Professional Documents
Culture Documents
Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dalam hidup sehari-hari tidak lepas dari
unsur agama dan budaya karena Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo
religious), selain itu manusia juga lahir sebagai manusia yang berbudaya namun dalam proses
berjalannya akan muncul permasalahan yang timbul dalam beragama serta berbudaya, untuk
itulah dibutuhkan proses konseling lintas agama dan budaya.
Konseling lintas agama dan budaya terdiri dari tiga elemen penting, yaitu konseling,
agama dan budaya, sehingga dalam penjelasannya tentang konsep konseling lintas agama dan
budaya akan diawali dengan penjelasan tentang konseling, agama dan budaya. Dari penjelasan
setiap poin tersebut maka akan dapat diambil kesimpulan tentang pengertian Konseling lintas
agama adalah suatu proses konseling dimana ada dua keyakinan atau lebih, yang berbeda dari
latar belakang ajaran, aturan-aturan, maupun kepercayaan. Sedangkan pengertian Konseling
lintas budaya adalah suatu hubungan konseling dimana ada dua peserta atau lebih, berbeda dalam
latar belakang budaya, nilai-nilai, dan gaya hidup.
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo religious), yaitu makhluk yang
mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari
agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai referensi sikap dan perilakunya.
Di sisi lain manusia juga lahir sebagai manusia yang berbudaya. Dalam kehidupan sehari-hari,
tiap individu akan berusaha menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan
dengan memberikan pendapat dan perilaku tertentu, bagaimana bersikap dan mungkin
menunjukkan beberapa “keanehan” tertentu. Akulturasi diri ini bisa jadi berbeda dengan apa
yang selama ini dianut oleh masyarakat sekitarnya, tetapi seringkali pula seorang individu
menampakkan perilaku sesuai dengan apa yang sering dimunculkan oleh masyarakat di mana dia
berada.Agama dan budaya mempunyai independensi masing-masing, meski keduanya saling
terkait. Kelahiran agama sangat terkait dengan konstruksi budaya
Namun dalam memahami realita kehidupan, ada kalanya terjadi kesenjangan antara
agama dan budaya. Manusia sering dihadapkan oleh realitas yang mereka anggap sebagai suatu
permasalahan yang tak mampu diselesaikan dengan sendirinya. Sehingga konselor adalah
sasaran yang “empuk” bagi manusia untuk dijadikan referensi dalam membantu memecahkan
permasalahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam mendefinisikan tentang konseling lintas agama dan budaya, terlebih dahulu kita
harus mengetahui tentangpengertian konseling, agama dan budaya.
1.Konseling
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa konseling memiliki elemen-elemen
antara lain:
1.Adanya hubungan
3.Adanya proses
2.Agama
3.Budaya
Ratner (2000), salah seorang pakar psikologi budaya menyusun bagaimana seharusnya
sebuah konsep budaya. Ia memproposisikan empat buah prasyarat bagi sebuah konsep
budaya yang baik, yaitu:
1.Konseling lintas agama adalah suatu proses konseling dimana ada dua
keyakinan atau lebih, yang berbeda dari latar belakang ajaran, aturan-
aturan, maupun kepercayaan.
2.Konseling lintas budaya adalah suatu hubungan konseling dimana ada dua
peserta atau lebih, berbeda dalam latar belakang budaya, nilai-nilai, dan
gaya hidup (Sue et al dalam Suzette et all 1991; Atkinson, dalam Herr;
1939).
1.Konselor lintas agama dan budaya harus sadar akan nilai dan
norma
Untuk hal ini ada aturan main yang harus ditaati oleh setiap
konselor. Konselor mempunyai kode etik konseling, yang secara
tegas menyatakan bahwa konselor tidak boleh memaksakan
kehendaknya kepada klien. Hal ini mengimplikasikan bahwa sekecil
apapun kemauan konselor tidak boleh dipaksakan kepada
klien. Klien tidak boleh diintervensi oleh konselor tanpa persetujuan
klien.
PENUTUP
Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dalam hidup sehari-hari tidak lepas dari
unsur agama dan budaya, namun dalam proses berjalannya akan muncul permasalahan yang
timbul dalam beragama serta berbudaya, untuk itulah dibutuhkan proses konseling lintas agama
dan budaya.
Konseling lintas agama dan budaya terdiri dari tiga elemen penting, yaitu konseling,
agama dan budaya, sehingga dalam penjelasannya tentang konsep konseling lintas agama dan
budaya akan diawali dengan penjelasan tentang konseling, agama dan budaya seperti yang telah
tertulis pada bab pembahasan.
Konsep konseling lintas agama terdiri dari lima hal, yaitu : 1. Konselor
lintas agama dan budaya harus sadar akan nilai dan norma, 2. Konselor
sebaiknya sadar terhadap karakteristik konseling secara umum, 3. Konselor
harus mengetahui pengaruh kesukuan, keagamaan dan mereka harus
mempunyai perhatian terhadap lingkungan serta agamanya, 4. Konselor
tidak boleh mendorong klien untuk dapat memahami agama dan budaya
yang dianutnya, 5. Konselor lintas agama dan budaya dalam melaksanakan
konseling harus mempergunakan pendekatan ekletik.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Rosdakarya, 2005
[2]Ibid., hlm. 8.
[3] Singgih Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), hlm. 19.
[6] Lebba Pongsibane, Islam dan budaya Lokal, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 54.
No comment »
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dalam hidup sehari-hari tidak lepas dari
unsur agama dan budaya karena Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo
religious), selain itu manusia juga lahir sebagai manusia yang berbudaya namun dalam proses
berjalannya akan muncul permasalahan yang timbul dalam beragama serta berbudaya, untuk
itulah dibutuhkan proses konseling lintas agama dan budaya.
Namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui dan menyelesaikan dengan benar
masalah-masalah yang dihadapinya terkait permasalahan keagamaan dan kebudayaan,
masyarakat hanya akan menyelesaikan permasalahan secara sepihak atau kalau pun berkonsultasi
masyarakat awam akan lebih memilih untuk berkonsultasi kepada kyai atau dukun.
Sehingga posisi seorang konselor dalam masyarakat sebenarnya sangatlah penting karena
dari konselor yang mampu memahami situasi keagamaan dan kebudayaan masyarakat yang baik
serta dilengkapi dengan ilmu kekonselingan yang dapat membantu sesuai dengan bidang dan
kemampuannya.
Fenomena yang lazim terjadi dan biasa dikerjakan pada masyarakat pada umumnya ada
yang mucul dari nilai-nilai keagamaan ada pula yang muncul dari nilai-nilai keagamaan,
sedangkan tidak setiap kebudayaan yang terdapat dimasyarakat sesuai dengan ajaran agama,
untuk itulah salah satu fungsi konselor berperan dalam memberikan proses bimbingan serta
konseling.
BAB II
HASIL OBSERVASI
Desa babat adalah salah satu desa yang berada pada kabupaten Lamongan Jawa
timur, desa yang juga memiliki nama kecamatan ini terletak pada barat kota Lamongan,
menurut para penduduk desa ini disamakan seperti layaknya perempatan jalan yang
selalu ramai dilewati kendaraan, karena memang posisi desa babat sendiri yang
menghubungkan antara kabupaten Lamongan dengan Bojonegoro serta Kabupaten Tuban
dengan Jombang, sehingga pusat perekonomian dan kebudayaan yang ada didesa babat
sudah setingkat lebih maju dibandingkan desa-desa disekitarnya.
Desa yang juga terkenal melalui makanan khasnya yaitu Wingko Babat ini
berpenduduk mayoritas muslim yang juga sebagian terdiri dari kalangan Nahdhatul
Ulama’ (NU) meski juga terdapat penduduk Non muslim dan Non Nahdhatul ulama,
masyarakat pada desa babat termasuk masyarakat yang masih memiliki kebudayaan
keagamaan yang masih dijaga dengan baik, meskipun tidak semua elemen mayarakat
yang ikut menjaganya.
B.Identifikasi Kebudayaan
1.Budaya tidak menegokkan kepala terlebih dahulu ketika salam saat sholat, sebelum
imam mengucapkan salam kedua kali dengan menengok kearah kiri.
2.Budaya menunggu azan pada masjid jami’ terlebih dahulu sebelum mushola-mushola
disekitar pusat desa babat azan, budaya ini dilakukan baik saat bulan ramadhan
maupun tidak dalam bulan ramadhan.
Melihat mayoritas penduduk desa babat adalah Islam, maka dapat disimpulkan
secara singkat bahwa kebudayaan yang berkembangan pada masyarakat merupakan
kebudayaan kental akan nilai keislaman, hubungan antara kebudayaan yang
berkembangan dimasyarakat desa babat dengan nilai-nilai keagamaan adalah suatu
bentuk pengamalan dari ajaran-ajaran keagamaan dalam agama Islam yang sudah
diterapkan secara turun temurun sehingga menjadikan proses pengamalan tersebut
menjadi suatu kebudayaan.
Hubungan antara nilai-nilai agama dan budaya dengan konseling adalah saling
menguatkan, fungsi seorang konselor lintas agama dan budaya yang efisien didesa babat
adalah sebagai pembimbing dan sebagai konselor. Pembimbing didesa babat difungsikan
kepada kalangan masyarakat awam yang mungkin masih awam atas kebudayaan yang
ada didesa babat, selain itu pembimbing dapat difungsikan sebagai pembimbing atau
penyuluh kepada anak muda atau remaja yang belum faham dengan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam kebudayaan yang telah dijaga secara turun temurun, pembimbing lintas
agama dan budaya juga berfungsi memberikan edukasi kepada remaja tentang cara
memfilter budaya-budaya baru yang berkembang dikalangan remaja desa babat.
Seorang konselor lintas agama dan budaya pada desa babat bisa berfungsi sebagai
tempat konsultasi atas permasalahan yang mungkin terjadi dan ada pada kalangan
masyarakat dari berbagai elemen, karena meski merupakan pusat keramaian pada realitas
sebenarnya sangat membutuhkan para ahli dibidangnya seperti masih belum adanya
rumah sakit yang memadai dengan tenaga paramedis yang mumpuni, bahkan profesi
sebagai seorang psikolog atau pun konselor mungkin masih belum laku dan dibutuhkan
oleh masyarakat karena kurangnya pengetahuan masyarakat itu sendiri, sehingga fungsi
konselor seharusnya sangat komplek dan penting.
BAB III
PENUTUP
Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dalam hidup sehari-hari tidak lepas dari
unsur agama dan budaya karena Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo
religious), selain itu manusia juga lahir sebagai manusia yang berbudaya namun dalam proses
berjalannya akan muncul permasalahan yang timbul dalam beragama serta berbudaya, untuk
itulah dibutuhkan proses konseling lintas agama dan budaya.
Desa babat adalah salah satu desa yang berada pada kabupaten Lamongan Jawa timur,
desa yang juga memiliki nama kecamatan ini terletak pada barat kota Lamongan, Kebudayaan
yang penulis observasi didesa babat merupakan jenis kebudayaan keagamaan, kebudayaan
tersebut diantaranya : 1. Budaya tidak menegokkan kepala terlebih dahulu ketika salam saat
sholat, sebelum imam mengucapkan salam kedua kali dengan menengok kearah kiri, 2. Budaya
menunggu azan pada masjid jami’ terlebih dahulu sebelum mushola-mushola disekitar pusat
desa babat azan, budaya ini dilakukan baik saat bulan ramadhan maupun tidak dalam bulan
ramadhan.
Hubungan antara kebudayaan yang berkembangan dimasyarakat desa babat dengan nilai-
nilai keagamaan adalah suatu bentuk pengamalan dari ajaran-ajaran keagamaan dalam agama
Islam, Hubungan antara nilai-nilai agama dan budaya dengan konseling adalah saling
menguatkan, fungsi seorang konselor lintas agama dan budaya yang efisien didesa babat adalah
sebagai pembimbing dan sebagai konselor.
No comment »
BAB I
PENDAHULUAN
Islam ialah agama rahmatal lilalamin yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, pada
awal turunnya Islam adalah agama yang satu, tidak ada macam-macam faham atau pun aliran-
aliran didalamnya karena masih adanya nabi Muhammad yang menjadi panutan dan pedoman
sekalian ummat.
Namun seiring proses berjalannya waktu pasca nabi Muhammad wafat, maka terjadi
banyak perpecahan yang timbul akibat berbagai hal dan sebab, perpecahanan ini bisa berupa
ikrar keluar dari agama Islam atau pun ikrar tentang aliran atas kepercayaan yang diyakini oleh
suatu kelompok atau golongan.
Dengan adanya berbagai macam golongan yang muncul dalam peradapan Islam hal ini
menyumbangkan banyak pemikiran, penafsiran atas ayat-ayat aqli dan faham-faham tentang
keyakinan terhadap tokoh pendiri atau tokoh yang diagungkan dalam aliran atau faham-faham
tersebut.
Memasuki awal abad 19 ketika para cendekiawan muslim mulai menyadari akan
pentingnya modernisasi dan penggunaan pikiran dalam menyingkapi suatu kejadian dalam suatu
agama seperti yang dicontohkan pemikir-pemikir Kristen, maka muncullah aliran dalam Islam
yang mengusung tema liberalisme dan fundamentalisme.
Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini pemakalah akan mencoba menyajikan
tema tentang Ilmu kalam di zaman modern dengan kajian tentang islam fundamentalis dan Islam
liberal berdasarkan literature-literatur yang kami dapatkan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Pengertian
.Liberal menurut bahasa berarti bebas dan tidak terikat dengan ikatan ajaran keagamaan. Golongan
yang berfahaman liberal ialah golongan yang ingin menggugurkan beberapa hak syariah dalam agama
Islam agar agama ini sama taraf dengan agama lain yang ada dibumi ini.
B.Beberapa tokoh pembaharu Islam
1.Syekh Muhammad Abduh, dengan pokok pemikiran tentang :
I.Kedudukan akal dan fungsi wahyu
II.Kebebasan manusia dan fatalisme
III.Sifat-sifat tuhan
IV.Kehendak mutlak tuhan
V.Antropomorfisme (Tuhan tidak berwujud seperti manusia)
VI.Melihat tuhan
VII.Perbuatan tuhan
2.Muhammad Iqbal, dengan pokok pemikiran tentang :
I.Jati diri manusia
II.Dosa
III.Surga dan neraka
3.Ismail Raji al-faruqi, dengan pokok pemikiran tentang konsep tauhid yang dilihat dari berbagai
aspek kehidupan.
4.Hasan Hanafi, dengan pokok pemikiran tentang :
I.Kritik terhadap teologi tradisional
II.Rekontrusi teologi
5.Harun Nasution, dengan pokok pemikiran tentang :
I.Peranan akal
II.Pembaharuan teologi
III.Hubungan antara wahyu dan akal[2]
C. Pemikiran Islam Liberal
Aliran Islam Liberal dapat dikenali melalui beberapa manhaj atau ciri-ciri yang semuanya
mengarahkan kepada pembukaan dan pembebasan tafsiran agama Namun manhaj atau ciri-ciri
tersebut bertujuan untuk menyampaikan yang dikatakan sebagai ‘Islam Liberal’, ialah Islam yang
“terbuka dan bebas daripada belenggu tafsiran lama ke arah tafsiran yang baru lagi segar demi
kejayaan umat”.
a)Hadist-hadist tersebut tidak berasal daripada Rasulullah SAW melainkan hanya ciptaan
orang-orang yang ingin menjaga dan memanfaatkan kepentingan diri mereka.
b)Hadis-hadis yang benar hanyalah yang bersifat mutawatir manakala hadits ahad bersifat
samar-samar dan tidak menjadi tuntutan ke atas umat untuk berpegang kepadanya.
c)Hadis-hadis yang mutawatir sekalipun, kebenarannya hanya dalam konteks kehidupan
masyarakat Arab pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Ia tidak lagi relevan
untuk zaman kini kecuali sebagai kajian sejarah peradaban pada zaman baginda.
d)Hadis-hadis tentang azab kubur, suasana hari akhirat (Padang Masyar, Titian Sirat,
Pengadilan, dll), Isra’ dan Mikraj, Dajjal, Penurunan Nabi Isa, fitnah-fitnah akhir zaman
dan sebagainya hanyalah cerita rekaan para perawi hadis untuk memberi pengaruh kepada
orang ramai pada zaman mereka. Sekalipun hadits-hadits ini tercatat di dalam kitab-kitab
hadis sahih, pada hakikatnya ia hanyalah cerita-cerita tahayul semata-mata.
e)Kesalahan paling besar yang dilakukan oleh para imam hadits adalah mereka hanya memberi
tumpuan kepada para perawi hadits dan tidak kepada matan hadits. Seandainya mereka
memperhatikan dan memberi kritik atas matan hadits, niscaya cerita-cerita tahayul seperti
di atas tidak akan ada.[3]
1.Ikhwanul Muslimin Sebagai kelompok yang bergerak dalam bidang dakwah bertujuan untuk
memperkenalkan Islam sebagai agama yang sempurna, kaffah dan utuh serta terlepas dari
semua bentuk keragu-raguan di dalamnya dimana Islam tidak hanya berurusan dengan perkara
rukun Islam saja, akan tetapi juga bersinggungan dengan seluruh aspek kehidupan sosial
bermasyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun politik dsb.
2.Kelompok Salafi atau Wahabi. Gerakan Wahabi ini didirikan olehMuhammad Ibn Abdul Wahhab,
lahir di desa Ayenah, Najad pada tahun 1691 M. Muhammad Ibn Abdul Wahhab sendiri
mendapat didikan Islam berdasarkan mazhab Hambali. Tujuan dari gerakan Wahabi ini adalah
untuk memurnikan kembali ajaran Islam yang saat itu sudah banyak bercampur dengan
praktek-praktek yang sudah tidak Islami lagi, seperti bid’ah, khurafat, meminum minuman
keras (beralkohol) yang sudah dianggap biasa, penggunaan emas dan sutra bagi laki-laki, yang
semuanya itu benar-benar sudah keluar dan menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Karena itulah gerakan Wahabi hadir untuk mengembalikan Islam kepada Islam yang
sebenarnya berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits Rasullullah Muhammad.[4]
BAB III
PENUTUP
Islam ialah agama rahmatal lilalamin yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, pada
awal turunnya Islam adalah agama yang satu, tidak ada macam-macam faham atau pun aliran-
aliran didalamnya karena masih adanya nabi Muhammad yang menjadi panutan dan pedoman
sekalian ummat. Namun seiring proses berjalannya waktu pasca nabi Muhammad wafat, maka
terjadi banyak perpecahan yang timbul akibat berbagai hal dan sebab.
Seperti aliran-aliran lainnya aliran liberal dan fundamental islam juga memiliki pokok-
pokok kajian seperti yang disebutkan diatas, serta sejak awal abad 19 muncul berbagai
cendekiawan muslim yang membawa pemikiran-pemikiran baru dan bersifat modern.
Daftar Pustaka
Zamhasari Jamil, Meluruskan Stigma Islam
Fundamentalis, http:// www.indomedia.com,diakses
10 November 2008
Mustofa, HM. Kholili, Karwadi, Tauhid Pokja Akademik,
Yogyakarta, Pokja akademik UIN Sunan Kalijaga,
2005
Hafiz Firdaus Abdullah, Bagaimana Manhaj Islam Liberal?,
http://www.haluan.org, diakses 10 November 2008
[2] Mustofa, HM. Kholili, Karwadi, Tauhid Pokja Akademik, (Yogyakarta, Pokja akademik UIN Sunan
Kalijaga, 2005), hlm.97-105
No comment »
karya ilmiah 3
ANALISIS KUANTITATIF
Oleh : Casmini, M.Si
Untuk materi tentang penelitian kuantitatif ini masih saya ambil dari hasil karya Casmini
S.Ag M.Si, namun dalam penyampaian materi ini saya menyampaikan secara terperinci sesuai
yang saya dapat, bila dalam membaca materi ini ada yang belum paham, saya harap mau untuk
berdiskusi dengan saya dalam email saya vic_ary30cope@yahoo.co.id.
2.ADMINISTRASI DATA
Untuk data dengan jumlah besar paling tepat dan cepat dengan menggunakan program
komputer ( packet program)
Peneliti perlu menguasai cara operasional program dan melakukan interpretasi data
4.PROSES TABULASI
Setelah angket diskor atau dimasukkan dalam program komputer. Data kasar dianalisis secara
deskriptif
Termasuk ditampilkannya dalam bentuk tabel, diagram, menghitung lokasi dan penyebarannya
ANALISIS DISKRIPTIF
Mencakup dua hal penting yaitu:
Penyebaran data memiliki unsur penting diantranya: Range, simpang baku, dan varian.
Data yang ada digambarkan berkaitan antara variabel satu terhadap variabel lainnya.
Penampilan data ini digunakan peneliti guna menganalisis lanjut atau inferensial yang
biasanya ditandai dengan hipoteses testing.
Unsur analisis yang sering muncul misalnya: korelasi, t tes, regresi, anava, dst.
Generality
Explanation (penjelasan)
Muncul istilah mekanistis internal dan eksternal, misal fakta, konsep, variabel,
aksioma, hukum, teorem.
Nominal
Ordinal
Interval
Rasio
Pendekatan Normatif
oimpersonal
oObyektif
ogeneralisasi
openjel makro
ostrukturisasi
Pendktn Interpretif
oindividual
osubyektifitas
openafsiran spesifik
okonsep mikro
operspektif
Berperan netral
menggunakan statistik
Obyektif
Eksternal
Dapat diukur
Bersifat menerangkan
dapat direplikasi
Subyektif
Internal
obahasa
ogerak
oisyarat
Daftar Kepustakaan
Winston
Aksara
No comment »
Karya ilmiah 2
May 29, 2009 · Filed under penelitian
A.Merupakan penelitian yang mengharuskan para peneliti memahami fenomena sosial dari si palaku
itu sendiri
C.Kegiatannya menekankan perlunya cara mengumpulkan data diskriptif, tingkah laku simbol dan
kata-kata manusia
Kualitatif
Kuantitatif
B.menggunakan variabel
D.Eksternal
E.dapat diukur
E.Tindakan, penggunaan bahas dan hasil kerja mrpkn hukum yang diatur untuk lebihbermanfaat.
F.Sebagai pemikir erat kaitannya dengan fungsi aktor dan pemakai bahasa
E.menangkap fenomena
B.dimensi tempat
C.dimensi pelaku
D.dimensi kegiatan
F.Merencanakan kegiatan
B.Menemui publik
C.Menemui responden
A.Persiapan Psikhis
B.Persipan Fisik
A.Trianggulasi
-ahli
- Metode
- Pendekatan
-Waktu
B.bobot
C.Memisahkan ‘outliers’
C.Pandangan dari dalam yang dapat berupa pengakuan dari responden yang dilakukan secara
natural
D.Makna/rangkaian Phenomena
No comment »
PENDAHULUAN
Manusia adalahmakhluk Allah yang diciptakan secara sempurna dengan dibekali akal dan
nafsu serta qolbu sebagai sesosok khalifah dimuka bumi ini, karenanya dengan semua bekal
tersebut manusia ada kalanya ketika akal fikirannya unggul maka kedudukan manusia
akanberada diatas malaikat Allah namun ketika hawa nafsunya yang menjadi raja atas diri
manusia kedudukannya tidak lebih dari dibawah hewan.
Diantara akal dan nafsu manusia yang saling bertentangan manusia juga dibekali qolbu
sebagai penyeimbang, sehingga baik buruknya qolbu manusia bisa ditentukan oleh perilaku
manusia, dari setiap perilaku yang dikerjakan manusia setiap hari akan mengahsilkan suatu
bentuk kepribadian, dalam kepribadian tersebutlah ciri khas dari manusia akan terlihat.
Dalam Al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT kurang lebih 14 abad yang lalu
kepada nabi Muhammad SAW dalam lembaran ayat-ayatnya telah menjelaskan kepada manusai
berbagai macam kepribadian yang tedapat dalam diri manusia, kepribadian tersenit dapat
diklasifikasikan dalam tiga posisi, yaitu kepribadian yang baik atau khasanah, kepribadian yang
buruk atau dholalah serta yang terakhir kepribadian yang ada ditengah-tengahnya atau yeng lebih
sering kita kenal dengan kepribadian munafik, dalam makalah ini pemakalah akan berusaha
menyajikan sedikit tentang bentuk-bentuk kepribadian manusia yang telah ada dan dijelaskan
oleh Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
1.Al-Mu’minun ayat 1-6
وOOOOOO
ِ ين هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ
َ عُونَ َوالَّ ِذOOOOOOاش
ِ التِ ِه ْم َخOOOOOOص َ ين هُ ْم فِي َ ْد أَ ْفلَ َح ْال ُم ْؤ ِمنُونَالَّ ِذOOOOOOَق
إِال َعلَى أَ ْز َوا ِج ِه ْمOَُوج ِه ْم َحافِظُون ِ رOُين هُ ْم لِفَ اعلُونَ َوالَّ ِذ َ ْرضُونَ َوالَّ ِذ
ِ َا ِة فOOين هُ ْم لِل َّز َك ِ ُمع
َ ت أَ ْي َمانُهُ ْم فَإِنَّهُ ْم َغ ْي ُر َملُو ِم
ين ْ أو َما َملَ َك ْ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-
orang yang menjaga kemaluannya,kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang
mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
A.Mufradat :
Aflaha : Membelah, maksudnya kata membelah pada mufradat ini seperti ketika
petani membelah tanah untuk ditanami tanaman, benih yang ditanamkan petani
akan menumbuhkan buah yang diharapkan.
Khosyi’un : Diam dan tunduk, maksudnya kata diam dan tunduk adalah
memusatkan konsentrasi pada satu titik yaitu beribadah kepada Allah melalui
sholat
Al-Laghw : Batal, maksudnya adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada atau
ditiadakan dalam beribadah, sesuatu hal ini adalah apabila dikerjakan akan dapat
mengurangi esnsi daro ibadah tersebut, seperti berbicara saat khotbah jumat
meskipun itu hanya kata “Diam!”.
Farj : Segala yang buruk diucapkan kepada pria atau wanita, maksutnya lebih
mengarah kepada alat kelamin
B.Tafsir :
Surat Al-Mu’minun Ayat 1-6 menjelaskan kepada kita tentang salah satu
pola kepribadian manusia dalam Al-Qur’an yaitu Mukmin beserta ciri-cirinya,
pada Ayat 1-4 disebutkan ciri seorang mukmin, Sesungguhnya telah pasti
beruntunglah mendapat apa yang didambakannya sebagai orang-orang mukmin,
yang mantap imannya dan mereka buktikan kebenarannya dengan amal-amal
sholeh yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya, Khusyu’ disini ialah tenang,
rendah hati, berserah diri lahir dan batin serta perhatiannya terarah kepada shalat
yang sedang mereka kerjakan sehingga mereka memperoleh kebahagiaan atas
sholatnya. Dimaksud dengan kebahagiaan disini adalah orang-orang yang tidak
acuh yakni tidak memberi perhatian atau menjauhkan diri secara lahir dan batin
dari hal-hal tersebut.
C.Asbabun Nuzul
Imam Hakim telah menyampaikan sebuah hadits melalui sahabat Abu
Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah saw.“Bilamana melakukan shalat, selalu
mengangkat pandangan kelangit”. Maka turunlah ayat ini: yaitu orang-orang
yang khusyu’ dalam shalatnya (QS. Al-Mu’minun: 2), maka sejak saat itu
Rasulullah saw. Menundukkan kepalanya jika sedang mengerjakan shalat. Hadits
ini disampaikan pula oleh Ibnu Murdawaih, hanya lafaznya mengatakan, bahwa
Rasulullah saw “menolehkan pandangannya, sedang ia dalam shalat”.
Disampaikan pula oleh Sa’id Ibnu Mansyur melalui Ibnu Sirin secara mursal, yaitu
dengan lafadz yang mengatakan: “bahwasannya Rasulullah saw, membolak-
balikkan pandangan matanya dalam shalat”,maka turunlah ayat ini.[2]
D.Keterangan
Dalam surat Al-Mukminun diterangkan salah satu bentuk kepribadian manusia
adalah kepribadian seorang mukmin yang melakukan sholat secara khusyu’, tidak
mengerjakan Laghwatau hal-hal yang mampu membatalkan suatu amalan,
membayar zakat dan menjaga kemaluan kecuali kepada istri atau budak-
budaknya.
A.Mufradat:
An-nas berarti manusia, maksud kata manusia ini adalah orang
yang berucapa dan dipahami oleh yang dia ajak berbicara, ucapan
yang diucapkan adalah mengajak kepada kebenaran dan beriman
kepda Allah.
B.Tafsir
C.Asbabun Nuzul
D.Keterangan :
Munafik yaitu mereka yang beriman kepada Allah. Dan hari akhir
tetapi keimanannnya hanya dimulut saja, sementara hatinya
ingkar. Mereka ingin menipu Allah dan orang mu’min walaupun
sebenarnya ia menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar.
Hati mereka berpenyakit, dan semakin parah penyakitnya karena
membuat kerusakan, menambah kebodohan, persekutu dengan
setan untuk mengolok-olok orang mu’min. mereka tidak mendapat
penerangan dan petunjuk, sehingga senantiasa dalam kegelapan. [6]
3.Al-Baqarah: 27-28
A.Tafsir:
Tafsir pada ayat 27 menjelaskan tentangsifat-sifat orang fasik yaitu
ada perjanjian antara manusia dengan Allah yakni bahwa mereka
mengakui keEsaan Allah, serta ketundukan mereka kepada-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang mengurai yaitu membatalkan dan
melanggar perjanjian mereka dengan Allah pada perjanjian itu
sudah demikian kukuh mereka mengurainya sesudah perjanjian
diikat teguh dengan diutusnya para nabi dan rasul dengan bukti-
bukti keEsaannya.
B.Asbabun Nuzul
C.Keterangan :
PENUTUP
Manusia adalahmakhluk Allah yang diciptakan secara sempurna dengan dibekali akal dan
nafsu serta qolbu sebagai sesosok khalifah dimuka bumi ini, Diantara akal dan nafsu manusia
yang saling bertentangan manusia juga dibekali qolbu sebagai penyeimbang, sehingga baik
buruknya qolbu manusia bisa ditentukan oleh perilaku manusia, dari setiap perilaku yang
dikerjakan manusia setiap hari akan mengahsilkan suatu bentuk kepribadian, dalam kepribadian
tersebutlah ciri khas dari manusia akan terlihat.
Pada ayat yang disajikan pada makalah ini mencangkup surat Al-Mukminun Ayat 1-6,
surat Al-Baqarah ayat 13-15 serta ayat 27-28 menjelaskan tentang kepribadian yang ada dalam
diri manusia, kepribadian tersebut adalah kepribadian seorang mukmin, kepribadian seorang
munafik serta keribadian seorang yang kafir, setiap kepribadian tersebut memiliki karekteristik
seperti yang telah dijelaskan diatas.
Daftar Pustaka
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 1 dan 9, Ciputat : Lentera Hati,
2000
[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 9, (Ciputat : Lentera Hati, 2000), hlm 145-155
[2] Imam jalalud-Din Al-Mahally, Imam jalalud-Din Al-Suyuthi, Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul,
(Bandung : Sinar Baru, 1990), hlm 293
[3] Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: raja Grafindo Persada, 2007), hlm.174
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 1, (Ciputat : Lentera Hati, 2000), hlm 107-110
No comment »
hadits 2
BAB I
PENDAHULUAN
HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan,
pernyataan, taqrir, dan sebagainya.Posisi hadits dalam Islam ialah sebagai sumber hukum kedua, karena
dijadikan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-Quran kedudukan dan eksistensi hadits sangat
diperlukan, keshohihan suatu hadits juga sangat penting untuk diperhatikan, karena itu merupakan tolak
ukur bahwa hadits itu benar-benar berasal dari nabi SAW serta diriwayatkan sesuai sanad dan matannya.
Dalam menyampaikan dakwah serta seruan kepada ummat untuk mengajak kepada kebaikan seorang
penyeru harus berdasarkan Al-Quran dan Hadits, namun penyampaian seruan tersebut hendaknya dikemas
semenarik mungkin sehingga diharapkan ummat tidak merasa bahwa Islam agama yang seram dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits, Dakwah dan Konseling
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad
SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam
agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber
Dakwah ialah suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk
mengamalkan ajaran islam, proses tersebut dilakuakn secara sadar dan sengaja serta dpat dilakukan
Konseling : proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
لقد جئت تس أل عن عظيم وإنه ليس ير على من- قلت يا رس ول هللا أخ برني عن عمل ي دخلني الجنة و يباع دني عن الن ار ؟ ق ال: عن معاذ بن جبل رضي هللا عنه ق ال
أال أدلك على أب واب الخ ير ؟ الص وم جُنة والص دقة: ثم قال, تعبد هللا ال تشرك به شيئا ً وتقيم الصالة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت: يسره هللا تعالى عليه
ٌ َت َتجَ ا َفى ُج ُنو ُب ُه ْم عَ ِن ا ْلمَضَ ا ِج ِع َيدْ عُونَ رَ َّب ُه ْم َخ ْو ًفا َو َط َم ًعا َو ِممَّا رَ َز ْق َن ا ُه ْم ُي ْنفِقُ ون*فَاَل َتعْ لَ ُم َن ْفس- وصالة الرجل في جوف الليل ثم تال, تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار
” يا رس ول هللا ق ال, بلى: قلت- ]… ثم قال أال أخ برك ب رأس األمر وعم وده وذروة س نامه ؟17-16 ]السجدة- ون َ ُمَا أ ُ ْخفِيَ لَ ُه ْم مِنْ قُرَّ ِة أَعْ ي ٍُن جَ َزا ًء ِبمَا َكا ُنوا يَعْ َمل
: فقلت- كف عليك ه ذا- فأخذ بلساني وقال, أال أخبرك بمالك ذلك كله ؟ ” فقلت ك بلى يا رسول هللا: وعموده الصالة وذروة سنامه الجهاد ” ثم قال, رأس اإلسالم
ٍ
رواه الترم ذي- ! على من اخرهم إال حص ائد ألس نتهم ؟- أو ق ال- وهل يكب الناس في الن ار على وج وههم, ثكلتك أمك- و إنا لمؤاخذون بما نتكلم ؟ فقال, يا نبي هللا
Artinya : Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Aku berkata : “Ya Rasulullah, beritahukanlah
kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan
sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala. Engkau menyembah Allah
dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. Kemudian beliau bersabda : “Inginkah kuberi
petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, shadaqah itu menghapuskan kesalahan
sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam”. Kemudian beliau membaca
ayat : “Tatajaafa junuubuhum ‘an madhaaji’… hingga …ya’maluun“. Kemudian beliau bersabda: “Maukah
bila aku beritahukan kepadamu pokok amal tiang-tiangnya dan puncak-puncaknya?” Aku menjawab : “Ya,
wahai Rasulullah”. Rasulullah bersabda : “Pokok amal adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan
puncaknya adalah jihad”. Kemudian beliau bersabda : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci
semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasulullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda :
“Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami
katakan?” Maka beliau bersabda : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang
menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan
lidah mereka?” (HR. Tirmidzi, ia berkata : “Hadits ini hasan shahih)
Keterangan :
Sabda beliau “engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi
orang yang digampangkan oleh Allah ta’ala”, maksudnya bagi orang yang diberi taufiq oleh Allah kemudian
diberi petunjuk untuk beribadah kepada-Nya dengan menjalankan agama secara benar, yaitu menyembah
Kemudian sabda beliau “mengerjakan shalat”, yaitu melaksanakannya dengan cara dan keadaan paling
sempurna. Kemudian beliau menyebutkan syari’at-syari’at Islam yang lain, seperti zakat, puasa dan haji.
Kemudian sabda beliau “inginkah kuberi petunjuk kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah
perisai”, maksudnya adalah selain puasa Ramadhan, karena puasa yang wajib telah diterangkan
sebelumnya. Jadi, maksudnya ialah banyak berpuasa sunnat. Perisai maksudnya ialah puasa itu menjadi
tirai dan penjaga dirimu dari siksa neraka.Kemudian sabda beliau “shadaqah itu menghapuskan kesalahan”.
Maksud shadaqah di sini adalah zakat. Sabda beliau “shalat seseorang di tengah malam”.
ََت َتجَ ا َفى ُج ُنو ُب ُه ْم عَ ِن ا ْلمَضَ ا ِج ِع َيدْ عُونَ رَ َّب ُه ْم َخ ْو ًفا َو َط َم ًعا َو ِممَّا رَ َز ْق َنا ُه ْم ُي ْنفِقُو َن َفال َتعْ لَ ُم َن ْفسٌ مَا أُ ْخفِيَ َل ُه ْم مِنْ قُرَّ ِة أَعْ ي ٍُن جَ َزا ًء ِبمَا َكا ُنوا يَعْ َملُون
Artinya : “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan
rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.
Maka suatu jiwa tidak dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan yang
menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”.
(QS.As-Sajadah32:16-17)
Maksudnya orang yang shalat tengah malam, dia mengorbankan kenikmatan tidurnya dan lebih
mengutamakan shalat karena semata-mata mengharapkan pahala dari Tuhannya, seperti tersebut pada
firman-Nya : “Maka suatu jiwa tidak dapat mengetahui apa yang dirahasiakan untuk mereka, yaitu balasan
yang menyejukkan mata, sebagai ganjaran dari amal yang telah mereka lakukan”. Dalam beberapa riwayat
disebutkan bahwa Allah sangat membanggakan orang-orang yang melakukan shalat malam di saat gelap
dengan firman-Nya dalam sebuah Hadits Qudsi : “Lihatlah hamba-hamba-Ku ini. Mereka berdiri shalat di
gelap malam saat tidak ada siapa pun melihatnya selain Aku. Aku persaksikan kepada kamu sekalian (para
Sabda beliau : “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai
Rasulullah”. Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”. Aku bertanya : “Wahai
Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda :
“Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang
meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lidah mereka?” Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam mengumpamakan perkara ini dengan unta jantan dan Islam dengan kepala unta,
Kemudian sabda beliau “tiang-tiangnya adalah shalat”. Tiang suatu bangunan adalah alat penyangga yang
menegakkan bangunan tersebut, karena bangunan tidak akan dapat berdiri tegak tanpa tiang.
Sabdanya “puncaknya adalah jihad”, artinya jihad itu tidak tertandingi oleh amal-amal lainnya, sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Ia berkata bahwa ada seseorang lelaki datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata : “Tunjukkan kepadaku amal yang sepadan dengan jihad”. Sabda
beliau : “Tidak aku temukan”. Kemudian sabda beliau : “Adakah engkau sanggup masuk ke dalam masjid,
lalu kamu melakukan shalat Lail tanpa henti dan puasa tanpa berbuka selama seorang mujahid pergi
(berperang)?” Orang itu menjawab : “Siapa yang sanggup berbuat begitu!” Sabdanya : “maukah
kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku : “Ya, wahai Rasullah”. Maka beliau
memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”, maksudnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
menggalakkan dia pertama kali untuk berjihad melawan orang kafir, kemudian dialihkan kepada jihad yang
lebih besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu, menahan perkataan yang menyakitkan atau menimbulkan
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Semoga engkau selamat. Adakah yang menjadikan orang
menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan
lidah mereka?” Penjelasannya telah ada pada Hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi : “Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata baik atau diam”.
“Barang siapa memberi jaminan kepadaku untuk menjaga apa yang ada di antara kedua bibirnya dan apa
yang ada di antara kedua pahanya, maka aku jamin dia masuk surga”
Dalam hadits diatas telah disebutkan dengan jelas bahwa ibadah yang terdapat dalam lima konsep rukun
Islam adalah ibadah yang dapat memudahkan seseorang menuju kesurga, namun terdapat ibadah-ibadah
lain yang juga disebutkan oleh rasullloh pada hadits tersebut yaitu puasa (sunnah) sebagai perisai diri dan
pelindung dari api neraka, shodaqoh serta sholat malam sebagai penghapus kesalahan, pokok amal ibadah
sebagai tiangnya ialah sholat serta puncaknya adalah jihad dijalan Allah SWT. Kunci untuk mendapatkan
Jika hadits tersebut ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan dakwah dan konseling maka akan
didapatkan anjuran dakwah yang ideal bagi seorang muslim yang mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan
hidupnya, anjuran melakukan dengan baik dan benar lima rukun Islam dalam kehidupan sehari-hari yaitu
yakin dengan keberadaan Allah SWT, menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya, mengerjakan puasa,
memberikan zakat serta berangkat haji kebaitulloh. Dapat memudahkan seseorang masuk surga serta
menjadi obat bagi penyakit jiwa atau gangguan mental hal ini telah dibuktikan oleh pakar-pakar terapi
modern seperti yang disampaikan oleh bapak Arry Ginandjar dalam bukunya ESQ dengan lima rukun islam
sebagai pilarnya serta yang terdapat dalam karya ilmiah dari Ibu Nurjanah yang berjudul Tiga Kerangka
Kesehatan Mental Islam, tiga kerangka tersebut ialah pendekatan iman, dengan meyakini sepenuh hati
tentang keberadaan dan kEsaan Allah SWT maka seseorang dapat manerima kenyataan pada hidupnya,
konsep kedua yakni dengan pendekatan Islam, dengan menggunakan lima rukun islam sebagai bentuk
terapi, syahadat sebagi terapi lisan, sholat sebagai terapi lisan dan anggota badan, zakat sebagai terapi
pengendalian materi, puasa sebagai terapi pengendaliannafsu dan haji sebagai terapi paripurna atau
Pada selanjutnya rasulloh menyebutkan pintu-pintu kebaikan ialah shodaqoh, puasa serta sholat malam,
menurut konseling konsep puasa merupakan konsep pengendalian diri dan hawa nafsu yang sangat baik,
hal ini juga sesuai dengan konsep islam, konsep shodaqoh merupakan konsep untuk berbagi, menuntut diri
sendiri untuk dapat mengeluarkan harta yang dicintai untuk orang lain, serta konsep sholat malam,
keberadaan sholat yang dikerjakan pada malam hari merupakan bentuk konsep terapi yang baik untuk
seseorang karena pada saat itu kondisi tenang, banyak orang tertidur lelap sehingga dapat memfokuskan
BAB III
PENUTUP
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad
SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam
agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber
Jika hadits tersebut ditafsirkan dengan menggunakan pendekatan dakwah dan konseling maka akan
didapatkan anjuran dakwah yang ideal bagi seorang muslim yang mencari ridho Allah SWT sebagai tujuan
hidupnya, anjuran melakukan dengan baik dan benar lima rukun Islam dalam kehidupan sehari-hari yaitu
yakin dengan keberadaan Allah SWT, menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya, mengerjakan puasa,
memberikan zakat serta berangkat haji kebaitulloh. Dapat memudahkan seseorang masuk surga serta
Pada konsep konseling melakukan semua amal ibadah yang terdapat dalam hadits tersebut ternyata dapat
menjadi obat bagi penyakit jiwa atau gangguan mental hal ini telah dibuktikan oleh pakar-pakar terapi
modern seperti yang disampaikan oleh bapak Arry Ginandjar dalam bukunya ESQ dengan lima rukun islam
sebagai pilarnya serta yang terdapat dalam karya ilmiah dari Ibu Nurjanah yang berjudul Tiga Kerangka
penelitian
Abstraksi
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mempelajari intelegensi remaja dalam menghadapi era globalisasi,
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif, kualitatif, sehingga dalam laporan hasil penelitian diungkapkan secara apa adanya dalam bentuk
uraian naratif. Serta peneliitian ini menggunakan pendekatan psikologi untuk mekaji hal yang menjadi
pokok pembahasan.
Kesimpulan tentang pembahasan intelegensi remaja dalam menghadapi era globalisasi ialah remaja harus
dapat menyiapkan diri secara penuh dalam mengahadapi era globalisasi, karena globalisasi tidak hanya
memiliki dampak positif saja namun juga memiliki dampak negatif serta Remaja sebagai bibit potensial
untuk membangun bangsa pada masa depan harus bisa memilih dan memilah apa yang baik dan yang
buruk untuk diri serta kehidupannya agar dapat menjadi harapan bangsa.
BAB I
PENDAHULUAN
Cepatnya arus informasi dan semakin majunya tehnologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi
memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkecuali
remaja. Tehnologi seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, disatu sisi
Dampak positif dari tehnologi pada era globalisasi adalah semakin mudah dan cepatnya arus informasi yang
bisa didapat oleh masyarakat, saat ini jarak antar benua didunia sudah tidak ada. Informasi dipelosok
Indonesia dengan mudah dan cepat bisa diketahui oleh orang-orang di Amerika begitu pula sebaliknya,
semakin canggihnya fasilitas saat ini sehingga dapat memanjakan konsumen yang membutuhkan. Tidak
hanya itu saja, saat ini alat komunikasi tidak hanya berpatokan dengan telpon rumah seperti empat lima
tahun yang lalu, namun bisa menggunakan handphone yang dapat dibawa kemana-mana, handphone pun
tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi tetapi juga sudah di fasilitasi dengan berbagai fasilitas
Namun tehnologi yang didapat masyarakat tidak hanya membawa dampak positif saja, tetapi juga
membawa dampak negatif, dampak negatif ini dapat dilihat seperti banyaknya penyalah gunaan internet,
internet yang semestinya digunakan untuk mencari informasi seluas-luasnya namun ada yang mengakses
hanya untuk membuka situs porno dan vulgar, masalah ini saat ini sampai Negara RI ikut menggulangi
dengan memblokir seluruh situs yang menampilkan hal-hal yang berbau porno dan vulgar, baik itu berupa
gambar, video, animasi, maupun cerita-cerita porno yang mampu membuat pembacanya mengkhayal tidak
jelas, contoh penyalahgunaan tehnologi yang membawa dampak negatif adalah penyalah gunaan fasilitas
Masa remaja pada diri manusia adalah masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, pada
masa ini kondisi kejiwaan seorang individu cenderung tidak stabil, setiap saat berubah-ubah bahkan tanpa
ada pengaruh sedikit pun dapat berubah. Pada masa ini individu berusaha mencari jati diri dan pendirian,
hal ini juga dilakukan dengan mencoba hal-hal yang baru dikenal, karena hal tersebut banyak remaja tidak
dapat melewati masa dengan baik sebab gagal pada masa tersebut, banyak yang menjadi pecandu narkoba,
Karena hal tersebut dalam melewati masa remaja seorang individu diharapkan memiliki pendamping yang
dapat membimbing dan mengingatkan pada setiap perilakunya, disamping itu intelegensi seorang individu
Dalam karya ini hanya akan dibahas tentang intelegensi remaja dalam menghadapi era globalisasi. Tinjauan
psikologis menjadi fokus penulisan karya ini, sebagai upaya untuk mempelajari proses perkembangan
Sesuai dengan judul penelitian yang membahas masalah sosial, maka dalam pelaksanaannya penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, kualitatif, sehingga dalam laporan hasil penelitian diungkapkan secara apa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istilah
Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat
diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
Remaja adalah : Mulai dewasa, sampai umur untuk kawin. Globalisasi Kata “globalisasi” diambil dari kata
global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat.
Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat integensi seseorang individu ada dua, yaitu :
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2
anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10
- 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara
terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup
menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak.
Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang
bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
· Pada bidang globalisasi, teknologi berkembang pesat. Baik teknologi informasi, komunikasi, maupun
· Pada bidang Sosial-Budaya, karena transportasi manusia dapat bergerak dinamis dalam bermigrasi, oleh
· Pada bidang teknologi terjadi penyalah gunaan funsi teknologi untuk hal-hal yang melanggar norma,
seperti video porno yang direkam via handphone, atau kasus penipuan via internet.
· Pada bidang Sosial-Budaya, eksistensi kebudayaan lokal suatu daerah terancam akan budaya baru yang
terkesan lebih modern, seperti semakin jarang dikenalnya kebudayaan daerah dan pakaian adapt
Menurut Howard Gardner, jenis-jenis potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut.
1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun
tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada
3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara
tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para
4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan
dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-
bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,
motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seserang motivator dan fasilitator.
7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini
8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.
terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam pembahasan mengenai Intelegensi Remaja dalam Menghadapi Era Globalisasi, antara lain
1. Remaja dalam menghadapi harus memilki kematangan dalam hal intelegensi, karena globalisasi tidak
2. Faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang ada dua, yakni faktor keturunan dan faktor
lingkungan.
3. Menurut Howard Gardner jenis-jenis intelegensi ada sembilan, yakni : Intelegensi linguistik, Intelegensi
4. Remaja sebagai bibit potensial untuk membangun bangsa pada masa depan harus bisa memilih dan
memilah apa yang baik dan yang buruk untuk diri serta kehidupannya agar dapat menjadi harapan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
David Wechsler, 2006, Intelegensi sebagi tolak ukur manusia. Jakarta : Gramedia.
W.J.S Peorwadarminta,1985, Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1985
F.J Monks, A.M.P Knoers, Siti Rahayu Haditono, 1994, Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Saifudin Ma’arif, 2004, Agama Sebagai Terapi Jiwa. Bandung :PT Remaja Rosda Karya.
Comments (6) »
hadits
MUNAFIK
(Dalam Kajian Al-Hadits dan Al-Quran)
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang dibawa oleh rasululloh Muhammad SAW, agama ini turun dimuka bumi
kurang lebih empat belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk kejahiliyahan masyarakat jazirah arab pada
saat itu yang menyembah berhala.
Ketika Muhammad SAW datang membawa risalah kenabian banyak pro kontra dimasyarakat jazirah arab
namun dari klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an dapat diketahui bahwa periode nabi di Makkah merupakan
periode pengenalan masyarakat arab terhadap kebenaran Islam, sosok tuhan yang paling pantas disembah,
sedangkan periode Madinah merupakan periode perluasan dakwah dan penyusunan norma-norma dan
aturan-aturan kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat muamalah yang turun di Madinah.
Periode Muhammad di Makkah berdakwah dalam sejarah tidak ditemui istilah kaum munafikin yang
merongrong Islam dari dalam namun hanya ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir Quraisy, oleh
karena itu adanya sifat kufur, nifaq, dan syirik lebih banyak ditemui dalam sejarah saat dakwah sudah
memasuki periode Madinah.
Nifaq dalam Islam tidak terlepas dari landasan teks yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang
mungkin akan pemakalah sebutkan beberapa namun sebelum penyampaian makalah, pemakalah memohon
maaf kepada audiens apabila dalam penulisan hadits hanya ditulis artinya saja, hal ini semata-mata karena
keterbatasan yang terdapat dalam diri pemakalah untuk itu kami mohon dimaklumi
Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan
tentang nifaq serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami dapatkan
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan
kekufuran dan kejahatan1 atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik
berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya 2. Dinamakan demikian karena
dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain. Orang yang berperilaku nifaq
disebut dengan Munafiq.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:
1. JENIS NIFAQ
ين
َ ِم ْؤ ِمن
ُ ِم ب
ْ ه ِ ه َوبِا ْليَ ْو ِم اآل
ُ خ ِر َو َما ِ َّول آ َم َّنا بِالل
ُ ن يَ ُق
ْ اس َم
ِ ن ال َّن
َ َو ِم
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada
Allah dan hari kemudian[22],” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman.
Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku (Muhammad) tiada
ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Ahmad dan Ath-
Thabrani)
“Ada empat hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia
menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki
kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu
kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya ; bila dipercaya ia
berkhianat, dan jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika
bertengkar ia berucap kotor.” (Muttafaqun alaihi)
Sifat nifaq adalah sifat yang sangat buruk dan berbahaya, karena
itulah para sahabat sangat takut kalau diri mereka terjerumus dalam
kemunafikan. Ibnu abi Mulaikah berkata :”Aku bertemu dengan 30
sahabat Rasulullah saw, mereka semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam
dirinya.”3
Paling banyak orang munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari)
Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak mengeluarkan dari
agama.
Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq
kecil adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
Nifaq besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifaq kecil bisa terjadi dari seorang
mukmin.
Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka ada perbedaan
pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang
bertaubat kepada Allah, sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr.
Shalih bin Abdullah al-Fauzan]
BAB III
PENUTUP
Nifaq secara bahasa yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’(hewan sejenis tikus) dari
sarangannya, dimana jika ia dicari dari lubang yang satu, maka ia akan keluar dari lubang yang lain.
Dikatakan pula, ia berasal dari kata an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. [An-Nihaayah V/98
oleh Ibnu Katsir]
Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah
laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya. Orang yang berperilaku nifaq disebut dengan Munafiq.
Nifaq terbagi menjadi dua jenis: nifaq I’tiqodiy dan nifaq amaliy. Nifaq I’tiqadiy adalah nifaq besar, di
mana pelakunya menampakkan ke-Islaman, tetapi dalam hatinya tersimpan kekufuran dan kebencian
terhadap Islam. Jenis nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat kelak ia akan
berada dalam kerak Neraka. sedangkan Nifaq ‘amaliy yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan
orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannya dari
agama, namun merupakan washilah (perantara) kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam keadaan
iman dan nifaq, dan jika perbuatan nifaqnya lebih banyak maka hal itu bisa menjadi sebab terjerumusnya
dia ke dalam nifaq sesungguhnya
Pemakalah menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan
dan kekhilafan, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pemakalah guna
mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan penyampaian
makalah. Terakhir tidak lupa pemakalah mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Labbaik Majalah Islami, Munafiq (Nifaq), http://
majalah.aldakwah.org, diakses 21 Oktober 2008
4 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor : Pustaka At-Taqwa), hlm. 223-
227
No comment »
tauhid
TAUHID
(Kajian Tentang Nifaq, Kufur, Syirik, Iman)
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang dibawa oleh rasululloh Muhammad SAW, agama ini turun dimuka bumi
kurang lebih empat belas abad yang lalu ditengah hiruk pikuk kejahiliyahan masyarakat jazirah arab pada
saat itu yang menyembah berhala.
Ketika Muhammad SAW datang membawa risalah kenabian banyak pro kontra dimasyarakat jazirah arab
namun dari klasifikasi turunnya ayat Al-Qur’an dapat diketahui bahwa periode nabi di Makkah merupakan
periode pengenalan masyarakat arab terhadap kebenaran Islam, sosok tuhan yang paling pantas disembah,
sedangkan periode Madinah merupakan periode perluasan dakwah dan penyusunan norma-norma dan
aturan-aturan kemayarakatan hal ini dibuktikan banyaknya ayat-ayat muamalah yang turun di Madinah.
Periode Muhammad di Makkah berdakwah dalam sejarah tidak ditemui istilah kaum munafikin yang
merongrong Islam dari dalam namun hanya ditemui sisi permusuhan dan perlawanan kafir Quraisy, oleh
karena itu adanya sifat kufur, nifaq, syirik serta iman lebih banyak ditemui dalam sejarah saat dakwah
sudah memasuki periode Madinah.
Atas dasar pendahuluan diatas dalam makalah ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan
tentang nifaq, kufur, syirik dan keimanan serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami
dapatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nifaq
PENGERTIAN NIFAQ : Nifaq secara bahasa berasal dari kata naafaqa – yunaafiqu – nifaaqan wa
munaafaqan yang diambil dari kata an-naafiqaa’, yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (hewan
sejenis tikus) dari sarangannya, dimana jika ia dicari dari lubang yang satu, maka ia akan keluar dari lubang
yang lain. Dikatakan pula, ia berasal dari kata an-nafaqa (nafaq) yaitu lubang tempat bersembunyi. [An-
Nihaayah V/98 oleh Ibnu Katsir]
Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran
dan kejahatan1 atau bisa disebut bahwa seseorang tersebut memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan,
tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya 2. Dinamakan demikian karena dia masuk pada
syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.
Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam surat QS. At-Taubah: 67:
ن
ِ َع َك ِر َويَ ْن َه ْونَ م ْن ُ ض يَ ْأ ُم ُرونَ بِا ْل
ٍ ن بَ ْع
ْ م ِم ْ ض ُهُ َات بَ ْع ُ م َنافِ ُقونَ َوا ْل
ُ م َنافِق ُ ا ْل
مُ ه
ُ ين
َ م َن افِ ِق ُ ن ا ْل َّ ِم إ ِ س وا اللَّ َه َف َن
ْ س يَ ُه ُ َم ن ْ ض ونَ أَ ْي ِديَ ُه
ُ وف َويَ ْق ِب َ ا ْل
ِ م ْع ُر
ِ ا ْل َفا
َس ُقون
67. Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka
menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan
tangannya[648]. mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-
orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. [648] Maksudnya: berlaku kikir
JENIS NIFAQ. Nifaq terbagi menjadi dua jenis: nifaq I’tiqodiy dan nifaq
amaliy. Nifaq I’tiqodiy (keyakinan), Nifaq I’tiqadiy adalah nifaq besar, di
mana pelakunya menampakkan ke-Islaman, tetapi dalam hatinya tersimpan
kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Jenis nifaq ini menyebabkan
pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat kelak ia akan berada dalam
kerak Neraka. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa : 145
صي ًرا ْ ن تَجِ َد لَ ُه
ِ َم ن ْ َار َول
ِ ن ال َّن
َ ل ِم
ِ األس َف
ْ ك
ِ ين فِي ال َّد ْر ُ ن ا ْل
َ م َنافِ ِق َّ ِإ
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolong pun bagi mereka.
ين
َ م ْؤ ِم ِن
ُ ِم ب
ْ ه ِ ه َوبِا ْليَ ْو ِم اآل
ُ خ ِر َو َما ِ َّول آ َم َّنا بِالل
ُ ن يَ ُق
ْ اس َم
ِ ن ال َّن
َ َو ِم
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah
dan hari kemudian[22],” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman.
[22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang
mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
2. Membenci Rasulullah saw atau membenci sebagean apa yang beliau bawa.
“Ada empat hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi
seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah
satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq
sampai ia meninggalkannya ; bila dipercaya ia berkhianat, dan jika berbicara
ia bohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika bertengkar ia berucap kotor.”
(Muttafaqun alaihi)
Sifat nifaq adalah sifat yang sangat buruk dan berbahaya, karena itulah
para sahabat sangat takut kalau diri mereka terjerumus dlm kemunafikan.
Ibnu abi Mulaikah berkata :”Aku bertemu dengan 30 sahabat Rasulullah saw,
mereka semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam dirinya.”3
Nifaq besar mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan nifaq kecil tidak mengeluarkan dari
agama.
Nifaq besar adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan, sedangkan nifaq
kecil adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
Nifaq besar tidak terjadi dari seorang mukmin, sedanghkan nifaq kecil bisa terjadi dari seorang
mukmin.
Pada galibnya, pelaku nifaq besar tidak bertaubat, seandainya pun bertaubat, maka ada perbedaan
pendapat tentang diterimanya taubatnya di hadapan hakim. Lain halnya dengan pelakunya terkadang
bertaubat kepada Allah, sehngga Allah menerima taubatnya. [‘Aqidah at-Tauhid (hal. 85-88) oleh Dr.
Shalih bin Abdullah al-Fauzan]
1. Syirik
PENGERTIAN SYIRIK : Syirik berasal dri kata asyraka-yusyriku-syirkan-musyrikun yang artinya
mencampurkan atau menyekutukan5, menurut syara’ syirik berarti menyamakan Allah dengan zat selain
Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam
Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah
disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban),
bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya. 6
ن
ْ شا ُء َو َم
َ َن ي
ْ م
َ ِك ل
َ ِه َويَ ْغ ِف ُر َما ُدونَ َذل
ِ ِك ب ْ ن اللَّ َه ال يَ ْغ ِف ُر أَ ْن ُي
َ ش َر َّ ِإ
ما
ً ظي ِ ما َع ً ه َف َق ِد ا ْف َت َرى إِ ْث
ِ َّك بِالل
ْ ش ِر
ْ ُي
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.
QS Az-Zumar :65
ك
َ م ُل َّ َحبَط
َ ن َع ْ َت لَي ْ َن أ
َ ش َر ْك ْ ك لَ ِئ
َ ن َق ْب ِل َ ك َوإِلَى الَّ ِذ
ْ ين ِم َ ي إِلَ ْيَ ح ِ َولَق َْد ُأو
ين
َ س ِر
ِ خاَ ن ا ْل َ ن ِم َّ ََولَ َتكُون
65. Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.
Hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim: “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling
besar?, ‘Kami menjawab, Ya wahai Rasulullah!’, Beliau bersabda, Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka
kepada kedua orang tua.”
1. Kufur
PENGERTIAN KUFUR: Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi,
menurut syara’ kufur berarti menolak kebenaran setelah mengetahuinya. 8 Kufur menurut pengertian yang
lain adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak
mendustakannya maksud mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan
artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya. 9
JENIS KUFUR, Kufur ada dua jenis : Kufur Besar dan Kufur Kecil. Kufur besar atau juga disebut
sebagai kufur akidah bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar ada lima macam :
[1]. Kufur Karena Mendustakan.
Dalilnya adalah firman Allah Al-Ankabut : 68 :
ج ا َء ُه َّ َِق ل
َ ما ِّ V ح َ ه َك ِذ ًبا أَ ْو َك َّذ
َ ب بِ ا ْل ِ َّن ا ْف َت َرى َعلَى الل ِ م َّ م ِم ْ َن أ
ُ َظل ْ َو َم
ين َ م َم ْث ًوى لِ ْل
َ كافِ ِر َ ج َه َّن َ س فِي َ أَلَ ْي
‘Artinya : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta
terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam
Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?”
V ًّ س
ًمى َ ل ُم َ َِق َوأ
ٍ ج َ م ا إِال بِ ا ْل
ِّ V ح َ ض َو َم ا بَ ْي َن ُه َ ما َواتِ َواأل ْر َ الس
َّ خلَ ْق َنا
َ َما
َضون ُ ما ُأ ْن ِذ ُروا ُم ْع ِر
َّ ين َك َف ُروا َع َ َوالَّ ِذ
3. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang
diperingatkan kepada mereka.
Kufur kecil atau juga disebut kufur amaliyah yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar
dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur
nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya An-Nahl : 83
َ م ا ْل
َكافِ ُرون ُ م ُي ْنكِ ُرونَ َها َوأَ ْكث َُر
ُ ه ِ َّم َة الل
َّ ه ُث َ يَ ْع ِرفُونَ نِ ْع
“Artinya : Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang kafir”
Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Mencaci orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran”
[Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
“Artinya : Janganlah kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir, sebagian kalian
memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Termasuk juga bersumpah dengan nama selain Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik ” [At-
Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-Hakim]
Yang demikian itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa sebagai orang-orang mukmin. Allah
berfirman Al-Baqarah : 178 :
ُ ح ُّر بِ ا ْل
Vح ِِّر ُ اص فِي ا ْل َق ْتلَى ا ْل ُ ُ ب َعلَ ْيك
َ ُم ا ْل ِق
ص َ ِين آ َم ُن وا ُكت َ يَ ا أَيُّ َه ا الَّ ِذ
ٌ بَاV ِّي ٌء َفاِت
ع ْ ش َ ه ِ خيِ َن أ ْ ي لَ ُه ِمَ ن ُع ِف َ َوا ْل َع ْب ُد بِا ْل َع ْب ِد َواأل ْنثَى بِاأل ْنثَى َف
ْ م
ن ِ م َ ة َف ٌ م َ حْ ُم َو َر
ْ كVِّن َرِبْ ف ِمٌ خ ِفيْ َك تَ ِن َذل ٍ سا َ ح ِ وف َوأَ َدا ٌء إِلَ ْي
ْ ه بِ ِإ ِ م ْع ُر َ بِا ْل
ٌ َاب أَلِي
م ٌ ك َفلَ ُه َعذ َ ِاع َت َدى بَ ْع َد َذل ْ
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka
barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti
dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af
dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih.
Yang dimaksud dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi- adalah saudara seagama,
berdasarkan firman Allah Al-Hujurat : 9-10 :
[1]. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan (pahala) amalnya,
sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, juga tidak menghapuskan
(pahala)nya sesuai dengan kadar kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.
[2]. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika pelakunya masuk
neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah memberikan ampunan kepada pelakunya,
sehingga ia tiada masuk neraka sama sekali.
[3]. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil tidak demikian.
[4]. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara pelakunya dengan orang-
orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah
keluarga terdekat. Adapun kufur kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi
pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimanannya, dan dibenci serta dimusuhi
sesuai dengan kemaksiatannya.10
4. Iman
Iman menurut bahasa berasal dari kata aamanu-yu’minu-iimanan yang berarti percaya atau membenarkan.
Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu. 11 Menurut istilah iman
ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan 12.
RUANG LINGKUP IMAN. Yang dimaksud Ruang Lingkup adalah batasan-batasan yang disentuh
oleh arti perkataan. Ruang Lingkup Iman meliputi: ‘aqdun bil qlbi = tanggapan hati, ikraarun bil
lisani = pernyataan lisan, ‘amalun bil arkan = pembuktian dalam perbuatan. Dengan demikian maka
ruang lingkup iman meliputi tiga aspek aktivitas hidup manusia, yaitu aspek penanggapan, aspek
pernyataan dan aspek pembuktian.
Dari aspek penanggapan dan pernyataan akan melahirkan atau membentuk satu Pandangan
Hidup dan dari ketiga aspek akan membentuk Sikap Hidup. Jadi berdasar pernyataan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa Iman sama dengan Pandangan dan Sikap dalam perjalanan
hidup atau Pandangan dan Sikap Hidup.
Perkataan Iman tidak akan menjadi sempurna kecuali jika kepadanya ditambahkan atau
dihubungkan dengan perkataan yang lain. Dengan kata lain perkataan Iman belum bernilai
kecuali bila digandeng dengan sesuatu yang lain. Jadi kita tidak tahu apa yang ditanggapi
kemudian apa yang diikrarkan dan apa yang akan dibuktikan dalam amal perbuatan.
NILAI DAN HARGA IMAN. Nilai adalah kemampuan sesuatu membikin sedemikian rupa,
sedangkan Harga adalah sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan nilai. Contoh beras. Satu
liter beras mempunyai kemampuan (bernilai) untuk mengenyangkan tiga orang dalam satu waktu
tertentu. Kemampuan (nilai) beras tidak dipengaruhi oleh mau atau tidak mau-nya manusia.
Untuk mendapatkan satu liter beras kita harus mengeluarkan sejumlah pengorbanan misalnya
sejumlah uang sesuai dengan harga beras tersebut. Pengorbanan disini bukan pada bentuk
uangnya tapi pada kerja kita untuk mendapatkan uang tersebut. Jadi Nilai ada pada benda (dalam
hal ini beras) dan harga ada pada manusia (bentuk pengorbanannya).
Nilai Iman adalah kemampuan isi Iman menghantarkan manusia membentuk satu tatanan
budaya kehidupan yang tangguh. Harga Iman adalah sejumlah pengorbanan yang kita lakukan
untuk mendapatkan Nilai Iman. 13
QS.Al-Anfal : 2 :
ْ ت َعلَ ْي ِه
م ْ َم َوإِذَا ُتلِي ْ َجل
ْ ت ُق ُل و ُب ُه ِ ين إِذَا ُذكِ َر اللَّ ُه َو َ ونَ الَّ ِذ م ْؤ ِم ُنُ م ا ا ْل َ َّإِن
ْ ِهVِّمانًا َو َعلَى َرِب
َم يَ َت َو َّكلُون َ إِي م ْ آيَا ُت ُه َزا َد ْت ُه
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),
dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.[594] Maksudnya: orang yang Sempurna imannya.
[595] dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakannya.
Iman menyebabkan masuk surga dan barang siapa menjalankan apa yang diperintahkan,
niscaya ia akan masuk surga
BAB III
PENUTUP
Manusia merupakan khalifah dimuka bumi ini, Allah SWT pun mengkaruniakan kepada manusia
kesempurnaan melebihi ciptaan Allah yang lain, meskipun dalam kesempurnaan tersebut juga terkandung
keterbatasan. Oleh Allah SWT manusia dikaruniai Akal dan Nafsu dalam diri manusia pun dihembuskan Nur
Ilahia, dari nur Ilahiah ini dalam diri manusia terdapat sifat-sifat Allah, namun selain sifat-sifat Allah
tersebut ternyata manusia juga memiliki beberapa sifat yang pada makalah ini dibahas oleh penulis.
Sifat-sifat tersebut ialah sifat Nifaq, Syirik, Kufur dan Iman. Nifaq ialah bahwa seseorang tersebut
memperlihatkan sesuatu baik berupa ucapan, tingkah laku yang berlainan dengan yang ada dihatinya, Syirik
ialah menyamakan Allah dengan zat selain Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, kufur ialah tidak beriman kepada Allah dan
Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya maksud mendustakan berarti
menentang atau menolak sedangkan tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak
percaya, sedangkan iman ialah Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan
dengan anggota badan.
Penulis menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak
kesalahan dan kekhilafan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis
guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan
penyampaian makalah. Terakhir tidak lupa penulis mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT serta
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah
4 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, (Bogor : Pustaka At-Taqwa), hlm. 223-
227
5 Abdurrahman Madjrie, Meluruskan Akidah, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997), hlm. 123
2008
7 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah….., hlm. 228-233
8 Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis pemisah antara kufur dan iman, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996),
hlm.76-79
9 Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya,
10 Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kufur, Definisi dan macamnya,