Professional Documents
Culture Documents
Steam is contained in a closed rigid, container with a volume of 1 m 3. Initially, the pressure
and temperature of the steam are 7 bar and 500 oC respectively, the temperature drops as a
result of heat transfer to the surroundings. Determine the temperature at which condensation
first occurs, in oC and the fraction of the total mass that has condensed when the pressure
reaches 0.5 bar. What is the volume in m3, occupied by saturated liquid at the final state?
Diketahui : Vcontainer = 1 m3
P1 = 7 bar
T1= 500oC
6
Uwater = 2.3 x 10 J/kg
P2 = 0.5 bar
c
= 4200 J/kgoC
= 1000 kg /m3
water
water
Ditanya : a) Tcondesed
b) massa yang terkondensasi ( massa liquid)
c) Volume saturated liquid?
Asumsi :
- Sistem ini merupakan closed system sehingga terjadi proses isokhorik
- Tidak ada pengaruh potensial dan kinetik
- Tidak ada W dam Q yang masuk maupun hilang
Kondisi - Kondisi
1. Mula-mula sistem superheated dengan suhu 500 0C dan tekanan P1= 7 bar
Superheated
Steam
P1= 7 bar
T1 = 500 0C
Vtank = 1 m3
Uap Jenuh
Vtank = 1 m3
3. Pada keadaan ketiga, tekanan diturunkan hingga mencapai 0,5 bar (0,05 MPa). Pada
keadaan ini, telah terbentuk fase liquid dan masih ada yang tersisa dalam fase gas.
Steam liquid
P = 0,5 bar
Gambar 7. Diagram P-V beserta jalur proses untuk sistem di atas (Moran, et. al. 2011.
Fundamentals of Engineering Thermodynamics)
Jawab:
a. Mencari suhu yang terkondensasi
.
Oleh karena itu, suhu yang terkondensasi bisa dicari dalam steam table yaitu pada volume
spesifik 0.507 m3/kg digunakan volume ini karena sistem mengalami isokhorik dimana
volume spesifik tidak berubah. Dalam table ternyata tidak ada volume spesifik saturated
steam sebesar 0.507 m3/kg maka karena itu kita bisa melakukan interpolasi
y y 1 x x1
=
y 2 y 1 x 2x 1
Dengan y1 = 140, y2 = 145, x = 0.507, x1 = 0.5085, x2 = 0.446
y140
0.5070.5085
=
145140 0.4460.5085
y - 140 = 5 (0.024)
y = 140.12oC
sehingga suhu yang terkondensasi sebesar 140.12oC
b. Mencari volume yang terkondensasi
mtotal =
Vs
vs =
0.156 m3
3
3.24 m /kg
1 m3
3
0.507 m /kg
= 1.972 kg
m vapour =
Vv
vv
= 0.048 kg
Diketahui:
- Laju massa aliran air masuk sama dengan laju massa aliran air keluar =0
- Air di dalam tangki didinginkan dengan kumparan pendingin
.
Ditanyakan:
a. Turunan persamaan Tair di dalam tangki terhadap waktu.
b. Berapa T final dan konstan? Apakah sama dengan pada saat steady-state?.
c. Grafik variasi temperatur air dan benzena menurut waktu.
Asumsi
- Sistem berada pada kondisi tak-tunak karena adanya perubahan Temperatur terhadap waktu.
-Perpindahan kalor yang signifikan hanya terjadi pada kumparan pendingin. Sehingga,
pengaruh energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. ==0
- Temperatur air seragam di semua tempat dalam tangki. =()
- Air di dalam tangki adalah inkompresibel, sehingga tidak ada perbedaan tekanan antara sisi
masuk dengan sisi keluar. = sehingga, =
= Q- W + ( h 1h 2)
d (mcv . u)
dt
du
m. dt
= Q - W + ( h 1h 2)
= Q - W + ( h 1h 2)
Karena air diasumsikan inkompresibel, maka energi dalam spesifik hanya bergantung pada
suhu, oleh karena itu, aturan berantai bisa digunakan untuk menuliskan
du du dT
dT
=
.
=
c.
dt dT dt
dt
Berdasarkan persamaan untuk model gas inkompresibel dengan kalor jenis dianggap tetap,
maka berlaku:
21=(21)+(21)
Karena tekanan pada aliran masuk dan keluar diasumsikan sama, maka:
12=(12)
12=()
Dengan mensubstitusi persamaan-persamaan diatas, didapatkan:
du
m.c. dt = Q - W + . c (TiT )
Kedua ruas dibagi dengan . menjadi:
du
+
.
dt m T =
QW
m.c
m . Ti
Apabila persamaan tersebut dianalogikan dengan persamaan diferensial linear orde pertama,
yaitu:
dy
dx +a.=()
Dengan
= , = dan a = konstanta
Maka, dengan menggunakan pengali berupa faktor integrasi (IF) pada kedua ruas, penyelesaian
variabel tersebut adalah:
=exp(a)
=exp( m )=exp m .t
.=() . .
exp
QW
= m.c
.t ). T
m
exp ( m .t ). T
exp
QW
m.c
m
.t ). T
m
m . Ti) . exp
( m .t )
+ m . Ti) . exp
QW
.c
+ Ti). exp
( m .t ) dt
( m .t )
+C
+C
.t . T
exp m
= .c
( )
Q W
.c
T=
T=
Ti+
+ Ti). exp
+ Ti -
( m .t )
Q W
. c /exp
Q W
. c (1- exp
270 kg
3600 s
.t
45 kg
T = 31822 1- exp (6 t ) )
6 t
T = 31822 1- e
)
6
T = 31822 1- e
)
Q W
.c
( m .t )
( m . t )
T = 31822 1-0)
T= 296 K
Jika steady state
0 = Q - W + . c (TiT )
T=
7,6 J / s (0,6 ) J /s
270 kg
.4,2 J /kgK
3600 s
+ 318
T = 295,78K
Dari kedua perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa temperatur final dan konstan untuk
keadaan tak tunak (unsteady-state) sama dengan temperatur final dan konstan pada keadaan
tunak (steady-state), yaitu sebesar 296 K atau 23C
Tabel variasi temperatur air menurut waktu
T(s)
0
0,025
0,05
0,075
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
2
3
3
4
T(K)
318
314,93
56
312,29
8
310,02
78
308,07
39
302,62
63
299,63
66
297,99
58
297,09
53
296,60
11
296,32
99
296,18
11
296,09
94
296,05
45
296,00
01
296
296
296
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
T=
318+
T=
7,6 J / s (0,6 ) J /s
270 kg
.1,052 J /kgK (1- exp
3600 s
31888,7
(1- exp
270 kg
3600 s
.t
45 kg
270 kg
3600 s
.t
45 kg
T
318
295,01
06
277,97
96
256,01
59
237,34
67
231,72
36
230,03
229,51
99
229,30
05
229,3
229,3
229,3
0,6
0,8
1
2
3
3
4
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
Dari kedua grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis senyawa akan berpengaruh
pada perubahan suhu terhadap waktu.
Third Problem
1. One needs to understand the concept of conservation energy and mass, in order to understand
how a calorimeter works. Start the general formula of the first law of thermosynamics and
describe all of the terms in the equation using real-life example. Read the paper and try to
simplify the general formula based on the information of the calorimeter set up and how the
measurment is carried-out. If you work in a systematic way then you should obtain the first
equation (equation 1) given in the paper. State all of your assumptions clearly. Apparently heat
loss term Qlst is not included in the final working equation for heat capacity measurment
(equation 3). Consider all kind of heat transfer modes that potentially contribute to this term and
explain how they were minimized in the experiment.
Jawab:
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan tetapi dapat dikonservasi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.
Hal ini dinyatakan pada sistem yang mengalami kenaikan energi internal sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja
yang dilakukan oleh sistem ke lingkungan, atau dapat ditulaskan sebagai berikut:
U =QW
Dimana U adalah energi internal, Q adalah kalor, dan W adalah kerja.
Prinsip dasar ini dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, salah satunya adalah
kalorimeter. Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat dalam suatu reaksi kimia, alat ini mengubah energi listrik menjadi energi
panas. Prinsip kerja kalorimeter tidak menggunakan perubahan kecepatan maupun
ketinggian serta tidak ada kerja pada sistem, maka persamaan dasar hukum
termodinamika yang pertama dapat diturunkan untuk kalorimeter:
v2
H+
+ g Z =QW
2
H=H 2H 1=Q
Dengan H sebagai entalpi spesifik dan Q seperti sebelumnya.
H ( T out , Pout )H ( T , P )
Q Qlst
Q
=
=
(T out T )
m(T
out T ) m(T
o u t T )
Qlst
adalah suhu. Penggunaan persamaan isobarik secara umum nyatanya tidak dapat
digunakan karena hampir semua fluida mengalir secara non-isobarik. Koreksi tekanan
pada densitas rendah dan efek Joule-Thomson besar menjadi faktor pengoreksi untuk
memperoleh kapasitas panas sesungguhnya. Suatu percobaan dilakukan sebagai koreksi
dengan melakukan percobaan menggunakan larutan blanko lalu mengukur perubahan
tekanan dan temperatur disaat tidak ada kalor yang masuk ke dalam fluida. Besarnya
kalor yang hilang (Qlst) juga dapat diabaikan karena tidak dapat diukur secara pasti dan
umumnya menjadi penyebab kesalahan dalam eksperimen. Untuk menghilangkan
variabel ini maka harus diasumsikan bahwa aliran massa mengalir secara tak hingga,
sehingga:
Qlst
Q
Q
lim c p =
=
m(T
out T ) m(T
out T ) m(T
out T )
m
Dengan menggunakan pembanding blanko dan mengurangi data hasil eksperimen suhu
blanko (b) dengan temperatur pada kalor masuk (a), maka:
Q
c p (T , Po )=
m[(T
out T )a( T out T ) b ]
Kapasitas kalor dipengaruhi oleh T dan
Po
dengan T
didefinisikan sebagai:
1
T = [ ( T out + T )a + ( T out T )b ]
2
Hal ini mengasumsikan aliran bersifat adiabatik, tunak, dan kalor masuk hanya daya
listrik. Untuk memperoleh hasil yang maksimal pada percobaan kalorimeter terdapat
beberapa hal yang dilakukan, yaitu:
2. The steam table listed in introductory chemical engineering thermodynamics books contain data
of entalpy as a function of temperature and pressuare. The data were obtained using calorimeters
such as the one reported in the paper by Sandarusi et al. Describe how you carry-out the
experiment to determine h=h(T,P).
Jawab: