You are on page 1of 21

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Darah” disusun


oleh:
Nama : Ariandi
NIM : 071404075
Kelas :A
Klp : V.

Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Maret 2009

Koordinator Asisten, Asisten,

St, Zaenab Hermayanti, S.Pd


NIM: 0514040083

Mengetahui,
Dosen Penanggung jawab

Drs. Adnan, M.S.


Nip.131772272
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang sistem transport atau sistem pengangkutan dalam tubuh
hewan, maka kita pasti akan menyinggung mengenai darah. Darah merupakan
salah satu jaringan dasar yang menjadi komponen penting penyusun tubuh
mahluk hidup. Darah terutama berfungsi peredaran zat-zat yang penting bagi
metabolisme.
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah manusia
mengandung 90% sampai 92% air.Orang yang mengalami pendarahan terlalu
banyak harus segera diberi pertolongan dengan transfuse darah, yaitu
memasukkan darah baru ke dalam tubuh penderita. Darah yang diberikan kepada
penderita harus dari golongan yang sama dengan penderita. Dalam darah
seseorang terdapat suatu zat yang dapat menolak adanya protein asing yang
terdapat dalam sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut yang terdapat pada
plasma penerima darah yang dapat menyebabkan rusaknya sel darah merah yang
diberikan apabila golongan darah tidak sesuai. Beberapa jenis darah dibedakan
satu dengan yang lain berdasarkan protein yang terdapat dalam sel darah merah
yang disebut aglutinogen.
Di dalam tubuh, darah memiliki jalur peredaran sendiri, yaitu melalui
pembuluh dan kapiler darah. Banyak hal yang akan menjadi sangat menarik jika
kita membahas tentang darah. Mulai dari mekanisme peredarannya, komponen-
komponennya, sampai peristiwa-peristiwa yang terjadi apabila darah keluar dari
tubuh melalui luka (pendarahan) seperti pembekuan darah.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jauh mengenai darah, maka
diperlukan sebuah kegiatan yang representative, yang tidak hanya memberikan
pengetahuan teori, melainkan aplikasi teori yang telah dipelajari dalam kegiatan
perkuliahan. Salah satu dari kegiatan tersebut adalah praktikum, dimana
mahasiswa selaku praktikan dapat melihat sendiri proses-proses dan memahami
konsep-konsep mengenai darah, sehingga mampu membuka wawasan dan
pengetahuan berfikir mahasiswa mengenai darah.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan di lakasanakannya praktikum ini adalah:
1. Mempelajari cara mengidentifikasi golongan darah pada manusia
2. Mempelajari aliran darah pada kecebong dan kaki belakang katak.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
mengidentifikasi golongan darah pada manusia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui aliran darah pada
kecebong dan pada selaput renang kaki katak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Darah manusia adalah cecair tisu; yang mana fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup diseluru tubuh. Dara juga membekalkan
tisu dengan zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandung berbagai bahan sistem
imunisasi bertujuan mempertahanka badang dari jangkitan kuman. Hormon endokrin
juga diedarkan melelui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warananya di sebabkan
oleh hemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi
dalam bentuk heme, tempay oksigen bergabung. Darah beredar dalam saluran darah
dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan,
dan dikitarkan seluruh tubuh oleh saluran arteri. Darah mengedarkan oksigen
keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari dan kembali ke
jantung melalui vein (Anonim, 2009).
Menurut Wulangi (1993), darah mempunyai peranan sebagai berikut:
1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi yaitu a) substansi yang
mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida,
b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi yaitu glukosa, asam
amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus keseluruh jaringan tubuh
(c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu zat-zat ampas
seperti urea ,asam urat, kreatinin diangkut ke alat-alat ekskresi, (d) substansi yang
mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu hormone diangku dari
sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.
2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan.
3. Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.
4. Mencegah pendarahan.
5. Merupakan alat pertahanan tubuh.
6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu
tubuh, karena air yang terdapat didalam darah memepunyai tiga macam sifat yang
sesuai untuk kepentingan tersebut yaitu panas jenis air relatif tinggi.
Arteri adalah pembuluh darah berdinding tebal yang mengangkat darah
meninggalkan jantung dalam semua arteri kecuali arteri paru-paruhterdapat darah
yang terogsigenasi. Lapisan paling dalam arteri adalah intima atau endothelium.
Lapisan tersebut terdiri dari suatu membrane elastic yang dilengkapi oleh selaput
tunggal sel-sel epitel pipih. Endothelium tersebut luar biasa mulus, sehingga hanya
memberikan resistensi minimal terhadap aliran darah. Kemulusan semacam itu juga
penting untuk menghindari inisiasi proses pembekuan darah lapisan tengah arteri
disebut tunika media, adalah lapisan yang paling tebal. Tunika media mengandung
serabut-serabut otot polos (tak sadar) yang kebanyakan berbentuk sirkular. Selain itu
banyak terdapat serabut elastik kuning. Kontraksi fungsional arteri dilakukan oleh
tunika media. Lapisan ketiga yang sangat kuat, dan pada dasarnya tidak elastic
merupakan bagian terluar arteri. Lapisan itu disebut tunika eksterna, yang terutama
tersusun atas jaringan ikat berserabut putih (Fried, 2005).
Vena mirip dengan arteri dalam hal strukturnya yang terdiri atas tiga lapis,
akan tetapi, dinding-dinding vena jauh lebih tipis dan akan kolaps ketika kosong.
Walaupun vena tak memiliki elastisitas seperti yang diniliki arteri, vena dengan
mudah terdilasi oleh darah yang bergerak didalamnya. Vena tidak memiliki tekanan
pemompaan yang dihasilkan jantung untuk menjaga darah untuk tetap mengalir,
sebagai gantinya, vena berrgantung pada serangkaian katup satu jalur yang bekerja
bersamaan dengan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas rustin otot-otot rangka yang
ada didekat pembuluh. Takanan dari otot-otot disekitar pembuluh menyebabkan
darah bergerak, dan katup-katup pada pembuluh memastikan darah bergerak hanya
kesatu arah, yaitu menuju jantung (Fried, 2005).
Kapiler merupakan pembuluh yang amat kecil yang hamper keseluruhannya
terdiri, yang merupakan tersusun dari epitel squamosa sederhana yang menyelimuti
jantung serta pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh-pembuluh berdinding tipis ini
diameternya hanya cukup untuk lewatnya satu deretan eritrosit. Dindingnya berperan
ebagai membrane permeable yang bersifat selektif yang memungkinkan air, oksigen
dan nutrient keluar dari darah dan masuk kesel-sel jaringan masuk kedalam jaringan.
Serta memungkinkan pula pruduk-pruduk buangan dari sel-sel jaringan masuk
kedalam darah. Banyak cairan yang keluar dari kapiler masuk keruang-ruang jaringan
kembali lagi melalui dinding kapiler. Sebagaian cairan ada yang tetap tinggal didalam
jaringan sebagai cairan jaringan, sedang kelebihannya dalam keadaan normal akan
diangkut oleh pembuluh limfa. Didalam jaringan kapiler atau anyaman kapiler yang
terletak dianteriol dan venul, terdapat hubungan yang lebih besar yang disebut
arteriovenenosa anastosom, shunts, atau thoroughfarechannel. Anastosome ini
memungkinkan lebih banyak lagi darah mengalir melalui suatu bagian tertentu,
daripada darah yang menuju ke kapiler. Peningkatan aliran darah ini membantu
dalam hal ini diperlakukannya suatu perubahan volume darah, seperti dalam hal
pelepasan beban panas dari permukaan kulit dan peningkatan kandungan oksigen
didalam paru-paru (Frandson, 1996).
Dalam tubuh manusia terdapat tiga golongan darah utama yaitu golongan
darah ABO, golongan darah Rhesus (Rh) dan golongan darah MN. Ditinjau dari
golongan darah ini manusia dikelompokan menjadi empat golongan. Pengelompokan
ini didasarkan atas ada tidaknya golongan suatu zat tertentu didalam sel darah merah,
yaiyu yang dikenal dengan nama Aglutinogen (antigen). Ada dua macam aglutinogen
yaitu Aglutinogen A dan B. Aglutinogen merupakan polisakarida, dan terdapat tidak
saja terbatas didalam sel darah merah tetapi juga dikelenjar luda, pancreas, hati,
ginjal, paru-paru, testes dan semen (Campbell, 2004).
Seseorang disebut mempunyai golongan darah A, bila didalam sel darah
merahnya terdapat aglutinogen A, golongan darah B, bila didalam sel darah
merahnyaterdapat aglutinogen B, golongan darah AB, bila mengandung aglutinogen
AB, bila mengandung golongan darah O apabila didalam sel darah merahnya terdapat
aglutinogen O. Perlu dicatat disini bahwa golongan darah O yang tidak mengandung
aglutonogen A maupun B, merupakan golongan darah yang paling banyak dijumpai
pada hampir % penduduk dunia, sedangakan golongan darah AB adalah yang paling
sedikit dijumpai, hanya sekitar 3% dari jumlah penduduk dunia. Bila suatu
aglutinogen (misalnya A) terdapat didalam sel darah merah tertentu, maka agglutinin
yang bersangkutan (anti A atau alfa) tidak ada didalam plasma. Demikian pula
aglutinogen tidak terdapat didalam sel darah merah, agglutinin yang bersangkutan
harus ada didalam plasma (Kimball, 1999).
Plasma darah mengandung suatu protein yang disebut aglutinin. Plasma
darah golongan A mengandung aglutinin β, plasma darah golongan B
mengandung aglutinin α. Kedua macam agglutinin α dan β terdapat
pada plasma darah golongan O. sedangkan plasma darah golongan AB tidak
mengandung aglutinin sama sekali. Apabila sel darah merah golongan A dicampur
dengan plasma darah golongan B yang mengandung aglutinin α akan terjadi
proses aglutinasi dan hemolisis. Demikian pula halnya, apabila sel darah golongan B
ditempatkan pada plasma darah golongan A. sel darah golongan O bila ditempatkan
pada plasma golongan A, B, atau AB tidak memberikan reaksi sebab sel darah
golongan O tidak mengandung aglutinogen (Poedjiadi, 1994).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu/ 25 Maret 2008
Waktu : Pukul 14.00 s.d. 15.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM
Makassar.

B. Alat dan Bahan


Kegiatan I: Uji Golongan Darah
1. Alat :
a. Plat tetes
b. Objek glass
2. Bahan:
a. Blood lancet
b. Alkohol 70%
c. Serum anti A
d. Serum anti B
e. Tusuk gigi
f. Kapas
Kegiatan II: Pengamatan Aliran Darah pada Kecebong dan Kaki Katak.
1. Alat:
a. Cawan petri
b. Mikroskop
2. Bahan:
a. Larutan uretan 0,2% dan 2%
b. Kecebong
c. Katak
C. Prosedur Kerja
Kegiatan I (menguji golongan darah)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan salah satu dari jari-jari tangan kiri dengan kapas yang
dibasahi alkohol 70%, membiarkan alkohol mengering .
3. Menempelkan ujung blood lancet pada jari dan pijitlah ujung blood
lancet sehingga lancet menusuk ujung jari dan terjadilah pendarahan.
4. Menghapus tetesan darah pertama yang keluar dari luka dengan kapas
bersih, dan membiarkan tetesan darah berikutnya keluar dari luka.
5. Meneteskan darah pada plat tetes, kemudian meneteskan anti serum A
dan anti serum B pada masing-masing tetesan darah.
6. Menghomogenkan tetesan darah tadi dengan menggunakan tusuk
gigidan mengamati dimana terjadi penggumpalan atau bahkan tidak
terjadi penggumpalan.
7. Mencatat hasil identifikasi golongan darah pada tabel pengamatan.

Kegiatan II (Pengamatan Aliran Darah)


1. Pengamatan pada Kecebong
a. Mencuci kecebong dengan air bersih.
b. Memasukkan kecebong dalam cawan petri, kemudian
menetesinya dengan larutan uretan 0,2%.
c. Mengamati di bawah mikroskop, dan menggambar hasil
pengamatan.
2. Pengamatan pada Katak
a. Membersihkan kaki belakang katak.
b. Menetesi kaki belakang katak tadi dengan larutan uretan 0,2%.
Mengamati di bawah mikroskop.
c. Mencuci kembali kaki belakang katak tadi, kemudian
menetesinya dengan larutan uretan 2%.
d. Mengamati di bawah mikroskop, dan menggambar hasil
pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
N0 NAMA PASIEN GOLONGAN DARAH
1 Muhammad Rusmin B
2 Sunardi A
3 Muhammad Yusran O
4 St. Hardiyanti A
5 Hebri Jamal O
6 Nurhikmah Ramadhana O
7 Sutrisno O
8 Busra O
9 Nurhikma A
10 Abul khair O
11 Rahmansyah O
12 Rahmiani A
13 Sri wahyuni O
14 Ema Raharja O
15 Salmawati O
16 Dian Dwi Ulan Sari P B
17 Andi Andariana O
18 Sartika. R O
19 Mubin O
20 Reski Amalia O
21 Sri Hastuti B
22 Awal Kurniadi A
23 Rezki A
24 Hasriyanti O
25 Erlin Tambing B
26 Irmayanti A
27 Ayub Syamsi B
28 Asmirati Mustalib AB
29 Nelsiani. T O
30 Nurfitriyana O
31 Nova Dwi. P. S O
32 Andi Zulhajriana A
33 Andi Nirwana O
34 Faradiba Rahim AB
35 Rusmawati A
36 Ade Irmayanti B
37 Agung Wardani B
38 Nur Alam O
39 Ariandi O
40 Vonnise B
41 St. Bidasari O
41 Suhriana B
42 Nirma Dewi O
43 Andi Marwati O
45 Sandi. S B
46 Yuli Ekawati. N B
47 Isni Diana. H A
48 Mitrawati A
49 Nunu Dwi Warti A
50 Nurmaninsih AB
51 Munadri O
52 Devi Warnida O
53 Rezeki Amaliah O
54 Muh. Azhar B
55 Hamzahruddin A
56 Anugreini O
57 Irmayanti Nasir O

Gambar hasil pengamatan:


a. Aliran darah pada kecebong
Keterangan:
1. Arteriola
2. Kapiler
3. Venula
Arah aliran darah
b. Aliran darah pada kaki renang katak
Keterangan:
1. Venula
2. Kapiler
3. Arteri
Arah aliran darah
B. Analisis Data
Analisis data golongan darah mahasiswa Jurusan Biologi Kelas A Angkatan
2007:
1.

GRAFIK PERSENTASE GOLONGAN DARAH

C. Pembahasan

1. Kegiatan I (Pengamatan golongan darah)


Pengamatan golongan darah ini dilakukan pada mahasiswa yang menjadi
praktikan dalam praktikum fisiologi hewan. Pada pengamatan ini, masing-masing
mahasiswa meneteskan darahnya ke kaca objek sebanyak dua kali. Tetes darah
pasien diletakkan pada objek glass dam masing-masing ditetesi dengan antiserum
A dan antiserum B. Penentuan golongan darah kemudian dilakukan dengan
meneteskan antiserum pada tiap-tiap sampel darah yang telah diambil.
Sampel darah pada objek glass pertama ditetesi antiserum A mengalami
pengumpalan, sedangkan sampel darah pada objek glass kedua yang ditetesi
dengan antiserum B tidak mengalami penggumpalan, maka berarti pemilik
sampel darah bergolongan darah A. Apabila sampel darah pada objek glass
pertama ditetesi antiserum A tidak mengalami pengumpalan, sedangkan sampel
darah pada objek glass kedua yang ditetesi dengan antiserum B mengalami
penggumpalan, maka dapat diartikan darah tersebut bergolongan B. Bila darah
menggumpal bila ditetesi antiserum A maupun aniserum B, maka berarti
golongan darah tersebut AB, dan apabila sama sekali tidak terjadi penggumpalan
bai kayng ditetesi antiserum A dan antiserum B, maka berarti pemilik sampel
darah bergolongan darah 0 (nol).
Dari analisis data yang dilakukan, maka diperoleh data yang menunjukkan
bahwa golongan darah 0 merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki
mahasiswa biologi angkatan 2007 kelas A. Jika dipersentasekan, golongan darah
A mencapai 22,81%, diikuti golongan darah 0 50,88%, golongan darah B
21,05%, dan yang paling sedikit golongan darah AB, hanya 5,26%.

2. Kegiatan II (Pengamatan aliran darah)


Pengamatan aliran darah pada kecebong, menggunakan larutan NaCl
fisiologis, bertujuan untuk membius kecebong. Sehingga memungkinkan
untuk melihat aliran darah pada kecebong dengan menggunakan mikroskop.
Dengan menggunakan larutan dan aquades sebagai kontrol, aliran darah pada
kaki belakang katak dapat diamati.
Aliran darah terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena.
Arteri yang membawa darah yang akan kaya oksigen menuju arteriola. Arteri
ini berwarna lebih muda dibandingkan dengan vena dan venula. Arteri dan
arteriola memiliki dinding berotot yang dapat menyesuaikan diameternya
untuk memningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Oleh
karena itulah kecepatan aliran darah dalam arteri dan arteriol lebih konstan.
Setelah melewati arteriola darah dibawa oleh kapiler darah. Kapiler
darah merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis. Di
dalam kapiler darah inilah terjadi pertukaran gas dan zat makanan antara
darah dan jaringan. Selain itu, kapiler darah yang berfungsi untuk
menghubungkan antara arteriola dan venula.
Pada pengamatan selaput renag katak hampir sama pada pengamatan
pada kecebong yaitu aliran darah terdiri atas arteri, arteriola, kapiler, venula,
dan vena. Arteri yang membawa darah yang akan kaya oksigen menuju
arteriola. Arteri ini berwarna lebih muda dibandingkan dengan vena dan
venula. Arteri dan arteriola memiliki dinding berotot yang dapat
menyesuaikan diameternya untuk memningkatkan atau menurunkan aliran
darah ke daerah tertentu. Oleh karena itulah kecepatan aliran darah dalam
arteri dan arteriol lebih konstan. Namun terdapat perbedaan yaitu pada jumlah
kapiler darah pada selaput renang katak lebih banyak namun ukurannya kecil
daripada ekor kecebong karena kebutuhan sel-sel lebih meningkat, menurut
teori jumlah sel-sel darah lebih banyak sehingga membutuhkan oksigen dan
nutrisi yang lebih banyak dan kerena itu aliran darahnya lebih cepat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Apabila terjadi penggumpalan pada anti serum A maka golongan
darahnya adalah golongan darah A, begitu pula sebaliknya golongan
darah B. Dan apabila keduanya menggumpal maka golongan darah
AB dan kalau tidak terjadi penggumpalan maka golongan darah O.
2. Darah beredar melalui 2 jenis pembuluh, yaitu pembuluh arteri yang
membawa darah meninggalkan jantung dan pembuluh vena yang
membawa darah menuju jantung.
3. Kecepatan aliran darah pada katak lebih cepat karena pembuluh
darahnya lebih kecil dibandingkan dengan katak yang aliran darahnya
lebih lambat karena pembuluh darahnya lebih besar.

B. Saran
Pada saat melaksanakan pengamatan, praktikan sebaiknya menyimak dan
mengikuti instruksi yang diberikan oleh asisten, serta melakukan pengamatan
dengan teliti agar hasil pengamatan yang didapatkan sesuai dengan yang
diharapkan..
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: Jurusan Biologi


FMIPA UNM.

Anonim. 2009. D-dimer. http://id.wikipedia.org/wiki/Darah. Diakses tanggal 27


Maret 2008.

Campbell, N.A; J.B Reece dan L.G Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.

Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.

Fried, George Hademenos. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Kimball W. John. 1999. Biologi Edisi Ketiga Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Wulangi, Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Depdikbud. Jakarta.


Darah
D-dimer. http://id.wikipedia.org/wiki/Darah

[Sunting]
Darah manusia adalah cecair tisu; yang mana fungsi utamanya adalah mengangkut

oksigen diperlukan untuk hidup diseluru tubuh. Darah juga membekalkan tisu dengan

zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandung berbagai bahan sistem imunisasi

bertujuan mempertahanka badang dari jangkitan kuman. Hormon endokrin juga

diedarkan melelui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang

apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warananya di sebabkan

oleh hemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi

dalam bentuk heme, tempay oksigen bergabung. Darah beredar dalam saluran darah

dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan,

dan dikitarkan seluruh tubuh oleh saluran arteri. Darah mengedarkan oksigen

keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari dan kembali ke

jantung melalui vein.

You might also like