You are on page 1of 6

Sejarah Masuknya Agama Islam di Nusantara

A. Masuknya Islam di Nusantara


Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Keadaan ini tentu bukan
terjadi dalam waktu sesaat saja, melainkan memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam sejarahnya, Islam
mengukir sejarah panjang yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah Indonesia itu sendiri. Jatuh bangun
bangsa Indonesia dan perjuangannya melawan penjajah merupakan sejarah perjuangan umat Islam.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh
penyebar islam adalah walisongo antara lain ; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung
Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim).
Masuknya agama dan budaya Islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya hubungan perdagangan
Asia kuno, yang dilakukan oleh bangsa Cina dan India, yang mendorong pedagang lainnya seperti pedagang
dari Arab, Persia, Gujarat untuk ikut serta dalam hubungan perdagangan tersebut. Hal itu menyebabkan
kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat transit ramai dikunjungi orang, sehingga dapat
berkembang menjadi pusat - pusat perdagangan dunia.
Melalui jalur utara dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) Damaskus Bagdad Gujarat (pantai
barat India) Nusantara. Melalui jalur selatan dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) Yaman - Gujarat
(pantai barat India) Srilangka Nusantara.
Dari hubungan perdagangan tersebut, mereka dapat saling mengenal budaya yang dibawa oleh
masing-masing pedagangyang dapat dilihat dari bahasa, barang dagangan yang dibawa maupun dari corak
hidup. Untuk itu banyak pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang menetap dan menikah dengan penduduk
setempat, sehingga budaya Islam dan agama Islam dapat dengan mudah disebarkan di berbagai wilayah
Indonesia melalui pendekatan budaya.
Cara penyebaran Islam di Nusantara dilakukan melewati berbagai jalan diantaranya adalah melalui
perdagangan, sosial, dan pengajaran.
1. Perdagangan
Para pedagang muslim yang berasal dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam lalu
lintas perdagangan yang menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, dan Asia Tenggara pada abad ke-7
samapai abad ke 16. Para pedagang muslim itu akhirnya singgah juga di Indonesia , dan ternyata yang
mereka lakukan bukan hanya berdagang, tetapi juga berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Saat
berdagang mereka menunjukan pribadi muslim yang baik, berbudi luhur, jujur, amanah, dan dapat dipecaya.
Hal tersebut menjadi daya tarik yang utama sehingga banyak orang yang sukarela masuk Islam tanpa
paksaan.
2. Hubungan Sosial
Para mubaligh yang menyebarkan Islam di nusantara ternyata tidak hanya aktif berdagang, merekapun
aktif dalam kegiatan sosial yang ada di lingkungan mereka tinggal, bahkan sebagain dari mereka ada yang
menetap di lingkungan tersebut karena mereka menikah dengan penduduk setempat. Banyak hal yang
dilakukan para mubaligh dalam kegiatan kemasyarakatan, merekapun mengajarkan tentang persamaan hak
tidak ada perbedaan satu sama lainnya karena kemulaian manusia tidak ditentukan oleh kastanya kecuali
karena ketaqwaannya kepada Allah. Islam mengajarkan agar umatnya saling membantu, yang kaya
membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah, dan sebagainya. Sehingga dengan ajarann ini
menyebabkan Islam semakin mudah diterima masyarakat karena ajrannya sangat luhur.

3. Pendidikan dan Pengajaran


Ajaran Nabi Muhammad SAW. Tentang Sampaikanlah ilmu dariku walau hanya satu ayat, menjadi
motivator para mubaligh Islam pada saat itu untuk semakin bersemangat menyempaikan ajaran Islam.
Disetiap kesempatan para mubaligh menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar melalui
pendidikan dan pengajaran dengan menggunakan mushala, rumah salah seorang warga, bahkan tempat
terbuka seperti di bawah pohon rindang sebagai tempat untuk menyampaikan dakwahnya.
B. Proses Masuknya Islam di Indonesia
Bukti Masuknya Islam di Indonesia :
1. Berita Cina dari Dinasti Tang.
2. Berita Jepang dari tahun 749 M.
3. Batu Nisan Fatimah Binti Maimun, di Leran (Gresik) berangka tahun 475 H (1082 M).
4. Berita Marcopolo dari Venesia, ltalia.
5. Makam Sultan Malik Ash Shaleh yang meningal pada bulan Ramadhan tahun 676 H atau tahun 1297 M.
6. Berita dari MA-HUAN, 1416 M.
7. Komplek Makam Tralaya, di Trowulan, Mojokerto, berangka tahun 1300-an s/d 1600-an.
C. Sumber Masuknya Islam di Nusantara
Indonesia, terbentuklah tempat-tempat pemukiman yang disebut Pekojan. Diantara pedagang muslim
asing itu, ada pula yang menetap lalu menikah dengan wanita pribumi. Proses Islamisasi melalui kesenian
tampak dari bukti-bukti peninggalan sejarah, seperti ukiran, pintu gerbang, makam, tradisi sekaten,
pertunjukan wayang, debus, tarian, dan sebagainya. Penyebaran Islam melalui seni wayang, sastra, debus,
tarian, tradisi sekaten, ternyata lebih mempercepat proses islamisasi. Sampai sekarang proses islamisasi
melalui saluran seni masih berlangsung.
1. Sumber dari Tome Pires
Sumber dari Tome Pires menyatakan bahwa orang-orang Ta Shih (orang-orang Islam dari Arab/Persia)
yang mau menyerang kerajaan Ho Ling (Kalingga) pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M),
membatalkan niatnya, karena kerajaan Holing masih sangat kuat.
2. Berita Jepang Dari Tahun 749 M
Menjelaskan bahwa di Kanton terdapat kapal-kapal Po-sse Ta-Shih Kuo. Istilah Po-sse ditafsirkan
sebagai orang Melayu, sedangkan Ta-Shih ditafsirkan sebagai orang Arab dan Persia. Bahkan banyak ahli
menduga bahwa pada abad ke-7 dan 8 di Kanfu (Kanton) sudah ada perkampungan-perkampungan muslim.
3. Sumber dari batu nisan
Pada abad ke 11 di pesisir utara Jawa Timur, yaitu di Leran dan Gresik ditemukan sebuah nisan yang
bertulisan jenis huruf arab kafi dan nisan kubur di Phonrang, Cempa. Nisan Leran ini juga menyebutkan
nama seorang wanita Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tanggal 7 Rajab 475 H atau
Desember 1082 M.
Berdasarkan temuan nisan kubur Fatimah binti Maimun binti Hibatullah ini diperkirakan bahwa di
pesisir utara Jawa Timur khususnya di Leran telah terdapat sekelompok muslim yang mungkin berasal dari
Timur Tengah. Hal ini didasarkan pada jenis huruf kufi bercorak Timur Tengah, yaitu dengan tanda hiasan
bentuk kail atau lengkung pada bagian ujung yang tegak. Gaya huruf kufi semacam itu mulai berkembang di
Persia pada akhir abad ke 10 M.

4. Sumber dari Marcopolo


Marcopolo mendapat tugas dan Kaisar Cina untuk mengantar putrinya yang dipersembahkan kepada
Kaisar Romawi. Dalam perjalanan menuju Romawi,1292 dan perjalanan pulang kembali ke Cina,1297, ia
singgah di Sumatera bagian Utara. la menuliskan bahwa wilayah itu sudah ada beberapa kerajaan Islam
seperti: Lamuzi, Fansur, Barus, Perlis, Perlak, dan Samudra Pasai. Walaupun demikian masih banyak juga
wilayah yang belum menganut agama Islam.
5. Sumber dari Para Pedagang Arab
Pedagang - pedagang Islam dari Arab, Persia dan Gujarat singgah berbulan - bulan di Malaka dan di
Indonesia. Mereka menunggu angin muson yang berubah arah setiap 6 bulan sekali. Selama menunggu
terjadilah proses interaksi dengan masyarakat setempat, para bangsawan dan para raja. Kesempatan ini
mereka pergunakan untuk menyebarkan lslam.
D. Kerajaan Islam di Indonesia
Membicarakan perkembangan Islam tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kerajaan di Nusantara.
Hal ini karena kerajaan di Nusantara memiliki peranan yang sangat besar dalam penyebaran dan
perkembangan kehidupan Islam di Nusantara. Secara umum, perkembangan kerajaan di Nusantara dimulai
dari Pulau Sumatra dan Jawa. Selanjutnya, berkembang ke Pulau Sulawesi dan pulau-pulau yang lain.
1. Kerajaan di Pulau Jawa
Kerajaan Islam berkembang di Pulau Jawa. Penyebaran Islam yang didukung oleh kerajaan di Sumatra
memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kerajaan di Jawa. Hal ini tidak lepas dari
peran para ulama penyebar Islam di Pulau Jawa yang dikenal sebagai Wali Sanga. Para wali ini
menyebarkan Islam dalam cakupan yang luas. Dari tangan merekalah beberapa kerajaan Islam muncul, di
antaranya Kerajaan Demak, Pajang, Mataram Islam, dan Banten.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden
Patah bersama para wali pada tahun 1475. Raden Patah dipilih sebagai raja pertama karena ia memiliki
darah penerus Kerajaan Majapahit. Saat itu Kerajaan Majapahit sedang dirundung pergolakan perebutan
kekuasaan.
Raden Patah yang berada di Demak, sebuah kota di pantai utara Jawa tidak terlalu terkena dampak
kemelut di pusat kekuasaan Majapahit. Melihat rona keruntuhan Majapahit sudah di depan mata, para wali
berinisiatif untuk mendirikan kerajaan baru yang bercorak Islam dengan pusat pemerintahan di Demak.
Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang adalah kelanjutan Kerajaan Demak. Melihat suasana di Demak yang semakin tidak
kondusif, Jaka Tingkir memindahkan pusat kerajaan ke daerah pedalaman, yaitu di Pajang, Surakarta.
Kerajaan ini didirikan dan dipimpin oleh Jaka Tingkir, putra menantu Sultan Trenggono, yang diberi wilayah
kekuasaan di Pajang. Lambat laun Pajang memiliki pengaruh yang sangat kuat hingga Jaka Tingkir sendiri
menobatkan dirinya sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Adiwijaya. Setelah Sultan Adiwijaya wafat,
pemerintahan dilanjutkan oleh Arya Pangiri. Ia bukan anak kandung Sultan Adiwijaya.
Adapun anak Sultan Adiwijaya, yaitu Pangeran Benowo yang saat itu masih kecil, diangkat sebagai
adipati. Hal ini menimbulkan kekacauan dalam Kerajaan Pajang. Pangeran Benowo tidak menerima
keputusan ini. Ia akhirnya bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggulingkan pemerintahan. Usaha ini pun
berhasil. Pangeran Benowo diangkat sebagai Sultan Pajang. Namun, jasa Sutawijaya yang membantunya

harus dibayar dengan pengakuan penguasa Pajang berada di bawah kekuasaan Matar.am Islam, kerajaan
yang didirikan oleh Sutawijaya
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586. Kerajaan Mataram didirikan oleh Sutawijaya
dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Gelar ini menunjukkan keberadaan
agama Islam dalam kehidupan Kerajaan Mataram Islam. Pada masa kekuasaannya, Mataram diliputi
sejumlah pemberontakan dari berbagai wilayah kerajaan.
Para bupati yang semula tunduk pada kekuasaan Pajang, secara serentak menolak Mataram. Akan
tetapi, masalah ini dapat segera diatasi. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi berhasil dipadamkan.
Kerajaan Mataram mencapai masa kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang
bergelar Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman Khalifatullah. Saat itu kekuasaan Mataram Islam
mencapai wilayah yang sangat luas dan seluruhnya berhasil disatukan.
Kerajaan Banten
Kerajaan Islam lain yang penting untuk kamu perhatikan adalah Kerajaan Banten. Setelah Fatahillah
yang juga menantu Sunan Gunung Jati berhasil menaklukkan Portugis di Sunda Kelapa, Banten
dikembangkan sebagai pusat perdagangan sekaligus tempat penyiaran agama. Bahkan, selanjutnya Kerajaan
Banten berhasil merdeka dan melepaskan diri dari Kerajaan Demak. Setelah merdeka dari Kerajaan Demak,
Sultan Hasanuddin, merupakan anak dari Sultan Fatahillah diangkat sebagai raja (15521570). Kerajaan
Banten mengalami kemajuan yang sangat penting pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Akan
tetapi, kemajuan Kerajaan Banten semakin melemah, ketika Sultan Ageng ditangkap oleh VOC.
2. Kerajaan Islam di Pulau Sulawesi
Di Sulawesi Selatan pada abad XVI terdapat beberapa kerajaan, diantaranya Gowa, Tallo, Bone,
Soppeng, Wajo, dan Sidenreng. Kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528
sehingga melahirkan Kerajaan Makassar. Nama Makassar sebenarnya adalah ibu kota dari Kerajaan Gowa
dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis karena berada di jalur
pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan, daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang
baik yang berasal dari Indonesia Timur maupun Indonesia Barat. Dengan posisi strategis tersebut, Kerajaan
Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.
Sejak pemerintahan Sultan Alaudin, Kerajaan Makassar berkembang sebagai kerajaan maritim dan
berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Malikus Said (16391653). Selanjutnya, Kerajaan
Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (16531669). Pada
masa pemerintahannya, Makassar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, yaitu dengan menguasai
daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makassar.
Perluasan daerah Makassar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Sultan Hasannudin terkenal
sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu, ia menentang kehadiran dan monopoli
yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Dengan demikian, hubungan Batavia (pusat
kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalang oleh adanya Kerajaan Makassar.
Dengan kondisi tersebut timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan
menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku. Dalam peperangan
melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memorak-porandakan pasukan
Belanda di Maluku. Akibatnya, kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin
tersebut, Belanda memberikan julukan kepadanya sebagai Ayam Jantan dari Timur.

Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makassar, yaitu dengan melakukan politik adu
domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone, yaitu Aru Palaka
yang merasa dijajah oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar.
3. Kerajaan Islam di Pulau Sumatera
Pada tahun 1292 seorang pengelana bernama Marco Polo berlabuh di Pulau Sumatra dan mencatat
bahwa sebagian penduduk Sumatra adalah pemeluk Islam dan sebagian penyembah berhala atau pemeluk
animisme.
Tercatat pula nama sebuah kerajaan yang disebut Ferlec. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan
kerajaan Islam di Sumatra, penyebaran Islam mencapai wilayah yang jauh di pedalaman sehingga Islam
diterima oleh mayoritas masyarakat Sumatra.

Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak adalah Kerajaan Islam yang berdiri pertama kali di Sumatra. Kerajaan Perlak disebut
juga Kerajaan Peureula. Raja pertama di Kerajaan Perlak bernama Sultan Alauddin Syed Maulana Abdul
Aziz Syah.
Kemunculan Kerajaan Perlak tidak lepas dari komunitas muslim Arab yang datang dari tanah Arab.
Komunitas ini disinyalir adalah sebagian pengikut Ali bin Abi Talib atau kelompok Syiah yang melarikan
diri akibat pertentangan politik di Madinah.
Kerajaan Perlak mengalami pasang surut akibat perebutan pengaruh antartokoh. Hal ini menyebabkan
para pedagang mengalihkan perdagangannya ke Samudera Pasai yang mulai muncul. Pada akhir abad XII
Kerajaan Perlak pun akhirnya mengalami kemunduran.
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai dapat disebut sebagai penerus Kerajaan Perlak. Penyebaran Islam dari
Kerajaan Perlak mencapai wilayah Samudera Pasai sejak awal berdirinya Kerajaan Perlak.
Pada saat Kerajaan Perlak diperintah oleh Sultan XVII, yaitu Sultan Makhdum Alauddin Malik
Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat, terjadi pernikahan politik antara dua putri Sultan dengan
penguasa negeri tetangga. Putri pertama, yaitu Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan
Malaka, Sultan Mahmud Shah atau Parameswara dan putri kedua, Putri Ganggang, dinikahkan dengan Raja
Samudera Pasai, Al-Malikus Saleh.
Setelah sultan ke-18 meninggal, Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai disatukan di bawah
pemerintahan Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik az-Zahir, putra Al-Malikus Saleh dengan Putri
Ganggang.
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514 Masehi. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah tercatat sebagai
raja pertama kerajaan ini yang memimpin antara tahun 15141528 Masehi.
Kerajaan Aceh menjadi kerajaan yang sangat penting bagi para pedagang saat itu. Setelah bandar
Malaka jatuh ke tangan Portugis, praktis para pedagang banyak yang beralih ke wilayah Aceh.
Alasan Islam dapat berkembang pesat di wilayah Nusantara :
Islam bersifat terbuka sehingga penyebaran agama Islam dapat dilakukan oleh siapa saja atau oleh setiap
orang Muslim.

Syarat masuk Islam sangat mudah.


Bersifat sederhana dan mudah dimengerti.
Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
Islam tidak membedakan kedudukan (kasta) seseorang dalam masyarakat.
Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sederhana.
Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya dengan adanya
kewajiban zakat bagi yang mampu.
Jatuhnya kerajaan Hindu-Budda yg menyebabkan kerajaan Islam berkembang pesat.

You might also like