You are on page 1of 36

PROFESIONALISME

DALAM ISLAM
OLEH:

Syarifudin, MA
Masuklah Islam secara
Kaffah
Muslim

Islam
Allah SWT berfirman:

 Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu


ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata
bagimu.Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan
Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti
kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Al-
Baqarah : 208-209 ).
 Seruan kepada orang orang beriman untuk masuk Islam secara
total Pemahaman pertama terhadap seruan ini ialah orang-orang
mukmin harus menyerahkan diri secara total kepada Allah, dalam
urusan yang kecil maupun yg besar. Hendaklah mereka menyerahkan
diri dengan  sebenar-benarnya secara keseluruhan, baik mengenai
tashawur,’persepsi, pandangan’, pemikiran’ maupun perasaan, niat
maupun amal’,kesenangan maupun ketakutan; dengan tunduk dan
patuh kepada Allah, dan ridha kepada hukum dan qadha-Nya, tak
tersisa sedikit pun dari semua ini untuk selain Allah. Pasrah yang
disertai dengan ketaatan yang mantap, tenang, dan ridha.
Menyerah kepada tangan (kekuasaan) yang menuntun langkah-
langkahnya. Mereka percaya bahwa “tangan” itu menginginkan
bagi mereka kebaikan, ketulusan’ dan kelurusan .
Makna Islam
 Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam (artinya, tunduk
atau patuh) selain yaslamu salaam (yang berarti selamat,
sejahtera atau damai).
 Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung
pengertian:
– Islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah 4:125),
– Istislama (tunduk secara total kepada Allah 3:83),
– Salaamah atau saliim (suci dan bersih 26:89),
– Salaam (selamat sejahtera 6:54),
– Silm (tenang dan damai 47:35).
1. Islam adalah Ketundukan
 Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia
sebagai hamba-Nya yang paling besar perannya di muka bumi.
Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di
sekitarnya, kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada
Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi dengan Allah, kebanyakan
manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga mereka
menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga
banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah
ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam
tunduk patuh berserah diri. (4:125) Maka, Islam identik dengan
ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta
(tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).
2. Islam adalah Wahyu Allah
 Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup)
kepada manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan
menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi
seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan
sebagainya.
 Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai, hidup rukun
dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhannya. (Al-
Baqarah: 38) Karena kebijaksanaanNya, Allah tidak menurunkan
banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam
tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat
nanti. Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya Ad-Dien yang
diridhai di sisi Allah hanyalah Islam." (Ali Imran:19)
3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul

 Perhatikan kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah


muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani. (Al-Baqarah:132)
 Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada
manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang
dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat
(hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi
Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan
dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw. datang
menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat
yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang
baru. (Ali Imran: 84)
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah
di dalam Alquran dan Sunnah
 Orang yang ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran
dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber
hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-
penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat
beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma'shum (terpelihara dari
kesalahan) dalam mengamalkan Islam. Beliau membangun masyarakat
Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad saw yang langsung
terkontrol perilakunya oleh Allah dan RasulNya. Jadi, para sahabat Nabi
tidaklah ma'shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena
merupakan pribadi-pribadi didikan langsung Nabi Muhammad saw. Islam
adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, ruhani dan amal,
Alquran dan pedang sebagaimana telah dibuktikan dalam hidup Nabi,
para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.
5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus

 Islam merupakan satu-satunya pedoman


hidup bagi seorang muslim. Baginya,
tidak ada agama lain yang benar selain
Islam. Karena ini merupakan jalan Allah
yang lurus yang diberikan kepada orang-
orang yang diberi nikmat oleh Allah.
(6:153; 45:18)
6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia
dan Akhirat

 Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat


sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di
dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah
kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan
jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk
surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru
(manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan
menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada
jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25)
 Dengan enam prinsip di atas kita dapat
memahami kemuliaan dan keagungan ajaran
agama Allah ini. Nabi Muhammad saw.
bersabda, "Islam itu tinggi dan tidak ada
kerendahan di dalamnya." Sebagai ajaran, Islam
tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap
muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari
agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah
sendiri memberi jaminan. (QS.5:3)
Profesionalisme dalam Islam
 Allah SWT berfirman:
‫شا ِكلَتِ ِه فَ َر ُّب ُك ْم أَ ْعلَ ُم بِ َمنْ ُه َو‬
َ ‫وقُ ْل ُك ٌّل يَ ْع َم ُل َعلَى‬
َ ‫أَ ْه َدى‬
‫سبِياًل‬
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat
menurut keadaannya masing-masing".
Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalanNya. (Al-Isra:84)
PROFESIONALISME
DALAM ISLAM

Profesionalisme External

Internal
Kewajiban

Allah memerintahkan ihsan atas semua perkara,


jika kamu membunuh, maka lakukanlah dengan baik,
dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik,
dan asahlah pisaumu, dan buatlah tenang atas sembelihanmu.
Makna Profesionalisme

• Profesionalisme merupakan sikap


dari seorang profesional,
• Profesional berarti melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok, yang disebut
profesi, artinya pekerjaan tersebut
bukan pengisi waktu luang atau sebagai
hobi belaka.
Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan dan
isme sebagai pandangan hidup, maka
profesionalisme dapat diartikan sebagai
pandangan untuk selalu berfikir, berpendirian,
bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja
keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur,
loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi
keberhasilan pekerjaannya.
 Dengan pengertian tersebut, profesionalisme
sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu
perusahaan, organisasi dan lembaga.
 Tanpa sikap dan prilaku profesional maka
lembaga, organisasi tersebut tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal, bahkan
bisa mengalami kebangkrutan.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari Profesionalisme
Jujur P
R
Tanggungjawab O
F
komunikatif E
S
Cerdas
I
Bersikap positif O
N
Silaturrahim A
L
Disiplin waktu dan menepati janji I
S
Efektif dan efesien M
E
Memberikan upah cepat dan tepat
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
1. Sifat kejujuran (shiddiq).
Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk
membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha yang
dikerjakan bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh
karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan
sifat ini pula yang selalu di ajarkan oleh islam melalui al-Qur’an dan
sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi,
perusahan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh
kejujuran. Begitu juga tegaknya negara sangat ditentukan oleh sikap
hidup jujur para pemimpinnya. Ketika para pemimpinya tidak jujur
dan korup, maka negara itu menghadapi problem nasional yang sangat
berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme

2. Sifat  tanggung jawab (amanah).


Sikap bertanggung jawab juga merupakan
sifat akhlak yang sangat diperlukan untuk
membangun profesionalisme. Suatu
perusahaan/organisasi/lembaga apapun
pasti hancur bila orang-orang yang terlibat
di dalamnya tidak amanah.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
3.    Sifat komunikatif (tabligh).
Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan transparan.
Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan
akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia
dapat juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau
melaksanakan visi dan misi yang disampaikan. Sementara dengan
sifat transparan, kepemimpinan di akses semua pihak, tidak ada
kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan
kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinanny. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan
berjalan lebih lanca, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai
pihak.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
4. Sifat cerdas (fathanah).
Dengan kecerdasannya seorang profesional akan
dapat melihat peluang dan menangkap peluang
dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah organisasi,
kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat dalm
memahami problematikayang ada di lembaganya. Ia
cepat memahami aspirasi anggotanya, sehingga setiap
peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan
problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat
sasaran.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
5. Bersikap positif dan berfikir positif (husnuzh zhan ).
Berpikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-
tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir
positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi
setiap masalah. Husnuzh zhan tersebut, tidak saja ditujukan kepada
sesama kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap
dan berfikir positif kepada Allah SWT. Dengan pemikiran tersebut,
seseorang akan lebih lebih bersikap objektif dan optimistik. Apabil ia
berhasil dalm usahanya tidak menjadi sombong dan lupa diri, dan apabila
gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan
gagl merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa
depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
6. Memperbanyak shilaturahhim.
Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim
merupakan bagian dari tanda-tanda
keimanan. Namun dalam dunia profesi,
shilaturahhim sering dijumpai dalam
bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan
terjadi saling belajar.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
7. Disiplin waktu dan menepati janji.
Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an
menegaskan makna waktu bagi kehidupan
manusia dalam surat al-Ashr, yang diawali
dengan sumpah ”Demi Waktu”. Begitu juga
menepati janji, al-Qur’an menegaskan hal
tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum
memasuki pesan-pesan penting lainnya.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
8. Bertindak efektif dan efisien.
Bertindak efektif artinya merencanakan,
mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan
dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien adalah
penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros
dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang
memang diperlukan dan berguna. Islam sangat
menganjurkan sikap efektif dan efesien.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme
9. Memberikan upah secara tepat dan cepat.
Ini sesuai dengan Hadist Nabi, yang mengatakan
berikan upah kadarnya, akan mendorong
seseorang pekerja atau pegawai dapat memenuhi
kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula.
Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai
akan bermalas-malas karena dia harus
memikirkan beban kebutuhannya dan merasa
karya-karyanya tidak dihargai secara memadai.
Aktualisasi Profesionalisme
dalam Perspektif Islam

Pendidikan Keahlian

Mutu dan Muraqabatullah


hasil yang baik

Etos kerja Upah


yang tinggi
UPAYA….?

Agar
STRATEGI
Profesional
dan
sejahtera
STRATEGI

 Suatu kesatuan rencana yang


menyeluruh, komprehensif,
dan terpadu yang diarahkan
untuk mencapai tujuan
Kesimpulan dari pengertian
strategi di atas :
 Adanya suatu rencana tindakan mencapai tujuan
jangka menengah dan jangka panjang
 Diperlukan analisis lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan external (peluang dan ancaman)
untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi
 Perlunya suatu keputusan pilihan dan pelaksanaan
yang tepat untuk mencapai tujuan
 Strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan
sasaran dapat dicapai melalui langkah yang tepat
Kompensasi….?
 Balas jasa/ Ganti rugi/ Pengorbanan

Dalam hal ini : sesuatu yang harus


dikorbankan untuk mewujudkan tujuan
yang ingin dicapai
Apa yang harus dikorbankan..?

 Waktu..?
 Pikiran…?
 Tenaga….?
 Biaya….?
 …….Perasaan…?
Strategi kompensasi ?
 Pengorbanan yang harus dilaksanakan
untuk melaksanakan berbagai rancana
tindakan menyeluruh dan komprehensif
dalam upaya mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai sebagai seorang
pegawai yang profesional dan sejahtera
Strategi apa yang harus
dibuat/dilakukan
 Tergantung pada setiap individu
secara pribadi harus mengetahui

- Kekuatan yang dimiliki


- Kelemahan yang ada
- Peluang yang tersedia
- Ancaman yang mungkin
timbul

You might also like