Professional Documents
Culture Documents
EKOLOGI
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya
Komponen penyusun ekologi :
1. Faktor biotik
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroba
2. Faktor abiotik
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi
FAKTOR BIOTIK
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua
makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang
meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam
ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor
kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia.
Penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungan disebut adaptasi
Macam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu:
1. adaptasi morfologi,
penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya
Contoh : gigi-gigi khusus, moncong, paruh, daun, akar
2. adaptasi fisiologi,
penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya
Contoh : kelenjar bau, kantong tinta, mimikri pada kadal
3. adaptasi tingkah laku
adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku
Contoh : pura-pura tidur atau mati, migrasi
Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
dan waktu tertentu
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu dan perubahan
ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi
Karakteristik populasi antara lain :
• kepadatan (densitas),
• laju kelahiran (natalitas)
• laju kematian (mortalitas)
• potensi biotik,
• penyebaran umur
• bentuk pertumbuhan
Dinamika populasi dapat juga disebabkan oleh :
a. Imigrasi
perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau
peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih
organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok
dari jenisnya
a. Emigrasi
peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih
organisme, sehingga populasi akan menurun.
Komunitas
Merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian
dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi
interaksi menciptakan kesatuan ekologi yang disebut
ekosistem.
Komponen penyusun ekosistem adalah produsen
(tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan
omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
Contoh komponen biotik
FAKTOR ABIOTIK
Faktor abiotik faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan
kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah :
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk hidup.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme dan menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan
menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang
berbeda pula menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi
Contoh komponen abiotik
a. Alelopati
b. Kompetisi
Interaksi antar komunitas
Interaksi antara komponen biotik dan abiotik
Contoh simbiosis
Belalang
(konsumen primer) Burung elang
Rumput Kadal (konsumen tertier)
(produsen) (konsumen
sekunder)
Jaring-jaring makanan merupakan hubungan yang
saling bersambungan antar komponen rantai makanan.
Contoh jaring-jaring makanan
Piramida Ekologi
Aliran energi dalam ekosistem dapat diperlihatkan melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan, tetapi untuk
mengetahui jumlah energi dari berbagai tingkat trofik
dapat dipelihatkan melalui piramida ekologi.
Terdiri atas :
a. Piramida energi
b. Piramida jumlah
c. Piramida biomassa
Piramida energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang
dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya.
Keseluruhan energi dalam sebuah ekosistem dapat diukur
dengan beberapa cara, yaitu :
1. Energi total pada tingkat trofik produser dapat diukur dengan cara
membakarnya (kalori atau energi panas dari pembakaran sama
dengan energi yang terkandung pada materi organik produser
2. Menentukan prosentase energi (dengan mengukur rata-rata
fotosintesis dengan respirasi serta menghitung jumlah energi yang
terperangkap di dalam materi hidup produser)
Sekitar 90 % energi hilang selama mengalir dari satu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang lebih
tinggi dan hanya 10 % yang dapat dimanfaatkan. Hal ini
karena :
1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan
dan dikeluarkan sebagai sampah
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian
dari tubuh organisms, sedangkan sisanya digunakan
sebagai sumber energi.
Piramida jumlah
Dengan cara menghitung jumlah makhluk hidup
pada setiap tingkat trofik.
Dalam kenyataannya, pengukuran jumlah energi
dengan cara menghitung jumlah makhluk hidup
mempunyai kelemahan, hal ini disebabkan
perbedaan ukuran makhluk hidup.
Piramida biomassa
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu
tertentu.
Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu
tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik
maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan
massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur
dalam gram.
Piramida biomassa masih memiliki beberapa kelamahan,
yaitu beberapa makhluk hidup memiliki kecenderungan
untuk mengumpulkan biomassa pada periode waktu lebih
panjang, sedangkan yang lainnya tidak.
Piramida ekologi
Piramida jumlah
B. Peran Komponen Ekosistem dalam Daur
Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah
siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-
reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut
siklus biogeokimia.
Daur karbon dan oksigen
Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer
berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam
karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat.
Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang
mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat
dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
Daur karbon dan oksigen
Daur air
Air merupakan alat transpor utama bagi pemindahan zat
dalam beberapa daur biogeokimia.
Molekul air sangat penting bagi kehidupan, misalnya
dalam proses fotosintesis dan beberapa reaksi metabolik di
dalam tubuh makhluk hidup.
Di atmosfer, air tersedia dalam bentuk uap air dan uap air
berasal dari proses evaporasi (penguapan) di laut. Selain
itu, juga dari evaporasi permukaan daun tumbuhan yang
disebut transpirasi.
Daur air
Daur nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari
udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh
tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan
beberapa jenis ganggang, serta dapat bereaksi dengan hidrogen
atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa
amonia (NH3), ion nitrit (N02-), dan ion nitrat (N03-).
Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada
akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang
bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob.
Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu
menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang
mati oleh bakteri.
Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu
Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan
nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi
nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus
nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Daur nitrogen
Daur fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa
fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati
diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat
anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.
Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut.
Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar
tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Daur fosfor
SUKSESI ALAMI DALAM EKOSISTEM
Suksesi penggantian secara alami antara satu komunitas
dengan komunitas lainnya yang didominasi oleh spesies
yang berbeda
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi
berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks
atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
Tahap –tahap Suksesi
1. Kolonisasi suatu bentuk atau pendudukan atau penguasaan
habitat oleh makhluk hidup
2. Modifikasi tempat pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang
dilakukan oleh koloni makhluk hidup
Suksesi primer
Terjadi jika komunitas asal terganggu secara total
sehingga terbentuk komunitas baru yang terdiri atas jenis
makhluk hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup
komunitas asal.
Terdiri atas 3 tahap, yaitu :
1. Tahap pioner merupakan tahap permulaan terbentuknya batu
karang, liken, tumbuhan kecil menahun (liken), dan
tumbuhan menahun (rumput). Kelompok makhluk hidup
yang mampu bertahan hidup pada tahap ini disebut komunitas
pionir, sedangkan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup
pionir.
2. Tahap pertengahan menggantikan tahap pioner, terdiri atas
terbentuknya rumput , semak, dan pohon yang tidak tahan
naungan
3. Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses
suksesi yang relatif stabil, tahan lama, jenis makhluk hidupnya
lebih banyak dan didalamnya berlangsung berbagai interaksi
antaranggota komunitas. Komunitas ini menggantikan tahap
pertengahan, terdiri atas terbentuknya pohon yang tahan
naungan. Ciri-ciri komunitas ini, yaitu :
Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup di
dalamnya
Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam bentuk
interaksi dibandingkan komunitas suksesional
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi
di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883.
Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula
muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan
lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan
kekeringanmelapuk membentuk tanah sederhana
mengundang pengurai membuat tanah menjadi subur
biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan
subur dan tumbuh rumput yang tahan kekeringan, serta
tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman
pioner dengan menaunginya membuat pionir menjadi
tidak subur rumput dan belukar mengadakan pelapukan
lahan diuraikan oleh jamur semak tumbuh dan
dominan pohon mendesak tumbuhan belukar hutan.
Suksesi sekunder
Terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total terhadap komunitas tersebut sehingga
masih terdapat kehidupan/substrat seperti sebelumnya.
Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal tetapi
tidak dari komunitas pionir.
Gangguan berasal dari peristiwa alami (angin, topan, erosi,
banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas
vulkanik, dan kekeringan hutan) atau akibat kegiatan manusia
(pembukaan areal hutan).
Proses dan laju suksesi bergantung dengan faktor lingkungan
letak lintang, iklim, dan tanah
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia
antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas
ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Suksesi
1. Ekosistem terestrial
2. Ekosistem akuatik
Ekosistem terestrial
Ekosistem terestrial (darat) tipe ekosistem yang sebagian
besar lingkungan fisiknya berupa daratan.
Penyebaran ekosistem terestrial berhubungan dengan
temperatur dan curah hujan.
Ekosistem ini memiliki bagian daerah yang luas dengan habitat
dan komunitas tertentu bioma
Macam-macam bioma :
1. Bioma hutan musim (hutan gugur)
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang.
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas,
dan gugur).
Hewan yang terdapat dalam bioma ini antara lain rusa, beruang, rubah,
bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak)
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun
tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang
keduanya tergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah,
kangguru, serangga, tikus dan ular.
3. Bioma gurun
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu siang hari tinggi sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari
suhu sangat rendah.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan
kalajengking.
4. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,
dan sejenisnya.
Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, landak, tupai, tikus, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
5. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas dan memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan
insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
6. Bioma hutan hujan tropik
Bioma hutan hujan tropik terdapat di daerah tropika dan
subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun.
Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).
Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme).
Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas,
yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.
Bioma (Ekosistem darat dalam skala luas)
Taiga
Padang rumput
Tundra
Hutan gugur
Savana Gurun
Ekosistem akuatik
Ekosistem akuatik (perairan) adalah tipe ekosistem yang
sebagian lingkungan fisiknya didominasi oleh air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem akuatik
adalah penetrasi cahaya matahari, substrat, temperatur,
dan jumlah material terlarur.
Jika perairan tersebut sedikit mengandung garam terlarut
ekosistem air tawar, sedangkan jika kadar garamnya
tinggi ekosistem laut.
Ekosistem air tawar
Dibedakan atas 2 kategori, yaitu ekosistem air tawar yang
airnya tenang atau diam (danau, kolam, rawa) dan ekosistem
air tawar yang airnya senantiasa bergerak (sungai dan parit).
Salah satu contoh ekosistem air tawar adalah danau suatu
badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Pada danau yang dalam terdapat suatu zona efotik (fotik)
dihuni oleh berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton
Di danau terdapat daerah yang dapat ditembus cahaya matahari
sehingga terjadi fotosintesis daerah fotik, sedangkan yang
tidak tertembus cahaya matahari daerah afotik.
Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang
drastis atau termoklin memisahkan daerah yang hangat di
atas dengan daerah dingin di dasar.
Produktivitas danau ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu suhu, penetrasi cahaya matahari dan nutrisi.
Berdasarkan komunitas tumbuhan dan hewan tersebar
sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi,
danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut :
1. Daerah litoral daerah dangkal dan cahaya matahari
menembus dengan optimal.
Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya
ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis
ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan
remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air
seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia
yang sering mencari makan di danau.
2. Daerah limnetik daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari.
Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan
sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi
selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton.
Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh
ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,
dan burung pemakan ikan.
3. Daerah profundal daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4. Daerah bentik daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan
produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
• Danau Oligotropik danau yang dalam dan kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
• Danau Eutropik danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam
organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Ekosistem air laut
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai
berikut :
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus
cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300
meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara
200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam
dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-
turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200-1000 m.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan
kedalaman 200-2.500 m.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m
Ekosistem laut pelagik
• Zona pelagik daerah ditmukannya hewan-hewan laut
yang berenang mencari makan, ekosistem ini disebut
ekosistem laut pelagik.
• Makhluk hidup dominan di laut fitoplankton (pada zona
fotik bagian laut yang masih dapat ditembus cahaya)
• Faktor utama yang mempengaruhi komunitas laut macam
dan jumlah material (nutrisi) terlarut di dalam air
Ekosistem laut bentik
• Bentik organisme yang hidup pada dasar laut baik yang melekat
maupun tidak, ekosistem ini disebut ekosistem bentik.
• Contoh : berbagai jenis ikan, kerang, tiram, udang, spons, anemon
laut
• Zona abisal daerah laut dalam yang sangat bergantung pada
materi organik dari zona fotik, ekosistem ini disebut ekosistem abisal
• Faktor yang berpengaruh terhadap komunitas bentik substrat
(substrat berpasir, substrat lumpur, dan substrat berbatu) dan suhu
(terumbu karang dan hutan bakau perairan hangat)
• Ekosistem terumbu karang tersusun dari sejumlah besar hewan
karang yang memiliki cangkang. Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Ekosistem ini umumnya ditemukan
di daerah akuator (khatulistiwa) perairan dangkal dan bersih.
• Ekosistem rawa mangrove mendiami suatu bagian wilayah pantai.
Makhluk hidup yang dominan tumbuhan khusus yang mampu
bertahan terhadap salinitas yang tinggi dari laut.
Manusia dan Lingkungan
Aktivitas Manusia yang Berkaitan dengan
Perusakan/Pencemaran Lingkungan
a. Penggundulan Hutan
Alasan terjadinya penggundulan hutan :
Pemukiman
Cocok tanam
Peternakan
Kayu
Serat
Dampak kerusakan akibat penggundulan hutan :
Erosi tanah
Banjir
Lahan terbuka dan kering
b. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan masuknya substansi-substansi
berbahaya ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan
menjadi berkurang atau fungsinya tidak sesuai dengan
peruntukkannya, disebabkan oleh aktivitas manusia maupun
oleh proses alami
Pencemaran akibat aktivitas manusia dipengaruhi 2 faktor
pertumbuhan populasi manusia yangs emakin meningkat dan
perkembangan teknologi.
Polutan makhluk hidup, zat energi, atau komponen lain yang
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Suatu zat
dapat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah
normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan berada pada
tempat yang tidak tepat.
Berdasarkan tempat kejadiannya, pencemaran lingkungan
terbagi atas :
1. Pencemaran udara
Polutan berupa gas hasil dari pembakaran bahan bakar
fosil karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur
dioksida, nitrogen oksida dan timah
i. Karbon dioksida
Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila
melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan.
Selain itu, gas CO2 yang terlalu berlebihan di bumi
dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi
panas. Pemanasan global di bumi akibat CO2 disebut
juga sebagai efek rumah kaca.
ii. Karbon monoksida
Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat
racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan
buangan mobil dan mesin letup. Hemoglobin memiliki daya ikat
(afinitas) yang tinggi terhadap karbon monoksida, sehingga
menyebabkan berkurangnya kemampuan darah untuk membawa
oksigen ke jaringan tubuh.
iii. Sulfur dioksida dan Nitrogen oksida
Sulfur dioksida (SO2) dan Nitrogen oksida (NO) dilepaskan ke udara
ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan biji logam.
Peningkatan konsentrasi di udara menyebabkan gangguan kesehatan
pada manusia bronkitis, radang paru-paru (pneumonia) dan gagal
jantung. Sulfur dioksida dan nitrogen oksida di atmosfer dapat
menimbulkan hujan asam hujan, embun, salju dan presipitasi
(kandungan kelembaban udara yang berbentuk cairan atau bahan padat)
lain yang tercemar asam.
Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih, korosi.
iv. Timah
ditemukan di udara, air, dan makanan, bila terdapat dalam
konsentrasi tinggi akan meyebabkan tubuh kehilangan kontrol
terhadap tangan dan kaki, kram, koma, dan kematian.
2. Pencemaran air
Pencemaran dapat terjadi pada sungai, danau dan laut
Penyebab pencemaran
i. Limbah rumah tangga
ii. Limbah anorganik
Limbah ini meliputi logam, logam beracun, seperti merkuri, tembaga,
seng dan kadmium
iii. Pupuk
Pupuk yang tidak diserap tumbuhan dapat terbawa oleh air hujan,
masuk ke sungai atau kolam menyebabkan perairan itu kaya akan
nutrien eutrofikasi (ditandai dengan adanya tumbuhan air yang
tumbuh secara tidak terkendali). Eutrofikasi menyebabkan
terhalangnya sebagian cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan ,
menimbulkan pendangkalan sungai, waduk atau danau sebagai akibat
pengendapan ganggang dan tumbuhan air yang mati di dasar perairan.
iv. Pestisida
senyawa kimia beracun yang digunakan oleh manusia
untuk mengontrol hama.
Pestisida meliputi :
• Herbisida untuk mengontrol atau mematikan biji-bijian tumbuhan
pengganggu. Herbisida dapat menyebabkan tumor dan kanker
• Fungisida untuk memberantas jamur patogen, sangat beracun
(metil merkuri)
• Insektisida untuk membunuh serangga hama, contoh DDT. DDT
spesifik untuk serangga dan terakumulasi dalam tubuh serangga.
DDT berpengaruh dalam pembentukan cangkang telur tipis dan
mudah pecah
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah berasal dari :
i. Limbah rumah tangga sampah-sampah plastik yang sukar
hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng
ii. Limbah industri yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
iii. szat kimia dari buangan pertanian, misalnya penggunaan pupuk
kimia dan pestisida yang tidak terkendali
Aktivitas Manusia yang berkaitan dengan
Pelestarian Lingkungan
1. Etika Lingkungan
Etika lingkungan penerapan etika yang didasarkan pada
tanggung jawab moral terhadap lingkungan
Tujuan tidak hanya sebatas mengkhawatirkan masalah
lingkungan, tetapi juga melahirkan rasa tanggung moral
kita terhadap lingkungan
Hubungan manusia yang menekankan keselarasan
lingkungan mengandung tiga nilai etis, yaitu :
a. Etika pengembangan SDA dikembangkan dan dijaga
kelestariannya
b. Etika pengawetan seluruh kehidupan harus dihormati, diawetkan
dan dilindungi
c. Etika keseimbangan penggunaan dan pengawetan SDA
didasarkan pada peneglolaan yang bijaksana. Nilai-nilai yang
terkandung :
Manusia bukanlah sumber dari segala nilai
Manusia seharusnya menjadi penyangga dan pengelola SDA yang
bijaksana bagi generasi masa mendatang
Pengelolaan SDA tidak bertujuan untuk memproduksi dan
mengkonsumsi
Perbaikan mutu kehidupan
SDA bersifat terbatas
Hubungan alam dengan manusia harus saling menguntungkan
Memelihara kestabilan dan mutu kehidupan
Tujuan ideal manusia berbagi dan memperhatikan
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu mencegah terjadinya pencemaran, pengawetan tanha, dan
pengaturan tata guna lahan dan air.
Prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian,
mencegah, dan menanggulangi pencemaran, yaitu sebagai
berikut :
a. Penanggulangan secara administratif
Pemerintah menerbitkan peraturan dan perundang-undangan untuk
mencegah pencemaran dan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber
daya alam, yaitu :
Pelarangan pembuangan limbah industri ke lingkungan secara langsung
Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap dengan saringan udara
Produk industri harus bersifat ramah lingkungan
Setiap industri harus memiliki IPAL
Setiap industri harus melakukan studi AMDAL
Pembangunan pabrik atau industri harus jauh dari daerah pemukiman
Menerbitkan buku panduan baku mutu lingkungan dan sosialisasi konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
b. Penanggulangan secara teknologi
Setiap industri harus memiliki unit pengolah limbah beserta
peralatannya. Cara lain adalah dengan membuat jalur hijau dan taman
kota di daerah perkotaan atau perindustrian dengan tujuan agar CO 2
yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan bermotor, mesin
pabrik, serta pernafasan makhluk hidup yang diserap oleh tumbuhan
melalui proses fotosintesis
c. Penanggulanan secara edukatif
Penanggulangan secara edukatif dapat dilakukan dengan mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka
dalam menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa bentuk usaha
pengawetan tanah, yaitu :
Menghindari terjadinya erosi dengan membuat sengkedan pada tanah
pertanian yang miring dan melakukan reboisasi pada lahan yang kritis
Mengembalikan kesuburan tanah dengan pemupukan, rotasi tanaman dan
penghijauan
Mengatur tata guna lahan dan air
Limbah
Limbah materi atau energi yang timbul akibat kegiatan
produksi, umumnya tidak dapat diikutsertakan lagi dalam
proses produksi tersebut.
Jenis-jenis limbah :
1. Limbah organik berasal dari bahan organik, baik tumbuhan
maupun hewan.
2. Limbah anorganik jenis limbah yang berasal dari alam,
tergolong limbah yang sulit atau tidak dapat diuraikan
3. Limbah berbahaya jenis limbah yang berasal dari bahan kimia.
Pemanfaatan Limbah Secara Langsung
limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung (tanpa
mengalami proses daur ulang).
Contoh : ampas tahu makanan ternak, eceng gondok
pembuatan barang kerajinan, dan sampah organik pupuk
Pemanfaatan Limbah melalui Daur Ulang
Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau
barang yang sudah tidak terpakai menjadi produk lain
yang bermanfaat.
Tujuan daur ulang :
menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan
melestarikan kehidupan makhluk hidup yang terdapat di suatu
lingkungan tertentu
menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di
dalam lingkungan
mengurangi sampah anorganik
mendapatkan tambahan penghasilan
mendapatkan sumber energi alternatif
mendapatkan bahan baku untuk beberapa produk
Langkah-langkah daur ulang :
Pemisahan pemisahan material yang dapat didaur ulang dengan yang
harus dibuang
Penyimpanan penyimpanan material kering yang sudah dipisahkan ke
penimbunan limbah
Pengiriman atau penjualan barang-barang bekas yang sudah terkumpu ke
pabrik atau pemulung
Limbah yang Dapat Didaur ulang dan produk hasilnya
kertas ----kertas baru
gelas-----membuat botol, gelas, atau piring yang baru
aluminium------kaleng pengemas
baja------------bahan baku pembuatan baja baru
plastik------------bahan pembungkus untuk berbagai keperluan (tas,
botol minyak pelumas, botol minuman dan botol shampoo)