Professional Documents
Culture Documents
LESSON STUDY
DI KKG
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayahNya modul ”Panduan Pelaksanaan Lesson Study di
KKG/MGMP” ini dapat dirampungkan dalam waktu yang singkat. Lesson
Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam rangka membangun
komunitas belajar. Lesson study merupakan suatu bentuk pengembangan
kompetensi dan keprofesionalan guru secara berkelanjutan (Continous
Proffesional Development).
Modul ini dimaksudkan untuk menjadi bahan belajar bagi guru-guru
di KKG, khususnya yang baru mulai mengenala lesson study. Buku
disiapkan untuk para pemandu di KKG agar dapat memfasilitasinya
anggota KKG dalam melaksanakan kegiatan lesson study secara tepat,
konsisten dan berkelanjutan. Modul ini diadaptasi dari modul sejenis yang
ditulis oleh penulis sendiri dalam Program BERMUTU di Direktorat Jenderal
PMPTK Tahun 2009.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak di jajaran
pimpinan Dijten PMPTK – Depdiknas, Universitas Negeri Malang, dan
PERTAMINA yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada
kami untuk menyusun modul ini. Namun karena waktu yang terbatas,
modul ini disusun dalam waktu singkat, sehingga sangat mungkin
ditemukan berbagai kekurangan. Oleh karena itu saran dan masukan sangat
diharapkan dari para pembaca yang budiman.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pendidik
yang mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan pembangunan bangsa.
Amiin.
Malang, Maret 2010
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAGIAN I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Pengantar .................................................................................................. 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Sistematika ............................................................................................... 3
3
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Sampai saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai
hasil sesuai yang diharapkan, terutama terkait dengan masalah pemerataan
akses dan kualitas pendidikan. Secara eksternal, komponen masukan
pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia antara lain: (1) ketersediaan pendidik dan tenaga
kependidikan yang belum memadai secara kuantitas dan kualitas; (2) sarana
dan prasarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara
optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang
mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan
efektif (Depdiknas, 2005: 30).
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah
satunya melalui peningkatan kompetensi guru, Pemerintah Indonesia
melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan (in-service
teacher training). In-service training atau biasa disingkat INSET adalah salah
satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru atau mendiseminasikan
sebuah inovasi. Tujuan umum INSET adalah membantu guru memperbaiki
kualitas mengajar untuk meningkatkan karir profesionalnya dengan
mendorong mereka untuk selalu bekerja sama antar mereka sendiri (Noor,
2006). Richards, Platt, dan Platt (1992) mengatakan bahwa In-service Training
diberikan kepada guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar dan
merupakan bagian dari kelangsungan pengembangan profesionalisme
mereka. Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan dan
diimplementasikan upaya peningkatan profesionalisme guru melalaui suatu
kegiatan yang disebut lesson study. Lesson study ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan.
4
Lesson study bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan
pembelajaran. Sebenarnya, Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan)
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling
membantu dalam belajar untuk membangun komunitas belajar.
Memperhatikan definisi Lesson study ini, sebagian orang mempertanyakan,
apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabnya adalah
dalam Lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK, namun
juga dapat dilakukan penelitian pengembangan pembelajaran.
Modul tentang lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu
acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study di kelompok kerja guru,
seperti KKG atau MGMP. Dengan demikian diharapkan lesson study dapat
menjadi sutau pola kegiatan KKG yang diharapkan mampu menjadi mesin
penggerak putaran KKG yang lebih konsisten dan efektif.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan modul secara umum adalah untuk
menyediakan acuan operasional yang sederhana untuk memahami dan
melaksanakan lesson study. Secara lebih detil tujuan tersebut adalah agar para
guru dapat:
1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual dan praktis
2. menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan lesson study secara
operasional
3. merancang pembelajaran untuk pelaksanaan open class yang efektif
4. melaksanakan open class secara efektif
5. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat
6. melaksanakan diskusi refleksi secara interaktif dan efektif
7. merencanakan tindak lanjut dari kegiatan lesson study
5
C. Sistematika
Modul lesson study ini dirancang dalam bentuk yang sederhana agar
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh setiap guru dalam kegiatan KKG.
Bagian pertama modul berisi tentang pengantar, tujuan dan sistematika
penyajian. Bagian kedua menyajikan tentang cara belajar memahami konsep
dan prinsip lesson study. Bagian ketiga menyajikan cara merancang
pembelajaran yang efektif dalam kegiatan lesson study. Bagian ke empat
menyajikan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran yang
diobservasi (open class) secara efektif. Bagian keempat berisis tentang tatacara
diskusi refleksi yang efektif.
6
BAGIAN II
MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP
LESSON STUDY
A. Pengantar
Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan sebagian besar guru
di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study telah lama berkembang di Jepang,
yakni sekitar abad ke-19. Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di
Indonesia sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang International
Cooperation Agency) melalui program IMSTEP (Indonesian Mathematics and
Science Teaching Education Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya
melalui Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training of
Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level) pada Tahun 2006 -
2008, dan juga PELITA (Program for Enhancing Quality of Junior Secondary
Enducation) pada Tahun 2009 – 2012.
Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan yang kurang
memahami lesson study menganggap lesson study sebagai suatu pendekatan,
metode atau model pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri,
CTL, atau sejenisnya. Ada yang mengidentikan lesson study dengan PTK.
Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan mengajar seperti
microteaching. Untuk dapat memahami dengan tepat apa itu lesson study,
lakukan kegiatan belajar berikut ini.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual
2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson study
3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan lesson study
7
4. menjelaskan alasan tentang perlunya guru melakukan kegiatan lesson
study untuk meningkatkan kompetensinya.
C. Bahan/Sumber Belajar
Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang konsep dan
prinsip lesson study para guru dapat membaca berbagai buku atau artikel
tentang lesson study. Namun harus disadari saat ini masih terbatas buku-buku
tentang lesson study yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Artikel-artikel
tentang lesson study, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia,
banyak dimuat dalam berbagai website maupun blog. 1.
D. Langkah Kegiatan Belajar
Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat
dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri.
Jika dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut.
8
E. Bahan Bacaan
Untuk membantu memahami konsep dan prinsip lesson study secara
garis besar dapat menggunakan atau baca artikel tentang lesson study berikut
ini.
9
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study
10
tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah
berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini
menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-
masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan
lesson study dan cara kerja kelompok?
Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan
oleh beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan delapan
tahap berdasarkan pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan lesson study dalam implementasinya di “Israeli Midle School
Teachers”.
11
kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan
secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang dilakukan
dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut
ini.
Gambar 1: Daur Lesson study yang Terorientasi pada Praktik (Saito, 2005)
12
Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan
pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu
anggota (guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain
bertindak sebagai pengamat (observer). Pengamat lainnya (selain anggota
kelompok perencana) juga dapat bertindak sebagai observer. Fokus
pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan
berpedoman pada prosedur dan intrumen pengamatan yang telah disepakati
pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru
(dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung,
pengamat tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembela-
jaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran
melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan atau
bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan
penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping
mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Gambar 2: Guru SMPN 2 Gempol di Kabupaten Pasuruan sedang melakukan open class
pelajaran matematika (kiri) dan Guru SD Hamonogo-Cigasaki Jepang sedang
melakukan open class pelajaran seni musik.
13
kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan
kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai
pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan
komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan
aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa
merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang
dikritik harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat
dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.
Gambar 3: Guru MGMP Matematika Kabupaten Nganjuk sedang melakukan refleksi (kiri)
dan Guru SMP Motoyoshiwara – Fuji - Jepang sedang melakukan refleksi setelah open class
matematika.
14
berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, (4)
menciptakan tuntutan mendasar perlu peningkatan pembelajaran, dan (5)
menjunjung tinggi nilai guru.
Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau
bagan untuk menjelaskan tentang mekanisme lesson study dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek
(2003) menjelaskan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk
melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses
tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru
dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid-
muridnya. Bahkan Stepanek juga mengatakan bahwa peta pendidikan
berubah secara signifikan ia menuliskan lesson study pertama kali dalam
Jurnal Northwest Teacher di Northwest-US.
15
PERUBAHAN INTERVENING
Gambar 2: Bagaimana Lesson study Menghasilkan Peningkatan Pengajaran: Dua Perkiraan (Lewis, Perry, and Murata; 2006
10
Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson
study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005
memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan
sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah:
(1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari
jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam
struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau
aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; dan (3) perubahan reaksi siswa selama dalam
proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al.
2006; Saito, et al. 2006a). Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan piloting dan
lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah Kota Malang
menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru
serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Di samping
itu guru biologi menjadi lebih inovatif dan bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa
meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil biologi siswa, dari 72% siswa
yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97% siswa (Sulasmi dan Rahayu,
2006).
12
kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan
waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan
dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim
(2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan
keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan.
Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat menyebabkan
peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan materi ajar,
kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi pembelajaran dan
merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah di Sumedang
(Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut: (1) lesson study
yang diterapkan di Kabupaten Sumedang telah mampu mengoptimalkan guru
dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran; (2) mengoptimalkan hak
belajar siswa dalam kelas; dan (3) peran pengawas sebagai seorang observer
lebih teraktualisasi.
Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan secara
kolaboratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis yang
sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak ada
pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi
pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan
dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi
terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam lesson study harus memperoleh lesson learned. Dengan
demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community.
F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual!
13
2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara
praktis?
3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study!
4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study!
5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan kompetensi dan
profesionalisme guru atau pendidik!
14
BAGIAN III
MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM
LESSON STUDY
A. Pengantar
Sebagaimana di jelaskan dalam bagian sebelum, bahwa tahap pertama
pelaksanaan lesson study adalah merancang pembelajaran. Kegiatan merancang
pembelajaran sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dalam kelompok kerja
(KKG). Hal ini penting agar masing-masing guru, khususnya yang merasa
kurang mampu, dapat saling belajar dengan yang lain. Ini adalah bagian dari
esensi dari lesson study, yakni kolaboratif dan kolegialitas.
Rencana pembelajaran disusun sebagai persiapan pelaksanaan
pembelajaran yang diobservasi atau biasa disebut dengan open class atau open
lesson. Rencana pembelajaran atau secara lebih spesifik disebut skenario
pembelajaran yang akan digunakan oleh guru model disusun berdasarkan
pertimbangan kondisi dan situasi kelas atau siswa yang akan dibelajarkan.
Oleh karena itu sebelum menyusun skenario pembelajaran, sebaiknya calon
guru model memaparkan secara terbuka situasi dan kondisi siswanya dan
fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Hal ini penting agar rencana
pembelajaran yang disusun dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Modul ini akan memberikan arahan secara ringkas cara menyusun
rencana pembelajaran untuk persiapan pelaksanaan open class atau
pembelajaran yang diobservasi.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. Menjelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum
pelaksanaan open class.
15
2. Menyebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran untuk
open class dalam lesson study.
3. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
pembelajaran yang baik.
4. Menyusun rencana pembelajaran yang operasional untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif.
Kegiatan 3:
Kegiatan 1: Kegiatan 2:
DISKUSI
PENDAHULUAN KAJI BAHAN • Guru Pemandu
Fasilitator/Guru BACAAN memimpin diskusi untuk:
Pemandu menggali Para peserta KKG - pemilihan topik
pengeahuan awal membaca bahan - pendekatan/metode/
guru tentang rencana bacaan/sumber dan model/strategi
pembelajaran yang diresapi. pembelajaran yang
baik. cocok.
- Skenario/ langkah-
langkah pembelajaran
• Salah anggota menulis
putusan/kesepakatan
hasil diskusi
16
Kegiatan 6: Kegiatan 5: Kegiatan 4:
EVALUASI/REFLEKS PRESENTASI MENYUSUN
I DIRI SKENARIO RENCANA
Para peserta diminta • Setelah RPP dibuat PEMBELAJARAN
menuliskan refleksi dilanjutkan (RPP) DAN
diri berdasarkan presentasi skenario PERANGKATNYA
pengalamannya pembelajaran oleh • Berdasarkan hasil
menyusun RPP guru model. diskusi peserta
bersama untuk topik • Peserta lain menuliskan rencana
tersebut menyimak dan dalam format RPP
memberikan • Menyusun atau
masukan jika masih menyiapkan
perlu perangkat
pembelajaran.
E. Bahan Bacaan
Untuk membantu memahami rambu-rambu secara garis besar penyusunan
rencana pembelajaran (lesson plan) untuk kegiatan lesson study atau khususnya open
class dapat mempelajari artikel/penjelasan berikut ini.
A. RASIONAL
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng-
kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip
kolegalitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan
yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang
secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud
pengembangan komunitas belajar (learning community).
Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang
17
telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model
dimaksudkan untuk mengases dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi
pembelajaran. Jika kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan maka diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan
secara bertahap, khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan
pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi
kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai
refleksi dan revisi rencana pembelajaran.
Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen
mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau
komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk
melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana
pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu
untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan
lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam
mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan
rencana pembelajaran (lesson plan).
18
diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP dalam tahap
perencaan pembelajaran (plan) antara lain:
a. Pemilihan topik pembelajaran
Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi
ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau
berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program
Semester (Promes) dan silabus.
b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.
Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah
disusun sebelumnya oleh sekolah/guru.
c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.
d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran
Pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan pada
karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa
(karakteristik siswa yang akan diajar), ketersedian sarana dan prasarana
pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran yang sering
dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut berdasarkan
pengalaman sebelumnya.
e. Penyusunan skenario pembelajaran
Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan
disusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari tahap awal
(apersepsi dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup
(pemantapan, konsulidasi, aplikasi).
f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.
19
2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran
LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi pendaun kerja/belajar siswa.
LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir
kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang
dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut
siswa mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika
mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui
diskusi dalam kelompoknya atau berupa arahan melakukan
percobaan/praktikum. Jika kegiatan belajar dilakuka dalam bentuk kerja
kelompok maka harus dipastikan bahwa pertanyaan atau permasalahan yang
harus dipecahkan siswa benar-benar menuntut siswa berdiskusi dalam
kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam LKS terlau sederhana dan bisa
diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka siswa akan cenderung bekerja
individual.
c. Bahan bacaan
Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga
menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk
menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku
sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan,
dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru
harus mengupayakannya.
d. Media
21
F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk tugas yang diberikan,
lakukanlah secara sabar sebagai sarana untuk berlatih.
1. Jelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum
pelaksanaan open class!
2. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang lengkap
dan operasional!
3. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
pembelajaran yang baik!
TUGAS
Susunlah rencana pembelajaran yang operasional untuk persiapan open class,
dengan memilih salah satu topik pembelajaran yang akan Anda laksanakan
pembelajaran di kelas Saudara. Lengkapi rencana pembelajaran tersebut dengan
perangkat pembelajaran pendukung yang diperlukan.
22
BAGIAN IV
MELAKSANANAAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI
(OPEN LESSON)
A. Pengantar
Bagian yang sangat penting dari kegiatan lesson study adalah tahap
pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran atau biasa disebut open
class atau open lesson. Karena sesungguhnya, tahap pelaksanaan pembelajaran
merupakan tahap untuk membuktikan, apakah rencana pembelajaran yang
telah disusun dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek
pembelajaran dapat menghasil proses pembelajaran yang efektif dengan hasil
belajar siswa yang maksimal.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini para observer atau pengamat,
yakni anggota KKG, kepala sekolah, pengawas sekolah atau komponen yang
lain, dapat menemukan berbagai hal yang terkait dengan aktivitas belajar siswa.
Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah
aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal-hal menarik dalam
aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negatif (tidak
mendukung) proses pembelajaran. Fakta-fakta harus di catat oleh pengamat
dengan menyertakan bukti autentik, yakni nama siswa dan momen lain yang
menyertainya. Sebagai contoh: Adi melamu dan tidak memperhatikan
penjelasan guru saat guru mengawali kegiatan belajar; Yanti bermain-main alat
percobaan ketika teman-teman di kelompoknya sedang asyik melakukan
pengamatan.
Dengan langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru,
sebagaimana yang tertuang dalam skenario, apakah setiap siswa telah belajar
secara sungguh-sunguh, melakukan aktivitas fisik dan mental (berpikir), dan
kemudian berhasil memahami atau menemukan konsepnya? Harus diingat
bahwa, di dalam pembelajaran tugas seorang guru adalah melayani hak belajar
setiap siswa. Itu artinya, setiap siswa di kelas harus dapat belajar sesuai dengan
23
kemampuannya masing-masing untuk dapat memahami materi pelajaran atau
menemukan konsepnya. Hal ini berarti pula guru harus membantu,
memfasilitasi, membimbing siswa agar dapat belajar. Di dalam membantu
siswa, sangat diharapkan guru melibatkan siswa lain yang lebih mampu untuk
membantu temannya. Inilah yang disebut collaborative learning.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru model dalam melaksanakan
pembelajaran (open class) dan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam
mengamati pembelajaran akan diberikan panduan dalam modul ini.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open
class,
2. melaksanakan pembelajaran (open class) secara efesien dan efektif,
3. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat.
24
Kegiatan 1: Kegiatan 2: Kegiatan 3:
PENDAHULUAN PRESENTASI SKENARIO PELAKSANAAN
Fasilitator/Guru PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
Pemandu • Jika terjadi perubahan- • Guru model
menyampaikan perubahan skenario dari melaksanakan
rencana kegiatan rencana semula guru pembelajaran
open class hari ini. model diharapkan sesuai skenario
menyampaikan skenrio
secara singkat.
• Guru model membagikan
foto kopi RPP dan
perangkat lainnya,
termasuk lembar observasi
25
Secara prinsip tidak ada beda antara pembelajaran rutin dengan
pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam
konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat dan
pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung
kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa,
lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan
refleksi.
1. Setting Kelas
1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah observer yang
akan hadir atau sebaliknya jumlah observer dibatasi sesuai dengan ukuran
kelas dan jumlah siswa;
2. Prinsipnya; observer memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi
yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus
pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru;
26
4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan
komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender.
Keterangan:
= siswa putra
= siswa putri
= observer (posisi
observer dapat mendekat
ke siswa atau ke tengah
kelas saat siswa sedang
dalam belajar kelompok)
3. Lembar Observasi
27
langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan
keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu agar observasi terarah pada
aspek-aspek yang harus diamati diperlukan lembar observasi.
5. Rambu-rambu Observasi
28
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY
B. Siswa/mahasiswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari
ini?
(harus didasarkan pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa)
C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa
penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda?
(disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang
sesuai)
E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari
ini?
Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain: interaksi
antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok, siswa - guru,
siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan.
29
PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI)
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY
A. SEBELUM PENGAMATAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan
pengamatan dimulai.
1. Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit
sebelum pembelajaran dimulai
2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi
belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang,
bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah
3. Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan
setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat
pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat.
4. Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan
untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang
dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk
diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang.
5. Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada
panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon
kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim sms.
6. Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam
ruangan/kelas.
7. Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin
buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum
pembelajaran.
B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN
1. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang
ditentukan.
30
2. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak
lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan
bersiap mengamati siswa belajar.
3. Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan
perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal
adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan,
posisi yang ideal adalah di samping kelompok.
4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak
jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati
beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara
keseluruhan.
5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun.
Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah
guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi
siapapun.
6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan
pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat),
katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7. Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika
Anda sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas,
kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka
segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8. Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara
dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar
(guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu
kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru
yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena
31
yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat dapat
menambahkannya.
12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir
pembelajaran.
13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:
a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru
b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari
lingkungan?
d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?
Catatan Penting:
Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah
kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara
intensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya
tidaklah demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa
belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses
pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala
sekolah, wakil, pengawas, Pimpinan dan Staf Dinas Pendidikan, dosen
perguruan tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan
pembelajaran (obsevasi) dan refleksi. Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti
dari SP. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar
bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa
saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat
menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian
menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu
diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan
refleksinya untuk dibacakan moderator.
(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan
Ibrohim, 2008)
32
F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class
agar kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien!
2. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat
melakukan pengamatan dengan jelas dan tidak menggangu siswa.
3. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada siswa atau guru model?
4. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau
microteaching!
5. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran
secara cermat dan efektif!
TUGAS:
Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih
lesson study.
1. Lakukan sebuah pembelajaran yang diobservasi pada mata pelajaran yang
Anda ampu! Mintalah teman sejawat atau anggota KKG sebagai pengamat!
Catat hasilnya dan laporkan pengalaman tersebut dalam pertemuan KKG
berikutnya.
2. Jika ada kegiatan open class di sekolah atau di KKG ikutilah dan jadilah
observer yang baik. Catat semua temuan yang ada peroleh dari hasil
pengamatan kegiatan belajar siswa!
33
BAGIAN V
MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI
A. Pengantar
Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson
study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study dapat
dilihat dari kegiatan refleksinya. Sebuah pembelajaran yang sudah disusun
skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya tidak
sepenuhnya berhasil. Perlu disadari, bahwa tidak ada pembelajaran yang
sempurna. Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai dengan
skenario merupakan hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya kelas
(pembelajaran) merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu tentu banyak
hal menarik dalam kegiatan belajar yang dapat ditemukan dan dicatat oleh
pengamat. Temuan-temuan tersebut akan menjadi bahan diskusi refleksi.
Kegiatan refleksi dalam lesson study dilakukan dalam bentuk diskusi.
Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif.
Berdasarkan pengalaman melaksanakan forum diskusi refleksi pada tahap awal
pengembangan lesson study, diskusi refleksi terkesan monotone, kurang interaktif
dan efektif. Setiap observer terkesan hanya melaporkan temuan-temuannya
tanpa disertai analisis yang mendalam dan alternatif solusi yang ditawarkan.
Pengamat yang satu kurang peduli dengan komentar pengamat lainnya.
Akibatnya kegiatan diskusi kurang efektif dalam menemukan masalah-masalah
pembelajaran dan mencari pemecahannya.
Setelah pelaksanaan diskusi refleksi guru model dan para pengamat akan
mendapatkan pengalaman-pengalaman atau pelajaran berharga yang dapat
dipergunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas masing-masing. Bagi
guru model kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah merevisi
rencana pembelajaran berdasarkan masukan-masukan dari refleksi. Hasil revisi
rencana pembelajaran dapat dipergunakan untuk pembelajaran di kelas paralel
yang lain atau untuk pembelajaran tahun berikutnya. Demikian juga para
34
pengamat juga dapat memanfaatkan rencana pembelajaran tersebut di kelasnya,
tentu saja dengan modifikasi-modifikasi yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi kelas. Namun demikian, selain rencana pembelajaran yang telah
digunakan dalam open class masih banyak pengalaman berharga lain yang dapat
dipetik oleh setiap guru atau pengamat untuk memperbaiki pembelajaran di
kelasnya atau menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan
pendidikan di daerahnya.
Untuk berlatih melakukan diskusi refleksi dan menghindari terjadinya
diskusi refleksi yang monoton, kurang interaktif dan efektif lakukan kegiatan
pembelajaran dalam modul ini.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. Menjelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study,
2. Menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif,
3. Melaksanakan kegiatan diskusi refleksi yang interaktif dan efektif,
4. Melakukan tindak lajut berdasarkan hasil refleksi.
C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar
35
D. Langkah Kegiatan Belajar
Untuk dapat belajar dan berlatih memahami dan melaksanakan diskusi
refleksi dalam kegiatan lesson study ikutilah langkah belajar berikut ini.
Kegiatan 3:
Kegiatan 1: Kegiatan 2: PELAKSANAAN DISKUSI
PENDAHULUA REFLEKSI
PENJELASAN
N • Guru pemandu
RAMBU-RAMBU
Fasilitator/Guru REFLEKSI memimpin diskusi
Pemandu refleksi (sebagai
• Guru pemandu/
menjelaskan moderator)
fasilitator menjelaskan
rencana kegiatan rambu-rambu dan • Guru model
belajar diskusi langkah-langkah menyampaikan refleksi
refleksi diskusi refleksi diri dari kegiatan
pembelajaran yang
• Memilih salah satu
dilakukan
peserta menjadi
notulis diskusi • Peserta menyampaikan
komentar berdasarkan
hasil pengamatannya
dan juga diharapkan
menganggapi komentar
pengamat yang lain
Kegiatan 5: Kegiatan 4:
MERENCANAKAN REFLEKSI DIRI
DAN MELAKUKAN PENGALAMAN
TINDAK LANJUT DISKUSI REFLEKSI
• Guru model merevisi • Setiap peserta lesson
rencana pembelajaran (jika study diharapkan
diperlukan) menuliskan refleksi
• Pengamat memanfaat diri berdasarkan
rencana pembelajaran pengalaman
untuk di kelasnya dengan mengikuti kegiatan
melakukan penyesuaian. lesson study,
• Merencanakan kegiatan khususnya tahap
lesson study untuk waktu observasi dan refleksi
selanjutnya
36
E. Bahan Bacaan
Berdasarkan pengalaman kegiatan diskusi refleksi merupakan bagian yang
relatif sulit berkembang. Karena kegiatan refleksi berkaitan dengan keterampilan
berbicara dan berdiskusi secara santun namun berarti. Oleh karena bagi yang baru
belajar diperlukan rambu-rambu agar diskusi berjalan lancar, interaktif dan efektif.
Komentar yang disampaikan dalam forum diskusi refleksi tidak hanya berupa kegiatan
mengorek kekurangan guru atau kritik dan kemudian berlomba memberikan saran.
Komentar dalam refleksi harus berupa penyampaian temuan fakta atau fenomena
belajar siswa yang menarik (positif atau negatif) yang disertai analisis mendalam
penyebab dan alternatif solusi untuk pemecahan masalahnya. Jalannya diskusi refleksi
sangat ditentukan oleh kepiawaian moderator. Untuk dapat melakukan refleksi yang
interaktif dan efektif perhatikan rambu-rambu berikut ini.
Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh moderator
dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif, interaktif dan
efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini hanyalah sebuah
contoh berdasarkan pengalaman. Artinya pembaca diharapkan dapat
mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing.
A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi
1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana diskusi.
2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus pandai
berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap pembicaraan.
Oleh karena itu moderator juga harus mengikuti dan mencermati semua
situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.
3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk menyegarkan
suasana pertemuan, yang umumnya para observer dan peserta lesson study sudah
mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan observasi. Hal ini
dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang sudah dikenal
atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta
pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya
37
memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral
kepada guru model.
4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian pembelajaran yang
telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa tepuk tangan dari semua
peserta.
B. Refleksi Diri Guru Model
1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi,
sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru model,
antara lain;
a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau
kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah
dirangcang/dipersiapkan.
b. Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur langkah-langkah
pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu
ketidak-terlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus
menarik pada langkah tersebut.
c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira
persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat.
C. Membagi Termin dan Melaksanakan Diskusi
1. Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi
beberapa termin dengan masing-masing termin mengacu pada permasalahan
tertentu. Misalnya ada termin yang khusus membahas tentang:
2. Setelah termin diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk
mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas dan yang
38
sesuai dengan tema termin diskusi. Komentar sebaiknya disertai dengan
mengemukakan fakta atau data konkrit hasil pengamatan, misalnya dengan
menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang
menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang ringkas tapi
jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit.
4. Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau di luar
konteks lesson study maka moderator harus dapat mengisolir hal tersebut untuk
tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas
di lain kesempatan”
6. Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan oleh
beberapa observer, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada peserta yang
lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang kemungkinan penyebab
munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif solusinya.
8. Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap komentar
yang disampaiakan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana membuat situasi
diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika ada ucapan dari
observer atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang memungkin dijadikan bahan
”jok-jok” atau humor maka upayakan untuk dimunculkan dengan sedikit
”dibumbui” agar menyegarkan suasana.
39
9. Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua peserta
diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau bicara pada
orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang terlalu panjang, maka
sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan sedikit gurauan atau permintaan
maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu atau beberapa peserta yang
kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait dengan hal yang sedang
dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak
setuju terhadap pendapat yang lain.
10. Pada akhir setiap termin, moderator harus berusaha untuk memberikan ulasan
singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada termin tersebut. Hati-
hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang merupakan justifikasi yang
paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut telah menghasilkan satu aturan
yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir dirumuskan sendiri oleh masing-
masing peserta dan menjadi ”good practices” yang akan dicoba untuk
diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada.
11. Setelah termin pertama selesai diskusi dilanjutkan ke termin berikutnya dengan
tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang muncul,
kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas secara tuntas. Begitu
seterusnya sampai semua masalah yang muncul didiskusikan.
12. Pada setiap akhir termin moderator dapat memberikan kesempatan kepada guru
model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru model yang
terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas kejadian atau
kekurangan yang ada.
13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pamong) diberi kesempatan untuk
menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu termin, atau
diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi ditutup.
Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang diharapkan
mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri oleh
narasumber.
40
14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau perangkat
pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh
kelompok.
(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan
Ibrohim, 2008)
F. EVALUASI
41
TUGAS:
Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih
lesson study.
1. Jika Saudara sedang mengikuti kegiatan lesson study di sekolah atau KKG
ikutilah kegiatan diskusi refleksi secara sungguh-sungguh, agar memperoleh
pengalaman yang cukup. Perhatikan bagaimana cara moderator, guru model
dan pengamat lain menyampaikan komentar.
2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan
melakukan tindak lajut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah
pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman-
pengalaman baik dari lesson study.
42
DAFTAR PUSTAKA
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics
Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/-
Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.
Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model
Pembimbinaan Pendididk dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson study dalam
Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang: FMIPA UM
Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry Education Lesson study
at Tanjungsari. Makalah dalam International Conference on Lesson study,
Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.
Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to
Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational Researcher,
35(3):3-14.
Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa
Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas (Online):
Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli middle school
teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/
Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006).
Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and
Applied Linguistics. Longman.
Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting Activities
under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya &
Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.
Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia:
Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3 (24):24-32.
43
Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development
of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics
and Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59.
Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Piloting dan
Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Kota Malang.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA,
Yoyakarta. 1 Agustus.
Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online),
www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses
26 Oktober 2006.
44