Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Assalamuallaikum wr.wb
Alhamdulillah… Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang mengatur
segala sesuatunya di semesta, tanpa ada satu pun yang dapat menggantikan. Karena atas
rahmat Allah SWT sehnigga saya bisa menyelesaikan makalah berjudul “Asal-Usul
Manusia : Bantahan Terhadap Teori Evolusi“ guna memenuhi tugas semester mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Kemudian marilah kita bersholawat serta salam kepada
Nabi Muhammad saw, Rosulullah, yang telah mengenalkan Allah SWT kepada kita, dan
mengajarkan cara mencintai-Nya.
Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak , selaku dosen Pendidikan Agama Islam yang tiada lelah mengajarkan
lebih dalam lagi tentang agama islam.
2. Ayah dan Ibu, yang telah mencurahkan kasih sayang dan selalu mendoakan saya.
3. Kakak-kakak kelas, serta teman-teman yang selalu berbagi keceriaan dan suka
duka dalam menjalani hari-hari.
4. Harun Yahya, yang selalu mendakwahkan tentang keberadaan dan keesaan Allah
serta kemuliaan Al Qur’an.
5. Tohru Honda, yang telah menjadi inspirasi agar saya selalu menjalani hari dengan
semangat dan pantang menyerah.
Penulis menyadari, di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran membangun dari pembaca agar
dalam makalah berikutnya penulis bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini berguna bagi
kita semua. Amiiiiinnnnn….
Wassalamuallaikum wr.wb
1. Latar Belakang
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih, manusia masih memikirkan dari mana ia berasal.
Berbagai teori muncul. Dua teori yang kuat adalah teori penciptaan, dan teori evolusi.
Teori evolusi menganggap bahwa manusia tercipta secara bertahap, dan nenek
moyang manusia adalah kera yang berevolusi hingga dapat berjalan tegak. Sedangkan
teori penciptaan menjelaskan bahwa manusia ada langsung dalam bentuk yang sama
dengan sekarang karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pada awalnya teori
evolusi dianggap sebagai teori yang paling benar. Akan tetapi memasuki abad ke-20,
teori ini semakin terdesak, dan akhirnya teori penciptaan lebih diterima dalam
masyarakat. Melihat perkembangan kedua teori ini, penulis tertarik untuk melakukan
perbandingan antara teori evolusi dan teori penciptaan dalam hal asal-usul manusia.
2. Rumusan Masalah
Sebenarnya banyak masalah yang ingin penulis kaji dalam makalah ini. Akan
tetapi karena keterbatasan data, dan materi acuan, penulis lebih memusatkan pada
bantahan terhadap teori evolusi yang didasarkan pada bukti ilmiah yang terkandung
dalam Al Qur’an. Untuk itu kita harus mengetahui bagaimanakah asal-usul manusia
menurut teori evolusi, apa saja bukti-bukti yang diajukan oleh teori evolusi,
bagaimanakah pembantahan teori penciptaan pada teori evolusi dan bagaimanakah teori
penciptaan yang sesuai dengan Al Qur’an.
3. Tujuan
Setelah melakukan pengkajian, penulis mengharapkan agar pembaca dan penulis
dapat mengetahui asal usul manusia menurut teori evolusi, dapat mengetahui bukti-bukti
yang diajukan oleh teori evolusi dan pembantahannya oleh teori penciptaan sehingga
akhirnya kita dapat mengetahui bahwa teori penciptaan oleh Allah itu benar adanya dan
sesuai dengan ilmu pengetahuan.
PEMBAHASAN
1. Teori Evolusi
Ilmu pengetahuan abad ke-20 menggugurkan pernyataan Darwin satu demi satu.
Persamaan antara teori Lamarck dan Darwin adalah keduanya berlandaskan pada
pemahaman ilmu pengetahuan yang masih terbelakang. Ketiadaan berbagai cabang
ilmu seperti biokimia dan mikrobiologi di masa itu menyebabkan para evolusionis
berpikir bahwa makhluk hidup memiliki rancangan sederhana sehingga dapat terbentuk
dengan sendirinya secara kebetulan. Ketidaktahuan terhadap hukum genetika
memunculkan anggapan bahwa beragam makhluk hidup dapat dengan mudah
berevolusi menjadi spesies baru. Kemajuan ilmu pengetahuan telah meruntuhkan semua
mitos ini dan mengungkap bahwa makhluk hidup adalah karya penciptaan yang paling
unggul.
3. Teori Peciptaan
b) Sistem Pencernaan.
Sistem pencernaan yang melangsungkan proses rinci ini mulai berfungsi segera
sesudah sepotong makanan masuk ke dalam mulut. Dengan terlibat dalam suatu sistem
sejak awal-mula, air liur membasahi makanan dan mempermudah pengunyahannya oleh
gigi dan peluncurannya melalui kerongkongan.
Kerongkongan membantu pengangkutan makanan ke perut dengan bekerjanya
suatu keseimbangan yang sempurna. Di sini, makanan itu dicerna dengan asam
hidroklorik yang terdapat di perut. Asam ini sangat kuat sehingga mampu melarutkan
tidak hanya makanan, tetapi juga dinding perut. Tentu saja, kerusakan semacam ini tidak
diperbolehkan di sistem yang sempurna ini. Suatu keluaran yang disebut lendir yang
keluar selama pencernaan itu menutupi seluruh dinding perut dan memberikan
perlindungan yang sempurna melawan pengaruh buruk asam hidroklorik. Jadi, perut
tercegah dari penghancuran diri-sendiri.
Bagian lain dari sistem pencernaan itu terencana juga. Potongan-potongan
makanan berfaedah yang dilumatkan dengan sistem pencernaan itu diserap oleh dinding
usus kecil dan memasuki pembuluh darah. Permukaan-dalam usus kecil ini ditutupi
dengan sulur mungil yang disebut 'vilus'. Di puncak sel-sel ini di atas vilus adalah
panjangan mikroskopik yang disebut mikrovilus. Panjangan-panjangan ini berfungsi
sebagai pompa untuk menyerap gizi. Beginilah cara penyerapan gizi oleh pompa-pompa
yang disampaikan semuanya ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran.
Hal yang layak diperhatikan di sini adalah bahwa evolusi sama sekali tidak bisa
menjelaskan sistem yang baru saja diringkas dengan singkat ini. Menurut teori evolusi,
organisme yang rumit itu berkembang dari keadaan primitif melalui akumulasi perubahan
susunan kecil-kecilan secara bertahap. Bagaimanapun, sebagaimana telah dinyatakan
dengan jelas, sistem di dalam perut tidak mungkin terbentuk selangkah demi selangkah.
Ketiadaan satu faktor saja akan menimbulkan kematian organismenya.
Tatkala makanan diterima masuk ke dalam perut, getah-perut memperoleh
kemampuan untuk melumatkan makanan sebagai hasil dari serangkaian perubahan
kimiawi. Kini, bayangkanlah makhluk hidup yang dalam suatu proses yang katanya
evolusi; dalam tubuhnya tidak mungkin terjadi transformasi kimiawi yang terencana
semacam itu. Makhluk hidup ini tidak bisa memperoleh kemampuan ini, sehingga tidak
bisa mencerna makanan yang dimakannya dan akan kelaparan sampai mati dengan
setumpuk makanan di perutnya.
Selain itu, selama pengeluaran asam pelarut ini, dinding perut harus menghasilkan
keluaran yang disebut lendir pada saat itu juga. Kalau tidak, asam di dalam perut ini akan
meremukkan perut. Karena itu, supaya kehidupan berlanjut, perut harus mengeluarkan
keduanya (asam dan lendir) pada waktu yang bersamaan. Ini memperlihatkan bahwa
yang pasti terjadi sebetulnya bukan evolusi secara kebetulan setahap demi setahap,
melainkan suatu penciptaan terencana dengan semua sistemnya.
Semua ini menunjukkan bahwa raga manusia mirip pabrik besar yang tercipta dari
banyak mesin kecil yang bekerja bersama-sama dengan keserasian yang sempurna.
Sebagaimana pabrik-pabrik yang memiliki perancang, insinyur, dan perencana, tubuh
manusia pun memiliki Pencipta Yang Agung.
“… Mereka (manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami
(ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka
(manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah (lagi)
dari binatang.” (QS 7:179)
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Menurut teori evolusi, manusia berasal dari kera yang mengalami perubahan pada
strukrur tubuhnya secara bertahap hingga dapat berjalan tegap.
2. Bukti-bukti yang dikemukakan oleh teori evolusi tidaklah ilmiah dan hanya
rekonstruksi dan rekayasa ilmuan neo-Darwinisme.
3. Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan struktur yang rumit dan sempurna
oleh Allah Yang Maha Pencipta.
4. Bukti-bukti ayat Allah SWT yang terdapat dalam Al Qur’an dapat dijelaskan
secara ilmiah dalam ilmu pengetahuan.
2. Saran
1. Ilmu pengetahuan dan agama sebenarnya saling berkaitan, karena dengan
mempelajari apa yang ada di semesta ini maka kita semakin disadarkan akan
keberadaan Allah Sang Maha Pencipta. Untuk itu, jangan memisahkan antara
agama dan ilmu pengetahuan.
2. Al Qur’an bukan hanya kisah-kisah umat terdahulu, akan tetapi juga ilmu
pengetahuan. Untuk itu hendaknya dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang teori
penciptaan dan ilmu-ilmu lain yang ada di dalam Al Qur’an sehingga umat islam
dapat menguasai IPTEK dan memanfaatkan secara optimal mukzizat yang telah
dianugerahkan oleh Allah Yang Maha Esa kepada Nabi Muhammad SAW
tersebut.
3. Teori Penciptaan hendaknya dijelaskan secara lengkap dan jelas dalam buku-buku
teks pada tiap tingkat sekolah, bukan hanya pada buku pendidikan agama, tetapi
juga pada buku ilmiah lain seperti biologi.
DAFTAR PUSTAKA