Professional Documents
Culture Documents
2.
D
E
3.
4.
C
A
5.
6.
E
D
7.
8.
E
A
9. A
10. C
II. 1.
5.
Perbaikan :
1. Isi Markus 7:11-12, penghormatan untuk orang tua butuh
kerelaan adanya pengorbanan, mungkin uang,
pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan apa saja.
2. Isi Matius 15: 4-6, apa yang diperlukan orang tua dari kita
dan apa yang anak mampu, kita berikan kepada mereka
3. Keadaan masyarakat di mana keluarga hidup artinya apa
yang terjadi dalam masyarakat secara timbal balik akan
berpengaruh dalam kehidupan keluarga maksudnya
aspirasi yang ada dalam masyarakat mungkin saja diambil
alih menjadi aspirasi individu sedangkan yang menjadi
tuntutan masyarakat akhirnya menjadi tuntutan individu.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan
mempengaruhi kehidupan atau hubungan orang tua-anak.
4. Kesempatan yang diberikan orang tua mempengaruhi
artinya baik secara sengaja maupun tidak sengaja
kesempatan yang diberikan bisa saja akibat pengaruh
perubahan nilai yang terjadi dalam masyarakat seperti
tersebut diatas
5. Persepsi timbal balik antara orang tua dan anak pola
hubungan antara keduanya ditentukan oleh bagaimana
pengamatan masing-masing mengenai orang lain dan
dirinya sendiri serta bagi orang lain
Pengayaan :
1. Dua hal yang mempengaruhi timbulnya gangguan
menghormati orang tua adalah kenakalan anak dan orang
tua yang jahat
2. Anak yang menjadi kesukaan orang tua :
- Orang yang rindu memperkenalkan Allah sungguhsungguh, pasti ia akan memperkenalkan orang tuanya
sungguh, sebab itu orang yang memperkenalkan (jadi
berkat, jadi kesukaan) bagi orang tuanya.
- Biarlah kita menjadi berkat bagi orang tua kita, lebihlebih pada masa tua mereka, pada masa mereka
membutuhkan kita, membutuhkan hiburan,
membutuhkan dukungan, membutuhkan biaya,
membutuhkan lain-lain, biarlah kita berusaha
mencukupkan semua yang diperlukan dari kita sekuat
kemampuan kita masing-masing.
3. Sebab-sebab mengutuki orang tua :
a. Mengabaikan perintah-perintah Firman Tuhan yaitu
tentang takut dan hormat akan orang tua, akibatnya ia
menghina atau merendahkannya.
b. Kurang cinta pada orang tua. Mengapa tidak cinta?
Sebab dosa bertambah-tambah (Matius 24: 2) mungkin
karena mementingkan diri-sendiri, tamak, sombong, gila
hormat, sehingga cintanya berkurang, habis, bahkan
jadi benci.
4. Orang yang mengutuki orang tuanya, mendapat hukuman
yang amat hebat.
Keluaran 21:7 : ia itu tak akan jangan dibunuh juga
hukumannya.
I.
1. B
3. C
5. C
7. B
9. D
2. A
4. A
6. A
8. A
10. D
II. 1. Dampak seorang anak yang tidak mau menghormati
orang tuanya adalah ia melawan Allah yaitu melawan
hukum-hukum Allah
2. Matius 15: 4-6, kasih orang tua tidak bisa dibayar dengan
uang karena biayanya tidak bisa dibayar dengan materi
apapun/yang lain.
3. Anak yang kurang ajar kepada orang tua dianggap
jahat dan sama sekali tidak rohani adalah gereja
kelihatan halus, baik, sopan santun dalam berbicara,
saleh dalam berperilaku tapi di rumah kelihatan kurang
ajar dengan orang tuanya. Jangan mempercayai orang ini, dia adalah orang yang suka pura-pura, orang
yang mata hatinyanya buta, buta rohani
4. Keluaran 20:12, orang tua mewakili Tuhan untuk
mencintai anak-anaknya dan orang tua menjaga serta
memelihara anak-anaknya dengan penuh cinta seperti
Allah memelihara kita.
Imamat 20:9
I.
1.
2.
II. 1.
Percepatan :
1. PENGERTIAN KELUARGA KRISTEN Bentuk komunitas
yang terkecil terdiri dari ayah, ibu, dan anak atau yang ada
di dalam isi satu keluarga, di mana ada pengakuan bahwa
Tuhan Yesus sebagai juru selamatnya yang hidup dan yang
menghidupi.
2. TUJUAN KELUARGA KRISTEN
Menyatakan jiwa persatuan sehingga setiap anggota
keluarga terasa terlindungi dan merasa dikasihi.
Memupuk pribadi yang sehat dan terbuka serta
tanggung jawab.
Menciptakan suasana yang nyaman dan tenang,
sehingga setiap anggota keluarga merasa kerasan.
Untuk mewujudkan kehendak Allah di dalam kehidupan
kita yaitu memancarkan kasih Allah di tengah-tengah
masyarakat sekitar.
Sebagai tempat pelaksana kasih, pelayanan, dan
pendidikan secara nyata bagi anggota-anggotanya.
3. FUNGSI DAN PERANAN KELUARGA KRISTEN memberi
tempat masing-masing pribadi anggota dalam persekutuan
Tuhan adalah masing-masing anggota keluarga mempunyai
tempat dan fungsi sendiri-sendiri (tidak ada yang rendah
ataupun tinggi, tiap-tiap pribadi anggota keluarga sama-sama
untuk dikasihi, dihargai, mendapat perhatian, diberi kebebasan
untuk mengembangkan pribadinya secara penuh). Dengan
keberadaan itu, sejak kecil mulai ditanamkan nilai-nilai iman
yang mengarahkan kepada pribadi untuk menyadari dan
menghayati bahwa Kristuslah yang menjadi kepala keluarga.
4. Pembinaan kepribadian Kristen adalah kepribadian bukanlah
2.
3.
4.
B
E
3.
4.
E
A
5.
6.
C
A
7.
8.
B
A
9. E
10. A
5.
b.
c.
d.
e.
f.
Pengayaan :
1. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh keluarga Kristen dalam
membina kepribadian.
Sikap keterbukaan satu terhadap yang lain. Masingmasing bisa menyatakan pendapatnya dan
perasaannya tanpa takut ditolak atau direndahkan.
Sikap disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan
dalam keluarga, disiplin terhadap tugas-tugas yang telah
diberikan terhadap masing-masing anggota keluarga.
Sikap peka terhadap kebutuhan orang lain di dalam
keluarga, maupun yang ada disekitarnya
Sikap ramah terhadap sesama anggota keluarga,
tetangga dan tamu.
2. Sikap yang eksklusif egoistis, sikap eksekutif-egoistis yang
keluarga Kristen maksudkan adalah sikap yang menyendiri
sedangkan sikap egoistis mengandung pengertian sikap yang
tidak mau mengenal dan bersekutu dengan warga
masyarakat dan keluarga Kristen yang hidup di sekeliling
kita.
3. Sikap yang menggampampangkan, yaitu sebagi sikap yang
menganggap bahwa tuntutan hidup keluarga di dalam gereja
dan masyarakat dianggap mudah untuk disepelekan dengan
tidak disertai partisipasi penuh berupa pemikiran, doa, tenaga
dan sumbangan material.
4. Sikap yang kritis yaitu sebagai sikap yang tidak menerima
begitu saja keadaan yang ada atau keadaan yang berlaku
melainkan selalu menyoroti keadaan itu dari terang Firman
Allah
5. Ada bahaya yang datang dari dalam demikian juga ada
bahaya yang datang dari luar. Hal itu dapat diterangkan
demikian:
Perasaan jemu atau cemburu dan kejengkelankejengkelan yang disebabkan oleh banyak hal,
misalnya perbedaan-perbedaan watak yang diketahui
kemudian atau perubahan-perubhan usia, yang dapat
mempengaruhi bentuk tubuh seseorang. Watak
kepribadian yang menimbulkan perbantahan.
Ketegangan ketegangan individu yang tidak disertai
kesediaan saling mengampuni dan pengakuan
kelemahan-kelemahan masing-masing, akan
mendatangkan bencana bagi kelangsungan keluarga.
Memang ketegangan-ketegangan itu dapat merupakan
pupuk cinta seseorang berumah tangga, tetapi tidak
selamanya dapat terjadi secara terus-terusan.
Kesulitan ekonomi, misalnya gaji yang tiak mencukupi,
perumahan, kesempatan kerja.
Sikap mementingkan diri, yang dapat mematikan cinta kasih
sejati, tanpa mengarahkan kebahaiaan terhadap orang lain.
Perbaikan :
1. Hubungannya:
Arti sekolah bagi orang Kristen adalah sebagai tempat
untuk pembentukan dan pembinaan karakter serta
mental murid sehingga kita memiliki sifat-sifat yang benar
dan berkenan kepada Allah. Di sekolah, para murid
belajar menguasai diri untuk rajin dan tekun belajar.
Dengan rajin dan tekun belajar, kita akan menjadi murid pandai dan memiliki masa depan yang cerah.
Perjumpaan antara guru dan murid diwarnai dengan
hubungan akrab, mesra, sehingga tercipta kerukunan,
kerajinan, dan semangat serta kegairahan belajar.
Peran dan amanat guru dipanggil untuk membina dan
memajukan rohani dan pengetahuan para murid
(Yohanes21:15-19) mengasihi dan mendoakan para
murid di hadapan Tuhan.
Peran murid yaitu mempunyai rasa menghormati dan
mengasihi guru-gurunya dengan rasa hormat dan
kasih.
2. Fungsi sekolah bagi orang Kristen : Mengajak para murid
untuk melihat, mendengar, mengalami, dan menerima sesuatu
dari kemuliaan Tuhan melalui Tuhan Yesus Kristus, membina
para murid menjadi insan-insan pembangunan yang mampu
untuk menyempurnakan dan ikut serta kesejahteraan rakyat
baik dibanding spiritual maupun materiil (Matius 22 : 15-22);
belajar tentang kehidupan yang berkenan kepada Tuhan (II
Timutius 2 : 5; Yesaya).
3. Orang tua mempunyai tugas primer: Orang tua haruslah
menjadi tempat anak-anak untuk belajar menjawab firman
Tuhan di dalam doa.Orang tua menjadi teladan kepada anakanak untuk merayakan hari Minggu.Orang tua jugalah tempat
anak-anak menerima didikan kebudayaan, artinya orang
tua haruslah berkebudayaan, baik yang lama maupun yang
modern, menurut ukuran dan kehendak Tuhan yang
Kudus.Orang tua supaya mendidik anak-anak mereka
menjadi anggota masyarakat, menjadi warga negara yang
baik.
4. Mengasihi : yaitu mengasuh anak-anak dan tidak pernah
berhenti, untuk memenuhi semua tuntutan dan permintaan
anak, menghormati anak sebagai pribadi yang utuh yang
memiliki harkat dan martabat kemanusiaannya.
5. Ciri-ciri itu antara lain :
a. bertambahnya kemampuan membuat abstraksi,
memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
Percepatan :
1. Tujuan dan pengarahan hidup yang baru yaitu untuk
melaksanakan tugas dan karya Yesus (Markus 1 : 7) adalah
Panggilan Tuhan Yesus disatupadukan dengan pengutusan,
Yesus tidak memanggil orang untuk mendirikan sekelompok
orang yang beriman, yang menarik diri dari dunia ini dan
dibangun secara pribadi/ batin, tetapi sebaliknya mereka
dibangun untuk diurus kepada sesamanya :
a. dipanggil untuk mengambil peranan dalam penuaian
eskhatologis (Matius 9 : 37)
b. untuk mengambil ahli karya penyembuhan
c. untuk pemberian Yesus sebagai utusan dalam kawan
sekerja-Nya sebagai unsur mutlak dalam hal mengikuti
Yesus.
2. Arti: Menyangkal diri (Matius 16 : 24) menyatakan tidak
pada diri kita untuk hal-hal yang bertentangan dengan
kebenaran firman Tuhan dan menyatakan ya terhadap
segala hal yang sesuai dengan firman Tuhan, berhenti
bersikap mementingkan diri-sendiri dan tidak mengandalkan
kehendak sendiri.
3. Arti : Mengutamakan Yesus dalam hidup : mempunyai
komitmen terhadap Tuhan Yesus untuk lebih diutamakan
daripada terhadap lainnya.
4. Arti : Memikul salib : rela menderita karena iman kepada
Yesus di dalam pemberitaan Injil dan rela dianiaya karena
kebenaran firman Allah (Matius 5:10-12).
5. Arti : Mengikuti Dia : mengikuti teladan, ajaran, dan kehendak
Kristus dan harus rela melepaskan diri dari gaya hidup yang
berbeda dengan kehendak Yesus. Menjadi murid berarti
mau memberi dirinya, baik pikiran maupun perbuatannya
agar dipimpin gurunya dan mengikuti gaya hidup gurunya.
I.
1.
2.
D
D
3.
4.
A
E
5.
6.
B
D
7.
8.
D
E
Perbaikan :
1. Tidak bersifat subyektif (Matius 20:25, 26; Filipi 1 : 15-18)
Subyektifitas : keberpihakan kepada penilaian seseorang
menurut kepentingan dan pandangan pribadi atau diri sendiri.
Hal ini mempunyai efek yang buruk sekali terhadap
pekerjaannya. Itu menunjukkan ketidakmampuannya untuk
mendengarkan orang lain.
2. Mendisiplinkan tubuh (I Korintus 9: 23-27; Roma 8 : 11)
Pengertiannya adalah : menguasai diri dalam segala hal,
menguasainya seluruh sebagai seorang pemberita Injil dan
juga demi kepentingan Injil dengan cara mendisiplinkan diri
dan sanggup menguasai tubuhnya dari tuntutan-tuntutan
tubuhnya mengenai pakaian, istirahat,dan rekreasi.
3. Rela Menderita (I Petrus 4 : 11; Wahyu 2 : 10)
Kesediaan untuk mau menanggung dan kerelaan yang
mempunyai keinginan yang besar untuk dapat berguna dalam
pelayanan-Nya.Penderitaan itu bukan karena keterpaksaan
tetapi merupakan sesuatu yang mereka pilih dengan
sukarela.
4. Tidak diperbudak uang (Matius 6:24; Wahyu 2:14; I Timotius
6 : 3 - 10)
Mamon sangat bertentangan dengan Allah.Oleh karena itu,
hamba-hamba Allah harus selalu waspada agar tidak takluk
di bawah pengaruh mamon.
5. Setia kepada Kebenaran (Yohanes 8:44; Matius 12 :19; II
Timotius 2 : 24) Kebenaran Allah bersifat mutlak dan
kebenaran itu menurut kesetiaan yang teguh dari semua
orang dan dalam segala kebenaran.
9. B
10. A
II.
1. Ciri-ciri kemuridan Yesus secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut: Yesus mengambil inisiatif untuk memanggil
murid-murid. Biasanya bukan guru yang memanggil murid,
melainkan murid-murid yang mohon diperbolehkan masuk
ke dalam persekutuan guru, sedangkan para murid Yesus
dipilih atas prakarsa Guru mereka. Mereka menanggapi
dengan kesiap-sediaan dan ketaatan, meskipun tidaklah tanpa
mengalami krisis-krisis dalam perjalanan kemuridan.
Bagaimana para murid dipanggil oleh Yesus ini dapat
dibandingkan dengan panggilan para nabi oleh Yahwe (bdk.
panggilan Musa, Kel 3:11, panggilan Yer 1:5,10).
2. Menjadi murid Yesus berarti mengikuti, berada bersama
Yesus, berjalan di belakang Yesus. Dengan cara itu mereka
belajar mengolah rasa, ikut berbelas kasih, bermurah hati,
dan berbela rasa. Mereka melihat dan ikut merasakan,
bagaimana Yesus datang untuk memanggil orang berdosa,
makan semeja dengan mereka, agar mereka ikut ambil bagian
Pengayaan :
1. Pertama kepada 4 nelayan: Petrus, Andreas, Yakobus dan
Yohanes.Yesus mengharapkan mereka untuk mendampingiNya menjadi bagian dari tim yang akan mengubah dunia
dan diharapkan untuk membawa orang-orang lain menjadi
murid-murid,sama seperti mereka. Kedua, Matius si
Pemungut cukai ( Matius 9 : 9 13 )Seorang yang
berpendidikan tinggi sebagai akuntan publik yang sangat
terlatih dan mampu berbicara dalam komunikasi bahasa
2.
3.
4.
5.
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
II. 1.
2.
3.
Percepatan :
1. Isi Kejadian 1: 26a, citra manusia sebagai gambar dan rupa
Allah adalah Berfirmanlah Allah : Baiklah kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa kita (Kejadian 1 : 26a)
2. Jika Aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintangbintang yang Kautempatkan : apakah manusia, sehingga
Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah
membuatnya hampir sama seperti Allah dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. (Mazmur
8: 4-6)
3. Maksud Kejadian 1: 26a hendak mengatakan demikian: Kitab
Kejadian ditulis oleh imam-imam Yerusalem di dalam
pembuangannya di Babel. Para imam-imam Israel itu sudah
dihancurkan oleh Nebokadnezar, namun begitu segala
kegiatan beribadatan di tanah Babel tetap dilangsungkan
untuk mengungkapkan dan menghayati hubungannya
4.
5.
6.
7.
8.
B
D
A
E
A
C
A
B
A
E
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
E
D
D
A
E
B
D
D
E
A
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
A
A
C
A
E
D
A
D
A
C
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
E
D
B
C
B
E
A
C
D
A
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
B
C
D
E
C
E
E
B
A
E
9.
I.
1.
2.
II. 1.
2.
3.
4.
5.
C
A
3.
4.
E
D
5.
6.
A
A
7.
8.
E
D
Percepatan :
1. Isi Amsal 17:17,seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
2. Sahabat manusia perlukan untuk tempat mencurahkan
perasaan dan suasana hati dari hidup seseorang
3. Tindakan sahabat sejati melihat sahabatnya menempuh jalan
yang salah, ia akan berupaya memperingatkan sahabat
sebelum terlambat bahkan jika tahu bahwa sahabatnya
mungkin tidak menyukai apa yang ia katakan
4. Isi Amsal 27; 6, pukulan dari seorang yang mengasihi lebih
dapat dipercaya daripada ciuman yang limpah dari seorang
yang membenci
5. Yang kita inginkan dari seorang sahabat adalah mengasihi
kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri
9. C
10. C
I.
1.
2.
II. 1.
Perbaikan :
1. Dilarang membongkar hal-hal busuk orang lainkarena kita
akan mencemarkan dan semakin melukai hati perasaan
mereka yang tersakiti.
2. Pertengkaran mulut jarang membuahkan hasil karena
masing-masing menganggap dirinya sebagai yang paling
benar tanpa adanya pembuktian yang konkrit.
3. Menyela pembicaraan orang lain tidak etis karena orang
mempunyai kemerdekaan dalam perpendapat serta
mengungkapkan segala gagasan, ide yang disampaikan.
4. Kita tidak boleh menonjol-nonjolkan diri karena kita belum
sempurna benar, kita masih banyak kekurangan yang kita
miliki, masih mempunyai kelemahan dan cacad ciderawi
manusia.
5. Cara menghargai pendirian orang lain yaitu dengan cara
menghormati apa yang mereka ungkapkan dan ceritakan
serta yang mereka sampaikan.
2.
3.
4.
5.
A
A
3.
4.
C
A
5.
6.
C
E
7.
8.
C
A
9. C
10. E
Perbaikan :
1. Bakat yang harus dikembangkan adalah sikap solider yaitu
mau menghargai sahabat apapun adanya dan apapun
keberadaan mereka
2. Tidak, karena materi tidak kekal dan tidak kita bawa ketika
nanti manusia menghadapi pegadilan Tuhan
3. Sikap supaya berhasil dalam menjalin persahabatan adalah
kerelaan dalam mau mengalah dan mau berkorban.
4. Cara memenangkannya adalah dengan memohonkan
campur tangan roh Kudus untuk mau berkarya didalam hati
mereka.
5. Cara menjadikan diri bagaikan magnet adalah dengan
menjalin, menjaga keakraban didalam menjalin adanya suatu
persahabatan.atau tidak mengkhianati sebuah pesahabatan.
Pengayaan :
1. Yesus dihadapkan orang Samaria perempuan yang
kedapatan berbuat zinah. Mereka orang yang dijauhi banyak
orang, tetapi Tuhan Yesus mendekati mereka dan memberi
keselamatan 7: 36-50).
2. Perempuan samaria itu adalah perempuan berdosa (Lukas
7:36-50)
3. Yesus tidak memandang hina perempuan itu. Justru Yesus
memandang berpikir positif dengan melihat sisi positifnya dan
menganggap bahwa perempuan tersebut memiliki kebaikan
melebihi orang Farisi.
4. Berempati berarti menempatkan perasaan dan pikiran kita
seperti apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. Setelah
itu mengkomunikasikannya kembali kepada orang tersebut,
sambil memberi sudut pandang lain yang mungkin
terlewatkan.
5. Yohanes 13:34-35, Aku memberikan perintah baru kepada
kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling
mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa
kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
Pengayaan :
1. Dampaknya adalah makna persahabatan itu akan menjadi
luntur, kendor bahkan runtuh dengan sendirinya.
2. agar persahabatan tetap terpelihara dengan baik yaitu
keduanya hendaknya menunjukkan adanya slaing pengertian
3. halnegatif yang harus dibuang adalah sifat keangkuhan dan
egoism, demi kepentingannya sendiri.
4. Cara menyelesaikan adlah dengan adanya sikap keterbukaan
tidak ada yang merasa disembunyikan
5. Karena dengan berbisik-bisik artinya kita sudah menebar
kebohongan dan fitnahan dari seorang sahabat itu sendiri.
Percepatan :
1. Pacaran adalah suatu hubungan cinta kasih yang terjalin
antara dua orang yang berbeda jenis kelamin untuk saling
mengenal pribadi masing-masing lebih dalam.
2. Untuk bertumbuh secara sosial, emosional, dan rohani, artinya
hubungan ini memberi kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan secara sosial, emosional, dan rohani. Kita akan
menemukan kelebihan-kelebihan dan kekurangankekurangan kita. Tuhan menghendaki agar dalam
berpacaran, kita tidak hanya semakin dekat kepada pacar
tetapi juga semakin dekat dengan Tuhan. Pacaran dapat
membuat kita semakin dekat atau sebaliknya, malah membuat
kita semakin jauh dari Tuhan.
3. Untuk belajar berkomunikasi dengan lawan jenis, artinya
Komunikasi dengan lawan jenis perlu dipelajari, karena
mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain adalah
hal yang sulit. Pacaran merupakan kesempatan untuk
membuka diri kepada orang lain. Alangkah sayangnya, jika
dalam pacaran pasangan hanya melakukan komunikasi
dengan tubuh.
4. Untuk mencintai dan dicintai, artinya salah satu kebutuhan
dasar manusia adalah mencintai dan dicintai. Pacaran
merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan itu.
5. Untuk menikmati saat yang indah, artinya pacaran merupakan
sarana untuk menciptakan saat yang indah bersama
kekasih. Karena itu pacaran tidak dilakukan dengan formal
tetapi santai.
I.
1.
2.
II. 1.
2.
3.
4.
5.
B
E
3.
4.
D
A
5.
6.
A
E
7.
8.
A
B
9. C
10. D
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
E
A
A
C
E
A
C
E
D
A
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
D
D
E
A
D
E
D
C
A
C
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
C
A
B
D
E
E
A
A
C
A
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
E
D
D
A
C
D
D
A
D
A
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
C
B
C
E
E
E
B
D
D
A
Perbaikan :
1. Karakter atau kepribadian: Seperti apakah orang yang kita
inginkan sebagai pasangan hidup kita? Kaum muda seringkali
melihat seseorang dari penampilan luarnya, padahal
penampilan lahiriah dapat memudar dan dipoles. Allah ingin
kita melihat bukan hanya penampilan lahiriah tapi juga
rohaniah. Kekuatan kepribadian dan kecantikan dari dalam
harus kita gali, seperti rendah hati, mau melayani, taat pada
firman Tuhan, mengasihi, dapat menguasai diri, jujur, setia,
bertanggung jawab, memiliki hubungan baik dengan orang
tua, dan sebagainya.