You are on page 1of 90

Ternyata

Yesus
Tidak Disalib
Solihan Mahdum Cahyana
Tiga Serangkai
Solo

(dari sampul belakang)


Pada hari Raya Paskah, Menurut Injil Matius, Markus dan Yahya ada kebiasaan penguasa
melepaskan seorang tawanan. Kesempatan ini digunakan oleh Pilatus untuk menawarkan
kepada orang Yahudi: Yesus atau Barabbas yang dilepaskan.
Maka jawab orang Yahudi: Barabbas yang dilepaskan. Ternyata “Barabbas” bukanlah nama
diri dari seseorang. Barabbas adalah bahasa Aram, dari kata bar yang berarti “putra dari” dan
abbas yang berarti “ayah” Pada teks awal dalam al-Kitab tertulis: Yesus Barabbas jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Yesus Putra Bapa.
Jika demikian, sebenarnya Yesus dan Barabbas itu satu orang. Oleh karena itu, jika Barabbas
dibebaskan, sama artinya dengan Yesus juga bebas. Dengan demikian penyaliban atas Yesus
tidak terjadi. Al-Qur’an pun menyebutkan bahwa, baik pembunuhan maupun penyaliban
tidak ada (Q.S. 4:157)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

1
Ternyata Yesus Tidak Disalib
Solihan Mahdum Cahyana

Editor: Sukini
Desain sampul: Annas Marzuki S
Desain isi: Annas Marzuki S
Penata letak isi: Tofa
Cetakan pertama: April 2008
Penerbit Tiga Serangkai
Jln. Dr.Supomo 23 Solo 57141
Tel. (0271) 714344, Faks. (0271) 713607
http://www.tigaserangkai.co.id
e-mail:tspm@tigaserangkai.co.id

Anggota IKAPI
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Cahyana, Solihan Mahdum

Ternyata Yesus Tidak Disalib/Solihan Mahdum Cahyana-Cet. I-Solo


Tiga Serangkai, 2008
xii, 140 him.; 21 em

ISBN 978-979-018-606-4 1.
Agama I. Judul

©Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


All Rights Reserved

Dicetak oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

2
KATA PENGANTAR PENERBIT

Bagi sebagian besar umat beragama, Yesus sering kali dipandang sebagai sosok enigmatik.
Sejarah hidupnya pun kerap dirasa sarat misteri. Tak urung, bera gam pertanyaan tentangnya pun
bermunculan, salah satunya adalah benarkah Yesus disalib? Jika Yesus memang disalib, kapan itu
terjadi? Jika Yesus tidak disalib, sebenarnya apa yang terjadi pada beliau?

Pertanyaan-pertanyaan ini senantiasa menggelitik banyak benak, menggedor-gedor meminta


kepastian jawaban. Sayangnya, selalu saja jawaban itu dirasa kurang tuntas bagi sebagian orang,
menyisakan segunung penasaran. Di samping itu, sumber-sumber yang membicarakan mengenai Yesus
pun, baik "kitab suci", buku, makalah seminar, maupun cerita lisan, memberikan paparan yang
berbeda-beda mengenai masalah ini. Belum lagi masing-masing sumber tersebut ditafsirkan dengan
bermacam penafsiran pula. Alhasil, kebingungan pun tak dapat dihindari.

Meskipun demikian, Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa penyaliban itu tidak pernah
terjadi, sebagaimana firman Allah:

             

                 

     

Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah," padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi
(yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih
pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-
benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi
mereka tidak yakin telah membunuhnya. (QS AnNisa': 157)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

3
Apa sesungguhnya yang terjadi pada Yesus? Buku Ternyata Yesus Tidak Disalib, memberikan
jawaban yang gamblang atas pertanyaan ini. Pembahasan dalam buku ini dilakukan dengan jernih,
jujur, objektif, dan jauh dari prasangka maupun tendensi. Penulis memaparkan benar atau tidaknya
Yesus disalib berdasarkan data-data yang valid dari berbagai sumber. Maka, buku yang tengah Anda
pegang ini adalah buku yang sangat menarik dan kaya perspektif, baik religius, historis, sosiokultural,
maupun linguistik. Buku ini akan memberi Anda kepuasan, baik spiritual maupun intelektual.

Tiga Serangkai

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

4
KATA PENGANTAR PENULlS

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb sekalian alam. Shalawat dan salam bagi
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta para sahabat dan pengikutnya yang setia. Atas hidayah,
taufik, dan inayah-Nya serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka pokokpokok pikiran
yang selama ini disampaikan dalam bentuk lisan, kini bisa sampai di tangan Anda dalam ben.tuk
tulisan.

Kami sadar dan nglenggono bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, baik dari segi
teknis, sistem penyajian, maupun pembahasannya. Oleh karena itu, di sini perlu kami sampaikan
dasar pertimbangan yang menjadi pangkal berpijak dalam pembahasan buku ini.

Dalam membahas suatu paham atau kepercayaan, apalagi yang terkait dengan agama, perlu
diperhatikan adanya beberapa kata atau istilah yang sama, tetapi memiliki latar belakang serta
pengertian yang jauh berbeda. Kadang-kadang, dalam satu paham dan kepercayaan yang sama, bisa
muncul pemahaman yang berbeda. Apalagi, di antara paham dan kepercayaan yang berbeda. Belum
lagi, bagaimana memandang masa depan kehidupan manusia. Secara umum, sumber yang
menyebabkan timbulnya perbedaan paham dan pengertian, bertolak dari pengertian tentang wahyu
Tuhan, kitab suci, dan iman.

Dr. T. Jacobs SJ menerangkan pengertian wahyu Ilahi, berdasarkan hasil Konsili Vatikan kedua
(1962-1965) sebagai berikut: Kitab Suci sebenarnya tidak (Iangsung) menerangkan sabda Allah,
tetapi (pertama-tama) kata-kata manusia. Wahyu Tuhan tidak berupa "dikte", di mana Tuhan
menyebut satu per satu segala kata yang harus ditulis oleh pengarang suci. Tuhan menyatakan Diri
secara hidup kepada seorang manusia. Dan, tanggapan manusia itu yang kebanyakan kalinya berupa
refleksi atas kejadian sejarah ditulis menjadi Kitab Suci.

Prof. Dr. C. Groenen OFM memberikan keterangan sebagai berikut: Para nabi biasanya
menyampaikan nubuat dan khotbahnya secara lisan. Nubuat-nubuat, khotbah-khotbah, dan
wejangan nabi-nabi itu, kemudian disadur, ditambah, dan disesuaikan dengan keadaan baru,
terutama sekitar nabi-nabi yang terdahulu muncul bermacam-macam cerita untuk meluhurkannya
maka masuklah apa yang disebut legenda dan mitologi. Semua bahan tersebut, yang beredar pada
umat Israel dan tumbuh sepanjang sejarah, akhirnya dibukukan dan menjadi Alkitab atau Kitab Suci.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

5
Dr. D.C. Mulder menjelaskan mengenai apa yang disebut Kitab Suci sebagai berikut: Naskah-
naskah yang asli (awal) dari Kitab Suci itu sudah tidak ada lagi. Yang ada pada kita sekarang ini
hanya turunan atau salinan. Dim, salinan itu pun bukannya salinan langsung dari naskah asli (awal),
melainkan salinan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu, terseliplah
salah salin. Akibatnya, menurut Bart D. Ehrman dalam bukunya, Agama Israel Kuno, terjadilah
"kesalahan penyalinan dalam Kitab Suci".

Th. C. Vriezen mengatakan bahwa "kesalahan dalam penyalinan tersebut" ada yang tidak disengaja, tetapi ada
yang memang disengaja. Dengan kata lain, dalam proses sejarah, banyak sumber kuno itu yang diterbitkan ulang atau
diredaksi, yaitu diolah kembali oleh penyadur (Agama Israel Kuno).

Untuk mengatasi sifat-sifat dogmatis, yaitu suatu paham atau kepercayaan yang didasarkan
pada gagasan manusia, yang kemudian disahkan atau ditetapkan menjadi ajaran resmi -- hal demikian
itu sering dijadikan sebagai batas pemisah untuk membela dan dijadikan sebagai benteng
perlindungan -- maka dalam pembahasan ini, kami akan berusaha mendasarkan sikap serla pola
pandang sebagai berikut.

1. Allah mengutus para nabi dan rasul kepada umatnya. Wahyu Allah yang diturunkan kepada
para nabi dan rasulNya merupakan nukilan dari Ummul Kitab, yaitu Kitab Induk
kepunyaan Allah (QS 13: 38-39, 43: 4).

2. Wahyu Allah yang dlturunKan Kepada para nabi dan rasul-Nya, diberikan menggunakan
bahasa yang dipakai oleh rasul dan kaumnya, dengan maksud supaya rasul-Nya bisa
memberikan keterangan secara jelas dan tepat (QS 14: 4).

3. Allah bukan hanya menurunkan wahyu-Nya, melainkan juga menjaga kesucian dan
kemurniannya, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya (QS 15: 9). Dan, para nabi dan
rasul-Nya merupakan satu kesatuan secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, di samping supaya mengajarkan petunjuk-Nya kepada umatnya, para nabi dan
rasul-Nya juga mengemban amanat supaya melakukan mushaddiq, yaitu pembenaran atas
wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul yang sebelumnya (QS 3: 81) sehingga
dalam perkembangan wahyu Allah (QS 16: 101), terjadilah apa yang disebut nasikh dan

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


6
mansukh (QS 2: 105-106, 13: 38-39). Hal tersebut dikarenakan "faktor pertumbuhan dan
perkembangan bahasa manusia", yang digunakan Allah untuk menurunkan wahyu-Nya
kepada nabi dan rasul-Nya (QS 14: 4). Oleh karena itu, Allah menjadikan "bahasa manusia"
sebagai ayat bagi orang yang memiliki ilmu (QS 30: 22).

4. Wahyu Allah itu mempunyai "asas", yaitu dasar atau pangkal berpijak. Karena wahyu Allah
diturunkan secara berangsur-angsur maka sebelum selesai, tidak dibenarkan mengeluarkan
pendapat atau membuat kesimpulan. Setiap turun ayat, hendaknya dipahami pengertian
atau nilai i1miahnya dahulu (QS 20: 114). Dan, apabila wahyu Allah sudah selesai
diwahyukan, dilarang mempersoalkan apa yang tidak dinyatakan dalam ayat wahyu-Nya
karena cara demikian akan menimbulkan kesulitan bagi manusia itu sendiri. Sekiranya hal
itu ditanyakan ketika wahyu Allah masih dalam proses pewahyuan, tentu akan diberikan
keterangan (QS 5: 101). Maka manusia hanya supaya mengikuti atau bertolak dari apa yang
dinyatakan dalam ayat wahyu-Nya (QS 6: 50, 7: 203, 10: 15, 109). Oleh karena itu, ayat-
ayat wahyu-Nya supaya di-tadabur, yaitu dibaca, dipahami artinya, serta dipahami hubungan
pengertiannya sehingga bisa diperoleh kesimpulan yang tepat (QS 38: 29). Dengan
demikian, akan diperoleh pengertian bahwa seluruh petunjuk wahyu-Nya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan (QS 4: 82) sehingga manusia bisa memperoleh ra'yu atau
"pendapat" yang diajarkan Allah dalam ayat-ayat wahyu-Nya. Ra'yu atau pendapat yang
diajarkan Allah itulah yang hendaknya dijadikan pegangan dalam menyelesaikan persoalan
yang terjadi dalam kehidupan manusia (QS 4: 105).

5. Akal manusia hanya supaya dipakai atau digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
memahami wahyu Allah (QS 53: 1-5). Oleh karena itu, dalam Al-Our'an tidak ada kata aql.
Yang digunakan adalah kat a kerjanya (fi'i!), yaitu ya 'qilun atau ta 'qilun.

Dengan demikian, menempatkan atau mendudukkan "akal sebagai da~il" kiranya perlu
direnungkan kembali secara jernih karena manusia hanya supaya mengikuti petunjuk wahyu-Nya.
Jika akal didudukkan sebagai "dalil", berarti kedudukan akal disamakan dengan kedudukan wahyu
Allah dan sunnah rasul-Nya. Dalam upaya yang demikian itu, kami sadar bahwa banyak persoalan
yang masih memerlukan kemampuan, keberanian, serta kedewasaan. Oleh karena itu, tegur sapa,
saran, dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari para sahabat dan handai taulan yang
budiman. Tak luput, kami berdoa semoga langkah kita mendapat rida Allah serta memberikan

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


7
kemaslahatan dalam kehidupan di dunia dan akhirat nanti. Semoga semua kebaikan dan perbaikan
yang Anda berikan sehingga terwujud tulisan ini menjadi tanaman amal saleh yang diridai Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Amin ya Rabba/'alamin.

Penulis

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

8
DAFTAR ISl

KATA PENGANTAR PENERBIT


KATA PENGANTAR PENULlS
DAFTAR ISI

KISAH KELAHIRAN YESUS


A. Silsilah Yesus dalam Injil Perjanjian Baru
B. Anak Allah
C. Kisah Kelahiran Yesus Mel'lurut Matius
D. Nama Yesus

KEADAAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI ISA AS.


A. Firman Allah
B. Maryam dan Isa Ibnu Maryam
C. Janji Allah kepada Bani Israel
D. Israel Melanggar Janji Allah
E. Keadaan Bani Israel pada Zaman Nabi Isa a.s
F. Peringatan Keras Nabi Isa terhadap Ahli Taurat dan Orang Parisi

RENCANA PEMBUNUHAN TERHADAP YESUS


A. Sidang Majelis Besar
B. Rencana Pembunuhan terhadap Yesus

PERBEDAAN KISAH PENANGKAPAN YESUS


A. Drama Penangkapan Yesus
B. Penangkapan di Taman Getsemani
C. Kisah di Taman Getsemani
D. Perbedaan Kisah di Taman Getsemani
E. Catatan dari Injil Kanonik
F. Kisah Injil Sinoptik

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


9
TUDUHAN TERHADAP SIMON PETRUS
A. Jawaban Petrus Atas Tuduhan terhadap Dirinya
B. Laporan Matius
C. Laporan Lukas
D. Laporan Markus
E. Laporan Yahya
F. Orang-Orang Galilea
G. Orang Nazarea

GAGASAN PAULUS TENTANG PENYALIBAN DAN PENEBUSAN DOSA


A. Drama Pertobatan Paulus
B. Predikat atau Jabatan Kristus
C. Gagasan Paulus tentang Penyaliban
D. Gagasan Paulus tentang Penebusan Dosa
E. Mengapa Paulus Bisa Sehebat Itu?

KISAH PENYALIBAN YESUS


A. Pilatus
B. Pertanyaan Pilatus kepada Yesus
C. Barabbas
D. Perjalanan Menuju Goigota
E. Kapan Waktu Penyaliban Itu?

PANDANGAN AL-QU’R'AN TERHADAP PENYALIBAN ISA IBNU MARYAM


A. Bal Rafa'ahullah Ilaihi
B. Penyaliban Isa Ibnu Maryam

KESIMPULAN
DAFTAR PUS TAKA
TENTANG PENULIS

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


10
KISAH KELAHIRAN YESUS
A. Silsilah Yesus dalam Injil Perjanjian Baru

Matius 1: 1-17
1. Ibrahim 22. Yaram
2. Ishak 23. Ahaz
3. Jakub 24. Hizkiz
4. Yehuda (dengan Tamar) 25. Manasah
5. Paris 26. Amun
6. Ezram 27. Yasis
7. Aram 28. Yechoya
8. Aminadab 29. Syaatiel
9. Nasyun 30. Ze Rubail
10. Salmun 31. Abihud
11. Boaz 32. Elyakim
12. Obed 33. Azur
13. Jisai 34. Saduk
14. Daud 35. Achim
15. Suleman 36. Elihud
16. Re Habiam 37. Eliazar
17. Abid 38. Mattan
18. Asa 39. Yakub
19. Yosepat 40. Yusuf
20. Yaram 41. Yesus
21. Uzia

Lukas 3: 23-37
1. Yesus 6. Melchi
2. Yusuf 7. Janna
3. Heli 8. Yusuf
4. Matat 9. Matatias
5. Lewi 10. Amos

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

11
11. Nahun 45. Obed
12. Esli 46. Boaz
13. Naggai 47. Sala
14. Maat 48. Nahsyun
15. Matatias 49. Aminadab
16. Simei 50. Arni
17. Yusich 51. Ezram
18. Yuda 52. Paris
19. Yuana 53. Yahuda
20. Resa 54. Yakub
21. Zarrubel 55. Ishak
22. Syualtiel 56. Ibrahim
23. Neri 57. Terah
24. Malchi 58. Nahar
25. Adi 59. Baruch
26. Kasam 60. Ragau
27. Elmodam 61. Palik
28. Er 62. Abir
29. Yuso 63. Sala
30. Eliazar 64. Kainan
31. Yarim 65. Arpaksad
32. Mata 66. Sem
33. Lewi 67. Set
34. Simeon 68. Anak Adam
35. Yahuda 69. Anak Allah
36. Yusuf
37. Yonan
38. Elyakim
39. Malia
40. Minna
41. Matata
42. Natan
43. Daud
44. Jisai

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


12
Dalam hubungannya dengan silsilah Yesus, terkait dengan pembahasan selanjutnya, ada
sesuatu yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

1. Maka pada sangka orang, ia itu anak Yusuf .... (Lukas 3: 23).
2. Maka sekalian orang menyungguhkan Dia, serta haram akan perkataan yang elok keluar
dari mulutnya, sambil katanya: Bukankah la ini anak Yusuf? .... (Lukas 4: 22).
3. Maka kata mereka itu: Bukankah orang ini Yesus, anak Yusuf yang ibu bapaknya kami
kenai? (Yahya 6: 42).

Injil karangan Markus dan Yahya tidak menyebutkan mengenai silsilah Yesus. Matius
menyusun silsilah dari Ibrahim, Yehuda (dengan Tamar) sampai kepada Yesus, empat puluh
satu keturunan. Sedangkan, Lukas menyusun silsilah dari Yesus sampai kepada Adam dan
"Anak Allah", enam puluh sembilan keturunan. Jadi, selisih jumlah keturunan antara silsilah
yang dibuat Matius dan Lukas adalah dua puluh delapan keturunan. Dalam kedua silsilah,
terdapat nama-nama yang sama, yaitu Erzam, Aram, (Lukas: Arni), Aminadab, Nahsyun,
Salmun, (Lukas, Sala), Boaz, Obed, Jisai, Daud (dalam Lukas, Sulaeman tidak ada),
Zerubabel,' Yusuf, dan Yesus. Yang ada persamaan sebanyak tujuh belas nama. Perbedaan
yang sangat jauh ini menunjukkan bahwa keakuratan kisah tersebut menjadi masalah yang
krusial untuk dicermati.

B. Anak Allah

Lukas membuat silsilah Yesus sampai kepada "Anak Allah". Dalam Perjanjian Lama,
juga kita dapatkan kata "Anak" dalam hubungannya dengan "Tuhan". Misalnya, Israel ialah
anak-Ku yang sulung (Keluaran 4:22). Bahwa kamulah anak-anak Tuhan Allahmu, sebab itu
janganlah kamu menorah tubuhmu atau mencukur bulu di antara kedua belah matamu,
karena sebab seseorang yang sudah mati. Karena kamulah suatu bangsa yang suci bagi Tuhan
Allahmu, maka telah dipilih Tuhan akan kamu, supaya daripada segala bangsa yang ada di
atas bumi kamulah menjadi bangsa milik-Nya (Ulangan 14: 1-2). Bahwa pada bangsa Israel
lagi budak kecil, maka Ku-kasihi akan dia dan Ku-panggil anak-Ku dari Mesir (Hosea 11: 1).

Dalam Injil Perjanjian Baru, juga terdapat sebutan "Anak Allah".

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


13
1 . Maka kata malaikat kepada Maryam: Jangan takut hai Maryam, karena engkau sudah beroleh anugerah Allah.
Engkau beranak laki-Iaki, hendaklah engkau namakan Yesus.

la (Yesus) akan dikatakan Anak Allah Yang Maha Tinggi, maka Tuhan akan mengaruniakan kepadanya
TAHTA DAUD.

Ia akan menjadi Raja atas Benih Yakub.

Lalu kata Maryam kepada malaikat: Bagaimana perkara ini boleh jadi, karena hamba belum mengetahui laki-
laki?

Jawab malaikat: Rohul Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau.

Sebab itu yang Kudus yang aakan diperanakkan itu , kelak dikatakan Anak Allah. (Lukas 1: 30-35)

Dalam Matius 1:23, anak Maryam dikatakan bernama Emanuel -- yang artinya "Allah
bersama kita". Nama ini hanya sekali disebut, sedangkan dalam Injil lain tidak ada.

2. Kata Natanael kepada Yesus: Ya Rabbi, Rabbilah Anak Allah, Rabilah Raja Bani
Israel (Yahya 1: 49).

Inilah permulaan Injil dari hal Yesus Kristus Anak Allah (Markus 1: 1). Maka sahut
Simon Petrus, katanya: Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang Hidup (Matius 16: 16).

Apabila diperhatikan secara cermat, sebenarnya penggunaan predikat "Anak Allah"


dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada keterkaitan dan kesinambungan. Meskipun
demikian, perlu disadari adanya arah dan maksud lain yang lebih jauh dalam Perjanjian Baru.

Dalam Perjanjian Lama, "Anak Allah" mengarah bahwa Israel adalah umat pilihan Allah
dan umat kekasih Allah. Sedangkan, dalam Perjanjian Baru, lebih jauh diarahkan pada "Tuhan
akan mengaruniakan takhta Daud". Jadi, mengangkat soal "kekuasaan dan kerajaan", secara
fisik mengacu pada Bani Israel, dan akan dikatakan: akan menjadi Raja atas "Benih Yakub".

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

14
Mengapa disebut Benih Yakub? Karena Yakub itulah yang disebut "Israel" (Kejadian 35:10,
Yesaya 48:1). Dan, Israel artinya adalah "orang yang berlaku seperti seorang raja di hadapan
Al,lah dan manusia" (Kejadian 32: 28).

Dalam Injil Perjanjian Baru disebutkan: Tetapi kata Yesus kepada mereka itu: Wajiblah juga kepada
negeri lain pun Aku memberitakan khabar kesukaan dari hal KERAJAAN ALLAH, maka hal itulah sebabnya Aku
disuruhkan. (Lukas 4: 43). Kemudian, istilah Kerajaan Allah berubah menjadi dan disamakan
dengan "Kerajaan Surga" dalam Injil Perjanjian Baru.

C. Kisah Kelahiran Yesus Menurut Matius

Matius mendasarkan kisah kelahiran Yesus, anak Maryam itu, dari "ramalan" atau nubuat yang
difirmankan Tuhan dengan lidah nabi-nabi.

Maka sekaliannya itu berlaku supaya sampailah barang yang difirmankan Tuhan dengan lidah nabi-nabi,
bunyinya: Sesungguhnya anak dara itu akan mengandvng dan beranakkan seorang anak laki-laki, dan
disebut orang namanya: Immanuel, yang diterjemahkan artinya "Allah beserta kita". (Matius 1: 22-23)

Yang dimaksud, Maka sekaliannya itu berlaku supaya sampailah yang difirmankan Tvhan dengan lidah nabi ....
adalah Yesaya 7: 14 yang berbunyi, Maka sebab itu diberikan Tuhan sendiri svatu tanda alamat kepadamu kelak:
Bahwasanya anak dara itu akan mengandung dan beranakkan laki-Iaki seorang dan dinamainya akan dia Immanuel.
(Yesaya 7: 14)

Dr. Jerald F. Dirk, mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu, menjelaskan bahwa Matius bukan
seorang murid Yesus yang berbahasa Aram dan berkebangsaan Palestina. Penyusun Injil Matius
merupakan seorang yang sepenuhnya telah ter-Helenisasi dan menggunakan bahasa Yunani sebagai
bahasa wacana keagamaan, bukan bahasa Ibrani (Salib di Bulan Sabit, hlm. 185).

Tulisan Matius, "anak dara", ini akibat kesalahan dalam menerjemahkan Perjanjian Lama, yaitu
Yesaya 7: 14 bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani, menjadi "Septuaginta". Dalam bahasa Ibrani, almah
artinya "perempuan muda", diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, partenos, yang berarti "perawan".
Dalam bahasa Ibrani, "perawan" adalah bethulah (Cleyton Sullivan).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

15
Ada lagi yang perlu diperhatikan dari Yesaya 7: 14, yaitu: Bahwasanya anak-dara itu akan mengandvng
dan beranakkan laki-Iaki seorang .... Menurut lnjil karangan Markus 6:3, anak Maryam itu enam orang,
yang lima laki-Iaki dan yang seorang perempuan (Alkitab, LAI. 1960).

Perlu disadari bahwa kata "Emmanuel" dalam Injil Perjanjian Baru hanya dipakai sekali, yaitu
Matius 1: 23. Sedangkan, dalam Injil Perjanjian Lama, dipergunakan "dua kali", yaitu dalam Yesaya 7:
14 dan 8:8.

Apabila Matius menganggap nubuat Yesaya 7:14 terpenuhi pada kelahiran anak Maryam yang
disebut Emmanuel, yang diartikan "Allah beserta kita", Emmanuel berarti nama diri (orang). Oleh
karena itu, apabila Matius 1:23 dianggap sebagai pemenuhan nubuat Yesaya 7:14 maka Emmanuel
adalah nama anak Maryam. Namun, dalam Matius 1:25, Maryam memberi nama anaknya "Yesus".
Yesus sebenarnya merupakan bentuk Yunani dari kata Ibrani, Yeshua, Joshua, atau Yehoshua, yang berarti
"Tuhan akan menyelamatkan". Kata Tuhan merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani, Yahweh.

Apabila Matius menghubungkan Yesaya 7:14 sebagai ramalan untuk Yesus, hal ini terlalu jauh
keterkaitannya karena Yesaya 7:14 itu hubungannya dengan Raja Ahaz, sebagaimana dibicarakan
dalam Yesaya 7:1 dan seterusnya. Hal yang sama diungkapkan juga dalam 2 Raja-raja 16:2 dan 2
Tawarih 28:1-5. Jadi, janji tersebut terkait dengan Bani Israel yang dikhianati oleh rajanya, yang
merusak jalan Tuhan (Yesaya 3:12).

D. Nama Yesus

Menurut pengarang Injil Matius, nama "Yesus" diberikan oleh Yusuf, suami Maryam. Yusuf
disebut sebagai "anak Daud". Dalam mimpi, malaikat yang memperlihatkan diri kepada Yusuf
mengatakan, "Jangan engkau (Yusuf) khawatir menerima Maryam menjadi "istrimu" karena
kandungannya itu terbitnya dari Rohul Kudus (Matius 1: 19-21).

Dalam silsilah karangan Matius, Yesus adalah keturunan yang "ketiga puluh tujuh" dari Daud
(Matius 1:17). Jadi, dengan alasan atau dalih apa pun, pengarang Injil Matius mengakui bahwa Yusuf
dengan Maryam sudah menikah. Oleh karena itu, disebut "istrimu".

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

16
Menurut pengarang Injil Lukas, ketika mengandung, Maryam bermimpi bertemu dengan
malaikat yang mengatakan agar anaknya kelak diberi nama Yesus (Lukas 1:30-31), bukan Emanuel
(Matius 1:22-23). Dalam pelaksanaannya, nama Yesus bagi anak Yusuf dan Maryam itu diberikan
ketika memasuki hari kedelapan kelahiran anak tersebut. Anak itu disunatkan, kemudian diberi
nama Yesus, sesuai dengan pesan malaikat kepada Maryam tatkala anaknya itu masih dalam
kandungannya (Lukas 2:21).

Dalam silsilah yang dikarang oleh Lukas, Yesus adalah keturunan keempat puluh tiga dari
Daud (Lukas 2: 23-27). Jadi, selisihnya sangat jauh dengan Matius 1: 17.

Oalam buku Piwulang' Katolik, cetakan kedua, 1936, Kanisius Jogyakarta, jilid I, dijelaskan bahwa
nama Yesus itu berasal dari bahasa Ibrani, Jechoschua. Kemudian, masuk ke dalam bahasa Yunani, Jesous.
Karena pengaruh bahasa Latin, kemudian diucapkan menjadi Jesus. Dalam The Encyclopedia of The Bible,
dijelaskan bahwa Yesus (Latin), Yesous (Yunani), karena pengaruh bahasa Ibrani, diucapkan Jeshua,
Jehoshua, atau Joshua, yang artinya "Jehava sebagai Penebus" atau "Jehava sebagai Juru Selamat".

Maka la (Maryam) akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Dia Yes us, karena ialah
yang akan melepaskan kaumnya dari segala dcosanya. (Matius 1:21) (LAI 1960)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


17
KEADAAN BANI ISRAEL PADA ZAMAN NABI ISA A.S.
A. Firman Allah

Pengarang Surat kepada Orang Ibrani menjelaskan mengenai firman Allah sebagai berikut.

Setelah sudah Allah berfirman pada zaman dahulu kala kepada segala nenek moyang kita dengan lidah nabi-nabi beberapa
kali dan atas berbagai-bagai peri, maka berfirmanlah Ia pada akhirnya kepada kita di dalam Anaknya, yang ditetapkannya
menjadi waris segala sesuatu. Olehnya juga dijadikannya sekalian alam. ( Ibrani 1: 1-2)

Mengapa harus demikian? Jawabnya ada dalam Surat kepada Orang Ibrani itu juga.

Karena jikalau sungguh perjanjian yang pertama itu tiada bercela, perjanjian dengan Bani Israel niscaya tiada akan dicari
sebab yang kedua (Perjanjian Baru dengan Paulus). Karena ia menyalahkan mereka dengan firmanNya: Ingatlah, harinya
akan datang kelak, firman Tuhan: Aku akan mengadakan Perjanjian Baru kepada segala isi rumah Israel dan segala isi
rumah Yahuda, bukannya menurut seperti perjanjian yang sudah aku buat dengan segala nenek moyang mereka itu, pada
hari tatkala Aku memegang tangannya memimpin mereka keluar dari negeri Mesir. Karena tiada mereka itu tetap kepada
perjanjianku itu. Dan tiadalah Aku mengindahkan mereka itu firman Tuhan.

Karena inilah Perjanjian (Baru) yang hendak Ku-janjikan kepada segala isi rumah Israel kemudian daripada masa itu,
Firman Tuhan: Maka aku akan memasukkan hukum-hukumku ke dalam ingatan mereka itu, dan di dalam hati mereka itu
juga akan Ku-suratkan itu. Dan aku akan menjadi Tuhan mereka itu, dan mereka itu akan menjadi kaum kepadaKu.
(lbrani 8: 7-10)

Perjanjian yang pertama bahwa Allah berfirman dengan lidah nabi-nabi (Yeremia 7:25, Ibrani 1:1).
Dalam Perjanjian Baru, Allah berfirman "dalam anaknya" sebagai penjelmaan Kalam (logos) (Yahya 1:1-3,14)
yang terakhir, yaitu Paulus. Allah berfirman dengan Rohnya, dalam "hati manusia".

Dalam surat kirimannya, Paulus memberikan keterangan sebagai berikut.

Kamulah surat kiriman kami, yang tertulis di dalam hati' kami. Dan yang dikenal dan dibaca oleh orang sekalian.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


18
Maka nyatalah kamu menjadi surat Kristus yang ditulis oleh kami (Paulus), tertulis bukannya dengan dawat, melainkan
dengan ROH ALLAH yang hidup, bukannya di atas loh batu, melainkan pada Loh yaitu hati manusia.

Maka pengharapan yang demikian itu kepada Allah, kami peroleh dengan berkat Kristus. Bukan pula kami ini sendiri
pandai akan mengira barang sesuatu dengan kepandaian sendiri, melainkan kepandaian kami itu datang dari Allah. Ialah
(Allah) juga menjadikan kami pandai menjadi pesuruh Perjanjian Baru, bukan pula menurut seperti huruf, melainkan
menurut Roh karena huruf itu mematikan, tetapi Roh itu menghidupkan. (2 Korintus 3:2-6). Karena Allah telah
memberkati Paulus dengan segala berkat rohani dari surga di dalam Kristus, sebelum dunia ini dijadikan, supaya Paulus
suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan. (Epesus 1:3-4). Maka Aku (=Paulus) sudah dijadikan pelayan sidang itu, karena
kamu (Paulus) akan menyampaikan Firman Allah, yaitu rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun-
temurun, tetapi sekarang sudah dinyatakan kepada orang sucinya. Maka kepada mereka itulah Allah dengan kehendaknya
sudah menyatakan bagaimana kayanya kemuliaan rahasia itu kepada orang kafir, yaitu Kristus di dalam kamu (=Paulus)
itulah pengharapan akan beroleh kemuliaan, yang kami ini (=Paulus) beritakan, sambil menasihatkan tiap-tiap orang dan
mengajar tiap-tiap orang, dengan segala hikmat (Gnosis dan Stoa?) supaya dapat kami (=Paulus) mendirikan tiap-tiap
orang menjadi sempurna di dalam Kristus, Maka itulah maksud aku (=Paulus) berlelah juga dan berusaha dengan sungguh
sekadar kuasanya yang bekerja di dalam aku dengan kuat. ( Kolose 1: 25-29 )

Keterangan Paulus tersebut kiranya tidak terpisahkan dengan apa yang telah dijelaskan dalam Surat
Ibrani berikut ini.

Setelah sudah Allah berfirman pada zaman dahulu kala kepada . segala nenek moyang kita dengan lidah nabi-nabi beberapa
kali dan atas berbagai-bagai peri, maka berfirmanlah ia pula pada akhirnya kepada kita di dalam Anaknya, yang
ditetapkannya menjadi waris segala sesuatu, Olehnya juga dijadikannya sekalian alam. (Ibrani 1:1-2)

Jadi, menurut Injil Perjanjian Baru atau Paulusisme, firman Tuhan itu ada beberapa model. Pertama,
dengan lidah nabi-nabi. Kedua, dalam hati manusia. Ketiga, tertulis dalam hati Paulus, ditulis bukan dengan
dawat/tinta, melainkan dengan Roh Allah. Keempat, menjelma (inkarnasi) dalam daging, yaitu Yesus Kristus
yang mendatangkan kebenaran dan anugerah (Yahya 1:14 17).

Oleh karena itu, di dalam Injil Perjanjian Baru, banyak kita jumpai kata atau ungkapan: "Kristus di
dalam aku", "aku di dalam Kristus", atau "kamu di dalam Kristus". Kata atau ungkapan tersebut digunakan

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


19
dalam Injil Perjanjian Baru sebanyak 164 kali (Adolf Deissmann). Dan, jangan lupa bahwa Allah telah memilih
dan memberkati Paulus di dalam Kristus dengan segala berkat rohani dari surga, sebelum dunia ini dijadikan
(Epesus 1:3-4). Oleh karena itu, dalam suratnya kepada orang Galatia, Paulus menerangkan sebagai berikut.

Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku, tetapi hidup yang sekarang aku hidup
di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya
karena aku. (Galatia 2:20)

Jadi, dalam pengertian Injil Perjanjian Baru, yang dimaksud "wahyu Allah" ialah "Yesus itu
sendiri", sebagaimana dijelaskan dalam Injil karangan Yahya berikut ini.

Maka pada awal pertama adalah Kalam (Logos), dan· Kalam (Logos) itu bersama-sama dengan Allah, dan Kalam (Logos)
itu juga Allah. Adalah Ia pada mulanya beserta dengan Allah. Segala sesuatu dljadikan olehnya, maka jikalau tidak ada Ia,
tiadalah juga barang sesuatu yang sudah terjadi. (Yahya 1:14)

Maka kalam (Logos) itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita, penuh dengan kebenaran dan anugerah. (Yahya
1:14)

Prof. Dr. Jan Romein mengatakan bahwa Injil Perjanjian Baru awal, yang ditulis dalam bahasa
Yunani, sangat dipengaruhi paham mistik (kebatinan) Stoa dan filsafat Neo-Platonisme (Aera Eropa).
Dalam filsafat Neo-Platonisme, diungkapkan bahwa Logos awal sangat sempurna. Dia merenungkan
Dirinya, maka terjadilah "Emanasi", yaitu melimpah (dalam bahasa Jawa meleleh), melahirkan adanya
Logos kedua. Ini pun masih sempurna. Dialah yang disebut sebagai jiwa alam, yang menjadikan
adanya alam raya ini. Dalam Sejarah Konsili, disebutkan bahwa pada akhir abad kedua, segala
ketajaman pemikiran teologis diarahkan pada misteri tentang "Anak Allah". Alam pikiran Yunani
dengan pengertiannya akan seorang Logos sebagai "pencipta dunia" (Demiurgos), yaitu makhluk
utama yang paling tinggi pada tangga makhluk-makhluk penghubung antara Tuhan dan manusia,
rupanya menunjukkan jalan yang dapat membebaskan pikiran para tokoh awal Gereja dari dilema
yang tak teruraikan itu (Sejarah Konsili). Oleh karena itu, dalam Injil Perjanjian Baru, Paulus
mengajarkan .sebagai berikut.

Karena Allah itu hanya satu, dan pengantara pun satu di antara Allah dengan manusia, maka ia pun manusia juga, yaitu
Kristus. (1 Timotius 2:5)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


20
Dalam surat-surat karangan Paulus, banyak pendapatnya yang sangat dipengaruhi filsafat
antik. Dalam khotbahnya yang termasyhur di Aeropagos, Athena, Paulus mengutip kata demi kata
dari penyair Stoa, "Aratos": Karena kita dalam Tuhan, gerakan-gerakan kita terjadi dalam Tuhan serta
seluruh eksistensi kita.

Karena dasar Stoa itulah, Paulus mengembangkan ajaran "hukum kesusilaan alam dan
terjadinya hukum itu di dalam hati kecil manusia". Isi hati kecil itu tidak bergantung pada wahyu.
Sebelum wahyu itu diturunkan, "hukum hati kecil" sudah memengaruhi kerohanian orang dalam
dunia kafir (Hasbullah Bakrie).

Paulus menyebutkan: Dan ialah, yang terlebih dahulu daripada sekaliannya, dan segala
sesuatu wujudnya ada di dalam Dia (Kolose 1:17). Di dalam Kristus terhimpun segala kelimpahan
wujud Tuhan berlembaga (Kolose 2:9). Rahasia Allah yaitu Kristus (Kolose 2:2). Kristus itulah semua
dan di dalam semuanya (Kolose 3:11). Allah itu hanya satu dan pengantara pun satu di antara Tuhan
dan manusia, maka Ia pun manusia juga, yaitu Kristus Yesus (1 Timotius 2:5).

Dalam The Holy Bible (King James Version) berkaitan dengan Injil Yahya 1:1-3, dijelaskan
demikian, Logos (Greek for Word) Joh 1:1, Roma 19:13. Dalam The Pocket Oxford Dictionary, dijelaskan:
Logos-noun. The Word or Second Person of the Trinity (Greek, reason).

Henney Sumali menjelaskan bahwa Logos merupakan "emanasi" dari Allah. Dalam filsafat
Neo-Platonisme diungkapkan bahwa "emanasi" atau pelimpahan dari Allah itu melahirkan "Logos
pertama" yang menjadikan alam semesta ini (Dr. D.C. Mulder).

Dalam surat Paulus kepada orang Kolose disebutkan: Karena di dalam Dialah terhimpun segala
kelimpahan wujud Allah berlembaga (Kolose 2:9). Ialah yang menjadi "kepala tubuh" yaitu sidang Jum 'at. Ialah yang
meniadi awal dan menjadi sulung. dari antara orang mati, suoaya di dalam sesuatu Ialah yang terutama karena adalah
kegemaran Allah, bahwa segala kesemournaan itu terhimpun di dalam Dia. (Kolose 1:18-19)

Pengertian "emanasi" dalam filsafat Yunani Neo-Platonisme, oleh pengarang Injil Perjanjian
Baru dan tokoh Kristen awal diganti menjadi "inkarnasi" atau "penjelmaan". Hal ini bisa dilihat di
dalam Injil karangan Yahya berikut ini.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


21
Maka Kalam (=logos) itu telah menjadi manusia (logos awal atau anak Sulung Allah) serta tinggal di antara kita (dan
kami sudah memandang kemuliaannya, seperti kemuliaan anak yang tunggal yang daripada bapa) penuh dengan
anugerah dan kebenaran. (Yahya, 1:14). Sebab daripada kelimpahannya kita sekalian sudah menerima anugerah dan
karunia. Karena Taurat sudah diberi oleh Musa, tetapi anugerah dan kebenaran sudah didatangkan oleh Yesus Kristus.
Maka Allah belum pernah dilihat oleh seorang jua pun, tetapi Anak yang tunggal, yang di atas pangkuan Bapa, Ialah yang
sudah menyatakan Dia (bisa dilihat dan dipegang). (Yahya 1:16-18) (Keilahian dan Ketuhanan Isa Almasih dalam
Tradisi Yahudi dan Kristen).

Dalam Dei Verbum-Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi-Dr. T. Jacobs SJ menjelaskan bahwa
kitab suci sebenarnya tidak (langsung) menerangkan Sabda Allah, tetapi (pertama-tama) kata-kata
manusia. Wahyu Tuhan tidak berupa "dikte", di mana Tuhan menyebut satu per satu segala kata yang
harus ditulis oleh pengarang suci. Tuhan menyatakan Diri secara hidup kepada seorang manusia. Dan,
tanggapan manusia itu yang kebanyakan kalinya berupa refleksi atas kejadian sejarah, ditulis dan
menjadi Kitab Suci (Penerbitan Yayasan Kanisius 1969).

Yang dimaksud dengan "refleksi atas kejadian sejarah" dijelaskan sebagai berikut. Pada suatu
saat, Yahya melihat ada seekor burung merpati terbang. Kemudian, turun dan hinggap di atas Yesus.
Keadaan semacam itu direfleksikan oleh pengarang Injil Yahya, diartikan bahwa "turunlah malaikat
Tuhan dari langit," seperti seekor burung merpati, dan hinggap di atasnya (Yesus), maka Dialah Anak
Allah. Dalam Injil Yahya secara lengkap ditulis: Maka Yahya pun menyaksikan serta berkata: Aku sudah
nampak Roh Allah turun dari langit, seperti seekor burung merpati lalu hinggap di atasnya.

Maka aku pun belum kenal Dia, tetapi yang menyuruhkan aku membaptiskan (Dia) dengan air itu, sudah
mengatakan kepadaku; Ke atas siapa kelak engkau nampak Roh itu turun dan tinggal di atasnya,

Itulah Dia yang membaptiskan dengan Rohul Kudus. Sesungguhya aku sudah nampak, lalu menyaksikan
bahwa Ia inilah Anak Allah. (Yahya 1:32-34)

Jadi, pengertian firman Allah atau wahyu Tuhan dalam pandangan pengarang Injil dan Gereja
sangat jauh berbeda dengan pengertian yang ada di kalangan muslim. Inilah yang perlu disadari oleh
semua pihak ketika berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sikap dan pola pandang kaum

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

22
Nasrani serta sikap dan pola pandang kaum muslim in. Sebagai gambaran yang jelas, perhatikan
keterangan Dr. C. Groenen OFM berikut ini.

Menurut keyakinan Kristen, Alkitab -- baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru -- boleh
dan harus dikatakan sebuah kitab IIahi. Namun, bukan karena diturunkan dari surga atau didiktekan
oleh Allah serta direkam manusia. Alkitab diciptakan oleh umat Allah (Gereja), tetapi dalam hal
ini umat dipimpin dan didorong oleh Allah, oleh Roh Kudusnya. Begitulah, Alkitab serentak suatu
kitab karangan manusia dan kitab Allah. Melalui pikiran, perasaan, dan perkataan manusia, Allah
menyatakan rencana, karya, dan kehendak-Nya kepada kita, kepada umat pilihan-Nya (Pengantar ke
dalam Perjanjian Lama).

Di samping itu, Bart D. Ehrman mengingatkan mengenai "penulisan kitab suci" yang perlu
mendapat perhatian, sebagai berikut. Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh naskah-naskah
bahasa Yunani Kuno (yang mencakup semua tulisan Kristen masa awal, termasuk buku-buku
Perjanjian Baru) adalah sewaktu naskah-naskah itu disalin, tidak ada tanda baca yang
digunakan. tidak ada perbedaan antara huruf besar dan huruf kecil, dan yang lebih aneh lagi bagi
pembaca zaman sekarang. tidak ada spasi yang digunakan untuk memisahkan kata. Tulisan jenis
bersambung ini disebut seriptuo continuo. Hal itu menyebabkan naskah sulit dibaca, apalagi dipahami.
Kalimat Godisnowhere bisa berarti hal yang sangat berbeda. Bagi orang yang percaya dengan adanya
Tuhan, akan membaca dan mengartikan God is now here sebagai "Tuhan sekarang ada di sini", dan bagi
orang yang tidak percaya adanya Tuhan, God is nowhere berarti "Tuhan 1idak ada di mana pun"
(Kesalahan Penyalinan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, 2006).

Menurut Dr. D.C. Mulder, naskah-naskah asli dari kitab suci itu sudah tidak ada lagi. Yang
ada pada kita hanya turunan atau salinan, dan salinan itu pun bukannya salinan langsung dari naskah
asli, dalam arti yang ditulis oleh pengarang, melainkan dari salinan - dari salinan dari salinan dan
seterusnya. Sering di dalam menyalin kitab suci, terseliplah salah salin (Pembimbing ke dalam Perjanjian
Lama).

B. Maryam dan Isa Ibnu Maryam

Al-Our'an menceritakan tentang Bani Israel, mengenai banyaknya perselisihan yang terjadi di

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


23
antara mereka. Allah menjadikan soal Maryam dan Isa ibnu Maryam untuk memberikan gambaran
tentang keadaan Bani Israel.

             

                 

            

            

             

            

             

            

           

      

Dan ketika (Allah) menjadikan anak Maryam untuk memberikan gambaran keadaan, ketika
itu kaummu bersorak tentang hal itu. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, ilah
kami atau dia?" Mereka memunculkan hal itu hanya untuk membantah, sebenarnya

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

24
mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Dia (Isa) itu hanyalah seorang hamba yang
telah Kami beri karunia dan Kami menjadikannya untuk memberikan gambaran keadaan
Bani Israel. Dan kalau Kami mau, niscaya Kami jadikan malaikat-malaikat itu turun ke
bumi menggantikan kamu. Sesungguhnya Isa itu memberikan pengetahuan tentang hari
kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu tentang adanya hari kiamat itu. Ikutilah
keterangan Isa olehmu. Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah sekali-sekali kamu
dipalingkan oleh setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan ketika
Isa datang membawa keterangan-keterangan yang jelas, dia berkata, "Sungguh aku
datang kepadamu membawa Hikmat (Injil) untuk menjelaskan kepada kamu persoalan
yang kamu perselisihkan maka bertakwalah dan taatilah aku. Sungguh Allah itu Rabku
dan juga Rab kamu maka beribadahlah kepada-Nya, inilah jalan yang lurus." Tetapi,
golongan-golongan (al-Ahzab) di antara mereka saling berselisih dan celakalah mereka
yang zalim oleh azab pada hari yang pedih (kiamat). Mereka tidak menunggu selain
saatnya datang (kiamat) yang tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. Teman-
teman yang akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang bertakwa. (OS Az-Zukhruf: 57-67)

Soal Maryam dan Isa ibnu Maryam adalah gambaran keadaan bagi Bani Israel. Maksudnya,
persoalan Maryam dan Isa ibnu Maryam hendaknya dilihat dari latar belakang keadaan Bani Israel.
Allah mengingatkan dengan menyebut, "Hai Maryam saudara perempuan Harun .... " (QS Maryam: 28). Di
sini, arti saudara bukan hubungan keturunan secara biologis karena Harun hidup pada abad ke-14
Sebelum Masehi. Sedangkan, Maryam hidup pada awal abad pertama Masehi. Namun, saudara di sini
berarti keturunan dalam "alur keimanan", bahwa Harun adalah imam yang dihormati karena
"dinobatkan dengan diberi minyak yang mahal harganya". Dengan kata lain, imam yang disalap
(Keluaran 28:1). Kedudukan imamat bagi Harun dan anak turunnya supaya dijaga (Keluaran 40:12-
16). Imamat itu dari turun anak sulung laki-laki (Bilangan 3:1-4). Jadi, hal ini sama halnya mengapa
"muslim" memanggil Ibrahim, "bapamu atau ayahmu" (QS 22:78) karena muslim adalah orang yang
menganut dan mengikuti "millah Ibrahim" (QS16:123, 3:68). Dan, Maryam adalah keturunan
orang yang terhormat dan mulia akhlaknya (QS19:28), bukan pelacur seperti tuduhan
kaumnya.

Persoalannya, Maryam itu "anak sulung, tetapi perempuan" sehingga tidak ada hak
untuk menjadi "imam" dalam adat mereka. Namun, ibunya sudah bernazar bahwa anaknya

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


25
kelak hanya supaya berbakti kepada Allah. Oleh karena itu, ketika Maryam baru saja
dilahirkan, ibunya berkata kepada Allah, "Ya Allah, aku telah melahirkan seorang anak
perempuan, dan aku beri nama Maryam." Akan tetapi, Allah mengetahui "bahwa anak laki-
laki itu tidak sarna dengan anak perempuan" (QS 3: 36). Lalu, ibunya berdoa agar Maryam
dipelihara dari godaan setan dan kelak punya keturunan.

Doa ibunya tersebut diterima Allah dengan baik (QS 3: 37). Jadi, pada suatu saat
nanti, Maryam akan mempunyai anak. Ini adalah janji Allah. Namun, yang jelas dalam Al-
Qur'an tidak ada cerita atau tidak "dijelaskan" kapan dan dengan siapa Maryam menikah.
Hanya dikatakan bahwa malaikat datang kepada Maryam memberi kabar gembira "sesuai
dengan janji Allah" (bikalimatin minhu) bahwa ia akan punya anak, namanya Isa ibnu Maryam.
Anak itu wajihan, bebas atau bersih dari tuduhan (fitnah), baik di dunia maupun akhirat, dan
termasuk orang yang didekatkan kepada Allah (QS 3:45).

Arti wajihan sejalan dengan petunjuk-Nya bahwa Isa itu selamat ketika lahir, ketika
kematiannya, dan ketika menghadapi kebangkitan pada hari kiamat (QS 19:33). Perlu
diketahui bahwa kata wajihan hanya dipergunakan dua kali dalam Al-Qur'an. Yang pertama
untuk Nabi Musa (QS 33: 69) dan yang kedua untuk Nabi Isa (QS 3:45). Dan, yang dimaksud
dengan wajihan, diberi keterangan oleh Allah, yaitu orang yang dibersihkan atau dibebaskan
dari tuduhan, fitnah, atau penghinaan.

              

  

Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu menjadi seperti orang-orang yang "adza Musa" (menuduh,
merendahkan, menghina) Musa karena Allah telah membebaskan (membersihkan) Musa dari tuduhan atau
pelecehan mereka itu. Maka Musa bagi Allah adalah wajihan (orang yang bebas atau bersih) dari tuduhan
itu. (QS Al-Ahzab: 69)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


26
Di kalangan Bani Israel, kedudukan "anak sulung" sangat strategis. Hal itu dijelaskan
sebagai berikut.

1. Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung (Keluaran 13:2).


2. Yang sebagai anak sulung menjadi hak Tuhan (Imamat 27:26).
3. Akulah yang empunya semua anak sulung (Bilangan 3:13).
4. Semua anak sulung orang Israel kepunyaan-Ku (Bilangan 8:17).
5. Segala anak sulung haruslah kau kuduskan (Ulangan 15:19).
6. Aku mengkuduskan bagi-Ku semua anak sulung (Bilangan 3:13).
7. Anak sulung di antara anak-Ku laki-Iaki Kutebus (Keluaran 13:15).

Nabi Isa a.s. dihinakan oleh kaumnya dengan tuduhan bahwa dia adalah "anak dalam
buaian" (QS 3:46). Padahal, Isa sudah ditetapkan Allah sebagai nabi, sudah diajarkan Alkitab
(QS 19: 29-30). Kehadirannya membawa berkah, yaitu kebaikan di mana pun dia hadir (QS
19:31-32). Jadi, "punya bapa atau tidak", bukan itu yang harus dikaji dan dipelajari oleh
muslimin.

Apa yang dikatakan oleh Isa ketika dalam mahdi wa kahlan? Ternyata jawaban Isa kepada
orang tua-tua, "Yang mengatakan pada Maryam bagaimana kami supaya berbicara kepada man
kana fil mahdi shabiyya (anak dalam buaian)." Tetapi, jawab anak itu (yaitu Isa a.s.), "Aku hamba
Allah, telah diberikan-Nya kepadaku Alkitab dan aku dijadikan-Nya seorang nabi." (QS 19:
29-30. Jadi, kata-kata orang tua-tua, "anak kecil dalam buaian", adalah suatu kiasan yang
sifatnya penghinaan (meremehkan Nabi Isa a.s.).

Sesuai dengan petunjuk Allah bahwa Allah menjadikan sikap dan tingkah laku Bani Israel
sebagai pelajaran bagi masyarakat yang sezaman dan yang sesudahnya, adapun bagi orang yang
bertakwa mengandung pelajaran (QS 2:66). Lalu, pelajaran apa yang bisa diambil dari sikap dan
tingkah laku Bani Israel terhadap Allah serta petunjuk-Nya yang diturunkan kepada mereka, yaitu
Taurat Musa dan Injil Isa? Hal tersebut supaya dipahami oleh para muslim ini agar jangan sampai
bertindak dan berbuat yang sama sehingga akan mengalami nasib seperti yang pernah menimpa Bani
Israel itu, yaitu terjadinya ikhtilaf-perbedaan pendapat dan perselisihan yang berkepanjangan (QS 27:
76).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


27
Dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam., diungkapkan penyebab Bani Israel
pecah menjadi "tujuh puluh dua aliran" (HR Turmudzi). Kaum Yahudi dan Nasrani pecah menjadi
tujuh puluh dua aliran (HR Ahmad dan Abu Daud). Umatku (nabi/muslim) pecah menjadi tujuh
puluh tiga aliran. Nabi Muhammad bukan "meramalkan bahwa umatnya akan pecah", melainkan
mengingatkan, jika sikap dan tingkah laku kaum muslimin menjadi seperti kaum Yahudi dan Nasrani
maka akan berpecah belah, berbuat golongan-golongan, seperti kaum Yahudi dan Nasrani. Allah
mengingatkan dengan petunjuk wahyu-Nya,

             

  

Dan janganlah kamu menjadi seperti mereka yang berpecah belah dan berselisih setelah datang (sampai)
kepada mereka keterangan yang jelas (dari Allah). Mereka akan terkena azab yang besar. (QS Ali Imran:
105)

Dalam membahas mengenai Maryam dan Isa ibnu Maryam, perlu diperhatikan "hubungan dan
kedudukan" pengertian Bani Israel dan lahirnya paham Yahudi. Al-Qur'an menunjukkan bahwa
Yahudi sebagai aliran paham, muncul dari kalangan Bani Israel yang melanggar janji Allah (QS 5:12-
13). Akibat pelanggaran tersebut, mereka dilaknat (dikutuk) oleh Allah. Hati mereka menjadi degil,
mengubah pengertian dari arti dan kedudukan yang semestinya, dan mereka mengabaikan peringatan
Allah (QS 5:13). Petunjuk ayat tersebut memberi pengertian bahwa Bani Israel tidak selamanya
fadhaltukum 'alal'alamin (Allah melebihkan mereka dari bangsa-bangsa lain) (QS 2: 47, 122). Setiap umat
yang didatangi rasul-Nya, bisa memperoleh kelebihan apabila mereka bisa menjaga, menaati, dan
mengamalkan petunjuk-Nya (QS 7: 159, 181).

C. Janji Allah kepada Bani Israel

1. Janji Allah kepada Ibrahim

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


28
Nenek Moyang Israel. Perjanjian yang kekal. Aku menjadi Allah bagimu dan segala anak cucumu yang kemudian
daripada kamu itu. Aku akan mengaruniakan tanah kepadamu yang kamu menjadi orang dagang sekarang ini (tanah
Kanaan).

Hendaklah kamu dan anak-cucumu yang kemudian dari padamu memelihara perjanjianku yaitu segala anak laki-Iaki
dalam rumahmu dikhitankan daging kulupnya. (Kejadian 17: 7-13)

Bahwa Allah akan menjadikan Ibrahim suatu bangsa yang besar. Dan barangsiapa menghormati
Ibrahim akan dihormati Allah, dan barangsiapa menghinakan Ibrahim akan dihinakan Allah. Dan dari
turun Ibrahim, bangsa-bangsa dunia akan diberkati (Kejadian 12:1-3).

2. Janji Allah kepada Israel

Aku akan membuat perjanjian yang kekal dengan Israel.. Aku akan menjadi Allah bagi mereka, dan mereka menjadi umat
bagi-Ku. Bahwa Aku Tuhan kesucian orang Israel. (Yehezkiel 37: 26-28)

D. Israel Melanggar Janji Allah

1. Mereka berbuat bakti kepada dewa-dewa. Bahwa isi rumah Israel dan Yehuda, sudah merombak.
perjanjianku, yang sudah Kuteguhkan dengan nenek moyangnya.

2. Sejak keluar dari Mesir Aku sudah mengutus nabi-nabi-Ku, tetapi kamu lebih durhaka dari nenek
moyangmu (Yeremia 7:25). Israel mencemarkan nama Allah (Yehezkeil 36:22). Israel
meninggalkan Allahnya (Yeremia 3:12-13,31). Yehuda akan dihukum karena kejahatannya (Yeremia
1:16). Israel ditawan karena kejahatannya (Yehezkiel 39:23)

Al-Qur'an mengingatkan bahwa kaum Yahudi itu kerjanya adalah yuharifunal kalima 'an mawadhi'ihi,
yaitu mengubah pengertian dari arti dan kedudukan yang semestinya. Misalnya, nama kitab mereka,
Pentateuch (Taurat Musa) bahasa Ibrani diganti menjadi Septuaginta (bahasa Yunani), diganti lagi
menjadi Vulgata (kitab yang menerima atau menampung tradisi, bahasa Latin), diganti The Holy
Bible (bahasa Inggris), diganti Alkitab (bahasa Indonesia). Dalam hal ini, termasuk perubahan-baik
yang disengaja maupun yang tidak - dalam menyalin atau menyadur ke dalam bahasa lain (Bart. D.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


29
Ehrmann, Prof. Dr. C. Groenen OFM, Th. C. Vriezen, Prof. Dr. D.C. Mulder). Al-Our'an
menjelaskan,

           

             

             

Dan kaum Yahudi itu kerjanya mengubah kalimat dari arti dan kedudukan yang semestinya, dan mereka
mengatakan, "Kami telah mendengar (petunjuk wahyu Allah), tetapi kami tidak memerhatikan (kami
abaikan) karena memperdengarkan (mengajarkan) apa yang bukan kami telah dengar itu, kami adalah
orang-orang yang terpelihara (menganggap benar)." Mereka memutarbalikan (petunjuk) dengan lidah
mereka, dan mereka mencela agama (yang diajarkan oleh nabi-nabi-Nya). Sekiranya mereka mau berkata
(mengakui), "Kami telah mendengar (petunjuk Allah) dan kami menaatinya dan (mengajak orang)
mendengarkan serta memerhatikan (ajaran nabi-nabi-Nya)." Yang demikian itu lebih baik bagi mereka
dan tepat, tetapi Allah melaknat mereka karena kekafiran mereka itu, dan mereka tidak beriman kecuali
sedikit. (OS An-Nisa': 46)

Apa yang diungkapkan oleh Al-Qur'an adalah suatu kenyataan apabila kita memerhatikan
kisah yang mereka ungkapkan sendiri dalam kitab mereka (perjanjian Lama dan Perjanjian Baru).
Dari paham Yahudi itulah, kemudian muncul dan lahir paham yang disebut Mazhab Nasrani di
Antioshia, tokohnya Paulus (Kisah Para Rasul 24:5). Dan, munculnya setelah Nabi Isa wafat. Murid-
murid Paulus itulah yang mula-mula disebut orang "Kristen" (Kisah Para Rasul 11: 25-26). Al-Qur'an
mengungkapkan bahwa munculnya paham Nasrani adalah ketika paham Yahudi bercampur baur
dengan paham Yunani-Romawi. Dalam istilah AI-Our'an, disebut latif, artinya bercampur atau
sinkretis (QS 17: 4-7, 104).

Prof. Dr. C. Groenen OFM menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi di Palestina tidak hanya
mengajarkan paham Nasrani kepada bangsanya, tetapi juga kepada orang kafir, yaitu orang-orang

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


30
selain Yahudi. Tokoh Yahudi yang mengajarkan paham Nasrani, yang tidak hanya mengajarkan
agamanya itu kepada orang Yahudi, tetapi juga kepada para penyembah berhala (pagan) - yang
disebut "orang kafir", maksudnya adalah orang-orang bukan Yahudi - adalah Paulus, tokoh Mazhab
Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5).

Setelah Yesus hilang dari panggung sejarah, Paulus yang sedang meluap-luap kemarahannya
kepada murid-murid Yesus di Damsyik, secara dramatis menyatakan bertobat karena menerima
panggilan Yesus dari surga. Bahwa Yesus kini menetapkan Paulus menjadi alat yang berguna bagi
Yesus untuk memasyhurkan namanya (bukan ajarannya). Dan, Paulus ditetapkan menjadi rasul bagi
orang kafir (Kisah Para Rasul9:15). Karena mendapat perlawanan keras dari pihak Yahudi maka
Paulus mendapat "pesan dari Tuhan" dengan firman-Nya: Aku jadikan engkau suatu terang bagi
segala orang kafir supaya engkau mendatangkan selamat sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 13:
45-47). Maka Paulus mengajarkan bahwa Tuhannya telah menetapkan Paulus menjadi rasul bagi
orang-orang yang tidak bersunat (Galatia 2: 8, Roma 11:13).

Mengenai pekerjaan kaum Yahudi mengubah kalimat dari arti dan kedudukan yang
semestinya, lebih tegas ikuti penjelasan Wali Gereja Indonesia berikut ini, terkait dengan sikap dan
pola pandang pendiri Mazhab Nasrani, yaitu Paulus.

Paulus sama sekali tidak memberitakan, melainkan membicarakan pernyataan-pernyataan


Injil. Paulus mendalaminya sampai pada dasarnya, membuka rahasia-rahasia Ilahi yang terpendam di
dalamnya, lagi jalan bagaimana memenuhi dan mewujudkannya dalam praktik hidup sehari-hari.
Bahasa karangan-karangan Injil tenang dan terang, bahasa Paulus jarang tenang, biasanya hidup dan
bersemangat, tetapi dengan itu sering berbelit dan kabur. Pemikiran Paulus terlalu teliti dan
mendalam untuk menulis lancar. Sedangkan, menulis untuk menyatakan rahasia-rahasia dunia Ilahi
yang "tidak mungkin dan tidak halal diungkapkan dengan bahasa manusia" (2 Korintus 12:4), Paulus
terpaksa mencari-cari istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan yang serasi dengan misteri-misteri itu,
yang tidak segera muncul. Malah perkataan dari bahasa yang lazim harus diisinya dengan pengertian
yang baru atau diberi corak baru sehingga terasa aneh dan asing oleh pembaca (Injil him. 527)

Lain kali, Paulus menafsirkan peristiwa-peristiwa atau tokohtokoh Perjanjian Lama sebagai
lambang peristiwa-peristiwa Perjanjian Baru, atau ucapan Kitab Kudus Perjanjian Lama sebagai
perbandingan atau penjelasan pengertian-pengertian Perjanjian Baru. Tafsiran Paulus yang demikian
itu harus diterima sebagai diilhamkan oleh Roh Kudus (Injil him. 528).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


31
Di samping itu, Paulus kerap kali menggunakan kejadiankejadian atau kutipan-kutipan dari
Kitab Kudus hanya untuk menerangkan pendapat, gagasan, atau tujuannya sendiri atau guna
memberi suatu corak atau suasana suci kepadanya. Dalam pada itu, Paulus sering mengubah susunan
atau ucapan-ucapan asli untuk menyesuaikannya dengan tujuannya. Di sini, pengutipan hanya
memberi unsur gaya bahasa, tanpa dimaksudkan memberi suatu tafsiran. Demikian pula, Paulus agak
banyak menggunakan perkataan atau ungkapan dari Kitab Kudus, dijadikannya bahasanya sendiri,
dengan tidak mengindahkan arti atau corak artinya dalam hubungannya dengan yang asli (Injil hlm.
529). Paulus mengambil istilah dari Septuaginta, tetapi bukan dalam arti yang sarna, melainkan
diisinya dengan pengertian serba baru (Injil him. 573).

F. Keadaan Bani Israel pada Zaman Nabi Isa a.s.

Allah menurunkan Alkitab kepada Nabi Musa, setelah umat sebelumnya mengalami
kerusakan (QS 28:43). Taurat Musa itu diwariskan kepada Bani Israel (QS 40:53). Namun, Taurat
Musa tersebut diperselisihkan di antara mereka (QS 11:110). Akibatnya, tidak terpelihara keutuhan
serta kemurniannya, terserak dalam lembaran-Iembaran kertas (QS 6:91). Untuk memperbaiki
keadaan Bani Israel yang demikian itu, Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israel (QS 5:46, 61:6).
Allah menurunkan dan mengajarkan Injil kepada Nabi Isa untuk membenarkan (mushaddiq) Taurat
Musa (QS 5: 46)

Dalam kisah lama, kita dapatkan apa yang diperingatkan oleh Nabi Musa terhadap Bani Israel
bahwa: Aku masih hidup kamu sudah berani melanggar petunjuk Allah yang aku ajarkan kepadamu. Bila aku telah
tiada, kamu akan lebih durhaka. (Ulangan 31: 27). Hai segala umatku kamu disesatkan oleh pemimpinmu, dan jalan
yang patut kamu jalani itu dibongkarnya. (Yesaya 3: 12). Dan lagi; firman Tuhan demikian: Bahwa bangsa ini
menghormati Aku dengan mulutnya dan dengan lidahnya juga dimuliakannya aku, tetapi hatinya jauh daripadaku,
adapun peri mereka itu berbuat ibadah kepada-Ku yaitu pengajaran hukum-hukum manusia belaka.

Maka oleh sebab ;tu sesungguhnya Aku selalu akan melakukan kepada bangsa ini barang yang ajaib dan mengherankan,
karena hikmah segala hakimnya akan hilang dan akal segala orang alimnya akan samar. (Yesaya 29:13-14)

Hendaklah kamu ingat akan Taurat Musa, hamba-Ku, yang telah Aku berfirman kepadanya di atas Hareb di hadapan
segenap orang Israel, dengan segala syariatnya dan hukumnya. (Maleachi 4: 4)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


32
Daripada masa nenek moyang kamu keluar dari negeri Mesir datang kepada hari ini sudah Kusuruhkan segala hamba-
Ku, nabi-nabi itu, kepadamu pada sebilang hari Aku bangun dan menyuruhkan dia dari pagi-pagi. Tetapi tiada mereka itu
mau dengar akan Daku atau memberi telinga, melainkan ditegarkannya tengkoknya dan dibuatnya jahat terlebih
daripada nenek moyangnya. (Yeremia 7:25-26)

Taurat Musa firman Allah kepada orang Israel (Nehemia 8:2). Israel menuduh nabi-nabinya
berbuat dusta: Bahwa segala nabi bernubuat dengan dusta dan segala imam pun merajalela oleh kuat
tangannya dan segala umatku pun suka akan yang demikian, tetapi apakah akal kamu pada akhir kelak?
(Yeremia 5:31).

Bahwa pengeruh umatku itu kanak-kanak juga adanya dan orang perempuan merajalela
atasnya. Hai segala umatku! Kamu disesatkan oleh pemimpinmu, dan jalan yang patut kamu jalani itu
dibongkarnya (Yesaya 3:12). Bahwa sesungguhnya bangsa ini disesatkan oleh segala pemimpinnya
(Yesaya 9:15). Dan Aku akan memutuskan hukum atas mereka itu dan atas segala kejahatannya sebab
mereka itu sudah meninggalkan Daku dan sudah membakar dupa bagi dewata dan sudah menyembah
sujud kepada perbuatan tangannya (Yeremia 1:16). Israel menyembah dewa-dewa asing (Yeremia 5:19).
Israel menyembah Baal (Yeremia 7:9). Dan lagi penuhlah negerinya dengan berhala. Bahwa mereka itu
menyembah sujud kepada perbuatan tangannya sendiri dan kepada barang yang telah diperbuatnya
dengan jarinya (Yesaya 2:8). Maka sebab itu firman Tuhan kepadaku: Bahwa Israel yang terbalik itu
sudah menyatakan dirinya benar daripada Yehuda yang khianat itu. Pergilah engkau (=Yeremia),
serukanlah perkataan ini ke utara bunyinya: Hendaklah engkau tobat hai Israel yang terbalik,
demikianlah firman Tuhan (Yeremia 3:11-12).

Ternyata, keadaan tersebut berlanjut dan berkepanjangan dalam sejarah Bani Israel. Sampai
pada zaman Nabi Isa pun, beliau masih menghadapi persoalan yang sama. Hal ini terungkap dalam Injil
Perjanjian Baru sebagai berikut. Maka kata Yesus kepada mereka itu: Benar sekali barang yang nabi Yesaya telah
bernubuat akan hal kamu, orang munafik, seperti yang tersurat: Bahwa kaum ini menghormati Aku dengan mulutnya,
tetapi hatinya jauh daripadaku.

Sia-sialah mereka itu menyembah aku, karena mereka itu mengajarkan hukum-hukum akal manusia. Hukum Allah kamu
tinggalkan, tetapi adat istiadat manusia kamu pegang. Maka katanya lagi kepada mereka itu: Sesungguhnya kamu
menolakkan hukum Allah, supaya dapat kamu menurut adat istiadat orang tua-tuamu. Karena Musa berkata:

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


Hormatilah ibu bapamu, dan . barangsiapa yang mencerca bapanya atau ibunya, ialah akan mati dibunuh. (Markus 7: 6-
10)

F. Peringatan Keras Nabi Isa terhadap Ahli Taurat dan Orang Parisi

Tatkala itu, datanglah kepada Yesus orang-orang Parisi dan ahli Taurat dari Yerusalem serta berkata: Apakah sebabnya
murid-muridmu melanggar adat istiadat orang tua-tua? Karena tiada mereka membasuh tangannya apabila hendak
makan.

Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu: Apakah sebabnya kamu pun melanggar hukum Allah oleh sebab adat
istiadat orang tua-tua kamu? Karena Allah telah berfirman: Hormatilah ibu bapamu, dan lagi: Siapa yang mencerca
bapanya atau ibunya ialah akan mati dibunuh.

Tetapi kata kamu ini: Barangsiapa yang berkata kepada bapanya atau ibunya: Bahwa barang yang patut menjadi
faedahmu daripadamu itulah kupersembahkan kepada Allah, maka tiada wajib bagi orang itu memberi hormat kepada

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


33
bapanya atau ibunya lagi, demikianlah kamu meniadakan firman Allah oleh sebab adat istiadat orang tua-tuamu. Hai
orang munafik, benar sekali barang yang disabdakan oleh nabi Yesaya dahulu dari hal kamu demikian ini: Bahwa kaum
ini menghormati Aku dengan mulutnya, tetapi hatinya jauh daripadaku. Sia-sialah mereka itu menyembah Aku karena
mereka itu mengaiarkan hukum-hukum akal man usia.

Maka dipanggilnya orang banyak itu, lalu berkata kepada mereka itu: Dengarlah dan ketahuilah olehmu! Bukannya
barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan orang, melainkan barang yang keluar dari mulut, itulah yang
menajiskan orang. Lalu murid-muridnya pun datang serta berkata kepadanya: Tahukah Rabbi. bahwa orang Parisi itu
sakit hati, tatkala didengarnya perkataan yang demikian itu.

Maka jawab Yesus: Katanya: Sesuatu tanaman yang tiada ditanam oleh bapaku yang di Surga, ialah akan dicabut.

Biarkanlah orang itu. Mereka itu pemimpin buta daripada orang yang buta. Jikalau orang buta memimpin orang buta,
niscaya keduanya pun akan jatuh ke dalam lubang (Matius 15: 14).

Selanjutnya, Yesus berkata: Jagalah dirimu dari ragi orang Parisi dan Saduki itu. Maka barulah murid-murid itu
mengerti bahwa bukan Yesus berkata tentang menjaga dirinya dari ragi, melainkan daripada pengajaran orang Parisi dan
orang Saduki (Matius 16:11-12).

Setelah itu bertuturlah Yesus kepada orang banyak dan murid-muridnya, katanya: Bahwa ahli Taurat dan orang Parisi
duduk di atas kursi Musa. Sebab itu, hendaklah kamu membuat dan menurut segala sesuatu yang dikatakannya
kepadamu, tetapi perbuatannya jangan kamu lakukan karena mereka itu berkata-kata saja, tetapi tiada mengamalkan.

Maka dikatakannya tanggungan yang berat dan yang sukar dipikul, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka
itu sendiri dengan jarinya pun tiada mau menggerakkan dia.

Maka segala perbuatannya dilakukannya saja supaya dilihat orang maka pengikat sembahyang dilebarkannya dan
rumbai-rumbai pakaiannya dilabuhkannya, dan lagi mereka itu suka duduk di tempat yang mulia di dalam perjamuan,
dan di kursi kehormatan di dalam rumah sembahyang, dan suka mereka itu diberi hormat dipasar, dan suka dipanggil
"Guru Besar", tetapi jangan kamu ini dipanggil orang "Guru Besar", karena Satu saja Guru kamu, maka kamu ini
bersaudara.

Dan janganlah kamu memanggil "Bapa" akan barang seorang pun, di dalam dunia ini karena Satu saja
Bapa kamu, yaitu yang ada di surga.

Dan lagi janganlah kamu dipanggil orang "Penganjur" karena penganjur kamu Satu saja, yaitu
Kristus. (Matius 23:1-10)

Wahai bagi kamu, Hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu menutup pintu
kerajaan surga menahan orang, maka kamu ini tiada masuk dan orang yang ingin masuk kamu
tegahkan.

Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu mengelilingi laut dan
darat hendak membawa seorang sahaja masuk agama dan apabila ia sudah masuk, maka kamu jadikan
dia anak isi nereka dua kali ganda daripada kamu sendiri.

Wahai bagi kamu, hai pemimpin yang buta, yang berkata: Barangsiapa yang bersumpah demi Bait
Allah, tiada mengapa, tetapi barangsiapa yang bersumpah demi emas Bait Alfah, maka tertanggunglah.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

34
Hai orang bodoh yang buta. Apakah yang lebih besar: Emaskah atau Bait Allah yang mengkuduskan
emas itu? (Matius 23:13-17)

Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu membayar
sepersepuluh daripada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi hal ikhwal yang terlebih wajib di dalam
Taurat, seperti keadilan dan belas kasihan dan setiawan, kamu tinggalkan. Inilah yang patut diperbuat
dan yang lain itu pun jangan ditinggalkan.

Hai pemimpin yang buta, yang menapis nyamuk, tetapi menelan unta. Wahai bagi kamu, hai ahli
Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu membersihkan luar cawan dan pinggan, tetapi di
dalamnya ada penuh dengan hasil rampasan dan lobamu.

Hai orang Parisi yang buta!, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan dan pinggan, supaya luarnya
pun menjadi bersih.

Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik, karena kamu seumpama kubur yang
bersapu kapur, sungguhpun dari luar kelihatan elok, tetapi di dalamnya berisi tulang orang mati dan
berbagai-bagai najis. Sedemikian juga kamu ini pun dari luar kelihatan benar kepada orang, tetapi di
dalam penuh kamu dengan munafik dan dosa.

Sebab itu ingatlah, bahwa Aku akan menyuruhkan kepadamu beberapa nabi dan orang budiman dari
ahli Taurat. Maka separuhnya akan kamu bunuh dan kamu salibkan, dan separuhnya lagi akan kamu
sesah di dalam rumah sembahyang dan menghambat dari sebuah negeri ke sebuah negeri.

Supaya tertanggunglah atas kamu segala darah orang benar yang tumpah di atas bumi, yaitu dari darah
Habil yang benar sehingga sampai kepada darah Zakaria anak Barakia, yang telah kamu bunuh di
antara rumah Allah dengan tempat kurban.

Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa segala perkara ini akan berlaku ke atas bangsa
ini. (Matius 23: 34-36)

Dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga terdapat suatu ungkapan yang
terkait dengan keadaan Bani Israel, setelah Nabi Musa a.s. wafat. Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

"Tidak ada seorang nabi yang diutus sebelum aku kepada umatnya, melainkan ada bagi
nabi itu orang-orang yang menjadi muridnya (khawariyyun) dan menjadi sahabat-
sahabatnya. Mereka melakukan sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian, pada
generasi setelah (sesudah nabi itu wafat), terjadilah (terdapat) orang yang suka bicara apa
yang mereka tiada perbuat, dan suka berbuat apa yang tiada diperintahkan (oleh nabi
itu). Maka barangsiapa yang berusaha keras (jahada) menghadapi mereka itu dengan
tangannya ialah mukmin, dan barangsiapa yang berusaha keras (jahada) menghadapi
mereka dengan perkataannya, ialah mukmin, dan barangsiapa berusaha keras (jahada)
menghadapi mereka itu dengan hatinya, ialah mukmin, dan tiada iman sebesar biji sawi
pun sesudah itu. " (HR Muslim)

Peringatan keras yang dilontarkan Vesus kepada "ahli Taurat dan orang Parisi" cukup
menarik dan menggelitik untuk diperhatikan secara cermat karena Yesus dengan tegas "menyebutkan
sifat-sifat orangnya", khususnya yang terkait dengan drama penyaliban.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


35
1. Orang itu dari kalangan ahli Taurat orang Parisi.
2. Orang itu duduk (memposisikan diri) pada ajaran Musa.
3. Orang itu tergolong pemimpin orang Parisi.
4. Pemimpin itu buta matanya (sebelah) dan "matanya sakit-sakitan.
5. Orang Parisi itu bangga dengan perbuatan dosanya.
6. Orang itu mengaku atau membanggakan soal penyaliban, dan membanggakan soal darah
penyaliban yang tertumpah ke bumi.
7. Orang itu banyak mengarungi lautan dan menjelajah bumi.

Apabila kita mengikuti keterangan dalam kisah Injil Perjanjian Baru maka "sifat-sifat orang
tersebut" kita temukan pada pengakuan Paulus, pendiri Mazhab Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5).

1. Seorang pemimpin dari kalangan ahli Taurat, orang Parisi. Paulus murid Pendeta Gamaliel
(Kisah Para Rasul 24:1-4), tentang syariat Taurat, Paulus penganut aliran Parisi (Pilipi 3: 5-
6). Paulus matanya buta sebelah (Galatia 4: 15) (Max I. Dimond).

2. Duduk pada kursi Musa, memosisikan diri atau mendasarkan ajarannya pada Musa. Paulus
mengajarkan pahamnya bahwa: Wajib Kristus merasai sengsara dan wajib Ia yang pertama-
tama bangkit dari antara orang mati. Didasarkan atas "sabda nabi-nabi dan Musa" (Kisah
Para Rasul 26:22-23). Dalam Perjanjian Lama, tidak kita dapatkan sebutan Kristus.

3. Orang itu tergolong pemimpin kaum Parisi. Paulus adalah penganut paham Parisi dalam
syariat Taurat. Kemudian, Paulus menjadi kepala Mazhab Nasrani (Kisah Para Rasul 24:5)
dan menyatakan diri wajib melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret (Kisah
Para Rasul 26:9). Setelah terjadi kisah pertobatannya, ketika sedang melampiaskan dendam
dan kemarahan yang meluap-luap, Paulus mengaku terpanggil oleh Yesus, ditetapkan
menjadi alat yang berguna untuk "memasyhurkan namanya" (Kisah Para Rasul 9:1-15),
bukan ajarannya (Galatia 2: 18, 1: 23).

4. Orang Parisi yang menjadi pemimpin itu matanya buta (sebelah) atau sakit-sakitan matanya
(Galatia 4: 15).

5.Orang Parisi itu bangga dengan perbuatan dosanya terhadap Yesus dan murid-muridnya. Hanya
Paulus orang Parisi yang menyatakan wajib melakukan perseteruan melawan Yesus orang Nazaret
(Kisah Para rasul 26:9). Dan, segala kejahatan Paulus terhadap Yesus, dijadikan alasan oleh Paulus
sehingga ia mendapat rahmat dari Kristus, dan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah orang yang
paling sabar. Maka Yesus berkenan menjadikan Paulus sebagai teladan bagi segala orang yang percaya
akan dia kelak, menuju hidup yang kekal (1 Timotius 1:15-16) dan memilih Paulus menjadi alat yang
berguna untuk memasyhurkan namanya (Kisah Para Rasul 9:15), bukan ajarannya (Galatia 2: 18).
Ketika Stepanus, murid Yesus dibunuh secara kejam, para algojo meletakkan pakaian mereka pada
kaki Saul atau Paulus (Kisah Para Rasul 7: 54-60).

6. Orang yang mengajarkan dan membanggakan tentang salib Kristus adalah Paulus: Kristus
wajib menderita (Kisah Para Rasul 26:22-23), Paulus memberitakan tentang Kristus yang
disalibkan (1 Korintus 1:23). Jikalau Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pemberitaan
kami (=Paulus) dan sia-sialah juga iman kamu (1 Korintus 15:14). Kristus menyerahkan
Dirinya karena aku (=Paulus) (Galatia 2:20). Oleh darah-Nya kita beroleh penebusan
(Epesus 1:7).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

7. Orang Parisi itu banyak mengarungi lautan dan daratan. Perhatikan kisah Paulus berikut
36
ini. Maka sangatlah malu aku ini, seolah-olah kami ini sudah lemah. Tetapi di dalam hal mana pun orang
berani, (aku berkata dengan kebodohan), aku berani juga. Orang Ibranikah mereka itu? Demikian juga aku.
Orang Israelkah mereka itu? Demikian juga aku. Keturunan Ibrahimkah mereka itu? Demikianlah juga aku.
Pesuruh Kristuskah mereka itu? (aku berkata seperti orang yang sudah hilang aka!), aku ini lebih lagi: di dalam
kelelahan terlebih banyak, di dalam penjara berlebih-lebih, disesah terlampau sangat, kerap kali di dalam
bahaya maut. Daripada orang Yahudi lima kali aku menerima sesah, tiap-tiap kali empat puluh kurang satu,
tiga kali aku dicemuk, sekali aku dirajam, tiga kali karam kapal. sehari semalam aku hanyut dilaut, banyak
sekali di dalam perjalanan, di dalam beberapa bahaya sungai, di dalam beberapa bahaya orang kafir, di dalam
beberapa bahaya negeri, di dalam beberapa bahaya di padang belantara, di dalam beberapa bahaya di laut, di
dalam beberapa bahaya di antara saudara-saudara yang munafik, di dalam kelelahan dan kesusahan, kerap kali
berjaga, kerap kali di dalam ouasa dengan kedinginan dan bertelanjang. Dan lagi (lain daripada segala perkara
itu, yang tiada termasuk di dalam hal ini) yang menimpa aku setiap hari, yaitu susah akan hal segala sidang
Jumat. (2 Korintus 11: 21-28)

Paulus adalah orang yang tidak dikenal oleh Yesus dan Paulus tidak pernah bertemu muka
dengan Yesus. Itulah sebabnya, ketika di taman Getsemani, pasukan laskar Kepala Imam, orang tua-
tua, dan orang Parisi yang bersekongkol hendak membunuh Yesus, meminta supaya diberikan isyarat,
di antara orang banyak itu, yang mana Yesus yang hendak ditangkap.

Paulus yang telah meminta surat mandat atau surat kuasa dari Kepala Imam dan orang tua-tua
untuk melakukan pembunuhan terhadap Yesus dan murid-muridnya. Dan, hal itu dilakukan dengan
penuh semangat oleh Paulus, sampai di negeri asing (Kisah Para Rasul 26:9-11).

Karena begitu besarnya semangat dan gairah Paulus sebagai orang Parisi maka tatkala
mendapat kritik yang sangat keras dan tajam dari Yesus, Paulus sangat sakit hati (Matius
15:7-14). Yesus mengatakan bahwa orang Parisi itu orang munafik. Mereka menyembah
Tuhan dengan mulutnya, tetapi hatinya jauh daripada-Nya. Mereka mengajarkan hukum-
hukum akal manusia. Bukan barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan orang, tetapi
yang keluar dari mulut. Maksudnya ‘ajaran orang Parisi’ Mereka itu pemimpm buta dan
orang buta (Matius 16:11-12).

Wahai bagi kamu, hai ahli Taurat dan orang Parisi, orang munafik: Kamu mengelilingi
laut dan darat hendak membawa seorang saja masuk agama, tetapi apabila ia sudah masuk,
maka kamu jadikan dia anak isi neraka dua kali ganda daripada dirimu sendiri. Hai orang
bodoh yang buta (Matius 23: 13-17).

Kamu membayar sepersepuluh daripada selasih dan adas manis dan jintan, tetapi hal
ikhwal yang terlebih wajib di dalam Taurat, seperti keadilan dan belas kasihan dan setiawan
kamu tinggalkan.

Kamu membersihkan luar cawan dan pinggan, tetapi di dalamnya ada penuh dengan
hasil rampasan dan lobamu. Hai orang Parisi yang buta! Bersihkanlah dahulu sebelah dalam
cawan dan pinggan, supaya luarnya pun menjadi bersih. Karena kamu seumpama kubur yang
bersapu kapur, sungguhpun dari luar kelihatan elok, tetapi di dalamnya berisi tulang orang
mati dan berbagai-bagai najis. Demikian juga kamu ini pun dari luar kelihatan benar kepada
orang, tetapi di dalam penuh kamu dengan munafik dan dosa (Matius 23: 23-28)

Seluruh keterangan, mulai dari silsilah Yesus sampai kritik Yesus terhadap ahli Taurat
dan orang Parisi, yang sangat tajam dan menimbulkan reaksi keras dari kalangan kaum Parisi,

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


menjadi bahan dan masukan dalam pembahasan mengenai "drama penyaliban Yesus" dalam
37
Injil Perjanjian Baru.

Rencana Pembunuhan Terhadap Yesus


A. Sidang Majelis Besar

Mendengar kritik tajam dari Yesus dan melihat banyak orang menjadi pengikut
Yesus, Kepala Imam dan orang Parisi mengadakan persidangan Majelis Besar untuk
mengambil sikap dan tindakan terhadap Yesus. Maka banyaklah dari antara orang Yahudi,
yang datang melawati Maryam dan yang memandangi perbuatan Yesus itu, percayalah akan
Dia. Tetapi setengah mereka itu sudah pergi kepada orang Parisi lalu mengatakan kepadanya
(Pauluskah?) barang yang diperbuat sebab orang itu banyak mengadakan tanda ajaib. Jikalau
kita membiarkan Dia demikian kelak segala orang percaya akan Dia, lalu orang Rum akan
datang mengambll tempat kita dan bangsa kita pun ditawannya (Yahya 11:45-48).

Mer.eka segera menyebarkan pengumuman: Dan kepala-kepala Imam dan orang Parsi
pun sudah memberi perintah, jikalau barang seorang mengetahui akan tempat tinggal Yesus,
hendaklah menyatakan supaya mereka itu dapat menangkap Dia. (Yahya 11:57).

Paulus meminta surat mandat dan kuasa dari Kepala Imam dan orang tua-tua. Dengan
penuh semangat, gairah, dan percaya diri, Paulus memberikan pernyataan tentang dirinya
dalam menyikapi keputusan sidang Majelis Besar.

Dengan sesungguhnya patik ini sudah bersangka sendiri bahwa wajib patik melakukan beberapa banyak
perseteruan lawan Nama Yesus orang Nazaret itu. Maka itu pun sudah juga patik perbuat di Yerusalem,
yaitu setelah patik mendapat kuasa dari kepala-kepala imam, lalu patik kurungkan beberapa banyak
orang suci di dalam penjara, dan tatkala mereka itu dibunuh patik pun menyukakannya. Dan kerap kali
patik siksaan mereka itu di dalam segala rumah sembahyang itu, dan memaksa mereka itumenghujat dan
sebab tersangat geram akanmereka itu, patik hambat walaupun sampai dinegeri asing (Kisah Para Rasul
26: 9-11)

B. Rencana Pembunuhan Terhadap Yesus

Dalam Injil Perjanjian Baru, diungkapkan bahwa ada rencana dari Kepala Imam, orang
tua-tua, dan orang Parisi hendak melakukan pembunuhan terhadap Yesus (Yahya 11:45-48,
Matius 26:1-5). Dan, rencana itu diumumkan kepada masyarakat luas: Jikalau barang seorang
mengetahui akan tempat tinggal Yesus, hendaklah menyatakan supaya mereka dapat
menangkapnya (Yahya 11:57).

Maka keluarlah orang Parisi (termasuk Paulus), hendak melawan Yesus. Mereka
berunding, dengan cara apa dan bagaimana dapat membunuh Yesus. Yesus tahu dan mengerti
akan rencana mereka itu, undurlah Yesus dari sana, dan banyaklah orang yang mengikuti
Yesus (Matius 12:14-15).

Dalam perundingan antara Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi, hadir juga
Imam Kayafas. Dia memberi saran. Katanya: Kamu ini tiada mengetahui barang apa pun. Tiada
juga memikirkan, bahwa berfaedah bagi kamu jikalau satu orang mati menggantikan kaum,
asalkan jangan segenap bangsa akan binasa (Yahya 11:49-50).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

Saran Kayafas itu berdasarkan suatu adat di kalangan Bani Israel: Hambaku yang benar
38
itu akan membenarkan banyak orang, karena aku ditanggungnya segala dosa mereka itu
(Yeyasa 53:11-12, Matius 20:28, Markus, 10:15)). Al-Qur'an pun tahu adanya ad at bagi Bani
Israel, sebagaimana-firman Allah, "Sungguh barangsiapa membunuh seseorang yang tidak karena membunuh
orang atau berbuat kerusakan di dalam negeri, maka berarti sama dengan membunuh seluruh kaum itu. Dan
barangsiapa menyelamatkan seseorang yang tidak bersalah, berarti sama dengan menyelamatkan seluruh kaum.
Sungguh telah datang rasul-rasul-Ku kepada mereka menyampaikan keterangan yang jelas, tetapi setelah ditinggalkan
oleh rasul-rasul itu, kebanyakan mereka berbuat melampaui batas. " (QS Al-Maidah: 32)

Yeremia juga memberikan peringatan yang tegas: Daripada masa nenek-moyangmu keluar dari
negeri Mesir datang kepada hari ini sudah Ku-suruhkan segala hambaKu, nabi-nabi itu kepadamu, pada sebilang hari
Aku bangun dan menyuruhkan dia dari pagi-pagi. Tetapi tiada mereka mau dengar akan Daku, atau memberi telinga,
melainkan ditegarkannya tengkoknya, dan dibuatnya jahat terlebih pula daripada nenek moyangnya. Lagipun engkau
akan menyampaikan segala perkataan ini kepadanya, tetapi tiada juga mereka akan menurut katamu, engkau akan
borseru-seru padanya, tetapi tiada mereka akan menyaut.

Sebab itu hendaklah kau katakan akan halnya demikian: Inilah sutu bangsa yang tiada mau dengar akan firman
U

Tuhan Allahnva dan yang tiada mau menerima pengajaran, bahwa kebenaran sudah hilang dan putus daripada
U U U

mulutnya. (Yeremia 7:25-28)

Yesus mengetahui dan mengerti adanya usaha serta persekongkolan dari Kepala Imam,
orang tua-tua, dan orang Parisi dengan penguasa Romawi, hendak membunuh dirinya. Maka
sejak itu, Yesus dan murid-muridnya tidak menampakkan diri di hadapan umum. Sebab itu tiada lagi Yesus berjalan
dengan nyatanya di antara orang Yahudi, melainkan undurlah Yesus ke daerah jajahan dekat dengan padang belantara
ke sebuah negeri yang bernama Efraim, di situlah Yesus tinggal bersamasama dengan murid-muridnya (Yahya 11:53-
54).

Pengarang Injil Matius mengungkapkan keadaan serta kesulitan yang dihadapi Yesus
waktu itu: Apabila dilihat Yesus akan orang banyak mengelilingi Dia, disuruhnya murid-muridnya menyeberang ke
seberang. Maka datanglah seorang ahli Taurat mengatakan kepadanya: Ya Guru, sahaya hendak mengikuti barang
kemanapun Guru pergi. Maka kata Yesus kepadanya:

Bagi serigala ada lubangnya, dan bagi segala burungpun ada sarangnya, tetapi anak manusia tiada bertempat untuk
membaringkan kepalanya. Adalah pula seorang muridnya berkata: Ya Tuhan, izinkanlah kepada hamba pergi dahulu
hendak menguburkan bapa hamba. Tetapi kata Yesus kepadanya: ikutlah aku, biarlah orang mati menguburkan orangnya
yang mati. (Matius, 8:18-22)

Al-Our'an pun memberikan petunjuk bahwa Nabi Isa a.s. tidak membiarkan dirinya menjadi
korban rencana jahat orang-orang kafir. Dia bicarakan segalanya itu dengan murid-muridnya. Mereka
pun mempunyai komitmen yang tinggi untuk membela dan melindungi nabinya.

            

         

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

39
“Dan Isa a.s. merasakan adanya upaya dari orang-orang kafir. lsa berkata (pada murid-muridnya),
"Siapakah yang hendak menolong (membantu) aku (membela) agama Allah?" Murid-muridnya berkata,
"Kami orang-orang yang beriman kepada Allah. Dan saksikan (olehmu) bahwa kami adalah orang-orang
yang taat pada Allah (muslimun)." (QS Ali Imran: 52)

Ayat Al-Our'an tersebut menepis kisah yang dimuat dalam Injil Kanonik (Matius, Markus,
Lukas, dan Yahya) bahwa ada di antara murid Yesus yang berkhianat. Marilah kita buktikan
kebenaran petunjuk Al-Our'an tersebut, dengan memerhatikan kisah yang dimuat dalam Injil
Kanonik. Kebenaran petunjuk Al-Qur'an itu didukung oleh penemuan di bidang arkeologi bahwa
Yudas Iskariot bukan pengkhianat, melainkan justru murid yang setia dan taat pada rencana atau
siasat yang telah dibicarakan bersama Yesus.

Perbedaan Kisah
Penangkapan Yesus
A. Drama Penangkapan Yesus

Injil Kanonik adalah Injil Perjanjian Baru yang terdaftar dan diakui Gereja, meliputi Matius,
Markus, Lukas, dan Yahya. Tiga Injil pertama, yaitu Matius, Markus, dan Lukas disebut Injil Sinoptik
karena dipandang memiliki kesamaan yang sejalan dan searah. Menurut para ahli Injil, Injil Matius
dan Lukas mendasarkan kisah Injilnya pada Injil Markus.

Dalam bentuk dan struktur awalnya, tidak satu pun dari keempat Injil itu bisa ditelusuri.
Terjadi penyuntingan atau redaksi ulang, pengolahan kembali oleh penyadur (Th. C. Vriezen), selama
beberapa abad pertama Masehi. Kejadian dan proses semacam itu membuktikan bahwa tidak satu
pun pengarang Injil Kanonik itu benar-benar merupakan "saksi mata" atas peristiwa-peristiwa
penyaliban. Tampaknya, mereka hanya menyampaikan kisah-kisah yang dituturkan kepada mereka
tentang kejadian Yesus makan hidangan Paskah bersama murid-muridnya.

1. Menurut Matius, Markus, dan Lukas, Yesus ditangkap sesudah makan hidangan Paskah.
2. Ke manakah· Tuhan suka kami menyediakan bagi Tuhan makanan Paskah? (Matius 26: 17).
3. Ke manakah Tuhan suka kami akan pergi menyediakan Paskah itu supaya Tuhan makan?
(Markus 14: 12).
4. Ke manakah Tuhan suka kami pergi menyediakan Paskah? (Lukas 22: 9).
5. Dalam Injil Yahya, makan malam itu terjadi "sebelum Paskah".

Maka dahulu (sebelum) daripada hari raya Paskah itu, diketahui oleh Yesus bahwa waktunya sudah sampai yang Ia "wajib"
keluar daripada dunia ini kepada Bapa. (Yahya 13: 1)

Kemudian datanglah la kepada Simon Petrus. Maka kata Petrus kepada-Nya: Ya Tuhan, masakan Tuhan membasuh kaki
hamba ini? Jawab Yesus serta berkata kepadanya: Barang yang Aku perbuat, engkau tiada tahu sekarang, tetapi kemudian
kelak engkau mengerti. (Yahya 13: 6-7)

Setelah Yudas keluar, maka kata Yesus: Sekarang ini Anak manusia dipermuliakan dan Allah pun dipermuliakan di dalam
Dia.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

40
Hai anak-anakku, hanyalah seketika lagi lamanya Aku bersamasama dengan kamu. Maka kamu akan mencari Aku, dan
seperti Aku sudah berkata kepada orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku pergi ini kamu ini tiada boleh sampai, begitulah
juga Aku berkata kepadamu sekarang. (Yahya 13: 31-33)

Keterangan tersebut memberi pengertian bahwa antara Yesus dan murid-muridnya, telah
terjadi kesepakatan. Namun, pengarang Injil tidak mengungkapkannya.

Yudas adalah seorang dari kedua belas murid Yesus sudah pergi kepada kepala Imam menanyakan berapa ongkos yang
hendak diterima: Jawabnya: Tiga puluh keping perak. (Matius 26:14-15)

Setelah malam hari dan murid-murid menyediakan Paskah itu, duduklah Yesus makan bersama-sama dengan kedua belas
murid itu. (Matius 26: 19-20). Sementara mereka itu makan diambilnya oieh Yesus rati dan diberkatinya, lalu dipeca.h-
pecahkannya, diberikan kepada murid-murid itu sambil berkata: Ambillah, makanlah, inilah tubuhku.

Lalu diangkatnya cawan minuman, diucapkannya syukur serta diberkatinya kepada mereka itu sambil katanya: Minumlah
kamu sekalian dari cawan itu. Karena inilah darahku, yaitu darah perjanjian yang ditumpahkan karena orang banyak,
jalan keampunan dosa.

Tetapi aku berkata kepadamu bahwa daripada ketika ini tiada lagi aku minum air buah anggur sehingga sampai kepada
hari aku meminum dia yang baharu bersama-sama dengan kamu di dalam Kerajaan Bapa. (Matius 26: 26-29)

Setelah makan hidangan Paskah, Yesus bersama murid-muridnya pergi ke taman


Getsemani. Yesus berdoa tiga kali. Yesus berkata kepada murid-muridnya, "Duduklah kamu
di sini. Aku pergi ke situ berdoa."

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


1. Kata Yesus kepada muridnya: Hatiku amat sangat berduka cita, hampir mati rasaku,
tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku. Berjagalah dan berdoalah, supaya
jangan kamu kena pencobaan sungguhpun hati berkehendak, tetapi tubuh lemah.

2. YaBapaku, jikalau cawan ini tiada boleh lepas daripadaku, melainkan Aku juga
meminum dia biarlah kehendakmu jadi.

3. Yesus berkata kepada murid-muridnya: Sekarang waktunya sudah hampir Anak


manusia akan diserahkan kepada orang berdosa. Bangunlah kamu, marilah kita
pergi, tengoklah: Orang yang menyerahkan Aku sudah dekat. Maka datanglah Yudas
dan sertanya amat banyak orang berpedang dan berbelantan yang disuruh kepala
imam dan orang tua-tua kaum itu.

Yudas mengucapkan: 'Assalamu'alaikum, ya Rabbi, lalu mencium Dia. Yesus berkata: Hai
sahabat, lakukanlah maksud engkau datang ini. Lalu pasukan orang berpedang dan
berbelantan menyerbu menangkap Yesus. Maka orang yang bersama Yesus (muridnya) ada
yang mengayunkan pedangnya sehingga telinga hamba Imam Besar terkena pedang.

Pengarang Injil Matius mengakhiri kisahnya dengan mengatakan: Tetapi semuanya ini
berlaku supaya sampailah isi kitab segala nabi: Lalu sekalian murid-murid itu pun larilah
meninggalkan Dia (Matius 26: 36-56).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


41
Markus mengisahkan: Setelah makan jamuan Paskah, Yesus dan murid-muridnya
keluarlah menuju ke bukit Zaitun kepada suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu, Yesus
berkata kepada murid-muridnya: Duduklah kamu di sini, sementara Aku pergi berdoa. Lalu
dibawanya Petrus dan Yakub dan Yahya sertanya, maka Yesus ditimpa oleh ketakutan yang amat
besar, dan semakin sangat Ia susah hati. Maka katanya kepada mereka bertiga itu: Hatiku amat
sangat berdukacita hampir mati rasaku, tinggallah kamu di sini berjagalah.

1. Yesus sujud ke tanah serta berdoa: Abba, Ya Sapa, segala sesuatu ada di dalam kuasa-Mu,
biarlah kiranya cawan ini lepas daripadaku, tetapi di dalam itu pun bukannya kehendakku,
melainkan kehendak-Mu sahaja jadi.

2. Kepada muridnya Yesus berkata: Tiadalah sanggup kamu berjaga sejam saja lamanya.
Berjagalah dan berdoalah supaya jangan kamu kena pencobaan sungguhpun hati
berkehendak, tetapi tubuh lemah.

3. Yesus membangunkan muridnya dan berkata: Sangunlah kamu, marilah kita pergi, tengok,
orang yang menyerahkan Aku sudah dekat. Seketika itu juga tengah la lagi berkata-kata:
Datanglah Yudas beserta orang berpedang dan berbelantan, yang disuruh oleh kepala Imam
dan ahli Taurat dan orang tua-tua. Maka seorang yang beserta Yesus menghunus
pedangnya, lalu memarang telinga hamba Imam besar. Maka larilah sekalian murid-
muridnya meninggalkan Dia. Maka adalah seorang-orang muda mengikut Yesus, tubuhnya
berselimutkan hanya sehelai kain putih yang halus maka mereka (pasukan Imam Besar?) itu
memegangkan dia. Tetapi ia pun meninggalkan kainnya itu, lalu lari bertelanjang. (Markus
14: 26-53). Orang muda itu lepas, tidak bisa ditangkap (siapa dia?).

Lukas menceritakan bahwa setelah makan hidangan Paskah, murid-murid Yesus bertengkar
mengenai siapakah yang lebih besar. Kata Yesus: Siapakah yang lebih besar, orang yang duduk
makankah atau melayanikah? Tetapi Aku ada di antara kamu seperti orang yang melayani. Tetapi
kamulah yang bertekun dengan Aku di dalam segala pencobaan atasku. sebab itu Aku menentukan
bagimu kerajaan, sebagaimana Bapaku juga menentukan dia bagiku (Lukas 22:27-29).

Maka keluarlah Yesus pergi ke bukit Zaitun, murid-muridnya mengikuti Dia. Yesus berpesan
pada murid-muridnya: Berdoalah kamu supaya jangan kamu kena pencobaan. Lalu Yesus undur dari
mereka sekira sepelempar batu jauhnya, lalu berlutut dan berdoa:

Ya Bapa, jikalau berkenan: kepada-Mu: jauhkanlah kiranya cawan minuman ini daripadaku,
tetapi di dalam itu pun bukan kehendakku, melainkan kehendakmu sahaja jadi.
Maka datanglah seorang malaikat dari langit menguatkan Dia.

Maka dalam ketakutan yang amat sangat, makin bersungguh-sungguh hati ia berdoa sehingga
peluhnya menjadi seperti darah menitik ke bumi.

Setelah berdoa bangkitlah Yesus pergi kepada murid-muridnya, dan didapati mereka tidur
karena dukacitanya. Yesus berkata: Bangun dan berdoalah supaya jangan kamu kena pencobaan.

Sedang Yesus lagi berkata-kata, kelihatanlah orang banyak beserta dengan Yudas, yang
mengepalakan mereka itu. Lalu kata Yesus kepadanya: Hai Yudas dengan satu ciumankah engkau
menyerahkan Anak manusia?

Orang yang beserta Yesus melihat hal itu terjadi maka berkatalah mereka itu: Ya Tuhan, kami
perangikah dengan pedang ini? Maka seorang dari antara mereka itu memarang hamba Imam Besar
dan mengerat telinga kanannya (Lukas 22:39-50).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


42
Maka kata Yesus kepada kepala-kepala Imam dan penghulu Bait Allah dan orang tua-tua yang
menyerang Dia: Kamu keluarkah seolah-olah melawan seorang penyamun dengan berpedang dan
berpelantan?

Menurut Yahya, sebelum Paskah, Yesus makan malam bersama murid-muridnya. Yesus
"membasuh kaki muridmuridnya" (Yahya 13:5). Kata Simon Petrus kepada Yesus: Ya Tuhan, masakan
Tuhan membasuh kaki hamba ini? Jawab Yesus: Barang yang Aku perbuat kamu tiada tahu sekarang.
tetapi kemudian kelak engkau mengerti (Yahya 13:6-7).

Yesus berkata kepada murid-muridnya: Hai anak-anakku, hanyalah seketika lagi lamanya Aku
bersama-sama dengan kamu. Maka kamu akan mencari Aku dan seperti Aku sudah berkata kepada
orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku ini pergi, kamu ini tiada boleh sampai, begitulah juga Aku
berkata kepada kamu sekarang (Yahya 13:15).

Janganlah hatimu terharu. percayalah akan Allah dan percayalah akan Daku. Dan tempat Aku
pergi. jalannya kamu ketahui (Yahya 14: 1-4).

Tiada banyak lagi Aku akan bertutur dengan kamu karena penghulu dunia ini datang dan
sekali-kali tiada ia berhak atas Aku.

Tetapi supaya diketahui oleh isi dunia bahwa Aku mengasihi Bapa dan Aku perbuat juga sama
seperti yang difirmankan oleh Bapa itu kepadaku. Bangunlah kamu. marilah kita oerai dari sini (Yahya
14: 30-31).

Pesan Yesus kepada murid-muridnya: Sebagaimana Bapa sudah mengasihi Aku demikian juga
Aku mengasihi kamu: tetaplah kamu di dalam kasihku itu. Jikalau kamu menurut segala hukumku,
niscaya kamu akan tetap di dalam kasihku, seperti Aku sudah menurut segala hukum Bapaku dan
tetaplah di dalam kasihnya. Maka segala perkara ini Aku katakan kepadamu supaya kesukaanku
tetaplah di dalam kamu dan kesukaanmu pun sempurnalah. Inilah hukumku, yaitu hendaklah kamu
berkasih-kasih sama sendiri sama seperti Aku sudah mengasihi kamu (Yahya 15:9-12). Jadi, murid-
murid Yesus tetap kompak.

Kisah Yahya tersebut sangat menarik. Apa artinya atau mengapa Yesus membasuh kaki murid-
muridnya? Kata Yesus: Nanti kamu akan tahu. Setelah itu, Yesus akan pergi meninggalkan murid-
muridnya. Namun, pesan Yesus kepada mereka: Aku sudah berkata kepada orang Yahudi (siapakah dia
dan apa pesan Yesus?). Ke mana tempat aku pergi kamu sudah tahu jala.nnya, tetapi tidak usah kamu
"sekarang" menyusul aku.

Dan ketahuilah bahwa "penghulu dunia" tiada ia berhak atas aku. Maksudnya, "penghulu dunia
itu tidak akan bertindak apa pun atas diriku". Lalu, Yesus mengajak murid-muridnya: Marilah kita
pergi dari sini. Jika kamu benar-benar melaksanakan "pesanku kepadamu itu", kita akan bertemu dan
berkumpul kembali. Inilah kesan yang sangat menarik dari kisah yang diungkapkan Yahya tersebut.
Kisah tersebut akan menjadi lebih jelas arah dan arlinya dalam kisah dari Yahya berikutnya.

B. Penangkapan di Taman Getsemani

Pengarang Injil Matius (Matius 26: 36-56) menceritakan sebagai berikut.

1. Yesus dan murid-muridnya sampai di taman Getsemani (Matius 26: 36).

2. Yesus menyuruh murid-muridnya tinggal, dan Yesus pergi bersama Petrus serta dua anak
Zabdi untuk berdoa (Matius 26: 37).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


43
3. Yesus kembali untuk melihat murid-muridnya. Didapatinya mereka tertidur. Yesus meminta
Petrus agar berjaga satu jam saja (Matius 26: 40).

4. Yesus pergi meninggalkan murid-muridnya untuk berdoa: Biarlah kehendak Tuhan yang
terjadi (Matius 26: 42).

5. Yesus kembali lagi menengok murid-muridya. Mereka tertidur pula. Dibiarkannya mereka
tertidur. Yesus pergi lagi untuk berdoa (Matius 26: 43).

6. Yesus kembali lagi kepada murid-muridnya. Mereka dibangunkan dan Yesus berkata:
Tidurlah kamu lagi dan hilangkan lelahmu, sekarang waktunya sudah hampir, maka anak
manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa (Matius 26:45).

7. Bangunlah kamu. marilah kita pergi. Tengoklah orang yang menyerahkan aku sudah dekat
(Matius 26:46).

8. Ketika Yesus tengah berkata kepada murid-muridnya, datanglah Yudas beserta orang yang
berpedang dan berbelantan, yang disuruh Kepala Imam dan orang tua-tua (Matius 26:47).

9. Yesus menyapa Yudas: Hai sahabat, laksanakanlah maksud engkau datang ini. Pasukan
laskar itu mendekati Yesus hendak menangkapnya (Matius 26:50).

10. Adalah seorang yang bersama Yesus, dia melakukan perlawanan terhadap pasukan laskar.
Orang itu menghunus pedang dan memarang hamba Imam Besar, terkena telinganya (Matius
26: 51).

11. Sekarang pun boleh aku mohon kepada Bapaku, untuk menyelamatkan diriku, ia mengirim
dua belas legion malaikat (Matius 26: 53).

12. Tetapi Yesus tidak berbuat demikian, dengan alasan ada "ramalan" agar terlaksanakan "isi
Alkitab" (Matius 26:54). (Alkitab yang mana yang meramalkan itu?)

13. Yesus berkata kapada orang banyak itu: Kamu keluar berpedang dan berbelantan, seolah-
olah hendak melawan penyamun. Sesudah melakukan perlawanan (Matius 26:55), lalu
murid-murid Yesus melarikan diri meninggalkan Yesus (Matius 26: 56).

Pengarang Injil Markus (Markus 14: 26-54) menceritakan sebagai berikut.

1. Dua hari sebelum Hari Raya Paskah, Kepala Imam dan ahli Taurat membuat siasat hendak
menangkap dan membunuh Yesus (Markus 14: 26).

3. Di taman Getsemani,Yesus berkata kepada murid-muridnya: Kelak kamu akan menaruh syak
(ragu). Kata Yesus: Aku akan memalu gembala, dan segala domba pun akan bercerai-berai
(Markus 14: 27).

4. Tetapi, kemudian Aku akan bangkit, dan berjalan dahulu daripada kamu ke Galilea (Markus 14:
28).

5. Petrus berkata: Jikalau segal a mereka itu akan menaruh syak sekalipun tetapi sahaya tidak.
Biarlah hamba mati bersamasam a Tuhan, sekali-kali tiada juga hamba akan menyangkali Tuhan.
Demikian juga kata murid-muridnya sekalian (Markus 14: 29).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


44
6. Yesus menyuruh muridnya tinggal berdoa, di taman Getsemani (Markus 14: 32).

7. Yesus bersama Petrus, Yakub, dan Yahya pergi berdoa. Dengan ketakutan dan susah hati
(Markus 14: 33).

8. Ketiga muridnya itu ditinggalkan dan Yesus menyendiri. Pesan Yesus kepada ketiga muridnya
itu: Berjagalah (Markus 14: 34).

8. Yesus kembali kepada murid-muridnya, mereka tertidur dan kata Yesus kepada Petrus:
Berjagalah kamu supaya jangan kena pencobaan (Markus 14: 37).
9. Yesus pergi lagi berdoa (Markus 14: 39).

10. Ketika Yesus kembali lagi kepada murid-muridnya, mereka tertidur pula, lalu Yesus berkata'
kepada mereka: Tidurlah lagi, hilangkan lelahmu, waktunya sudah genap. Sungguh anak
manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa (Markus 14: 40).

11. Tengok orang yang menyerahkan Aku sudah dekat. Bangunlah kamu. marilah kita
pergi (Markus 14: 42).

12. Ketika Yesus sedang berkata kepada muridnya itu, datanglah Yudas bersama banyak orang
berpedang dan berbelantan, yang disuruh Kepala Imam dan orang tua-tua (Markus 14: 43).

13. Yudas memberi isyarat, barangsiapa yang aku cium itulah Oia orangnya. Lalu, orang banyak itu
menyerbu hendak menangkap Yesus (Markus 14: 44).

14. Ada seseorang yang bersama Yes us, menghunus pedangnya, memarang hamba Imam Sesar,
terkena telinganya (Markus 14: 47).

15. Yesus berkata kepada orang banyak yang hendak menangkapnya: Kamu ini sudah keluar
seolah-olah melawan seorang penyamun, dengan berpedang dan berbelantan, hendak
menangkap Aku. Semuanya itu berlaku, supaya sampailah isi Alkitab (Markus 14: 48). (Kitab
apa?)

16. Maka larilah semua muridnya meninggalkan Yesus. Ada seorang muda mengikut Yesus. la
berselimutkan kain putih. Oleh pasukan laskar hendak ditangkap, tetapi orang muda itu lari
dan kainnya lepas sehingga ia bertelanjang bulat. Lari tak tertangkap oleh pasukan laskar
(Markus 14: 50).

17. Mereka membawa Yesus kepada Imam Sesar, di situ berhimpun Kepala Imam, orang tua-tua,
dan ahH Tau rat. Petrus mengikuti sampai ke balai Imam Sesar, dud ukiah bersama segal a
hamba (Imam Sesar), serta bediang dekat api, karena pada malam hari yang dingin (Markus 14:
53).

Pengarang Injil Lukas (Lukas 22: 39-53) menceritakan sebagai berikut.

1. Di taman Getsemani, Yesus menyuruh muridnya berdoa supaya jangan kena pencobaan (Lukas
22: 40).
2. Yesus undur dari muridnya, berdoa (Lukas 22: 41).
3. Kelihatanlah malaikat dari langit, menguatkan Yesus (Lukas 22: 43).
4. Di dalam ketakutan yang amat sangat, Yesus makin bersungguh-sungguh berdoa sehingga
peluhnya seperti darah menitik ke bumi (Lukas 22: 44).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

45
5. Setelah itu, Yesus kembali kepada murid-muridnya, mereka semua tertidur, oleh sebab
dukacitanya (Lukas 22: 45). (Umumnya orang susah tidak bisa tidur).
6. Yesus membangunkan muridnya supaya berdoa agar tidak terkena pencobaan (Lukas 22: 46).
7. Ketika Yesus sedang berkata kepada muridnya, kelihatanlah Yudas bersama orang banyak.
Lalu, Yudas menghampiri Yesus dan mencium Oia (Lukas 22: 47).
8. Kata Yesus kepada Yudas: Hai Yudas, dengan satu ciumanlah kamu menyerahkan anak-
manusia? (Lukas 22: 48).
9. Dalam keadaan demikian itu, ada orang yang dekat Yesus, meminta izin: Kami parangkah
dengan pedang ini? (Lukas 22: 49).
10. Hamba Imam Sesar terkena pedang telinganya yang kanan (Lukas 22: 50).
11. Yesus berdialog dengan Kepala Imam, penghulu Bait Allah, dan orang tua-tua yang menyerang
Yesus: Kamu keluarlah seolah-olah melawan seorang penyamun dengan berpedang dan
berbelantan (Lukas 22: 52).

Pengarang Injil Yahya (Yahya 18: 1-11) menceritakan sebagai berikut.

1. Yesus dan murid-muridnya pergi ke seberang anak Sungai Kidron, di situ ada taman (Yahya 18:
1).
2. Yudas tahu tempat itu (Yahya 18: 2).
3. Maka Yudas dengan pasukan laskar, hamba Kepala Imam, dan orang Parisi, datang ke taman
itu dengan tanglung, suluh (obor), dan senjata (Yahya 18: 3).
4. Melihat Yudas membawa pasukan laskar, datang; Yesus bertanya: Siapakah kamu cari? Sahut
mereka: Yesus orang Nazaret. Maka kat a Yesus kepada mereka i1u: Akulah Oia (Yahya 18: 4).
5. Apabila dikatakan Yasus, Akulah Dia, maka undurlah mereka itu serta rebah ke tanah (Yahya 18:
6).
6. Maka Yesus bertanya pula kepada mereka (yang dalam keadaan rebah itu) Siapakah kamu cari?
Maka jawab mereka itu: Yesus orang Nazaret itu (Yahya 18: 7).
7. Maka sahut Yesus: Aku sudah mengatakan kepadamu: Akulah Dia, sebab itu jikalau kamu
mencari Aku biarkanlah orang ini .PM.Ql (mengapa Yesus memberikan persyaratan demikian itu,
dan hal itu dipenuhi oleh mereka juga?) Jawabnya ada pada kalimat berikutnya: Yaitu supaya
sampailah perkataan yang dikatakannya itu: Akan segala orang yang engkau diserahkan
kepadaku itu, seorang pun tiada Aku hilangkan (jadi supaya orang itu selamat?) (Yahya 18: 8).

8. Simon Petrus yang berpedang menghunus pedangnya dan memarang hamba Imam Sesar,
terkena telinganya yang kanan. (Yahya 18: 10)

C. Kisah di Taman Getsemani

Apabila keterangan Injil Kanonik dan Injil Sinoptik di atas diperhatikan secara cermat, akan
diperoleh suatu gambaran keadaan yang menarik untuk direnungkan dengan hati yang tenang. Yesus
dan murid-muridnya masuk ke taman Getsemani. Tidak lama kemudian, pasukan laskar yang
berpedang dan berbelantan datang. Dengan sikap tegar dan gagah berani, Yesus bertanya kepada
mereka itu: Siapakah kamu cari? Jawab pasukan laskar: Yesus orang Nazaret itu. Maka kata Yesus
kepada mereka:

Akulah Dia. Maka undurlah mereka itu serta roboh ke tanah. Hebat benar Yesus! Kemudian,
Yesus bertanya lagi kepada pasukan laskar yang roboh berjatuhan ke tanah itu: Siapakah kamu cari.
Jawab mereka: Yesus orang Nazaret itu. Lalu, Yesus berkata: Aku sudah mengatakan kepadamu,
akulah Dia.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


46
Terjadilah dialog yang akrab antara Yesus dan pasukan laskar tersebut: Sebab itu jikalau kamu
mencari Aku, biarkanlah orang ini pergi. Siapakah yang dimaksud dengan "orang ini", yang diminta
oleh Yesus agar dibiarkan pergi oleh pasukan laskar?

Di tengah dialog antara Yesus dan pasukan laskar yang akrab itu, Simon Petrus, murid Yesus
yang sangat dipercaya oleh Yesus, menghunus pedangnya dan memarang hamba Imam Besar, mengenai
telinga kanannya.

Kisah Yahya tersebut menjadi menarik perhatian jika kita mengikuti kisah dari Injil Sinoptik
berikut ini.

D. Perbedaan Kisah di Taman Getsemani

Dari kisah keempat Injil Kanonik di atas, tentang penangkapan terhadap Yesus di taman
Getsemani, terdapat perbedaan yang sangat menarik jika diperhatikan secara cermat.

Dari kisah keempat Injil Kanonik di atas, tentang penangkapan terhadap Yesus di taman
Getsemani, terdapat perbedaan yang sangat menarik jika diperhatikan secara cermat.

1. Pesan Yesus kapada muridnya

a. Matius : Duduklah kamu di sini, sementara Aku pergi.


: Yesus pergi berdoa bersama Petrus dan dua anak Zabdi.
: Yesus mulai berdukacita sehingga sangat susah hati, hampir mati rasaku,
tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku.

b. Markus : Duduklah kamu di sini.


: Kata Yesus, kamu semua kelak menaruh syak kepadaku, karena ada tersurat: Aku
akan memalu gembala, dan segala domba pun akan bercerai-berai.
: Kata Yesus kepada muridnya, sebelum ayam berkokok dua kali, kamu sudah
menyangkali Aku. Petrus dan teman-temannya membantah, tidak mungkin
berbuat demikian itu.
: Tetapi Yesus juga berkata, bahwa ia akan bertemu lagi dengan murid-muridnya di
Galilea.

c. Lukas : Berdoalah kamu supaya jangan terkena pencobaan.


d. Yahya : Tidak ada pesan apa pun kepada muridnya.

2. Yesus berdoa

a. Matius : Duduklah kamu di sini, Aku pergi berdoa beserta Petrus, Yakub, dan Yahya.

b. Markus : Pesan Yesus kepada Petrus, Yakub, dan Yahya: Tinggallah kamu di sini, berjagalah
supaya jangan kena pencobaan
: Yesus ke depan sedikit, berdoa: Biarlah apa yang menjadi kehendak Bapa
terjadilah.
: Ternyata ketiganya tertidur, maka dibangunkan oleh Yesus dan diajak pergi.

c. Lukas : Yesus pergi sepelempar batu jauhnya dari muridnya, biarlah kehendak Bapa yang
terjadi.
: Kelihatan malaikat dari langit datang menguatkan Yesus.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


47
: Yesus dalam ketakutan yang amatsangat, makin bersungguh-sungguh hati
berdoa sehingga peluhnya menjadi seperti darah menitik ke bumi
: Setelah berdoa, Yesus kembali kepada murid-muridnya, tetapi mereka tidur
semuanya, lalu dibangunkan supaya berdoa agar tidak kena pencobaan.

d. Yahya : Tidak ada kisah berdoa.

3. Yesus dan Yudas beserta pasukan laskar

a. Matius : Ketika Vesus membangunkan murid-muridnya dan mengajak mereka pergi,


datanglah Yudas beserta pasukan laskar hendak menangkap Yesus.
: Terjadilah dialog penuh keakraban, kata Yesus: Hai sahabat, lakukanlah maksud
engkau datang ini.
: Akan tetapi, terjadilah perlawanan dari murid Yesus, dia menghunus pedangnya
dan memarang hamba Imam Besar, mengenai telinganya.
: Kata Yesus: Kalau Aku hendak menyelamatkan Diriku, Aku bisa minta "dua belas
legion malaikat" kepada Bapa. Tetapi biarlah semua ini terjadi supaya sampailah
isi Alkitab.
: Lalu, semua muridnya lari meninggalkan Yesus.

b. Markus : Setelah berdoa, Yesus kembali kepada murid-muridnya, mereka tertidur. Kata
Yesus: Bangunlah kamu, marilah kita pergi. Tengok orang yang akan
menyerahkan Aku sudah dekat.
: Seketika itu juga, Yudas datanglah bersama orang berpedang dan berbelantan,
hendak menangkap Vesus.
: Maka orang yang berdiri dekat Yesus, menghunus pedangnya dan memarang
hamba Imam Besar, mengerat telinganya.
: Kata Yesus kepada Yudas dan pasukan laskar: Kamu keluar' seolah-olah melawan
seorang penyamun, dengan berpedang dan berbelantan hendak menangkap Aku.
: Tapi semuanya itu berlaku, supaya sampailah isi Alkitab.
: Maka larilah sekalian muridnya meninggalkan Yesus. Ada seorang muda
mengikut Yesus. Dia berselimut kain putih, dikejar oleh pasukan laskar. Dia lari,
kainnya ditanggalkan dan dia telanjang, tidak tertangkap.
: Yesus dibawa kepada Imam Besar. Di situ, telah berkumpul Kepala Imam Besar,
orang tua-tua, dan ahli Taurat.

c. Lukas' : Ketika Yesus kembali kepada murid-muridnya, mereka tertidur. Bangun,


berdoalah supaya jangan kena pencobaan.
: Ketika Yesus tengah berkata demikian, kelihatanlah orang banyak datang
bersama Yudas, hendak menangkap Yesus.
: Ada orang dekat Yesus (murid?) minta izin kepada Yesus hendak melakukan
perlawanan terhadap orang banyak itu. Dia menghunus pedangnya, memarang
hamba Imam Besar, mengerat telinga kanannya.
: Yesus lalu berdialog akrab dengan Kepala Imam, penghulu Bait Allah, dan orang
tua-tua yang menyerang Dia: Kamu keluar seolah-olah melawan seorang
penyamun dengan berpedang dan berbelantan. Inilah kuasa kegelapan itu.

d. Yahya : Yudas tahu tempat Yesus di taman itu. Maka datanglah Yudas membawa
pasukan laskar, hamba Imam Besar, dan orang Parisi. (Pauluskah?). Datang ke
situ dengan tanglung, suluh, dan senjata.
: Yesus tampil menyambut mereka dengan berkata: Siapakah kamu cari? Sahut
mereka: Yesus orang Nazaret. Maka kata Yesus kepada mereka: Akulah Dia.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


48
: Ketika Yesus berkata: Akulah Dia, maka undurlah mereka itu serta roboh ke
tanah.
: Yesus bertanya lagi kepada mereka itu: Siapakah kamu cari? Jawab mereka:
Yesus orang Nazaret itu.
: Maka sahut Yesus, Aku sudah mengatakan kepadamu, Akulah Dia. Sebab itu,
jikalau mencari Aku, biarkanlah orang ini pergi (Yahya 17:12). Selagi Aku
bersama-sama dengan mereka itu, Aku memeliharakan mereka itu yang Kamu
karuniakan kepadaku, dan Aku sudah menjaga mereka seorang pun tiada yang
hilang, kecuali anak-kebinasaan itu. (Ingat, Al-Maidah: 117.)
: Maka Simon menghunus pedangnya, memarang hamba Imam Besar, mengerat
telinga kanannya.

4. Yesus di hadapan Imam Besar

a. Matius : Orang yang telah menangkap Yesus, membawa Dia kepada Kayafas, Imam Besar.
: Kepala Imam dan segala orang Majelis Bicara, mencari kesaksian dusta.
: Datanglah dua orang saksi dusta: Katanya: Inilah orang yang berkata: Aku dapat
meruntuhkan Bait Allah, dan membangunkan kembali dalam tiga hari.
: Yesus diam seribu bahasa, tak mau menjawab. : Imam Besar bangkit dan berkata:
Aku minta kamu (Yesus) bersumpah demi Allah yang hidup, yang menyuruh aku
memberi tahu pada Imam Besar bahwa: aku adalah Kristus, Anak Allah.
: Jawab Yesus kepada Imam Besar: Engkau sendiri yang mengatakannya.
: Dengan jawaban Yesus itu, Imam Besar berkata bahwa Yesus telah "menghujat
Allah" sehingga tidak perlu saksi lagi.
: Imam Besar menawarkan kepada orang banyak: Hukuman apa yang layak bagi
Dia itu? Jawab orang banyak: Hukum mati!
: Petrus yang mengikut Yesus, dia duduk di serambi balai, datanglah kepadanya
seorang dayang, katanya: Engkau juga bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea
itu?
: Petrus menjawab: Tiada aku mengerti, apa yang engkau katakan.
: Petrus keluar, di luar pun diketahui orang, dan dia berkata: Orang ini pun ada
bersama-sama Yesus, orang Nazaret itu juga. Petrus bersangkal: Tiada aku kenai
orang itu. Ada lagi orang yang tahu akan Petrus, katanya: Sungguhlah engkau ini
juga seorang dari mereka itu. Karena lidahmu menyatakan engkau. Petrus
mengutuki dirinya sambi! berucap: Tiada aku kenal orang itu. Lalu, keluarlah
Petrus dan menangis sedih.

b. Markus : Kepala Imam dan segenap Majelis mencari saksi melawan Yesus, hendak
membunuh Dia.
: Ada beberapa orang berdiri memberikan kesaksian dusta: Kami sudah mendengar
orang ini berkata: Aku akan meruntuhkan Bait Allah ini, yang diperbuat oleh
tangan manusia, dan di dalam tiga hari, Aku akan membangun Bait Allah yang
lain, yang bukan perbuatan tangan manusia. Kesaksian mereka itu tidak diterima.
: Maka bangkitlah Imam Besar, bertanya: Tiadakah engkau mau menyaut
kesaksian orang ini atas Engkau.
: Yesus tetap diam saja.
: Maka Imam Besar bertanya kepada Yesus: Sungguhkah engkau ini Kristus, Anak
Allah yang dipuji itu?
: Maka jawab Yesus: Akulah Dia, maka kamu akan memandang Anak manusia
duduk di sebelah kanan yang Maha Kuasa, serta datang dengan awan dari langit.
: Lalu, Imam Besar berkata kepada orang banyak: Kamu sudah mendengar
hujatannya. Bagaimana pendapatmu? Mereka menjawab: Dia patut mati dibunuh.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


49
: Ketika Petrus di bawah halaman balai, datang seorang dayang Imam Besar, serta
bertanya: Engkau juga bersama-sama Yesus orang Nazaret itu?
: Tetapi, Petrus bersangkal: Aku tiada tahu, dan tiada aku mengerti apa katamu ini.
: Lalu, keluarlah Petrus ke pintu serambi. Ada dayang lagi yang berkata kepada
segala yang berdiri di situ: Ia ini pun seorang daripada mereka itu. Tetapi, Petrus
bersangkal. Tetapi, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: Sesungguhnya
engkau seorang dari mereka itu, karena engkau orang Galilea.
Petrus mulai mengutuki dirinya, sambil berkata:
Tiada kukenal orang yang kamu katakan itu.
Teringat Petrus akan kata-kata Yesus: Sebelum ayam berkokok kedua kalinya,
kamu sudah menyangkal Aku tiga kali. Maka menangislah Petrus.

c. Lukas : Yesus dibawa orang banyak ke rumah Imam Sesar. Petrus mengikuti dari jauh.
: Orang banyak menyalakan api di halaman balai. Petrus ikut di antara mereka. Ada
seorang dayang melihat Petrus, katanya: Orang ini juga beserta dengan Dia. Petrus
bersangkal: Hai perempuan; aku tiada kenal Dia.
: Ada pula orang lain yang melihat Petrus, katanya: Engkau pun seorang dari
mereka itu? Tetapi, kata Petrus: Hai orang, aku tidak.
: Kira-kira satu jam kemudian, ada orang yang melihat Petrus, serta
berkata: Dengan sesungguhnya orang ini juga beserta dengan Dia. Karena ia ini
pun orang Galilea.
Tetapi, kata Petrus: Hai orang, tiada aku mengerti apa yang engkau katakan.
Maka berpalinglah orang itu memandang Petrus. Lalu, keluarlah Petrus
sertamenangis tersedih-sedih.
: Setelah hari siang, Majelis Bicara mengadakan sidang yang dihadiri oleh Kepala
Imam, orang tua-tua kaum, dan ahli Taurat. Membawa Yesus menghadap "Majelis
Bicara".
Kata mereka: Jikalau sungguh Engkau Kristus, katakanlah kepada kami. Tetapi
kata Yesus kepada mereka itu: Jika aku mengatakan kepadamu, kamu tidak akan
percaya. Dan jika aku bertanya kepadamu, tiada akan kamu menjawab. Tapi kata
Yesus: Daripada sekarang ini, Anak manusia akan duduk di sebelah kanan kodrat
Allah.
: Orang banyak itu bertanya: Kalau begitu, kamu inilah Anak Allah. Maka jawab
Yesus: Seperti katamu sendiri, Akulah Dia.
: Kata mereka: Kita tidak perlu saksi lagi karena Dia sudah berkata sendiri
(maksudnya menghujat Allah).

6. Yesus di hadapan Pilatus

: Pada pagi hari, Kepala Imam, orang tua-tua, ahli Taurat, dan segenap majelis
mengatur rencana hendak membunuh Yesus. Lalu, diikatnya Yesus, diserahkan
kepada Pilatus.
: Pilatus bertanya kepada Yesus: Engkaukah raja orang Yahudi? Maka jawab Yesus:
Seperti kata Tuan.
: Orang banyak pun melontarkan pertanyaan tuduhan, tetapi Yesus tidak mau
menyahutnya. Dia diam 'seribu bahasa!
: Pada hari Raya Paskah, Pilatus biasa melepaskan seorang yang terbelenggu
(tawanan).
: Kepala Imam karena dengki sudah menyerahkan Yesus supaya dihukum mati oleh
Pilatus. Dan, mereka telah menghasut orang banyak, memberikan kesaksian
dusta. Maka ketika Pilatus menawarkan: Maukah kamu aku melepaskan raja

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


50
orang Yahudi? Dengan keras mereka meminta agar Barabbas yang dibebaskan.
Pilatus mengulang kata-katanya: Apakah kamu suka aku perbuat ke atas orang
yang kamu katakan raja orang Yahudi itu? Maka berteriaklah mereka itu:
Salibkanlah Dia.
: Sebab Pilatus hendak menyenangkan hati orang banyak, maka diserahkannya
Yesus kepada majelis bicara itu. (Jadi, pengadilan macam apa yang terjadi waktu
itu?)

7. Yesus di hadapan Pilatus

Yahya : Pada pagi hari, Yesus dibawa orang dari tempat Kayafas ke istana pemerintah.
: Orang Yahudi tidak mau ikut masuk istana, takut kena najis. Dan, supaya
mereka bisa makan Paskah.
: Pilatus keluar dan bertanya kepada orang banyak: Apakah tuduhanmu ke atas
orang ini?
: Jawab mereka: Jiakalau orang ini bukan orang jahat, tidak juga kami
menyerahkan Dia kepada Tuan.
: Jawab Pilatus: Hendaklah kamu mengambil Dia dan kamu hukumkan Dia
menurut hukum Tauratmu.
: Jawab orang Yahudi: Kami tiada berhak membunuh (menyalibkan?) seorang jua
pun.
: Pilatus masuk ke dalam balai pengadilan itu, lalu memanggil Yesus serta
bertanya: Engkaukah raja orang Yahudi?
: Maka sahut Yesus: Adakah kata Tuan ini daripada diri Tuan sendiri, atau orang
lainkah yang mengatakan kepada Tuan akan halku?
: Jawab Pilatus: Aku ini orang Yahudikah? Bangsamu sendiri (yang menuduh
kamu) dan segala imam itulah yang sudah menyerahkan engkau kepadaku.
Apakah perbuatanmu?
: Maka jawab Yesus: Kerajaanku ini bukannya daripada dunia ini. Kalau
kerajaanku di dunia ini, niscaya laskarku berperang dengan laskarmu, supaya
jangan Aku diserahkan kepada orang Yahudi. Lalu, Pilatus bertanya pula:
Engkau seorang rajakah juga? Jawab Yesus: Benar seperti kata Tuan bahwa Aku
ini seorang raja. Sebab itu, Aku telah lahir dan datang ke dunia ini supaya
menyaksikan kebenaran. Barangsiapa gemar akan kebenaran, ia mendengar
suaraku (Yahya 18: 36-37).
: Lalu, Pilatus berkata kepada orang banyak: Pada hari raya Paskah, menurut adat,
aku akan melapaskan seorang (tawanan) bagimu. Sukakah kamu aku
melapaskan bagimu: Raja orang Yahudi itu?
Orang banyak berteriak: Jangan Dia, melainkan Barabbas, seorang penyamun itu.
: Maka keluarlah Pilatus berkata kepada mereka itu: Tengoklah. aku membawa dia
keluar kepadamu. supaya kamu ketahui bahwa suatu pun tiada aku mendapat
salah padanya.
Berteriaklah orang banyak itu: Salibkanlah, salibkanlah Dia.
Kata Pilatus: Kamu ambillah Dia, dan salibkanlah Dia. Karena aku tiada
mendapat salah padanya.
: Maka sahut orang Yahudi: Pada kami ada satu hukum, menurut hukum itu wajib
ia mati. Oleh sebab ia mengatakan Dirinya Anak Allah.
: Apabila Pilatus mendengar perkataan mereka itu, makin sangatlah Pilatus takut.
Maka masuklah Pilatus ke dalam balai pengadilan serta berkata kepada Yesus:
Dari manakah asalmu? Tetapi, Yesus tidak menjawab kepadanya. Maka kata
Pilatus· kepada Yesus: Dengan aku tiadalah kamu mau berkata? Tiadalah engkau

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


51
ketahui bahwa aku berkuasa melepaskan engkau? Dan aku berkuasa
menyalibkan engkau?
Maka sahut Yesus: Suatu pun tiadalah Tuan berkuasa atas Aku, jikalau tiada
diberi kepada Tuan dari atas. Oleh sebab itu orang yang menyerahkan Aku
kepada Tuan, ialah besar dosanya (dari Tuan Pilatus). (Inilah diplomasi Yesus
yang hebat?).
Daripada ketika itu Pilatus mencari upaya untuk melepaskan Dia, tetapi
berserulah orang Yahudi dengan nyaring, katanya: Jikalau Tuan melepaskan
orang ini, bukannya Tuan sahabat Kaisar lagi, barangsiapa yang menjadikan
dirinya raja, ialah melawan Kaisar.
: Pada hari itu, hari persediaan Paskah, sekitar pukul dua belas tengah hari. Maka
kata Pilatus kepada mereka itu: Rajamu ini patutkah aku salibkan? Maka sahut
segala Kepala Imam: Tiadalah pada kami raja lain daripada Baginda Kaisar juga.

Apa yang menarik untuk diperhatikan secara cermat? Banyak cerita yang berlawanan satu
dengan yang lainnya. Hal ini berarti, terjadi ikhtilaf atau perbedaan pendapat di antara mereka. Namun,
kisah Yahya yang terakhir sangat menggelitik. Coba perhatikan bagaimana pertanyaan Pilatus kepada
Yesus dan bagaimana jawab Yesus. Demikian juga teguran orang-orang kepada Petrus dan bagaimana
jawab Petrus.

D. Catatan dari Injil Kanonik

1. Kisah penangkapan Yesus di taman Getsemani dari Injil Matius, Markus, dan Lukas, terjadi
sesudah memakan hidangan Paskah. Sedangkan, menurut Yahya, sebelum memakan
hidangan Paskah.

2.Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus mengambil roti. Roti itu dipecah-pecahnya dan
diberikannya kepada muridmuridnya. Katanya: Inilah tubuhku. Dan, Yesus mengambil
cawan minuman. Katanya: Inilah darahku, darah perjanjian baru.

3. Di taman Getsemani, Yesus meminta murid-muridnya supaya duduk berjaga. Yesus pergi
berdoa. Ia mengajak Simon Petrus, Yakub, dan Yahya. Yesus berkata kepada mereka bertiga:
Hatiku amat sangat berdukacita, hampir mati rasaku, tinggallah kamu di sini dan berjagalah
sertaku.

4. Dalam Injil Lukas, Yesus berkata kepada murid-muridnya: Berdoalah kamu supaya jangan
kamu kena pencobaan.

5. Dalam Matius, Markus, dan Lukas, Yudas datang bersama pasukan Imam Besar, orang tua-
tua, dan orang Parisi. Mereka hendak menangkap Yesus. Murid Yesus melakukan
perlawanan. Hamba Imam Besar dikerat telinga kanannya.

6. Murid-murid lari semua meninggalkan Yesus seorang diri (Markus 14: 50...,51, Yahya 16: 32).

7. Markus menceritakan bahwa ada seorang muda mengikut Yesus. Tubuhnya berselimutkan
sehelai kain putih yang halus. Para laskar berusaha menangkap dia, tetapi dia menanggalkan
kainnya, lalu lari bertelanjang (tidak tertangkap?).

8. Yahya menceritakan bahwa ketika Yudas bersama pasukannya hendak menangkap Yesus,
Yesus menemui mereka dan berkata: Siapakah kamu cari? Mereka menjawab: Yesus orang

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

52
9. Nazaret. Yesus menjawab: Akulah Dia. Maka undurlah mereka itu serta roboh ke tanah.
Maka Yesus bertanya lagi kepada mereka itu: Siapakah kamu cari? Jawab mereka itu: Yesus
orang Nazaret itu. Maka sahut Yesus: Aku sudah mengatakan kepadamu: Akulah Dia. Sebab
itu, jikalau kamu mencari Aku, biarkanlah orang ini pergi (siapakah dia?). Maka Simon
Petrus menghunus pedangnya, lalu memarang hamba Imam Sesar, mengerat telinga
kanannya.

10. Di taman Getsemani, datanglah malaikat dari langit menguatkan Yesus. Di dalam ketakutan
yang amat sangat, makin bersungguh-sungguh hati Yesus berdoa sehingga peluhnya
menjadi seperti darah menitik ke bumi.

11. Pesan Yesus kepada murid-muridnya: Janganlah hatimu terharu, percayalah akan Allah, dan
percayalah akan Daku juga. Dan jika Aku pergi serta sudah menyediakan tempat bagimu itu.
Aku akan kembali lalu menyambut kamu datang kepadaku supaya di tempat Aku ini ada, di
situ juga kamu ada. Dan tempat Aku pergi jalannya kamu ketahui (Yahya 14:1-4). Tiada
banyak lagi Aku akan bertutur dengan kamu karena penghulu dunia ini datang dan sekali-
kali tiada berhak atas Aku (Yesus tidak dapat ditangkap?).

12. Ketika Yesus telah selesai membasuh kaki murid-muridnya, Simon Petrus berkata: Ya
Tuhan, masakan Tuhan membasuh kaki hamba ini. Jawab Yesus sertanya: Barang yang Aku
perbuat engkau tiada tahu sekarang. tetapi kemudian kelak mengerti (Yahya 13: 6-7). Hai
anak-anakku hanyalah seketika lagi lamanya Aku bersama-sama dengan kamu. Maka kamu
akan mencari Aku dan seperti Aku sudah berkata kepada orang Yahudi: Bahwa ke tempat
Aku ini pergi, kamu ini tiada boleh sampai, begitulah juga Aku berkata kepadarnu sekarang
(Yahya 13: 33).

Tindakan Yesus tersebut merupakan "jawab atau siasat" atas rencana yang dilakukan Yudas.
Karena mereka telah dikepung oleh musuh maka Yesus membasuh kaki murid-muridnya sebagai
suatu cara menghilangkan jejak sehingga sulit dikenal oleh lawan.

Hal itu sejalan dengan keterangan bahwa meskipun Yesus dalam ketakutan yang amat
sangat, "malaikat" menguatkan tekad Yesus (Lukas 22: 43). Lalu, Yesus berkata kepada murid-
muridnya: Tiada banyak lagi Aku akan bertutur dengan kamu karena penghulu dunia ini datang dan
sekali-kali tiada ia (pasukan laskar) berhak atas Aku. Tetapi supaya diketahui oleh isi dunia ini
bahwa Aku mengasihi Bapa dan Aku perbuat juga sama seperti yang difirmankan oleh Bapa itu
kepadaku. Bangunlah kamu, marilah kita pergi dari sini (Yahya 14:30-31).

Jadi, kisah dari Injil Kanonik di atas memberi pengertian adanya "perlawanan dari murid-
murid Yesus" terhadap pasukan laskar. Kemudian, larilah murid-murid Yesus meninggalkannya. Dan,
ada seorang muda mengikut Yesus. Ia berselimutkan sehelai kain putih halus, dan dikejar oleh
pasukan laskar. Orang muda itu lari, dan tidak tertangkap (Markus 13: 50-51).

Dalam Injil Yahya diungkapkan bahwa ketika hendak ditangkap pasukan laskar, Yesus
mengajukan syarat dengan kata-kata: Sebab itu jikalau kamu mencari Aku, biarkanlah orang ini pergi
(Yahya 18:8). Siapakah orang itu dan mengapa Yesus masih sempat mengajukan permintaan itu
kepada pasukan laskar? Persoalan-persoalan tersebut akan bisa diketahui dalam pembahasan
selanjutnya.

F. Kisah Injil Sinoptik

Matius

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

53
a. Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus mengambil roti, lalu memberikannya kepada
murid-muridnya. Katanya: Makanlah, inilah tubuhku. Dan, diambilnya cawan
minuman. Lalu, disuruhnya murid-muridnya minum. Yesus berkata: Inilah darahku,
darah perjanjian.

b. Setelah makan hidangan Paskah, Yesus dan muridmuridnya pergi ke taman


GetsemanL Yesus berkata kepada mereka: Duduklah kamu di sini, aku pergi ke situ
untuk berdoa. Yesusmembawa Simon Petrus dan kedua anak Zabdi. Yesus berkata:
Hatiku amat sangat berduka, hampir mati rasaku, tinggallah kamu di sini dan
berjagalah sertaku.

c. Yudas bersama pasukan laskar Imam Besar dan orang tua-tua datang hendak
menangkap Yesus. Terjadilah perlawanan dari murid Yesus. Murid itu menghunus
pedangnya, lalu memarang hamba Imam Besar dan mengerat telinganya.

Markus

a. Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus mengambil roti dan menyuruh murid-
muridnya makan. Kata Yesus: Makanlah, inilah tubuhku. Kemudian, Yesus
mengambil cawan minuman dan menyuruh murid-muridnya minum. Berkatalah Ia:
Inilah darah perjanjian.

b. Setelah makan hidangan Paskah, Yesus dan muridmuridnya pergi ke bukit Zaitun,
ke taman Gestemani. Yesus berkata kepada mereka: Duduklah kamu di sini, aku
pergi berdoa. Dibawanya Petrus, Yakub, dan Yahya. Yesus berkata: Hatiku amat
sangat berdukacita, hampir mati rasaku, tinggallah kamu di sini, berjagalah.

c. Datanglah Yudas beserta pasukan laskar hendak menangkap Yesus. Terjadilah


perlawanan dari murid Yesus. la menghunus pedangnya dan memarang hamba Imam
Besar, mengerat telinganya.

d. Maka larilah sekalian muridnya meninggalkan Dia. Maka adalah seorang muda
mengikut Yesus, tubuhnya berselimutkan hanya sehelai kain putih yang halus. Maka
mereka (laskar) memegangkan dia (ditangkap?). Lalu ia pun meninggalkan kainnya
itu, lalu lari bertelanjang (tidak berhasil ditangkap).

Lukas

a. Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus berkata: Bahwa daripada ketika ini tiada
lagi Aku minum air buah anggur sehingga kerajaan Allah itu datang. Lalu, Yesus
mengambil roti Dipecah-pecahnya roti itu dan dibagikannya kepada murid-
muridnya, lalu katanya: Inilah tubuhku yang diserahkan karena kamu. Perbuatlah
demikian menjadi suatu peringatan akan Daku. Dan, Yesus mengambil cawan
minuman. Disuruhnya muridmuridnya minum, katanya: Cawan minuman ini adalah
Perjanjian Baru di dalam darahku, yang ditumpahkan karena kamu.

b. Setelah itu, Yesus dan murid-muridnya pergi ke taman Getsemani. Yesus berkata
kepada murid-muridnya: Berdoalah kamu supaya jangan kamu kena pencobaan.
Lalu, Yesus undur dari mereka, sekira sepelempar batu jauhnya, lalu berlutut dan
berdoa. Maka datanglah malaikat dari langit menguatkan Dia. Maka di dalam
ketakutan yang sangat, makin bersungguh-sungguh hati Yesus berdoa sehingga
peluhnya menjadi seperti darah yang menitik ke bumi.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


54
c. Yudas datang bersama orang banyak hendak menangkap Yesus, dan terjadilah
perlawanan dari murid Yasus. Dia memarang hamba Imam Besar dan mengerat
telinga kanannya.

d. Maka Yesus pun berbicara kepada Kepala-Kepala Imam, Penghulu Bait Allah, dan
orang tua-tua yang menyerang Dia.

Matius

Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus mengambil roti, kemudian memberikannya kepada
murid-muridnya. Katanya: Makanlah, inilah tubuhku. Dan, Yesus mengambil cawan minuman.
Lalu, menyuruh murid-muridnya minum. Katanya: Inilah darah perjanjianku.

Di taman Getsemani, Yesus sangat berdukacita hingga: Hampir mati rasaku. Dia menyuruh
murid-muridnya untuk berjaga-jaga. Yesus pergi bersama Simon dan kedua anak Zabdi untuk
berdoa, dan Yesus berpesan: Berjagalah sertaku.

Datanglah Yudas bersama pasukan laskar hendak menangkap Yesus. Terjadilah perlawanan
dari murid Yesus. Simon menghunus pedangnya, memarang hamba Imam Besar, telinganya kena
pedang.

Markus

Se1elah disiapkan hidangan Paskah, Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada murid-
muridnya. Katanya: inilah tubuhku. Dan, Yesus mengambil cawan minuman. Disuruhnya murid-
muridnya supaya minum. Katanya: Inilah darah perjanjianku.

Yesus pergi bersama Petrus serta Yakub dan Yahya, anak Zabdi, untuk berdoa. Yesus berkata
kepada mereka itu: Hatiku ama1 sangat berdukacita, hampir mati rasaku, tinggallah kamu di sini
berjagalah.

Datanglah Yudas beserta pasukan laskar hendak menangkap Yesus. Terjadilah perlawanan.
Petrus menghunus pedangnya dan memarang hamba Imam Besar. Telinga hamba Imam Besar
terkena pedang

Setelah itu MURID-MURID SEKALIAN LARI MENINGGALKAN DIA. Dan, ada seorang
muda mengikut Yesus. Tubuhnya berselimut kain halus. Pasukan laskar berusaha menangkap
"orang muda i1u", tetapi tidak berhasil. Orang muda itu lari meninggalkan kainnya. Dia lari
bertelanjang.

Siapakah orang muda itu? Ke mana ia bersembunyi? Dia termasuk murid Yesus atau
simpatisan? Atau, adakah kelompok di luar yang disebut murid Yesus, yang berusaha membela
dan melindungi Yesus dari persekongkolan Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi?

Lukas

Setelah disiapkan hidangan Paskah, Yesus berkata: Daripada ketika ini tiada lagi Aku minum
air buah anggur, hingga kerajaan Allah itu datang. Lalu, Yesus mengambil roti Dibagikannya roti
itu kepada murid-muridnya. Katanya: Inilah tubuhku yang diserahkan karena kamu. Perbuatlah
demikian menjadi suatu peringatan akan Daku. Lalu, Yesus mengambil cawan minuman.
Disuruhnya murid-muridnya minum. Katanya: Inilah Perjanjian Baru di dalam darahku yang
ditumpahkan karena kamu.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


55
Se1elah itu, Yesus dan murid-muridnya pergi ke taman Getsemani. Disuruhnya murid-
muridnya berjaga agar tidak terkena pencobaan. Dan, Yesus berdoa. Maka datanglah malaikat
dari langit menguatkan Dia. Maka di dalam kelakutan yang amat sangat, makin bersungguh-
sungguh Yesus berdoa sehingga peluhnya menjadi seperti darah yang menitik ke bumi.

Datanglah Yudas beserta pasukan laskar hendak menangkap Yesus. Terjadilah perlawanan
dari murid Yesus. Ada yang memarang hamba Imam Besar dan mengerat telinganya. Setelah itu,
terjadi dialog yang sanga1 bersahabat antara Yesus dan Kepala-Kepala Imam, Penghulu Bait Allah,
serta orang tua-tua yang menyerang Yesus.

Bagaimana hasil pembicaraan tersebut? Pengarang Injil Lukas tidak melanjutkan ceritanya.
Namun, sesuai dengan pembakuan kisah Injil Sinoptik, kemudian Yesus dibawa menghadap
penguasa untuk diperiksa atau diadili, dengan saksi-saksi yang telah dipersiapkan untuk
memberikan kesaksian dusta (Matius 26: 59).

Yahya

a. Perjamuan malam terjadi sebelum Paskah (Vahya 13: 13).


b. Yesus membasuh kaki murid-muridnya. Lalu,Yesus datang kepada Simon Petrus. Maka kata
Simon kepadanya: Ya Tuhan masakan Tuhan membasuh kaki hamba ini? Jawab Vesus, serta
berkata kepada Simon: Barang yang aku perbuat, engkau tiada tahu sekarang. Tetapi
kemudian kelak engkau mengerti. Hai anak-anakku, hanyalah seketika lagi aku bersama-
sama dengan kamu. Maka kamu akan mencari aku, dan seperti aku sudah berkata kepada
orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku ini pergi, kamu ini tiada boleh sampai, begitulah juga
aku berkata sekarang (Yahya 14: 1-4).

c. Yesus memberikan peringatan kepada murid-muridnya: Janganlah hatimu terharu,


percayalah akan Allah dan percayalah akan Daku juga. Dan jika aku pergi serta sudah
menyediakan tempat bagimu itu, aku akan kembali lalu menyambut kamu datang kepadaku,
supaya di tempat Aku ini ada, di situ juga ada kamu. Dan tempat aku pergi jalannya kamu
ketahui (Vahya 14: 1-14 ). Tiada banyak lagi Aku akan bertutur dengan kamu, karena
penghulu dunia ini datang, dan sekali-kali tiada ia berhak atas aku. Tetapi supaya diketahui
oleh isi dunia ini bahwa aku mengasihi Bapa, dan Aku berbuat juga sama seperti yang
difirmankan oleh Bapa itu kepadaku (lalu Yesus berkata pada muridnya): Bangunlah kamu,
marilah kita pergi dari sini (Yahya 14: 30-31).

TUDUHAN TERHADAP
SIMON PETRUS
A. Jawaban Petrus Atas Tuduhan terhadap Dirinya

Setelah Yesus membasuh kaki murid-muridnya, Petrus bertanya: Ya Tuhan, masakan Tuhan
membasuh kaki hamba ini? Yesus mempunyai maksud yang belum dipahami oleh murid-muridnya.
Maka jawab Yesus: Barang yang Aku perbuat, engkau tiada tahu sekarang, tetapi kemudian kelak
engkau mengerti (Yahya 13: 6-7).

Hai Simon, Simon! Tengoklah Iblis sangat meminta kamu hendak menampi kamu seperti
gandum. Tetapi Aku ini mendoakan engkau supaya imanmu jangan gugur dan jikalau engkau bertobat,
sokonglah saudara-saudaramu. Maka kata Petrus kepada Yesus: Ya Tuhan, jikalau beserta Tuhan, rela

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

56
hatiku atau mati sekalipun. Tetapi kata Yesus: Hai Petrus. ayam tiada akan berkokok hari in;
sehingga engkau bersangkal tiga kali bahwa tiada engkau kenal Aku.

Maka kata Yesus kepada murid-murid itu, "Tatkala Aku menyuruhkan kamu keluar dengan
tiada membawa pundi-pundi, biarlah ia bawa dia dan yang ada tempat bekal begitu juga, ~ siapa yang
tiada menaruh sesuatu hendaklah ia menjual bajunya akan beli pedang."

Maka kata mereka itu: Ya Tuhan, tengoklah di sini ada pedang dua bilah. Maka kata Yesus
kepada mereka itu: Sudahlah (Lukas 22: 31-38).

Keterangan tersebut memberikan pengertian bahwa Yesus mengetahui adanya


persekongkolan hendak membunuh dirinya dan murid-muridnya. Maka senjata "pedang pun"
disiapkan. Jadi, Yesus memiliki keyakinan akan bisa terhindar dari usaha rekayasa penguasa Romawi
yang bekerja sama dengan Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi. Oleh karena itu, kegagalan
penangkapan terhadap Vesus yang mendapat dukungan kuat dari murid-muridnya, khususnya Simon
Petrus dan orang muda yang berselimut kain putih halus, perlu mendapat perhatian serius.
Keberanian dan kejujuran Simon Petrus dalam menghadapi teguran orang terhadap dirinya, dan
tanggapannya yang sangat bijak serta diplomatis perlu diperhatikan secara jeli.

Setelah Yesus membasuh kaki murid-muridnya dan mempersiapkan mereka untuk membawa
"pedang", Simon Petrus secara heroik memberikan perlawanan terhadap pasukan laskar. Setelah itu,
murid-murid Yesus lari. Ini adalah informasi atau kisah yang disampaikan oleh pengarang Injil yang
perlu disikapi secara cermat.

Yesus dan murid-muridnya pergi bersama melintasi lembah Kidron, menuju Bukit Zaitun dan
tidak jauh dari sana, terdapat tempat yang disebut taman Getsemani. Demikianlah, Yudas membawa
satu detasemen pasukan bersama laskar pengawal Kepala Imam dan orang Parisi. Mereka datang
bersenjata pedang dan belantan.

Yesus tahu segala yang akan terjadi pada dirinya. Pasukan dan pengawal Kepala Imam serta
orang Parisi, tidak mengenal wajah Yesus secara jelas. Oleh karena itu, dikisahkan bahwa Yudas
membuat kode untuk mengenal Yesus bahwa Yesus itu yang berada di tengah-tengah murid-
muridnya, yang berjabat tangan dan diciumnya.

Keempat pengarang Injil Kanonik membuat kisah yang membuat pembaca percaya bahwa
Petrus dalam jangka waktu sekejap mata telah berputar haluan dari heroik menjadi pengecut, bahkan
"pengkhianat". Perhatikan dialog yang terjadi antara Petrus dan orang yang menegurnya.

B. Laporan Matius

Petrus digambarkan duduk di halaman, di luar gedung. Seorang dayang menghampirinya dan
berkata: Engkau juga bersama Yesus orang Galilea. Namun, Petrus menyangkal perkataan itu dengan
berkata: Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.

Ketika Petrus keluar menuju serambi, ia bertemu seorang dayang lain yang sedang
melihatnya. Dayang itu berkata kepada orang-orang yang menyaksikan kejadian itu: Drana ini
bersama Yesus dari Nazaret.

Setelah sesaat menunggu, orang-orang itu menghampiri Petrus dan berkata kepadanya:
Tentunya kamu juga salah seorang dari mereka karena lidahmu mengungkapkan siapa kamu
sebenarnya: Aku tidak mengenal orang itu. Pada saat itu, ayam jantan berkokok. Kemudian, Petrus

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


57
ingat apa yang pernah dikatakan Yesus: Sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkalku
tiga kali. Lalu, Petrus pun keluar dan menangis sejadi-jadinya.

C. Laporan Lukas

Ketika malam makin larut, para penjaga menyalakan api unggun di tengah-tengah halaman
gedung dan duduk bersama. Petrus pun ikut duduk di antara mereka. Kemudian, ada orang yang
menatapnya dan berkata: Orang ini juga bersamanya. Namun, Petrus menyangkalnya dengan
mengatakan: Hai perempuan, aku tidak mengenalnya. Sejenak kemudian, orang lain, ketika
melihatnya berkata: Kamu juga salah satu dari mereka. Sekitar satu jam kemudian, ada orang lain
yang berkata: Tentu saja orang ini juga bersamanya karena ia adalah orang Galilea. Akan tetapi,
Petrus berkata: Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Pada saat itu, sementara ia masih
berbicara, ayam jantan berkokok. Maka berpalinglah Yesus dan memandang Petrus.

Sabda Tuhan, sebagaimana dia telah berkata kepada Petrus: Sebelum ayam jantan berkokok
hari ini, engkau akan meriyangkalku tiga kali. Lalu, Petrus keluar dan menangis sejadi-jadinya,

D. Laporan Markus

Sementara Petrus berada di halaman gedung, salah seorang dayang Pendeta Tinggi melintas.
Ketika dayang itu melihat Petrus yang tengah menghangatkan diri, ia menatapnya dan berkata:
Kamu juga bersama Vesus. orang dari Nazaret. Namun, Petrus menyangkalnya dengan
mengatakan: Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.

Petrus pun keluar menuju halaman depan. Kemudian, ayam jantan berkokok, dan
dayang itu, sambil memandangnya mulai lagi berkata kepada orang-orang yang
menyaksikannya: Orang ini adalah salah satu dari mereka. Akan tetapi, lagi-Iagi Petrus
menyangkalnya. Kemudian, setelah sesaat, orang-orang yang menyaksikan itu berkata
kembali kepada Petrus: Tentu saja kamu adalah salah seorang dari mereka karena kamu
adalah orang Gali1ea.

Petrus mulai mengutuk dirinya dan mengucapkan sumpah: Aku tidak mengenal orang
yang kalian bicarakan. Pada saat itu, ayam jantan berkokok untuk kedua kalinya. Kemudian,
Petrus ingat bahwa Yesus pernah berkata kepadanya: Sebelum ayam jantan berkokok dua
kali, engkau akan menyangkalku tiga kali. Lalu, Petrus jatuh dan menangis.

E. Laporan Yahya

Perempuan itu berkata kepada Petrus: Bukankah engkau salah seorang dari murid
orang ini? Petrus berkata: Bukan. Kini, para budak dan pengawal telah menyalakan kayu
bakar karena cuaca sangat dingin, dan mereka berdiri mengelilingi api unggun untuk
menghangatkan diri. Petrus juga berdiri bersama mereka untuk menghangatkan diri. Mereka
bertanya kepada Petrus: Bukankah engkau salah seorang muridnya? Petrus menyangkalnya
dan berkata: Bukan. Salah seorang budak Pendeta Tinggi, seorang yang telinganya dipotong
Petrus, bertanya: Bukankah aku pernah melihatmu di taman (Getsemani) bersamanya? Lagi-
lagi, Petrus menyangkalnya, dan pada saat itu ayam jantan berkokok.

Keempat Injil Kanonik tersebut sepakat bahwa Petrus melakukan tiga penyangkalan
terhadap Yesus atas dakwaan yang diarahkan kepadanya. Meskipun demikian, mengenai
dakwaan terhadap Petrus, keempat Injil Kanonik itu tidak sepakat. Hal tersebut besar
kemungkinan dikarenakan "data yang disuguhkan oleh masing-masing Injil berbeda,"
Dakwaan itu bisa diikhtisarkan sebagai berikut.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


58
1. Petrus bersamaYesus orang Galilea.
2. Petrus bersama Yesus dari Nazaret.
3. Orang ini beserta dengan Dia.
4. Petrus bersama murid-murid dari orang yang tengahdiadili.
5. Petrus bersama orang yang tengah diadili.
6. Petrus pernah berada di taman bersama orang yang tengah diadili.

Dalam Injil karangan Lukas dan Yahya, penyangkalan Petrus secara spesifik
diarahkan pada "orang yang tengah diadili atau diinterogasi". Petrus menyangkal penisbatan
apa pun dengan orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Penyangkalan Petrus
memberikan kesan bahwa "orang yang tengah diadili atau diinterogasi bukan Yesus".

Hal ini mengingatkan kita pada keadaan yang terjadi dalam drama yang dikisahkan di
taman Getsemani, bagaimana Yudas serta pasukan Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang
Parisi jatuh ke tanah, murid-murid pergi meninggalkan Vesus, dan tentang orang muda yang
dimintakan Vesus kepada pasukan laskar agar orang itu pergi dahulu, juga mengenai orang
muda yang berselimut kain putih yang dikejar pasukan Kepala Imam, tetapi tidak
tertangkap. Siapakan orang muda ini?

Dalam kasus ini, "penyangkalan-penyangkalan Petrus sepenuhnya bisa diterima"


secara wajar. Dalam kasus ini, juga tidak ada kontradiksi yang membingungkan. Menurut
shahiburriwayat, hanya dalam waktu beberapa saat, kesediaan Petrus untuk bertarung seorang
diri melawan tentara Romawi dan penjaga kuil, mengisyaratkan keberaniannya yang heroik
dan keyakinannya yang teguh dalam membela Yesus (Lukas 22: 32).

Kisah-kisah penyangkalan Petrus yang dikesankan sebagai pengecut, dalam waktu sekejap
bisa berubah keyakinan. Jelasnya, membaca "penyangkalan Petrus" menimbulkan kesan yang kuat
bahwa pembacaan superfisialitas Injil-Injil Kanonik "salah mempresentasikan" penyangkalan-
penyangkalan Petrus menjadi "penyangkalan terhadap Yesus". Padahal, Petrus hanya berkata: Aku
tidak mengenal orang ini. "Orang ini" mungkin saja bukan Yesus. Jika dibaca dalam arti Petrus
mempertahankan konsistensi dalam penggambaran Petrus dalam Injil-lnjil Kanonik maka
penyangkalan-penyangkalan Petrus merefleksikan sebuah penyangkalan bahwa orang yang tengah
diadili atau diinterogasi (menurut Petrus) adalah bukan Yesus.

Sekarang, marilah kita perhatikan laporan Matius dan Markus. Di sini, kita menemukan
penyangkalan-penyangkalan Petrus dalam konteks ungkapan-ungkapan semacam: "Yesus orang
Galilea", "Yesus dari Nazaret", dan "Yesus orang dari Nazaret".

Menghadapi sebutan-sebutan yang demik,ian itu, diperlukan ketelitian dan kejelian


memerhatikan latar belakang "penulisan dan penyalinan" Injil-Injil Kanonik tersebut. Oalam sebutan
tersebut, ada kata-kata yang merupakan "kunci", yaitu "orang Galilea" dan "Nazaret".

Sebagian besar pembaca Alkitab menyamakan sebutan "orang Galilea" dengan "orang dari
wilayah geografis Galilea" yang ditujukan sebagai "Yesus". Sama halnya sebagian besar pembaca
menyamakan "Nazaret" dengan sebuah kota di Galilea, yang aleh Alkitab ditujukan bahwa di kota
itulah, Yesus dibesarkan. Padahal, kedua sebutan atau istilah ini memiliki makna-makna alternatif
yang sangat berbeda selama paruh pertama abad pertama Masehi.

Perkataan "Yesus" adalah pengucapan bahasa Latin dari kata Jesous bahasa Yunani. Kemudian,
masuk ke dalam bahasa Ibrani menjadi Jeshua, Jeoshua, atau Joshua yang diartikan Jehovah is salvation atau

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

59
Jehovah saves, yang dalam Injil Perjanjian Baru diartikan "Yesus yang akan menyelamatkan
(membebaskan) kaumnya daripada segala dosanya" (Matius 1: 21).

Pada abad pertama Masehi, "nama Yesus" sangat populer digunakan untuk nama diri
seseorang. Konon, pada zaman Herodes Agung, dari 28 Pendeta Tinggi, empat di antaranya memakai
nama Yesus: Yesus Putra Phabet atau Phiabi, Yesus Putra Sek atau Sie, Yesus Putra Dameneus, dan
Yesus Putra Gamaliel. Dari penduduk Palestina waktu itu, yang memakai nama Yesus bagi dirinya
diperkirakan mencapai 14 persen penduduk laki-Iaki.

Dalam hubungannya dengan kisah penangkapan Tuhan Yesus di taman Getsemani, yang jelas
diakui dalam keempat Injil Kanonik adalah pasukan yang hendak menangkap Yesus itu tidak
mengenal dengan jelas "yang mana Tuhan Yesus yang hendak ditangkapnya" dan dalam waktu itu
terjadi perlawanan yang hebat dari murid-murid Yesus yang sudah siap membawa pedang. Oleh
karena itu, kemungkinan terjadinya "salah tangkap" sangat besar sehingga penyangkalan Petrus atas
orang yang diperiksa atau diinterogasi bahwa dirinya "tidak kenal" adalah benar. Dengan demikian,
Petrus bukanlah seorang pengecut atau pengkhianat terhadap gurunya.

F. Orang-Orang Galilea

Pada paruh pertama abad pertama Masehi, paham Yahudi terpecah belah menjadi beberapa
sekte (aliran paham) dan aliran politik. Dalam sejarah dikenal: Saduki, Essen (Zodokite), Parisi,
Zealot, Nazorea (Nazarite atau Nazirite), dan kelompok Galilea. Dengan memahami keadaan
tersebut maka istilah semacam "Yesus orang Galilea" atau "Yesus orang dari Nazaret" bisa dipahami
sepenuhnya dengan tepat.

Berbagai aliran atau sekte dan sub-sekte Yahudi ini jika dilihat berdasarkan dimensi kultural
dan politisnya maka akan dijumpai apa yang disebut poros kiri dan poras kanan. Yang dimaksud
poros kiri adalah mereka yang menunjukkan sikap akomodatif terhadap kebudayaan Helenistik dan
kekuasaan Romawi. Sedangkan, poros kanan adalah mereka yang menunjukkan sikap penolakan
terhadap kebudayaan Helenistik dan kekuasaan Romawi. Mereka mencita-citakan nasionalistik
Yahudi sebagai "sisa Israel yang terpilih".

Dari kelompok kultural-politik yang ada, bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu
aliran Saduki, kaum Parisi, serta Zelot dan Hasmonea. Aliran Saduki adalah pendukung poros kiri,
yang akomodatif terhadap kebudayaan dan kekuasaan Romawi. Kaum Parisi dimasukkan kelompok
atau golongan tengah. Sedangkan, yang masuk poros kanan adalah kaum Zelot dan Hasmonea.
Kelompok terakhir ini, sangat keras menentang pengaruh kekuasaan Romawi.

Poros kanan konsisten melahirkan gerakan-gerakan perlawanan terhadap kekuasaan


Romawi. Mereka disebut kelompok Zelot. Zelot sendiri merupakan sebuah kata yang mengandung
banyak makna, termasuk kelompok Sikaril, dari kata Yunani, Sikariol, yang berarti "manusia-manusia
belati". Kelompok Sikaril ini mempunyai sub-kelompok yang disebut Zelot (yang merupakan para
pembunuh) dan sub-kelompok Galilea. Dalam Injil Perjanjian Baru, kita temukan yang termasuk
kaum Zelot adalah Simon yang digelari Petrus dan Andreas, Yahya, Matius, Tomas, Yakub, Anak
Alpius, dan Simon yang digelari Zelotis (Lukas 6: 14-16).

Setelah itu kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari gunung yang bernama Zaetun yang dekat dengan
Yerusalem, sejauh perjalanan yang halal pada hari Sabat. Setelah itu masuk ke dalam negeri (Yerusalem), maka naiklah
mereka ke bilik yang di atas, yaitu tempat kediaman Petrus dan Yahya dan Yakub dan Andreas, Pilipus dan Tomas dan
Bartolomeus dan Matius dan Jakub anak Alpius dan Simon Zelotis serta Yudas anak Yakub. Maka mereka itu sekalian

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


60
bertekun dengan sehati berdoa beserta dengan beberapa perempuan dan Maryam, ibu Jesus dengan saudaranya. (Kisah
Para Rasuf 1: 12-14)

Yudas Iskariot termasuk kelompok Sikaril (manusia belati) (Matius 10: 14, 26: 24, Lukas 6: 16,
22:3, Yahya 6:71, 12:54, 13:2,26). Oleh karena itu, tidak aneh apabila Yesus menyuruh murid-muridnya
membeli pedang (Lukas 22:36-38) dan ternyata Petrus pun melakukan perlawanan terhadap pasukan
laskar yang hendak menangkap Yesus di taman Getsemani (Matius 26:51, Markus 14:47, Lukas, 22;
50, Yahya 18:10).

Setelah itu, murid-muridnya lari meninggalkan Yesus (Matius 26:56, Markus 14:50) dan lagi
kata Yesus: Jikalau kamu mencari aku, biarkanlah orang ini pergi (Yahya 18:8). Siapakah yang
dimaksud dengan "orang ini"? Jika kalimat dalam ayat Yahya 18:19 dan hubungannya dengan Yahya 17:
12, berarti "orang ini" termasuk murid Yesus. Kalau begitu, ia adalah Yudas Iskariot. Hal ini menjadi
sangat menarik perhatian karena Yudas Iskariot termasuk kelompok Sikaril (manusia belati). Dan,
penemuan arkeologi menyebutkan bahwa Yudas Iskariot bukanlah murid yang "khianat", melainkan
justru seorang murid yang patuh kepada Yesus.

Dalam kelompok Zelot, terdapat sub-kelompok yang dikenal sebagai orang Galilea (the
Galileans). Secara singkat, latar belakang sejarah kelompok Galilea bisa dituturkan sebagai berikut.

Pada tahun 6 Masehi, Gubernur Suriah diperintah oleh Kaisar Agustus supaya melakukan
sensus di Palestina guna mendata kepemilikan untuk menciptakan aturan pajak. Sebagian besar
kaum Yahudi di Palestina menyepakati sensus itu. Namun, ada kelompok orang Yahudi di bawah
pimpinan Yudas Gamala yang melakukan perlawaan terhadap sensus' itu, dengan alasan bahwa orang
kafir (pagan/bukan Yahudi) tidak memiliki hak memerintah Palestina. Mereka hendak menegakkan
pemerintahan teokratik sendiri. Kelompok tersebut dikenal sebagai "Yudas orang Galilea",
konotasinya sebagai pemberontak. Yudas terbunuh dan pengikutnya berpencar-pencar (Kisah Para
Rasul 5: 37). Pemberontakan Yudas, orang Galilea itu, merupakan awal lahirnya gerakan Zelot yang
dikenal sebagai "Kelompok Galilea".

Jadi, dalam hubungan ini, Galilea bukan nama tempat (kota), melainkan sebutan bagi
kelompok pemberontak terhadap kekuasaan Romawi.

G. Orang Nazarea

Dalam tuduhan yang diarahkan kepada Petrus, di antaranya dikatakan: Orang ini pun
ada bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu juga (Matius 26:71) dan: Engkau juga
bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu (Markus 14:67).

Ada pendapat dari ahli Perjanjian Baru bahwa kata-kata "orang Nazaret itu juga",
sebenarnya merupakan terjemahan yang kurang tepat dari bahasa Yunani, Nazarene, yang
artinya (of on Early Jewish-Christian sect). Dan, yang kedua, "orang Nazaret itu", dari bahasa Yunani,
Nazarite, yang artinya (Hebraw under vow of abstinence), suatu kelompok Yahudi yang bersumpah
setia dengan pantangan yang ketat (yang disamakan dengan suci dan kudus). Namun, kata
Nazarite bisa juga berarti nama kota Nazaret. Inilah yang dimaksud dalam Matius. Kemudian,
tibalah ia serta diam di dalam sebuah negeri yang bernama Nazaret (Matius 2:23).

Kalau demikian, tuduhan terhadap Petrus dan jawaban Petrus: Tiada aku kenal orang
itu (Matius 26: 72) dan: Aku tiada tahu dan tiada aku mengerti apa katamu ini (Markus 14:
68) adalah suatu sikap yang diplomatis sehingga Petrus tidak bisa dikategorikan sebagai

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

61
orang yang "menyangkal", "berdusta", atau "khianat". Oleh karena itu, Yesus bepaling
memandang Petrus (Lukas 22: 61).

GAGASAN PAULUS TENTANG


PENYALIBAN DAN PENEBUSAN DOSA

A. Drama Pertobatan Paulus

Paulus berubah secepat kilat, dari "musuh" menjadi "pemuja" yang luar biasa terhadap
Yesus. Setelah tiga hari dari pertobatannya, Paulus langsung bisa mengajarkan bahwa Yesus
itu Anak Allah, dan Yesus itulah Kristus (Kisah Para Rasul 9:2022). Adapun kisah
pertobatan Paulus dalam surat yang dikarang oleh muridnya, yaitu Lukas, dalam Kisah Para
Rasul adalah sebagai berikut.

Tatkala Paulus sudah mendapat surat mandat atau surat kuasa dari Kepala Imam,
untuk melaksanakan hasil keputusan Majelis Besar, yaitu menangkap dan membunuh Yesus,
berangkatlah Paulus dengan sangat geram terhadap Yesus. Perlu diketahui bahwa Paulus
menderita penyakit radang mata yang menahun (Galatia 4:15) dan oleh sebab menilik segala
kelebihan wahyu yang teramat sangat yang diterima oleh Paulus, sebab itu supaya jangan
Paulus membesarkan diri, maka Paulus telah diberi suatu duri menikam ke dalam tubuhnya,
yaitu suatu pesuruh Iblis yang menggocoh aku. Paulus sudah tiga kali memohon kepada
Tuhannya agar pesuruh Iblis itu terlepas dari dirinya. Tapi kata Tuhannya: Padalah bagimu,
anugerah-Ku, kerena kuasa-Ku disempurnakan di dalam kelemahan, Sebab itu dengan
terlebih suka, Paulus bermegah-megah di dalam segala kelemahannya supaya (yaitu
menderita penyakit mata yang menahun dan duri menikam ke dalam tubuhnya, yaitu
pesuruh Iblis yang menggocoh tubuhnya) kuasa Kristus turun ke atasnya (2 Korintus 12: 7-
9).

Max I. Dimond menyebutkan bahwa pesuruh Iblis yang dimaksud ialah penyakit epilepsi
(ayan). Oleh karena itu, tatkala emosinya sedang meledak-Iedak di tengah teriknya sengatan sinar
matahari, Paulus rebah ke tanah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan keterangan selengkapnya berikut
ini.

Maka di dalam hal itu tatkala patik sedang berjalan ke Damsyik dengan kuasa dan izin kepala-kepala imam
itu, maka pada tengah hari, ya tuanku, patik tampak di jalan itu suatu cahaya dari langit yang terlebih terang cahayanya
daripada matahari, bersinar-sinar sekeliling patik dan segala orang yang berjalan bersama-sama patik itu, Tatkala patik
sekalian sudah rebah ke tanah, kami dengar suatu suara mengatakan kepada patik dengan bahasa Ibrani: Saul, Saul,
apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Sukarlah bagimu menendang dosa. Maka kata patik.· Siapakah Engkau ya
Tuhan? Maka kata Tuhan itu: Akulah Yesus yang engkau aniayakan. Bangkit dan berdiri tegaklah engkau karena inilah
sebabnya Aku kelihatan kepadamu. hendak menetapkan engkau menjadi rasul dan saksi, baik dalam segala perihal yang
sudah engkau tampak, baik dari hal yang di dalamnya Aku akan dinyatakan kepada engkau kelak, sambil melepaskan
engkau dari kaum itu dan daripada orang kafir yang Aku ini suruhkan engkau pergi, akan mencelikkan mata mereka itu
supaya mereka itu berpaling daripada gelap kepada terang dan daripada kuasa Iblis kepada Allah dan supaya mereka itu
beroleh keampunan dosa dan bahagian bersama-sama dengan segala orang yang dikuduskan itu (=Paulus) oleh sebab iman
kepadaku. Itulah sebabnya, ya tuanku baginda Ageripa, tiadalah patik ingkar daripada menurut penglihatan yang dari
surga itu, melainkan patik kabarkan dahulu baik kepada orang di Damsyik baik di Yerusalem serta seluruh tanah Yudea,
demikian juga kepada orang karir (=bukan Yahudi) supaya mereka itu bertobat, dan berpaling kepada Allah dengan
berbuat amal yang bersetuju dengan tobat itu, Oleh sebab segala perkara itulah, maka orang Yahudi itu memegangkan
patik di dalam Bait Allah mencoba membunuh patik. (Kisah Para Rasu126: 12-21)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


62
Apabila kita perhatikan secara cermat, kisah pertobatan Paulus yang diceritakan oleh
muridnya, ternyata banyak mengandung kontradiksi yang sangat jauh sehingga sulit dicari titik
temunya. Jelasnya, perhatikan keterangan berikut ini.

1. Kisah Para Rasul26: 12-16

a. Paulus sedang berjalan ke Damsyik, dengan kuasa dan izin Kepala Imam. Pada tengah hari,
Paulus di jalan itu tampak cahaya dari langit (=surga) yang terlebih terang cahayanya daripada
cahaya matahari, bersinar-sinar sekeliling Paulus dan segala orang yang berjalan bersama-sama
Paulus.

b. Paulus dan semua orang yang bersamanya, rebah ke tanah.

c. Ketika itu, Paulus mendengar suara mengatakan kepadanya dalam bahasa Ibrani: Saul, Saul,
apakah sebabnya engkau aniayakan Aku?

d. Paulus bertanya kepada yang bersuara itu. pertanyaan Paulus: Siapakah engkau ya Tuhan?
Jawab yang bersuara itu: Akulah Yesus yang engkau aniayakan.

e. Aku kelihatan kepada engkau hendak menetapkan engkau menjadi rasul dan saksi, baik dari
segala perihal yang sudah engkau tampak, baik dari hal yang di dalamnya Aku akan dinyatakan
kepada engkau kelak.

2. Kisah Para Rasul 22: 6-21

a. Maka berlakulah tatkala aku lagi berjalan hampir ke Damsyik, sekira tengah hari tiba-tiba
bersinar-sinarlah dari langit suatu cahaya yang besar sekeliling aku,

b. Lalu rebahlah aku ke tanah, terdengar suara mengatakan kepadaku: Hai Saul, Saul, apakah
sebabnya engkau aniayakan Aku? Maka jawab Paulus: Siapakah Engkau, ya Tuhan? Maka
jawab yang bersuara itu: Aku ini Yesus orang Nazaret yang engkau aniayakan.

c. Orang-orang yang bersama dengan Paulus tampak adanya sinar itu, tetapi mereka tidak
mendengar adanya suara yang memanggil Paulus dan tidak rebah.

d. Maka Paulus bertanya (kepada Yesus): Ya Tuhan anakah yang wajib aku perbuat?

e. Maka jawab Tuhan Yesus kepada Paulus: Bangkitlah engkau, pergi ke Damsyik, di sana akan
dikatakan kepadamu segala perkara yang ditetapkan engkau perbuat. Paulus matanya tidak
dapat melihat, karena kemuliaan sinar tersebut lalu dibimbing orang ke Damsyik.

f. Di Damsyik ada orang bernama Ananias, yang beribadat menurut hukum Taurat, dan orang
yang terpuji di kalangan orang Yahudi. Ananias berkata: Hai saudaraku Paulus, tampaklah
pula engkau. Maka seketika itu juga Paulus matanya bisa melihat kembali.

Bahwa Allah nenek moyang kita sudah menetapkan engkau terdahulu akan mengetahui
kehendaknya dan mendengar suara dari mulutnya (ingat, Epesus 1: 3-4).

g. Karena kamu akan menjadi saksi Baginya kepada sekalian manusia tentang segala yang sudah
engkau tampak dan dengar itu.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

63
h. Bangkitlah, terimalah baptisan dan sucikanlah dirimu daripada dosa dengan menyeru
Namanya.

i. Paulus pulang ke Yerusalem. Ketika sedang berdoa di Bait Allah, Yesus datang (tampak) dan
bersabda kepada Paulus:

- Cepatlah keluar dari Yerusalem karena mereka tidak menerima kesaksianmu tentang Aku.
- Aku akan menyuruhkan engkau jauh dari sini kepada orang kafir.

Jadi, setelah bangkit dari kubur berkali-kali, Yesus tampak pada Paulus dan selalu
menyertainya.

3. Kisah Para Rasul 9: 3-19

a. Ketika Paulus sedang berjalan dekat Damsyik, tiba-tiba memancarlah suatu cahaya dari langit
sekeliling dia.

Rebahlah Paulus ke tanah, lalu didengar suara mengatakan kepadanya: Saul, Saul, apakah
sebabnya engkau aniayakan Aku? Orang-orang yang bersama Paulus tidak rebah.

b. Paulus menyahut: Siapakah Engkau ya Tuhan?

Maka Ia pun bersabda: Akulah Yesus yang engkau aniayakan.

Bangkitlah dan masuklah ke dalam negeri, di sana akan dikatakan kepadamu barang yang
wajib engkau perbuat.

Orang yang bersama Paulus tercengang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat barang
seorang pun.

c. Paulus bangkit darl rebahnya, tetapi matanya tidak melihat, lalu dibimbing orang masuk ke
Damsyik.

Tiga hari Paulus tidak bisa melihat, tidak makan dan minum.

d. Sabda Tuhan kepada Ananias dalam suatu penglihatan: Bangkitlah dan berjalankah ke "jalan
lurus", tanyakan di rumah Yudas, orang yang bernama Saul orang Tarsus.

Ananias menjawab: Ya Tuhan, hamba sudah mendengar banyak dari hal orang ini, betapa
banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang suci Tuhan di Yerusalem. Dia datang
ke Damsyik setelah memperoleh surat kuasa dari kepala-kepala imam, mengikat orang yang
menyebut Namamu.

e. Tapi sabda Tuhan kepada Ananias:' Pergilah engkau karena ialah suatu alat yang terpilih
Bagiku akan memasyhurkan Namaku kepada segala orang kafir dan Bani Israel pun.

Ananias berkata: Hai saudaraku Saul, aku disuruh oleh Tuhan Yesus yang menyatakan dirinya
kepadamu di jalan yang engkau tempuh itu supaya engkau bisa melihat kembali dan penuh
dengan Rohul kudus. Maka bangkitlah Saul lalu dibaptiskan oleh Ananias.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

64
f. Setelah beberapa hari di Damsyik, Paulus mulai mengajarkan bahwa Yesus itu Anak Allah dan
Yesus itulah Kristus. (Kisah Para Rasul 9: 3-22)

Dalam keterangan mengenai pertobatan Paulus yang dikisahkan oleh muridnya tersebut, jelas
banyak dijumpai kisah yang simpang siur, bahkan saling bertentangan. Paulus telah dipilih di dalam
Kristus sebelum dunia dijadikan. Apabila kita mengikuti keterangan yang diberikan sendiri oleh
Paulus mengenai dirinya, berkaitan dengan pahamnya mengenai Kristus (Epesus 1:3-4), kisah
pertobatan yang diberikan oleh muridnya tersebut akan menimbulkan tanda tanya yang sangat besar.
Mengapa demikian? Jawabnya, karena Paulus itu sendiri telah mengajarkan kepada orang Epesus
bahwa dirinya telah diberi berkat rohani dari surga dan dipilih di dalam Kristus sebelum dunia ini
dijadikan supaya Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan (Epesus 1:3-4).

Berkat rohani dari surga yang diberikan kepada Paulus itu merupakan: rahasia yang sudah
berzaman-zaman dan turun-temurun, baru sekarang diberikan Tuhan kepada Paulus (Kolose 1:25-
26). Pada zaman sebelum Paulus, belum pernah diberikan Tuhan kepada anak Adam (Epesus 3:4)
dan Kristus yang diajarkan Paulus itu adalah Kristus yang bukan lagi sebagaimana manusia. Prof. Dr.
C. Groenen menyebutkan, "Yesus sejarah dan Kristus kepercayaan". Jadi, Kristus legenda atau
mitologi? Paham Kristus yang demikian itu merupakan "kejadian yang baru".

Maka Allah telah memperdamaikan kita (=Paulus) dengan Dirinya, oleh sebab Kristus.
Karena Allah di dalam Kristus itu memperdamaikan isi dunia ini dengan Dirinya sendiri dan tidak
menghitungkan lagi dosa mereka ke atas mereka itu, dan sudah menanggungkan ke atas kami
(=Paulus) kabar perdamaian itu.

Sebab itu Paulus menjadi utusan bagi pihak Kristus seolah-olah Allah minta dengan lidah Paulus.
Maka Paulus mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah (2 Korintus 5:
16-20).

Kalau demikian, jelaslah bahwa kisah mengenai Yesus yang diberi predikat sebagai Kristus
oleh Paulus, yang diceritakan oleh Lukas, murid Paulus, dalam Kisah Para Rasul, dan kisah mengenai
Kristus yang baik hati kepada Paulus, ternyata baru merupakan suatu "harapan atau saran" dari
Paulus kepada Tuhannya untuk memperdamaikan isi dunia ini dengan Dirinya (2 Korintus 5:20).

Al-Qur'an menjelaskan bahwa "pembunuhan terhadap Isa anak Maryam", hanya merupakan
anggapan, gagasan, atau halusinasi karena di antara mereka sendiri terjadi ikhtilaf, yaitu perbedaan
pendapat dan suatu keraguan yang hanya didasarkan atas persangkaan (zhan) (QS 4:157).

Lebih jauh, Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah me-rafa'a kepadanya (QS 4:158). Kata rafa'a di
situ artinya "Allah menyelamatkannya atau diselamatkannya". Allah telah memberikan keterangan
awal yang muhkam bahwa Isa itu: Keselamatan atas aku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku wafat,
dan juga pada hari aku dibangkitkan kembali (pada hari kiamat) (QS 19: 33) dan Nabi Isa a.s. adalah
rasul untuk Bani Israel (OS 3:49, 61:6). Dan, setiap nabi dan rasul mengajak kepada umatnya:
Beribadahlah kamu kepada Allah dan jauhilah olehmu thaghut (apa pun yang disembah selain Allah)
(QS 16: 36).

Nabi Isa a.s. juga mengajarkan hal yang sarna: Aku tidak pernah berkata kepada mereka
(umatnya) selain apa yang diperintahkan kepadaku oleh-Nya: Beribadahlah kamu kepada Allah,
Rabb-ku dan juga Rabb kamu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka (umatnya) selama (hidupku)
bersama mereka, dan setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang menjadi saksi segala sesuatu
(QS 5: 117).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

65
Maka Allah menjadikan apa yang terjadi di kalangan Bani Israel sebagai peringatan bagi
orang yang sezaman dengan mereka dan yang sesudahnya dan bagi orang yang bertakwa mengandung
pelajaran (QS 2:66).

Pada zaman Paulus, banyak paham tentang Kristus: Sungguh setengah orang memberitakan
Kristus itu dari sebab dengki dan permusuhan (=terhadap Paulus), dan Paulus memberitakan Kristus
dari sebab kasih, karena aku ditetapkan kepada hal menjawabkan Injil itu (Pilipi 1:15-17). Karena
meskipun kamu ada sepuluh ribu guru di dalam Kristus, tetapi kamu tiada banyak bapa, karena di
dalam Kristus Yesus aku ini talah memperanakkan kamu dengan Injil itu. Sebab itu aku mintalah
kamu: Turutlah teladanku (1 Korintus 4:15-19).

Para ahli mengakui bahwa Paulus adalah satu-satunya pengarang Injil yang dididik dengan
paham Yahudi. Dia murid Pendeta Gamaliel. Paulus adalah orang yang cerdik, cerdas, dan
bersemangat. Maka dalam waktu secepat kilat, Paulus menjadi pendukung setiap rekayasa Kepala
Imam dan orang tua-tua, untuk melakukan pembunuhan terhadap Yesus dan murid-muridnya.
Paulus tidak pernah melewatkan setiap kesempatan yang bisa dimanfaatkannya.

Setelah mendapat surat mandat atau surat kuasa, dalam menjalankan tugasnya itu, Paulus
dengan lantang menyatakan bahwa dirinya "wajib" melakukan perseteruan melawan Yesus orang
Nazaret itu (Kisah Para Rasul 26:9-11). Namun, secara tiba-tiba, setelah Yesus hilang dari panggung
sejarah, Paulus berbalik menjadi "pengkhianat" terhadap Kepala Imam dan orang tua-tua, dan
mengaku "mendapat panggilan Tuhan": Pergilah engkau karena engkaulah suatu alat yang terpilih
Bagiku akan memasyhurkan Namaku, kepada segala orang kafir dan raja-raja dan Bani Israel pun
(Kisah Para Rasul 9:15).

Drama pertobatan Paulus itu terjadi tatkala Paulus hendak masuk kota Damsyik untuk
menangkap dan membunuh murid-murid Yesus. Dalam keadaan emosi yang meledak-ledak, hendak
melampiaskan dendam kesumat yang menguasai seluruh perasaan serta pikirannya, Paulus yang
mengidap penyakit "radang mata yang menahun" (Galatia 4:15), tidak tahan terkena teriknya
sengatan sinar matahari di siang bolong dan "pesuruh Iblis menggocoh tubuhnya" (2 Korintus 12:7).

Menurut Max I. Dimond, itu adalah penyakit epilepsi atau ayan yang mendadak kumat. Maka
Paulus jatuh tersungkur ke bumi dan tidak bisa melihat. Dalam keadaan demikian itulah, Paulus
mendapat "panggilan dari Tuhannya": Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Maka jawab
Paulus: Siapakah Engkau, ya Tuhan? Maka Ia pun bersabda: Akulah Yesus yang engkau aniayakan
(Kisah Para Rasul 9:1-6).

Dan sabda Tuhan dalam penglihatan (mimpi) kepada Ananias: Dikatakan kepada Paulus:
Pergilah engkau, karena engkau suatu alat yang terpilih Bagiku akan memasyhurkan Namaku kepada
segala orang kafir dan raja-raja dan Bani Israel pun (Kisah Para Rasul 9:15).

Maka kata Ananias kepada Paulus: Aku ini disuruh oleh Tuhan Yesus yang menyatakan
Dirinya kepadamu (=Paulus) supaya matamu bisa melihat kembali dan supaya engkau penuh dengan
Rohul Kudus. Maka seketika itu gugurlah selaput dari matanya maka bangkitlah Paulus, lalu
dibaptiskan (oleh Ananias?). Dan, makanlah Paulus sehingga kuatlah tenaganya. Pada ketika itu juga,
diberitakanlah di rumah sembahyang bahwa Yesus ialah Anak Allah dan Yesus itulah Kristus (Kisah
Para Rasul 9:17-22).

Orang pasti bertanya-tanya, mengapa Paulus bisa secepat itu mengajarkan bahwa Yesus itu
Anak Allah dan Yesus itulah Kristus? Jawaban yang tepat ada dalam surat Paulus itu sendiri. Bahwa
Paulus telah diberkati oleh Allah di dalam Kristus dengan segala berkat rohani dari surga, sebelum
dunia ini diciptakan supaya Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhannya (Epesus 1: 3-4).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


66
Lebih jauh Paulus menerangkan: Demikianlah pada masa ini pun ada lagi sisa menurut
pilihan anugerah. Tetapi jikalau daripada anugerah maka bukannya daripada perbuatan manusia,
sebab jikalau dari perbuatan manusia, anugerah itu bukannya anugerah lagi, jikalau begitu
apa yang dicari oleh Bani Israel itu mereka tiada dapat (Kisah Para Rasul 26:6-7), tetapi orang
pilihan (Allah) sudah dapat (=Paulus), maka yang lain itu sudah dijadikannya keras hati
(Roma 11:5-7). Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku (Galatia 2: 20).

Maka ia sudah menyatakan kepada kita (=Paulus) rahasia kehendaknya menurut


kesukaannya, sebagaimana ia sendiri sudah bermaksud hendak melakukan apabila masanya
genap, akan mempersatukan segal a sesuatu di dalam Kristus, baik barang yang di surga, baik
barang yang di atas bumi. Di dalam Dia itu juga kami (=Paulus) sudah dijadikan waris
ditakdirkan menurut keputusan Allah yang melakukan segala sesuatu setuju dengan maksud
kehendaknya sendiri supaya kita (=Paulus) menjadi suatu kepujian bagi kemuliaannya,
yaitu kita (=Paulus) yang pertama-tama menaruh harap akan Kristus itu (Epesus 1:9-12, Kisah
Para Rasul 26:6-7) karena dari sebab pengharapan Bani Israel aku (=Paulus) menanggung
belenggu ini (Kisah Para Rasul 28:20).

Maka sekalian orang itu walaupun sudah terpuji oleh sebab imannya, tetapi barang
yang dijanji itu mereka tiada dapat. Karena Allah sudah menyediakan barang yang terlebih
baik bagi kita (=Paulus), maksudnya supaya jangan mereka itu menjadi sempurna dengan
tiada kita (=Paulus) (Ibrani 11:39-40).

Karena tugas Paulus adalah "memasyhurkan Nama Yesus" (Kisah Para Rasul 9:15)
maka sangat menarik keterangan dari Adolf Deissmann mengenai Paulus berikut ini.

Two name contains in themselves the primitive of Christianity: the name of Jesus and Paul-Jesus and
Paul-these two do not stand side by side as first and second. From the broadest historical standpoint,
Jesus appears as the One, and Paul as the first after the One-or in more Pauline phraseology-as the first
in the One (Paul: a Study in Social and Religius History).

Kisah dramatis pertobatan Paulus tersebut oleh pengarang Inji! Perjanjian Baru juga
dikenakan pada Simon Petrus, dalam petualangan pengkhianatannya terhadap Yesus.
Menurut pengarang Injil Perjanjian Baru, Petrus mendapat mandat langsung dari Yesus,
dengan pesannya sebagai berikut.

Aku akan memberi kepada engkau anak-kunci kerajaan surga, dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi, itu pun
terikat di surga, dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi, itu pun terorak juga di surga. (Matius 16:19)

Maka ketika di taman Getsemani, tentara Romawi dan laskar Kepala Imam serta
orang Parisi hendak menangkap Yesus, Simon Petrus memberikan perlawanan sehingga
telinga hamba Imam Besar lerkena pedang Petrus. Namun, ketika Yesus dihadapkan kepada
Pontius Pilatus, ada orang yang melihat Petrus dan berkata bahwa Petrus adalah pengikut
Yesus. Jawab Petrus: Tiada aku mengerti apa yang engkau katakan (Matius 26:70). Lagi
jawabnya: Tiada aku kenal orang itu (Matius 26:72). Sambi! mengutuki dirinya, Petrus
bergumam: Tiada aku kenal orang itu (Matius 26:74). Tak lama kemudian, ayam jantan pun
berkokok. Pengkhianatan Petrus sudah diramalkan oleh Yesus (Matius 26:34, Yahya 13:38).

Sebelum ke taman Getsemani, Yesus mendoakan Petrus agar imannya tidak gugur
karena godaaan iblis (Lukas 22:32). Ketika Yesus hendak ditangkap di taman Getsemani,
Petrus tampil sebagai murid yang heroik. Namun, dalam tempo beberapa jam, ketika Yesus

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

67
diperiksa oleh Pilatus, Petrus berbalik jadi "pengecut dan pengkhianat". Akan tetapi, aneh bin
ajaib, setelah bangkit dari kubur, Yesus masih tetap menaruh kepercayaan kepada Petrus dan
memberi amanat.

Setelah mereka itu makan (setelah bangkit dari kubur, Yesus masih minta makan), bertanyalah Yesus kepada Simon
Petrus: Hai Simon, anak Yahya,. adakah engkau mengasihi Aku lebih daripada orang-orang ini? Lalu sembah Simon
Petrus: Ya Tuhan, bahwa Tuhan juga saja mengetahui yang hamba ini mengasihi Tuhan. Maka sabda Yesus kepadanya:
Peliharakanlah segala anak dombaku.

Maka bertanyalah ia lagi kepadanya pada kali kedua: Hai Simon, anak Yahya, adakah engkau mengasihi Aku? Maka
sembah Petrus kepada-Nya: Ya Tuhan, bahwa Tuhan juga sedia mengetahui yang hamba ini mengasihi Tuhan. Maka
sabda Yesus kepadanya: Gembalakanfah segala dombaku.

Lalu ia bertanya kepadanya pada kali ketiga: Hai Simon, anak Yahya, adakah engkau mengasihi Aku? Maka sembah
Petrus kepadanya: Ya Tuhan bahwa segala sesuatu ada di dalam pengetahuan Tuhan dan Tuhan juga mengetahui yang
hamba ini mengasihi Tuhan. Lalu bersabdalah Yesus kepadanya: Pefiharakanfah segafa domba-Ku (Yahya 21: 15-17).

B. Predikat atau Jabatan Kristus

Paulus dalam suratnya menjelaskan bahwa Allah telah memberkati dirinya di dalam
Kristus dengan segala berkat rohani dari surga, sebelum dunia ini dijadikan, supaya Paulus
suci dan tidak bercela di hadapan Tuhan (Epesus 1:3-4). Itulah "Rahasia Kristus" yang belum
pernah diberitakan kepada segala anak Adam. Tapi sekarang sudah dinyatakan oleh Roh
kepada nabi dan rasulnya yang kudus (yaitu Paulus) (Epesus 3:4). Karena kehendak Allah,
Paulus ditetapkan menjadi Rasul Kristus (2 Korintus 1:1). Rasul Perjanjian Baru (2 Korintus
3: 6).
Dalam surat Ibrani lebih tegas diungkapkan: Ingatlah harinya akan datang kelak, firman Tuhan:
Aku akan mengadakan Perjanjian Baru kepada segala isi rumah Israel dan segala isi rumah Yahuda, bukan seperti
"perjanjian yang aku buat dengan segala nenek moyang mereka itu" pada hari aku memegang tangannya memimpin mereka
keluar dari Mesir, karena mereka tiada tetap kepada PerjanjianKu itu (melanggar), dan Aku tiadalah mengindahkan
mereka itu, firman Tuhan. Inilah perjanjian yang hendak Kujanjikan kepada segala isi rumah Israel kemudian daripada
masa itu, firman Tuhan:

Aku akan memasukkan hukum-hukumku ke dalam ingatan mereka, dan di dalam hati mereka itu akan Kusuratkan
(firmanKu). Dan aku akan menjadi Tuhan bagi mereka itu, dan mereka akan menjadi kaum kepadaku.

Dengan menyebutkan perkataan: "Perjanjian Baru" itu. Tuhan telah mengatakan yang pertama (janji dengan nenek
moyang) itu lama, adapun barang yang menjadi lama dan sudah tua itu hampir akan lenyap. (I brani 8:8-13)

Maka Paulus bisa mengajarkan bahwa: Taurat sudah menjadi "pelatih" yang
membawa kita kepada Kristus (Galatia 3:24). Karena Kristus itulah "Penyudah Taurat",
menjadi kebenaran bagi tiap-tiap orang yang percaya (Roma 10:4).

Maka aku sudah dijadikan pelayan sidang itu, yang dikaruniakan Allah kepadaku, karena kamu (=Paulus) akan
menyampaikan firman Allah: Yaitu rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun-temurun, tetapi
sekarang sudah dinyatakan kepada orang sucinya. Maka Allah dengan kehendak-Nya sudah menyatakan bagaimana
kayanya kemuliaan rahasia itu kepada orang kafir, yaitu Kristus di dalam kamu (=Paulus) itulah pengharapan akan
beroleh kemuliaan, yang kami ini (=Paulus) beritakan, sambil menasihatkan tiap-tiap orang dan mengajar tiap-tiap orang

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


68
dengan SEGALA H IKMA T (=Filsafat atau Gnostik), supaya dapat kami (=Paulus) mendirikan tiap-tiap orang menjadi
sempurna di dafam Kristus. ( Kofose 1:25-28 )

Siapakah Kristus yang dimaksud oleh Paulus itu? Jawabnya juga terdapat dalam surat-
surat Paulus sendiri.

1. Di dalam Kristus terhimpun segala kelimpahan (emanasi) wujud Allah berlembaga


(Kolose 2:9).

2. Kristus itulah semua dan di dalam semuanya (Kolase 3:11).

3. Kristus ialah bayang-bayang Tuhan (2 Korintus 4:4).

Karena aku (=Paulus) suka, segala orang yang belum memandang mukaku di dalam keadaan tubuh ini, supaya hati
mereka hibur, berhubung bersama-sama di dalam kasih, supaya datang kepada segala kekayaan akal yang mengerti
dengan secukupnva sehingga dapat mengetahui RAHASIA ALLAH, yaitu Kristus. (Kolase 2:1-2)

Akhirnya, Paulus sampai pada suatu kesimpulan yang hebat, jelas, dan lugas.

Oleh sebab itu daripada sekarang ini tiada kami (=Paulus) mengenal seorang jua pun atas peri manusianya, meskipun
kami sudah mengenal Kristus atas peri manusianya, tetapi sekarang ini tiada lagi kami mengenal Dia (Kristus) seperti
yang demikian itu (=sebagai manusianya).

Sebab itulah iikalau barang seorang hidup di dalam Kristus. maka itulah kejadian yang baharu. maka perkara-perkara
yang lama itu sudah lenyap, bahkan yang baharu sudah terbit.

Tetapi segala perkara itu asalnya daripada Allah, yang sudah memperdamaikan kita (=Paulus) dengan Dirinya
sendin' oleh sebab Kristus yang mengaruniakan kita (=Paulus) jawatan perdamaian, Karena Allah di dalam Kristus itu
adalah memperdamaikan isi dunia ini, dengan dirinya sendin', serta tiada memperhitungkan dosa mereka itu ke atas
mereka itu, dan sudah menanggungkan ke atas kami (Paulus) khabar oerdamaian itu.

Sebab itu kami menjadi utusan bagi pihak Kristus, seolah-olah Allah minta dengan lidah kami. Maka kami mintalah bagi
pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah. (2 Korintus 5:16-20)

Sejak semula, memang Kristus itu "bukan manusia" karena "jabatan" atau predikat dalam
suatu upacara adat, menyiramkan minyak yang harum dan mahal harganya, kepada seseorang yang
dilantik menjadi "imam" atau "raja". Kemudian, sejak zaman Daud, raja-raja yang dilantik juga
"diurapi" atau "disalap" dengan minyak yang mahal harganya. Maka dikatakan bahwa, baik imam
maupun raja yang telah dilantik dan diminyaki tersebut, disebut "Kristus Tuhan". Maksudnya, orang
yang telah dilantik bagi Tuhan ( B.J. Bolan). Oleh karena itu, Paulus menegaskan bahwa Kristus yang
diajarkannya adalah "Kristus yang bukan lagi sebagaimana manusianya" (2 Korintus 5:16 ).

Kristus itulah yang diberikan Paulus sebagai "predikat" atau sebutan bagi "Yesus yang dari
Nazaret itu" (Kisah Para Rasul 9:20-22) sehingga terjadilah kata majemuk "Yesus Kristus" atau
"Kristus Yesus". Namun, yang jelas, Yesus tidak pernah mengalami upacara pelantikan sebagai raja.
Lalu, mengapa ia ' diberi predikat sebagai Kristus? Di sinilah, timbul persoalan yang perlu mendapat
perhatian secara cermat dan teliti dalam membaca Injil Perjanjian Baru. Peter De Rosa menjelaskan
bahwa "Yesus dalam Injil Perjanjian Baru adalah MITOS".

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

69
Yesus bisa menghilang dari pandangan mata. Dua orang muridnya berjalan dari Yerusalem
menuju desa Emaus, dengan jarak tempuh sekitar "tigajam". Di tengah jalan, Yesus menghampiri
keduanya, tetapi muridnya tidak mengenali bahwa orang itu adalah Yesus. Kemudian, orang itu
diajak singgah ke rumahnya, dan di ajak makan malam. Orang itu mengambil sepotong roti, kemudian
memberkatinya, maka teranglah mata keduanya. Lalu, keduanya mengenali bahwa dia itu Yesus.
Akan tetapi, Yesus gaiblah (hilang lagi dari pandangan mereka).

Kedua murid itu segera kembali ke Yerusalem, hendak memberi tahu kepada murid-murid
yang lain. Murid-murid sedang berkumpul di rumah seorang murid di Yerusalem. Kedua orang murid
tadi sampai ke tempat murid-murid itu berkumpul. Tiba-tiba, Yesus sudah berada di tengah-tengah
mereka. Namun, murid-murid itu tidak ada yang mengenali bahwa dia itu Yesus.

Maka Yesus bertanya kepada mereka: Mengapa terkejut dan mengapa dalam hatimu timbul
keraguan? Yesus berkata: Tengoklah tanganku dan kakiku. Inilah Aku sendiri. Jamahlah Aku dan
lihatlah karena hantu tiada berdaging dan bertulang, seperti yang kamu lihat ada Padaku. Setelah
makan ikan goreng sepotong di hadapan mereka, kemudian Yesus mengajak mereka keluar rumah,
memberkati mereka, lalu Yesus terangkat naik ke surga (Lukas 24:13-51).

C. Gagasan Paulus tentang Penyaliban

Allah sudah memberkati Paulus di dalam Kristus dengan segala berkat rohani dari
surga, sebelum dunia ini dijadikan, supaya Paulus suci dan tidak bercela di hadapan Tuhan
(Epesus 1:3-4). Allah juga yang menjadikan Paulus pandai menjadi "pesuruh Perjanjian Baru",
menurut Roh (2 Korintus 3:1-6). Karena Paulus akan menyampaikan firman Allah, yaitu
rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun-temurun, tetapi sekarang sudah
dinyatakan kepada orang sucinya (=Paulus). Maka kepada mereka itulah Allah dengan
kehendaknya sudah menyatakan bagaimana kayanya kemuliaan rahasia itu kepada orang
kafir, yaitu Kristus di dalam kamu (=Paulus) itulah pengharapan akan beroleh
kemuliaan, yang kami ini (=Paulus) beritakan, sambi! menasihatkan tiap-tiap orang dan
mengajar tiap-tiap orang dengan segala hikmat (Stoa dan Gnosis), supaya dapat kami
(=Paulus) mendirikan tiap-tiap orang menjadi sempurna di dalam Kristus (Kolose 1:25-28).
Dan yang sudah ditetapkan Allah terlebih dahulu daripada dunia ini untuk kemuliaan kita
(=Paulus). Seperti yang tersurat: Barang yang mata tiada tampak, dan telinga tiada
mendengar, dan yang tiada timbul di dalam hati manusia, itulah yang disediakan Allah bagi
orang yang mengasihi Dia (1 Korintus 2:7,9), ingat Epesus 1:3-4, orang yang mengasihi Allah,
yaitu orang yang dipanggil menurut kehendak Allah (Roma 8:28) begitulah pendapat Paulus.

Maka kita ini (=Paulus) memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu syak kepada
orang Yahudi, dan suatu kebodohan kepada orang kafir (1 Korintus 1:23). Hal itu berarti,
Paulus sendiri mengakui adanya perbedaan pendapat (ikhtilaf) dan keraguan dalam masyarakat
waktu itu.

Allah telah menyatakan itu semua kepada Paulus dengan ROHNYA karena Roh itulah menyelidik segala sesuatu walaupun
perkara Allah yang dalam-dalam. Karena manusia yang manakah mengetahui batin orang, melainkan roh yang ada di
dalam orang itu?

Demikianlah juga tiada seorang pun mengetahui batin Allah, melainkan ROH Allah itu. Paulus telah menerima ROH yang
daripada Allah, sehingga Paulus dapat mengetahui barang yang dikaruniakan Allah kepada Paulus. Maka barang yang
dikatakan Paulus itu bukan dari pengajaran manusia, melainkan dengan . pengajaran ROH, sambil membandingkan barang
rohani dengan rohani sebab perkara itu diselidik dengan peri rohani. Maka ia sendiri (=orang rohani=Paulus) tiada

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

70
diselidik oleh seorang jua pun. Karena siapakah yang mengetahui kasad Tuhan (=maksud Tuhan) sehingga bisa mengajar
Tuhan? Tetapi kita ini (=Paulus) menaruh kasad Kristus (maksud Kristus). (Korintus 1:10-16). Jadi, Paulus bisa
mengajar (tentang) Kristus.

Perlu diketahui bahwa pada awal abad pertama sampai pertengahan abad kelima
Masehi, banyak bermunculan Injil, Injil Perjanjian Baru, yang disebut Injil Kanonik, pada
pertengahan abad kelima, berdasarkan hasil Konsili Calsedon, dipandang telah final dan
"terkutuklah yang menyalahinya". Injil Kanonik itu muncul setelah surat-surat Paulus. Yang
mengesahkan Injil Perjanjian Baru yang dipandang Kanonik ini adalah Gereja. Jadi, setelah
Gereja itu terbentuk, baru Injil Kanonik diterima.

Kanon artinya daftar. Jadi, Injil Kanonik maksudnya "daftar Injil yang diterima oleh
Gereja, yang empat, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya".

D. Gagasan Paulus tentang Penebusan Dosa

Dalam menafsirkan kisah mengenai pelanggaran Adam (Kejadian 3:3,17), Paulus


memberikan keterangan sebagai berikut.

Sebab itu sebagaimana oleh sebab satu dosa sekalian manusia terkena hukum, begitulah oleh sebab Satu perbuatan yang
benar itu, sekalian manusia dibenarkan supaya beroleh hidup. Karena sama seperti oleh sebab hal seorang tiada taat,
banyak orang yang menjadi orang berdosa, demikian juga oleh sebab taat Seorang, yang banyak itu dijadikan orang benar.
Kemudian masuk pula Taurat itu supaya dosa itu makin bertambah. Tetapi di mana dosa telah bertambah-tambah di
situlah anugerah Allah berlimpah-limpah supaya sebagaimana dosa itu memerintah di dalam maut, demikian itu juga
anugerah memerintah dengan kebenaran kepada hidup yang kekal, oleh sebab Yesus Kristus, Tuhan kita. (Roma 5:18-21)

Tetapi sesungguhnya Kristus sudah dibangkitkan dari antara orang mati, menjadi buah-sulung di antara segala orang
yang sudah mati. Karena sedang maut itu diadakan oleh sebab seorang manusia, begitu juga kebangkitan dari antara
orang mati itu diadakan oleh sebab seorang manusia. Karena sama seperti di dalam Adam mati segala manusia, begitu
juga di dalam Kristus sekaliannya akan dihidupkan. (1 Korintus 15:20-22)

Mengenai kisah Adam, di dalam Kitab Kejadian, diceritakan sebagai berikut.

Maka diambil oleh Tuhan Allah akan manusia, ditaruhnya di dalam taman Eden itu supaya ifusahakannya dan
dipeliharakannya akan dia. Maka berfirmanlah Tuhan Allah kepada manusia, katanya: Adapun buah-buah segala pohon
yang dalam taman ini boleh engkau makan sesukamu. Tetapi pohon buah pengetahuan akan hal baik dan jahat itu
janganlah engkau makan, karena pada hari engkau makan daripadanya engkau akan mati.

Dan lagi berfirmanlah Tuhan Allah demikian: Tiada baik manusia itu seorang-orangnya, bahwa Aku akan memperbuat
akan dia seorang penolong yang sejodoh dengan dia. Karena setelah dijadikan Tuhan Allah akan segala binatang yang di
atas bumi dan segala unggas yang di udara daripada tanah, maka didatangkannya sekaliannya itu kepada ADAM, hendak
melihat bagaimana dinamai Adam akan dia, maka sebagaimana dinamai Adam akan segala nyawa yang hidup itu, begitu
juga akan jadi namanya. Lalu dinamai Adam akan segala binatang yang jinak dan akan segala unggas yang di udara dan
akan segala margasatwa, akan tetapi bagi manusia tiada didapatinya akan seorang penolong yang sejodoh dengan dia.

Maka didatangkan Tuhan Allah atas Adam itu tidur yang lelap, lalu tertidurlah ia. Maka diambil Allah sebilah tulang
rusuknya lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka daripada tulang yang telah dikeluarkannya dari dalam
Adam itu, diperbuat Tuhan seorang perempuan, lalu dibawanya akan dia kepada Adam. Maka kata Adam: Bahwa

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

71
sekarang tulang ini daripada tulangku dan daging ini daripada dagingku, maka ia akan dinamai perempuan, sebab ia telah
dikeluarkan dari dalam orang laki-laki adanya. (Kejadian 2:15-23)

Adapun hukuman yang dijatuhkan atau ditimpakan kepada Adam karena


melanggar larangan Allah, diceritakan demikian.

Sebermula maka ular itu terlebih cerdik daripada segala binatang di atas bumi yang telah dijadikan Tuhan Allah. Maka
kata ular kepada perempuan itu: Barangkali firman Allah begini: Janganlah kamu makan buah-buah segala pohon yang
dalam taman ini? Maka sahut perempuan itu kepada ular: Boleh kami makan buah-buah segala pohon yang dalam taman
ini. Akan tetapi akan buah pohon yang di tengah taman itu adalah firman Allah: Jangan engkau makan atau jamah akan
dia, supaya jangan engkau mati. Lalu kata ular kepada perempuan itu: Niscaya tiada kamu akan mati.

Melainkan telah diketahui Allah akan hal, jika engkau makan buah itu tak dapat tiada pada ketika itu juga celiklah
matamu dan engkau jadi seperti Allah sebab mengetahui baik dan jahat.

Maka dilihat oleh perempuan itu, bahwa buah pohon itu baik akan dimakan dan sedap kepada pemandangan mata, yaitu
sebatang pohon asyik akan mendatangkan budi, maka diambilnya daripada buahnya, lalu dimakannya serta diberikannya
pula kepada lakinya, maka ia pun makanlah.

Lalu keduanya pun celiklah matanya diketahuinyalah akan hal ia bertelanjang, lalu disematnya daun pohon ara,
diperbuatnya cawat. Maka kedengaranlah kepada mereka itu suara Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman pada
masa angin silir, maka Adam dan Hawa pun menyembunyikan dirinya dari hadirat Tuhan Allah dalam belukar taman itu.

Maka Tuhan Allah berseru akan Adam, katanya: Di manakah engkau? Maka sahut Adam: Bahwa kudengar suaraMu
dalam taman, maka takutlah aku, karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi. Maka firman Allah: Siapa gerangan
memberi tahu engkau, bahwa engkau telanjang? Sudahkah engkau makan daripada buah pohon, yang telah Ku-pesan
jangan engkau makan buahnya? Maka sahut Adam: Adapun perempuan yang telah Tuhan karuniakan kepadaku itu, ia itu
memberikan daku buah pohon itu, lalu kumakan.

Maka firman Tuhan Allah kepada perempuan itu: Apakah ini yang telah engkau perbuat? Maka sahut perempuan itu: Si
ular itu menipukan daku, lalu kumakan. Maka firman Tuhan Allah kepada ular itu: Sebab telah engkau perbuat yang
demikian maka terkutuklah engkau daripada segala binatang yang jinak dan daripada segala binatang hutan, maka
engkau akan menjulur dengan perutmu, dan engkau pun akan makan lebu tanah sepanjang umur hidupmu. Maka Aku akan
mengadakan perseteruan antaramu dengan perempuan ini, dan di antara benihmu dengan benihnya, maka ia akan
meremukkan kepalamu dan engkau akan mematukkan tumitnya. Maka firman Allah kepada perempuan itu: Bahwa Aku
akan menambahi sangat kesusahanmu pada masa engkau mengandung, maka dengan kesusahan pun engkau akan beranak,
dan engkau akan takluk kepada lakimu dan ia pun akan memerintahkan dikau. Lalu firman Allah kepada Adam: Bahwa
sebab telah engkau mendengar akan kata binimu serta sudah makan buah pohon, yang telah Kupesan kepadamu jangan
engkau makan dia, maka terkutuklah bumi itu karena sebab engkau, maka dengan kesusahan engkau akan makan hasilnya
seumur hidupmu. (Kejadian 3:1-11)

Dari keterangan tersebut, jelaslah bahwa akibat Adam makan buah pohon yang telah dipesan
agar jangan dimakan, akibatnya jauh sekali:

1. manusia jadi mengalami mati (Kejadian 3:3);


2. terkutuklah bumi itu karena sebab engkau (Adam) (Kejadian 3:17);
3. perempuan menjadi susah ketika mengandung dan ketika melahirkan anak (Kejadian 3:16);
4. perempuan akan takluk kepada lakinya dan akan diperintah olehnya (Kejadian 3:16);

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


72
5. ular karena membujuk Hawa, terkutuk sehingga berjalan menjulur dengan perutnya (Kejadian
3: 14);
6. ular dan perempuan akan berseteru, dan antara benih ular dan benih perempuan juga. Manusia
akan meremukkan kepala ular dan ular akan mematuk tumit manusia (Kejadian 3:15).

Pelanggaran Adam dan Hawa itu, telah dimaafkan oleh Allah setelah terjadinya banjir pada zaman
Nuh. Allah telah berkenan memberikan maaf atau ampunan kepada manusia.

Maka harumlah baunya kepada Tuhan, lalu kata Tuhan dalam Dirinya: Bahwa tiada Aku hendak mengutuki bumi
itu lagi dari sebab manusia meskipun sangka-sangka hati manusia itu jahat adanya daripada kecil mula dan tiada lagi
Aku akan membinasakan pula segala keadaan yang hidup seperti yang telah Kuperbuat itu. (Kejadian 8:21). Jadi
"kutuk kepada bumi" sudah dicabut oleh Tuhan sendiri.

Dengan memahami kisah Kitab Kejadian Pasal 2 dan 3, seperti yang telah dikutip di atas, kiranya
jelaslah bahwa paham yang diajarkan Paulus mengenai "warisan dosa atau dosa warisan", seperti yang
diungkapkan dalam suratnya kepada orang Romawi dan orang Korintus di atas, perlu diperhatikan secara
cermat bagaimana Paulus mendasarkan paham dan ajarannya.

Paulus adalah seorang penganut paham Yahudi aliran Parisi, yang terdidik dan taat: Setelah mereka
itu mendengar Paulus bertutur dengan bahasa Ibrani makin senyaplah mereka itu. Lalu kata Paulus: Aku ini orang
Yahudi lahir di Tarsus, di tanah Kilikia, tetapi dididik di dalam negeri ini berguru kepada Gamaliel yang telah
mengajarkan dengan tertibnya hukum nenek moyang kita, dan dengan gairah pula aku beribadat kepada Allah sama
seperti kamu sekalian pada hari ini. (Kisah Para Rasu1 22:2-3)

Aku ini disunatkan pada delapan hari umurku, berasal bangsa Israel, daripada suku bangsa Benyamin, seorang Ibrani
keturunan orang Ibrani, tentang hal syariat Taurat, aku seorang Parisi, tentang hal usaha, aku menganiayakan sidang
Jumat (=Yesus dan muridnya), tentang hal kebenaran yang di dalam syariat Taurat, aku tiada bereela. (Pilipi 3:5-6)

Telah maklumlah kepada segala orang Yahudi akan hal kelakuan patik dari muda patik, yaitu daripada permulaan di
antara orang bangsa patik dan di Yerusalem karena mereka itu kenal patik dari awal dan jikalau mau, dapatlah mereka
itu menyaksikan bahwa patik sudah hidup seperti seorang Parisi menurut mazhab yang terlebih taat di dalam ibadat patik
sekalian.

Sekarang patik berdiri di sini terdakwa oleh sebab pengharapan 'kepada perjanjian yang dijanjikan Allah kepada nenek
moyang patik sekalian yang akan harap dicapai juga oleh kedua belas suku bangsa patik sekalian, dan sebab itu dengan
taat beribadat kepada Allah siang malam. Maka sebab pengharapan itulah, Ya Tuanku, patik didakwa oleh orang Yahudi
itu. (Kisah Para Rasul 26:4-7)

Janji kepada nenek moyang yang dimaksud Paulus ialah janji Allah kepada Ibrahim. Bahwa Allah
akan menjadikan Ibrahim suatu bangsa yang besar. Dan barangsiapa menghormati Ibrahim akan dihormati
Allah, dan barangsiapa menghinakan Ibrahim akan dihinakan Allah. Dan dari turun Ibrahim, bangsa-bangsa
dunia akan diberkati (Kejadian 12:1-3). Kisah itulah yang ditafsirkan oleh Paulus bahwa "turun Ibrahim itu
ialah Kristus".

Hai saudara-saudaraku, aku akan berkata cara manusia. Bahwa jikalau kiranya perjanjian manusia sekalipun sudah
disahkan, maka tiadalah seorang pun membatalkan atau menambah. Segala perjanjian itu dijanjikan Allah kepada
Ibrahim dan kepada benihnya. Maka bukannva firman itu: Dan kepada segala benihnya, seolah-olah kepada orang
banyak, melainkan seolah-olah kepada Satu: Dan kepada benihmu, maka ialah Kristus. (Galatia 3:15-16)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

73
E. Mengapa Paulus Bisa Sehebat Itu?

Jawabnya dalam surat Paulus sendiri. Dalam suratnya, Paulus berkata: Allah sudah memberi kepada
Paulus berkat rohani dari surga dan memilih Paulus di dalam Kristus sebelum dunia ini dijadikan, supaya
Paulus suci dan tiada bercela di hadapan Tuhan (Epesus 1:3-4) sehingga Paulus mengerti rahasia Kristus,
yang belum pernah diberitakan kepada segala anak Adam, sekarang yang sudah dinyatakan oleh Roh kepada
rasul dan nabinya yang kudus (Epesus, 3:4). Maka Paulus sudah dijadikan pelayan sidang itu, karena Paulus
akan menyampaikan firman Allah, yaitu rahasia yang sudah tersembunyi berzaman-zaman dan turun-
temurun, tetapi sekarang sudah dinyatakan kepada orang sucinya (=Paulus) (Kolose 1:25-26).

Dengan kisah drama pertobatan Paulus, orang yang menyatakan diri "wajib" melakukan perseteruan
melawan Yesus orang Nazaret (Kisah Para Rasul 26:6-11). Dalam keadaan sedang melampiaskan dendam
kesumat dan emosi yang meledak-ledak, dan matanya yang menderita penyakit "radang mata yang menahun"
(Galatia 4:15) tidak tahan terkena teriknya sengatan sinar matahari, dan "pesuruh Iblis yang menggocoh
tubuhnya", menurut Max I. Dimond, penyakit epilepsi (ayan), maka jatuh tersungkur ke bumi tidak
sadarkan diri. Setelah tiga hari, matanya bisa melihat dan tenaganya mulai kuat, dengan lantang
Paulus mengajarkan bahwa Yesus itu anak Allah, dan Yesus itulah Kristus (Kisah Para Rasul 9:1-22).

Paulus mengatakan: Adapun hidupku ini (=Paulus) bukannya aku lagi, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku (Galatia 2:20). Sebab itulah jikalau barang seorang hidup di dalam Kristus,
maka itulah kejadian yang baru, maka perkara-perkara yang lama sudah lenyap, bahkan yang baru
sudah terbit. Tetapi segala perkara itu asalnya daripada Allah, yang sudah memperdamaikan kita
(=Paulus) dengan dirinya sendiri oleh sebab Kristus, dan yang mengaruniakan kita (=Paulus) jawatan
perdamaian. Karena Allah di dalam Kristus itu adalah memperdamaikan isi dunia ini dengan dirinya
sendiri, serta tiada menghitungkan dosa mereka (=Paulus) itu ke atas mereka itu dan itu sudah
menanggungkan ke atas kami (=Paulus) khabar perdamaian itu.

Sebab itu kami (=Paulus) menjadi utusan bagi pihak Kristus, seolah-olah Allah minta dengan
lidah kami (=Paulus). Maka kami (=Paulus) mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan
dengan Allah (2 Korintus 5:17-20)

Dengan jalan demikian itulah, Paulus akhirnya menjadi Kepala Mazhab Nasrani (Kisah Para
Rasul24:5) dan murid-murid Paulus di Antiochia itulah yang mula-mula disebut orang Kristen (Kisah
Para Rasul11: 25-26) Jika demikian, keterangan ayat Al-Qur'an (QS 5:14) sangat menarik untuk
diperhatikan. Karena ayat itu mengingatkan bahwa dari kalangan Bani Israel yang melanggar
janji itulah, lahir aliran paham yang kemudian disebut kaum Yahudi (QS 5:12-13,4:46). Dari
Kaum Yahudi itulah, lahir aliran paham baru yang menyebut dirinya: Kami orang-orang Nasrani
(QS 5:14). Dalam QS 17:4-7,104, diterangkan bahwa lahirnya paham Nasrani itu karena
terjadinya percampuran paham Yunani-Romawi dengan paham Yahudi (Prof. Dr. C. Groenen
OFM, Dr. Abba Eban). Begitulah Pandangan Al-Qur'an jika dikaji dengan cermat.

Perlu diketahui bahwa istilah Yahudi dalam perkembangan sejarah ada tiga. Pertama.
Yahudi sebagai keturunan. Setiap anak keturunan Yehuda disebut Yahudi. Kedua, Yahudi
sebagai nama kewarganegaraan. Sejak berdirinya Kerajaan Yahuda (930-586 SM), setiap warga
negara Kerajaan Yahuda disebut Yahudi. All the members of the new state were called Jews
(Judaeans) (Dictionary of Biblical Antiquities, 1863). Ketiga. Yahudi sebagai nama aliran paham
atau agama. DR. Abba Eban menjelaskan sebagai berikut: Bangsa Yahudi lahir dari Israel, tetapi
"keYahudian" sebagai pandangan hidup dan cara hidup muncul dalam perantauan
(pembuangan) di negeri Babel (Sejarah Umat Israel, 1978)

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

74
KISAH PENYALIBAN YESUS
A. Pilatus

Pilatus adalah orang Romawi. Pada zaman Kaisar Tiberius, Pilatus diangkat menjadi Wali
Negeri Yudea. P'engarang Injil Lukas menceritakan sebagai berikut.

Orang banyak membawa Yesus kepada Pilatus, dengan tuduhan Yesus sebagai penjahat. Maka
Pilatus bertanya kepada Yesus: Engkaukah Raja orang Yahudi? Jawab Yesus: seperti kata Tuan. Maka
kata Pilatus kepada kepala-kepala imam dan orang banyak: Aku dapati orang ini tiada bersalah.

Orang banyak menjadi gaduh dan tetap menuduh bahwa Yesus (orang ini) menghasut kaum
dengan mengajarkan orang di seluruh tanah Yudea dan Galilea sampai ke tempat ini.

Mendengar perkataan orang-orang itu, lalu Pilatus bertanya:


Kalau orang ini orang Galilea maka termasuk pemerintahan Herodes. Oleh karena itu, Pilatus
menyuruh orang banyak membawa Yesus kepada Herodes. Ternyata, Herodes sangat gembira karena
sudah lama mendengar tentang Yesus dan ingin bertemu muka. Namun, ketika Herodes mengajukan
beberapa pertanyaan, Yesus tidak menjawab. Keadan tersebut dimanfaatkan oleh Kepala Imam dan
ahli Taurat untuk memengaruhi Herodes agar membenci Yesus, dan berhasil. Maka Herodes
mengembalikan Yesus supaya dibawa kepada Pilatus.

Setelah memeriksa Yesus, Pilatus memanggil Kepala Imam dan penghulu serta kaum itu agar
berhimpun. Maka Pilatus berkata pada mereka: Kamu sudah membawa orang ini kepadaku seolah-
olah ia orang yang menyesatkan kaum itu, maka sesungguhnya aku ini memeriksai Dia di hadapan
kamu, tetapi suatu pun tiada kesalahannya kudapati pada orang itu, seperti tuduhan kaum atasnya.
Demikian juga pendapat Herodes, sebab itu ia mengirimkan Dia kembali kepada kita (=aku=Pilatus),
maka sesungguhnya suatu pun tiada perbuatannya yang berpatutan dengan (hukuman) mati. Sebab
itu sekarang aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia. Karena pada hari raya itu wajiblah Pilatus
melepaskan seorang terpenjara bagi mereka itu (Lukas 23: 1-17).

Tetapi berteriaklah mereka itu ramai-ramai, katanya: Lenyapkanlah orang ini, lepaskanlah
Barabbas bagi kami.

Barabbas adalah orang yang dipenjarakan sebab kedurhakaannya di dalam negeri, dan sebab
bunuhan. Maka sekali lagi Pilatus berkata kepada mereka itu, sebab maksudnya hendak melepaskan
Yesus. Tetapi, berteriaklah mereka itu, katanya: Salibkanlah, salibkanlah Dia. Maka pada ketiga
kalinya Pilatus bertanya kepada mereka itu: Kejahatan apakah yang dilakukan orang ini? Suatu pun
tiada kesalahan kudapati yang patut ia mati dibunuh. sebab itu aku akan menyesah Dia, lalu
melepaskan Dia,

Tetapi, makin sangat mereka itu berkeras dengan nyaring suaranya meminta ia disalibkan.
Maka menanglah serunya itu. Lalu. Pilatus pun memberi keputusannya menurut permintaan mereka
itu. Maka dilepaskannya orang yang dipenjarakan oleh sebab kedurhakaan dan bunuhannya itu,
sebagaimana yang diminta oleh mereka itu, tetapi Yesus diserahkannya menurut kehendak hati
mereka itu (Lukas 23: 18-25).

Jelaslah bahwa Pilatus bersikeras berusaha hendak "melepaskan Dia". Akan tetapi, orang
banyak tidak setuju. Kalau demikian, pengadilan dan kekuasaan macam apa yang terjadi waktu itu?

Pengarang Injil Yahya memberikan kisah yang lebih menarik.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


75
Diceritakan demikian: Setelah Pilatus masuk pula ke balai pengadilan itu, lalu ia memanggil
Yesus, serta bertanya kepadanya: Engkaukah raja orang Yahudi? Maka sahut Yesus: Adakah kata Tuan
ini daripada diri Tuan sendiri, atau orang lainkah yang mengatakan kepada Tuan akan halku?

Maka Jawab Pilatus: Aku ini orang Yahudikah? Bangsamu sendiri dan segala kepala imam
itulah yang sudah menyerahkan engkau kepadaku. Apakah perbuatanmu? (Yahya 18:33-35).

Pertanyaan Pilatus kepada Yesus: Engkaukah raja Yahudi? Jawaban Yesus: Adakah kata Tuan
ini daripada diri Tuan sendiri, atau orang lainkah yang mengatakan kepada Tuan akan haiku?

Ternyata jawaban Yesus ini menjadikan Pilatus secara terbuka mengakui adanya
persekongkolan antara Kepala Imam, orang. tua-tua, ahli Taurat, dan lainnya. Bahwa Pilatus memang
bukan orang Yahudi, dia orang Romawi. Dan, tuduhan yang didakwakan kepada Yesus, hanyalah
tuduhan orang Yahudi yang disampaikan kepada Pilatus: Sebab itu keluarlah Pilatus kepada mereka
itu serta katanya: Apakah tuduhanmu ke atas orang ini? Maka mereka itu menyebut serta berkata
kepada Pilatus: Jikalau orang ini bukan seorang jahat, tiada juga kami menyerahkan Dia kepada Tuan
(Yahya 18:29-30). (Kejahatan apa yang diperbuatnya?)

Oleh karena itu, dengan tegas Pilatus mengatakan kepada orang banyak itu, setelah
mengadakan pertemuan dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Yesus: Maka keluarlah pula
Pilatus serta berkata kepada mereka itu: Tengoklah. aku membawa Dia keluar kepadamu. supaya
kamu ketahui bahwa suatu pun tiada aku mendapat salah padanya (Yahya 19: 4).

Maka Pilatus berkata kepada mereka: Hendaklah kamu mengambil Dia dan kamu hukumkan
Dia menurut hukum Tauratmu. Tapi orang Yahudi berkata kepada Pilatus: Kami ini tiada berhak
membunuh seorang jua pun (Yahya 18:31). Jawaban orang Yahudi tersebut dikarenakan Kepala Imam
dan orang banyak mendesak pada Pilatus: Salibkanlah, salibkanlah Dia. Hukuman salib adalah
hukuman model Romawi. Orang Yahudi dalam Tauratnya tidak mengenal hukuman salib (Keluaran
21, Imamat 20:14, Ulangan 21:21).

Kalangan orang Yahudi hanya mempunyai warisan adat dari Bani Israel: Apabila membunuh
orang yang tidak bersalah, berarti sama dengan membunuh seluruh kaum. Dan apabila
menyelamatkan orang yang tidak bersalah sama dengan menyelamatkan seluruh kaum (Yesaya 53:11,
Yeremia 26:15). Dan, adat itu pula yang disarankan Kayafas ketika dalam sidang Majelis Besar: Bahwa
lebih baik membunuh Yesus seorang daripada seluruh kaum itu binasa (Yahya 11:49-50).

Ternyata, Yesus tidak bersalah. Oleh karena itu, meskipun mendapat desakan kuat dari orang
banyak, Pilatus tetap berusaha membebaskan Yesus: Daripada ketika itu Pilatus mencari upaya akan
melepaskan Dia, tetapi berserulah orang Yahudi dengan nyaring, katanya: Jikalau Tuan melepaskan
orang ini, bukannya Tuan sahabat Kaisar lagi, barangsiapa menjadikan dirinya raja, ialah melawan
Kaisar (Yahya 19:12).

Dari seluruh kisah di atas, tampak jelas bahwa waktu itu muncul banyak aliran dan
kepentingan politik, yang sangat mewarnai kisah yang diungkapkan oleh pengarang Injil Kanonik
sehingga tidak ada kepastian mengenai penyaliban. Hal itu menjadi lebih jelas dengan
dimun!culkannya kisah mengenai "Barabbas" dan keadaan waktu berlakunya proses yang terkait
dengan kisah penyaliban.

B. Pertanyaan Pilatus kepada Yesus

Engkaukah raja orang Yahudi? Lalu, jawab Yesus: Adakah kata Tuan ini daripada diri Tuan
sendiri, atau orang lainkah yang mengatakan kepada Tuan akan halku? Jadi, Yesus balik bertanya

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


76
kepada Pilatus. Jawab Pilatus: Aku ini orang Yahudikah? Pilatus itu seorang gubernur yang diangkat
oleh Kaisar di tanah Yudeo. Jadi, tidak mungkin berani bertindak melawan Kaisar secara terang-
terangan karena Pilatus tahu, Kaisar telah bersekongkol dengan Kepala Imam, orang tua-tua, dan
orang Parisi (Matius 26:57-61, Markus, 14:55, 19: 11, Lukas, 22:1-3, Yahya 11:46-50, 57).

Kemudian, Pilatus berkata: Bangsamu sendiri dan kepala imam yang sudah menyerahkan
engkau kepadaku. Jadi, itulah usaha kaum Yahudi melibatkan penguasa Romawi (Kaisar) untuk
menyingkirkan dan membunuh Yesus: Oleh karena itu, Pilatus terus mencari cara untuk
membebaskan Yesus.

Dalam kaitan inilah, apa yang diungkapkan oleh Dr, Jerald F. Dirk, mantan diaken di Gereja
Metodis Bersatu, menjadi sangat menarik untuk direnungkan. Ada beberapa kata kunci yang
terungkap dalam dialog Petrus dengan dayang Imam Besar dan beberapa orang lain.

1. Matius : Engkau juga bersama-sama Yesus, orang Galilea itu.


: Jawab Petrus: Tiada aku mengerti, apa yang engkau katakan.
: Orang ini pun ada bersama-sama Yesus, orang Nazaret itu.
: Jawab Petrus: Tiada aku kenal orang ini.
: Sungguh engkau ini juga seorang daripada mereka itu, karena lidahmu menyatakan
engkau.
Jawab Petrus: Tiada aku kenal orang itu.
2. Lukas : Sesungguhnya engkau seorang daripada mereka itu, karena engkau orang Galilea.
Jawab Petrus: Tiada kukenal orang yang kamu katakan itu.
: Orang ini juga beserta Dia.
Jawab Petrus: Hai perempuan, aku tiada kenal Dia.
: Engkau pun seorang dari daripada mereka itu?
Jawab Petrus: Hai perempuan, aku tidak.
: Dengan sesungguhnya orang ini juga beserta dengan Dia, karena ia orang Galilea.
Jawab Petrus: Hai orang, tiada aku mengerti apa yang engkau katakan.

MAKA BERPALINGLAH YESUS MEMANDANG PETRUS. (Ini apa artinya?)

a. Mengapa Yesus berpaling kepada Petrus?

a. Yesus tidak menunjukkan sikap marah atas jawaban Petrus terhadap dayang Imam Besar.

b. Karena Yesus tahu dan mengerti jawaban diplomatis Petrus atas kata-kata sandi (rahasia)
yang dilontarkan kepadanya: "orang Galilea itu?" dan "orang Nazaret itu?"

c. Jadi, Petrus tidak khianat atau menyangkal, tetapi diplomatis.


Oleh karena itu, Petrus adalah tetap murid yang setia sehingga dalam kisah selanjutnya,
setelah kebangkitan Yesus, Petrus mendapat amanat supaya menggembalakan domba-
dombanya, yaitu murid-murid Yesus.

Perbuatan Yesus mencuci kaki muridnya sangat menarik untuk diperhatikan. Kemudian
datanglah Yesus kepada Simon Petrus. Maka kata Petrus kepadanya: Ya Tuhan, masakan Tuhan
membasuh kaki hamba ini. Jawab Yesus serta berkata kepadanya: Barang yang aku perbuat, engkau
tiada tahu sekarang, tetapi kemudian kelak engkau mengerti (Yahya 13:6-7).

Ada lagi perbuatan Yesus yang harus mendapat perhatian, terkait dengan Simon Petrus.
Ketika hendak berangkat ke taman Getsemani, Yesus berkata kepada Simon: Hai Simon, Simon!

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


77
Tengoklah Iblis sangat meminta engkau hendak menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku ini
mendoakan engkau, supaya imanmu jangan gugur (Lukas 22:31-32).

Maka pesan Yesus kepada murid-muridnya: Jangan hatimu terharu, percayalah akan Allah
dan percayalah akan Daku juga! Di dalam rumah Bapaku adalah banyak tempat kediaman, jikalau
tiada demikian, niscaya sudah Aku katakan kepadamu, karena Aku pergi menyediakan tempat
bagimu. Dan jikalau Aku pergi serta sudah menyediakan tempat bagimu itu, Aku akan kembali lalu
menyambut kamu datang kepadaku, supaya di tempat Aku ini, di situ juga kamu ada. Dan tempat aku
pergi, jalannya kamu ketahui (Yahya 14:1-4).

Bahwa di antara Yesus dan murid-muridnya tetap terpelihara kekompakan, bisa dilihat dari
keterangan yang diberikan Yesus sendiri berikut ini.

Sebagaimana Bapa sudah mengasihi Aku, demikian juga Aku sudah mengasihi kamu, tetaplah di dalam kasihku itu. Jikalau
kamu menurut segala hukumku, niscaya kamu akan tetap di dalam kasihku, sama seperti aku sudah menurut segala hukum
Bapaku dan tetaplah di dalam kasihnya.

Maka segala perkara ini Aku katakan kepadamu, supaya kesukaanku tetaplah di dalam kamu, dan kesukaanmu pun
sempurnalah. Inilah hukumku, yadu hendaklah kamu kamu berkasih-kasih sama sendiri sama seperti Aku sudah mengasihi
kamu. (Yahya 15:9-12)

Jelaslah bahwa di antara Yesus dan murid-muridnya tetap terpelihara kekompakkannya.


Oleh karena itu, baik Yudas maupun Petrus, tidak pernah berkhianat. Keduanya murid yang setia
dengan rencana yang telah mereka sepakati bersama dalam menghadapi kejahatan Kepala Imam, ahli
Taurat, orang tua-tua, dan orang Parisi.

3. Yahya : Engkau juga bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.


Jawab Petrus: Aku tiada tahu, dan tiada aku mengerti apa katamu ini.
: Sesungguhnya engkau seorang daripada mereka itu, karena engkau orang Galilea.
Jawab Petrus : Tiada kukenal orang yang kamu katakan itu.

Kalimat yang berbunyi: Orang Galilea itu - orang Nazaret itu karena ia ini pun orang Galilea.
Dan lagi "nama yang ditawarkan Pilatus untuk dibebaskan: Barabbas atau Yesus?" Kalimat-kalimat
tersebut perlu dipahami dengan memerhatikan keadaan pada awal abad pertama Masehi dan awal
kelahiran paham Nasrani sampai abad ketiga Masehi. Arti "orang Galilea" dan "orang Nazarea" sudah
dijelaskan. Kini tinggal arti Barabbas.

C. Barabbas

Setelah orang banyak menyerahkan Yesus kepada Herodes, ternyata Herodes tidak
mendapati kesalahan apa pun pada diri Yesus, sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak itu. Oleh
karena itu, Herodes menyerahkan kembali Yesus kepada Pilatus. Dan, Pilatus pun tidak mendapati
kesalahan pada diri Yesus. Maka dia berkata: Maka sesungguhnya suatu pun tiada perbuatannya yang
berpatutan dengan mati. Sebab itu sekarang aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia.

Karena pada hari raya itu wajiblah Pilatus melepaskan seorang terpenjara bagi mereka itu.
Tetapi berteriaklah mereka itu ramai-ramai, katanya: Lenyapkanlah orang ini, lepaskanlah Barabbas
bagi kami (Lukas 23: 1-18).

Mengapa tiba-tiba muncul kata "Barabbas"? Dari hasil penelitian para ahli, terungkaplah
bahwa dalam King James Version dari the Holly Bible (Alkitab) tahun 1611, sama sekali tidak ada

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

78
penyebutan kata Barabbas sebagai Yesus. Namun, dalam Revised Standard Version (RSV) tahun
1946, informasi ini muncul dalam catatan kaki yang tidak jelas. Namun, akhirnya dalam New Resived
Standard Version (NRSV) tahun 1989, muncul informasi paling awal dan paling lengkap berkenaan
dengan Barabbas, disuguhkan secara langsung dalam teks tersebut sebagai Yesus Barabbas.

Barabbas itu bukan nama diri, melainkan merupakan "patronimik", yaitu nama yang hampir
sama dengan nama ayahnya. Barabbas ialah kata dalam bahasa Aram, dari bar dan abbas. Bar artinya
anak dan abbas artinya ayah. Jadi, Yesus Barabbas artinya Yesus anak Bapa. Kalau demikian, dialah
Yesus anak Maryam karena di kalangan Nasrani disebut "Anak Bapa atau Anak Allah". Jadi, Barabbas
dan Yesus sebenarnya orangnya satu, bukan dua orang. Di sinilah, kita melihat diplomasi Pilatus
untuk menggiring orang banyak yang keadaan emosinya sedang meluap-luap sehingga tidak sadar
akan siasat Pilatus yang tetap berusaha membebaskan Yesus, orang yang tidak bersalah (Yahya 19:
12). Kalau Yesus Barabbas dibebaskan, berarti pembunuhan dan penyaliban atas Yesus tidak ada.

D. Perjalanan Menuju Golgota

Siapa yang membawa kayu salib? Perhatikan keterangan berikut ini.

Apabila keluar, berjumpalah mereka itu dengan seorang Kireni, bernama Simon, maka orang
itu pun dipaksanya memikul kayu salib Yesus (Matius 27:32). Lalu (Pilatus) membawa Dia keluar,
supaya ia disalibkan oleh mereka itu. Maka lalu di situ seorang yang datang dari bendang, yaitu
seorang orang Kireni namanya Simon, Bapa Iskandar dan Rufus, maka ia dipaksanya akan memikul
kayu salib itu (Markus 15:20). Maka sambil mereka itu berjalan membawa Yesus, dipegangkannya
seorang orang Kireni bernama Simon, yang datang dari bendang, maka diletakkannya kayu salib itu
ke atas bahunya, supaya dipikulnya mengikut Yesus dari belakang (Lukas 23:26).

Dari ketiga kisah Injil Sinoptik itu, jelaslah bahwa yang membawa kayu salib atau dipaksa
membawa kayu salib adalah Simon, orang Kireni. Dalam Injil karangan Yahya lain lagi ceritanya:
Maka mereka itu pun mengambil Yesus, lalu keluarlah ia (=Yesus) memikul kayu salibnya sendiri
menuju ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yaitu dengan bahasa Ibrani disebut Golgota
(Yahya 19:17).

E. Kapan Waktu Penyaliban Itu?

1. Menurut Markus, Yesus disalibkan jam 9.00 (pukul sembilan pagi) (Markus 15:25), sampai
jam tiga petang.

2. Matius dan Markus tidak menyebutkan kapan mulainya, tetapi pada jam dua belas tengah
hari, gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang (Matius 27:45). Lukas: Adalah
kirakira pukul dua belas tengah hari gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang
(Lukas 23: 44). Markus: Setelah sampai pukul dua belas tengah hari (dari jam sembilan
pagi), gelaplah seluruh tanah itu sampai pukul tiga petang (Markus 15: 33).

3. Pengarang Injil Yahya tidak membicarakan soal kapan waktunya. Akan tetapi, dijelaskan
bahwa: Maka dekat kayu salib Yesus berdirilah ibunya dan saudara ibunya yang perempuan,
Maryam istri Keleopas dan Maryam Mahdalena. Apabila Yesus melihat ibunya dan murid
yang dikasihinya itu pun berdiri dekat, berkatalah ia kepada ibunya: Hai perempuan, tengok
anakmu! Kemudian ia berkata kepada murid itu: Tengoklah ibumu. Maka daripada ketika
itu juga murid itu menyambut Dia ke dalam rumahnya sendiri (Yahya 19:25, 27).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

79
Kalau pada jam dua belas sampai jam tiga petang seluruh tanah itu gelap, dan cahaya
matahari pun hilang, dalam keadaan demikian itu, Yesus berseru dengan suara besar dan nyaring: Eli,
Eli lama sabachtani, artinya: Ya Tuhanku, ya Tuhanku apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku? (Matius 27:46,
Markus 15:34). Tetapi orang-orang yang menjaga mendengarnya atau menganggapnya bahwa Yesus
memanggil-manggil Elias. Maka mereka menjadi ketakutan. Tapi ada di antara penjaga itu
menganggap bahwa: Sungguhlah Orang ini (=Yesus) benar (Lukas 23: 47). Ini berarti, terjadi ikhtilaf
(perbedaan) pendapat di antara mereka.

4. Setelah Yesus berseru dengan suara besar dan nyaring, maka sekonyong-konyong tirai di
dalam Bait Allah cariklah terbelah dua, dari atas sampai ke bawah dan bumi pun gempa, dan
batu-batu gunung terbelah-belah. Dan kubur-kubur pun terbuka, dan beberapa mayat
orang suci yang sudah wafat bangkit pula, keluar dari kuburnya, maka kemudian daripada
kebangkitan Yesus, masuklah mereka itu ke dalam negeri kudus (=Yerusalem?), lalu
kelihatan kepada banyak orang.

Maka penghulu laskar dan orang-orang yang sertanya, menunggui Yesus, tampak gempa
bumi dan segala perkara yang berlaku itu, takutlah mereka itu amat sangat, katanya:

Sungguhlah orang ini Anak Allah (Matius 27: 46-56).

5.Kalau terjadi gempa bumi yang besar, batu-batu gunung terbelah-belah, kubur-kubur
terbuka, orang-orang yang menyalibkan itu pun pasti lari berhamburan. Yesus tidak
terpikirkan lagi oleh mereka. Dan, Yesus pun lari juga bersama murid-muridnya. Kalau
kubur-kubur terbuka dan orang suci yang sudah wafat bangkit, dan berbarisan berjalan
menuju ke kota kudus, ini berarti "sebelum Kristus dibangkitkan" sudah terjadi
kebangkitan orang mati. Jadi, gagasan Paulus bahwa "wajib Kristus yang pertama-tama
bangkit dari antara orang mati", tidak terpenuhi, demikian juga sabda nabi-nabi dan Musa,
tidak terbukti (Kisah Para Rasul 26:22-23).

Soal penyaliban itu sendiri, terjadi perbedaan pendapat yang sulit dicari titik temunya, baik
dari pengertian "waktu" maupun "yang membawa salib", dan lebih jauh lagi mengenai "terjadinya
gempa bumi yang besar" serta "seluruh tanah itu gelap, sinar matahari pun lenyap".

Adanya perselisihan paham bisa dilihat juga dari keterangan yang diberikan oleh Paulus:
Bahwa Paulus memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu syak kepada orang Yahudi, dan suatu
kebodohan kepada orang kafir (1 Korintus 1:23). Jelas hal itu menunjukkan adanya tiga pendapat.
Jadi, ada perbedaan paham. Dan, murid-muridnya yang sebelas orang itu juga mengakui adanya
"orang yang menaruh syak": Maka kesebelas murid itu pun pergilah ke Galilea, ke sebuah gunung
yang ditentukan oleh Yesus kepada mereka itu. Apabila dilihatnya Yesus, lalu mereka itu sujud
menyembah Dia, tetapi ada juga orang yang menaruh syak (Matius 28:16-17). Dan, Yesus sendiri
mengakui adanya keraguan dari murid-muridnya (Lukas 24:38)

Peristiwa gempa bumi besar terjadi dua kali. Pertama, ketika hari Jumat petang sekitar jam tiga
menjelang Sabat (hari Sabtu), setelah Yesus berseru dengan suara nyaring: Eli, Eli lama sabachtani,
artinya: Ya Tuhanku, ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan aku? Sekonyong-konyong
tirai di dalam Bait Allah cariklah terbelah dua, dari atas sampai ke bawah, dan bumi pun gempa, dan
batu-batu gunung terbelah-belah, kubur orang suci terbuka dan yang mati bangkit dari kubur ....
(Matius 27:46-51).

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

80
Kedua, gempa bumi besar terjadi: Tatkala hari Sabat sudah berlalu, yaitu waktu dini hari yang
pertama di dalam minggu itu, datanglah Maryam Mahdalena dan Maryam yang lain itu hendak
melihat kubur itu. Maka sekonyong-konyong JADILAH GEMPA BUMI YANG BESAR karena
seorang malaikat Tuhan turun dari surga, serta datang menggolekkan batu itu dari kubur, lalu duduk
di atas (batu itu?) (Matius 28:1-2).

Gempa bumi begitu besar, tetapi hanya untuk menggolekkan batu yang menutupi pintu
kubur disebabkan ada malaikat turun. Keadaan lain di sekitarnya tetap utuh, tidak ada yang berubah
atau rusak. Kalau demikian, "apakah ada gempa yang sifatnya khusus dan terlokalisasi"? Oleh karena
itu, "orang penjaga kubur Yesus" itu menggeletar sebab takut pada malaikat, bukan karena adanya
gempa yang terlokalisasi, hanya untuk menggolekkan batu penutup kubur Yesus. Para penjaga itu
segera memberi tahu kepada Kepala Imam segala sesuatu yang sudah berlaku itu. Maka
berhimpunlah mereka itu dengan orang tua-tua serta bersepakat memberi uang perak kepada
beberapa laskar, dengan tugas menyebarkan berita untuk membuat opini bagi masyarakat dan
pemerintah bahwa: murid-murid Yesus datang pada malam hari. tengah kami tidur. serta mencuri
Dia (Matius 28:11-13).

Perbuatan Kepala Imam dan orang tua-tua, menyuruh laskar menyebarkan kabar bahwa
Yesus pada malam hari dicuri oleh murid-muridnya, ketika penjaga tidur, hal itu berarti mereka juga
tidak mempercayai adanya kisah "Kebangkitan Yesus dari kubur". Oleh karena itu, mereka
menyebarkan cerita "lain, mengalihkan perhatian (opini) orang banyak.

Dari seluruh keterangan di atas, bagaimanapun yang jelas dan pasti adalah sejak munculnya
kisah penyaliban dan kebangkitan, telah terjadi perbedaan pendapat atau aliran paham yang
bermacam-macam. Inilah yang perlu disadari, dan hal itulah yang disikapi dengan cermat serta bijak
oleh Allah dalan wahyu-Nya yang diturunkan kepada rasul dan nabi-Nya yang terakhir, yakni Al-
Qur'an bahwa tidak ada pembunuhan maupun penyaliban, yang terjadi hanya anggapan.

PANDANGAN AL-QUR’AN
TERHADAP PENYALIBAN ISA IBNU MARYAM

A. Bal Rafa'ahullah Ilaihi

Kata rafa'aha dipergunakan dalam Al-Qur'an sebanyak 28 kali. Kata rafa'a yang terkait dengan
Nabi Isa a.s. hanya disebutkan dua kali, yaitu dalam QS 3:55 dan QS 4:158.

           

            

      

“Ketika Allah berkata, hai Isa, sungguh Aku akan mewafatkan kamu dan rafi'uka ilayya
(menyelamatkan kamu) dan membersihkan kamu dari (tuduhan) orang-orang kafir, dan Aku
menjadikan pengikut-pengikutmu bisa mengatasi (aksi) orang-orang kafir sampai hari kiamat,
kemudian kepada Akulah kembalimu semua. Dan akan Aku beri penyelesaian di antara kamu tentang
hal-hal yang diperselisihkan. (QS Ali Imran: 55)
81
         

“Tetapi Allah telah me-rafa'a-nya kepada-Nya, dan Allah itu Perkasa dan Bijaksana” (QS An-Nisa':158)

             

 

“Dan sungguh ahli kitab itu tidak sungguh-sungguh beriman kepadanya (=Isa) sebelum kematiannya.
Dan, pada hari kiamat (dia=Isa) menjadi saksi atas mereka”. (QS An-Nisa: 159)

Maksudnya, ahli kitab menyatakan beriman kepada Yesus (Isa ibnu Maryam) setelah
kematiannya. Paham demikian itulah yang disebut "Kristologi" (Prof. Dr. C. Groemen OFM, 1988).

Apabila kata rafa’a dalam ayat tersebut diperhatikan hubungan pengertiannya di dalam ayat,
jelaslah kiranya bahwa rafa'a di situ berarti menyelamatkan. Allah menyelamatkan Isa dari aksi yang
dilancarkan orang-orang kafir, baik kepada Isa sendiri maupun kepada murid-muridnya. Kebenaran
hal itu sekarang telah dibuktikan oleh penemuan ahli arkeologi, seperti Injil Tomas, naskah dari
lembah Kamran, dan Injil Yudas.

Yudas ternyata bukan "pengkhianat terhadap Yesus", melainkan seorang murid yang setia
mengikuti perintah dan rencana Yesus dalam menyelamatkan diri dari persekongkolan Kepala Imam,
orang tua-tua, dan orang Parisi dengan penguasa Romawi.

Al-Qur'an dengan tegas mengingatkan bahwa Nabi Isa itu lahirnya selamat, matinya selamat,
dan kebangkitannya pada hari kiamat juga selamat (QS 19:33). Persoalan yang perlu diperhatikan
adalah apabila Isa diangkat atau dibawa ke tempat lain dari daerah Yerusalem, bagaimana dengan
tugasnya sebagai rasul bagi Bani Israel? Karena menurut Al-Qur'an, Isa adalah rasul bagi Bani Israel
(QS 3:49, 61: 6).

Hendaknya, janganlah setiap kata, baik dalam Al-Qur'an maupun hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam., diartikan lepas dengan hubungannya, baik dalam satu ayat atau hadis maupun dengan ayat
atau hadis lain yang terkait dengan pokok bahasan yang sama. Dalam hubungannya dengan Isa, ayat
yang muhkam adalah QS 19:33. Karena kelahiran dan kematiannya selamat maka rafa'a artinya
diselamatkan.

Mengenai adanya usaha dari orang-orang kafir hendak membunuh Nabi Isa, baik dalam Al-
Qur'an maupun Injil Perjanjian Baru, bisa kita dapatkan ayat-ayatnya. Al-Qur'an mengingatkan bahwa
yang menyelamatkan Nabi Isa adalah murid-muridnya.

            

         

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


82
“Ketika Isa merasa (menyadari) adanya usaha dari orang-orang kafir, dia (Isa) berkata, "Siapakah
yang akan menolong aku (untuk melaksankaan rencana) Allah?" Berkata para Al-Khawariyyun
(murid-murid), "Kami adalah penolong-penolong (rencana) Allah. Kamilah orang-orang yang beriman
kepada Allah. Saksikan (olehmu) bahwa kami adalah para muslimun. Rabb kami, kami adalah orang-
orang yang beriman kepada apa yang Kamu turunkan dan kami adalah pengikut rasul-Mu, sebab itu
catatlah kami beserta orang-orang yang mengakui (rasul-Mu). "

        

“Bahwa mereka (orang-orang kafir) membuat suatu makar (tipu daya), dan Allah pun membuat tipu
daya dan Allah-lah yang paling baik tipu dayanya, (QS Ali Imran: 3:54)

Dalam Injil Perjanjian Baru, juga terdapat kisah yang serupa dengan apa yang diungkapkan Al-
Qur'an. Ketika itu, Kepala Imam dan orang Parisi mengadakan persidangan besar. Imam Besar Kayafas
juga hadir. Dan, dia (Kayafas) memberikan saran: KAMU INI TIADA MENGETAHUI BARANG APA
PUN, TIADA JUGA KAMU MEMIKIRKAN BAHWA BERFAEDAH BAGI KAMU, JIKALAU SATU
ORANG MATI MENGGANTIKAN KAUM, ASALKAN JANGAN SEGENAP BANGSA AKAN
BINASA (Yahya 11:45-50).

Setelah persidangan tersebut, Kepala Imam dan orang Parisi memberikan pengumuman:
Kepala-kepala Imam dan orang Parisi sudah memberi perintah: jikalau barang seorang mengetahui akan tempat tinggal
Yesus, hendaklah menyatakan supaya mereka itu dapat menangkap dia. (Yahya 11:57)

Apa yang dikatakan Imam Besar Kayafas adalah suatu adat atau tradisi di kalangan Bani Israel,
sebagaimana diungkapkan dalam Kitab Yesaya 53:11-12 dan Yeremia 26:15 bahwa apabila orang yang
tidak bersalah dibunuh, hal itu berarti sama dengan membunuh seluruh kaum. Dan, apabila
menyelamatkan orang yang tidak bersalah, berarti sama dengan menyelamatkan seluruh kaum. Hal itu
dalam Al-Qur'an juga ditanggapi sebagai berikut.

Sebab itu, Aku tetapkan bagi Bani Israel bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena orang itu telah
membunuh seseorang atau berbuat kerusakan di dalam negeri maka seolah-olah (berarti) dia telah membunuh seluruh
kaum, Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua
manusia. Sungguh telah datang rasul-rasul-Ku kepada mereka itu (Bani Israel) setelah ditinggalkan rasulnya di bumi
(meninggal dunia) benar-benar perbuatan mereka itu melampaui batas. (QS 5:32, Yeremia 7:25, Ulangan 31:27)

Dalam Injil Perjanjian Baru, lebih jauh dikisahkan, setelah mendengar pengumuman dari
Kepala Imam dan orang Parisi bahwa barangsiapa mengetahui tempat tinggal Yesus supaya
melaporkan agar bisa dilakukan penangkapan atas Yesus maka Yesus dan murid-muridnya pergi
meninggalkan Yerusalem ke suatu tempat di dekat padang belantara.

Maka daripada hari itu juga mereka itu bermufakat hendak membunuh Yesus. Sebab itu tiada lagi Yesus berjalan dengan
nyatanya di antara orang Yahudi melainkan undurlah ia dari sana ke daerah jajahan yang dekat padang belantara, ke
sebuah negeri yang bernama Efraim, di situlah ia tinggal bersama-sama dengan murid-muridnya. (Yahya 11: 53-54)

Keadaan Yesus dan murid-muridnya sangat gawat dan sulit. Hal itu dilukiskan oleh
Matius sebagai berikut.

Maka datanglah seorang ahli Taurat mengatakan kepadanya: Ya Guru, sahaya hendak mengikut barang ke mana pun

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

83
Guru pergi. Maka kata Yesus kepadanya: Bagi serigala ada lubangnya dan bagi segala burung pun ada sarangnya, tetapi
Anak-manusia tiada bertempat hendak membaringkan kepalanya.

Adalah pula seorang muridnya berkata kepadanya: Ya Tuhan izinkanlah kepada hamba pergi dahulu menguburkan bapa
hamba. Tetapi kata Yesus kepadanya: Ikutlah Aku, biarlah orang mati menguburkan orangnya yang mati. (Matius 8:19-
22)

Meskipun keadaan sulit, Yesus tidak membiarkan dirinya diperlakukan semena-mena oleh
persekongkolan Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi. Maka Yesus pun menyuruh murid-
muridnya "membeli pedang dan membawa pedang".

Maka kata Yesus kepada murid-muridnya itu: Tatkala Aku menyuruhkan kamu keluar dengan tiada membawa pundi-
pundi atau tempat bekal atau kasut, adakah kamu kekurangan barang sesuatu? Maka kata mereka itu: Tiada.

Lalu katanya kepada mereka itu: Tetapi sekarang siapa yang ada pundi-pundi, biarlah ia bawa dia dan yang ada tempat
bekal begitu juga, tetapi siapa yang tiada menaruh sesuatu, hendaklah ia menjual bajunya akan membeli pedang. Karena
Aku berkata kepadamu, barang yang tersurat tentang Aku ini pun, tak dapat tiada akan disampaikan lagi, yaitu: Bahwa
ia dihisabkan kepada pihak orang durhaka (=dituduh sebagai melawan penguasa). Karena barang yang ditentukan atasku
itu pun ada kesudahannya.

Maka kata mereka itu: Ya Tuhan, tengoklah, di sini ada pedang dua bilah. Maka kata Yesus kepada mereka itu: Sudahlah.
(Lukas 22:35-38)

Simon Petrus, murid yang mendapat amanat langsung dari Yesus supaya menggembalakan
murid-muridnya, tidak pernah lepas membawa pedang, ke mana pun pergi. Setiap saat, Petrus siap
melindungi Yesus dengan pedangnya dari siapa pun yang hendak bertindak tidak baik kepada
Gurunya. Maka di taman Getsemani terjadilah perlawanan hebat dari murid-murid Yesus terhadap
pasukan Kepala Imam dan orang Parisi sehingga telinga hamba Imam Besar terkena pedang (Yahya 18:
10).

B. Penyaliban Isa Ibnu Maryam

Langkah awal yang perlu disadari dan dipahami adalah soal Isa ibnu Maryam dan Maryam,
oleh Allah diungkapkan dalam wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad, untuk memberi gambaran atau
peringatan bagi Bani Israel. Dengan tegas, Al-Qur'an mengingatkan bahwa Isa ibnu Maryam adalah
rasul untuk Bani Israel (QS 3:49, 61:6). Di samping itu, kisah Maryam dan Isa juga untuk memberi
gambaran dan peringatan bagi Bani Israel (QS 43:57-59). Dan, Allah menjadikan sikap serta tingkah
laku Bani Israel, menjadi peringatan bagi masyarakat yang sezaman dengan Bani Israel dan masyarakat
yang sesudahnya, adapun bagi orang yang bertakwa mengandung pelajaran (QS 2:66). Pelajaran apa
yang perlu dipahami oleh muslimin?

Kisah penyaliban diungkapkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut.

             

                 

     

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


84
“Dan mereka berkata, "Sungguh kami telah membunuh Al-Masih Isa ibnu Maryam rasul Allah," padahal
(mereka) tidak membunuhnya, dan (mereka) tidak menyalibkannya, tetapi (hanyalah) syubbiha mereka,
dan sungguh mereka itu berselisih (pendapat) bahwa telah membunuh dengan menyalibkannya. Mereka
dalam keraguan tentang apa yang mereka katakan, mereka tidak mengetahui (mengenal)-nya, hanya
mengikuti dugaan belaka, dan mereka tidak yakin telah membunuhnya. (QS An-Nisa': 157)

Dalam ayat tersebut, ada dua kata yang perlu mendapat perhatian, yaitu syubbiha lahum dan
yaqin. Dalam hubungannya dengan pembahasan ayat tersebut, kata syubbiha bukan dipertanyakan apa
artinya, melainkan mengapa Allah mengingatkan bahwa mereka syubbiha.

Dalam ayat selanjutnya, dijelaskan bahwa mereka berselisih pendapat mengenai "kata mereka
bahwa telah membunuh Isa anak Maryam". Dan, mereka dalam keadaan ragu, baik yang hendak
menangkapnya maupun yang mengatakan membunuhnya. Mereka tidak mengenal (mengetahui)-nya,
mereka hanya mengikuti dugaan belaka. Oleh karena itu, "kata mereka telah membunuhnya" tidak
yaqin, yaitu tidak memiliki kebenaran secara i1miah.

Imam Ar·Raghib menjelaskan bahwa yaqin adalah sifat dari ilmu. Apabila keterangan dari Bibel
yang telah diuraikan di muka diperhatikan dengan cermat, kiranya cukup jelas bahwa apa yang
diungkapkan dalam A-Qur'an merupakan suatu tanggapan atas kisah yang diungkapkan dalam Injil
Perjanjian Baru. Al-Our'an menyebutkan bahwa "mereka syubbiha", maksudnya mereka hanya
mengikuti "gagasan atau angan-angan (amani), dalam bahasa psikologi disebut "halusinasi" (OS 2:111,
123). Jadi, hanya suatu anggapan, dalam bahasa Jawa, mung rumangsane.

Inilah termasuk yang diingatkan Allah dalam petunjuk wahyuNya berikut ini.

               

     

Dan mereka mengatakan (mengajarkan), "Tidak akan masuk ke dalam surga selain orang-orang yang
menjadi Yahudi atau menjadi Nasrani."Itu hanya amani (angan-angan) mereka belaka. Katakan pada
mereka, "Kemukakanlah bukti kebenaran (gagasanmu itu) jika gagasanmu itu memang benar." (QS
2.:111).

Dalam bahasa Gereja: Extra Ecclesian nulla salus (di luar Gereja tidak ada keselamatan)
(Missiologia, 1968). Setelah tahun 1970, terjemahnya berubah menjadi: Setiap keselamatan pastilah
rahmat Gerejani.

KESIMPULAN
Dalam kata pengantar sudah saya utarakan bahwa dalam membahas soal yang berkaitan
dengan paham atau kepercayaan agama, secara umum, sumber yang menyebabkan timbulnya
perbedaan paham dan pendapat, bertolak dari pengertian tentang wahyu Tuhan, kitab suci, dan iman.
Sejalan dengan topik bahasan tulisan ini, "pandangan Al-Our'an tentang kisah penyaliban Yesus",
sudah barang tentu akan bertemu dengan keterangan dalam Bibel dan Al-Qur'an.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


85
Kami sadar, baik dari kalangan mereka yang menjadikan Bibel sebagai kitab suci maupun
mereka yang menjadikan Al·Qur'an sebagai kitab suci, terdapat banyak perbedaan pendapat dan
penafsiran. Kami telah berusaha mendasarkan sikap serta pola pandang dalam membahas topik ini
dengan landasan dan pangkal berpijak sebagai berikut.

Allah menurunkan petunjuk-Nya dengan mengutus para nabi dan rasul kepada umatnya (QS
10:47, 16:36). Dan, seluruh nabi serta rasul-Nya merupakan satu kesatuan secara berkesinambungan
dan berlanjut (OS 3:81). petunjuk wahyu Allah diberikan atau diturunkan kepada para nabi dan rasul-
Nya menggunakan "bahasa yang dipakai oleh rasul dan kaumnya". Dengan maksud agar rasul-Nya bisa
memberikan keterangan secara jelas dan tepat (QS 14:4). Dalam hubungan serta keterkaitan" para
nabi dan rasul-Nya, di antara yang diutus terdahulu dan kemudian, terjadilah yang apa disebut
"pergantian" atau "perbaikan". Dalam Al-Our'an disebut tabdil (QS 16: 101) dan mushaddiq (OS 3:81).
Dengan kata lain, itulah yang disebut nasikh dan mansukh (QS 2: 102-106, 13: 38-39).

Begitulah cara Allah menjaga kesucian dan kemurnian petunjuk wahyu-Nya. Hal itu
dikarenakan "sifat bahasa manusia dan sikap manusia terhadap wahyu Allah dan nabi-nabi-Nya", yaitu
adanya umat yang melanggar "janji Allah" (QS 3:187) dan sikap kekafiran (mengakui kedudukan
Tuhan, tetapi tidak memposisikan kedudukan rasul-Nya) (QS 4:150-151). Dengan kata yang singkat,
arti kafir dari segi bahasa adatah menutup diri (terhadap Allah dan rasul-Nya). Menutup diri berarti
sama dengan menolak (adanya kedudukannya). Secara istilah atau terminologi adalah mengaku ber-
Tuhan, tetapi tidak mengakui adanya kedudukan rasul-Nya.

Al-Qur'an dengan jelas memberi petunjuk, dari satu segi sifatnya membantah "apa yang
mereka katakan" bahwa telah melakukan pembunuhan terhadap Isa ibnu Maryam, rasulullah.
Bantahan tersebut merangkum dua hal pokok, yaitu bahwa mereka tidak membunuhnya dan juga
tidak menyalibkannya, tetapi syubbiha lahum.

Bantahan Al-Qur'an tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa di kalangan ahli Taurat,
hanya mengenal hukuman mati dengan jalan: membunuh, menggantung, dan merajam. Hukuman
dengan jalan menyalib adalah hukuman model Romawi. Namun, kemudian di kalangan penganut
aliran paham Nasrani menjadikan penyaliban itu sebagai dasar dan landasan paham mereka tentang
"penebusan dosa" sebagai "jalan keselamatan".

Itulah sebabnya, ketika Pilatus menyerahkan Yesus agar dihukum menurut Taurat mereka,
orang-orang yang menyerahkan Yesus dengan tuduhan menyebarkan kejahatan, menjawab: Sebab itu
keluartah Pilatus kepada mereka itu serta katanya: Apakah tuduhanmu ke atas orang ini? Maka
mereka itu menyahut serta berkata kepadanya: Jikalau orang ini bukan seorang jahat, tiada juga kami
menyerahkan Dia kepada Tuan. Lalu kata Pilatus: Hendaklah kamu mengambil Dia dan kamu
hukumkan Dia menurut hukum Tauratmu. Kata orang Yahudi: Kami ini tiada berhak membunuh
seorang jua pun (Yahya 18:29-31).

Pilatus menyerahkan "orang itu" kepada orang Yahudi dengan alasan: Aku ini tiada mendapat
suatu salah pun padanya. Tetapi kepala imam dan orang banyak minta agar "orang itu" disalibkan:
Salibkanlah Dia. Apabila Pilatus mendengar perkataan itu, makin sangatlah ia takut (Yahya 19:6-8).
Dari pada ketika itu Pitatus mencari upaya akan metepaskan Dia (Yahya 19:12).

Memperhatikan pergumulan dan pergolakan perbedaan kepentingan serta paham di antara


Kepala Imam, orang tua-tua, dan orang Parisi, yang telah bersekongkol dengan pendukung Kaisar
Romawi di satu pihak, dengan Pilatus sebagai penguasa di lapangan di lain pihak, yang takut dengan
adat nenek moyangnya, sebagaimana yang disahkan oleh Imam Kayafas bahwa: Kamu ini tiada
mengetahui barang apa pun, tiada juga kamu memikirkan bahwa berfaedah bagi kamu, jikalau satu

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

86
orang mati menggantikan kaum, asalkan jangan segenap bangsa akan binasa (Yahya 11:49-50). Lihat
Yesaya 53: 11-12.

Hal itu juga yang diungkapkan oleh Al-Qur'an: Dalam adat Bani Israel bahwa apabila kamu
membunuh seorang yang tidak bersatah, berarti sama dengan membunuh seturuh kaum, dan apabila
kamu membebaskan orang yang tidak bersalah, berarti sama dengan membebaskan seluruh kaum
(QS 5:32).
Itulah rupanya yang menjadikan Pilatus sangat ketakutan, karena dia tahu bahwa Yesus
tidak melakukan perbuatan sebagaimana dituduhkan oteh Kepala Imam, ahli Taurat, orang tua-tua,
dan orang Parisi. Maka Pilatus mencuci tangannya: Ketika Pilatus duduk di kursi pengadilan, istrinya
memberi tahu bahwa dalam mimpi, beberapa banyak hal sudah kutanggung pada hari ini karena Dia.
Tetapi kepala imam dan orang tua-tua itu pun menghasut orang banyak. Maka makin sengitlah
mereka itu berteriak: Wajiblah ia disalibkan. Lalu Pilatus mengambil air dan membasuh tangannya di
hadapan orang banyak itu, katanya: Aku suci daripada darah orang yang benar ini tertanggunglah
atas kamu. Maka menyahutlah sekalian orang banyak ilu, katanya: Tertanggunglah darahnya atas
kami sekalian dan anak-anak kami (Matius 27:19-25).

Dengan memahami sikap Pilatus dan kisah penyaliban menurut Injil Kanonik, sebagaimana
telah kami ungkapkan dalam pembahasan, mulai Silsilah Yesus sampai Perjalanan Menuju Golgota,
kiranya menjadi jelas mengapa Allah menyatakan bahwa mereka yang berkata telah membunuh Isa
ibnu Maryam, hanyalah me-"syubbiha lahum" karena di antara mereka terjadi ikhtilaf (perbedaan
pendapat), bahkan Yesus dan muridnya mengakui adanya keraguan di antara mereka atas kebangitan
Yesus.
Tetapi terkejutlah mereka itu dengan sangat ketakutan, sebab disangkanya hantu (= Yesus disangka hantu oleh
muridnya). Lalu Yesus pun bertanya kepada mereka itu: Apakah sebabnya kamu terkejut? Dan apakah sebabnya timbul
wasangka (keraguan) di dalam hati kamu? (Lukas 24:37-38)

Maka kesebelas murid itu pun pergilah ke Galilea, ke sebuah gunung yang ditentukan oleh Yesus kepada mereka
itu. Apabila dilihatnya Yesus, lalu mereka itu sujud menyembah dia, tetapi ada juga orang yang menaruh syak. (Matius
28:16-17)

Tentang penyaliban pun, Paulus mengakui adanya perbedaan paham di kalangan masyarakat
waktu itu. Kata Paulus: Kita ini memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu syak (keraguan)
kepada orang Yahudi dan suatu kebodohan kepada orang kafir (1 Korintus 1:23). Padahal, orang
Yahudi, Kepala Imam, orang tua-tua, ahli Taurat, dan orang Parisi itulah yang minta kepada Pilatus
agar "orang itu" disalibkan (Yahya 19:16).

Itulah sebabnya, mengapa Allah menyatakan bahwa mereka itu syubbiha dan diikuti keterangan
bahwa terjadilah perbedaan pendapat (ikhtilaf di antara mereka) dan mereka syak (ragu-ragu) karena
tanpa didasari ilmu (pengetahuan), hanya karena kedengkian dan saksi dusta. Oleh karena itu, syubbiha
lahum artinya mereka hanya mendasarkan pada prasangka atau hanya menurut anggapan mereka
belaka, dalam bahasa psikologi disebut "halusinasi".

Jadi, yang dikatakan Allah, syubbiha lahum adalah orangorang Yahudi mengatakan telah
membunuh Isa ibnu Maryam (atas omongan mereka itu), bukan Isa ibnu Maryam yang di-syubbiha atau
diserupakan sehingga diartikan "orang lain yang disalib". Kalau demikian, ini berarti membuat suatu
kisah tersendiri, lepas dari hubungan persoalan yang dimaksud dalam QS 4:157. Dan, arti rafa'ahullah
ilaihi kembali pada ayat yang muhkam tentang Isa bahwa kelahirannya selamat, kematiannya selamat,
dan ketika menghadapi kebangkitan (pada hari kiamat) juga selamat (QS 4:158). Dan, Isa ibnu Maryam
tetap didukung oleh murid-muridnya (QS 3:52). Tidak ada murid yang khianat.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana

87
DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Qur'an
2. Al-Hadis
3. 1960. The Living Talmud: A Mentor Religious Classic. Published by The New American Library.
4. 1999. Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Terj. New World Translation of the Holy Scriptures. Edisi revisi
bahasa Inggris 1984. T.tp.: Lpn.
5. 2002. Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan di Indonesia. Jakarta: Lpn.
6. Dirk, Dr. Jerald F. (mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu). 2006. Salib di Bulan Sabit. T.tp:
PT Serambi Ilmu Semesta.
7. Huttaqi. 2006. Jangan Tunggu!!! Isa bin Maryam Tidak Akan Turun di Akhir Zaman (Ready or Not Jesus is
not Coming). Cetakan pertama. T.tp.: Lpn.
8. A.M., Molyadi Samuel. 2002. Dokumen Pemalsuan Alkitab. Cetakan 1. Surabaya: Victori Press.
9. Abraham, Eliezer Ben, Bet Yesus Hamasiah. 2000. Kitab Suci, Taurat, dan Injil. Jakarta: PO BOX
6189 JKPMT 10310.
10. Al-Mubarak, Hindun. 2005. Langit Merah di Atas Sa/lb. T.tp.: Immanuel Press.
11. Ambrie, Hamran. T.th. Yesus ataukah Paulus? Sanggahan atas Surat-Surat M.A. Fadli. T.tp.: BPK Sinar
Kasih Jakarta Timur.
12. As-Saqa, DR. Ahmad Hijazi. 2005. Injil Didache. T.tp.: Pustaka AI-Kautsar.
13. C. Groenen OFM, Dr. 1988. Sejarah Dogma Krist%gi. T.tp: Kanisius.
14. --- 1984. pengantar ke dalam Perjanjian Baru. T.tp.: Kanisius.
15. Deissmann, Adolf. T.th. Paul: a Study in Social and Religious History. Translated by Wiliiam E.
Wilson. HarperTorchbooks. New York: Harper and Brothers Publish.
16. de Rose, Peter. 2006. Mitos Yesus. Jakarta: Penerbit PT Ina Publikatama.
17. Ehrman, Bart D. 2006. Misquoting Yesus-Kesalahan Penyalinan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
18. Elwain, Thomas Mc. 2006. Bacalah Bibel. Jakarta: Citra. Jedin, H. 1973. Sejarah Konsili. T.tp.:
Kanisius.
19. Jr, Joseph Smith. 1974. The Holy Scriptures. Containing the Old and New Testament an Inspired Revision of
Authorized Version. T.tp.: t.pn.
20. Kasser, Rodolphe, Mrvin Meyer, dan Gregor Wurst dengan komentar tambahan oleh Bart D.
Ehrman. 2006. The Gospel of Judas-Injil Judas. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
21. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). 1960. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
22. Lembaga Alkitab Indonesia. 1977. Kabar Baik untuk Masa Kini.
23. Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sehari-Hari. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
24. Lembaga Alkitab Indonesia. 2005. Alkitab Pen un tun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas.
25. Lembaga Alkitab Indonesia. 1997. Kitab Suci. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
26. New translation and Commentary by Robert W. Funk. Roy W. Hoover and The Jesus
Seminar. T.th. The Search for the Authentic Words of Jesus: The Five Gospels (What did Jesus Resally Say?).
New York: Macmillan Publishing Company.
27. Obstat, Nihil, Henrikus Pidyarto, O. Carm. Imprimatur: Mgr. Benyamin Y. Birs Pe. Uskup
Denspasar. 2002. Kitab Suei Komunitas Kristiani. Bernando Husault. Edisi Pastoral Katholik.
Philippines: Postoral Bible Foundation. Quezon City.
28. Pijar, Runtut. 1990. Sejarah Pemikiran Kristiani. T.tp: PT BPK Gunung Mulia.
29. Rahim, Dr. Muhammad Atsur. 2001. Misteri Yesus dalam Sejarah. (Terjemah Drs Masyhur Abadi).
T.tp.: Pustaka Da'i.
30. SJ, Dr. T. Jacobs, R. Sumadia SJ. 1975. Injil Gereja Purba.
31. Tentang Yesus Kristus Tuhan Kita. T.tp.: Kanisius.
32. SJ, Dr. T. Jacobs. 1969. Dei Verbum-Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi. T.tp.: Kanisius.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


88
33. Sullivan, Cleyton. T.th. Menyelamatkan Yesus dari Orang Kristen. T.tp.: t.pn.

34. Sumali, Henney. 2005. Mengenal Ajaran Para Rasul dafam Tradisi Gereja Syria (Makalah ini
disampaikan dalam Pengajian Injil Lintas Iman ISCS). Denpasar Bali: t.pn.
35. --- T.th. Keilahian dan Ketuhanan Isa Almasih dalam Tradisi Yahudi dan Kristen. T.tp.: Institue for Syriac
Cristian Studies (ISCS).
36. Verkuyl, Dr. J. 1965. Samakah Semua Agama? Cetakan ke-3. T.tp.: BPK Jakarta.
37. Vriezen, Th. G. 1983. Agama Israel Kuno. (Terjemahan oleh Dr. I.J. Cairns, diedit oleh P.S.
Naipospos). Jakarta: BPK Gunung Mulia Kwitang.

Semoga Bermanfaat
http://www.akhirzaman.info

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


89
TENTANG PENULIS

Solihan Mahdum Cahyana. Lahir pada tanggal 17 Mei 1937 di Desa. Makam, Kecamatan
Rembang, Kabupaten Purbalingga. Putra ketiga dari enam bersaudara, putra dari Ibu dan Bapak
Sutayuda (almarhum),

Setelah lulus dari Sekolah Rakyat (SR) selama tiga tahun, melanjutkan ke Sekolah Dasar di
Purbalingga. Kelas dua SMP pindah ke Yogyakarta dan melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru.
Kemudian, melanjutkan ke Akademi Agama Islam di Surakarta di bawah asuhan Ustaz K.H. Mach.
Hasbi Ash-Shiddiqi selama tiga tahun, selesai tahun 1961.

Beliau menjadi guru di SMA Batik Surakarta selama dua tahun. Kemudian, keluar dari
profesinya sebagai guru dan beralih menjadi pedagang kain batik di Pasar Klewer, Surakarta. Sejak
tahun 1967, menjadi pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jawa Tengah di Surakarta,
sampai sekarang. Tahun 1972-2003 menjadi dosen honorer di Akademi Fisioterapi Surakarta. Tahun
1978, menjadi pengurus Yayasan Perguruan "Al-Islam" Surakarta, sampai sekarang.

Tahun 1962 menikah dengan Ruqayah binti K.H, Mochammad Bilal, keluarga Pondok
Jamsaren Surakarta. Di samping sebagai menantu, beliau juga mengaji dengan Bapak K.H.
Mochammad Bilal. Demikian juga dengan ayah beliau, yang waktu itu sebagai sesepuh Pondok
Jamsaren. Kesan yang sangat mendalam dari almarhum K.H. Abu A'mar ialah "jangan mengajar kalau
belum bisa mengoreksi kekurangan atau kekeliruan dalam kitab," Selanjutnya, beliau mengaji dengan
K.H. Ali Darokah, adik K.H. Mochammad Bilal. Dan, sekarang ikut dalam kepengurusan Pondok
Pesantren Jamsaren Surakarta.

Dari pergumulan hidup yang sedemikian itu, kadang-kadang timbul pertanyaan dan harapan,
"Apa yang harus diperbuat agar orang-orang mendapat jalan yang mudah untuk bisa mengenal dan
memahami agama Allah atau Al-Islam? Misalnya, bagaimana agar memiliki kemampuan untuk
menyampaikan apa yang saya pelajari selama satu tahun, tetapi orang lain cukup belajar "satu jam"
dengan saya. Itulah yang mendorong selalu ingin membaca buku.

Adanya kesempatan yang diberikan oleh Penerbit Tiga Serangkai, yang penulis katakan
sebagai 'memaksa' penulis agar bisa menuangkan pendapatnya dalam bentuk tulisan. Hal ini penulis
sambut dengan gembira meskipun penulis sadar adanya banyak kekurangan.

Teriring doa Amin ya Rabbal 'Alamin.

Ternyata Yesus Tidak Disalib Solihan Mahdum Cahyana


90

You might also like