Professional Documents
Culture Documents
1
C2H2 C6H6 komponen-komponen lain
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam
keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali
panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi
benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak
terdapat bebas di kerak bumi.
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang
kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak
cukup banyak karbida di alam.
2
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen
terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil
menjadi akumulasi komersial.
3
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak
bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada
waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya
minyak bumi.
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan
senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang
paling banyak terkandung di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri
dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana
juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen
sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
4
siklopentana sikloheksana
3. Aromatik CnH2n -6
1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih
tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan
akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam
keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari
oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
2. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik
dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk
itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam
bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa
monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam
Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %.
Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat
racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil.
Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen
klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak
dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi
tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
5
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses
catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan
produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power
generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen
logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang
dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium
dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya
titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
1. Destilasi
6
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan
suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Menara destilasi
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom
dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik
didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang
terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada
suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah
lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
7
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
2. Cracking
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.
8
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik
melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat
asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana
sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c. Hidrocracking
3. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk
strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.
Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
4. Polimerisasi
9
seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah
sebagai berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
5. Treating
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi
dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point
yang rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi
atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai
masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa
gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta
hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi,
10
hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian
diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur
dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang
lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara
selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu
dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh
enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah
senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik,
dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat
menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated
dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-
desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut
juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan
kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika
disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan
menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi
juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
11
biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses
dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke
absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni.
Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur
yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
6. Blending
12
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang
dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL
berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas,
agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan
penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi
dapat menimbulkan pencemaran udara.
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari
perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon;
atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda.
Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat dan
kelakuan yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin “berat”.
Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana dan butana.
Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih
masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18
berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
Bilangan Oktan
Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh
piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan
api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara ? bensin juga
bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Bilangan oktan
suatu bensin memberikan informasi kepada kita tentang seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas
ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi),
maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres
sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi
pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
13
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87%
oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar
secara spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya
diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak
melebihi angka tersebut.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE
(methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE ini selain
dapat meningkatkan bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada campuran
gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin
yang menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga
berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat
penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa
mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah
pertama adalah asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas
rumah kaca.
Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA
(purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya
adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi
senyawa aromat, yaitu para-xylene. Rumus kimianya tahu kan? Bentuknya senyawa
benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan C3 dari molekul benzen
tersebut.
14
Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat
peta proses petrokimia diatas). PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini
kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester
inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir semua
pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk
memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang
terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan
pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya.
Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat
penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan
metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di Pertamina Unit
Pengolahan III dengan jenis produk dan peruntukannya disini.
Papan
15
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa
plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena,
yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah
kemudian jadi bermacam-macam produk mulai dari atap rumah (genteng plastik),
furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll.
Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada
pada tinta /cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang
biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementara untuk urusan seni patung
banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll.
Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas lagi
dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan
untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki
menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir
sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali. Lilin
parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui
proses filtering press. Kualifikasi mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas
yang berhubungan dengan titik leleh, warna dan kandungan minyaknya.
Pangan
16
maka bentuk molekul tiga dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini.
Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.
17
1. Bahan bakar gas
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas ( thermal expansion)
dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya
sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan
gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur,
tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990.
Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup
banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
18
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau
instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada
awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar
(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas
secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
Sumber: "http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji"
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bensin melalui proses cracking.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk
mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor.
19
Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika
dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6
yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain
itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan
mata dalam memandang.
20
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama,
jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas
bumi hanya 1,5 ton.
21