Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul Ekologi dan Keanekaragaman Hayati .
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik, gagasan dan saran selalu penyusun
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengembangan keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidik
professional
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang
mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama
makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah
segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan
tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang
hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena
itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum
banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh
manusia
untuk
harus
mengenal
lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang
berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan.
Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan
prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan
peranan ekologi semakin menonjol.
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki
keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua individu yang benarbenar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan
adanya keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat
keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat
manusia. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua
jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan
dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua bentuknya
menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam
mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas
mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
1.
2.
3.
4.
5.
B.
Rumusan Masalah
Apa pengertian Ekologi?
Apa saja ruang lingkup Ekologi
Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas?
Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini selain disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tentang ekologi dan
mengetahui ruang lingkup Ekologi, juga untuk menambah wawasan atau pengetahuan kita
mengenai konsep, tingkatan keanekaragaman hayati, serta mengetahui dan merealisasikan
manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof
lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi,
meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul
dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik,
analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI.
Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns
Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah
menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket ekologi tidak digunakan.
Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis
dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian rantai-rantai makanan dan
pengaturan populasi, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus
dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam
mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang
B.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli
ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain
(makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan.
Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968
sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah
pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan,
penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global,
ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi.
Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses
biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
C.
toksik.
Pada
mikroorganisme
istilah
alelopati
dikenal
sebagai
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama
komunitas dapat berdasarkan :
a.
Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
b.
c.
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan
hujan tropik.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
a. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian
banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taenia
saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohn yang grek dengan
pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.
b. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah
sebagai berikut. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di
sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini
menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal
a. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1) Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
2) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.
3) Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
4) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat
erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik
tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang
menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini
dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragaman
vertebrata dan ikan serta rumput laut.
D.
warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi
keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme)
penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman
atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna,
ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar
relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal
seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya
bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh
terhadap fenotip suatu individu.
Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip
dengan lingkungannya Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya
dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan
individu
sampai
tingkat
interaksi
kompleks,
misalnya
dari
spesies
sampai
lain,
serta
komplek-komplek
ekologi
yang
merupakan
bagian
dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan
demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. dengan
tekhnik budaya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi,
jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan sebagainya.
Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup
dilingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri
dan sifat yang berbeda. Keadaaan sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang
memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat
memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat
terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi antara individu.
Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu spesies,
menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun
saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai keanekaragaman individu
yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat genetik.
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)
Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut
keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan
makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keanekaragaman ini lebih mudah
diamati daripada Keanekaragaman gen.
lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai
jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya,
suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat
bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun
bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen
biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi,
interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik
yang menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik
berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut
mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang
berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan
akan menyusun ekosistem yang berbeda.
F. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati
1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan
tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada
zaman dahulu merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena
memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan
karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras.
Hal ini seperti yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Quran surat Abasa ayat 24-34
diperoleh pengertian bahwa manusia dapat mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui
kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan
memiliki peranan yang sangat penting. Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica).
Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung
zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis
ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber
makanan masa depan misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak
dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
3. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis
organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh
jenis yang lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan
tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol
populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi
hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh
organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah,
dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem
dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia,
keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk
dimanfaatkan di kemudian hari.
4. Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia.
5. Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Berbagai
jenis tumbuhan digunakan untuk tanaman hias. Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan
manusia karena keindahan atau kemerduan suaranya, misalnya burung.
6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan
internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis
tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya lumut dan paku-pakuan dan kekayaan jenis hewan
(fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh
pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam,
Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun
Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama
yaitu untuk tujuan konservasi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup
tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem
lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati
ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari
makhluk hidup lainnya. Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki keanekaragaman
hayati
yang
tinggi
dibandingkan
dengan
daerah
subtropik
dan
kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam
DAFTAR PUSTAKA
DjamalIrwa, Zoeraini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan
Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.
Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.
Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University.
http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-hidup.html
Saktiyono.2006.Seribu Pena Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga.
Stone,David.1997.Biodiversity of Indonesia.Tien Wah Press, Singapore.
Odum,E P, Samingan T(penerjemah), Dasar dasar ekologi. Yogyakarta : Gadjah mada
University Press, 1993.
MAKALAH
EKOLOGI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI SUSUN OLEH :
NAMA
NIM
KELAS
:I A
PRODI
: MAG
AKADEMIK
ENDE
KOMUNITAS
NEGERI