Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Selain itu makalah ini juga disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan dari mata kuliah Kewarganegaraan. Tindak lanjut daripada
pembuatan makalah ini adalah dengan menggunakannya sebagai bahan acuan
untuk proses debat.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGANTAR
Federal adalah kata sifat (adjektif) dari kata Federasi. Biasanya kata ini merujuk
pada pemerintahan pusat atau pemerintahan pada tingkat nasional. Federasi
dari bahasa Belanda, federatie, berasal dari bahasa Latin foeduratio yang
artinya “perjanjian”. Federasi pertama dari arti ini adalah “perjanjian” daripada
Kerajaan Romawi dengan suku bangsa. Jerman yang lalu menetap di provinsi
Belgia, kira-kira pada abad ke-4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak
memerangi sesama, tetapi untuk bekerja sama saja.
Dalam federasi atau negara serikat (bondstaat, Bundesstaat), dua atau lebih
kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu
dalam suatu ikatan politik, ikatan dimana akan mewakili mereka sebagai
keseluruhan. Federasi adalah negara. Anggota-anggota sesuatu federasi tidak
berdaulat dalam arti yang sesungguhnya. Anggota-anggota federasi disebut
“negara-bagian”, yang didalam bahasa asing dapat dinamakan “deelstaat”,
“state”. “canton” atau “Linder”.
2
ditemukan dalam sebuah persetujuan awal antara beberapa negara bagian
“sovereign”. Federasi modern termasuk Australia, Brazil, Kanada, India, Russia
dan Amerika Serikat. Bentuk pemerintahan atau struktur konstitusional
ditemukan dalam federasi dikenal sebagai federalisme.
2.2.1 FEDERALISME
3
Dalam federalisme, kekuasaan berada di daerah (di Amerika
Serikat, daerah pemilik kekuasaan itu dinamakan negara bagian, namun
agar tidak menimbulkan kesan perpecahan, kiranya kita tetap menyebut
daerah pemilik kekuasaan tersebut tetap sebagai daerah). Daerah-daerah
yang merupakan pemilik kekuasaan ini kemudian menyerahkan sebagian
kekuasaannya ke pusat. Kekuasaan yang diserahkan ke pusat, misalnya,
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal.
4
disertai iklim politik nasional dan lokal yang demokratis. Sudah saatnya
kita tidak terbelenggu oleh pikiran lama yang menganggap negative
federalisme. Federalisme bukan berarti perpecahan bangsa. Kita lihat
contoh negara federasi, seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan lain-lain,
tidak satu pun di antara mereka yang mengalami perpecahan, yang ada
malah kebanggaan akan struktur di negaranya yang menjunjung tinggi
kebebasan setiap daerah dalam penentuan setiap kebijakan publik.
Dengan federalisme, kita bagaikan hidup dalam rumah besar republik
yang memiliki banyak kamar. Di dalam setiap kamar, terjadi diferensiasi
kebebasan publik dan privat, individu memiliki kebebasan penuh untuk
mengembangkan diri.
5
2. Soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya
diserahkan kepada kekuasaan pemerintahfederal.
3. bentuk ikatan keasatuan-kesatuan politik pada negara federal
bersifat terbatas
1. eksekutif
2. legislatif
3. kehakiman
6
Sehingga tidak ada satu pun cabang negara yang mempunyai kuasa
mutlak untuk mewakili cabang yang lain.
7
federal dan menimbulkan pendapat yang berbeda di antara semua tingkat
pemerintahan negara bagian.
8
Dalam perjalanan sejarah republik Indonesia, proyek negara
kesatuan ternyata mengalami berbagai distorsi. Timbul berbagai
keserampangan dan kegamangan dalam praktek politik. Negara kesatuan
telah terbukti memperkokoh sistem represi dari suatu kepemerintahan
otoriter Orde Baru. Sistem sentralistik yang dipraktekkan menimbulkan
sekian banyak problem kesenjangan yang mengindikasikan adanya
ketidakadilan, permainan kekuasaan dan segenap kebusukan praktek
KKN. Karena adanya praktik ketidakadilan sosial yang terjadi secara
intens dan dasyat daerah-daerah potensial dieksploitir demi
kepentingan pusat dan keluarga sementara masyarakat sendiri
ditindas.
9
Tuntutan untuk membentuk negara federal di Indonesia tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Ada dua alasan yang bisa dipakai untuk membenarkan
kesimpulan ini.
10
Kenyataan dengan diterapkannya Sistem Negara Kesatuan selama 43
tahun, daerah-daerah tidak merasakan adanya pemerataan dibidang
pembangunan dimana kekayaan daerah tersedot kepusat dan terjadi
penjajahan terselubung serta tidak dihargainya kedaulatan daerah.
11
contoh jika ada bencana nasional seperti banjir, gempa bumi, badai
salju atau bencana-bencana lain di beberapa negara bagian, maka
seluruh kekuatan pemerintahan nasional dan seluruh kekuatan Negara-
negara bagian dapat di mobilisasi untuk mengantisipasi bencana.
12
3. The Inherent Powers
Kekuasaan yang dengan sendirinya melekat kepada pemerintahan
nasional karena pemerintahan nasional mempunyai kedaulatan
terhadap state dalam pergaulan dunia. Meskipun mereka
mendapatkan kekuasaan ini secara tidak langsung namun melalui
perjalanan sejarah maka para penyusun undang-undang
memberikan kekuasaan ini kepada pemerintahan Nasional. Contoh
dari kekuasaan ini adalah tentang ketentuan imigrasi,
mendeportasikan pendatang asing, memperoleh teritori, pengakuan
diplomatic ke pada state-state lain dan melindungi negara dari
pemberontakan atau tindakan-tidakan subversif.
13
sistem federal, seperti state atau pemerintahan lokal tidak boleh
memungut pajak dari setiap petugas pemerintah nasional.
Kekuasaan Exclusive
Kekuasaan exclusive adalah kekuasaan yang dijalankan HANYA oleh
pemerintahan nasional. Kekuasaan itu hampir semuanya kekuasaan
yang diberikan. Beberapa dari kekuasaan itu diberikan kepada
pemerintahan nasional karena tidak diberikan atau tidak boleh
dijalankan oleh state, misalnya kekuasaan untuk mencetak uang atau
membuat perjanjian dan ketentuan import. Beberapa dari kekuasaan itu
dengan jelas melarang state, misalkan state dilarang untuk menentukan
atau mengatur peraturan perdagangan antar state. Jika mereka
melakukan ini maka dianggap makar (chaos).
Kekuasaan Bersama
14
pemerintah state dalam suatu pemerintahan tunggal yang disebut
Federal State.
Desentralisasi Politik
Kendali dan kooptasi pusat yang begitu kuat ini disebabkan struktur
kekuasaan yang memang meng-asalkan kekuasan dari pusat. Pusat
menganggap daerah sebagai bawahan yang harus tunduk dan taat pada
setiap instruksi atasan. Struktur yang telah berlangsung lama ini berlaku
baik di pemerintahan ataupun dalam partai politik.
Struktur hierarki ini muncul karena bentuk negara kita yang merupakan
Negara kesatuan. Dalam negara kesatuan, struktur hierarki selalu
berfungsi sebagai patokan setiap praktik politik. Kemudian, berkat praktik
15
individu-individu selama bertahun-tahun yang mengafirmasi bahwa pusat
adalah atasan yang harus ditaati, akhirnya struktur hierarki ini
terlembagakan secara mengakar. Ketika otonomi daerah diberlakukan,
desentralisasi yang berjalan hanyalah desentralisasi administratif.
Kekuasaan riil tetap dipegang pusat. Dalam hal inilah, wacana
federalisme muncul sebagai sebuah tawaran alternatif yang kiranya dapat
membangun republik ini ke arah yang lebih baik di masa mendatang
Kekuatan :
16
7. Setiap negara bagian dibagi kepada counties (semacam
kabupaten), cities (semacam kotamadya atau daerah otonomi)
dan townships (semacam kecamatan)
17
16. kemampuannya untuk mentolerir tumbuh berkembangnya
state masing2 namun saling membantu untuk keperluan
nasional
Kelemahan :
1. prinsip persamaan hak yang tidak sesuai yang mana
demokrasi berpegangan terhadap anggapan bahwa manusia
semua sama atau sederajat.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tidak ada parameter yang tepat untuk bisa menentukan keberhasilan dan
keberadaan serta pemberlakuan demokrasi dan demokratisasi yang terjadi di
suatu negara secara tepat. Bentuk sistem pemerintahan apapun yang
dijalankan dalam suatu negara tersebut, bisa dikategorikan sebagai negara
yang memiliki pemerintahan demokratis apabila bisa menampung aspirasi dari
masyarakatnya serta membawa kearah yang lebih baik dengan dukungan
masyarakatnya juga.
19
juga secara praktis. RIS dipercaya dapat mengeliminir bentuk-bentuk
penindasan dan pencurian aset-aset daerah yang potensial demi kepentingan
pusat.
Hanya saja di sini timbul masalah soal jalan yang mesti ditempuh demi
membentuk suatu pemerintahan Republik Federal Indonesia. Karena, langkah
pertama yang mesti ditempuh adalah dengan membubarkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Langkah kedua adalah memberi keleluasaan bagi daerah-
daerah untuk menyatakan kemerdekaannya kemudian membentuk negara atau
wilayah pemerintahan independen yang baru dan terakhir, berkonsensus untuk
membentuk suatu negara federal. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan di sini
adalah adanya kemungkinan terciptanya suatu kesenjangan baru antarnegara
bagian. Pasalnya, setiap daerah tidak memiliki potensi dan sumber daya yang
merata, sama dan memadai. Ada daerah kaya-potensi dan ada juga daerah
miskin. Memberi wewenang yang sama terhadap masing-masing negara bagian
tidak niscaya akan menghasilkan kemakmuran yang sama bagi tiap daerah.
Sebaliknya, memberi apresiasi yang sama bagi daerah untuk mengembangkan
diri justru akan memperjelas perbedaan tingkat kemakmuran. Bisa jadi oleh
karena perbedaan yang mencolok ini timbullah perselisihan dan semangat
ekspansif-eksploratif dari suatu negara otonom yang lebih kaya terhadap
negara bagian lain yang miskin. Di sini memungkinkan juga timbulnya “gap”
relasi antarnegara bagian.
20
Mesti ada pengaturan desentralisasi kekuasaan di mana kekuatan pusat tidak
dapat semau gue bertindak demikian juga pemerintah daerah tidak bisa
seenaknya saja menjalankan kebijakan-kebijakan internnya. Dalam pada itu
pemerintahan daerah tidak bergerak sendiri; tetapi tetap mendapat persetujuan
dan bantuan dari pemerintah pusat. Bukan petunjuk dan perintah pusat yang
mengatur tetapi suatu koordinasi yang kompak antara pusat dan daerah.
Dengan ini menjadi jelas bahwa yang dibutuhkan sekarang bukannya soal
format negara yang mesti federal atau mesti kesatuan tapi soal bagaimana
setiap perbedaan dan keunikan diakomodir demi pembangunan yang merata
dan tepat sasaran. Apakah itu federasi, entah itu kesatuan, yang penting ada
otonomi penuh, sempurna dan hidup yang diberikan pada masing-masing
daerah untuk mengatur kebijakannya ke dalam mau pun ke luar.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sinarharapan.co.id.html
Sejarah Australia.
http://Australia.wikipedia.org
22