You are on page 1of 56

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN

ATAS
PROYEK PEMBARUAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (PSPN) DAN BAGIAN-
BAGIAN PROYEKNYA (BAGPRONYA)

PADA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BALITBANG) DEPARTEMEN


PENDIDIKAN NASIONAL (DEPDIKNAS) TAHUN ANGGARAN (TA) 2003 DAN 2004

DI

JAKARTA, LAMPUNG DAN PALEMBANG.

Nomor : ….……………………
Tanggal : ………………………

1
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Resume Hasil Pemeriksaan


Berdasarkan Undang-Undang (UU) No.5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara telah melakukan pemeriksaan atas hal yang berkaitan dengan
keuangan terhadap Proyek Pembaruan Sistem Pendidikan Nasional (PSPN) dan Bagian-bagian
Proyeknya (Bagpronya) pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) Tahun Anggaran (TA) 2003 dan 2004 di Jakarta, Lampung dan
Palembang. Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP)
Tahun 1995.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji dan menilai, apakah Sistem Pengendalian Intern (SPI)
proyek, baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan atas kekayaan telah
dirancang dan dilaksanakan secara memadai, informasi keuangan telah disajikan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dan proyek telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan tertentu.
Lingkup pemeriksaan meliputi kegiatan utama proyek dan bagpro antara lain pengurusan dan
pertanggungjawaban keuangan proyek, pelaksanaan kegiatan non fisik, pemborongan pekerjaan,
serta pengadaan barang dan jasa, serta pencapaian target dan pemanfaatan hasil kegiatan proyek,
dengan cut off sampai dengan tanggal 31 Desember 2004.
Cakupan pemeriksaan TA 2003 sebesar Rp52.838.861.675,00 atau 59,40% dari realisasi
anggaran sebesar Rp88.949.381.557,00 dengan nilai temuan pemeriksaan sebesar
Rp1.739.913.278,00 atau 3.29% dari nilai yang diperiksa dan TA 2004 sebesar
Rp28.364.151.245,00 atau 62,76% dari realisasi anggaran sebesar Rp45.195.669.895,00 dengan
nilai temuan pemeriksaan sebesar Rp1.409.744.620,28 atau 4.97% dari nilai yang diperiksa.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dikemukakan bahwa Proyek PSPN telah merancang SPI
dalam mengelola kegiatan proyek dan telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Namun
SPI tersebut belum efektif untuk mencegah berbagai penyimpangan dalam pengelolaan keuangan
negara.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, BPK-RI berpendapat bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan TA 2003 dan 2004 terdapat kelemahan yang mengakibatkan penyimpangan
terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan sebanyak lima temuan senilai
Rp1.863.092.718,28, kelemahan yang mengganggu azas kehematan sebanyak tiga temuan senilai

2
Rp59.540.030,00 dan kelemahan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya program yang
direncanakan sebanyak dua temuan senilai Rp1.154.367.500,00.
Hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya akan diuraikan kedalam sepuluh temuan pemeriksaan
yang diurut berdasarkan kode kelompok temuan pemeriksaan sebagai berikut:

A. Kelemahan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan


1. Terdapat pajak yang tidak dipungut sebesar Rp48.759.268,00, uang belum
dipertanggungjawabkan sebesar Rp118.231.000,00 serta pengeluaran biaya tidak sesuai
ketentuan sebesar Rp326.799.380,00.
Dalam TA 2003 Proyek PSPN melakukan kegiatan survei dasar pendidikan nasional
dengan melibatkan 30 PTN. Dari hasil uji petik pada dua lembaga penelitian diketahui
pajak yang tidak dipungut sebesar Rp48.759.268,00, uang belum dipertanggungjawabkan
sebesar Rp118.231.000,00 serta adanya pencadangan pengeluaran biaya lain-lain dalam
HPS sebesar Rp326.799.380,00 atau seluruhnya sebesar Rp493.789.648,00.
2. Penetapan penyedia jasa pelaksana Pengolahan Data Survai Dasar Pendidikan Nasional
belum sesuai ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku, dan sisa buku laporan Survai
Dasar Pendidikan Nasional senilai Rp553.042.350,00 tidak dimonitor pendistribusiannya.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan survai dasar pendidikan dalam TA 2003 Proyek PSPN
melaksanakan kegiatan pengolahan data hasil survai oleh LPM Unpad. Prosedur
penunjukkan yang dipilih tidak sesuai ketentuan serta tidak dilakukannya monitoring atas
pendistribusian buku.
3. Terdapat pajak belum disetor oleh pelaksana pekerjaan ke Kas Negara sebesar
Rp330.534.977,28 dan sangsi denda keterlambatan belum dikenakan sebesar
Rp119.475.500,00 serta sisa dana sebesar Rp53.579.000,00 belum dipertanggungjawabkan.
Dalam TA 2004 Proyek PSPN melakukan sembilan kegiatan studi yang dilaksanakan oleh
lima lembaga PTN dan PTS. Uji petik dilakukan pada dua kegiatan studi yang
dilaksanakan oleh LPM UNJ. Dari pemeriksaan uji petik diketahui bahwa analisa laporan
belum selesai sehingga sanksi denda keterlambatan sebesar Rp119.475.500,00 serta sisa
dana sebesar Rp53.579.000,00 belum dipertanggungjawabkan.
3. Penyelenggaraan Beasiswa Program S2 dan S3 TA 2003 dan 2004 tidak tertib sehingga
mengakibatkan pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar
Rp62.628.000,00 dan ketidakhematan sebesar Rp36.120.000,00.
Dalam penyelenggaraan pemberian beasiswa, peserta penerima beasiswa tidak menaati
ketentuan dalam surat perjanjian serta ketidaktertiban dalam administrasi sehingga
mengakibatkan pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar
Rp62.628.000,00 dan ketidakhematan sebesar Rp36.120.000,00.
4. Pengembangan Pendidikan MEMES/Multy Entry Multy Exit System dan pengadaan buku
lainnya dalam model Safer School tidak terlaksana sebagaimana mestinya, terjadi

3
ketidakhematan dalam pengadaan buku sebesar Rp130.664.775,00, buku yang tidak dicatat
dalam pengalokasiannya sebesar Rp93.378.468,00 dan buku yang tidak dapat
dimanfaatkan sebesar Rp72.657.650,00.
Untuk mendukung pelaksanaan program Pengembangan Pendidikan MEMES dilakukan
pengadaan buku yang tidak berdasarkan kebutuhan dari sekolah model dan penetapan
harga dalam RKS mengakibatkan ketidakhematan dalam pengadaan buku sebesar
Rp130.664.775,00, buku yang tidak dicatat dalam pengalokasiannya sebesar
Rp93.378.468,00 dan buku yang tidak dapat dimanfaatkan sebesar Rp72.657.650,00.

B. Kelemahan yang mengganggu azas kehematan


1. Ketidakhematan dalam Pengadaan Akomodasi, Konsumsi, Sewa Ruang Sidang,
Pencetakan Formulir, Buku Petunjuk dan Hasil Pendataan Ulang PNS pada Bagpro
Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) TA 2003, Bagpro Pengkajian Pendidikan
Nasional dan Daerah TA 2004.
Untuk mendukung tujuan bagpro telah dilakukan pengadaan akomodasi, konsumsi, sewa
ruang sidang, Pencetakan Formulir, Buku Petunjuk dan Hasil Pendataan Ulang PNS
dimana dalam pelaksanaannya belum sesuai tarif yang berlaku dan harga satuan umum
yang berlaku sehingga mengakibatkan ketidakhematan sebesar Rp59.540.030,00.

C. Penyimpangan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya program yang


direncanakan
1. Prosedur pengadaan studi kebijakan TA 2003 dan 2004 pada Bagpro Statistik dan
Informasi Pendidikan belum sesuai dengan ketentuan serta tidak efektif.
Terjadi kesalahan dalam prosedur penetapan pelaksana pengadaan studi kebijakan serta
belum diserahkannya hasil studi tersebut oleh Pimbagpro kepada Kepala Pusat Data dan
Informasi untuk pengambilan keputusan sehingga pengadaan tersebut tidak efektif senilai
Rp1.024.317.500,00
2. Pergeseran alokasi anggaran TA 2003 pada Bagpro Pengembangan Inovasi Pendidikan
untuk Pengadaan Buku Lainnya sebesar Rp22.050.000,00 serta Sewa Kendaraan Roda
Empat sebesar Rp48.000.000,00 dan TA 2004 sebesar Rp60.000.000,00 tidak sesuai
ketentuan.
Adanya pergeseran alokasi anggaran tanpa sepengetahuan atasan langsung Pimbagpro
mengakibatkan ketidaktertiban dalam penggunaan anggaran dan tidak tercapainya tujuan
salah satu kegiatan.
Hal tersebut pada dasarnya terjadi karena masih adanya kelemahan dalam pelaksanaan SPI,
khususnya mengenai prosedur kerja dan ketaatan pada peraturan yang tidak sepenuhnya
dilaksanakan, baik oleh para pelaksana maupun penanggungjawab keuangan Proyek PSPN.
BPK-RI menyarankan agar kelemahan yang ada diatasi, pajak yang tidak atau belum dipungut

4
sebesar Rp379.294.245,28 disetorkan ke Kas Negara, denda kepada LPM UNJ sebesar
Rp119.475.500,00 dipungut dan disetorkan ke Kas Negara, sekolah-sekolah dan proyek
melakukan penelusuran dan pencatatan alokasi buku dan buku hasil survei serta kepada para
pelaksana dan penanggung jawab yang lalai dalam melaksanakan tugas, diberikan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, Mei 2005


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Penanggungjawab Audit,

Drs. Mampan Manalu, MM


NIP 240001206

5
BAB I
PENDAHULUAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Undang-Undang (UU) No.5 Tahun 1973 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Proyek PSPN dan Bagpro-bagpronya adalah pemeriksaan atas hal yang berkaitan
dengan keuangan, dengan tujuan untuk mengetahui dan menilai apakah:
a. Informasi Keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan;
b. Proyek PSPN dan Bagpro-bagpronya telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan
keuangan tertentu;
c. Sistem Pengendalian Intern (SPI) proyek, baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap
pengamanan atas kekayaan telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai.

3. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka lingkup pemeriksaan TA 2003 dan 2004
diarahkan pada:
a. Pengurusan dan pertanggungjawaban keuangan proyek;
b. Pelaksanaan kegiatan non fisik, pemborongan pekerjaan, serta pengadaan barang dan jasa
proyek;
c. Pencapaian target dan pemanfaatan hasil kegiatan proyek.
Dengan cut-off sampai dengan 31 Desember 2004, dengan cakupan pemeriksaan TA 2003 dan
2004 terinci sebagai berikut:
a. TA 2003
Cakupan pemeriksaan meliputi belanja untuk kegiatan proyek dan Bagpronya sebesar
Rp52.838.861.675,00 atau 59,40% dari realisasi anggaran sebesar Rp88.949.381.557,00 dengan
jumlah temuan sebesar Rp1.739.913.278,00 atau 3,29% dari nilai realisasi yang diperiksa.
b. Tahun 2004
Cakupan pemeriksaan meliputi belanja untuk kegiatan proyek dan Bagpronya sebesar
Rp28.364.151.245,00 atau 62,76% dari realisasi anggaran sebesar Rp45.195.669.895,00 dengan

6
jumlah temuan sebesar Rp1.409.469.432,28 atau 4,97% dari nilai realisasi yang diperiksa.

4. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan identifikasi kelemahan yang diperoleh dari
pemeriksaan dokumen, kemudian dikembangkan pada saat pengujian terinci secara kuantitatif.
Untuk itu ditetapkan terlebih dahulu sampel-sampel baik terhadap dokumen maupun kegiatan yang
diuji dan dilengkapi dengan wawancara untuk memperoleh keterangan, serta pengujian fisik atas
hasil kegiatan yang telah dilakukan. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan selama 15 hari di
Balitbang Depdiknas dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik di daerah selama sepuluh hari di
Lampung dan Palembang.

5. Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan dilaksanakan sejak tanggal 23 Desember 2004 sampai dengan 20 Januari 2005,
berdasarkan Surat Tugas Anggota Pembina Auditama KN III BPK-RI No.25/ST/IV-XII.3/05/2004
tanggal 6 Desember 2004.

6. Instansi Yang diperiksa


Proyek PSPN Balitbang Depdiknas dan empat bagpronya berada dibawah Sekretariat Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas serta pusat-pusat sedangkan satu Bagpro
yaitu Bagian Proyek Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil berada dibawah Biro Kepegawaian
Depdiknas (untuk TA 2003); sedangkan TA 2004, proyek terdiri dari satu proyek pusat dan empat
Bagian yang semuanya berada dibawah Balitbang Depdiknas. Sasaran pemeriksaan mencakup
kegiatan studi, kegiatan survai dan pengolahan data hasil survai, pemberian beasiswa, pengadaan
buku, ATK dan peralatan serta pendataan pegawai.

7. Gambaran Umum Obyek Yang Diperiksa


a. Tujuan proyek
TA 2003
Menyempurnakan Sitem Pendidikan Nasional, melaksanakan pengkajian, pendidikan
pengembangan inovatif dan efisiensi Dikdasmen, serta meningkatkan sistem produksi data.
TA 2004
Penjabaran UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 kedalam PP, Kajian Naskah Akademik dan RUU
BHP, melaksanakan kegiatan studi-studi dibidang pendidikan.

7
c. Kegiatan proyek
Kegiatan utama Proyek PSPN dan Bagpro-bagpronya adalah studi kebijakan, pengadaan alat
pendidikan, pengadaan alat pengolahan data, rintisan pendidikan gelar S2 dan S3, survai bidang
sosial ekonomi, serta pengadaan buku lainnya.

d. Anggaran proyek
Anggaran Proyek PSPN dan realisasinya TA 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut :
Tahun 2003 Tahun 2004
No. Nama Proyek Anggaran Realisasi Sisa Anggaran Realisasi Sisa
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Proyek Pembaruan Sistem 75.742.170.000 74.509.366.925 1.232.803.075 32.495.500.000 31.910.276.150 585.223.850
Pendidikan Nasional
2 Bagian Proyek Pengkajian 4.991.380.000 4.987.564.200 3.815.800 4.997.625.000 4.990.348.500 7.276.500
Sistem Manajemen
Pendidikan Nasional
3 Bagian Proyek Statistik dan 1.998.550.000 1.978.994.550 19.555.450 1.999.400.000 1.985.278.495 14.121.505
Informasi Pendidikan
4 Bagian Proyek Pengkajian 2.991.210.000 2.288.223.000 702.987.000 4.498.420.000 4.314.069.000 184.351.000
Pendidikan Nasional dan
Daerah
5 Bagian Proyek 1.994.250.000 1.992.931.400 1.318.600 1.998.688.000 1.995.697.750 2.990.250
Pengembangan Inovasi
Pendidikan
6 Bagian Proyek Pendataan 3.198.450.000 3.192.301.482 6.148.518 - - -
Ulang Pegawai Negeri Sipil
Jumlah 90.916.010.000 88.949.381.557 1.966.628.443 45.989.633.000 45.195.669.895 793.963.105

8
BAB II
URAIAN HASIL PEMERIKSAAN

A. Review Sistem Pengendalian Intern


Pengujian terhadap SPI Proyek PSPN, menunjukkan hal sebagai berikut:
1. Organisasi
Proyek PSPN adalah salah satu bagian dari Program Sinkronisasi dan Koordinasi
Pembangunan Pendidikan Nasional di bawah tanggungjawab Balitbang Depdiknas. Menurut
DIP TA 2003 No SP-DIP: 020/XXIII/1/--/2003 tanggal 1 Januari 2003 Proyek PSPN terdiri
dari satu proyek induk dengan lima bagian proyeknya (bagpro). Sedangkan TA 2004 menurut
DIP No. SP-DIP: 020/XXIII/1/--/2004 tanggal 1 Januari 2004 terdiri dari satu proyek induk
dengan empat bagpronya.
Dalam organisasi proyek TA 2003 terdapat satu bagpro yang berada diluar organisasi
Balitbang Depdiknas yaitu Bagpro Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (Bagpro PUPNS).
Bagpro tersebut secara stuktural berada dan bertanggungjawab kepada Sekjen Depdiknas
karena kedudukan Bagpro tersebut pada Biro Kepegawaian Depdiknas. Sedangkan Bagpro
lainnya masih berada dibawah lingkup Balitbang meskipun tidak ada hubungan vertikal antara
Pemimpin Proyek (Pimpro) dengan Pimbagpro karena Pimbagpro secara mandiri dalam arti
tidak dibawah koordinasi Pimpro dalam menjalankan kegiatannya. Sehingga laporan
Pimbagpro bukan menjadi alat evaluasi dan pemantauan kinerja Bagpro oleh Pimpro. Dengan
demikian organisasi proyek belum mengacu pada Keppres No. 42 Tahun 2002 pasal 40 ayat
(3) antara lain menjelaskan bahwa pembentukan Pimpro dan Bendaharawan dapat dibantu
oleh Pimbagpro dan Bendaharawan Bagpro sepanjang lokasi proyek tersebar di daerah.
2. Kebijakan
Kebijakan dalam pengelolaan anggaran proyek/Bagpro didasarkan pada berbagai peraturan
perundang-undangan antara lain:
a. UU No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
b. Keputusan Presiden (Keppres) No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Keppres No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Instansi Pemerintah;
d. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Instansi Pemerintah;

9
e. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 524/KMK.02/2002 tentang Harga Satuan
Umum TA 2003;
f. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 501/KMK.02/2003 tentang Harga Satuan
Umum TA 2004.
Sistem penunjukkan pelaksanaan pekerjaan pengolahan data TA 2003 dan kegiatan studi TA
2004 tidak dilakukan dengan cara pelelangan, akan tetapi dengan cara penunjukkan langsung.
Hal ini dikarenakan pengolahan data dibutuhkan lembaga pengolah data yang sanggup
melakukan update data terus menerus meskipun kontrak telah selesai. Selain itu terdapat
kesalahan dalam penetapan jenis pengadaan dimana proyek menetapkan pelaksanaan
pengadaan dengan pemborongan padahal dari jenis pekerjaan dan pelaksanaannya dua
kegiatan tersebut lebih tepat dilaksanakan dengan swakelola.
3. Perencanaan
Proyek PSPN dan Bagpronya telah menyusun rencana kerja yang harus dilaksanakan dalam
satu tahun anggaran sesuai urutan jenis kegiatan yang dimuat dalam PO TA 2003 dan 2004.
Namun demikian dalam pelaksanaannya terdapat penggabungan beberapa kegiatan serta
perubahan dalam realisasi kegiatan sehingga terjadi ketidaktertiban dalam penggunaan
anggaran serta tujuan pengadaan buku program Baca Tulis Hitung (Calistung) tidak
sepenuhnya tercapai, hal ini menunjukkan kelemahan dalam perencanaan kegiatan proyek.
4. Prosedur Kerja
Dalam rangka tercapainya kegiatan proyek/Bagpro ditetapkan mekanisme pelaksanaan sebagai
berikut:
a. Setelah menerima DIP segera melakukan penelaahan atas isi DIP, PO dan Keputusan
Pengangkatan Pimpro/Pimbagpro dan Bendaharawan;
b. Setelah melakukan penelaahan atas isi DIP, PO supaya segera menerbitkan surat keputusan
untuk staf proyek/Bagpro;
c. Segera menghubungi instansi/pejabat yang relevan untuk memperoleh data/informasi yang
diperlukan;
d. Pimpro melaksanakan kegiatan dan menggunakan dana DIP sesuai kegiatan dan dana yang
dialokasikan pada proyek, demikian pula Pimbagpro melaksanakan dan menggunakan dana
DIP sesuai dengan kegiatan dan dana yang dialokasikan pada Bagpro;
e. Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pada Bagpro seperti laporan, revisi, LKKA dan
lain-lain dilakukan oleh Pimpro induk.
Pada dasarnya Pimpro maupun Pimbagpro telah melaksanakan kegiatan proyek/Bagpro sesuai
dengan prosedur kerja yang ditetapkan dan telah berjalan dengan baik.

10
5. Pencatatan
Sistem pencatatan dilaksanakan sesuai PO proyek dan Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yaitu penerimaan dan
pengeluaran seluruhnya harus dicatat dalam Buku Kas Umum (BKU). Bentuk BKU maupun
cara penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuan dalam SK Menteri Keuangan No.
KEP-332/M/9/1968.
6. Pelaporan
a. Pimpro wajib membuat laporan secara periodik sesuai surat Sekretaris Jenderal Depdikbud
No. 22649/A/A3/B/93 tanggal 27 April 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Proyek-proyek
di Lingkungan Depdikbud;
b. Pimbagpro wajib membuat laporan secara periodik disampaikan kepada Pimpro untuk
memenuhi kewajiban Pimpro yang bersangkutan;
c. Pimpro/Pimbagpro menyampaikan Laporan Keadaan Kas Proyek (LKKP) kepada Kepala
Biro Keuangan Balitbang;
d. Pada akhir tahun anggaran pimpro/pimbagpro menyusun dan menyampaikan Laporan
Tahunan kepada Kepala Balitbang.
Pimpro dan pimbagpro telah melaksanakan penyusunan laporan-laporan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7. Personalia
Untuk melaksanakan kegiatan proyek/bagpro, telah diangkat Pimpro dan Bendaharawan
masing-masing TA 2003 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) No.022/P/2003 tanggal 27 Pebruari 2003 dan untuk TA 2004 dengan SK
Mendiknas No.007/P/2004 tanggal 6 Pebruari 2004 serta Pemimpin Bagpro (Pimbagpro) dan
Bendaharawan masing-masing TA 2003 berdasarkan SK Mendiknas No. 006/G/Kep/P/2003
tanggal 10 Maret 2003 dan untuk TA 2004 dengan SK Mendiknas No. 005/G/Kep/P/2004
tanggal 10 Pebruari 2004. Proyek/Bagpro dibantu oleh seorang sekretaris dan staf
proyek/Bagpro dengan tugas dan kewajiban masing-masing sebagai berikut:
a. Pimpro/Bagpro
1) Bertanggungjawab atas tercapainya tujuan proyek dan seluruh bagpro yang dikelolanya;
2) Memimpin seluruh staf proyek/Bagpro dan bersama-sama mereka melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam DIP dengan berpegang pada Petunjuk
Operasional (PO), sesuai dengan ketentuan tolok ukur, prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan;

11
3) Dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dilaksanakan oleh
Bendaharawan sebagai pembantu Pimpro/Pimbagpro dalam bidang keuangan proyek,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4) Secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan wajib melakukan
pemeriksaan keadaan kas (Pasal 69 Ayat 2 Keppres 42 Tahun 2002);
5) Mengelola kegiatan proyek/Bagpro sehari-hari;
6) Mengadakan konsultasi dan meminta pengarahan kepada atasan langsung
Pimpro/bagpro;
7) Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi melalui jalur atasan
langsung guna mendapat petunjuk penyelesaian dan pemecahannya;
8) Menyusun laporan berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk itu;
9) Bersama-sama dengan bendaharawan dan staf proyek/Bagpro menyusun rencana
kegiatan untuk tahun berikutnya sebagai bahan masukan dalam rangka penyusunan
rencana tahap-tahap berikutnya;
10)Memacu pencapaian daya serap proyek/Bagpro baik fisik maupun keuangan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
b. Bendaharawan proyek/Bagpro
1) Melaksanakan kegiatan pengambilan dan penerimaan uang dari Kantor Perbendaharaan
dan Kas Negara (KPKN) atau bank pemerintah dimana rekening proyek dibuka,
menyimpan dan mengeluarkan uang atas perintah dan persetujuan Pimpro/Pimbagpro;
2) Menyelenggarakan tata usaha keuangan;
3) Membuat pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4) Membuat laporan bulanan dan laporan berkala yang menyangkut keuangan;
5) Bersama-sama dengan staf proyek/Bagpro mengurus dan menyelenggarakan pengadaan
peralatan dan inventaris proyek/Bagpro;
6) Membantu Pimpro/Pimbagpro menyusun rencana kegiatan proyek/Bagpro untuk tahun
berikutnya;
7) Memungut dan menyetorkan pajak-pajak negara sesuai dengan maksud Surat Setjen
Depdikbud No. 13775/A.3/B/1990 tangggal 8 Maret 1990 tentang Pelaksanaan
Pungutan/Potongan dan Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) yakni PPh pasal 21 dan 22
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah (PPN
BM) bagi kantor/satuan kerja di lingkungan Depdiknas.
c. Staf proyek/Bagpro
1) Sekretaris

12
a) Membantu Pimpro/Pimbagpro dalam mengelola administrasi proyek/Bagpro;
b) Menyelenggarakan surat-menyurat proyek/Bagpro;
c) Menyelenggarakan pengarsipan surat-surat dan dokumen proyek/Bagpro;
d) Mengatur penyaluran dan pengendalian surat dan dokumen proyek/Bagpro;
e) Membantu Pimpro/Pimbagpro dalam menyusun jadual, penyiapan laporan kegiatan
proyek/Bagpro;
f) Menyiapkan laporan proyek/Bagpro (laporan bulanan, triwulanan, tengah tahunan
dan tahunan).
2) Pembantu Bendaharawan Proyek/Bagpro
a) Membantu mengetik surat-surat dan laporan proyek/Bagpro yang menyangkut
keuangan;
b) Membantu bendaharawan proyek/Bagpro dalam menyelenggarakan tata usaha
keuangan;
c) Membantu bendaharawan proyek/Bagpro mencatat dan mengarsipkan surat-surat
yang menyangkut keuangan;
d) Menyusun, menyiapkan dan mengirim Laporan Keadaan Kredit Anggaran dan Kas
(LKKA) berdasarkan Keppres No 42 Tahun 2002 pasal 57 ayat 1;
e) Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran uang dalam Buku Kas Umum
(BKU) dan buku pembantu;
f) Membukukan dan memelihara seluruh barang-barang milik inventaris
proyek/Bagpro.
3) Pembantu Sekretaris Proyek/Bagpro
a) Membantu sekretaris proyek/Bagpro dalam menyiapkan konsep-konsep surat;
b) Mengelola surat-surat masuk maupun surat keluar yang menyangkut kegiatan
proyek/Bagpro (membukukan, menyimpan dan lain-lain);
c) Melaksanakan pengetikan surat-surat, laporan-laporan dan lain-lain;
d) Melaksanakan penggandaan surat-surat, laporan-laporan dan lain-lain kegiatan
proyek/Bagpro termasuk pengirimannya;
e) Membantu sekretaris proyek/Bagpro dalam mempersiapkan rapat-rapat
proyek/Bagpro.
Personalia yang ditunjuk dalam organisasi Proyek sudah melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai SK Penetapan Mendiknas.

13
8. Pengawasan
Pengendalian intern atas pelaksanaan proyek dan Bagpronya dilakukan atasan langsung yaitu
Kepala Balitbang dan Kepala-kepala Pusat dibawah Balitbang yang tugasnya sebagai pembina
dan penanggungjawab harian, pengawas dan pengendalian atas pelaksanaan proyek/Bagpro.
Pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Depdiknas atas proyek/bagpro telah dilaksanakan pada
awal tahun 2004 untuk pemeriksaan anggaran proyek/bagpro TA 2003 dan seluruh hasil
pemeriksaan telah ditindaklanjuti oleh proyek/bagpro.
Kelemahan-kelemahan SPI tersebut, telah mengakibatkan terjadinya penyimpangan terhadap
kriteria/peraturan yang telah ditetapkan, penyimpangan terhadap azas kehematan, dan
penyimpangan terhadap efektifitas pencapaian tujuan, yang secara rinci diuraikan pada Bab IV
Temuan Pemeriksaan.
Namun demikian terlepas dari kelemahan-kelemahan tersebut, terdapat hal-hal positif yang telah
dicapai dengan baik oleh proyek/bagpro antara lain:
a. Tingkat pencapaian target baik keuangan maupun fisik proyek/bagpro telah dapat dicapai
dengan baik, masing-masing Proyek PSPN TA 2003 untuk keuangan sebesar 98% dan fisik
100% sedangkan TA 2004 untuk keuangan sebesar 98% dan fisik 100%, Bagpro Pengkajian
Sistem Manajemen Diknas TA 2003 untuk keuangan sebesar 100% dan fisik 100%
sedangkan TA 2004 untuk keuangan sebesar 100% dan fisik 100%, Bagpro Statistik dan
Informasi Pendidikan TA 2003 untuk keuangan sebesar 99% dan fisik 100% sedangkan TA
2004 untuk keuangan sebesar 99% dan fisik 100%, Bagpro Inovasi TA 2003 untuk keuangan
sebesar 100% dan fisik 100% sedangkan TA 2004 untuk keuangan sebesar 100% dan fisik
100% serta Bagpro PUPNS TA 2003 untuk keuangan sebesar 100% dan fisik 100%.
b. Hasil dari kegiatan pengolahan data atas survai pendidikan yang dilaksanakan oleh LPM
Unpad dapat dimanfaatkan oleh Depdiknas sebagai acuan yang update dalam pengambilan
kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional. Pemanfaatan tersebut tidak terancang dalam
TOR yang disusun oleh Proyek PSPN. Selain itu LPM Unpad masih bersedia untuk
melakukan update data sesuai dengan arahan kebijakan Depdiknas tanpa penambahan biaya.

14
B. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut
Dalam TA 2003 Inspektorat Jenderal (Itjen) Depdiknas telah melaksanakan pemeriksaan atas
Proyek PSPN dan Bagpro Pendataan Ulang PNS Depdiknas (PUPNS) masing-masing sebanyak
satu kali berdasarkan Surat Tugas No. 489/P/Itjen/XII/2003 tanggal 1 Desember 2003 untuk
pemeriksaan atas Proyek PSPN dan Surat Tugas No. 021/P/Itjen/I/2004 tangal 19 Januari 2004
untuk pemeriksaan atas Bagpro Pendataan Ulang PNS Depdiknas (PUPNS). Pemeriksaan atas
Proyek PSPN dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan 30 Januari 2004 dengan hasil
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Temuan pemeriksaan antara lain mengenai pengelolaan keuangan proyek belum didukung
dengan administrasi yang tertib yaitu perjalanan dinas belum dilengkapi dengan surat tugas
dan kegiatan pelatihan belum didukung dengan absensi/biodata peserta, kualifikasi personil
dari para pelaksana pekerjaan pengumpulan data dalam rangka survai dasar belum terlampir
sebagaimana dipersyaratkan dalam RKS, duplikasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data pendidikan antara Proyek PSPN dengan kegiatan pada Pusat Data dan
Informasi (PDIP) Balitbang Depdiknas.
2. Saran yang disampaikan kepada Pimpro agar menertibkan administrasi karena bukti-bukti
tersebut merupakan bukti hukum untuk memberikan dasar hukum sahnya setiap pengeluaran,
meningkatkan koordinasi dengan unit-unit kerja/proyek lain di lingkungan Balitbang
Depdiknas.
Perkembangan tindak lanjut atas temuan dan saran yang disampaikan oleh Itjen sudah seluruhnya
ditindaklanjuti oleh Pimpro.
Sedangkan pemeriksaan atas Bagpro PUPNS dengan hasil sebagai berikut:
1. Temuan pemeriksaan antara lain mengenai pemanfaatan hasil pengadaan perangkat lunak
belum dilaksanakan secara optimal, keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan penyajian
laporan hasil pendataan, dan pekerjaan pengolahan data yang dilaksanakan secara swakelola
belum selesai.
2. Saran yang disampaikan kepada Pimbagpro agar menarik denda kepada CV. Kopan Jaya
sebesar Rp2.475.000,00 dan CV. Zichy Putra sebesar Rp1.204.500,00 dan menyetorkannya
ke kas negara, membuat telaahan/analisis atas keterlambatan pengolahan data.
Perkembangan tindak lanjut atas temuan dan saran yang disampaikan oleh Itjen sudah seluruhnya
ditindaklanjuti oleh pimpro.

15
C. Temuan Pemeriksaan
(02) Penyimpangan terhadap kriteria/peraturan yang telah ditetapkan
1. (02.16) Terdapat pajak yang tidak dipungut sebesar Rp48.759.268,00, uang belum
dipertanggungjawabkan sebesar Rp118.231.000,00 serta pengeluaran biaya tidak sesuai
ketentuan sebesar Rp326.799.380,00
Dalam DIP/PO Proyek PSPN TA 2003 terdapat kegiatan pengumpulan data dalam rangka Survai
Dasar Pendidikan Nasional dengan anggaran sebesar Rp34.000.000.000,00. Realisasi sampai
dengan 31 Desember 2003 sebesar Rp33.932.370.000,00 atau 99,80% dari anggaran. Maksud
kegiatan tersebut adalah menghimpun data identitas dan entitas semua lembaga penyelenggara
pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi termasuk
Pendidikan Luar Sekolah, juga terhimpunnya variabel data non pendidikan yang mempunyai
relevansi dengan pembangunan pendidikan. Survai dilaksanakan oleh 27 Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) pada 30 propinsi berdasarkan kontrak yang ditandatangani oleh Pimpro dengan
Ketua Lembaga dari masing-masing universitas (Rincian pada Lampiran 2).
Dari hasil pemeriksaan ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah responden hasil survai seluruhnya sebanyak 306.136 lembaga atau 99,25% dari
308.444 lembaga yang ditetapkan dalam kontrak. Hal tersebut dapat dilihat pada rincian
berikut:
Jumlah Responden
No Jenjang selisih %
KAK Laporan
kurang prestasi
1 2 3 4 5 6
1 TK/RA/BA/TK-LB 44.296 (10.335) 123,33%
54.631
2 SD/MI/SD-LB 191.936 8.798 95,42%
183.138
3 SLTP/MTs/SLTP-LB/SLTP 32.913 1.729 94,75%
Terbuka 31.184
4 SMU/MA/SM-LB 12.108 898 92,58%
11.210
5 SMK 5.334 63 98,82%
5.271
6 Perguruan Tinggi 17.359 1.122 93,54%
16.237
7 PLS 4.149 4.114 35 99,16%
8 Non Pendidikan 349 351 (2) 100,57%
Jumlah 308.444 306.136 2.308 99,25%

16
Keterangan : KAK = Kerangka Acuan Kerja; TK = Taman Kanak-kanak; RA = Raudatul
Athfal; BA = Bustanul Athfal ; TK-LB = Taman Kanak-kanak Luar Biasa; SD =
Sekolah Dasar; MI = Madrasah Ibtidaiyah; SD-LB = Sekolah Dasar Luar Biasa;
SD-LB = Sekolah Dasar Luar Biasa; SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
MTs = Madrasah Tsanawiyah; SLTP-LB = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Luar Biasa; SMU = Sekolah Menengah Umum; MA =Madrasah Aliyah; SM-LB
= Sekolah Menengah Luar Biasa; SMK = Sekolah Menengah Kejuruan; PLS =
Pendidikan Luar Sekolah.
Rincian tersebut diatas berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh universitas pada 30
propinsi, dimana propinsi Bangka Belitung dan Sumsel dilaksanakan oleh Lemlit Unsri,
Sumsel. Daftar Hasil Survai Dasar Pendidikan Nasional TA 2003 per propinsi terlihat pada
Lampiran 3.
Menurut Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun oleh panitia kepada setiap responden
yang terkait dalam pelaksanaan survai diberikan honorarium sebesar Rp30.000,00. Dalam
pelaksanaannya diketahui bahwa terdapat honorarium yang seharusnya tidak dibayarkan oleh
PTN kepada 2.308 responden sebesar Rp69.240.000,00 (2.308 responden x Rp30.000,00),
karena jumlah responden hasil survai lebih rendah daripada data frame yang dijadikan dasar
penyusunan HPS.
b. Selain itu diketahui pula bahwa dalam penyusunan HPS, panitia memasukkan komponen
biaya lain-lain pada 27 kontrak dengan nilai seluruhnya sebesar Rp326.799.380,00.
Hasil konfirmasi dan pengecekan fisik pada Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang dan
Universitas Lampung (Unila) di Lampung dengan kondisi sebagai berikut:
a. Pekerjaan Pengumpulan data di wilayah Propinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
dalam rangka Survai Dasar Pendidikan Nasional dilaksanakan Lembaga Penelitian (Lemlit)
Unsri berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No. 1736d/PPSPN/IX/2003 tanggal
1 September 2003. Harga pekerjaan sebesar Rp1.174.920.000,00 dan jangka waktu pekerjaan
selama 42 hari kalender sejak tanggal 2 September 2003 atau sampai dengan tanggal 13
Oktober 2003. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan Berita Acara Serah Terima
(BAST) No. 2136d/PPSPN/X/2003 tanggal 13 Oktober 2003. Lemlit Unsri telah dibayar
lunas dengan Surat Perintah Membayar (SPM) yaitu SPM No. 378766X/118 tanggal 13
Oktober 2003 sebesar Rp822.444.000,00 dan SPM No. 385455X/088/118 tanggal 12
November 2003 sebesar Rp354.476.000,00.
b. Pekerjaan pengumpulan data di wilayah Propinsi Lampung dalam rangka Survai Dasar
Pendidikan Nasional dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Unila
berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No. 1736f/PPSPN/IX/2003 tanggal 1
September 2003. Harga pekerjaan sebesar Rp1.169.880.000,00 dan jangka waktu pekerjaan
selama 42 hari kalender sejak tanggal 2 September 2003 atau sampai dengan tanggal 13

17
Oktober 2003. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BAST
No.2136f/PPSPN/X/2003 tanggal 13 Oktober 2003. LPM Unila telah dibayar lunas dengan
dua SPM yaitu SPM No.378758X/118/Y tanggal 10 Oktober 2003 sebesar Rp818.916.000,00
dan SPM No.576694X/088/118 tanggal 1 Desember 2003 sebesar Rp350.964.000,00.
Berdasarkan bukti-bukti pengeluaran pada LPM Unila di Lampung ditemukan hal-hal sbb:
a. PPh Pasal 21 atas pembayaran honorarium sebesar Rp42.642.000,00 tidak dipungut dan
disetor ke Kas Negara, dengan rincian sebagai berikut :
No Kegiatan Jumlah Honorarium PPh Pasal 21
(Rp) (Rp)
1 Pelatihan (Tim Surveyor) 7.500.000 1.125.000
2 Penyusunan Laporan (Tim 7.500.000 1.125.000
Surveyor)
3 Responden (8776 orang) 263.280.000 39.492.000
4 Tim Pelaksana 6.000.000 900.000
Jumlah 284.280.000 42.642.000
b. PPN dan PPh Pasal 23 atas pengadaan barang sebesar Rp6.117.268,00 tidak dipungut dan
disetor ke Kas Negara, dengan rincian sebagai berikut :

Biaya PPN PPh Pasal 23 Jumlah


No Kegiatan (Rp) (Rp) (Rp) Pajak
(Rp)
1 Pencetakan LJK 46.563.000 4.233.000 634.950 4.867.950
2 Pencetakan kuesioner 3.000.000 272.727 40.909 313.636
3 Biaya foto copi 1.150.000 104.545 15.682 120.227
4 Pembelian nasi bungkus 3.360.000 305.455 45.818 351.273
5 Pembelian 30 buah tas 1.500.000 136.364 20.455 156.818
6 ATK 2.940.000 267.273 40.091 307.364
Jumlah 58.513.000 5.319.364 797.905 6.117.268
c. Terdapat sisa dana pelaksanaan survai sebesar Rp5.967.000,00 belum digunakan dan masih
disimpan oleh bendaharawan LPM Unila dan belum disetor ke rekening Rektor Unila sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Sedangkan dari hasil uji petik di Palembang diketahui bahwa terdapat sisa dana pelaksanaan
survai sebesar Rp43.024.000, 00 belum digunakan dan masih disimpan oleh bendaharawan
Lemlit Unsri dan belum disetor ke rekening Rektor Unsri sebagai PNBP.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah (PP) 45 Tahun 1994 antara lain menyatakan Pajak Penghasilan Pasal 21
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil atau ABRI dan Pensiunan atas penghasilan yang
dibebankan kepada Kas Keuangan Negara atau Keuangan Daerah yaitu atas penghasilan
berupa: honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja imbalan

18
lain dengan nama apapun dipotong PPH Pasal 21 sebesar 15 % x jumlah bruto penghasilan
tersebut dan bersifat formal. Pemotongan PPH Pasal 21 tersebut dilakukan oleh
Bendaharawan dan wajib menyetor dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor
Pos dan Giro selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya;
b. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No. 1736f/PPSPN/IX/2003 tanggal 1 September 2003,
Pasal 12 ayat (2) menyatakan: Pihak Kedua diwajibkan memungut dan menyetorkan pajak
dari jenis pengeluaran honorarium, pembelian barang dan sewa-menyewa.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Kelebihan pembayaran honorarium responden sebesar Rp69.240.000,00;
b. Sisa dana kegiatan survai pada Lemlit Unsri dan LPM Unila sebesar Rp48.991.000,00
(Rp43.024.000,00+Rp5.967.000,00) yang belum disetor ke rekening rektor rawan untuk
diselewengkan;
c. Kerugian negara berupa pajak PPh pasal 21, PPh pasal 23 dan PPN yang tidak dipungut LPM
Unila sebesar Rp48.759.268,00 (Rp42.642.000,00+Rp6.117.268,00);
d. Pengeluaran yang tidak hemat yaitu dengan dicadangkannya biaya lain-lain dalam HPS
sebesar Rp326.799.380,00 pada 27 dokumen kontrak.

Hal tersebut disebabkan:


a. Pimpro kurang memahami prosedur pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah;
b. Panitia Pengadaan kurang cermat dalam penyusunan HPS/OE;
c. Kepala LPM Unila lalai dalam mengintensifkan penerimaan negara (pajak);
d. Pengawasan Kepala Balitbang kepada proyek lemah.

Pihak Proyek menyatakan:


a. Proyek akan segera meminta bukti atau copy dari penyetoran pajak;
b. Proyek akan segera meminta PTN untuk melengkapi pertanggungan jawab sisa dana;
c. Penentuan data responden yang tercantum dalam KAK merupakan satu-satunya data frame
yang tersedia.

BPK-RI menyarankan agar:


a. Kepala Badan Litbang Depdiknas memberikan teguran tertulis kepada pimpro atas kelemahan
dalam melakukan pengawasan dan dalam pembebanan biaya lain-lain dalam HPS/kontrak
yang tidak sesuai dengan ketentuan;

19
b. Kelebihan honor sebesar Rp69.240.000,00 ditarik dan disetorkan ke Kas Negara;
c. Sisa dana pelaksanaan survai sebesar Rp48.991.000,00 segera disetor ke rekening Rektor
Unsri dan Unila;
d. Pimpro meminta Unila menyetorkan pajak-pajak yang seharusnya dipotong dan segera
menyetorkannya ke Kas Negara serta menyampaikan copy bukti setor kepada BPK-RI.

2. (02.16) Penetapan penyedia jasa pelaksana Pengolahan Data Survai Dasar Pendidikan
Nasional belum sesuai ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku, dan sisa buku
laporan Survai Dasar Pendidikan Nasional senilai Rp553.042.350,00 tidak dimonitor
pendistribusiannya
Dalam DIP/PO Proyek PSPN TA 2003 terdapat anggaran sebesar Rp11.191.000.000,00 untuk
kegiatan pengolahan data dalam rangka Survai Dasar Pendidikan Nasional dan telah direalisasikan
sebesar Rp10.914.862.725,00 atau 97.53%.
Pekerjaan pengolahan data tersebut dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat
(LPM) Universitas Padjadjaran (Unpad) berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No.
2192/PPSPN/X/2003 tanggal 20 Oktober 2003 dengan nilai sebesar Rp10.914.862.725,00 dan
jangka waktu pekerjaan selama 45 hari kalender sejak tanggal 21 Oktober 2003 atau sampai
dengan tanggal 5 Desember 2003. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BAST No.
3217/PPSPN/XII/2003 tanggal 4 Desember 2003. LPM Unpad telah dibayar lunas dengan dua kali
pembayaran yaitu SPM No. 577083X/088/118 tanggal 2 Desember 2003 sebesar
Rp6.548.917.635,00 dan SPM No. 580302X/088/118 tanggal 9 Desember 2003 sebesar
Rp4.365.945.090,00.
Hasil pemeriksaan atas kegiatan pengolahan data ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Penetapan LPM Unpad sebagai pelaksana pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah yang berlaku. Berdasarkan jenis jasa yang dilaksanakan
seharusnya digunakan metode pengadaan swakelola oleh penerima hibah dalam hal ini
lembaga penelitian/ilmiah non badan usaha yang ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi
Proyek/Panitia menggunakan metode pengadaan barang/jasa pemborongan dan dilakukan
secara penunjukan langsung.
b. Jumlah buku laporan Survai Dasar Pendidikan Nasional yang digandakan berdasarkan kontrak
sebanyak 22.600 eksemplar dengan nilai Rp759.360.000,00 sedangkan dari hasil pemeriksaan
fisik atas buku laporan hasil survai di kantor Balitbang diketahui jumlah buku laporan hanya
sebanyak 5.840 eksemplar dengan nilai Rp206.317.650,00, seperti terlihat pada Lampiran 4.
Karena proyek tidak melakukan monitoring secara tertulis atas jumlah laporan yang telah

20
digandakan oleh LPM Unpad maupun yang telah didistribusikan kepada pihak lain yang
berkepentingan terhadap hasil survai, dengan demikian terdapat sisa buku laporan sebanyak
16.760 eksemplar atau senilai Rp553.042.350,00 yang belum jelas keberadaannya.
c. Lembaran scaner sheet hasil survai yang telah dilaksanakan oleh Koordinator Wilayah
(Korwil) dalam hal ini adalah Perguruan Tinggi (pelaksana survai) menurut pengakuan proyek
dan pihak LPM belum diserahkan ke pihak proyek akan tetapi masih disimpan oleh LPM
Unpad.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah:
1) Bab I Bagian Keenam Pasal 6 antara lain mengatur pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah dapat dilakukan dengan cara swakelola;
2) Bab III Pasal 39 antara lain menyatakan: Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan
swakelola adalah pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengembangan sistem tertentu dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga
ilmiah pemerintah.
b. SKB Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas No.S-42/A/2000 tanggal 3 Mei 2000
No. S-2262/D.2/05/2000
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keppres No. 18 Tahun 2000, BAB V bagian B huruf b)
Ketentuan Khusus untuk Kontrak Jasa Konsultansi, butir (f) menyatakan bahwa dokumen-
dokumen yang disiapkan oleh penyedia jasa dan menjadi hak milik pengguna barang/jasa.
Ketentuan ini mengenai semua rancangan, gambar-gambar, spesifikasi, disain, laporan dan
dokumen-dokumen lain serta software yang disiapkan oleh penyedia jasa untuk pengguna
barang/jasa menjadi hak milik pengguna barang/jasa. Penyedia jasa tidak lama setelah
pekerjaan selesai atau berakhirnya kontrak harus menyerahkan seluruh dokumen dan data
pendukung lainnya kepada pengguna barang/jasa. Penyedia jasa dapat menyimpan copy dari
dokumen-dokumen tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan sisa buku laporan Survai Dasar Pendidikan Nasional sebanyak 16.760
eksemplar yang belum dapat diketahui keberadaannya senilai Rp553.042.350,00.

21
Hal tersebut disebabkan:
a. Proyek tidak melakukan monitoring pendistribusian buku laporan Survai Dasar Pendidikan
Nasional;
b. Kesalahan pimpro dalam mengartikan pekerjaan yang dilakukan dengan kontrak berarti
pekerjaan dilakukan dengan pemborongan;
c. Pengawasan Kepala Balitbang kepada proyek lemah.

Pihak Proyek menyatakan Proyek akan segera melakukan penelusuran penyerahan buku laporan
Survai Dasar Pendidikan Nasional.

BPK-RI menyarankan agar:


a. Kepala Balitbang Depdiknas meminta pertanggungjawaban Pimpro atas sisa buku laporan
hasil survai yang belum jelas keberadaannya senilai Rp553.042.350,00;
b. Di masa yang akan datang pengadaan pengolahan data dilakukan dengan metoda swakelola
bukan dengan jasa pemborongan.

3. (02.16) Terdapat pajak belum disetor oleh pelaksana pekerjaan ke Kas Negara sebesar
Rp330.534.977,28, dan sanksi denda keterlambatan belum dikenakan sebesar
Rp119.475.500,00 serta sisa dana sebesar Rp53.579.000,00 belum dipertanggungjawabkan
Dalam DIP/PO Proyek PSPN TA 2004 terdapat sembilan kegiatan studi dengan anggaran sebesar
Rp21.420.500.000,00 dan telah direalisasikan dengan sembilan buah kontrak dan dilaksanakan
oleh lima lembaga pada PTN dan PTS yaitu LPM UNJ, RIFES UIN Syarief Hidayatulah, FIP UN
Semarang, LPM Unpad, dan LP UN Surabaya. Kepada pelaksana telah dilakukan pembayaran
lunas, dengan rincian sebagai berikut:
Nomor
dan Nilai
Jangka Waktu No & Tgl No, Tgl & Nilai SPM
No Nama Studi Pelaksana Tanggal Kontrak
Pelaksa-naan BAST (Rp)
Kontrak (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Pengembangan rumus LPM UNJ 528/PPSPN 2.389.510.000,00 160 hari kalender 1525/PPSPN 234784Y/088/118 tgl 9-8-2004
perhitungan alokasi /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp716.853.000,00
pendanaan pendidikan dari tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562119Y/088/118 tgl 3-11-2004
tingkat pusat, propinsi, 2004 2004 sebesar Rp1.194.755.000,00
kabupaten/ kota dan 880460Y/088/118 tgl 14-12-2004
sekolah untuk jenjang SD/ sebesar Rp477.902.000,00
MI, SMP/MTs, dan total = Rp2.389.510.000,00
SMU/SMK/MA
2 Pengembangan model LPM UNJ 529/PPSPN 2.372.560.000,00 160 hari kalender 1526/PPSPN 234777Y/088/118 tgl 9-8-2004
sumber-sumber dana /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp711.768.000,00
pendidikan non tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562126Y/088/118 tgl 3-11-2004

22
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
APBN/APBD 2004 2004 sebesar Rp1.186.280.000,00
880444Y/088/118 tgl 14-12-2004
sebesar Rp474.512.000,00
total = Rp2.372.560.000,00
3 Perhitungan biaya total RIFES UIN 530/PPSPN 2.347.460.000,00 160 hari kalender 1533/PPSPN 562184Y/088/118 tgl 17-9-2004
pendidikan untuk jenjang Syarif /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp704.238.000,00
SD/MI, SMP/MTs, Hidayatulah tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 561261Y/088/118 tgl 5-11-2004
SMA/SMK/MA 2004 2004 sebesar Rp1.173.730.000,00
879401Y/088/118 tgl 14-12-2004
sebesar Rp469.492.000,00
total = Rp2.347.460.000,00
4 Studi orientasi pendidikan FIP UN 531/PPSPN 2.377.070.000,00 160 hari kalender 1529/PPSPN 234097Y/088/118 tgl 4-8-2004
sebagai human investment Semarang /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp713.121.000,00
dalam peradaban bangsa tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562127Y/088/118 tgl 3-11-2004
2004 2004 sebesar Rp1.188.535.000,00
879397Y/088/118 tgl 13-12-2004
sebesar Rp475.414.000,00
total = 2.377.070.000,00
5 Studi pengembangan LPM Unpad 532/PPSPN 2.600.200.000,00 160 hari kalender 1531/PPSPN 234783Y/088/118 tgl 9-8-2004
indikator pembangunan /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp780.060.000,00
pendidikan tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562994Y/088/118 tgl 5-11-2004
2004 2004 sebesar Rp1.300.100.000,00
880459Y/088/118 tgl 14-12-2004
sebesar Rp520.040.000,00
total = 2.600.200.000,00
6 Analisis sebaran dan LPM Unpad 533/PPSPN 2.477.450.000,00 160 hari kalender 1532/PPSPN 234779Y/088/118 tgl 9-8-2004
kompetensi guru SD/MI, /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp743.235.000,00
SMP/MTs, tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562995Y/088/118 tgl 5-11-2004
SMA/SMK/MA 2004 2004 sebesar Rp1.238.725.000,00
880466Y/088/118 tgl 14-12-2004
sebesar Rp495.490.000,00
total = 2.477.450.000,00
7 Analisis prasarana dan FIP UN 534/PPSPN 2.646.450.000,00 160 hari kalender 1530/PPSPN 234103Y/088/118 tgl 4-8-2004
sarana pendidikan SD/MI, Semarang /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 tgl sebesar Rp793.935.000,00
SMP/MTs, tgl 28 Juni Des 2004) 6-12-2004 562132Y/088/118 tgl 3-11-2004
SMA/SMK/MA 2004 sebesar Rp1.323.225.000,00
879395Y/088/118 tgl 13-12-2004
sebesar Rp529.290.000,00
total = 2.646.450.000,00
8 Studi penyusunan alternatif LP UN 535/PPSPN 1.988.300.000,00 160 hari kalender 1527/PPSPN 232158Y/088/118 tgl 26-7-2004
kebijakan kesempatan Surabaya /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp596.490.000,00
pendidikan bagi seluruh tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562123Y/088/118 tgl 3-11-2004
warga negara dari jenis dan 2004 2004 sebesar Rp994.150.000,00
jenjang pendidikan dasar 880476Y/088/118 tgl 14-12-2004
sampai pendidikan tinggi sebesar Rp397.660.000,00
total = 1.988.300.000,00
9 Penyusunan alternatif LP UN 536/PPSPN 2.221.500.000,00 160 hari kalender 1528/PPSPN 232164Y/088/118 tgl 26-7-2004
intervensi kebijakan dalam Surabaya /VI/2004 (tgl 29 Juni – 6 /XII/2004 sebesar Rp666.450.000,00
peningkatan mutu tgl 28 Juni Des 2004) tgl 6-12- 562141Y/088/118 tgl 3-11-2004
pendidikan dasar, 2004 2004 sebesar Rp1.110.750.000,00
menengah, dan pendidikan 880470Y/088/118 tgl 14-12-2004
tinggi sebesar Rp444.300.000,00
total = 2.221.500.000,00
Jumlah 21.420.500.000,00 21.420.500.000,00

Dari kesembilan kegiatan studi tersebut, telah dilakukan pemeriksaan secara uji petik atas dua
kegiatan studi yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Negeri
Jakarta (LPM UNJ) dan ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Studi Pengembangan Model Rumus Perhitungan Alokasi Pendanaan Pendidikan Dari Tingkat
Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Sekolah Untuk Jenjang SD/SMI, SMP/MTS, dan
SMU/SMK/MA

23
1) Menurut kontrak kegiatan pengumpulan data seharusnya dilaksanakan pada 18
kabupaten/kota di sembilan propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan,
Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan Sulawesi Selatan dengan biaya seluruhnya sebesar Rp667.587.300,00. Namun
berdasarkan pemeriksaan atas buku laporan studi bulan Desember 2004, ternyata hanya
membahas dan menganalisa kegiatan pengumpulan data pada tiga propinsi yaitu Sumatera
Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Menurut penjelasan penanggungjawab
kegiatan secara lisan pada tanggal 17 Pebruari 2005, diketahui bahwa keseluruhan
penyusunan buku laporan belum selesai. Dengan demikian LPM UNJ seharusnya dapat
dikenakan sanksi denda keterlambatan maksimal sebesar Rp119.475.500,00 atau
(5%xRp2.389.510.000,00), namun oleh proyek tidak dikenakan sanksi denda.
2) Dari daftar realisasi penggunaan dana, diketahui bahwa terdapat sisa dana kegiatan studi
sebesar Rp20.873.900,00 belum digunakan dan masih disimpan oleh LPM UNJ dan
belum disetor ke rekening Rektor UNJ sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
3) Pajak atas honorarium (PPh pasal 21) dan pengadaan (PPh pasal 23 dan PPN) seluruhnya
sebesar Rp168.066.579,55 belum disetor oleh LPM UNJ ke Kas Negara, dengan rincian
sebagai berikut:

Biaya PPh Ps 21 PPh Ps 23 PPN Jumlah


No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Honorarium Nara Sumber 282.000.000,00 42.300.000,00 - - 42.300.000,00
2 Honorarium Responden 427.500.000,00 64.125.000,00 - - 64.125.000,00
3 Honorarium Peserta 46.875.000,00 7.031.250,00 - - 7.031.250,00
Pengolahan Data
4 Honorarium Peserta 108.000.000,00 16.200.000,00 - - 16.200.000,00
Analisa Data
5 Honorarium Peserta 108.000.000,00 16.200.000,00 - - 16.200.000,00
Penyusunan Laporan
6 Pengadaan ATK, 215.032.500,00 - 2.661.920,45 19.548.409,09 22.210.329,55
penggandaan, sewa ruang
sidang, dan konsumsi
Jumlah 1.187.407.500,00 145.856.250,00 2.661.920,45 19.548.409,09 168.066.579,55

b. Studi Pengembangan Model Sumber-sumber Dana Pendidikan Non APBN/APBD:


1) Pajak atas honorarium (PPh pasal 21) dan pengadaan (PPh pasal 23 dan PPN) sebesar
Rp162.468.397,73 yang belum disetor ke Kas Negara oleh LPM UNJ, dengan rincian
sebagai berikut:

24
Biaya PPh Ps 21 PPh Ps 23 PPN Jumlah
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Honorarium Nara Sumber 248.000.000,00 37.200.000,00 - - 37.200.000,00
2 Honorarium Responden 427.500.000,00 64.125.000,00 - - 64.125.000,00
3 Honorarium Peserta 46.875.000,00 7.031.250,00 - - 7.031.250,00
Pengolahan Data
4 Honorarium Peserta 108.000.000,00 16.200.000,00 - - 16.200.000,00
Analisa Data
5 Honorarium Peserta 100.800.000,00 15.120.000,00 - - 15.120.000,00
Penyusunan Laporan
6 Pengadaan ATK, 220.532.500,00 - 2.743.738,64 20.048.409,09 22.792.147,73
penggandaan, sewa ruang
sidang, dan konsumsi
Jumlah 1.151.707.500,00 139.676.250,00 2.743.738,64 20.048.409,09 162.468.397,73

2) Menurut daftar rekapitulasi realisasi penggunaan dana diketahui terdapat sisa dana sebesar
Rp23.219.900,00 yang belum dipertanggungjawabkan. Selain itu berdasarkan hasil
pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran diketahui adanya kesalahan dalam penyusunan
dokumen rekapitulasi untuk tiga jenis kegiatan sehingga terdapat selisih sebesar
Rp9.485.200,00, dengan rincian sebagai berikut:

Berdasarkan Berdasarkan
Selisih
No Jenis Kegiatan dokumen Rekap bukti pengeluaran
(Rp)
(Rp) (Rp)

1 Seminar/lokakarya I 200.280.400,00 194.264.600,00 6.015.800,00

2 FGD 147.903.000,00 133.372.000,00 14.531.000,00


Seminar/lokakarya (11.061.600,00
3 II 203.124.800,00 214.186.400,00 )
Jumlah 551.308.200,00 541.823.000,00 9.485.200,00

Dengan demikian jumlah sisa anggaran seharusnya sebesar Rp32.705.100,00


(Rp23.219.900,00 + Rp9.485.200,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No. 528/PPSPN/VI/2004
tanggal 28 Juni 2004, antara lain:

a. Pasal 2 menyatakan bahwa jangka waktu pelaksanaan Studi Pengembangan Model Rumus
Perhitungan Alokasi Pendanaan Pendidikan Dari Tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota
dan Sekolah Untuk Jenjang SD/MI, SMP/MTS, dan SMU/SMK/MA sebagaimana dimaksud
dalam pasal 1 adalah selama 160 hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK);

25
b. Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan selambat-
lambatnya hari Senin tangggal 6 Desember 2004 oleh Pihak Kedua kepada Pimpro melalui
Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang/Jasa pada Proyek Pembaruan Sistem Pendidikan;
c. Pasal 8 ayat (3) menyatakan apabila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan sesudah
waktu kontrak maka Pihak Kedua dikenakan sangsi denda sebesar 1‰ (satu per mil) dari
nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan, dengan batas maksimum 5% (lima persen) dan
disetorkan ke Kas Negara;
d. Pasal 12 ayat (2) menyatakan: Pihak Kedua diwajibkan memungut dan menyetorkan pajak
dari jenis pengeluaran honorarium, pembelian barang dan sewa-menyewa.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Penerimaan negara yang berasal dari pajak terlambat diterima sebesar Rp330.534.977,28
(Rp168.066.579,55+Rp162.468.397,73);
b. Kerugian Negara berupa denda keterlambatan yang tidak dipungut sebesar Rp119.475.500,00
(5% x Rp2.389.510.000,00);
c. Sisa dana yang belum digunakan dan masih disimpan oleh LPM UNJ dan belum disetor ke
rekening Rektor UNJ sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar
Rp53.579.000,00 (Rp20.873.900,00+Rp32.705.100,00).

Hal tersebut disebabkan:


a. Pimpro kurang optimal dalam melaksanakan pengawasan terhadap jalannya pekerjaan;
b. Pengawasan Kabalitbang kepada pimpro lemah.

Pihak Proyek menyatakan:


a. Proyek akan segera meminta bukti atau copy dari penyetoran pajak dan sanksi denda;
b. Proyek akan segera meminta LPM UNJ untuk melengkapi pertanggunganjawaban sisa dana.

BPK-RI menyarankan agar:


a. Pimpro meminta kepada LPM UNJ untuk menyetor pajak, dan sanksi denda seluruhnya
sebesar Rp450.010.477,28 ke kas Negara;
b. Sisa dana kegiatan studi sebesar Rp53.579.000,00 disetor ke rekening rektor;

4. (02.16) Penyelenggaraan Beasiswa Program S2 dan S3 TA 2003 dan 2004 tidak tertib
sehingga mengakibatkan pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar
Rp62.628.000,00, dan ketidakhematan sebesar Rp36.120.000,00

26
Dalam DIP/PO Bagpro Pengkajian Sistem Manajemen Pendidikan Nasional terdapat anggaran
kegiatan Pengembangan Kemampuan Teknis di Bidang Penelitian dan Pengembangan yaitu
berupa pemberian beasiswa program S2 dan S3 bagi sebanyak 13 pegawai Balitbang masing-
masing sebesar Rp99.000.000,00 untuk TA 2003 dan sebesar Rp148.000.000,00 untuk TA 2004.
Pemberian beasiswa TA 2003 dan TA 2004 telah terealisasi sebesar 100%.
Seluruh pemberian beasiswa ini merupakan kelanjutan kegiatan pemberian beasiswa sejak TA
2000. Adapun daftar pegawai Balitbang yang menerima bantuan beasiswa TA 2003 dan 2004
adalah sebagai berikut:
Prog Nomor & Tgl Realisasi Pembayaran Beasiswa (Rp)
No Nama Keterangan
ram Perjanjian TA 2003 TA 2004
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Dra. Noor Suparyanti S2 2247.5/G1/PP/2000 tgl 3.500.000,00 - Menerima
21 Agt 2000 (2 bln: Jan-Peb) beasiswa sejak
TA 2000
2 Dra. Ais Irmawati S2 2256.1/G2/PP/2000 tgl 3.500.000,00 - Menerima
23 Agt 2000 (2 bln: Jan-Peb) beasiswa sejak
sejak TA 2000
3 Drs. Ikrar Pramudya S2 Dokumen Perjanjian 21.000.000,00 - Menerima
tidak diperoleh (12 bln: Jan-Des) beasiswa sejak
sejak TA 2002
4 Teguh Supriyadi, SSi S2 3533.1/G2/KP/2003 tgl 7.000.000,00 24.000.000,00
11 Agt 2003 (4 bln: Sept-Des) (12 bln: Jan-Des)
5 Ir. Simon Sili Sabon S2 2947-5/G2/KP/2004 tgl - 8.000.000,00
3 Agt 2004 (4 bln: Sept-Des)
6 Ir. Nur Berlian VA S2 3100/G2/KP/2004 tgl - 8.000.000,00
10 Agt 2004 (4 bln: Sept-Des)
7 Dra. Meni Handayani S2 3108.2/G2/KP/2004 tgl - 8.000.000,00
11 Agt 2004 (4 bln: Sept-Des)
8 Drs. Mahdiansyah S3 /G1/PP/1999 tgl 1 4.000.000,00 - Menerima
Sept 1999 (2 bln: Jan-Peb) beasiswa sejak
TA 1999
9 Drs. Qudrat Nugraha S3 Dokumen Perjanjian 4.000.000,00 -
tidak diperoleh (2 bln: Jan-Peb)
10 Drs. Sabar Budirahardjo S3 2825/G1/PP/2001 tgl 6 24.000.000,00 30.000.000,00 Menerima
Sept 2001 (12 bln: Jan-Des) (12 bln: Jan-Des) beasiswa sejak
sejak TA 2001
11 Ir. Siswantari S3 2609.1/G2/LL/2000 tgl 24.000.000,00 30.000.000,00 Menerima
3 Sept 2002 (12 bln: Jan-Des) (12 bln: Jan-Des) beasiswa sejak
sejak TA 2002
12 Drs. Yaya Jakaria S3 /G2/PP/2003 tgl 4 8.000.000,00 30.000.000,00
Agt 2003 (4 bln: Sept-Des) (12 bln: Jan-Des)
13 Drs. Ikrar Pramudya S3 3416/G2/KP/2004 tgl - 10.000.000,00
31 Agt 2004 (4 bln: Sept-Des)
Jumlah 99.000.000,00 148.000.000,00

Seluruh penerima beasiswa akan terikat dengan masa ikatan dinas selama lima tahun seperti diatur
dalam Surat Perjanjian Pemberian Beasiswa.
Perkembangan dari 13 orang penerima beasiswa TA 2003 dan 2004 sampai dengan saat
pemeriksaan tanggal 25 Januari 2005, adalah sebagai berikut :

27
a. Sebanyak dua orang telah menyelesaikan studi program S2, yaitu Drs. Ikrar Pramudya dan
Dra. Ais Irmawati;
b. Sebanyak 11 orang masih dalam proses studi.
Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran beasiswa serta dokumen pendukung,
menunjukkan hal-hal berikut:
a. Peserta penerima beasiswa tidak tertib dalam menyampaikan laporan kemajuan belajar per
semester kepada Kepala Pusat Penelitian (Kapus Penelitian) dan Pimbagpro. Namun oleh
Pimbagpro selaku penanggungjawab pengeluaran dana serta oleh Kapus sebagai
penanggungjawab pelaksanaan tugas belajar tidak diberikan surat teguran atas ketidaktertiban
peserta beasiswa dalam memenuhi kewajibannya tersebut. Dengan tidak ditaatinya ketentuan
tersebut, Bagpro tidak dapat memantau kemajuan belajar peserta penerima beasiswa.
Dokumen yang belum diserahkan peserta penerima beasiswa kepada pusat/Bagpro adalah
sebagai berikut:

Nama Dokumen Yang Belum


No Nama Program/PTN
Diserahkan
1 Teguh Supriyadi, SSi S2 di UI Transkrip akademik sem I dan II
2 Ir. Simon Sili Sabon S2 di UI Laporan Kemajuan Belajar, transkrip
akademik sem I dan II
3 Ir. Nur Berlian VA S2 di UI Laporan Kemajuan Belajar, transkrip
akademik sem I dan II
4 Dra. Meni Handayani S2 di UI Laporan Kemajuan Belajar dan
transkrip akademik sem II
5 Drs. Mahdiansyah S3 di UNJ Transkrip akademik sem I s.d. VI
6 Drs. Qudrat Nugraha S3 di USM Transkrip akademik sem I s.d. VI
7 Drs. Sabar Budirahardjo S3 di UNJ Transkrip akademik sem III s.d. VI
8 Ir. Siswantari S3 di UNJ Transkrip akademik sem I s.d. VI
9 Drs. Yaya Jakaria S3 di Unpad Laporan Kemajuan Belajar, transkrip
akademik sem I s.d. VI
10 Drs. Ikrar Pramudya S3 di UGM Bukti registrasi, KRS
b. 1) Bagpro membayar beasiswa berdasarkan alokasi pendanaan dalam DIP/PO bukan
berdasarkan Perjanjian Pemberian Beasiswa.
Setiap bulan, bagpro membayarkan beasiswa hanya berdasarkan pagu anggaran yang
tersedia dalam DIP/PO TA yang bersangkutan. Jumlah yang dibayarkan setiap TA
mengalami penyesuaian dengan anggaran yang tersedia walaupun tidak ada permohonan
tambahan biaya oleh peserta beasiswa dan tidak dilakukan revisi jumlah beasiswa dalam
Perjanjian Pemberian Beasiswa. Hasil perbandingan antara Surat Perjanjian dengan
realisasi pembayaran terjadi pembayaran beasiswa lebih tinggi sebesar Rp58.628.000,00
dengan rincian sebagai berikut:

28
Jumlah beasiswa
per bulan Jumlah beasiswa yang diterima
Pro- Selisih
No Nama menurut Surat
gram (Rp)
Perjanjian
(Rp) Perjanjian Realisasi
1 Dra. Noor Suparyanti S2 1.166.000,00 2x1.166.000,00 2x1.750.000,00 1.168.000,00
= 2.332.000,00 = 3.500.000,00
2 Dra. Ais Irmawati S2 1.166.000,00 2x1.166.000,00 2x1.750.000,00 1.168.000,00
= 2.332.000,00 = 3.500.000,00
3 Drs. Ikrar Pramudya S2 1.015.000,00 12x1.015.000,00 12x1.750.000,00 8.820.000,00
= 12.180.000,00 = 21.000.000,00
4 Drs. Mahdiansyah S3 1.448.000,00 2x1.448.000,00 2x2.000.000,00 1.104.000,00
= 2.896.000,00 = 4.000.000,00
5 Drs. Sabar Budirahardjo S3 1.120.000,00 24x1.120.000,00 12x (2.000.000,00 + 27.120.000,00
= 26.880.000,00 2.500.000,00)
= 54.000.000,00
6 Ir. Siswantari S3 1.448.000,00 24x1.448.000,00 12x (2.000.000,00 + 19.248.000,00
= 34.752.000,00 2.500.000,00)
= 54.000.000,00
Jumlah 58.628.000,00

2) Selain itu, terdapat pembayaran beasiswa tidak didasarkan dokumen yang sah serta tidak
sejalan dengan sasaran dan tujuan pemberiannya yaitu atas nama Drs. Qudrat Nugraha
yang menempuh pendidikan S3 di Universiti Sains Malaysia di Pulau Pinang, Malaysia
sejak tahun 1998. Drs. Qudrat Nugraha pernah mengajukan permohonan beasiswa dengan
surat tanggal 15 Mei 1998 namun pihak Balitbang menyatakan penolakan atas permohonan
tersebut dengan surat No.2577.2/G1/PP/1998 tanggal 10 Juli 1998 dengan alasan bahwa
program beasiswa hanya untuk staf Balitbang Depdiknas yang akan melanjutkan program
S2 dan S3 pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Kemudian pada tahun 2003
Drs. Qudrat Nugraha memperoleh bantuan beasiswa selama dua bulan atau sebesar
Rp4.000.000,00. Surat Perjanjian Pemberian Beasiswa antara Balitbang dan Drs. Qudrat
Nugraha sampai saat pemeriksaan tanggal 31 Desember 2004 tidak diperoleh serta yang
bersangkutan belum menyelesaikan pendidikannya meskipun telah menempuh pendidikan
selama enam tahun tujuh bulan.

Dengan demikian terdapat pembayaran beasiswa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan


sebesar Rp62.628.000,00 (Rp58.628.000,00+Rp4.000.000,00).
c. Tiga orang penerima beasiswa menempuh pendidikan melampaui jangka waktu studi yang
seharusnya, sehingga terdapat ketidakhematan sebesar Rp36.120.000,00 dengan perhitungan
sebagai berikut:

29
Jangka
Jangka Jangka waktu
Nama/ Program Waktu Jumlah ketidakhematan
Waktu Studi pembayaran
Angkatan Penerimaan (Rp)
Seharus-nya beasiswa
Beasiswa
Dra. Ais S2-UI 2 tahun 2 tahun 6 bulan: Sept- TA 2002 = 4x1.166.000,00 =
Irmawati/ 6 bulan Des. 2002 dan 4.664.000,00
2000/2001 Jan-Peb 2003 TA 2003 = 2x1.750.000,00 =
3.500.000,00
Total =
8.164.000,00
Dra. Noor S2-UNJ 2 tahun 2 tahun 6 bulan: Sept- TA 2002 = 4x1.166.000,00 =
Suparyanti 6 bulan Des. 2002 dan 4.664.000,00
2000/20001 Jan-Peb 2003 TA 2003 = 2x1.750.000,00 =
3.500.000,00
Total =
8.164.000,00
Drs. Mahdiansyah S3-UNJ 3 tahun 3 tahun 6 bulan: Sept- TA 2002 = 4x1.448.000,00 =
1999/2000 6 bulan Des. 2002 dan 5.792.000,00
Jan-Peb 2003 TA 2003 = 2x2.000.000,00 =
4.000.000,00
Total =
9.792.000,00
Drs. Sabar S3-UNJ 3 tahun 3 tahun 4 bulan: Sept- TA 2004 = 4x2.500.000,00 =
Budirahardjo 4 bulan Des. 2004 10.000.000,00
2000/2001
Jumlah 36.120.000,00
Dari Perjanjian Pemberian Beasiswa dan surat penugasan terlihat ketidaktegasan dalam
penetapan jangka waktu pemberian beasiswa sehingga memungkinkan adanya pembayaran
selama dana masih tersedia dalam DIP/PO tahun yang bersangkutan.
d. Khusus mengenai Dra. Noor Suparyanti dengan jabatan fungsional sebagai Asisten Peneliti
Muda menginformasikan bahwa yang bersangkutan akan memasuki usia pensiun pada bulan
Desember 2006 atau dalam dua tahun lagi. Apabila Dra. Noor Suparyanti dapat
menyelesaikan pendidikannya dengan segera maka diharapkan jabatan fungsionalnya akan
naik menjadi peneliti sehingga berhak pensiun pada usia 60 tahun dan masih dapat memenuhi
masa ikatan dinasnya selama lima tahun. Akan tetapi yang bersangkutan mengakui bahwa
kemungkinannya untuk mencapai hal tersebut sangat sulit. Dengan demikian masa ikatan
dinas yang harus ditempuhnya selama lima tahun tidak akan dapat terpenuhi serta tujuan
pemberian beasiswa ini adalah pengembangan kemampuan teknis di bidang penelitian dan
pengembangan tidak terealisasi. Sehingga pemberian beasiswa sebesar Rp25.568.000,00 atau
(jumlah beasiswa yang telah diterima sebesar Rp33.732.000,00-jumlah yang harus
dikembalikan sebesar Rp8.164.000,00) berpotensi tidak efektif.

30
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pasal 21 ayat (1) menyatakan pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan
atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan;
2) Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, serta fungsi
setiap departemen/lembaga pemerintah daerah.
b. Perjanjian Pemberian Beasiswa
1) Angka 3 menetapkan besarnya jumlah bantuan beasiswa yang diterima oleh peserta
penerima beasiswa;
2) Angka 5 menyatakan: penerima beasiswa diwajibkan untuk melaporkan kemajuan belajar
kepada Kepala Pusat Penelitian Kebijakan pada setiap akhir semester.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Pembayaran beasiswa kepada enam orang senilai Rp62.628.000,00 tidak dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Ketidakhematan pembayaran beasiswa sebesar Rp36.120.000,00 masing-masing kepada:
1) Dra. Ais Irmawati sebesar Rp8.164.000,00;
2) Dra. Noor Suparyanti sebesar Rp8.164.000,00;
3) Drs. Mahdiansyah sebesar Rp9.792.000,00;
4) Drs. Sabar Budirahardjo sebesar Rp10.000.000,00.

Hal tersebut disebabkan:


a. Pengawasan dan pengendalian Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang dan pimbagpro
lemah;
b. Kebijakan pemberian bantuan beasiswa tidak diarahkan untuk mendukung tujuan kegiatan
yaitu pengembangan kemampuan penerima beasiswa;
c. Kelalaian peserta beasiswa untuk mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam surat perjanjian;
d. Kelalaian pimbagpro membayarkan beasiswa tanpa dukungan dokumen yang sah yaitu surat
perjanjian dan surat tugas belajar;
e. Perjanjian Pemberian Beasiswa tidak mengatur secara tegas jangka waktu pemberian
beasiswa.

31
Pihak Bagpro menyatakan:
a. Pemberian beasiswa berikutnya akan lebih ditertibkan administrasinya serta akan diberikan
teguran secara tertulis kepada para penerima beasiswa;
b. Pembayaran beasiswa a.n. Drs. Qudrat Nugraha merupakan kebijakan pimpinan instansi saat
itu sedangkan dokumen atas kebijakan tersebut tidak terdokumentasikan dengan baik.

BPK-RI menyarankan agar:


a. Kepala Balitbang menegur secara tertulis Kapus Penelitian Kebijakan dan pimbagpro atas
kelalaian dalam penunjukkan penerima beasiswa yang kurang tepat yang mengakibatkan
pengeluaran negara tidak efektif serta ketidaktertiban pengelolaan beasiswa dan
memerintahkan pimbagpro mempertanggungjawabkan pengeluaran yang tidak ada dasar
hukumnya;
b. Dan dimasa yang akan datang seleksi calon penerima beasiswa berorientasi mendukung tujuan
program serta dilakukan penyempurnaan dalam penyusunan Perjanjian Pemberian Beasiswa
dan surat penugasannya.

5. (02.18) Pengembangan Pendidikan MEMES/Multy Entry Multy Exit System dan pengadaan
buku lainnya dalam model Safer School tidak terlaksana sebagaimana mestinya, terjadi
ketidakhematan dalam pengadaan buku sebesar Rp130.664.775,00, buku yang yang tidak
dicatat dalam pengalokasiannya sebesar Rp98.378.468,00 dan buku yang tidak dapat
dimanfaatkan sebesar Rp72.657.650,00
Bagpro Pengembangan Inovasi Pendidikan (Bagpro Inovasi) TA 2003 telah mengalokasikan dana
untuk kegiatan pengembangan Pendidikan Sistem Keluar Masuk “Multy Entry Exit System”
(MEES) sebesar Rp362.680.000,00 yang terdiri dari kegiatan pengadaan buku untuk program
tersebut sebesar Rp107.700.000,00 dan kegiatan pengembangan pendidikan sebesar
Rp254.980.000,00. Sedangkan TA 2004 dialokasikan dana sebesar Rp251.020.000,00 yang
seluruhnya untuk kegiatan pengembangan Pendidikan Sistem Keluar Masuk “Multy Entry Multy
Exit System” (MEMES). Sedangkan untuk pengadaan buku, disatukan dalam PO pada kegiatan
pengadaan buku lainnya dengan anggaran sebesar Rp465.000.000,00.
Pengembangan model pendidikan dan pelatihan kejuruan secara keluar-masuk (MEES) adalah
kegiatan pengembangan model yang dilakukan oleh Pusat Inovasi, Balitbang, Depdiknas sejak
tahun 2001 yang bertujuan untuk mencari system pendidikan dan pelatihan kejuruan, berbasis
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang efisien serta dapat disinkronkan pada semua
kegiatan lembaga yang bergerak dalam bidang diklat kejuruan. Hasil yang diharapkan dari

32
kegiatan pengembangan model MEES adalah diperolehnya standar buku diklat kejuruan dan
sistem sertifikasi kelulusan yang dikembangkan bersama oleh seluruh unsur yang berkepentingan.
Sehingga para peserta didik dan calon peserta didik SMK diberi kebebasan untuk keluar masuk
sekolah dalam arti meninggalkan sekolah selama selang waktu tertentu untuk keperluan dan alasan
tertentu seperti untuk bekerja atau mencari pengetahuan lain untuk kemudian kembali pada
sekolah menengah kejuruan yang sama atau ke sekolah menengah kejuruan lainnya.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh Bagpro Inovasi untuk memfasilitasi program tersebut adalah
pengadaan buku.
Pada TA 2003, pengadaan buku lainnya untuk program MEES dilaksanakan oleh CV Pioneer
Bahtera Sejati, Jakarta berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) No.107/BPIP/SPK/VII/2003
tanggal 2 Juli 2003 dan Surat Perintah Kerja No. 108/BPIP/SPK/VII/2003 tanggal 3 Juli 2003.
Harga pekerjaan sebesar Rp129.709.400,00 dan jangka waktu pekerjaan selama 12 hari kalender
sejak tanggal 3 Juli 2003. Jumlah buku yang diadakan sebanyak 6.462 eksemplar. Pekerjaan telah
dinyatakan selesai berdasarkan BAST No. 117/BPIP/BA/VIII/2003 tanggal 14 Juli 2003. Rekanan
telah dibayar lunas dengan SPM No.198744X/088/118 tanggal 24 Juli 2003. Menurut PO TA
2003 anggaran pengadaan buku hanya sebesar Rp107.700.000,00.
Dari hasil pemeriksaan selanjutnya diketahui bahwa kekurangan anggaran berasal dari alokasi
pengadaan buku pada Program Pengembangan Model Baca Tulis Hitung (Calistung) di Sekolah
Dasar dengan anggaran sebesar Rp22.050.000,00.
TA 2004 pekerjaan pengadaan buku lainnya dilaksanakan oleh PT Saka Nafarafa, Jakarta
berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No.096/BPPIP/SPK/VI/2004 tanggal 22 Juni
2004 dan Surat Perintah Kerja No. 097/BPPIP/SPK/VI/2004 tanggal 22 Juni 2004. Harga
pekerjaan sebesar Rp464.937.750,00 dan jangka waktu pekerjaan selama 15 hari kalender sejak
tanggal 22 Juni 2003. Jumlah buku yang diadakan sebanyak 14.825 eksemplar. Pekerjaan telah
dinyatakan selesai berdasarkan BAST No105/BPPIP/BA/VII/2004 tanggal 2 Juli 2004. Rekanan
telah dibayar lunas dengan SPM No.228612Y/088/118 tanggal 6 Juli 2004.
Pengadaan buku-buku tersebut, sebagai bantuan bagi sekolah-sekolah yang mengikuti kegiatan
Perintisan Safer School pada sekolah umum atau model MEES/MEMES. Hasil pengadaan buku
TA 2003 didistribusikan kepada tiga SMK yang mengikuti kegiatan MEES sedangkan pengadaan
TA 2004 didistribusikan kepada sebanyak 19 sekolah yang mengikuti kegiatan Perintisan Safer
School pada sekolah umum dan MEMES. Daftar sekolah penerima bantuan buku dan jumlah buku
berdasarkan Bon Pengiriman Barang adalah sebagai berikut:

33
TA 2003 TA 2004 Tanggal Bon
No Nama Sekolah Jumla Nilai Jumlah Nilai Pengiriman
h (Eks) (Rp) (Eks) (Rp) Barang
I Perintisan Safer School
1 SMU 110 Jakarta Utara - - 370 12 Juli 2004
8.796.500
2 SMU Tg Priuk Jakarta Utara - - 370 12 Juli 2004
8.796.500
3 SMP Yaspi Jakarta Pusat - - 275 13 Juli 2004
5.915.700
4 SMP 38 Jakarta Pusat - - 275 12 Juli 2004
5.915.700
5 SLTP N 6 Palembang - - 479 14 Juli 2004
10.317.150
6 SLTP PGRI 7 Palembang - - 477 14 Juli 2004
10.275.000
7 SMU N 14 Palembang - - 520 14 Juli 2004
12.400.000
8 SMU Taman Siswa Palembang - - 520 14 Juli 2004
12.400.000
9 SMU Rahadi Osman Pontianak - - 520 14 Juli 2004
12.400.000
10 SMA N 4 Pontianak - - 830 27 Juli 2004
19.764.000
11 SLTP Bina Utama Pontianak - - 479 14 Juli 2004
10.314.900
12 SLTPN 14 Pontianak - - 479 14 Juli 2004
10.314.900
II Pengembangan Pendidikan
Sistem Masuk Keluar/MEES/
MEMES
1 SMK Texmaco Karawang 1.494 31.817.100 520 22.891.750 19 Juli 2003
dan
13 Juli 2004
2 SMK Karya Darma Trenggalek 4.530 77.628.000 2.837 102.366.950 19 Juli 2003
dan
14 Juli 2004
3 SMK N 3 Palembang 440 20.288.000 1.355 54.268.150 19 Juli 2003
dan
29 Juli 2004
4 SMK N 3 Malang - - 845 23.837.500 12 Juli 2004
5 SMK N 6 Palembang - - 745 18.389.500 29 Juli 2004
6 SMKN 2 Samarinda - - 1.978 71.002.650 30 Juli 2004
7 SMKN 2 Balikpapan - - 955 44.657.250 28 Juli 2004
Jumlah 6.464 129.733.100 14.829 465.024.100

34
Hasil pemeriksaan ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. TA 2003
1) Pengadaan buku dilakukan untuk mendukung program MEES. Seluruh buku yang
diserahkan kepada tiga sekolah sesuai dengan usulan permintaan oleh masing-masing
sekolah. Panitia merekapitulasi buku usulan sekolah tersebut menjadi 75 judul dan
berdasarkan jumlah tersebut, dituangkan dalam dokumen kontrak. Akan tetapi setelah
dilakukan rekapitulasi ulang oleh Pemeriksa BPK, jumlah judul buku tersebut diketahui
hanya sebanyak 64 judul. Perbedaan jumlah tersebut karena panitia mencantumkan tiga
judul buku yang sama tetapi dengan harga yang berbeda. Dengan demikian terjadi
perbedaan harga satuan buku pada tiga judul buku yang sama, sbb:

No Volume Harga Jumlah


No Judul Buku Penulis/Penerbit Urut (eks) Satuan Harga
(Lamp.5) (Rp) (Rp)
1 62 200 4.740.000
Kimia jilid 2 Yuliadi, SPd/Armico 23.700
35 42 23.750 997.500
New Concept English Drs. Nanan 29 42 23.100 919.800
2
SMK book 2 Suryana/Armico 60 200 21.900 4.380.000
New Concept English Drs. Nanan 30 42 21.900 472.500
3
SMK book 3 Suryana/Armico 61 200 11.250 2.250.000
Jumlah 726 125.600 12.814.800
2) Berdasarkan survai pasar harga buku yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2004 di
penjualan buku terbitan Armico, diketahui bahwa nilai kontrak lebih tinggi sebesar
Rp20.877.150,00 (Rincian pada Lampiran 5).
3) Dari hasil pemeriksaan atas pelaksanaan program MEES dan pemberian bantuan buku ke
SMKN 3 Palembang pada tanggal 13 Januari 2005 diketahui bahwa jumlah buku yang
diterima adalah sebanyak 34 eksemplar dari jumlah 440 eksemplar yang dialokasikan oleh
Bagpro. Wakil kepala sekolah tidak dapat menunjukkan sisa buku lainnya dan akan
dilakukan konfirmasi dengan kepala sekolah lama yang sekarang telah menjabat sebagai
Pengawas/Penilik Sekolah Dinas Pendidikan Nasional Kotamadya Palembang. Dengan
demikian terdapat kekurangan penerimaan buku sebanyak 406 eksemplar senilai
Rp18.905.100,00, dengan rincian sebagai berikut:

35
Jumlah (eksemplar)
Harga Bon Harga
Penulis/
Judul Satuan Pengi- Cek Selisih
No Penerbit Selisih
(Rp) riman Fisik (Rp)
Barang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Hitung Dagang 1 Pusat-pusat Kursus/ 22.400 40 2 38
Karya Utama 851.200
2 Hitung Dagang 2 Pusat-pusat Kursus/ 40 2 38
Karya Utama 22.400 851.200
3 Sistem Akuntansi Mulyadi/ 40 2 38
Salemba Empat 90.000 3.420.000
4 Akuntansi Pemerintahan M. Gade/ 40 2 38
FE UI 27.000 1.026.000
5 Kamus Akuntansi Drs. Slamet B Noor/ 40 2 38
Majalah Penerbit, 28.400 1.079.200
Jkt
6 KUHD Ninik Suparmi/ 40 2 38
Rineka Cipta 39.000 1.482.000
7 Akuntansi Manajemen Masud Maehfoedz/ 40 2 38
STIE 121.700 4.624.600
8 Perpajakan Mardiasmo/ 40 2 38
Andi 59.800 2.272.400
9 Kewirausahaan Ating Tedjasutisna/ 40 1 39 2.047.500
PPM 52.500
10 Surat Menyurat 40 2 38
Syamsir Arifin/
Indonesia 15.000 570.000
Angkasa Raya
11 Kumpulan Soal-soal 40 1 39 1.131.00
AO Simangunsong/
Ujian Nasional 29.000
Jakarta
Akuntansi
12 Kewirausahaan Geoffrey G/PPM 43.750 0 1 (1) (43.750)
13 Akuntansi Dasar 1 MP Simengasan 31.250 0 2 (2) (62.500)
14 Akuntansi Dasar 2 MP Simengasan 31.250 0 2 (2) (62.500)
15 Dasar-dasar Akuntansi 2 A Haryono Yusuf 31.250 0 3 (3) (93.750)
16 Hitung Dagang 1 Erhans 31.250 0 3 (3) (93.750)
17 Akuntansi Keuangan Hadori Yusuf- 31.250 0 3 (3) (93.750)
Lanjutan Harnanto
Jumlah 440 34 406 18.905.100
b. TA 2004
1) Pengadaan buku dilakukan untuk mendukung program Safer School pada tujuh sekolah
dan MEES pada 12 sekolah. Seluruh buku yang diserahkan kepada 19 sekolah tidak
berdasarkan permintaan sekolah secara tertulis. Judul buku yang diadakan pada TA 2004
mengikuti judul buku pengadaan TA 2003 yaitu 75 judul. Dengan demikian pengadaan
buku tahun 2004 tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Selain itu diketahui terjadi

36
perbedaan harga satuan buku pada lima judul buku yang sama, dengan rincian sebagai
berikut:

Jumlah Harga Harga


No Urut
No Judul Buku Penulis/Penerbit (eks) Satuan (Rp)
(Lamp.6)
(Rp)
Kewirausahaan H Ating
1 38 130 30.850 4.010.500
jilid 1 Tedjasutiana/Armico
65 200 21.820 4.364.000

Kewirausahaan H Ating 39 130 22.750 2.957.500


2
jilid 2 Tedjasutiana/Armico
66 200 18.750 3.750.000

Kewirausahaan H Ating 40 200 30.500 6.100.000


3
jilid 3 Tedjasutiana/Armico
67 200 19.500 3.900.000

63 200 23.850 4.770.000


4 Kimia jilid 3 Yuliadi, SPd/Armico
36 170 30.850 5.244.500
Drs. MK
5 Komputer 1 37 160 27.300 4.368.000
Alamsyah/Armico
64 200 21.400 4.280.000
2) Berdasarkan survai harga buku di penjualan buku terbitan Armico yang dilakukan pada
tanggal 24 Desember 2004 diketahui bahwa nilai kontrak lebih tinggi sebesar
Rp109.787.625,00 (Rincian pada Lampiran 6).
3) Selain itu dari hasil pemeriksaan fisik buku pada sembilan sekolah yaitu empat sekolah di
Jakarta: SMPN 38 Jakarta Pusat, SMP Yaspi Jakarta Pusat, SMUN 110 Tanjung Priuk,
SMU Tanjung Priuk, dan lima sekolah di Palembang: SLTPN 6 Palembang, SLTP PGRI 7
Palembang, SMU Taman Siswa Palembang, SMKN 3 Palembang, dan SMKN 6
Palembang ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a) Pada sembilan sekolah tersebut terjadi perubahan judul dan jumlah buku. Menurut
penjelasan Bagpro, bahwa perubahan terjadi setelah kontrak selesai namun perubahan
buku tersebut tidak terdokumentasi dengan baik. Oleh karena itu Pemeriksa BPK-RI
pada tanggal 5 Pebruari 2005 meminta penjelasan kepada pihak rekanan yaitu
Direktur PT Saka Nafarafa. Akan tetapi rekanan juga tidak dapat memberikan
penjelasan secara rinci karena PT Saka Nafarafa menyerahkan seluruh pekerjaan ke
pihak lain yaitu Sdr. Syamsudin sedangkan yang bersangkutan tidak dapat dihubungi

37
karena sedang berada di Nanggroe Aceh Darussalam mengurus keluarganya yang
mengalami musibah tsunami. Penyerahan pekerjaan dari PT Saka Nafarafa kepada
Sdr. Syamsudin dilakukan tanpa sepengetahuan Bagpro dan tidak didukung dengan
dokumen tertulis dari perusahaan tersebut.
b) Pada SMKN 3 Palembang bantuan buku pelajaran hanya digunakan sebagai bahan
referensi guru bidang studi karena buku-buku yang diberikan tidak lagi sesuai dengan
materi yang diberikan. Dari hasil pemeriksaan secara uji petik diketahui bahwa
jumlah buku yang ada sebanyak empat eksemplar senilai Rp88.550,00 Buku yang
ditemukan pada saat pemeriksaan terdiri dari:

Penulis/ Jumlah Harga Satuan Harga


No Judul Buku (Eks)
Penerbit (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kewirausahaan Kelas 2
1 Kusmini/Armico 1 22.750,00 22.750,00
SMK
Kewirausahaan Kelas 3
2 Kusmini/Armico 1 30.500,00 30.500,00
SMK
Christin/Yudhistir
3 Surat Niaga Kelas 1 SMK 1 17.550,00 17.550,00
a
Nanan Suryana/
4 New Concept English SMK 1 17.750,00 17.750,00
Armico
Jumlah 4
88.550,00
Berdasarkan penjelasan wakil kepala sekolah sisa buku akan dilakukan konfirmasi
dengan kepala sekolah lama dan dilakukan penelusuran kepada siswa yang
meminjam. Dengan demikian terjadi kekurangan buku sebanyak 1.351 eksemplar
(1.355–4 eksemplar) senilai Rp54.179.600,00 (Rp54.268.150,00–Rp88.550,00) serta
buku yang tidak dapat dimanfaatkan sebesar Rp54.268.150,00.
c) SMKN 6 Palembang ditunjuk sebagai sekolah rintisan MEMES pada TA 2004. Model
tersebut tidak dapat dilaksanakan karena masalah intern sekolah yang menyebabkan
kepala sekolah mendapat tindakan pemecatan. Pejabat sementara yang
menggantikannya berlatarbelakang Sekolah Menengah Umum (SMU), sehingga tidak
memahami program tersebut. Kepala Sekolah yang baru berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Palembang No. 821.3/081/BKD/2004 tanggal 30 November 2004 baru
dilantik pada tanggal 23 Desember 2004 dan mulai melaksanakan tugas pada tanggal
29 Desember 2004. Berdasarkan konfirmasi dengan kepala sekolah, diperoleh

38
informasi bahwa bantuan buku diterima pada hari Sabtu tanggal 25 Desember 2004
bertempat di SMPN 6 Palembang dan buku tersebut diserahkan oleh Pimbagpro
Inovasi. Akan tetapi menurut Bon Pengeluaran Barang yaitu dokumen yang bisa
disamakan dengan berita acara penyerahan barang bertanggal 29 Juli 2004. Dengan
demikian Bon Pengeluaran Barang dibuat tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya
yaitu hanya untuk memenuhi unsur formalitas berita acara serta administrasi proyek.
Dari hasil konfirmasi dengan Kepala Sekolah dan Guru pada dua SMK di Palembang
tersebut, diperoleh informasi bahwa selama satu semester materi buku tidak dapat
dimanfaatkan. Guru bidang studi sudah dibekali referensi buku lainnya oleh masing-
masing kepala sekolah.
Dari hasil perhitungan fisik jumlah bantuan buku yang ada sebanyak 630 eksemplar
senilai Rp12.663.520,00 dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah (eksemplar)
Harga Bon Harga
Penulis/ Hasil
No Judul Buku Satuan Pengi- Selisih Selisih
Penerbit Cek
(Rp) riman +/- (Rp)
Fisik
Barang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kewirausahaan Geoffrey G/ PPM 105 0 105 5.512.500
52.500
2 Surat menyurat Dra. Euis 40 44 +4 + 100.000
Indonesia Sumpriana/ Armico 25.000
3 New Concept English Drs. Nanan Suryana/ 100 83 - 17 - 298.350
for SMK book 1 Armico 17.550
4 New Concept English Drs. Nanan Suryana/ 100 49 - 51 - 1.116.900
for SMK book 2 Armico 21.900
5 New Concept English Drs. Nanan Suryana/ 100 118 + 18 + 346.500
for SMK book 3 Armico 19.250
6 Kewirausahaan 1 H. Ating 100 111 + 11 + 240.020
Tedjasutiana/ 21.820
Armico
7 Kewirausahaan 2 H. Ating 100 63 - 37 - 693.750
Tedjasutiana/ 18.750
Armico
8 Kewirausahaan 3 H. Ating 100 162 + 62 + 1.209.000
Tedjasutiana/ 19.500
Armico
Jumlah 745 630 115 5.725.980

Menurut penjelasan seorang staf guru, buku lainnya disimpan di perpustakaan sekolah
dimana pada saat pemeriksaan dilakukan, petugas perpustakaan tidak berada ditempat

39
serta penerimaan bantuan buku tersebut belum dicatat dalam buku penerimaan.
Dengan demikian terjadi kekurangan sebanyak 115 eksemplar (745 – 630 eksemplar)
senilai Rp5.725.980,00 (Rp18.389.500,00–Rp12.663.520,00) serta nilai buku yang
tidak dapat dimanfaatkan senilai Rp18.389.500,00.
b) Pada SMP Yaspi, Jakarta Pusat terdapat perubahan pada jenis buku dari 12 judul buku
sebanyak 270 eksemplar senilai Rp5.915.700,00 menjadi 13 judul sebanyak 297 eksemplar
senilai Rp7.597.000,00.

Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 27 Januari dan 1 Pebruari 2005 hanya ditemukan
sebanyak 21 eksemplar senilai Rp585.500,00, dengan rincian sebagai berikut:
Daftar Buku yang Tidak diketahui
Bon Pengiriman Barang Hasil cek fisik
ditukar keberadaannya
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Nilai Nilai Nilai Nilai
buku buku buku buku
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(eks) (eks) (eks) (eks)
270 5.915.700,00 297 7.879.000,00 21 592.750,00 276 7.286.688,00
(Rincian judul buku pada Lampiran 7).
Pada saat pemeriksaan fisik tersebut Kepala Sekolah SMP Yaspi tidak berada di
tempat dan berdasarkan keterangan Wakil Kepala Sekolah SMP Yaspi diketahui
bahwa jumlah siswa SMP Yaspi seluruhnya sebanyak 40 orang terdiri dari kelas 1
sebanyak 8 orang, kelas 2 sebanyak 12 orang dan kelas 3 sebanyak 20 orang. Pihak
sekolah tidak dapat menjelaskan jumlah buku yang didistribusikan kepada siswa dan
guru maupun keberadaan sisa buku. Sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 11
Pebruari 2005 tidak diperoleh penjelasan dari Kepala Sekolah SMP Yaspi.
e) Hasil pemeriksaan fisik pada enam sekolah yaitu SMPN 38 Jakarta Pusat, SMUN 110
Tanjung Priuk, SMU Tanjung Priuk, SLTPN 6 Palembang, SLTP PGRI 7 Palembang,
dan SMU Taman Siswa Palembang ditemukan kekurangan penerimaan buku
sebanyak 1.052 eksemplar senilai Rp12.281.100,00. Daftar hasil pemeriksaaan fisik
buku pada masing-masing sekolah pada Lampiran 8.1 s.d 8.6.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) menyatakan pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan
atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan;

40
b. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah pasal 5 menyatakan bahwa pengguna barang/jasa Instansi
Pemerintah (termasuk perencana, pelaksana dan pengawas), penyedia barang/jasa harus
mematuhi etika pengadaan barang/jasa, antara lain menghindari dan mencegah terjadinya
pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan barang dan jasa;
c. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 pasal 30 ayat (3) jo Keppres No 80 Tahun 2003 pasal
32 ayat (3) dan (4) antara lain menyebutkan penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan
tanggungjawab seluruh pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan
cara dan alasan apapun, kecuali disubkontrakkan kepada penyedia barang/jasa spesialis.
Terhadap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat diatas, dikenakan
sangsi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
kontrak.
Keppres No. 18 Tahun 2003 pasal 38 ayat (3) sampai ayat (5) jo pasal 49 antara lain
menyatakan bahwa para pihak yang terbukti melanggar prosedur pengadaan antara lain seperti
perbuatan tersebut diatas dapat dikenakan sangsi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang didahului dengan tindakan tidak mengikutsertakan dalam
kesempatan pengadaan barang/jasa instansi pemerintah yang bersangkutan. Tindakan tersebut
dilaporkan oleh pengguna barang/jasa pemerintah kepada Menteri/Panglima TNI/Kepala
Polri/Pemimpin Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pemimpin
BHMN/Direksi BUMN/BUMD serta pejabat berwenang yang mengeluarkan ijin usaha
penyedia barang/jasa yang bersangkutan.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Ketidakhematan sebesar Rp130.664.775,00 atas kemahalan harga buku yakni sebesar


Rp20.877.150,00 pada TA 2003 dan sebesar Rp109.787.625,00 pada TA 2004;
b. Pengadaan buku yang tidak bermanfaat TA 2004 sebesar Rp72.657.650,00 (Rp54.268.150,00
+ Rp18.389.500,00);
c. Pengeluaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar Rp98.103.280,00 terdiri dari
TA 2003 sebesar Rp18.905.100,00 dan TA 2004 sebesar Rp79.473.368,00
(Rp54.179.600,00+Rp5.725.980,00+Rp7.286.688,00+Rp12.281.100,00).
Hal tersebut disebabkan:
a. Panitia Pengadaan Barang/Jasa dalam menyusun HPS/OE tidak cermat dan tidak berdasarkan
harga pasar;

41
b. Pimbagpro membuat dokumen yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya namun hanya
untuk memenuhi unsur formalitas;
d. Pimbagpro tidak berusaha melakukan penghematan keuangan negara;
e. Pengawasan atasan langsung lemah.

Komentar Instansi oleh Kepala Pusat Inovasi


a. Pengadaan Buku Lainnya TA 2003
1). Akan diberikan teguran tertulis kepada Panitia dan Pimbagpro atas ketidaktelitian
tersebut;
2). Akan dilakukan perhitungan kembali distribusi buku tersebut karena perhitungan tim
belum membebankan ongkos angkut pada pelaksanaan kegiatan;
3). Akan dilakukan pengecekan kembali buku-buku yang tidak diketahui keberadaannya serta
meminta pertanggungjawaban kepala sekolah yang bersangkutan.
b. Pengadaan Buku Lainnya TA 2004
1). Akan dilakukan pengenaan daftar tidak diikutsertakan dalam pengadaan berikutnya a.n.
Sdr. Nafarudinsyah karena yang bersangkutan telah mensubkontrakkan seluruh pekerjaan
pengadaan kepada pihak lain.
2). Akan diberikan teguran tertulis kepada Panitia dan Pimbagpro atas ketidaktelitian dalam
menyusun HPS.
3). Akan dilakukan perhitungan kembali distribusi buku tersebut karena tim belum
membebankan ongkos angkut pada pelaksanaan kegiatan serta adanya penambahan buku
atau perubahan judul buku sesuai kebutuhan sekolah.
4). Perubahan terjadi saat kontrak berakhir, karena hubungan baik dengan pelaksana
pekerjaan, Bagpro meminta kembali kesediaan pihak ketiga tersebut untuk memenuhi
perubahan judul buku dari masing-masing sekolah

BPK-RI menyarankan agar:


a. Pimbagpro mempertanggungjawabkan buku yang tidak diterima oleh sekolah dan buku yang
tidak jelas keberadaannya sebesar Rp98.103.280,00, dan perubahan beberapa buku serta
melakukan penelusuran keberadaan buku. Apabila pihak proyek tidak dapat melakukannya
maka pihak proyek mengganti senilai jumlah buku yang tidak ditemukan;
b. Kepala Pusat Inovasi memberikan teguran tertulis kepada :
1). Pimbagpro atas perencanaan penyaluran yang tidak didasarkan pada kebutuhan
sesungguhnya/sebenarnya;

42
2). Pimbagpro dan panitia pengadaan atas ketidakhematan tersebut.

(03) Penyimpangan yag mengganggu azas kehematan


6. (03.01) Ketidakhematan dalam Pengadaan Akomodasi, Konsumsi dan Sewa Ruang Sidang
pada Bagpro Pengkajian Pendidikan Nasional dan Daerah TA 2004
Dalam upaya merealisasikan tujuan proyek, Bagpro Pengkajian Pendidikan Nasional dan Daerah
pada TA 2004 telah melakukan kegiatan pengolahan/kristalisasi data, penyusunan dan review
draft, serta penyusunan instrumen dalam rangka pendayagunaan hasil-hasil penelitian, dengan
melakukan pengadaan akomodasi, konsumsi dan sewa ruang sidang pada Griya Astoeti Hotel &
Restaurant di Cisarua yang dilaksanakan berdasarkan empat buah kontrak/SPK seluruhnya sebesar
Rp97.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut :
Nilai
Kontrak Waktu Pelaksanaan
No. Kontrak Keterangan
Nomor, Tanggal SPK Kegiatan
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Pengadaan konsumsi,
03/BP.P2ND/SPK/VII/04
1 32.000.000 2 – 11 Agustus 2004 akomodasi dan sewa ruang
29 Juli 2004
sidang untuk rapat
Pengadaan konsumsi,
04/BP.P2ND/SPK/VIII/04
2 16.000.000 9 – 13 Agustus 2004 akomodasi dan sewa ruang
4 Agustus 2004
sidang untuk rapat
Pengadaan konsumsi,
05/BP.P2ND/SPK/IX/04 21 – 30 September
3 24.500.000 akomodasi dan sewa ruang
16 September 2004 2004
sidang untuk rapat
Pengadaan konsumsi,
06/BP.P2ND/SPK/X/04
4 24.500.000 18 – 27 Oktober 2004 akomodasi dan sewa ruang
13 Oktober 2004
sidang untuk rapat
Jumlah 97.000.000
Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan, dokumen keuangan dan dokumen
pendukung lainnya, diketahui terdapat ketidakhematan sebesar Rp16.700.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:
Perhitungan berdasarkan tarif hotel Th 2004 Nilai yg
Jumla Nilai telah
Uraian/
No. h Jumla Tarif Jumlah keseluruha dibayarkan Selisih
Nomor Kontrak
Pesert h Hari (Rp) (Rp) n + PPN (Rp) (Rp)
a (Rp)
1 03/BP.P2ND/SPK/VII/0
4

a. Kamar hotel 20 10 110.000 22.000.000 26.400.000 32.000.000 5.600.000


b. Ruang sidang 10 200.000 2.000.000
Sub Jumlah 24.000.000

43
Perhitungan berdasarkan tarif hotel Th 2004 Nilai yg
Jumla Nilai telah
Uraian/
No. h Jumla Tarif Jumlah keseluruha dibayarkan Selisih
Nomor Kontrak
Pesert h Hari (Rp) (Rp) n + PPN (Rp) (Rp)
a (Rp)
2 04/BP.P2ND/SPK/VIII/
04

a. Kamar hotel 20 5 110.000 11.000.000 13.200.000 16.000.000 2.800.000


b. Ruang sidang 5 200.000 1.000.000
Sub Jumlah 12.000.000
3 05/BP.P2ND/SPK/IX/0
4

a. Kamar hotel 15 10 110.000 16.500.000 20.350.000 24.500.000 4.150.000


b. Ruang sidang 10 200.000 2.000.000
Sub Jumlah 18.500.000
4 06/BP.P2ND/SPK/X/04

a. Kamar hotel 15 10 110.000 16.500.000 20.350.000 24.500.000 4.150.000


b. Ruang sidang 10 200.000 2.000.000
Sub Jumlah 18.500.000

Jumlah 80.300.000 97.000.000 16.700.000


Tarif yang dijadikan dasar perhitungan kehematan adalah tarif paket yang berlaku pada saat itu,
serta sewa ruang sidang dihitung dengan melakukan penyesuaian antara jumlah peserta dengan
kapasitas ruang sidang.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keppres No.42 Tahun 2002 jo Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf a. yang menyatakan bahwa
pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah,
efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan;
b. Keppres No. 18 Tahun 2000 jo. Keppres No. 61 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keppres
No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 5
huruf (f) antara lain menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, dan para
pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika antara lain
menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam
pengadaan barang/jasa.

44
Hal tersebut mengakibatkan ketidakhematan dalam pelaksanaan kegiatan sebesar
Rp16.700.000,00.

Hal tersebut disebabkan:


a. Pimbagpro tidak melakukan usaha penghematan keuangan negara;
b. Pengawasan Sekretaris Balitbang selaku atasan langsung lemah.

Pihak Bagpro menyatakan:


Ketidakhematan karena penambahan fasilitas sehubungan dengan terbatasnya kamar standar yang
tersedia.

BPK-RI menyarankan agar:


Kepala Badan Litbang menegur secara tertulis Pimbagpro atas ketidakhematan dalam pengadaan
akomodasi, konsumsi dan ruang sidang.

7. (03.01) Ketidakhematan dalam Pengadaan Akomodasi, Konsumsi dan Sewa Ruang Sidang
sebesar Rp27.264.500,00 pada Bagpro Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) TA
2003
Pada TA 2003 Bagpro PUPNS telah melakukan kegiatan pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dan telah melakukan pengadaan akomodasi, konsumsi dan sewa ruang sidang untuk
mendukung kegiatan tersebut. Jumlah anggaran Bagpro TA 2003 sebesar Rp3.198.450.000,00.
Pengadaan akomodasi telah dilakukan melalui empat buah kontrak/SPK, tiga kontrak diantaranya
dilaksanakan oleh Griya Astoeti Hotel & Restaurant, nilai tiga kontrak tersebut seluruhnya
berjumlah sebesar Rp102.964.500,00.
Dari hasil konfirmasi ke Griya Astoeti Hotel & Restaurant tanggal 27 Januari 2005, dan dari hasil
pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan, dokumen keuangan dan dokumen pendukung lainnya,
diketahui bahwa terdapat ketidakhematan sebesar Rp27.264.500,00 dengan rincian sebagai
berikut:

45
Perhitungan berdasarkan tarif hotel Th 2004
Nilai Nilai
Tarif Selisih
No. Uraian Jumlah Jumlah Jumlah keseluruhan Kontrak
kamar (Rp)
Peserta Hari (Rp) + PPN (Rp)
(Rp)
(Rp)
1 Kegiatan 1
Kamar hotel 90 5 105.000 47.250.000 48.750.000 67.162.500 18.412.500
Ruang sidang 5 300.000 1.500.000

2 Kegiatan 2
Kamar hotel 30 4 105.000 12.600.000 13.600.000 17.898.000 4.298.000
Ruang sidang 4 250.000 1.000.000

3 Kegiatan 3
Kamar hotel 40 3 105.000 12.600.000 13.350.000 17.904.000 4.554.000
Ruang sidang 3 250.000 750.000

Jumlah 75.700.000 102.964.500 27.264.500


Tarif kamar yang dipakai sebagai dasar perhitungan adalah tarif paket sedang ditambah dengan
sewa ruang sidang yang disesuaikan antara kapasitas dengan jumlah peserta dalam kontrak/SPK.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keppres No.42 Tahun 2002 jo Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara Pasal 12 ayat (1) huruf a. yang menyatakan bahwa
pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah,
efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan;
b. Keppres No. 18 Tahun 2000 jo. Keppres No. 61 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keppres
No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 5
huruf (f) antara lain menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, dan para
pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika antara lain
menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam
pengadaan barang/jasa.

Hal tersebut mengakibatkan:


Ketidakhematan dalam pelaksanaan kegiatan sebesar Rp27.264.500,00.

Hal tersebut disebabkan:


Pimpinan Bagian Proyek tidak melakukan usaha penghematan keuangan negara

46
Pihak Bagpro menyatakan:
a. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan keseriusan dalam pembahasannya sehingga hasil yang
diperoleh dapat maksimal. Oleh karena itu diperlukan pendukung yang cukup memadai baik
ditinjau dari akomodasi dan konsumsi. Serta dihadirinya beberapa pejabat pada Biro
Kepegawaian Depdiknas;
b. Temuan ini merupakan saran/masukan/kritikan dan pedoman bagi instansi dalam
melaksanakan kegiatan serupa.

BPK-RI menyarankan agar Kepala Biro Kepegawaian Depdiknas memberikan teguran tertulis
kepada pimbagpro dan panitia pengadaan atas ketidakhematan tersebut.

8. (03.01) Ketidakhematan dalam Pengadaan Pencetakan Formulir, Buku Petunjuk dan Hasil
Pendataan Ulang PNS Depdiknas sebesar Rp15.575.530,00 pada Bagpro PUPNS
Dalam rangka pendataan ulang PNS dalam rangka sensus pendidikan TA 2003, Bagpro PUPNS
Depdiknas telah melakukan pelelangan atas pengadaan pencetakan instrumen pendataan ulang
dengan anggaran dalam DIP/PO sebesar Rp117.000.000,00 dan hasil laporan pendataan sebesar
Rp24.300.000,00. Pelaksana pengadaan pencetakan instrumen pendataan ulang berupa Formulir
dan Buku Petunjuk dilaksanakan oleh CV. Dervindo Prima dengan Surat Perintah Kerja No.
81/BP-PUPNS/VI/2003 tanggal 20 Juni 2003; dengan nilai sebesar Rp116.925.000,00 dan jangka
waktu pelaksanaan selama sepuluh hari kalender atau paling lambat tanggal 30 Juni 2003
sedangkan pengadaan pencetakan Hasil Pendataan dilaksanakan oleh CV. Zichy Putra dengan
Surat Perintah Kerja No. 131/BP-PUPNS/XII/2003 tanggal 5 Desember 2003 sebesar
Rp24.090.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama delapan hari kalender atau paling lama
tanggal 15 Desember 2003.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen pengadaan, diketahui bahwa:
a. HPS yang dibuat oleh Panitia Pengadaan tidak menggunakan data dasar dan pertimbangan
yang diatur dalam ketentuan/peraturan yang berlaku, yakni harga satuan umum yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dalam hal ini Harga Satuan Umum dari Departemen
Keuangan namun hanya berdasarkan alokasi dana yang disediakan dalam DIP/PO dan. Setelah
diperhitungkan dengan keuntungan sebesar 30% terdapat ketidakhematan dalam pegadaan
bahan cetakan sebesar Rp15.575.530,00, dengan perhitungan sebagai berikut :

47
Uraian Isi Harga/ Harga (Rp) Jmle Jumlah Hrg Hrg Jumlah Jmh hrg Hrg + Laba SPP-LS (Rp) Selisih
(set/lbr) set/lbr ks harga/ Cover/ jilid/ (lbr) (seblm + PPN (30%) (Rp)
(Rp) eks (Rp) eks eks PPN+laba) (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)

1 2 3 4 (2x3) 5 6 (4 x 5) 7 8 9 (5x(7+8)) 10 (6 + 9) 11 12 13

Formulir 120.000 651,00 78.120.000 - 78.120.000 - - - 78.120.000 101.556.000 114.000.000 12.444.000


Buku
Petunjuk 57 155,00 8.835 300 2.650.500 3.750 7.250 3.300.000 5.950.500 7.735.650 2.925.000 (4.810.650)

Laporan 8.786 255,00 2240430 5 11.202.150 3.750 7.250 55.000 11.257.150 14.634.295
24.090.000 7.942.180
Laporan
Tambahan 870 255,00 221.850 5 1.109.250 3.750 7.250 55.000 1.164.250 1.513.525
96.491.900 125.439.470 141.015.000 15.575.530

b. Dari hasil perhitungan fisik, terdapat sisa formulir yang tidak dimanfaatkan sebanyak 353 set
(120.000-119.647 set) dari formulir yang diadakan atau senilai Rp335.350,00 (353xRp950,00)
dengan rincian:
1) Dosen 145 set;
2) Pegawai Administrasi 90 set;
3) Pustakawan 75 set;
4) Arsiparis 20 set;
5) Widyaiswara 23 set.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapat dan Belanja
Negara Pasal 12 ayat (1) huruf a. yang menyatakan bahwa pelaksanaan anggaran belanja
negara didasarkan atas prinsip-prinsip hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan;
b. Keppres No. 18 Tahun 2000 jo. Keppres No. 61 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keppres
No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 5
huruf (f) antara lain menyatakan bahwa pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa, dan para
pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika antara lain
menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam
pengadaan barang/jasa;
c. SKB Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Kepala Bappenas No. S-42/A/2000
No. S-2262/D.2/05/2000
tanggal 3 Mei 2000 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa Instansi antara lain
pada Bab I angka 6, menyebutkan bahwa HPS harus dilakukan dengan cermat, dengan
menggunakan data dasar dan mempertimbangkan antara lain daftar harga standar/tarif biaya
yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;

48
d. Harga satuan umum yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan TA 2003

Hal tersebut mengakibatkan ketidakhematan pengeluaran negara dalam pelaksanaan kegiatan


PUPNS sebesar Rp15.575.530,00.

Hal tersebut disebabkan:


a. Panitia Pengadaan kurang memperhatikan ketentuan dalam melakukan perhitungan HPS/OE;
b. Pimbagpro tidak berupaya melakukan penghematan keuangan negara.

Pihak Bagpro menyatakan:


a. Dalam penyusunan perhitunga sendiri (owners’s estimate) bahwa penetapan harga pokok
kontrak tidak didasarkan pada harga satuan umum Depkeu namun didasarkan pada nilai
alokasi DIP/PO;
b. Fakta di lapangan dan dengan mengingat efisiensi dan efektivitas ternyata Panitia Pengadaan
lebih mempertimbangkan pada kecepatan pelaksanaan pencetakan formulir, buku petunjuk
dan laporan daripada mempertimbangkan prinsip hemat sesuai yang diamanatkan Keppres No.
80 Tahun 2003;
c. Temuan ini merupakan saran/masukan/krikitan dan pedoman bagi instansi dalam
melaksanakan kegiatan serupa.

BPK-RI menyarankan agar Kepala Biro Kepegawaian Depdiknas memberikan teguran tertulis atas
ketidakhematan tersebut.

(05)Penyimpangan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya program yang direncanakan


9. (05.03) Pemilihan prosedur pengadaan studi kebijakan TA 2003 dan 2004 pada Bagpro
Statistik dan Informasi Pendidikan belum sesuai dengan ketentuan serta tidak efektif
Pada TA 2003 dan 2004 Bagpro Statistik dan Informatika Pendidikan telah melakukan beberapa
studi kebijakan untuk mendukung penyusunan, pelaksanaan, serta evaluasi kebijakan pendidikan
nasional melalui kegiatan yang sistematis, terprogram, dan berkelanjutan dalam produksi,
pendayagunaan serta pelayanan data dan informasi yang akurat, tepat guna dan waktu dengan
sasaran TA 2003 sebanyak 12 naskah studi kebijaksanaan dengan anggaran sebesar
Rp1.998.550.000,00 dan TA 2004 sebanyak 10 naskah studi kebijaksanaan dengan anggaran
sebesar Rp1.999.400.000,00.

49
a. Pada TA 2003 dari 12 naskah studi kebijaksanaan, tujuh naskah dilaksanakan dengan kontrak
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kontrak No. 033.2/PSIP/V/2003 tanggal 12 Mei 2003 dengan nilai kontrak sebesar
Rp51.250.000,00 dan jangka waktu pelaksanaan selama 40 hari kerja terhitung dari
tanggal 12 Mei sampai dengan 9 Juli 2003 untuk pekerjaan pembuatan model dan
rancangan analisis kegiatan bagian proyek. Kontrak tersebut merupakan penggabungan
empat kegiatan pembuatan model yang terdiri dari Analisis Pendidikan Anak Usia
Sekolah (7-12 tahun), Analisis Pelaporan Statistik Tahunan Kabupaten/Kota, Indikator
Pendidikan di Tingkat Kabupaten/Kota, dan Rancangan Analisis Pendataan Pendidikan di
Indonesia pada Era Otonomi Daerah Pemilihan rekanan dilakukan dengan penunjukkan
langsung pengadaan jasa pemborongan kepada Badan Kemitraan Ventura Universitas
Indonesia (BKV-UI) berdasarkan usulan pimbagpro kepada Kepala Pusat (Kapus) Data
dan Informasi Pendidikan (DIP) Balitbang Depdiknas No. 014.7/PSIP/IV/2003 tanggal 14
April 2003 dengan alasan merupakan kegiatan yang spesifik dan memerlukan keahlian
khusus serta memerlukan suatu lembaga penelitian yang berpengalaman. Dan telah
disetujui oleh Kapus dengan surat No. 1355/G4/LL/2003 tanggal 15 April 2003. Selain itu
pekerjaan tersebut termasuk dalam pengecualian pemotongan PPN dan PPh pasal 23
sesuai surat pernyataan Kepala Badan Kemitraan Ventura UI No.126/PT02/BKV-
UI/TU/2003. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan berdasarkan Berita Acara No.
122/PT02/BKV-UI/2003 tanggal 9 Juli 2003, dan telah dibayar lunas dengan SPM No
202607x/088/118 tanggal 14 Agustus 2003.
2) Kontrak No. 089.3/PSIP/VIII/2003 tanggal 4 Agustus 2003 dan dengan nilai sebesar
Rp444.715.000,00 dengan jangka waktu selama 85 hari kalender atau paling lambat
tanggal 23 Oktober 2003. Kontrak tersebut merupakan penggabungan tiga kegiatan yaitu
untuk pekerjaan Penyediaan Data Proyeksi untuk Kegiatan Pendidikan Untuk Semua
(PUS), Diskripsi Dosen PTN selama lima Tahun Terakhir dan Proyeksi Dosen Perguruan
Tinggi Negeri Sampai Tahun 2007. Metode pengadaan dengan pelelangan jasa
pemborongan yang diikuti oleh lima penawar dan telah ditetapkan sebagai pemenang
berdasarkan system gugur adalah Badan Kemitraan Ventura Universitas Indonesia (BKV-
UI). Pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah diserahterimakan berdasarkan Berita
Acara (BA) No. 189/PT02/BKV-UI/2003 tanggal 23 Oktober 2003 serta telah dibayar
lunas dengan SPM No. 332798X/088/118 tanggal 3 November 2003.
b. Pada TA 2004 dari 10 naskah studi kebijaksanaan, tiga naskah diantaranya dilaksanakan
dengan kontrak. Penggabungan ketiga naskah tersebut dengan kontrak No.

50
060.3/PSIP/VI/2004 tanggal 7 Juni 2004 senilai Rp528.352.500,00 dengan anggaran sebesar
Rp532.525.000,00. Metode pengadaan yang dipilih adalah pengadaan jasa pemborongan
melakukan pelelangan yang diikuti oleh lima penawar dan ditetapkan sebagai pemenang
adalah Badan Kemitraan Ventura Universitas Indonesia (BKV-UI). Pekerjaan telah
diserahterimakan dan telah diperiksa oleh panitia berdasarkan BA Penerimaan dan
Pemeriksaan No 147.2/PSIP/X/2004 tanggal 11 Oktober 2004 serta telah dibayar lunas dengan
SPM No.564178Y/088/118 tanggal 10 November 2004.
Dari hasil pemeriksaan atas dokumen pengadaan tersebut diatas dapat diketahui hal-hal sebagai
berikut:
a. Pekerjaan tersebut belum diserahterimakan dari bagpro kepada pimpinan Balitbang;
b. Alasan pemilihan pengadaan dengan jasa pemborongan kurang tepat karena bidang pekerjaan
yang dilaksanakan harus memiliki keahlian atau kemampuan tertentu untuk melaksanakannya.
Sehingga seharusnya masuk lingkup pekerjaan jasa konsultasi serta bila ditinjau dari penyedia
jasa yang ikut melakukan lelang adalah penyedia jasa konsultasi;
c. Terdapat kecenderungan mengarah pada penyedia jasa tertentu yaitu Badan Kemitraan
Ventura Universitas Indonesia (BKV-UI), karena kualitas penawar lainnya tidak seimbang,
yakni perbandingan personifikasi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh staf konsultan
penawar lainnya berpendidikan D3 bahkan ada yang tingkat SMU sedangkan BKV-UI
berjenjang pendidikan minimal S2.
d. Dari wawancara dengan Pimbagpro diketahui bahwa apabila terdapat penyempurnaan
terhadap naskah studi yang dikontrakkan dan perlu dilakukan editing, akan dilakukan oleh
bidang teknis yang membawahi dan bukan oleh rekanan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah Bab II pasal 7 angka 3 huruf I tentang tugas pokok kepala
kantor/satker/bagpro dalam pengadaan barang/jasa adalah menyerahkan aset bagpro dengan
berita acara kepada pejabat yang berwenang pada instansi yang bersangkutan;
b. Keppres No. 61 Tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Bagian Ketiga antara lain mengatur prinsip-prinsip
pengadaan barang/jasa adalah terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus
terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa setara dan memenuhi kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan serta adil/tidak diskriminatif

51
berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak
mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan alasan
apapun;
c. SKB Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Kepala Bappenas No. S-42/A/2000
No. S-2262/D.2/05/2000
tanggal 3 Mei 2000 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah
antara lain pada:
1) Bab I Petunjuk Umum angka 7 tentang penentuan metode pengadaan antara lain mengatur
dengan mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang dan jasa serta kondisi lokasi,
kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada, pengguna barang/jasa
bersama panitia, terlebih dahulu harus menetapkan metoda/sistem pengadaan, system
penyampaian penawaran, evaluasi penawaran dan sistem kontrak pengadaan yang akan
digunakan.
2) Dalam penyusunan rencana dan penentuan paket pengadaan wajib memaksimalkan
penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil, koperasi,
masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
3) Pengguna barang/jasa dilarang menyatukan/menggabungkan beberapa paket pekerjaan
yang menurut sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha
kecil/koperasi kecil menjadi satu paket pekerjaan untuk dilaksanakan oleh
perusahaan/koperasi menengah dan/atau besar.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Penilaian terhadap harga borongan yang wajar tidak dapat dilakukan;
b. Hasil pengadaan berupa naskah studi Harga pengadaan senilai Rp495.965.000,00
(Rp51.250.000,00+Rp444.715.000,00) untuk TA 2003 dan senilai Rp528.352.500,00 untuk
TA 2004 tidak efektif, karena belum dilakukan serah terima dari bagpro kepada Kapus PDIP.

Hal tersebut disebabkan:


a. Pimbagpro kurang memahami peraturan pengadaan barang dan jasa yang berlaku serta tidak
proaktif untuk menindaklanjuti naskah studi yang dihasilkan;
b. Kapus PDIP tidak proaktif menagih hasil pekerjaan proyek.

52
Pihak Bagpro menyatakan:
a. Pengadaan TA 2003 dan 2004 sebenarnya sudah cukup bersaing dengan wajar namun karena :
1) Ada beberapa peserta lelang yang kualifikasinya bagus sampai saat tertentu belum
menyerahkan berkasnya secara lengkap;
2) Tak ada rekomendasi khusus karena dipilih penyedia jasa yang cepat menyerahkan berkas
kelengkapan sesuai jadwal dan mengetahui pola kerja PDIP Balitbang;
b. Penggabungan ketiga naskah kontrak TA 2003 serta empat naskah pembuatan model
rancangan analisis TA 2004 dimaksudkan untuk mempersingkat proses administrasi sehingga
pelaksanaan dapat dilakukan tepat waktu dengan persetujuan secara lisan oleh atasan
langsung.

BPK-RI menyarankan agar:


a. Kepala Balitbang memberikan teguran tertulis kepada Pimbagpro atas kesalahan dalam
penetapan pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah dan tidak memahami arti
pentingnya tujuan pengadaan naskah studi dimaksud;
b. Pimbagpro segera menyerahkan hasil pengadaan kepada Kapus PDIP sehingga hasil naskah
dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

10. (05.09) Pergeseran alokasi anggaran TA 2003 pada Bagpro Pengembangan Inovasi
Pendidikan untuk Pengadaan Buku Lainnya sebesar Rp22.050.000,00 serta Sewa
Kendaraan Roda Empat sebesar Rp48.000.000,00 dan TA 2004 sebesar Rp60.000.000,00
tidak sesuai ketentuan
Bagpro Inovasi pada TA 2003 dan TA 2004 dalam pelaksanaan anggaran terdapat
penyimpangan realisasi keuangan, sehingga laporan yang dibuat tidak sesuai dengan anggaran
per tolok ukur. Hal-hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Dalam DIP/PO TA 2003 terdapat dua alokasi anggaran untuk pengadaan buku lainnya pada
kegiatan Pengembangan Model Pembelajaran Baca, Tulis, dan Matematika/Hitung
(Calistung) di Sekolah Dasar dan Pengembangan Pendidikan Sistem Masuk Keluar (Multy
Entry Exit System/MEES) dengan dana sebesar Rp22.050.000,00 dan Rp107.700.000,00.
Berdasarkan laporan bulanan bagpro pada tanggal 31 Desember 2003 diketahui bahwa
realisasi per tolok ukur kedua kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan realisasi
keuangan sesuai dengan anggaran per tolok ukur dengan prestasi 100%.
Namun, hasil pemeriksaan diketahui bahwa kedua alokasi anggaran pengadaan buku
lainnya sebesar Rp129.750.000,00 (Rp22.050.000,00+Rp107.700.000,00) digabungkan

53
menjadi satu judul kegiatan, yaitu pengadaan buku kegiatan MEES dengan tujuan
membantu dalam pelaksanakan program MEES tersebut. Dengan adanya penggabungan
kedua kegiatan tersebut, kegiatan Calistung di Sekolah Dasar tidak terealisasi.
Pekerjaan pengadaan buku dilaksanakan oleh CV. Pioneer Bahtera Sejati, Jakarta
berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan No.107/BPIP/SPK/VII/2003 tanggal 2
Juli 2003 senilai Rp129.709.400,00 dengan jangka waktu 12 hari kalender terhitung sejak
tanggal 3 Juli 2003. Berdasarkan BAST No. 117/BPIP/BA/VIII/2003 tanggal 14 Juli 2003
pekerjaan dinyatakan selesai dan telah dibayar lunas dengan SPM No.198744X/088/118
tanggal 24 Juli 2003.
Berdasarkan konfirmasi lebih lanjut, pergeseran anggaran antara dua jenis kegiatan yang
berbeda tidak didukung dengan surat persetujuan perubahan dari Kepala Pusat Inovasi.

2. Dalam DIP/PO terdapat alokasi anggaran TA 2003 sebesar Rp108.000.000,00 yakni


sebesar Rp48.000.000,00 dan TA 2004 sebesar Rp60.000.000,00 untuk sewa kendaraan
roda empat dalam kegiatan Studi Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
(SLTP) di Daerah. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa anggaran sewa kendaraan roda
empat tersebut tidak digunakan untuk kegiatan studi dimaksud, melainkan untuk sewa
kendaraan operasional Kepala Pusat Inovasi Balitbang.
Berdasarkan penjelasan pimbagpro, Pusat Inovasi telah mengajukan permintaan
kendaraan dinas untuk Kepala Pusat Inovasi melalui Kepala Bagian Tata Usaha kepada
Bagian Umum Balitbang dengan surat No.0438/67/U/2001 tanggal 5 Pebruari 2001, namun
belum ada realisasinya sehingga dalam rapat pimpinan lingkup Balitbang disepakati bahwa
masing-masing pusat dapat mengusahakan sewa mobil untuk mendukung mobilitas kapus
dengan cara memasukkan anggaran sewa ke dalam mata anggaran kegiatan di daerah.
Dalam rangka penyediaan sewa kendaraan dinas tersebut, pimbagpro telah menunjuk
langsung tiga rekanan sebagai penyedia barang/jasa dan telah dibayar lunas, dengan rincian
sebagai berikut :

Nilai Pembayaran
Nomor dan Tanggal Rekanan
Kontrak Nilai Periode
No Kontrak SPM No./Tgl
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

TA 2003
1 020/BPIP/III/2003 48.000.000,00 CV Pentas 892308X/088/118 12.000.000,00 Jan–Maret 2003
3 Januari 2003 Menara 6-4-2004

116107X/088/118 12.000.000,00 April-Juni 2003


4-7-2003

54
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

380125X/088/118 12.000.000,00 Juli-Sept 2003


17-10-2004
583977X/088/118 12.000.000,00 Okt-Des 2003
17-12-2004

TA 2004
2 005/BPPIP/I/20047 30.000.000,00 PT Kharisma 840012X/088/118 15.000.000,00 Jan – Maret
Januari 2004 Sandi Artha 19-4-2004 2004
228317Y/088/118 15.000.000,00 April-Juni 2004
2-7-2004
3 111/BPPIP/VII/2004, 2 30.000.000,00 CV Daya 555234Y/088/118 15.000.000,00 Juli-Sept 2004
Juli 2004 Kharisma 4-10-2004

878653Y/088/118 15.000.000,00 Okt-Des 2004


9-12-2004
Jumlah 108.000.000,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara antara lain menyatakan:
Pasal 10:
Ayat (2): Pimpinan dan atau pejabat departemen/lembaga/pemerintah daerah tidak
diperkenankan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja negara, jika dana untuk membiayai tindakan tersebut tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia dalam anggaran belanja negara;
Ayat (3): Pimpinan dan atau pejabat departemen/lembaga/pemerintah daerah tidak
diperkenankan melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja negara untuk tujuan
lain dari yang ditetapkan dalam anggaran belanja negara;
Pasal 12 ayat (1): Pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip
efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, serta fungsi setiap
departemen/lembaga pemerintah daerah;
b. PO TA 2003 antara lain mengatur bahwa PO merupakan petunjuk pelaksanaan operasional
proyek yang merupakan pencerminan dari LK dan penjabaran dari DIP yang telah
disahkan. PO Proyek wajib diikuti/dilaksanakan oleh Pimbagpro dan atasan langsungnya
sebagai pelaksanaan dengan berpedoman pada Keppres No 42 Tahun 2002.

Hal tersebut mengakibatkan:


a. Terjadi ketidaktertiban dalam penggunaan anggaran Bagpro Inovasi TA 2003 sebesar
Rp70.050.000,00 dan TA sebesar Rp60.000.000,00;

55
b. Tujuan pengadaan buku yakni untuk mendukung kegiatan Calistung tidak sepenuhnya
tercapai.

Hal tersebut disebabkan:


a. Pimbagpro tidak disiplin dalam menggunakan anggaran sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam PO Proyek;
b. Pengawasan Kepala Pusat Inovasi selaku atasan langsung lemah.

Pihak Proyek/Bagpro menyatakan bahwa penyatuan pengadaan buku lainnya pada MAK 5950
untuk kegiatan Calistung dan MEES TA 2003 menjadi pengadaan buku MEES karena buku
lainnya pada kegiatan Calistung masih bisa dipinjam dari perpustakaan dan sumber lain yang
tidak perlu membebani biaya, namun penggabungan ini tidak diketahui oleh atasan langsung.
Serta penggunaan mata anggaran kegiatan operasional di daerah untuk sewa kendaraan
merupakan kebijakan yang diambil oleh atasan berdasarkan keputusan rapat pimpinan
Balitbang.

BPK-RI menyarankan agar Kepala Pusat Inovasi memberikan teguran tertulis kepada
pimbagpro atas tindakannya dalam penggunaan anggaran yang kurang disiplin.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

56

You might also like