You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kepada

siswa-siswanya harus selalu memperhatikan tuntutan keterampilan prasyarat.

Suatu materi pelajaran harus terlebih dahulu dikaji oleh guru untuk

mengidentifikasi keterampilan-keterampilan prasyarat yang harus terlebih dahulu

dikuasai siswa sebelum dapat mempelajari materi tersebut. Guru selanjutnya harus

memastikan bahwa siswa telah benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan

prasyarat tersebut. Jika ternyata siswa belum atau kurang menguasai keterampilan

prasyarat tersebut, maka guru terlebih dahulu harus memantapkan penguasaan

keterampilan prasyarat itu.

Rendahnya kemampuan matematis siswa-siswi Tingkat X SMK Dwiguna

Kota Depok sepertinya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar fisika mereka.

Berdasarkan hasil analisis ulangan harian siswa-siswi Tingkat X SMK Dwiguna

Kota Depok pada bahan kajian Pengukuran dan Gerak pada semester 1 tahun

pelajaran 2007/2008, tampak bahwa mayoritas siswa mengalami kesulitan pada

perhitungan matematis. Kebanyakan siswa-siswa yang belum berhasil mencapai

batas ketuntasan minimal disebabkan karena ketidakmampuan mereka

menyelesaikan soal-soal ulangan yang diberikan pada tahapan perhitungan

matematisnya. Ini bisa dimengerti, jika soal ulangan harian dalam bentuk soal

pilihan ganda, maka otomatis ketidakmampuan menyelesaikan perhitungan

matematis akan membuat siswa-siswa tersebut salah dalam menentukan pilihan

1
jawaban yang benar, walaupun mereka hafal konsep atau rumus yang diperlukan

untuk menjawab soal tersebut. Pada soal hitungan bentuk uraianpun mereka tidak

akan memperoleh nilai yang sempurna untuk setiap soal yang diberikan, karena

beberapa langkah dalam menjawab soal tidak bisa mereka selesaikan dengan

benar.

Hampir semua materi pelajaran fisika menuntut siswa untuk dapat

melakukan perhitungan-perhitungan matematis. Kemampuan perhitungan

matematis merupakan keterampilan prasyarat dasar yang harus dimiliki siswa

yang akan mempelajari fisika. Jika siswa tidak menguasai keterampilan prasyarat

ini, maka siswa akan gagal untuk mencapai hasil belajar fisika yang diharapkan.

Menurut Kauchack & Eggen (1993), pada saat akan mengajarkan sebuah

keterampilan kompleks guru harus terlebih dulu memecah-mecah suatu topik atau

suatu keterampilan menjadi bagian-bagiannya atau keterampilan-keterampilan

prasyaratnya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memecah-mecah suatu

topik atau suatu keterampilan ini adalah melalui proses yang disebut task analysis

(analisis tugas). Proses ini dilakukan oleh guru pada saat merencanakan kegiatan

belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada PTK ini adalah: Bagaimanakah penerapan hasil

task analysis (analisis tugas) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa

Tingkat X SMK Dwiguna Kota Depok pada bahan kajian Hukum Gerak dan

Gaya; serta bahan kajian Energi?

2
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada PTK ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

fisika siswa Tingkat X SMK Dwiguna Kota Depok melalui penerapan hasil task

analysis (analisis tugas) pada bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan

kajian Energi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan pada PTK ini adalah:

1. Bagi guru peneliti, dapat meningkatkan keterampilan dalam perencanaan dan

pengelolaan pembelajaran, terkait dengan task analysis (analisis tugas) pada

bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan kajian Energi.

2. Bagi siswa, dengan menguasai keterampilan-keterampilan prasyarat yang

telah diidentifikasi oleh guru, dapat membantu mereka mencapai hasil belajar

yang diharapkan pada pada bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan

kajian Energi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Task Analysis (Analisis Tugas)

Menurut Arends (2001), task analysis (analisis tugas) adalah cara yang

digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi akan hakekat sebenarnya dari suatu

keterampilan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru. Ide

pokok yang melatarbelakangi munculnya analisis tugas oleh para pakar

pembelajaran adalah, bahwa suatu keterampilan yang kompleks tidak akan dapat

dipelajari semuanya sekaligus dalam satu waktu tertentu. Untuk mengembangkan

pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan akan sebuah

keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks tadi harus terlebih

dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-komponen bagian, sehingga dapat

diajarkan berurutan dengan logis dan tahap demi tahap.

Selanjutnya Arends (2001) menyatakan bahwa analisis tugas dapat

membantu guru untuk menentukan dengan tepat apa-apa saja yang dibutuhkan

oleh siswa untuk dapat melakukan keterampilan kompleks yang diharapkan.

Analisis tugas dapat dilakukan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mintalah penjelasan kepada orang yang menguasai dan dapat

melakukan keterampilan itu, atau amati pada saat ia melakukan

keterampilan itu.
Langkah 2 : Bagi-bagilah keterampilan itu menjadi keterampilan-keterampilan

bagian (sub keterampilan).


Langkah 3 : Susunlah keterampilan-keterampilan bagian itu dengan urutan yang

logis, sehingga beberapa keterampilan bagian merupakan prasyarat

4
bagi keterampilan bagian yang lain.
Langkah 4 : Buatlah rancangan strategi untuk mengajarkan setiap keterampilan

bagian itu, dan kemudian mempersatukannya menjadi keterampilan

kompleks yang utuh.

Guru-guru yang efektif dan berhasil dalam mengajar memang berpegang

pada prinsip analisis tugas, yaitu bahwa banyak keterampilan yang terdiri atas

sejumlah keterampilan bagian, dan siswa tidak akan dapat melaksanakan

keterampilan tersebut secara utuh jika ada keterampilan bagian (sub keterampilan)

yang belum dikuasai dengan baik (Kardi & Nur, 2001).

Bagi guru yang ingin mengajarkan suatu keterampilan, guru dapat

menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction). Model

pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang sangat cocok untuk tujuan

pembelajaran semacam ini. Keterampilan-keterampilan bagian atau sub-sub

keterampilan dari sebuah keterampilan kompleks selangkah demi selangkah akan

dilatihkan kepada siswa melalui model pembelajaran langsung ini. Pada

pembelajaran langsung ini peran guru sangat dominan (Depdiknas, 2005b; Kardi

& Nur, 2001).

B. Karakteristik Materi Pelajaran Fisika

Bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya dan bahan kajian Energi menurut

Kurikulum 1994, merupakan materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tingkat X

5
SMK pada semester 2. Pada bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya ada tiga hal

yang harus dipelajari siswa, yaitu tekanan pada benda padat; tekanan pada zat

cair; dan tekanan pada gas. Guru perlu dilakukan analisis tugas yang berkaitan

dengan keterampilan melakukan perhitungan matematis. Berdasarkan analisis

karakteristik materi pelajaran pada bahan kajian ini, ada berbagai keterampilan

melakukan perhitungan matematis yang diperlukan untuk dikuasai siswa dalam

bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya, yaitu:

1. Menjumlahkan bilangan bulat atau bilangan desimal.

Rumus:

R = F1 + F2

2. Mengurangkan bilangan bulat atau bilangan desimal.

Rumus:

R = F1 − F2

3. Mengkuadratkan bilangan bulat atau bilangan desimal

Rumus:

R= F12 + F22

4. Menghitung akar kuadrat.

Rumus:

R= F12 + F22

5. Membagi bilangan bulat atau bilangan desimal.

Rumus:

F
P=
A

6
6. Mengalikan bilangan bulat atau bilangan desimal..

Rumus:

F = PA FA = ρVg FA = mg P1 .V1 = P2 .V2

Pada bahan kajian Energi ada tiga hal yang harus dipelajari siswa, yaitu

perubahan bentuk energi; Hukum kekekalan Energi; dan energi mekanik benda..

Pada bahan kajian ini guru juga perlu dilakukan analisis tugas yang berkaitan

dengan keterampilan melakukan perhitungan matematis. Berdasarkan beberapa

contoh soal yang membutuhkan keterampilan melakukan perhitungan matematis

pada bahan kajian ini, ada berbagai keterampilan melakukan perhitungan

matematis yang diperlukan untuk dikuasai siswa yang digunakan dalam bahan

kajian Energi, yaitu:

1. Menjumlahkan bilangan bulat atau bilangan desimal.

Rumus:

Em = E p + Ek

2. Mengurangkan bilangan bulat atau bilangan desimal.

Rumus:

E p = Em − Ek Ek = Em − E p

3. Mengalikan bilangan bulat atau bilangan desimal atau bilangan

pecahan.

Rumus:

1
E p = mgh Ek = mv 2
2

4. Membagi bilangan bulat atau bilangan desimal.

7
Rumus:

1
Ek = mv 2
2

5. Mengkuadratkan bilangan bulat atau bilangan desimal

Rumus:

1
Ek = mv 2
2

6. Menghitung akar kuadrat.

Rumus:

v= 2 gh

C. Hipotesis Tindakan

Melalui task analysis (analisis tugas) yang dilakukan oleh guru pada saat

merencanakan pembelajaran dan penerapan hasilnya pada saat melaksanakan

pembelajaran diduga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa Tingkat X

SMK Dwiguna Kota Depok.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Tingkat X SMK Dwiguna Kota Depok

yang berjumlah 23 orang. Penelitian dilakukan pada semester 1 bahan kajian

Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan kajian Energi Kurikulum 2006, dari bulan

Januari sampai dengan Maret 2007

ii. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan

dalam dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi.

Tahapan-tahapan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 pada

halaman 10 yang merupakan adopsi dari alur PTK oleh Kemmis & McTaggart

(1988) dalam Sukidin, dkk. (2002).

iii. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Soal Tes Diagnostik Kemampuan Matematis. Tes diagnostik kemampuan

matematis ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan perhitungan

matematis yang telah dimiliki siswa. Ada 2 buah yang digunakan yaitu tes

diagnostik keterampilan perhitungan matematis untuk bahan kajian Hukum

9
Gerak dan Gaya; serta tes diagnostik keterampilan perhitungan matematis

untuk bahan kajian Energi.

2. Soal Ulangan Harian. Ada 2 soal ulangan harian yang digunakan yaitu soal

ulangan harian untuk bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya, serta pretes untuk

bahan kajian Energi

Rencana
Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan
Tindakan/
Observasi

Rencana
Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan
Tindakan/
Observasi

Gambar 1. Tahapan-tahapan PTK

iv. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan 1 (pada Siklus I) dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pada

awal pembelajaran pertemuan pertama bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya,

10
siswa diminta untuk menjawab pretes singkat yang berisi Soal Pretes

Keterampilan Perhitungan Matematis untuk bahan kajian Hukum Gerak dan

Gaya. Setelah 15 menit diberi waktu menjawab siswa diminta untuk menukarkan

jawabannya dengan lembar jawaban teman sebelahnya. Guru kemudian

menyebutkan kunci jawaban masing-masing butir soal, lalu meminta siswa

mengecek setiap jawaban pada lembar jawaban tersebut apakah betul atau salah.

Setelah selesai guru peneliti kemudian merekapitulasi jumlah siswa yang

menjawab benar dan salah untuk setiap butir soal dengan cara meminta siswa

mengangkat tangan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban siswa yang salah dan benar

ini guru peneliti akan menentukan keterampilan matematis mana yang perlu

ditingkatkan. Bimbingan dan pelatihan akan diberikan pada pertemuan-pertemuan

selanjutnya sesuai dengan urutan logis materi yang akan diajarkan.

Jika ≥ 25% siswa (≥ 6 orang) mengalami kesulitan atau belum menguasai

keterampilan tersebut maka guru perlu memberikan bimbingan dan pelatihan

secara klasikal. Tetapi jika ≤ 6 orang siswa yang mengalami kesulitan atau belum

menguasai keterampilan tersebut maka guru hanya memberikan bimbingan dan

pelatihan secara individual kepada siswa yang mengalami kesulitan. Batas 6 orang

siswa ini dipilih karena merupakan jumlah yang kira-kira mampu ditangani oleh

guru peneliti untuk memberikan bimbingan individual dan pemanfaatan tutor

sebaya.

Tindakan 2 (pada Siklus II) dilakukan saat pembelajaran berlangsung.

Pada awal pembelajaran pertemuan pertama bahan kajian Energi, seperti pada

tindakan 1 di Siklus I, pada Siklus II ini siswa juga diminta untuk menjawab

11
pretes singkat yang berisi Soal Pretes Keterampilan Perhitungan Matematis untuk

bahan Energi. Setelah 15 menit diberi waktu menjawab siswa diminta untuk

menukarkan jawabannya dengan lembar jawaban teman sebelahnya. Guru

kemudian merekapitulasi jumlah siswa yang menjawab benar dan salah seperti

pada Siklus I. Kemudian berdasarkan rekapitulasi jawaban siswa yang salah dan

benar ini guru peneliti akan menentukan keterampilan matematis mana yang perlu

ditingkatkan pada Siklus II ini.

Kriteria jumlah siswa yang sama seperti pada Siklus I juga dipakai untuk

menentukan apakah bimbingan dan pelatihan diberikan secara klasikal; atau

individual dan pemanfaatan tutor sebaya pada Siklus II.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan ini tergambar secara implisit di

dalam Rencana Pembelajaran (RP).

v. Analisis Data dan Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil Tes Diagnostik Keterampilan Perhitungan

Matematis berupa jawaban siswa, baik untuk bahan kajian Hukum Gerak dan

Gaya, maupun untuk bahan kajian Energi akan menunjukkan langkah selanjutnya

yang harus ditempuh oleh guru peneliti. Berdasarkan jawaban-jawaban yang

diberikan siswa guru peneliti dapat memutuskan apakah siswa memerlukan

bimbingan dan pelatihan atau tidak untuk sub-sub keterampilan tertentu. Jika

mereka memerlukan bimbingan dan pelatihan, guru peneliti kemudian

menentukan lagi apakah bimbingan dan pelatihan diberikan secara klasikal

ataukah hanya secara individual dan pemanfaatan tutor sebaya.

12
Data yang diperoleh dari instrumen Soal Ulangan Harian berupa jawaban

siswa, baik untuk bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya, maupun untuk bahan

kajian Energi di analisis dengan menggunakan Analisis Ulangan. Hasilnya

analisis akan menunjukkan apakah usaha guru dalam menerapkan task analysis

(analisis tugas) dapat membantu meningkatkan hasil belajar fisika pada butir-butir

soal yang memerlukan keterampilan perhitungan matematis maupun hasil belajar

fisika secara umum.

Refleksi yang dilakukan didasarkan pada hasil observasi dan analisis data

yang diperoleh Siklus I dan Siklus II. Refleksi 1 dilakukan untuk melihat sejauh

mana keberhasilan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Refleksi juga dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada

Siklus I untuk dapat diperbaiki pada Siklus II. Hasil refleksi Siklus I dipakai untuk

menyusun rencana pada Siklus II.

13
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Siklus I

Pada awal pembelajaran untuk bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya

dilakukan tes diagnostik kemampuan matematis. Hasil tes yang telah dianalisis

menunjukkan bahwa kemampuan matematis untuk keterampilan menghitung akar

kuadrat (butir soal 4.b.); membagi bilangan bulat di mana pembagi lebih besar

daripada bilangan yang dibagi (butir soal 5.b.); membagi bilangan desimal di

mana pembagi lebih kecil daripada bilangan yang dibagi (butir soal 5.c.);

membagi bilangan desimal di mana pembagi lebih besar daripada bilangan yang

dibagi (butir soal 5.d.); mengalikan bilangan bulat (butir soal 6.a.) mengalikan

bilangan desimal (butir soal 6.b.). masih belum dikuasai oleh ≥ 25% siswa,

dengan demikian keterampilan-keterampilan ini akan diajarkan secara klasikal

melalui model pembelajaran langsung (direct instruction).

Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan

desimal (butir soal 1.b.); mengurangkan bilangan desimal (butir soal 2.b.); dan

mengkuadratkan bilangan bulat (butir soal 3.a. dan 3.b.) telah dikuasai oleh ≥

75% siswa, sehingga dengan demikian keterampilan-keterampilan ini akan

diajarkan secara individual oleh guru atau lewat tutor sebaya (teman yang duduk

berdekatan yang sudah menguasai keterampilan ini) melalui latihan-latihan soal

yang diberikan.

14
Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan bulat

(butir soal 1.a.); dan mengurangkan bilangan bulat (butir soal 2.a.) telah dikuasai

oleh seluruh (100%) siswa sehingga tidak diperlukan pembimbingan lagi. Analisis

hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk bahan kajian Hukum Gerak dan

Gaya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Matematis untuk Bahan


Kajian Hukum Gerak dan Gaya

1 2 3 4 5 6
No. Soal
a b a b a b a b a b c d a b
Jumlah
Siswa yang 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 23 11
Menjawab 1 9 9 9 8 6 8 6 5 4 6
Benar
Persentase
Siswa yang 10 9 10 8 8 8 7 7 7 7 6 6 7
48
Menjawab 0 1 0 3 3 3 8 0 8 0 5 1 0
Benar

Pelatihan dan pembimbingan yang diberikan untuk memperbaiki

kemampuan matematis siswa ternyata menunjukkan hasil yang bagus. Ini dapat

dilihat dari hasil ulangan harian yang diberikan pada akhir bahan kajian. Sebelum

tindakan I (bahan kajian Gerak), rata-rata skor ulangan harian (seluruh soal)

adalah 6,98. Untuk soal-soal yang berhubungan dengan keterampilan matematis,

rata-rata skor yang diperoleh adalah 6,45. Setelah diberikan tindakan I rata-rata

skor ulangan harian (seluruh soal) adalah 7,74. Untuk soal-soal yang berhubungan

dengan keterampilan matematis, rata-rata skor yang diperoleh adalah 7,60.

Analisis hasil ulangan harianpada bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya ini dapat

dilihat pada Tabel 2.

15
Tabel 2. Analisis Hasil Ulangan Harian untuk Bahan Kajian Hukum Gerak dan
Gaya

Rata-Rata Skor Yang Diperoleh seluruh Siswa


Soal yang Soal yang Tidak
Berhubungan Berhubungan
Ulangan Harian
dengan dengan
(Seluruh Soal)
Keterampilan Keterampilan
Matematis Matematis
Sebelum
Tindakan
6,45 7,51 6,98
(bahan kajian
Gerak)
Setelah
7,60 8,42 7,74
Tindakan I

Walaupun penerapan task analysis (analisis tugas) pada Siklus I

menunjukkan adanya keberhasilan, di dalam pelaksanaannya guru masih

mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dialami oleh guru peneliti

pada Siklus I ini dirangkum dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kendala-kendala yang Dihadapi saat Melaksanakan Tindakan 1 pada


Siklus I

No. Kendala Kemungkinan Solusi yang dapat dipilih


1. Walaupun sudah diminta untuk Dari hasil diskusi dengan seorang teman

menghafal perkalian 1-10, sejawat yang merupakan seorang guru

beberapa siswa masih kesulitan matematika, guru peneliti memperoleh

ketika diminta menjawab atau tips mudah untuk mengajarkan perkalian

menyelesai-kan soal-soal yang bilangan bulat dari perkalian 6 – 9,

berkaitan dengan perkalian kepada siswa.

bilangan bulat di atas perkalian

5 (perkalian 6 – 9).

16
No. Kendala Kemungkinan Solusi yang dapat dipilih
2. Siswa yang diminta menjadi Meminta siswa untuk lebih bersikap

tutor sebaya bagi temannya kooperatif, dan menjadikan sifat

masih belum berfungsi dengan penolong sebagai sifat yang sangat

baik. penting untuk dimiliki oleh setiap siswa.

2. Siklus II

Hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk bahan kajian Energi

yang telah dianalisis menunjukkan bahwa kemampuan matematis untuk

keterampilan membagi bilangan desimal di mana pembagi lebih kecil daripada

bilangan yang dibagi (butir soal 4.c.); membagi bilangan desimal di mana

pembagi lebih besar daripada bilangan yang dibagi (butir soal 4.d.); masih belum

dikuasai oleh ≥ 25% siswa, dengan demikian keterampilan-keterampilan ini,

seperti pada Siklus I juga akan diajarkan secara klasikal melalui model

pembelajaran langsung (direct instruction).

Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan

desimal (butir soal 1.b.); mengurangkan bilangan desimal (butir soal 2.b.); dan

mengkuadratkan bilangan bulat (butir soal 3.a. dan 3.b.) membagi bilangan bulat

di mana pembagi lebih besar daripada bilangan yang dibagi (butir soal 4.b.);

mengalikan bilangan bulat (butir soal 5.a); mengalikan bilangan desimal (butir

soal 5.b) telah dikuasai oleh ≥ 75% siswa, sehingga dengan demikian

keterampilan-keterampilan ini akan diajarkan secara individual oleh guru atau

17
lewat tutor sebaya (teman yang duduk berdekatan yang sudah menguasai

keterampilan ini) melalui latihan-latihan soal yang diberikan.

Kemampuan matematis untuk keterampilan menjumlahkan bilangan bulat

(butir soal 1.a.); dan mengurangkan bilangan bulat (butir soal 2.a.); membagi

bilangan bulat di mana pembagi lebih kecil daripada bilangan yang dibagi (butir

soal 4.a.) telah dikuasai oleh seluruh (100%) siswa sehingga tidak diperlukan

pembimbingan lagi. Analisis hasil tes diagnostik kemampuan matematis untuk

bahan kajian Energi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Matematis untuk Bahan


Kajian Energi

1 2 3 4 5
No. Soal
a b a b a b a b c d a b
Jumlah Siswa
2 2 2 2 2 1 1 2
yang Menjawab 23 23 23 20
2 0 1 1 0 5 4 2
Benar
Persentase Siswa
10 9 10 8 9 9 10 8 6 6 9
yang Menjawab 87
0 6 0 7 1 1 0 7 5 1 6
Benar

Pelatihan dan pembimbingan yang diberikan untuk memperbaiki

kemampuan matematis siswa baik secara klasikal maupun secara individual pada

Siklus II ini ternyata menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding hasil yang

diperoleh pada Siklus I. Ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diberikan

pada akhir bahan kajian. Pada Siklus I (bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya),

rata-rata skor ulangan harian (seluruh soal) adalah 7,74. Untuk soal-soal yang

berhubungan dengan keterampilan matematis, rata-rata skor yang diperoleh

adalah 7,60. Setelah diberikan tindakan 2 rata-rata skor ulangan harian (seluruh

18
soal) adalah 8,50. Untuk soal-soal yang berhubungan dengan keterampilan

matematis, rata-rata skor yang diperoleh adalah 8,60. Analisis hasil ulangan

harian pada bahan kajian Energi ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Hasil Ulangan Harian untuk Bahan Kajian Energi

Rata-Rata Skor Yang Diperoleh seluruh Siswa


Soal yang Soal yang Tidak
Berhubungan Berhubungan Seluruh Soal
dengan dengan (Rata-Rata
Keterampilan Keterampilan Ulhar)
Matematis Matematis
Sebelum
Tindakan
6,45 7,51 6,98
(bahan kajian
Gerak)
Setelah
Tindakan I

7,60 8,42 7,74

Setelah
8,60 7,95 8,50
Tindakan II

19
10
soal yang berhubungan
8 dengan keterampilan
6 matematis
soal yang tidak
4
berhubungan dengan
2 keterampilan matematis

0 seluruh soal (rata -rata


ulangan harian )
sebelum siklus 1 siklus 2
tindakan

Gambar 2. Grafik Kenaikan Nilai Rata-Rata

Penerapan task analysis (analisis tugas) pada Siklus II menunjukkan

adanya keberhasilan yang lebih baik dibanding keberhasilan yang telah dicapai

pada Siklus I. Jadi secara keseluruhan, penerapan task analysis (analisis tugas

dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa Tingkat X SMK Dwiguna Kota

Depok (Gambar 2). Kendala-kendala yang dialami oleh guru peneliti pada Siklus I

tidak lagi ditemukan dalam intensitas yang dapat mengganggu proses

pembelajaran yang sedang berlangsung.

B. Pembahasan

Analisis tugas yang dilakukan guru untuk mengidentifikasi sub-sub

keterampilan yang diperlukan oleh siswa sebagai keterampilan prsyarat untuk

menguasai kemampuan menyelesaikan soal-soal hitungan fisika pada bahan

kajian Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan kajian Energi telah dapat membantu

siswa untuk belajar setahap demi setahap. Kemampuan untuk menyelesaikan soal-

soal hitungan fisika adalah sebuah keterampilan yang kompleks. Ada

keterampilan-keterampilan bagian (sub-sub keterampilan) yang harus dikuasai

20
oleh siswa terlebih dahulu. Sub-sub keterampilan tersebut salah satunya adalah

keterampilan matematis. Keterampilan matematis sendiri masih terdiri dari

beberapa sub keterampilan seperti keterampilan mengalikan bilangan bulat,

membagi bilangan bulat, dan lain sebagainya.

Hasil tes diagnostik kemampuan matematis yang diberikan guru peneliti

di awal pembelajaran setiap bahan kajian telah membantu guru untuk menentukan

berapa dan siswa mana saja yang memerlukan bimbingan dan pelatihan, serta cara

memberikan bimbingan dan pelatihan, apakah secara klasikal ataukah secara

individual dan pemanfaatan tutor sebaya. Lewat hasil tes diagnostik ini pula dapat

dilihat keterampilan matematis mana yang telah atau yang belum dikuasai oleh

siswa. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arends (2001) bahwa analisis

tugas dapat membantu guru untuk menentukan dengan tepat apa-apa saja yang

dibutuhkan oleh siswa untuk dapat melakukan keterampilan kompleks yang

diharapkan.

Peningkatan nilai rata-rata soal-soal ulangan harian yang berhubungan

dengan keterampilan matematis, soal-soal yang tidak berhubungan dengan

keterampilan matematis dan seluruh soal (rata-rata ulangan harian) menunjukkan

bahwa seperti yang disebutkan oleh Arends (2001), bahwa untuk mengembangkan

pemahaman yang mudah dan pada akhirnya penguasaan akan sebuah

keterampilan kompleks, maka keterampilan yang kompleks tadi harus terlebih

dahulu dibagi-bagi menjadi komponen-komponen bagian, sehingga dapat

diajarkan berurutan dengan logis dan tahap demi tahap.

21
Peningkatan nilai rata-rata ini juga sesuai dengan pendapat Kardi & Nur,

(2001) bahwa guru yang efektif dan berhasil dalam mengajar harus selalu

berpegang pada prinsip analisis tugas, yaitu bahwa banyak keterampilan yang

terdiri atas sejumlah keterampilan bagian, dan siswa tidak akan dapat

melaksanakan keterampilan tersebut secara utuh jika ada keterampilan bagian

(sub keterampilan) yang belum dikuasai dengan baik (Kardi & Nur, 2001).

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa penerapan hasil task analysis (analisis tugas) dapat meningkatkan hasil

belajar fisika siswa Tingkat X SMK Dwiguna Kota Depok pada bahan kajian

Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan kajian Energi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan kepada

guru untuk menerapkan hasil task analysis (analisis tugas) untuk meningkatkan

hasil belajar fisika siswa Tingkat X SMK Dwiguna Kota Depok pada bahan kajian

Hukum Gerak dan Gaya; serta bahan kajian Energi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I., 2001. Learning to Teach. 5th edition. Boston: McGraw Hill.

Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005.a. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Penelitian Tindakan


Kelas (PTK). Jakarta: Direktorat PLP.

Depdiknas. 2005.b. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Model-Model Pengajaran


dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Direktorat PLP.

Depdiknas. 2005.c. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Penulisan Karya Ilmiah.


Jakarta: Direktorat PLP.

Kardi, S. & Nur, M., 2001. Pengajaran Langsung. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah Program Pascasarjana Unesa, University Press.

Kauchack, Donald P., & Eggen, Paul D. 1993. Learning and Teaching. 2nd
Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan


Cendekia.

24
Makalah
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)

Dengan Tema :
“Peningkatkan hasil belajar fisika siswa Tingkat X SMK
Dwiguna Kota Depok melalui penerapan hasil task analysis
(analisis tugas) pada bahan kajian Hukum Gerak dan Gaya;
serta bahan kajian Energi.”

Disusun Oleh :
Mujahiddin, S.Si.
Fasilitator Fisika SMK Dwiguna Kota Depok

Sekolah Menengah Kejuruan


SMK DWIGUNA KOTA DEPOK
Jl. H. Dul No. 30 Pondokterong Pancoranmas Kota Depok
2007

25

You might also like