Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR II
Diajukan Kepada
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Oleh :
MUHAMAD SAIDIN
03017033
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. yang maha pemurah lagi maha
(Ipomoea batatas).
Sholawat serta salam tidak lupa saya haturkan untuk junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, sang madinatul ilm. Karena beliaulah kita bisa menikmati
Makalah Penunjang Tugas Akhir I ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan jenjang kuliah dan memperoleh gelar Sarjana Sains dari Program
Tidak lupa, saya juga menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dengan karya ini, masih banyak
kekurangan tersebut.
Penulis
3
HALAMAN JUDUL
... i
KATA PENGANTAR
. . ii
DAFTAR ISI
. iii
BAB I PENDAHULUAN
... 1
A. Latar Belakang
1
B. Manfaat Penulisan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
... 4
A. Isolasi Jamur
4
B. Karakteristik dan Morfologi Jamur
6
C. Enzim Amilase
10
D. Ubi Jalar
13
BAB III PEMBAHASAN
. 19
BAB IV PENUTUP
. 36
DAFTAR PUSTAKA
4
....
..37
BAB I
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
memproduksi enzim.
1
Salah satu mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim adalah
industri saat ini dan di masa yang akan datang karena melalui
Enzim amilase adalah salah satu enzim yang mampu dihasilkan oleh
dan glikogen) pada ikatan α -1,4 dan β -1,6 dan menghasilkan glukosa.
6
Adapun jamur penghasil enzim amilase yang akan saya bahas dalam
makalah ini antara lain jamur dari genus Aspergillus, Rhizopus dan
Humicola.
D. Manfaat Penulisan
manfaat yang secara langsung diperoleh dari penulis ini antara lain :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Isolasi Jamur
alam yang dapat dikaji keberadaannya. Selain untuk digunakan, juga harus
dilestarikan keberadaannya dan disisi lain dapat juga dilakukan studi lebih
(Rifai, 1995).
4
Untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika atau
tersebut, jamur yang akan kita pelajari harus dipisahkan terlebih dahulu
Syamsurizal,2006).
Isolasi jamur adalah usaha untuk memisahkan satu atau beberapa jenis
Syamsurizal,2006; Malloch,1999).
disebutkan ada dua kelompok teknik isolasi jamur tanah, yaitu teknik
selektif dan teknik non selektif. Sedangkan menurut Malloch (1999) ada
laboratorium.
dengan metode yang digunakan untuk mengisolasi jamur dari tanah, air
maupun dari udara. Karena jamur endofit adalah jamur yang hidup di
diambil jamurnya bisa berupa daun, batang, ranting, cabang kecil, akar
Sampel berupa cabang atau ranting dibelah menjadi dua dan setiap
agar terbentuk suspensi spora atau hifa. Dengan menggunakan jarum ose
10
petri.
Sesudah diinkubasi selama 2-7 hari pada suhu yang sesuai, jamur
dalam tiga tabung reaksi berisi medium padat yang sesuai, yaitu satu
tabung disimpan sebagai stock culture pada suhu 4° C, dan dua tabung
dunia jamur atau regnum fungi (Frazier & Weshoff,1998). Jamur pada
Syamsurizal,2006).
Syamsurizal,2006; Malloch,1999).
bawah ini.
Gambar 1. Morfologi koloni Aspergillus pada media CYE dan MEA pada
suhu 25˚C. (A-B) A. Aculeatinus, (C-D) A. Aculeatus.
jamur yaitu :
spesies jamur.
meruncing.
Gambar 2. Bentuk tepi koloni jamur atau bakteri (Hendrix, J.D, 2007).
5. Tekstur permukaan. Bentuk-bentuk tekstur
berfilament.
13
untuk melihat bentuk dan warna bagian tubuh jamur seperti miselium,
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indriani (2001) jamur
tersebut antara lain dari genus Aspergillus, Rhizopus, dan Humicola. Selain
itu disebutkan juga oleh Suherman & Deni (2004) bahwa Aspergillus
glukoamilase.
14
C. Enzim Amilase
asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap.
Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk
metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas
tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara
khas, yang artinya setiap jenis hanya dapat bekerja pada satu macam
senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia
tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α -amilase hanya
2006a).
maltosa
amilum glukosa
maltosa
amilase
maltase
15
substratnya yaitu :
dkk. ,2006).
pada titik percabangan, walaupun dengan laju yang lebih rendah. Hal ini
dkk. ,2006).
pati dan glikogen. Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-
glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1, 4 dan alfa-, 6
berikut :
17
produk yang larut dalam air serta mempunyai berat molekul rendah yaitu
(Anonim,2006b).
D. Ubi Jalar
Ubi jalar atau ubi jalar atau "sweet potato" diduga berasal dari benua
tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian
daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi
2003).
dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis
jalar merupakan salah satu komoditi bahan makanan pokok. Ubi jalar
Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering.
diabetis.
baik bagi kesehatan dan tidak terdapat dalam beras atau gandum". Ubi
19
setiap 100 gram, sementara kentang hanya 83 per 100 gram. Sedangkan
setiap 100 gramnya. Protein ubi jalar hampir sama dengan suweg, yang
diantara ubi-ubian (Tabel 1). Selain untuk pangan, ubi jalar juga
digunakan untuk pakan, bahan baku industri pembuatan tepung, gula cair,
makanan ternak, alkohol, dan makanan siap saji. Sedangkan umbi segar
1996).
berikut :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Spesies: I. batatas
Nama binomial Ipomoea batatas L
Sumber Anonim,2008b
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar )
jalar berbatang lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan teras bagian
tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas-ruas dengan panjang antar ruas 1
– 3 cm. Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat
memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal, atau menjari. Daun yang
berbentuk bulat lonjong (oval) memiliki tepi daun rata, berlekuk dangkal
bunga (pangkal sampai ujung) berwarna ungu muda. Bunga ubi jalar
membentuk karangan tiga hingga tujuh bunga. Buah ubi jalar berkotak
bahan makanan. Umbi tanaman ubi jalar memiliki tunas yang dapat
22
varietasnya. Ukuran umbi ada yang besar ada juga yang kecil. Bentuk
umbi tanaman ubi jalar ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat
panjang. Kulit umbi ada yang berwarna putih, kuning, ungu, jingga, dan
merah. Demikian juga daging umbinya, ada yang berwarna putih, kuning,
BAB III
PEMBAHASAN
dkk. (2006) adalah salah satu enzim yang berperan dalam menghidrolisis
pada titik percabangan, walaupun dengan laju yang lebih rendah. Hal ini
dkk. ,2006).
enzim pada ikatan alfa-1, 4 dan alfa-, 6 glikosida. Secara umum, amilase
dibedakan menjadi tiga berdasarkan hasil pemecahan dan letak ikatan yang
lain :
1. Perkembangbiakan
mikroorganisme tidak
memerlukan waktu
yang lama.
2. Tidak memerlukan
pemeliharaan dan
menghemat biaya.
diisolasi dari limbah tapioka, jamur-jamur tersebut antara lain dari genus
senyawa yang lebih sederhana (glukosa). Tiga puluh tiga isolate (89,2%)
(10,8%) tidak mampu tumbuh pada media PSA. Isolat-isolat kapang yang
mampu tumbuh dan membentuk zona jernih pada media PSA, merupakan
lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan β-1,6 dan menghasilkan glukosa. Glukosa
var, kawachi dapat mencerna pati jagung mentah dua kali lebih cepat dari
glukoamilase lainnya.
29
Kingdom: Fungi
Phylum: Ascomycota
Class: Eurotiomycetes
Order: Eurotiales
Family: Trichocomaceae
Genus: Aspergillus
Species Aspergillus caesiellus
Aspergillus candidus
Aspergillus carneus
Aspergillus clavatus
Aspergillus deflectus
Aspergillus flavus
Aspergillus fumigatus
Aspergillus glaucus
Aspergillus nidulans
Aspergillus niger
Aspergillus ochraceus
Aspergillus oryzae
Aspergillus parasiticus
Aspergillus penicilloides
Aspergillus restrictus
Aspergillus sojae
Aspergillus sydowi
Aspergillus tamari
Aspergillus terreus
Aspergillus ustus
Aspergillus versicolor (wikipedia.com, 2008)
enzim amilase.
dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam coklat atau ungu coklat.
Kapang ini mempunyai bagian yang khas yaitu hifanya bersepta, spora
Gambar 14. Morfologi koloni dari (A–B) A. niger, (C–D) A. piperis, (E–
F) A. sclerotiicarbonarius, (G–H) A. Sclerotioniger.
Kapang dari genus rhizopus adalah salah satu kapang yang mampu
dan industri. Karena pada industri yang berbasis enzim biasanya akan
beroperasi pada suhu yang agak tinggi. Sehingga enzim yang dihasilka
yang berbeda-beda.
Kapang ini banyak digunakan dalam pembuatan tempe, dan banyak dapat
1979).
sebagai berikut :
Kingdom: Fungi
Division: Zygomycota
Class: Zygomycetes
Order: Mucorales
Family: Mucoraceae
Genus: Rhizopus
Species Rhizopus arrhizus
Rhizopus azygosporus
Rhizopus microsporus
Rhizopus nigricans
Rhizopus oligosporus
Rhizopus oryzae
Rhizopus schipperae
35
Rhizopus sexualis
Rhizopus stolonifer (wikipedia.com, 2008)
dengan dinding halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang lebih dari
1000 µm dan diameter 10-18 µm. Sporangia globosa yang pada saat
yaitu spora yang memiliki dinding tebal yang terbentuk dari modifikasi
segmen hifa.
37
terbentuk dari peleburan dua hifa yang kompatibel dan diselubungi oleh
dinding yang tebal. Kapang dari kelass zigomycetes tersebut dapat bersifat
terjadi pada perkawinan satu koloni yang berasal dari satu spora.
al,1995).
38
elip dengan panjang 7-10 µm. Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian
dari tempe (Samson, et al., 1995). Pitt dan Hocking (1985) R.oligosporus
150-400 µm lebih pendek dari R.oryzae yaitu lebih dari 1500 µm.
diameter 80 –120 µm dan pada saat 7 hari akan pecah yang menyebabkan
diameter lebih dari 100 µm. Beberapa sifat penting dari R. oligosporus
peneliti dari Brazil. Sebagaimana dilaporkan oleh Campos & Felix (1995)
bekerja dengan stabil pada suhu tinggi. Disebutkan oleh Campos & Felix
(1995) bahwa amilase yang dihasilkan oleh H.grisea mampu bekerja pada
memecah polisakarida (pati dan glikogen) pada ikatan α -1,4 dan β -1,6
tersebut mampu menghidrolisis pati metah secara cepat dan dapat bekerja
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa isolasi
di atas, jamur yang mampu menghasilkan enzim amilase antara lain dari
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus C.J. & Mims C.W. 1979.”Introductory Micology”. New York: John
Wiley & Son’s.
Borris, Rainer, 1987. Biological Role of Enzymes. In: Rehm HJ and Reed G, eds.
Biotechnology. Vol. VIIa. UCH, Germany.
Carlile, M.J & S.C. Watkinson. 1994. The Fungi. Academic Press. London.
Darwis, A.A,. & Sukara, E. 1990. Isolasi, Purifikasi dan Karakterisasi Enzim.
Penuntun Praktikum. Depdikbud. Dikti. PAU-Biotek IPB. Bogor.
DeMan JM, 1997. Kimia makanan. Penerjemah: Prof. Dr. Kosasih Padmawinata.
ITB. Bandung.
37
Fardiaz, 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Penerbit Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Frazier, W.C. dan Weshoff, D.C. 1998. Food Mycrobiology. Mc Graw Hill
Publishing Co. Ltd. New York.
Futatsugi, M.T., Ogaw, & H. Fukada. 1993. Purification and Properties of Two
Forme Glucoamylase from Saccharomycopsis. J. Ferment. Boen. 76(6) :
521-523.
Gandjar, I., & W. Syamsurizal. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Indriani, Dewi I. 2001. Isolasi dan Penapisan Jamur Penghasil Glukoamilase I dari
Limbah Tapika untuk Produksi Glukosa Cair dari Substrat Pati Mentah
Ubi Jalar (Ipomoea batatas Lenk.) dan Ganyong (Canna edulis Kerr.)
http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s1-2001-
dewiineindriani-985v
Josson L.M, Coronel LM, Mercado BB, De Leon ED, Mesina OG,Lozano AM,
dan Bigol MB, 1992. Strain Improvement of Aspergillus oryzae for
Glucoamylase Production. Asean Journal on Science and Technology for
Development. 9(1): 101–116.
Juanda & Cahyono. 2000. Ubi Jalar, Budi Daya dan Analisis Usaha Tani.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Peixoto. S.C, J.A. Jorge, H.F. Terenzi Maria de Lourdes T.M. Polizeli. 2003.
Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis : a thermotolerant fungus
with potential for production of thermostable amylases. Research Aticle.
Int Microbiol. Brazil
Pitt, J.I. and A.D Hocking,. 1985. Fungi and Food Spoilage. Academic Press,
Australia.
Raper, K.B, and D.I. Fanell. 1965. The Genus Aspergillus. The William & Wilkins
Company. Baltimore.
Samson, R.A., E.S. Hoekstra, J.C. Frisvad and O. Filtenborg. 1995. Introduction
to Food-Borne Fungi. Baarn and Lyngby, Netherlands.
Soebiyanto PT, 1986. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. PT. Gramedia.
Jakarta.
s1-1996-denisuherm-766v
Tan RX and Zou WX., 2001, Endophytes a rich source of fungsional metabolites.
J. Nat. Prod. Rep., 18, 448-459.
Widodo, J. 1986. “Penampilan Agronomi Ubi Jalar pada Cara Tanam yang
Berbeda.”dalam : Penelitian Palawija. Vol. 1 No.1 Bidang Ltbang, Balai
Penelitian Tanaman Pangan Malang, malang.
Widodo, Yudi dan SS. Antarlina, 1996. Teknologi Produksi dan Agro-industri
Ubi Jalar. Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Buku 4 Jagung, Sorgum,
Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan.