You are on page 1of 26

KOPLING

(Clutch)
Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros
engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/ sistem yang
merupakan bagian dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untuk
memindahkan, memutus dan menghubungkan putaran tenaga mesin ke
transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang
diinginkan dengan lembut dan cepat.

Gambar 1 Kopling/Clutch

Pada bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenaga


motor ke unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigi
transmisi dapat dilakukan, koling juga memingkinkan motor juga dapat berputar
walaupun tidak dalam posisi netral.

Gambar 2 Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,


begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,
karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan
release fork akan mendorong release bearing. Sehingga release bearing akan

[1]
mengangkat mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan
terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh
putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda
gigi pada transmisi.

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal


sebagai berikut :
a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan
dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut
berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara
bertahap.
b) Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling
sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak
boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada
saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan
putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak
diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling
harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat
atau tidak banyak membutuhkan waktu.

A. KOPLING TETAP

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai


penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara
pasti (tanpa terjadi selip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis
lurus atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap
yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap
selalu dalam keadaan terhubung.

MACAM-MACAM KOPLING TETAP


Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak lurusan
kedua sumbu poros, kopling luwes (fleksibel ) yang sedikit ketidak lurusan sumbu

[2]
poros, dan kopling universal yang dipergunakan bila kedua poros akan
membentuk sudut yang cukup besar.

A.1. KOPLING FLUIDA :

Suatu kopling yang meneruskan daya melalui fluida sebagai zat


perantara. kopling ini disebut kopling fluida, dimana antara kedua poros tidak
terdapat hubungan mekanis.
Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan
daya besar. keuntungan dari kopling ini adalah bahwa getaran dari sisi
penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. demikian
pada pembebanan lebih, penggerak mulanya tidak akan terkena momen yang
melebihi batas kemampuan.

Gambar 3 Bagan kopling fluida

Umur mesin dan peralatan yang dihubungkan akan menjadi lebih


panjang dibandingkan dengan pemakaian kopling tetapbiasa diameter poros
juga dapat diambil lebih kecil. startdapat dilakukan lebih mudah dan percepat
dapat berlangsung dengan halus, karena kopling dapat diatur sedemikian
rupa hingga penggerak mula diputar terlebih dahulu sampai mencapai momen
maksimumnya dan baru setelah itu momen diteruskan kepada poros yang di
gerakan.
Jika beberapa kopling fluida dipakai untuk menghubungkan beberapa
penggerak mula secara serentak, distribusi beban yang merata di antara
mesin-mesin penggerak mula tersebut dapat diperoleh dengan mudah.I 5
Penggerak mula yang umumnya dipakai adalah motor induksi. motor ini
digolongkan atas 2 tipe menurut rotornya yaitu: motor dengan lilitan,dan motor

[3]
dengan sangkarpada rotornya. rotor sangkar dapat dibagi atas rotor sangka
bajing(squirrel cage), dan sangkar bajing khusus. Ada pula kopling fluida
dengan penyimpan minyak didalam sirkit aliran minyak, serta kopling kembar
yang merup[akan gabungan antara dua kopling fluida dengan sirkit aliran
minyak yang terpisah.

Gambar 4 Macam-macam kopling fluida

Momen yang diteruskan dikendalikan dengan mengatur jumlah minyak


didalam sirkit, dan pada kopling yang terakhir pengendalian dilakukan dengan
menghalangi sebagian dari sirkirt aliran fluida dengan plat penghalang. Cara
yang terakhir ini dipakai pada kopling dengan kapasitas besar dan mesin
berputaran tinggi.

A.2. KOPLING KAKU :

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan


sumbu segaris. kopling ini dipakai pada poros mesin transmisi umum di
pabrik-pabrik. kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari
besi cor atau baja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak
serta diikat dengan baut pada flensnya. dalam beberapa hal naf dipasang
pada poros dengan sambungan pres atau kerut.

[4]
Gambar 5 Macam-macam kopling tetap

Kopling kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua


poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. pada
waktu
pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan
segaris dengan tepat sebelum baut-baut flens dikeraskan.
Untuk dapat menyetel lurus kedua sumbu poros secara mudah,
permukaan flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan permukaan flens yang
menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling mengepas.
bagian yang harus diperiksa adalah baut.

[5]
Jika antara ikatan kedua flens dilakukan dengan baut-baut pas, dimana
lubang lubangnya dirim, maka meskipun di usahakan ketelitian yang tinggi,
distribusi tegangan geserpada semua baut tetaptidak dapat dijamin seragam.
Makin banyak jumlah baut yang dipakai, makin sulit untuk menjamin
keseragaman tersebut. sebagai contoh dalam hal koplingyang mempunyai
ketelitian rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang menerima
seluruh beban transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus.
Jika setelah baut itu putus terjadi lagi pembebananpada satu baut, maka
seluruh baut akan mengalami hal yang sama dan putus secara bergantian.

A.3. KOPLING KARET BAN :

Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui


koplingflens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua
sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus.
Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya
antara mesin penggerakdan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga
dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik. Untuk
menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban.
Kopling ini dapat berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros
yang dihubungkannya tidak benar-benar lurus. kopling ini juga dapat
meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi.
Meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas-
batas tertentu seperti gambar di bawah ini.

Gambar 6 Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada kopling karet ban

Kopling ini masih dapat meneruskan daya dengan halus.pemasangan


dan pelepasan juga dapat dilakukan dengan mudahkarena hubungan
dilakukan dengan jepitan baut pada ban karetnya. variasi beban dapat pula
diserap oleh ban karet, sedangkan hubungan listrik antara kedua poros dapat
di cegah pada gambar dibawah ini memperlihatkan susunan ban karet yang
umum di pakai.

[6]
Gambar 7 Susunan Kopling karet ban
Karena keuntungannya demikian banyak, pemakain kopling ini semakin
luas. Meskipun harganya agak lebih tinggi dibandingkan dengan kopling flens
kaku, namun keuntungan yang diperoleh dari segi-segi lain lebih besar.

B. KOPLING TIDAK TETAP

Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan


poros yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan diam maupun berputar.
B.1. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan peran
tara gesekan ) hingga tidak dapat slip. Kontruksi kopling ini adalah yang paling
sederhana dari antara kopling tak tetap yang lain. Kopling cakar persegi dapat
meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam
keadaan berputar.

Gambar 8 Dua macam Kopling Tidak Tetap

Dengan demikian tidak dapat sepenuhnya berfungsi sebagai kopling tak


tetap yang sebenarnya. Sebaliknya kopling cakar spiral dapat di hubungkan dalam

[7]
keadaan berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah putaran tertentu saja. Namun
demikian, karena timbulnya tumbukan yang besar jika di hubungkan dalam keadaan
berputar, maka cara menghubungkan semacam ini hanya boleh dilakukan jika poros
penggerak mempunyai putaran kurang dari 50 (rpm).

B.2. Kopling Plat


Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau
lebih yang di pasang diantara kedua poros serta membentuk kontak dengan
poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara
sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan
dan dilepaskan dalam keadaan berputar.
Badan A dipasang tetap pada poros sebelah kiri, dan badan B
dipasang pada poros sebelah kananserta dapat bergeser secara aksial
pada poros tersebut. Sepanjang pasak luncur\. bidang gesek C pada badan
B didorong ke badan hingga terjadi penerusan putaran dari poros
penggerak disebelah kiri keporos yang digerakan di sebelah kanan.
Pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan meniadakan gaya dorong
hingga gesekan akan hilang.

[8]
Gambar 9 Penggolongan kopling menurut cara kerja

B.3. Kopling Kerucut


Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi
sederhana dan mempunyai keuntungan dimana gaya aksial yang kecil
dapat ditransmisikan momen yang besar pada gambar di bawah ini.

Gambar 10 Kopling kerucut

Kopling macam ini dahulu banyak dipakai, tetapi sekarang tidak


lagi karena daya yang diteruskan tidak seragam. Meskipun demikian,
dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada

[9]
kemungkinan terkena minyak. Kopling kerucut sering lebih
menguntungkan. Jika daya yang diteruskan dan putaran poros kopling
diberikan, maka daya rencana dan momen rencana dihitung dengan
menggunakan faktor koreksi.

B.4. Kopling Friwil


Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila
poros penggerak mulaiberputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan
dari poros yang digerakan.
Bola-bola atau rol-rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya
sedemikian rupa hingga jika poros penggerak (bagian dalam) berputar
searah jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau
bola terjepit diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar
bersama poros yang digerakan akan berputar meneruskan daya. Jika poros
penggerak berputar Berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang
digerakan berputar lebih cepat dari poros penggerak, maka bola atau rol
akan lepas dari jepitan hingga terjadi penerusan momen lagi. Kopling ini
sangat banyak gunanya dalam otomatisasi mekanis.

Gambar 11 Kopling Kriwil

C. KOMPONEN UTAMA KOPLING

A. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
B. Pelat Kopling

[10]
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien
gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan
menggunakan keling (rivet).

N ME SIN II 10
Gambar 12 Kontruksi plat kopling dan kelengkapannya
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan
meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input
shaft transmisi. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft
transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan
input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing)
dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas
kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling.
Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat
akselerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua
jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring
dumper.

C. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat
dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu
sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini
akan menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai
bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen
kopling lainnya.

[11]
D. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi
dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas
penekan. Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat
tekan, pelat kopling dan roda penerus. Jumlah pegas (kekuatan tekan)
disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan

MESIN II 11
Gambar 13 Unit plat penekan
E. Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak
maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan
permukaan tekan akan mendorong tuas tekan.

Gambar 14 Mekanisme penggerak kopling

[12]
ELEMEN MESIN II 12
F. Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah
kopling menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak.
Rumah kopling umumnya mempunyai daerah terbuka yang berfungsi
sebagai saluran sirkulasi udara.

Gambar 15 Rumah kopling


Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas
penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover
dibedakan menjadi tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap
type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe
boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss
sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bisa
lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe
clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah
kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded
strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling
sehingga daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan
tenaga terjadi dengan lembut.

Gambar 16 Rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap

[13]
D. MACAM KOPLING MENURUT CARA KERJA

1. KOPLING HIDROLIK
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya
adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat
dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang
diputar, sehingga cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya
sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida
yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :
o Pump impeller: merupakan mekanisme pompa yang
membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida.
o Turbin runner: adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis
fluida yang dibangkitkan pump impeller.
o Stator : adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak
terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang
menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.

Gambar 17 Kopling Hidrolik

Sistem Pengoperasian Kopling Hidrolik

1.1 Sistem Mekanik

Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel


baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling.
Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang

[14]
diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas
kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal
dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh
pegas pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali pada
posisi semula oleh pegas diafragma.

Gambar 18 Pedal Kopling Sistem Mekanik

1.2 Sistem Hidrolis


Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat
dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 19 Pedal Kopling Sistem hidrolis

[15]
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan
hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan
minyak yang ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan
kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas
pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini
menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan
sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara
plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di
dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas
pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali
dan pegas diafragma. Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti
terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 20 Master silinder kopling hidrolis.

Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung


minyak hidrolisnya (Reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan
pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder
melalui saluran penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak,
tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak
kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger (return
spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui
ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan
berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau
macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap
jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini
diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger

[16]
bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir
akan masuk kesistem melalui katup check (check valve). Dengan
demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis
akan menyebabkan langkah tekan pedal kopling berkurang, atau
kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas
kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,
berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem
pemindah tenaga tidak dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin akan
selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis
pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas
pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder
diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung sebelah
kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas
pembebas kopling melalui push rod. Konstruksinya seperti terlihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 21 Silinder kopling sistem hidrolis.


Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder
plug) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis.
Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan
terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan
tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila
jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder,
namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus
dikeluarkan dari sistem hidrolis.

[17]
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet
penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling.
Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada
dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran
dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila
sampai masuk kesilinder kopling.
Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti Bus,
Truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan Boster. Boster
adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga
untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan
menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari
pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator.
Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan
sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar
berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan
boster, unit boster dipasang pada silinder slave.

Gambar 22 Perbandingan Unit Kopling Sistem Boster

Konstruksi boster yang dipasang pada silinder kopling dapat


dilihat pada gambar berikut ini.

[18]
Gambar 23 Boster Kopling Hidrolis

2. KOPLING GESEK
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan
antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling
ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan,
khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil
penumpang lainnya.

Macam-macam Kopling Gesek:


Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakan
pada kendaraan ringan. Pada kendaraan roda empat menggunakan jenis
kering dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor,
menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling basah
dan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis
kering, dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
a) Kopling pelat tunggal.
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara
bersamaan membentuk rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly).
Seperti terlihat pada gambar berikut ini

[19]
Gambar 24 Clutch Assembly
b) Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan
lebih dari satu

Gambar 25 Konstruksi Kopling Plat Banyak


Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan
bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat
memenuhi persyaratan, yaitu :
- Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan
yang memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
- Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan
menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling
dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampung
dan membuang debu yang terjadi.

[20]
- Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk
bergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.
- Dapat mencengkeram dengan baik.
Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentuk
pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut dengan
pegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 26 Pegas Radial


Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat kopling
terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus, dan juga
getaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegas
radial harus mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki
elastisitas yang baik.
Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegas
radial dapat mengalami kerusakan. Untuk yang dalam bentuk karet,
kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi atau pecah. Sedangkan yang
pegas ulir, kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukan
dengan ter-jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas aksial.
Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 27 Pegas Aksial


Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan
panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media
kerja, kopling dibedakan menjadi :

[21]
1) Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada
jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang
diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga
banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu
pendinginan.
2) Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/
minyak).

Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat


meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas
penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi
(1) Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam
pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki
kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan
kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan
kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang,
terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan
komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini
digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan
kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.

Gambar 28 Kopling gesek dengan pegas spiral

[22]
(2) Kopling pegas diaphragma:
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma.
Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral.
Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak
sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat),
sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada
kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.

Gambar 29 Kopling gesek pegas diaphragma

3. KOPLING MAGNET

Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan


daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan
adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus
listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang
dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga
magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai
kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya
digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).

Gambar 30 Konstuksi unit kopling magnet

E. CARA KERJA KOPLING

[23]
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda
gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang
tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama
persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang
dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang
memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila
kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan
pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan
plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit
diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan
dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap
akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama
persneling.
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong
bantalan luncur kebelakang. Bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan
tekanan pegas. ELEMEN MESIN II 13
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda
penerus dan perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas,
pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling
dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.

Gambar 31 Gerak bebas pedal kopling

Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik


bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara
mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. Secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. Perbedaannya pada sistem

[24]
hidrolik booster, booster digunakan untuk memperkecil daya tekan pada pedal
kopling. Pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang
penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem
akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit
kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling
terlepas sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja
sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran sistem
hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan. ELEMEN MESIN I I 14

F. PEMELIHARAAN

Gangguan pada sistem kopling relatif kecil.salah satu penyetelan yang


dilakukan hanya pada gerak bebas kopling. bila gerak kerja pedal kopling telah
terlalu dalam, periksa kondisi pelat kopling, bila sudah terlalu tipis, ganti pelat
kopling.

G. RANGKUMAN

1) Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah


kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan
tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga).
2) Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian
fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian
kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan
menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.
3) Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar: Kopling Tetap (Kopling Kaku,
Kopling Karet Ban, Kopling Fluida) dan Kopling Tidak Tetap (Kopling
Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut, dan Kopling Friwil)
4) Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda
kopling, plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas
penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
5) Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik
dan sistem hidrolis

[25]
6) Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah
sebagai berikut :
a. Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi melalui
injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b. Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan
kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c. Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas
pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas pembebas.
d. Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan
posisi pedal kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan
kopling.
7) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah
sebagai berikut :
a. Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari
pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b. Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang
dihasilkan dari master silinder kopling.
c. Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder
menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ke
tuas pembebas kopling.
d. Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal
kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada kedndaraan berat.

[26]

You might also like