You are on page 1of 6

KASUS C

AUDIT KEUANGAN

I. Ringkasan Masalah

- Sebuah yayasan membuat kesepakatan dengan pihak penyelenggara pendidikan


khusus untuk mendirikan yayasan pendidikan.
- Dalam Perjanjian disepakati pengelolaan uang atas pendapatan sebesar 50% untuk
Yayasan dan 50% untuk pengelola program.
- Pada penerimaan siswa untuk pertama kalinya, perjanjian berjalan sempurna,
begitupula dengan penerimaan siswa tahap kedua sampai dengan tahap keempat.
- Namun, pada penerimaan tahap kelima yayasan mulai melanggar perjanjian,
dimana uang yang masuk dikelola sepenuhnya oleh pengelola, sehingga pihak
yayasan yang dirugikan.

a. Dari kasus tersebut identifikasikan apa yang menyebabkan hal itu terjadi.
b. Setelah ditelusuri ada pegawai yayasan yang terlibat, sebagai seorang Audit
internal apa yang akan direkomendasikan.

II. Landasan Teori


Sebelum melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi ada
beberapa hal yang perlu dipaparkan.
1. Audit dan Audit Keuangan
Audit adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk meyakinkan tingkat
kesesuaian antara suatu kondisi yang menyangkut kegiatan dari suatu entitas dengan
kriterianya, dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen dengan mendapatkan
dan mengevaluasi bukti-bukti pendukungnya secara sistematis, analitis, kritis dan selektif
guna memberikan pendapat atau simpulan dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Audit keuangan adalah audit yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pihak yang berkepentingan tentang kesesuaian antara informasi kuantitatif yang disajikan
oleh manajemen dengan prinsip akuntansi yang berlaku bagi auditan tersebut.

1
Dalam audit keuangan adanya informasi kuantitatif sangatlah penting karena data
inilah yang akan dinilai kewajaran penyajiannya. Informasi kuantitatif merupakan suatu
media yang tertulis dengan berbagai nama dan bentuknya seperti; Laporan keuangan
yayasan, laporan pertanggungjawaban, dll.

2. Teknik dan Bukti Audit


Teknik audit adalah urutan langkah yang perlu dilakukan oleh auditor untuk
mendapatkan bukti-bukti yang diperlukan sesuai sasaran yang ingin dicapai dengan
menggunakan teknik-teknik audit yang sesuai. Berikut cara dan jenis-jenis teknik audit :

a. Analisis
Mencegah /mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil atau
bagian-bagian sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting
yang tersebunyi. Dari analisis ini diketahui adanya kekurangan, kecendrungan, dan
kelemahan yang perlu diperhatikan. Analisis tersebut antara lain dalam bentuk :

 Analisis Rasio
 Analisis Pasar
 Analisis Trend
 Analisis Industri
 Analisis Perbandingan dengan Yayasan lain
b. Observasi
Adalah peninjauan dan pengamatan atas suatu obyek secara hati-hati, ilmiah dan
kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
c. Permintaan Informasi
Permintaan Informasi dapat dilakukan untuk menggali informasi tertentu dari
berbagai pihak yang berkompeten. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara :
 Permintaan informasi tertulis,
 Wawancara.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah cara untuk memperoleh suatu simpulan atau pandangan/penilaian
dengan mencari pola hubungan atau menghubungkan atau merakit berbagai informasi

2
yang telah diperoleh, baik informasi/bukti intern maupun bukti ektern. Contoh : Evaluasi
terhadap sistim informasi, evaluasi terhadap sistim pelaporan dan lain-lain.
e. Investigasi
Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara ekstensif suatu
permasalahan melalui penjabaran, menguraikan, atau meneliti secara mendalam (*)
Merupakan suatu proses pendalaman dari verifikasi setelah adanya indikasi, (*) Indikasi
dapat diperoleh dari pelaksanaan teknik audit lainnya seperti wawancara, pengamatan
verifikasi.
f. Verifikasi
Verifkasi adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian,
perhitungan, pembukuan, pemilikan dan eksistensi dari suatu masalah. Contoh atas bahan
bukti kas maka diteliti secara rinci atas : (*) Penjumlahan, perkalian perhitungan, (*)
Kesesuain angka dengan huruf, (*) Ketepatan nama dan kegunaan (apakah memang
diperlukan), (*)Kesesuaian tanggal, (*) Prosedur telah diikuti, ada otorisasi dan (*)
Materai yang cukup.

Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk
mendukung argumentasi, pendapat, atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan
tingkat kesesuaian antar kondisi dan kriterianya. Kondisi, pendapat, simpulan ataupun
rekomendasi auditor serta sebab dan akibat yang dikemukakan oleh auditor dalam
laporannya harus pula didukung dengan bukti-bukti yang handal dan akurat. Bukti audit
diantaranya :
a. Relevan
Bukti yang relevan maksudnya adalah bukti yang secara logis mempunyai
hubungan dengan permasalahan.
b. Kompeten
Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti, cara
mendapatkan bukti dan kelengkapan persyaratan juridis bukti tersebut.
c. Cukup
Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah kuantitas dan atau nilai keseluruhan
bukti. Bukti yang cukup berarti dapat mewakili/menggambarkan keseluruhan
keadaan/kondisi yang dipermasalahkan.

3
d. Material
Bukti material adalah bukti yang mempunyai nilai cukup berarti dan penting
bagi pencapaian tujuan organisasi.

3. Pengendalian Internal
Menurut para ahli pengertian pengendalian internal sebagai berikut:
Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya,
mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi,
dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan
pimpinan (James 1997:155).
Pengendalian Intern meliputi rencana organisasi dan metode serta kebijaksanaan
yang terkoordinir dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan, menguji
ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercayai, menggalakkan efisiensi
usaha dan dapat mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digaris bawahi.
(Zaki, 1998: 97)
Dalam arti sempit : Pengendalian Intern disamakan dengan “Internal Check” yang
merupakan prosedur-prosedur mekanisme untuk memeriksa ketelitian dari data-data
administrasi, seperti mencocokkan penjumlahan Horizontal dengan penjumlahan Vertikal.
Dalam arti luas: Pengendalian Intern dapat disamakan dengan “Manajemen
Control”, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian Pengendalian
Intern meliputi : Struktur Organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan
laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya. (Hartanto,
1997 : 51).
Pengendalian Intern sebagai Manajemen Control (Arti Luas). Selanjutnya apabila
unsur-unsur yang terdapat pada Sistem Pengendalian Intern yang telah sesuai dengan
definisi di kelompokkan dua sub sistem, maka kedua sub sistem tersebut terdiri dari sub
sistem “Pengendalian Administrasi (Administrative Control) dan “Pengendalian
Akuntansi” (Accounting Control). Pembagian dalam sub sistem ini secara langsung dan
lengkap dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntansi, jadi dalam arti yang luas, Sistem
Pengendalian Intern mencakup pengendalian yang dibedakan atas pengendalian Intern
yang bersifat accounting dan administrasi.

4
4. Tujuan Pengendalian Intern
Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus mempunyai
beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan AICPA tersebut diatas, maka
dapatlah dirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :
a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu untuk dipatuhi. (Zaki, 1999:14).

III.Identifikasi masalah
Dari kasus yang dihadapi oleh yayasan yang bergerak dalam pendidikan di atas
dapat kita identifikasikan permasalahannya yaitu :
a. Lemahnya pengawasan dari pihak yayasan terhadap perjanjian yang dibuat
bersama dengan pihak penyelenggara pendidikan khusus. Ini bisa dilihat dari
terjadinya monopoli terhadap pengelolaan keuangan di lingkungan yayasan
pendidikan tersebut setelah beberapa periode berjalan.
b. Kurang efektifnya pengendalian internal yang diterapkan dalam usaha
peningkatan kualitas kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
keterlibatan salah seorang pegawai yayasan yang dalam hal ini ikut membantu
kecurangan yang dilakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan khusus.

IV. Rekomendasi terhadap Permasalahan

Dari hasil identifikasi permasalahan tersebut dapat kami rekomendasikan sebagai


berikut:

a. Agar yayasan melakukan audit terhadap pengelolaan keuangan dan operasional


yayasan, kemudian dari hasil audit tersebut akan diperoleh informasi mengenai
letak penyimpangan yang terjadi sehingga nantinya dapat ditindaklanjuti agar
berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Agar yayasan meningkatkan efektifitas pengawasan intern agar selalu berpedoman
pada surat perjanjian yang telah disepakati.

5
c. Untuk mengitensifkan pengawasan intern kepada manajemen pengelola program
pendidikan.
d. Agar yayasan memberikan surat peringatan kepada pegawai yang melakukan
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan.
e. Agar pengelola program mengembalikan uang atas pendapatan 50% kepada pihak
yayasan.

You might also like