain diberi
kesempatan mendiskusikan pekerjaan mereka.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 98 dari 141

k. Pengendalian sebagai Langkah Pendukung Pelaksanaan Kurikulum

Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan kurikulum adalah kegiatan pengendalian untuk
memastikan bahwa kurikulum yang direncanakan akan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

i. Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan proses yang mengarahkan setiap orang di Sekolahbekerja


dan melakukan kegiatan yang terarah untuk menjamin agar kurikulum yang dirancang
dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga target yang ditetapkan dapat dicapai secara
efektif.

ii. Pihak-Pihak Yang Melakukan Pengendalian

Pengendalian pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan secara internal oleh kepala


Sekolahsendiri dan secara eksternal oleh komite madrasah, pengawas madrasah, dan kantor
Departemen Agama kabupaten/kota. Dalam sistem manajemen pendidikan berbasis
madrasah, peran pengendalian internal yang dilakukan oleh kepala Sekolahjauh lebih besar
dampaknya bagi peningkatan mutu layanan pendidikan. Oleh sebab itu, panduan ini lebih
difokuskan kepada pengendalian internal yang dilakukan oleh Kepala Sekolahdalam perannya
sebagai manager. Berbeda dengan pelaku pengendalian yang lain, kegiatan pengendalian oleh
kepala Sekolahmerupakan bagian dari pelaksanaan manajemen yang dilakukan sehari-hari
sehingga frekuensinya jauh lebih banyak.

iii. Sasaran Pengendalian

Sasaran utama pengendalian adalah kinerja staf. Kurikulum yang dibuat mencakup
KTSP dokumen 1 dan dokumen 2 (silabus, RPP, program pengembangan, dan sebagainya).
Karena itu, kegiatan pengendalian yang dilakukan juga mencakup kinerja staf pada
pelaksanaan kedua hal tersebut. Setiap kegiatan pengendalian yang baik dilakukan sejak
perencanaan, pelaksanaan, dan diakhiri dengan pembinaan dalam bentuk pemberian umpan
balik. Sasaran pengendalian adalah pelaksanaan dokumen 1 dan dokumen 2.
(i) Progres dari pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran , muatan
lokal, pengembangan diri (konseling, keteladanan, ekstrakurikuler)
(ii) Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan;
(iii) Dukungan sarana, prasarana, dan sistem dukungan lainnya yang diperlukan;
(iv) Dana yang diberikan untuk mendukung pelaksanaan setiap program dan
kegiatan.

iv. Cara Melakukan Pengendalian

Agar program dapat dikendalikan dengan baik pada tahap penyusunan kurikulum perlu
dirumuskan hasil akhir yang diharapkan, indikator keberhasilan, peran dan tanggung jawab
masing-masing, serta dukungan biaya dan sarana yang diperlukan. Rumusan-rumusan tersebut
diperoleh dari hasil diskusi/ pertemuan yang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan
sehingga masing-masing mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama, serta memberikan
komitmen yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 99 dari 141

Pengendalian dilakukan dengan membangun komitmen akan jauh lebih baik dan efektif
dibandingkan dengan pengendalian yang dilakukan karena tekanan dari luar. Di madrasah,
pengendalian berbasis norma, nilai dan kebiasaan hubungan yang dilgurusi nilai-nilai agama
merupakan sistem yang dapat mendukung secara efektif pengendalian program-program
madrasah. Dalam setiap sistem pengendalian ada empat siklus yang harus dilalui, yaitu:
merumuskan strgurur kinerja setiap orang, mengukur kinerja, membandingkan kinerja
seseorang dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan penyimpangannya, serta
melakukan perbaikan. Secara keseluruhan, siklus proses pengendalian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.

Menetap Mengukur Memban- Menetap


kan standar kinerja dingkan Penyim
kinerja pangan

Standar Batas
kinerja toleransi

Menetap
Tidak Ya
kan standar
kinerja

Melanjut
kan progres
kerja

Gambar: 05
Siklus Pengendalian Yang Efektif

Setiap orang di Sekolahharus ditetapkan standar kinerjanya masing-masing dan standar


ini digunakan sebagai kriteria melihat kinerjanya. Standar itu meliputi seluruh kegiatan yang
menjadi tanggung-jawabnya baik dalam melaksanakan kegiatan, memenuhi ketentuan dan
peraturan, serta peran sosial yang harus dilakukan. Standar ini disusun bersama dengan staf
yang bersangkutan sehingga didukung dengan komitmen yang tinggi untuk dicapai.

Siklus kedua adalah mengukur tingkat pencapaian kinerja dengan data yang dapat
diperoleh dari tingkat kehadiran, laporan, produk kerja yang dihasilkan, dan dari pengamatan
sehari-hari. Selanjutnya, hasil pengukuran kenerja tersebut dibandingkan dengan standar yang
telah dibuat sehingga diperoleh seberapa besar tingkat penyimpangan tersebut. Siklus yang
terakhir adalah melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Koreksi ini dilakukan
melalui dialog dengan staf dan diarahkan untuk memperbaiki sistem kerjanya agar strgurur
yang telah direncanakan akan dapat dicapai.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 100 dari 141

v. Pendekatan Dalam Pengendalian

Pengendalian program yang komprehensif dilakukan dengan tiga pendekatan sekaligus,


yaitu melalui pengendalian dini, konkuren, dan umpan balik. Pengendalian dini dilakukan
sebelum program dilaksanakan dengan cara menetapkan kebijakan, peraturan, tata tertib, dan
berbagai keputusan yang mempunyai ketetapan hukum mengikat bagi semua personel di
madrasah.

Pengendalian konkuren dilakukan pada saat rencana program dilaksanakan, yang


dilakukan oleh kepala Sekolahdalam bentuk observasi langsung terhadap pelaksanaan
program sehari-hari. Pemeriksanaan terhadap rencana program pembelajaran (RPP),
kunjungan kelas saat guru mengajar, memeriksa kelengkapan dan kesiapan sarana pendukung
( kondisi kelas, kondisi media pembelajaran, buku pelajaran, bahan ajar), mengecek presensi
guru/siswa, dan mengawasi pelaksanaan konseling, kegiatan keteladanan di madrasah,
mengawasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan contoh-contoh pengendalian
dengan pendekatan konkuren yang seharusnya dilakukan oleh seorang kepala madrasah.

Pengendalian umpan balik adalah pengendalian yang dilakukan setelah evaluasi


terhadap kinerja dilakukan dan hasilnya serta umpan balik perbaikannya disampaikan kepada
yang bersangkutan. Faktor penting dalam menyampaikan umpan balik ini adalah ketepatan
waktu. Umpan balik yang terlambat tidak dapat memberikan perbaikan yang memadai atau
bahkan dapat menimbulkan persoalan lain yang lebih serius.

vi. Peran Komite Sekolah dalam Proses Pengendalian Kurikulum

Sebagai mitra kepala madrasah, komite Sekolahjuga mempunyai tugas melakukan


pengendalian terhadap kepala Sekolahdalam rangka melaksanakan fungsi kontrolnya.
Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan program-program pengembangan yang bersifat
non-akademis. Pengendalian ini dilakukan melalui pertemuan bersama antara komite
Sekolahdengan kepala Sekolahyang biasanya dilakukan secara berkala, membahas laporan
semesteran dan tahunan kepala madrasah, membahas rencana program pengembangan dan
program pendidikan tahunan dan jangka panjang, dan rapat-rapat bersama lainnya yang
ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komite madrasah.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia sebagai Upaya Pendukung Pelaksanaan


Kurikulum dillakukan bagi:

(i) Kepala Sekolah


Kepala Sekolahmerupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan proses pendidikan yang terjadi pada madrasah. Kepala
Sekolahmempunyai peranan sebagai edukator, motivator, administrator, leader,
inovator dan sebagai manajer. Peningkatan kualitas Kepala Sekolahdapat
dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dilakukan oleh pengawas secara
periodik, Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) yang dilaksanakan oleh instansi
terkait, seminar dan lokakarya pendidikan yang dilaksanakan oleh instansi
terkait, seminar dan lokakarya pendidikan, tes manajerial dan psikotes kepala
madrasah, penilaian kinerja kepala madrasah, serta pembuatan laporan kinerja
kepala Sekolahbaik laporan bulanan, semester dan tahunan.

(ii) Guru
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 101 dari 141

Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan
penting yaitu sebagai model, perencana, pendiaognosa kesulitan belajar siswa,
pemimpin, pembimbing arah ke pusat-pusat belajar.
Untuk menjamin proses terlaksananya peranan tersebut dengan baik maka
dibutuhkan pelaksanaan pengendalian diantaranya :
• Kesesuaian antara pendidikan dengan bidang studi yang diampunya,
• Kesesuaian antara pendidikan dengan jenjang Sekolahtempat bertugas.
• Rasio antara kebutuhan guru dengan jumlah jam mengajar
• Jika terjadi kekurangan guru maka dapat diangkat guru bantu atau guru
kontrak
• Meningkatkan kualitas guru dengan berbagai pelatihan dan pendidikan
lanjutan
• Melakukan kunjungan kelas baik yang dilakukan oleh kepala kadrasah,
guru senior, atau oleh pengawas meliputi, perencanaan pengajaran,
pelaksanaan pengajaran dan evaluasi serta tindak lanjutnya untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru.

(iii) Karyawan
Unsur yang lain dalam proses kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
administrasi, baik administras tenaga kependidikan maupun administrasi
kesiswaan. Kegiatan administrasi tersebut dilakuakan oleh karyawan yang
dikenal istilah tata usaha madrasah. Kegiatan pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain :
• Mempertimbangkan jenjang pendidikan
• Pembagian tugas
• Status (pegawai tetap/tidak tetap)
• Administrasi ketenagaan
• Keseimbangan jumlah pegawai dengan rombongan belajar

(iv) Komite Madrasah


Komite Sekolahadalah badan mandiri yang mewakili peran serta dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan dan effisiensi pengelolaan pendidikan di
madrasah. Komite Sekolahmempunyai peranan penting sebagai badan
pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan mediator.

(v) Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sumber daya sarana dan prasarana di Sekolahdiantaranya :
• Sarana Pokok diantaranya: ruang Belajar, ruang perpustakaan, ruang
keterampilan, ruang media pembelajaran, alat peraga, lapangan olah raga,
ruang olah raga, alat praktik, ruang laboratorium (IPA, Komputer, Bahasa)
• Sarana/ruang penunjang meliputi : ruang kepala Madarsah, ruang guru,
ruang tata usaha, ruang osisi, ruang UKS, ruang koperasi, kantin, toilet/WC
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 102 dari 141

vii. Contoh Strategi Pelaksanaan Kurikulum Pada Tingkat Satuan


Pendidikan

Pada tataran pelaksanaan kurikulum pada akhirnya gurulah yang paling berperan.
Karena itu profesionalisme guru harus menjadi skala prioritas untuk dikembangkan
kualitasnya. Beberapa langkah yang mungkin dianggap sesuai untuk mengembangkan
profesionalisme guru.

(i) Membangun komitmen yang tinggi pada guru, sampai menyadari bahwa
mendidik dan mengajar yang mereka lakukan merupakan pengabdian pada
profesi sebagai wujud syukur pada Allah SWT. Komitmen yang tinggi akan
dibarengi dengan munculnya semangat belajar tinggi, kreatif, inovatif dan senang
menghadapi tantangan, mengajar bukan rutinitas, yang pada akhirnya dapat
menikmati pekerjaannya sebagai guru. Kemampuan kepala Sekolahsangat
menentukan dalam membangun komitmen para guru.
(ii) Bersamaan dengan membangun komitmen guru, juga pada awal tahun
pelajaran, siswa baru bersama guru yang mengajar melalui Masa Orientasi
Siswa atau out bond, mendeklarasikan Komitmen Pembelajaran (building
learning commitment). Hal ini untuk menciptakan suasana/lingkungan belajar
yang kondusif, sehingga guru akan relatif mudah dalam pengelolaan kelas.
Karena pada diri siswa telah muncul kesadaran bahwa yang belajar adalah
dirinya.
(iii) Pembentukan MGMP rumpun intern. Jadikan MGMP sebagai wadah yang
strategis bagi pengembangan profesi guru, tentunya harus dikelola secara
profesional. Termasuk di dalam program MGMP yaitu kegiatan Lesson Study.
(iv) Lesson Study merupakan strategi bagi pimpinan Sekolahdalam pembinaan
profesi guru, terutama sekali dalam hal proses pembelajaran di kelas. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 103 dari 141

Implementasi dalam
Perencanaan kelas Refleksi/
Diskusi

-Pelaksanaan
-Eksplorasi materi pembelajaran di -Diskusi dan
-Mempersiapkan kelas tukar
pikiran dengan
teaching -Guru lain sbg. guru-guru lain
materials observer
(Renpel/skenario, Diskusi
LKS, Media dan ditekankan
uji coba media) Pada
bagaiamana
siswa belajar
bukan pada
bagaimana guru
mengajar

Gambar 06: Tahapan pelaksanaan Lesson Study


Keterangan:

• Pengadaan sarana pendukung pembelajaran perlakukan agar guru lebih mudah


merealisasikan kurikulum sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Kalaupun
kondisi Sekolahsangat minim, maka menjadi kewajiban guru untuk membuat alat peraga
sesederhana mungkin, murah, dan terjangkau, yang penting proses pembelajaran tetap
bermakna bagi siswa.
• Melakukan pelatihan/work shop sesuai kebutuhan.
• Melakukan monitoring secara terjadwal. Hasil monitoring dijadikan sebagai bahan
evaluasi untuk perbaikan lebih lanjut.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 104 dari 141

BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

l. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan kurikulum dengan


berbagai cara agar pelaksanaan tidak menyimpang dari yang direncanakan dan dapat
mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan. Monitoring ditujukan untuk melihat
sejauh mana progres yang telah dicapai dalam pelaksanaan kurikulum, apa kendalanya, dan
faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhinya.

i. Pelaksana Monitoring Kurikulum

Monitoring merupakan tanggung jawab yang berkesinambungan dari kepala madrasah,


guru, pengawas, dan komite madrasah/madrasah. Kepala Sekolahharus merancang suatu
sistim pengawasan yang rutin untuk seluruh guru dan semua mata pelajaran. Hal ini akan
bisa dicapai bila kepala Sekolahmengatur jadwal kunjungan kelas secara teratur.

Kepala Sekolahperlu membuat rencana kegiatan dalam mengawasi kurikulum.


Rencana tersebut berisi rencana kunjungan ke kelas dan konsultasi dengan guru secara
teratur. Rencana ini juga memiliki metodologi untuk mencatat kesan tindakan lebih lanjut yang
berhubungan dengan kunjungan ini serta konsultasi dengan para staf. Dengan kata lain, kepala
Sekolahharus merancang suatu sistem untuk monitoring pembelajaran di madrasah. Selain
kepala Sekolah monitoring kurikulum juga dilakukan oleh pengawas. Pengawas melakukan
monitoring untuk mengarahkan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang
direncanakan. Selain itu, monitoring juga dilakukan untuk membantu jika dalam pelaksanaan
mengalami kesulitan-kesulitan.

Monitoring dapat dilakukan antar guru untuk saling memberi masukan dan
memecahkan masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan. Misalnya, dengan cara
saling memonitor dalam guru tim, lesson study ( sekelompok guru mengamati guru lain yang
mengajar kemudian mendiskusikan kelemahan dan kekurangannya), guru anggota tim
pengembang kurikulum secara terjadwal memonitor pelaksanaan kurikulum. Monitoring juga
dilakukan oleh komite madrasah/Sekolahatau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas,
dan akuntabilitas satuan pendidikan.

Selain pelaksanaan monitoring oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif dan lebih
sehat bagi madrasah/Sekolahapabila evaluasi program yang dilaksanakan bertumpu kepada
self monitoring dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-
masing. Dalam pelaksanaan program pengembangan misalnya, guru yang diberi tugas untuk
melaksanakan pengembangan bahan ajar juga menyiapkan indikator keberhasilan dan
instrumen untuk memonitor pekerjaannya. Demikian pula guru bidang studi juga dapat
menyiapkan program monitoring terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk dapat memperoleh umpan balik secara langsung dari efektivitas pembelajarannya.

Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dan pelaksana


program, kepala Sekolahmasih mempunyai tanggung-jawab untuk monitoring pelaksanaan
program, walaupun frekuensinya tidak sesering pelaksana program. Untuk menjamin agar
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 105 dari 141

kegiatan monitoring ini dilakukan dalam kesibukan tugas lain sebagai seorang manajer, kepala
Sekolahperlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan dilakukan dalam satu tahun
ajaran.

ii. Waktu Pelaksanaan Monitoring

Monitoring perlu dilakukan secara berkala agar diperoleh data dan informasi yang akurat
dan tepat. Untuk itu, perencanaan program dan dukungan waktu yang disediakan untuk
monitoring perlu direncanakan dan ditetapkan sebagai bagian dari rencana kegiatan kerja
madrasah.

iii. Sasaran Monitoring Kurikulum

Hal yang perlu dimonitor dari pelaksanaan kurikulum berkaitan dengan masalah berikut.
(i) Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata
pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum yang telah
ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
(ii) Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program pengembangan diri
(keteladanan, ekstrakurikuler, dan konseling) dengan program yang telah
ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?
(iii) Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas sesuai dengan peran dan
tanggung jawabnya?
(iv) Apakah ketersediaan format/ sarana pendukung untuk memudahkan
pelaksanaan kurikulum memadai?
(v) Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam pelaksanaan/
implementasi?

Sasaran monitoring dapat dilihat dari sisi ruang lingkup, komponen, dan aspek. Kegiatan
monitoring yang dilakukan perlu juga mencakup inputs, proses, manajemen, dan lingkungan
pembelajaran yang mempengaruhinya agar dapat diperoleh data dan informasi yang dapat
menjelaskan kendala yang dihadapi serta cara mengatasinya. Dalam hal program pendidikan
termasuk kurikulum, cakupan monitoring itu setidak-tidaknya meliputi hal-hal berikut.

(i) tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;


(ii) intensitas penggunaan buku pelajaran dan media pembelajaran
(iii) intensitas kegiatan praktikum di laboratorium;
(iv) intensitas penggunaan buku perpustakaan;
(v) waktu efektif guru mengajar di kelas dalam setiap semester;
(vi) pelaksanaan proses pembelajaran, baik yang bersifat kurikuler, ektrakurikuler,
maupun program pembelajaran yang lain;
(vii) hasil belajar yang diperoleh peserta didik; dan
(viii) faktor-faktor pendukung dan penghambat.

Dilihat dari segi komponennya, sasaran monitoring berfokus pada hal berikut.
(i) Tingkat pencapaian yang diperoleh berdasarkan indikator keberhasilan
yang diharapkan;
(ii) Konsistensi pelaksanaan dengan perencanaan ditinjau dari prosedur,
tahapan, input, strategi, dan teknik;
(iii) Diagnosis kendala dan upaya perbaikan;
(iv) Ketepatan waktu pelaksanaan;
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 106 dari 141

(v) Ketepatan metode, teknik dan penyesuaiannya;


(vi) Manajemen dalam pelaksanaannya;
(vii) Kualitas pendukung yang terdiri dari: personal, fasilitas, sistem kerja,
organisasi;
(viii) Penyimpangan yang terjadi.

iv. Pelaksanaan Monitoring Kurikulum Oleh Kepala Sekolah

Sebagaimana diuraikan dalam Bab II, tugas Kepala Sekolahdalam monitoring kurikulum
meliputi kegiatan sebagai berikut:

(i) Merancang kegiatan supervisi kelas dan guru.


(ii) Melakukan supervisi kelas/kunjungan kelas, supervisi klinis dan observasi
kegiatan belajar peserta didik
(iii) Pengamatan kinerja guru dalam implementasi kurikulum
(iv) Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan siswa untuk mengecek
pelaksanaan kurikulum
(v) Pertemuan rutin dengan dewan pendidik sebulan sekali untuk membahas hasil
monitoring.
(vi) Membuat catatan hasil kunjungan kelas
(vii) Memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian tindakan (action research) dalam
pengembangan manajemen kurikulum
(viii) Membuka dialog /pertemuan agar guru dapat berkonsultasi jika mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum

Rencana kegiatan yang diajukan untuk setiap kepala Sekolahakan dirinci di bawah ini.

(i) Setiap dua minggu, para guru harus diamati oleh kepala Sekolahketika mengajar
dan ini harus ditindak-lanjuti dengan diskusi perorangan dengan guru yang
bersangkutan mengenai cara memperbaiki pengajaran dan proses pembelajaran
siswa.

(ii) Semua guru harus bertemu secara perorangan dengan kepala Sekolahseteiap
dua minggu dengan membawa rincian tentang sejauh mana mereka berada bila
dikaitkan dengan silabus yang telah direncanakan dan memberikan bukti
kemajuan siswa. Kepala Sekolahjuga akan meminta guru mengatakan hal-hal
apa saja yang mereka butuhkan untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Kepala madrasah, berdasarkan bukti-bukti ini, akan memberikan nasehat lebih
lanjut dan mengatur pengadaan sumber-sumber lain yang mungkin bisa
disediakan dan akan mencatat apa saja yang telah dia nasehatkan sehingga
bisa ditindak-lanjuti pada pertemuan berikutnya.

(iii) Secara rutin setiap dua minggu, diadakan pertemuan bagi seluruh staf dan
kepala Sekolahharus memikirkan hal-hal yang bisa dipelajari dari hasil
pengamatan yang berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan kurikulum di
madrasah. Ini bisa dituangkan dalam bentuk komentar secara umum yang dapat
dimanfaatkan oleh seluruh staf untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 107 dari 141

(iv) Kepala Sekolahakan menyimpan catatan perorangan tiap pegawai yang dapat
dipergunakan nantinya untuk membahas kemajuan mereka dan membantu
pengembangan diri.

(v) Ketika mengadakan kunjungan ke kelas-kelas, kepala Sekolahbisa mengamati


para siswa bekerja dan melihat keterlibatan mereka dalam kegiatan di kelas.
Sekali lagi hal ini bisa dipergunakan sebagai pedoman ketika melakukan
konsultasi dengan para guru.

(vi) Kepala Sekolahakan bertemu dengan sekelompok siswa dari waktu ke waktu
untuk menanyakan pada mereka kalau mereka memiliki kesulitan dengan
pelajaran mereka dan apakah mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut seperti
misalnya fasilitas tertentu untuk membantu mereka belajar.

(vii) Kepala Sekolahakan bertemu dengan penyelia tingkat kecamatan di setiap


kunjungan dan membahas apa saja yang telah dipelajari berkaitan dengan
kemajuan pelaksanaan kurikulum. Sangat disarankan bahwa dari waktu ke
waktu, kepala Sekolahjuga menemani penyelia datang berkunjung ke kelas
sehingga mereka bisa mengambil kesimpulan yang sama mengenai kemajuan di
madrasah.

(viii) Kepala Sekolahjuga harus secara teratur berkonsultasi dengan warga


Sekolahdan masyarakat setempat tentang cara memperbaiki dan mendorong
proses pembelajaran di madrasah. Kepala Sekolahyang telah membina
hubungan baik dengan masyarakat setempat akam menyadari bahwa angka
pendaftaran Sekolahmeningka dan lebih banyak gagasan yang muncul untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Peran pengawasan bisa dilakukan dengan
mengatur satu hari penuh untuk membuat masyarakat berperan serta.

v. Monitoring Kurikulum oleh Pengawas

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, tugas
pengawas dalam memonitor kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut.

(i) Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.


(ii) Memfasilitasi kepala Sekolahdalam membuat rencana supervisi dan monitoring
pelaksanaan kurikulum.
(iii) Melakukan kunjungan Sekolahdalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum
secara periodik (minimal per triwulan).
(iv) Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan
kepala Sekolahdan atau guru.
(v) Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.
(vi) Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.
(vii) Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
membantu kepala Sekolahdalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

Untuk merealisasikan peran dan tanggung jawab pengawas dalam pengembangan


kurikulum, pengawas perlu menyusun program-program kepengawasan untuk membimbing dan
membina kepala Sekolahdan guru dalam mengembangkan kurikulum di madrasah, yaitu
membuat rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum selama satu tahun.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 108 dari 141

Rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum meliputi:

(i) Program Tahunan

Program tahunan adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar


yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan peran dan
tanggung jawab pengawas. Peran dan tanggung jawab pengawas dalam
pengembangan kurikulum dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu:
• Program tahunan pengawas dibuat oleh pengawas di awal tahun pelajaran
sebagai pedoman kerja kepengawasannya. Pengawas berkewajiban
melakukan kunjungan supervisi sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu
semester. Pengawas dimungkinkan untuk datang melakukan supervisi ke
sebuah madarasah lebih dari tiga kali apabila dipgurung perlu. Untuk
supervisi kelas (KBM), pengawas dapat meminta satu atau dua orang guru
lain baik yang sejenis ataupun satu rumpun untuk bersama-sama pengawas
melakukan pemantuan KBM sehingga supervisi KBM dapat lebih efektif.
• Adapun format dan contoh program tahunan pengawas terlampir pada
lampiran 04.

(ii) Program Semester

Program Semester adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar


yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program
tahunan dan sudah dialokasikan dalam tiap minggu. Ada dua macam program
semester, yaitu program semester untuk setiap Sekolahdan program semester
untuk seluruh Sekolahbinaan, yang berisi tentang distribusi jam kunjungan
pengawas.

(iii) Rencana Kunjungan Madrasah

Rencana kunjungan Sekolahadalah rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh


pengawas dalam setiap kali kunjungan. Komponen rencana kunjungan
Sekolahantara lain: tujuan, sasaran, kegiatan, alokasi waktu, dan teknik
supervisi.

• Tujuan supervisi, berisi jawaban dari pertanyaan tentang apa yang


diharapkan oleh seorang pengawas dalam program pembinaan dan
peningkatan profesionalisme sumber daya manusia di madrasah.
• Sasaran supervisi berisi jawaban dari pertanyaan tentang apa dan
atau siapa yang akan disupervisi oleh seorang pengawas.
• Kegiatan supervisi, berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh
pengawas dalam melakukan supervisi di madrasah.
• Alokasi waktu berisi tentang berapa waktu yang digunakan oleh
pengawas dalam melaksanakan masing-masing kegiatan supervisi.
• Teknik kunjungan madrasah, berisi tentang cara yang digunakan oleh
pengawas dalam melaksanakan supervisi. Ada beberapa teknik
supervisi yang dapat digunakan oleh seorang pengawas dalam
meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia
yang dimiliki oleh madrasah, baik teknik yang bersifat individual
maupun yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 109 dari 141

dilakukan oleh pengawas untuk mensupervisi masing-masing guru,


kepala Sekolahatau staf madrasah, misalnya dengan menggunakan
teknik kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas,
atau menilai diri sendiri. Teknik yang bersifat kelompok ialah teknik
yang dilaksanakan bersama-sama oleh pengawas dengan sejumlah
guru dalam satu kelompok kerja (unit kerja). Teknik ini dapat
berbentuk diskusi maupun pertemuan ilmiah. Diskusi dapat dilakukan
antar guru bidang studi, guru serumpun, atau antar warga madrasah.
Sedangkan pertemuan ilmiah dapat berbentuk workshop, seminar,
dan lokakarya.

(iv) Melakukan Kunjungan ke Madrasah

Pengawas perlu melakukan kunjungan ke Sekolahuntuk membantu kepala


Sekolahdan guru dalam pengembangan kurikulum. Pada saat kunjungan
Sekolahpengawas menggunakan instrument Rencana Kunjungan
Sekolahdengan rincian kegiatan dalam beberapa jam dalam sehari sehingga
pengawas memiliki program yang rinci dan jelas.

(v) Melakukan Observasi Kelas

Tujuan observasi kelas adalah untuk memantau bagaimana pelaksaaan


kurikulum di madrasah. Observasi kelas merupakan tugas penting bagi
pengawas untuk membantu dan membina guru dalam mengimplementasikan
rencana kurikulum yang ada pada dokumen KTSP. Ada beberapa rambu-rambu
tugas pengawas dalam melakukan observasi kelas, yaitu:

• Tahap sebelum observasi kelas:


o Mengamati Prota dan Promes
o Mengamati Silabus
o Mengamati RPP ( memahami kompetensi apa yang akan diajarkan,
kegaiatan belajar yang akan dilakukan untuk mencapai KD, metode
yang dipakai oleh guru, materi yang diajarkan, indikator yang
diharapkan tercapai, sistem penilaian yang digunakan, sumber
belajar yang akan digunakan, dan alokasi waktu yang dirancang
dalam pembelajaran)
o Mengamati media atau alat bantu yang dibutuhkan dan dipersiapkan
guru
o Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam pengembangan
RPP

• Pada tahap ini pengawas melakukan:


o observasi kelas sekitar 30-40 menit
o Duduk di bangku paling belakang
o mengamati aktivitas guru
o Mengamati apa yang dilakukan oleh siswa
o Mengamati lingkungan kelas, seperti pajangan kelas dan media
pembelajaran yang ada di kelas

• Tahap sesudah Observasi Kelas


Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 110 dari 141

o Setelah melakukan observasi kelas, pengawas melakukan diskusi


dengan guru
o Menanyakan bagaimana perasaan guru dalam proses pembelajaran
o Menayakan apakah ada kesulitan yang ditemukan dalam proses
pembelajaran
o Membahas hasil pengamatan dan cara mengatasinya, contoh
pengawas menanyakan mengapa guru hanya menulis di papan tulis
dengan membelakangi siswa; atau mengapa guru hanya jalan-alan di
kelas.
o Menanyakan kepada guru bagaimana cara mengatasi kesulitan yang
ditemui dalam pembelajaran
o Menanyakan kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan
pelaksanaannya
o Menanyakan bantuan yang dibutuhkan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran
o Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pertanyaan

• Tahap pasca observasi kelas


Setelah melakukan observasi kelas, pengawas perlu melakukan
wawancara dengan guru. Tujuan wawancara ini adalah:
o Menggali pengalaman-pengalaman positif dari guru dalam
pembelajaran yang dapat didesiminasikan ke Sekolahlain
o Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum

Selain itu, pengawas harus mempersiapkan instrumen observasi untuk


memantau sejauh mana guru dapat mengimplementasikan perencanaan
kurikulum yang telah dipersiapkan di Sekolahdan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru sehingga pengawas
dapat memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran
dan pelaksanaan kurikulum di madrasah. Adapun format instrumen
observasi kelas dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 09.

(vi) Memonitor Dokumen Kurikulum

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring


terhadap dokumen kurikulum, yaitu:

• Tahap Sebelum Pengamatan Dokumen


o Pengawas melakukan wawancara dengan kepala Sekolahtentang
perlunya melakukan review kurikulum dan perangkat kurikulum apa
yang telah dikembangkan
o Bersama-sama kepala Sekolahmembahas hal-hal yang akan diamati
dalam mereview KTSP dokumen 1, silabus, dan RPP

• Tahap Pengamatan Dokumen


o Pengawas melakukan pengamatan kelengkapan dokumen dan
kesesuaian antar komponen dalam dokumen yang dimiliki
Sekolahdengan menggunakan instrument monitoring model A
o Pengawas melakukan pengamatan terhadap ketepatan komponen
silabus dan RPP (bisa secara sampel diamati sendiri oleh pengawas
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 111 dari 141

atau pengawas membinan guru/kepala Sekolahuntuk menilai sendiri,


penilaian sejawat).
o Pengawas menambahkan komentar-komentar terhadap KTSP,
silabus, dan RPP yang diamati.

• Tahap Diskusi Hasil Temuan


o Pengawas bertemu dengan kepala Sekolahdan para guru untuk
membahas temuan dalam dokumen kurikulum yang dikembangkan
o Secara bersama-sama menentukan tindak lanjut dan mendiskusikan
strategi atau cara untuk melengkapi dokumen yang kurang atau
memperbaiki yang kurang tepat.
o Pengawas memotivasi guru dan kepala Sekolahdalam memperbaiki
dokumen kurikulum

Adapun format instrumen pengamatan dokumen kurikulum dapat dilihat pada


lampiran 05, 06, dan 07 panduan ini.

(vii) Melakukan penilaian terhadap kinerja kepala madrasah


Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal berikut.
• Sejauh mana kepala Sekolahmelakukan pengelolaan kurikulum di madrasah
• Sejauh mana kepala Sekolahmelakukan pembinaan dan fasilitasi dalam
pengembangan kurikulum di madrasah
• Bagaimana kemampuan kepala Sekolahuntuk membantu guru dalam
memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum.

Adapun format instrumen penilaian kinerja kepala Sekolahdapat dilihat pada


lampiran 08 panduan ini.

vi. Monitoring Kurikulum Oleh Komite Madrasah

Sebagai mitra kepala madrasah, komite Sekolahjuga mempunyai tugas melakukan


pengendalian terhadap kepala Sekolahdalam rangka melaksanakan fungsi kontrolnya.
Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan program-program pengembangan yang bersifat
nonakademis. Pengendalian ini dilakukan melalui pertemuan bersama antara komite
Sekolahdengan kepala Sekolahyang biasanya dilakukan secara berkala, membahas laporan
semesteran dan tahunan kepala madrasah, membahas rencana program pengembangan dan
program pendidikan tahunan dan jangka panjang, dan rapat-rapat bersama lainnya yang
ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga komite madrasah.

vii. Kiat Melakukan Monitoring Kurikulum yang Efektif

1. Saling Membantu Sesama Guru

Pelaksanaan KTSP berdasarkan standar nasional memerlukan kerjasama yang baik


diantara guru agar guru dapat saling belajar, saling membantu, dan saling membagi
pengalaman. Salah satu peran monitoring adalah memberikan fasilitasi agar kondisi seperti itu
terjadi, dengan cara:
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 112 dari 141

(i) Guru yang sudah menguasai/memahami silabus perlu membagikan


kemampuannya kepada guru lain yang belum memahami dengan memberikan
contoh-contoh pembelajaran.
(ii) Guru yang belum mampu/menguasai perlu secara proaktif minta penjelasan
beserta contoh-contoh pembelajaran yang sesuai/benar kepada guru yang telah
menguasai/mampu.
(iii) Mencari contoh kongkrit pembelajaran yang sesuai dengan cara
mengunjungi/mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas yang
diselenggarakan oleh guru yang telah menguasai/mampu.
(iv) Selain itu, saat istirahat juga merupakan waktu yang tepat bagi guru yang belum
menguasai untuk bertanya atau minta penjelasan kepada guru yang telah
menguasai/mampu tentang suatu hal yang belum dikuasainya.

2. Cara Guru Melakukan Koreksi Diri Sendiri

Guru dapat melakukan koreksi diri sendiri melalui penelitian sendiri tentang pelaksanaan
pengajarannya. Tujuan melakukan penelitian sendiri ini untuk meningkatkan kualitas
mengajarnya. Dalam bahasa ilmiah kegiatan penelitian semacam ini disebut “action research”
(penelitian tindakan) yaitu kegiatan penelitian yang meneliti kegiatan belajar mengajarnya
sendiri untuk melihat kekurangan dan kekuatan yang ada. Kekurangan dan kekuatan tersebut
selanjutnya dijadikan umpan balik (feed-back), dan diolah untuk menentukan tindakan belajar
mengajar selanjutnya yang lebih baik. Misalnya, dalam mengajarkan konsep atau pokok
bahasan tertentu hasilnya kurang baik, ini perlu dianalisis: apakah metodenya kurang tepat,
apakah pengorganisasian kelasnya tidak tepat, apakah alat bantunya kurang atau tidak
memadai atau tidak tepat. Sebagai tindak lanjutnya, dalam mengajar berikutnya, aspek-aspek
tersebut diperbaiki atau dilengkapi dan hasil belajarnya dicatat pula.

3. Cara Memperoleh Umpan Balik dari Siswa

Dalam rangka memperoleh umpan balik terhadap kegiatan pembelajaran, siswa


merupakan sumber informasi yang sangat penting, karena siswa sendiri berperan sebagai
obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran. Umpan balik ini dapat diperoleh melalui tanya
jawab secara lisan dan tertulis (angket). Dalam hal ini, secara lisan guru dapat bertanya kepada
siswa tentang sesuatu hal yang diperlukan guru misalnya apa kamu senang mengikuti pelajaran
tadi, bagian mana yang menyenangkan, bagian mana yang tidak menyenangkan, bagian mana
yang masih belum jelas, topik-topik apa yang kamu sukai, apa kamu senang berdiskusi? dsb.
Sedangkan umpan balik yang diperoleh melalui angket pada prinsipnya sama dengan tanya
jawab tersebut, bedanya dalam angket pertanyaan-pertanyaan ditulis dan jawaban siswa ditulis
pula.

4. Cara Memonitor/Memantau Kelas

Pemandu perlu memonitor kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengontrol


tercapainya standar kompetensi yang telah ditentukan sehingga mutu Sekolahdapat
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Yang juga perlu diketahui bahwa tujuan monitoring
bukan untuk mencari kesalahan guru, melainkan untuk memperbaiki program mengajar guru
sehingga dapat dilaksanakan KBM yang efektif yaitu siswa menguasai kompetensi melalui
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 113 dari 141

5. Menyusun Program Tindak Lanjut

Dari hasil butir 1-5 di atas sebaiknya segera disusun program tindak lanjut yang
tujuannya untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan program
lainnya yang tengah berjalan. Dari butir 1-5 di atas, masing-masing dirumuskan masalahnya.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah teridentifikasi tersebut, selanjutnya dapat disusun
program perbaikannya. Program tindak lanjut ini sebaiknya disusun oleh suatu tim yang terdiri
dari kepala madrasah, komite, pengawas, pihak Kandepag/dinas pendidikan, dan guru.

m. Evaluasi

Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan nilai


seberapa baik kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor, dan
dievaluasi. Evaluasi kurikulum juga berarti proses mengumpulkan informasi tentang
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kuriklum, dan menganalisisnya untuk
pengambilan keputusan.

i. Pihak-Pihak Yang Bertanggung-jawab Mengevaluasi


Kurikulum

Kepala Sekolahmemiliki tanggung jawab untuk menilai hasil kurikulum di madrasahnya


setiap tahun. Ini bukan merupakan akhir dari kegiatan setiap tahun, namun merupakan
tanggung jawab yang berkesinambungan dari setiap kepala madrasah. Pengujian yang terus
menerus dari kegiatan dan hasil kurikulum di Sekolahadalah penting, karena setiap masalah
yang muncul harus ditangani segera sebelum menjadi lebih parah. Evaluasi merupakan
tanggung jawab yang berkesinambungan dari kepala madrasah, guru, pengawas, dan komite
madrasah/madrasah. Kepala Sekolahharus merancang suatu sistem evaluasi untuk seluruh
guru dan semua mata pelajaran. Selain kepala Sekolah evaluasi kurikulum juga dilakukan oleh
pengawas. Pengawas melakukan evaluasi untuk melihat dan menilai seberapa baik
kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi.

Evaluasi juga dilakukan oleh komite madrasah/Sekolahatau bentuk lain dari lembaga
perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk
menilai efisiensi dan efektivitas kurikulum yang telah direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan,
dimonitor, dan dievaluasi.

Selain pelaksanaan evaluasi oleh pihak-pihak di atas, akan lebih efektif dan lebih sehat
bagi madrasah/Sekolahapabila evalusi program yang dilaksanakan bertumpu kepada evaluasi
diri dari setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-masing. Setiap
orang menilai peran dan tanggung jawabnya pada perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
monitoring, dan evaluasi. Secara keseluruhan madrasah/ Sekolahjuga melakukan evaluasi diri
terhadap keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan
evaluasi.

Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dan pelaksana


program, kepala Sekolahmasih mempunyai tanggung-jawab untuk melaksanakan program
monitoring pelaksanaan program, walaupun frekuensinya tidak sesering pelaksana program.
Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini dilakukan dalam kesibukan tugas lain sebagai
seorang manajer, kepala Sekolahperlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan
dilakukan dalam satu tahun ajaran.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 114 dari 141

Pembagian peran masing-masing dapat dilihat dalam Box 22 berikut.

Box 22: Peran Kepala Madrasah, Pengawas dan Kandep dalam Evaluasi KTSP

Peran kepala madrasah, pengawas dan Kandep

Kepala Madrasah Pengawas Kandep


• Mendampingi kepala
• Merumuskan indikator Sekolahdalam menyusun • Mengumpulkan laporan dari
kebehasilan perencanaan, kriteria keberhasilan para kepala madrasah,
implementasi, monitoring, kurikulum dengan cara dapat melalui pengawas,
dan evaluasi kurikulum memberikan saran-saran tentang pelaksanaan KTSP
dan/ atau petunjuk. di madrasah.
• Mengumpulkan data • Memantau perkembangan
perencanaan, hasil belajar peserta didik • melaksanakan atau
implementasi, monitoring, dan melakukan pemetaan memfasilitasi pelatihan-
dan evaluasi kurikulum terhadap hasil tersebut di pelatihan lanjutan baik untuk
seluruh madasah binaannya para guru, kepala madrasah,
• Melakukan penilaian maupun pengawas tentang
seberapa baik perencana- pendalaman materi KTSP.
an, implementasi, moni-
toring, dan evaluasi • menindaklanjuti hasil
kurikulum evaluasi para pengawas
dalam bentuk pelatihan
• Menentukan tindak lanjut lanjutan, seminar-seminar,
atau in-house training yang
• Menyusun laporan dilakukan oleh masing-
masing madrasah.

ii. Waktu Evaluasi Kurikulum

Evaluasi dilakukan setiap tahun pada akhir tahun ajaran dan setiap semester pada saat liburan
semesteran. Evaluasi yang dilakukan pada libur panjang akhir tahun ajaran, sekaligus
dilakukan sebagai dasar bagi penyusunan program tahun berikutnya. Evaluasi yang dilakukan
harus komprehensif, menyangkut program-program pengembangan maupun program
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 115 dari 141

pendidikan. Untuk menjaga akuntabilitas, penting sekali dalam pelaksanaan evaluasi ini
melibatkan komite Sekolahdan stakeholders lain yang dianggap perlu.
iii. Tujuan Kegiatan Evaluasi Kurikulum

Tujuan utama dalam melaksanakan penilaian kurikulum adalah untuk melihat seberapa
baik kurikulum dalam praktik telah mencapai tujuan, sasaran dan arah yang tercantum dalam
dokumen kurikulum (baik dokumen 1 maupun dokumen 2).

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab adalah sebagai berikut.

(i) Seberapa baik para peserta didik telah belajar di Sekolahini?


(ii) Bagaimana hasil tersebut dibandingkan dengan Sekolahlain di kecamatan/
kabupaten ini ?
(i) Masalah khusus apa yang kita punya pada saat melaksanakan kurikulum tahun
ini? Apakah masalah kurangnya buku pelajaran, fasilitas yang tidak memadai,
tidak sesuainya latar belakang pendidikan guru sehingga sulit mengembangkan
bahan agar?
(ii) Masalah apa yang kita temui pada saat melakukan pengawasan? Guru tidak
menyerahkan catatan yang lengkap mengenai silabus/ RPP, guru tidak muncul
pada saat diskusi, terlalu banyak guru yang absen, sistim pencatatan saya tidak
memadai, prosedur pengukuran kurang memadai, gagal merawat fasilitas yang
ada, kurangnya kegiatan pengembangan diri di madrasah, terlalu banyak
muatan/isi dalam silabus, kualitas buku pelajaran yang jelek dan sebagainya.

Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam penilaian kurikulum adalah:

(i) Pengumpulan informasi tentang perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan


evaluasi kurikulum yang telah dilakukan.
(ii) Penganalisisan data yang terkumpul
(iii) Pembuatan penilaian seberapa baik perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
dan evaluasi kurikulum telah dilakukan.
(iv) Mengarahkan pengambilan keputusan tentang perubahan yang mungkin bisa
dilakukan untuk mengubah kurikulum yang sudah ada.
(v) Menentukan tindak lanjut.

iv. Sasaran Evaluasi Kurikulum

Sasaran evaluasi berkaitan hal berikut.

(i) Seberapa baik kegiatan perencanaan kurikulum dilakukan?


(ii) Seberapa baik hasil penyusunan dokumen 1 KTSP?
(iii) Seberapa baik hasil penyusunan dokumen 2 ( silabus, RPP, SK/KD Muatan
Lokal)?
(iv) Seberapa baik pelaksanaan kurikulum?
(v) Seberapa baik hasil pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan pengembangan
diri siswa?
(vi) Seberapa baik sistem monitoring kurikulum dirancang dan dilaksanakan?
(vii) Seberapa baik sistem evaluasi dirancang dan dilaksanakan?
(viii) Apakah para guru memiliki cukup pelatihan untuk merancang dan melaksanakan
pembelajaran?
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 116 dari 141

(ix) Seberapa baik penilaian/pengukuran dari para siswa telah dilaksanakan?


Apakah hasil pengukuran dan penilaian di akhir tahun itu bisa dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya? Atau apakah ada penurunan dari standar?
(x) Apakah buku pelajaran dan sumber daya lain untuk kegiatan belajar mengajar
disediakan oleh Sekolahdengan kualitas yang cukup? Apakah sumber daya ini
bisa ditingkatkan?
(xi) Apakah pengawas di tingkat propinsi dan kabupaten telah melaksanakan tugas,
peran dan tanggung jawab mereka dengan baik dalam membantu
Sekolahmelaksanakan kurikulum baru? Apakah standar pengawasan mereka
memenuhi standar?

Secara ringkas, dalam evaluasi kurikulum perlu dirancang suatu sistem untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber berikut.

(i) Sumber daya manusia (kepala madrasah, guru, peserta didik dan dinas
pendidikan kecamatan/Kasi Mependa Kota/Kabupaten dan wakil masyarakat
termasuk calon pemberi kerja, dimana informasi tersebut dikumpulkan melalui
kuesioner, wawancara, diskusi kelompok, skala penilaian dan pengamatan) dan
(ii) Sumber daya berupa materi (seperti dokumen silabus, buku pelajaran dan materi
belajar, hasi kerja para siswa dan hasil pengukuran dan evaluasi)

v. Cara Melakukan Evaluasi Kurikulum

1. Teknik Evaluasi Kurikulum

Evaluasi KTSP dapat dilakukan dengan beberapa teknik, di antaranya adalah dengan
angket, wawancara, penggalian dokumen, dan supervisi kelas.

(i) Angket: pertanyaan-pertanyaan tertulis mengenai pemahaman KTSP oleh guru-


guru dan keterlaksanaannya di madrasah-madrasah. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan berhubungan dengan pernah tidaknya mengikuti sosialisasi KTSP,
persentase pemahaman guru-guru akan KTSP, daya dukung madrasah,
ketersediaan sarana pembelajaran, keterlaksanaannya di dalam kelas, dsb.
(ii) Wawancara: pertanyaan-pertanyaan lisan yang dilakukan oleh tim evaluasi yang
dibentuk di tingkat Kantor Depag Kabupaten/Kota tentang pemahaman KTSP
oleh guru-guru dan keterlaksanaannya di madrasah-madrasah.

Contoh pertanyaan:
• Apakah guru sudah pernah mengikuti program sosialisasi KTSP?
• Apakah Guru sudah memahami bagaimana cara membuat silabus dan
RPP?
• Apakah Guru sudah membuat KKM? Bagaimana cara membuatnya?
• Bagaimana Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik?

(iii) Penggalian dokumen: berupa pemeriksaan ketersediaan dokumen KTSP oleh


tim yang ditunjuk baik yang dikeluarkan oleh BSNP maupun yang dibuat oleh
Sekolah(Dokumen I dan Dokumen II).

(iv) Supervisi Kelas: kunjungan kelas untuk memantau kesesuaian proses belajar
mengajar dengan tuntutan KTSP. Yang dijadikan obyek pemantauan adalah
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 117 dari 141

kesesuaian silabus dan RPP dengan KBM yang dilakukan oleh guru di dalam
kelas. Supervisi kelas ini dapat dilakukan oleh guru Inti, kepala madrasah, atau
oleh pengawas dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh guru untuk dilakukan tindakan selanjutnya seperti dikirimkan ke
forum MGMP, pelatihan, penataran, seminar, dsb.

2. Pemanfaatan Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh tim evaluasi KTSP perlu ditindak-lanjuti dan
dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan KTSP di madrasah-madrasah.
Pemanfaatan lain yang tidak kalah pentingnya hasil evaluasi KTSP adalah:

(i) Terkumpulnya data di Kandepag Kota/Kabupaten


(ii) Pemetaan pelaksanaan KTSP di madrasah.
(iii) Berdasarkan data yang ada Kandepag Kota/Kabupaten dapat menyusun
program kegiatan untuk masa yang akan datang baik untuk peningkatan mutu
SDM maupun penambahan dan peningkatan mutu sarana prasaran pendidikan
di madrasah,
(iv) Sekolahsadar akan kekurangan yang ada sehingga diharapkan munculnya
program-program perbaikan,
(v) Pengawas dapat menentukan fokus supervisi madrasah
(vi) Kepala madrasah, komite Sekolahdan stakeholder lainnya diharapkan akan lebih
peduli dalam meningkatkan mutu pendidikan di madrasahnya.

3. Indikator Keberhasilan KTSP

Berikut adalah rambu-rambu indikator yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi


keberhasilan pengembangan kurikulum mulai dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi
sebagai berikut.

Tabel 24: Rambu-rambu Indikator Keberhasilan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan

No. Tahap Indikator


01. Perencanaan Ketepatan kegiatan perencanaan kurikulum
• Membentuk tim kurikulum madrasah/ Sekolah
• Melakukan analisis konteks untuk menentukan karakteristik
muatan kurikulum
• Kegiatan pengembangan kurikulum dilakukan secara
bersama antara kepala madrasah, guru, komite, wakil
masyarakat/ stakeholder

Ketepatan KTSP dokumen 1


• Kurikulum/KTSP dokumen 1 yang disusun mengandung
komponen yang lengkap (visi, misi, tujuan, struktur dan
muatan kurikulum, kalender pendidikan)
• Komponen kurikulum dalam dokumen 1 sesuai dengan
konteks madrasah, konteks daerah, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
• Visi, misi, tujuan sesuai dengan konteks Sekolahdan
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 118 dari 141

rumusannya tepat
• Struktur dan muatan kurikulum mengandung muatan wajib
struktur kurikulum nasional dan menambahkan muatan yang
sesuai dengan konteks madrasah
• Semua komponen struktur dan muatan kurikulum lengkap
dan sesuai dengan Standar Isi/ SKL dan konteks madrasah/
daerah (struktur kurikulum, komposisi mata pelajaran
dengan tujuan/ SKL-nya, muatan lokal dengan jenis, tujuan,
dan aturan pelaksanaannya, pengembangan diri dengan
jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, beban belajar,
ketuntasan minimal, penilaian dan kelulusan, unggulan
lokal, unggulan global)
• Terdapat kalender pendidikan yang sesuai dengan konteks
Sekolah
• Adanya kelengkapan komponen dokumen 2 KTSP yang
minimal berupa silabus dan RPP seluruh mata pelajaran,
Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Muatan Lokal,
• Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
• Semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
• Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan dunia
usaha dan dunia kerja.
• Isi kurikulum mengatur pengembangan kecakapan hidup
(keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional)
• Apakah hasil tahap perencanaan cukup memadai
• Apakah kendala yang dialami dan seberapa efektif solusi
yang dilakukan?

02. Pelaksanaan • Apakah terdapat motivasi yang tinggi untuk melaksanakan


tugas masing-masing pelaksana kurikulum?
• Apakah terdapat deskripsi tugas dan petunjuk teknis yang
jelas sehingga setiap orang tahu apa yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan kurikulum?
• Apakah telah ada jadwal yang sesuai dan dipahami oleh
orang-orang yang harus melakukannya?
• Kegiatan pembelajaran sudah berorientasi pada melayani
siswa belajar, bagaimana seharusnya siswa belajar. Guru
sebagai motivator, fasilitator dan mengorganisir pengalaman
belajar siswa.
• Apakah proses pelaksanaan kurikulum berjalan lancar dan
tepat waktu?
• Apakah terdapat dukungan kebijakan, panduan dan tata
tertib untuk mengatur terselenggaranya pelaksanaan
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 119 dari 141

kurikulum?
• Apakah proses pelaksanaan kurikukulm tepat waktu?
• Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan
muatan kurikulum yang telah ditetapkan pada dokumen 1
KTSP?
• Bagaimana kesesuaian pelaksanaan program
pengembangan diri (keteladanan, ekstrakurikuler, dan
konseling) dengan program yang telah ditetapkan pada
dokumen 1 KTSP?
• Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/
RPP yang direncanakan?
• Apakah semua personal sudah mengerjakan tugas sesuai
dengan peran dan tanggung jawabnya ?
• Apakah ketersediaan format/sarana pendukung untuk
memudahkan pelaksanaan kurikulum memadai?
• Apa saja kendala dan kesulitan yang muncul dalam
pelaksanaan/implementasi?
• Apakah kepala Sekolahmengendalikan proses pelaksanaan
dengan menyusun panduan /aturan yang sesuai?
• Apakah kepala Sekolahmelakukan pengendalian secara
maksimal untuk melaksanakan kurikulum (pengerahan
sumber daya dan sumber-sumber yang lain untuk
melaksanakan kurikulum)?
• Apakah Komite Sekolahmendukung pelaksanaan/ memberi
fasilitas / dukungan yang sesuai?
• Apakah terdapat koordinasi yang baik sehingga
pelaksanaan kurikulum berjalan efektif?
• Apakah pelaksanaan kurikulum dapat mencapai tujuan yang
diharapkan?
• Apakah hasil tahap pelaksanaan kurikulum memadai untuk
mencapai tujuan?
• Apakah kendala yang dialami dalam pelaksanaan kurikulum
dan seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?
• Adakah upaya memberi solusi yang efektif untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan kurikulum?

03. Monitoring • Apakah telah dikembangkan sistem pengawasan yang


efektif untuk melaksanakan monitoring kurikulum?
• Apakah Kepala Sekolahmelaksanakan perannya dengan
baik untuk mengobservasi pelaksanaan, memfasilitasi
konsultasi dengan para guru, memberikan masukan/
pengarahan agar pelaksanaan berjalan sesuai yang
diharapkan, mengadakan pertemuan untuk membahas
pelaksanaan dan mengatasi masalah yang timbul,
memfasilitasi media/ sumber pembelajaran?
• Apakah Pengawas melaksanakan perannya dengan baik
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 120 dari 141

untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran,


berwawancara dengan siswa pelaksanaan pelayanan
konseling, ekstrakurikuler, mengobservasi penggunaan
media pembelajaran, memfasilitasi konsultasi dengan para
guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan
berjalan sesuai yang diharapkan, memberikan masukan
untuk memperbaiki pelaksanaan yang kurang tepat?
• Apakah Komite melakukan peran pengawasan dalam
pelaksanaan kurikulum, mengobservasi pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan pelayanan konseling,
ekstrakurikuler, penggunaan media pembelajaran?
• Apakah waktu pelaksanaan monitoring dilakukan secara
tepat (terintegrasi dengan proses pelaksanaan) bukan pada
akhir?
• Apakah terdapat koordinasi yang kompak untuk
pelaksanaan monitoring?
• Seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?

04. Evaluasi • Apakah sudah dikembangkan sistem evaluasi yang efektif


dalam evaluasi kurikulum ?
• Apakah telah dilaksanakan sistem evaluasi secara
komprehensif?
• Apakah kepala Sekolahmelaksanakan perannya dengan
baik untuk mengumpulkan data pelaksanaan sebagai
bahan evaluasi, menganalisisnya dan melakukan evaluasi
terhadap hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?
• Apakah proses evaluasi terkoordinasikan dengan baik?
• Apakah guru, dan warga Sekolahdilibatkan dalam proses
evaluasi?
• Apakah komite Sekolah melaksanakan perannya dengan
baik untuk mengumpulkan data dan melakukan evaluasi
hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?
• Apakah Kandepag dan Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
terlibat secara sinergis mendukung perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kurikulum?
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 121 dari 141

Daftar Bacaan

Peraturan perundangan:

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 12 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Buku dan dokumen lain:

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006). Panduan Menyusun Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BSNP.

Departemen Agama. 2007. Pedoman Penyelenggaraan SekolahSatu Atap.


Houston, R.T., Clifft, H.J., Freiberg, J. & Warner, A.R. (1988). Touch the Future: Teach!
St. Paul: West Publishing Co.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 122 dari 141

Kebijakan dan Program, Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Nonformal,


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasional (2004)
Kneller, George, F. (1985). Movements of Though in Modern Education, New York:
John Willey and Sons.
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 – 2009

--------
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 123 dari 141

Lampiran 01 : Halaman sampul yang memuat Judul KTSP, nama madrasah, logo
madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusunan.

KURIKULUM
SEKOLAHALIYAH NEGERI
CIPAYUNG

SEKOLAHALIYAH NEGERI LOKAKARYA CIPAYUNG


Jl. Raya Puncak Wisma Bahtera III/40 Cipayung Bogor 250375
2007
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 124 dari 141

Lampiran 02 : Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama


madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan orang-
orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP.

SEKOLAHALIYAH NEGERI
……………………………….
PENGESAHAN
Nomor : .......................................
Setelah mempertimbangkan masukan Komite Madrasah, Kurikulum SekolahAliyah
Negeri (MAN) Lokakarya CipayungTahuan Pelajaran 2006/2007ditetapkan berlaku terhitung
mulai tanggal 01 Januari 2007
Pada akhir tahun pelajaran, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau
ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan
KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya.
Ditetapkan di : Cipayung
Pada Tanggal : 20 Desember 2007
Mengetahui Kepala
Ketua Komite Madrasah,

........................................ ............................................
NIP/NPP .......................... NIP. : 150 ........
Mengetahui,
Kepala Bidang Mapenda Islam ,
Propinsi ........

.................................................
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 125 dari 141

Lampiran 03 : Kata pengantar berisi prakata dari kepala Sekolahmengenai penyusunan


KTSP di madrasah.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT dan bersholawat untuk
Rosulullah Muhammad SAW, Tim Penyusun Kurikulum SekolahAliyah Negeri Lokakarya
Cipayung dapat menyelesaikan penyusunan kurikulum untuk digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan dalam menentukan berbagai kebijakan dan kegiatan belajar
mengajar, agar terencana, terarah, dan tepat tujuan yang akan dicapai khususnya dalam
mengantarkan perserta didik menjadi insan yang Tekun Ibadah, Berakhlak karimah dan Unggul
Berprestasi sebagai bekal hidup dan bekal membangun negeri tercinta Indonesia.
Dalam penyusunan Kurikulum SekolahAliyah Negeri Lokakarya Cipayung ini kami
berupaya semaksimal mungkin menyajikan konsep, perangkat, serta strategi yang ideal, namun
karena berbagai keterbatasan yang ada pada kami kekurangan dan kesalahan tidak bisa kami
hindari.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan demi
terselesaikannya KTSP ini, kami ucapkan terimakasih.

Cipayung, 20 Februari 2007


Kepala,

..............................
NIP. ..........................
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 126 dari 141

Daftar Isi
Halaman Pengesahan ………………
Prakata ………………
Daftar Isi ………………
………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ………………
B. Landasan Hukum ………………
C. Pengertian-Pengertian ………………
………………
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. Visi Madrasah ………………
B. Misi Madrasah ………………
C. Tujuan Madrasah ………………
………………
BAB III ACUAN STANDAR
A. Standar Isi
B. Standar Kompetensi Lulusan
C. Standar Proses
D. Standar Penilaian
………………
BAB IV STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum ………………
1. Kerangka Dasar Kurikulum ………………
a. Komponen Mata Pelajaran ………………
b. Komponen Muatan Lokal ………………
c. Komponen Pengembangan Diri ………………
2. Struktur Kurikulum ………………
B. Muatan Kurikulum ………………
1. Komponen Mata Pelajaran ………………
2. Komponen Muatan Lokal ………………
3. Komponen Pengembangan Diri ………………
C. Beban Belajar ………………
………………
BAB V KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Minimal ………………
B. Kriteria Kenaikan Kelas ………………
C. Kriteria Kelulusan ………………
D. Penjurusan ………………
………………
………………
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN
………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Silabus ………………
2. RPP ………………
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 127 dari 141
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 128 dari 141

Lampiran 04 : Format dan contoh program thunan pengawas

PROGRAM TAHUNAN PENGAWAS

Nama Madrasah : Satuan Pendidikan : MTs


Tahun Pelajaran :

SEME PROGRAM ALOKASI Kunjungan


STER WAKTU
Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum 180 menit -
Mendampingi kepala madrasah, guru, dan komite sekolah dalam 90 menit
menyusun KTSP (Dokumen 1 KKM, Mulok, Struktur Kurikulum,
kalender akademik, pengembangan diri, dsb.) 1 kali
Mendampingi guru dalam menyusun silabus dan RPP (Dok 2) 90 menit kunjungan

I Mengecek kelengkapan dokumen KTSP 30 menit 1 kali


Memfasilitasi kepala Sekolahdalam membuat rencana supervisi 60 menit kunjungan
dan monitoring pelaksanaan kurikulum
Melakukan kunjungan kelas dan observasi kegiatan siswa 180 menit 1 kali
sebanyak 2 kali kunjungan kunjungan
Menyusun instrumen evaluasi kinerja kepala Sekolahdan guru 120 menit -
dalam melaksanakan pengembangan kurikulum
3 kali kunju
Jumlah 300 menit kerja di kantor 480 menit di lapangan
ngan
Melakukan kunjungan kelas dan observasi kegiatan siswa 180 menit 1 kali
kunjungan
Memotivasi dan membimbing guru dalam merencanakan dan 90
melaksanakan penelitian tindakan kelas Menit
Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan hasil- 30 menit 1 kali
II hasilnya untuk membantu kepala Sekolahdalam mempersiapkan kunjungan
akreditasi sekolah
Mendampingi kepala Sekolahdalam menyusun kriteria 30 menit
keberhasilan pelaksanaan kurikulum
Melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala Sekolahdan guru 30 menit
dalam melaksanakan tugas kurikulum
Memonitor perkembangan hasil belajar siswa 30 menit 1 kali
Memetakan hasil belajar siswa di Sekolahbinaannya 30 menit kunjungan
Menyusun laporan pelaksanaan supervisi kurikulum. 30 menit
3 kali
Jumlah 450 menit
kunjung
di lapangan
an
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 129 dari 141

……………….., ………………………….
Mengetahui
Kepala Kandepag, Pengawas,

……………………………………….. ………………………………………..
NIP. NIP.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 130 dari 141

Lampiran 05 : Format instrumen perencanaan kurikulum

INSTRUMEN PERENCANAAN KURIKULUM

Pilihlah skor sesuai dengan kondisi yang diamati!Tuliskan komentar yang diperlukan pada kolom di
sampingnya. Tuliskan juga komentar lain yang belum terungkap dalam tabel ini pada bagian akhir instrumen ini.
Nama Sekolah : ...............................................
Komponen Indikator ya tidak Komentar
Kelengkapan a. Tersedia KTSP yang mengacu
dokumen pada standar isi dan konteks
kurikulum sekolah
b. Ketersediaan program
semester/program tahunan untuk
seluruh mata pelajaran
c. Tersedia silabus untuk seluruh
mata pelajaran
d. Tersedia RPP untuk seluruh
mata pelajaran

Ketepatan A.Visi, misi, dan


dokumen 1 KTSP Tujuan dirumuskan secara
tepat
b. Berisi pengaturan struktur
kurikulum yang memadai
c. Terdapat kesesuaian
muatan lokal dengan
konteks sekolah
d. Terdapat kesesuaian
program pengembangan
diri dengan konteks
masyarakat dan sumber
daya sekolah
e.Terdapat pengaturan
ketuntasan belajar, kenaikan
kelas, dan kelulusan secara
tepat
f.Terdapat pengaturan
pendidikan kecakapan hidup
g. Terdapat perencanaan
pendidikan lokal dan global
Kelengkapan a. Telah terdapat Standar
Lampiran dokumen Kompetensi dan
2 (selain silabus Kompetensi Dasar Muatan
dan RPP) Lokal
b. Telah disusun kalender
akademik yang sesuai
Upaya Ada upaya pengembangan silabus
pengembangan secara mandiri dan ada upaya
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 131 dari 141

dokumen silabus penyesuaian dengan kondisi


secara mandiri dan sekolah
kontekstual

Upaya Ada upaya pengembangan RPP


pengembangan secara mandiri dan ada upaya
RPP secara penyesuaian dengan kondisi
mandiri dan sekolah/ kondisi siswa
kontekstual

Upaya Ada upaya pengembangan bahan


pengembangan ajar (LKS, handout , bahan diskusi,
bahan ajar dan dsb)dan media yang sesuai RPP s
media

Komentar lain
............................................................................................................................... .........................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... .........................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................... .........................................
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 132 dari 141

Lampiran 06 : Format instrumen pengamatan silabus

INSTRUMEN PENGAMATAN SILABUS


Nama Guru: ……………………………
Mata Pelajaran : ...............................
No. Aspek Deskriptor Ya Tidak Komentar
Penilaian
1. Kegiatan • Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas
Pembelajaran belajar yang berpusat pada siswa
• Tahapan kegiatan pembelajaran
mendukung tercapainya KD
• Kegiatan pembelajaran memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kecakapan hidup
(personal, sosial)

2.. Keakuratan • Materi pembelajaran benar secara teoritis


Materi • Materi pembelajaran mendukung
Pembelajaran pencapaian KD (Selaras dengan KD)

3.. Indikator • Rumusan indikator berisi jabaran perilaku


untuk mengukur tercapainya KD
• Rumusan indikator berupa kata kerja
operasional
4.. Alokasi Waktu • Alokasi waktu sesuai dengan cakupan
kompetensi
• Alokasi waktu sesuai dengan program
semester yang telah disusun
5.. Penilaian • Alat penilaian sesuai dan mencakup
seluruh indikator
• Wujud/contoh alat penilaian jelas dan sesuai
dengan indikator
6. Sumber • Sumber belajar sesuai untuk mendukung
Belajar tercapainya KD
• Sumber belajar bervariasi

Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Saran : …………………………………………………………………………………………………………………………….

Mengetahui Kepala Sekolah................................... Pengawas

....................................... ..........................
NIP. NIP.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 133 dari 141

Lampiran 07 : Format instrumen pengamatan penyusunan RPP

INSTRUMEN PENGAMATAN PENYUSUNAN RPP

Nama Guru : ………………………….


Mata Pelajaran: ..................................
No. Aspek Deskriptor Ya Tidak Komentar
Penilaian
1. Tujuan • Rumusan tujuan pembelajaran selaras
Pembelajaran dengan KD
2.. Metode • Metode pembelajaran bervariasi
Pembelajaran • Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-
benar tercermin dalam langkah-langkah
pembelajaran
3.. Langkah- • Pendahuluan berisi pengaitan kompetensi
langkah yang akan dibelajarkan dengan konteks
Pembelajaran kehidupan siswa/apersepsi/ memotivasi
dengan berbagai rangsang
• Kegiatan inti dituliskan secara rinci untuk
menjabarkan tahapan pencapaian KD
disertai alokasi waktu
• Inti pembelajaran yang dirancang berfokus
pada siswa
• Inti pembelajaran memberi kesempatan
siswa bekerja sama dengan teman atau
berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat
sekitar
• Penutup pembelajaran berisi penyimpulan/
refleksi/ atau tindak lanjut (tugas
pengayaan/pemantapan)
• Rumusan langkah-langkah pembelajaran
menggambarkan kegiatan dan materi yang
akan dicapai.
4. Pengembangan • Materi pembelajaran benar secara teoritis
materi dan • Materi pembelajaran mendukung
bahan ajar pencapaian KD (Selaras dengan KD)
• Materi pembelajaran dijabarkan dalam
bahan ajar secara memadai sehingga
mudah digunakan sebagai bahan mengajar

5. Sumber Belajar • Sumber belajar sesuai untuk mendukung


tercapainya KD
• Sumber belajar bervariasi
6. Penilaian • Alat penilaian sesuai dan mencakup
seluruh indikator
• Rubrik/pedoman penyekoran/kunci
jawaban dicantumkan secara jelas dan
tepat
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 134 dari 141

Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………….
Saran :

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

Mengetahui
Kepala Sekolah................................... Pengawas

....................................... ..........................
NIP. NIP.
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 135 dari 141

Lampiran 08 : Format instrumen penilaian kinerja kepala madrasah.

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK KEPALA SEKOLAH


Nama Madrasah:
Pengawas :

1. PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Masalah apa saja yang dihadapi dalam perencanaan kurikulum (penyusunan KTSP dokumen 1, silabus,
RPP, dan SK/ KD Mulok)?

b. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam pelaksanaan kurikulum?

c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan kurikulum?

d. Apa yang bisa dibantu dari masalah-masalah yang dihadapi?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN YANG DIRENCANAKAN

a. Masalah 1

b. Masalah 2

c. Masalah 3

d. Masalah 4
Draft ketiga panduan KTSP 07092007, hal 136 dari 141

Lampiran 09 : Format panduan pertanyaan untuk guru

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK GURU


Nama Madrasah:
Nama Guru :
Pengawas :

1. PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam pembuatan silabus dan RPP?

b. Masalah apa saja yang dihadapi guru dalam implementasi RPP (proses pembelajaran)?

c. Masalah apa saja yang dihadapi sekolah dalam menyiapkan media dan sumber belajar?

d. Masalah apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan assessment dan penilaian?

e. Apa yang bisa dibantu dari masalah-masalah yang dihadapi?

2. ALTERNATIF PEMECAHAN YANG DIRENCANAKAN

a. Masalah 1

b. Masalah 2

c. Masalah 3

d. Masalah 4

You might also like