You are on page 1of 45

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui materi minyak bumi
secara umum. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Minyak Bumi secara Umum” dan sengaja
dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing


yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penulis

Ponorogo, Mei 2010


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. TUJUAN
C. MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI MINYAK BUMI
B. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI.
C. KOMPONEN PENYUSUN MINYAK BUMI
D. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
E. PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
F. DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI

BAB III PENUTUP


A. SIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Minyak bumi adalah salah satu komponen terpenting dari kehidupan
manusia pada saat ini. Karena barang olahan minyak bumi digunaka hampir di
semua kegiatan manusia, dari sebagai sumber energi sampai barang yang
sederhana seperti kantong plastik. Tapi apakah kita tahu dari bahan apa minyak
bumi terbentuk, bagaimana mengolahnya dan dampak apa yang ditimbulkan dari
pemakaiannya?

Maka dari itu atas inisiatif pengajar Kimia saya diberi tugas untuk menyusun
makalah tentang minyak bumi secara umum, yang juga merupakan Kompetensi
Dasar Kimia kelas X SMA Negeri 1 Ponorogo Semester Kedua.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
dunia pendidikan.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mnyelesaikan tugas yang diberikan pengajar


Kimia untuk membuat makalah tentang minyak bumi secara umum, yang juga
merupakan Kompetensi Dasar Kimia kelas X SMA Negeri 1 Ponorogo Semester
Kedua.

C. MANFAAT

1. penambah pengetahuan pembaca tentang minyak bumi secara umum.


2. peningkatan kemampuan siswa untuk membuat laporan yang berupa
makalah.
3. sebagai referensi bagi siswa tentang minyak bumi secara umum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MINYAK BUMI :


Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi
komponen pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak
mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain.
Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau
tumbuhan, melainkan minyak bumi berasal dari jasad-jasad hewan atau plankton
yang sudah tua umurnya atau yang sudah punah ( fosil ). Karena itu, minyak bumi
dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil.
Minyak bumi juga dijuluki sebagai Emas Hitam. Emas hitam yang dimaksud
adalah cairan cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,
yang berada di lapisan atas dari beberapa area dikerak bumi.

B. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air
dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke
daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber
minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit
bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.

Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul
terjadinya minyak bumi, antara lain:

1. Teori Anorganik (Abiogenesis)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat


logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan
bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap
pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai
terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di
atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah ini:

Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses


kimia, yaitu :

a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)

Reaksi yang terjadi:

alkali metal + CO2 karbida

karbida + H2O ocetylena

C2H2 C6H6 komponen-komponen lain

Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam
keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan
alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah
menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam
alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.

b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)

Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang
kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya
tidak cukup banyak karbida di alam.

2.Teori Organik (Biogenesis)

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya


kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi
antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah
dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi
makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak


bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk
membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:

1. Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan


oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan
zat organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang
polarisasi.
2. Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari
hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
3. Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat
organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung
oksigen dan nitrogen cukup besar.
4. Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral
sedimentasi.
5. Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai
pleistosan.
6. Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:

1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:


a. pengumpulan zat organik dalam sedimen
b. pengawetan zat organik dalam sedimen
c. transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen
terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga
berkumpil menjadi akumulasi komersial.

Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di


laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak
bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini
disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya
adalah:

Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada
sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di
sekitar pantai.
Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan
sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan. Minyak bumi
selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:

1. Degradasi thermal

Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul


perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat
penting.

2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk
hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri

Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon


minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik
sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan
terbentuknya minyak bumi.

Zat organik sebagai bahan sumber. Jenis zat oragink yang dijadikan sumber
minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang
merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat
terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.

C. KOMPONEN PENYUSUN MINYAK BUMI


Minyak Bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan
senyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen utama
minyak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu
metana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain
seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas
juga mengandung helium.

Minyak Bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan


berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan
minyak dan juga kedalaman sumur. Sedangkan hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang
terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen
dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi
dan Tembaga.

Komponen Hidrokarbon

Berdasarkan atas hasil analisa Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam


komponen minyak bumi diperoleh data sebagai berikut :

1. Karbon : 83,0-87,0 %
2. Hidrogen : 10,0-14,0 %
3. Nitrogen : 0,1-2,0 %
4. Oksigen : 0,05-1,5 %
5. Sulfur : 0,05-6,0 %

Sedangkan komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atas


tiga golongan, yaitu

1. golongan parafinik
2. golongan naphthenik
3. golongan aromatik
4. sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil,
demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
Penjelasan
1. Golongan parafinik, (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus
dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Golongan naphthenik, (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki
cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
3. Golongan aromatik

Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam
bensin karena :

a. Memiliki harga anti knock yang tinggi


b. Stabilitas penyimpanan yang baik
c. Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)

Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari
minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak
tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana
sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan
komponen yang paling sedikit.

A. Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.


Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.Berdasarkan susunan atom
karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar,
yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.

1. Senyawa hidrokarbon alifatik

Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya


terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah
ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.

a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya


hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan
alkana. Deret homolog senyawa alkana:

Suku titik didih massa 1 mol


n rumus molekul nama
ke (°C/1 atm) dalam g
1 1 CH4 metana -161 16
2 2 C2H6 etana -89 30
3 3 C3H8 propana -44 44
4 4 C4H10 butana -0.5 58
5 5 C5H12 pentana 36 72
6 6 C6H14 heksana 68 86
7 7 C7H16 heptana 98 100
8 8 C8H18 oktana 125 114
9 9 C9H20 nonana 151 128
10 10 C10H22 dekana 174 142
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap
dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:

1. Senyawa alkena

Lima suku pertama alkena

Suku
n rumus struktur nama
ke
1 2 CH2 = CH2 etena
2 3 CH2 = CH - CH3 propena
3 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena
4 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena
5 6 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 1-heksena

2. Senyawa Alkuna

Suku
n rumus molekul nama
ke

2 2 C2H2 etuna
3 3 C3H4 propuna
4 4 C4H6 butuna
5 5 C5H8 pentuna
6 6 C6H10 heksuna
7 7 C7H12 heptuna
8 8 C8H14 oktuna
9 9 C9H16 nonuna
10 10 C10H18 dekuna

2. Senyawa hidrokarbon siklik

Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya


melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.

a. senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk


rantai tertutup.Contoh senyawa alisiklik
b. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C
yang membentuk rantai benzena. Contoh senyawa aromatik

B. Crude Oil

Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama


senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan
Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garam
anorganik (sebagai suspensi koloidal).

1. Senyawaan Sulfur

Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur


yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering
banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan
korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya
asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran
gasoline) dan air.

2. Senyawaan Oksigen

Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 %


dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa
menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen
dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat,
keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol.
Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan
asam alifatik.

3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk
gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada
fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat
molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer,
sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat
diekstrak dengan asam mineral encer.

4. Konstituen Metalik

Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada


proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya
oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya
titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.

Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur


diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api.
Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara
fisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada
puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolom
fraksinasi.

Setiap trayek titik didih disebut “Fraksi”, misal :

0-50°C : Gas
50-85°C : Gasoline
85-105°C : Kerosin
105-135°C : Solar
> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)

Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah
merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling
kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis
hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan
lebih.

Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi


kimianya menjadi empat jenis, yaitu :

a. Parafin
b. Olefin
c. Naften
d. Aromat

Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak


bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan
menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.

Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau


senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa
hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-
butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang
disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu
C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada
gambar.

Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom
hidrogen (H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah maka gambar dari
normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti gambar berikut :
Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering juga disebut sebagai senyawa
hidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa isomernya atau ‘iso’ sering juga
disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan
jenis minyak bumi jenis parafin.

Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi


adalah senyawa siklo-parafin yang disebut juga naften dan/atau senyawa
aromat. Berikut adalah contoh dari siklo-parafin dan aromat.
‘Keluarga hidrokarbon’ terebut diatas disebut homologis, karena sebagian
besar kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan
kedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum,
di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan
terhadap hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari
C7. Pada umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi,
tetapi hanya untuk keperluan di laboratorium.

Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang


dalam minyak bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi
minyak bumi jenis aspaltin.

Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni
maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin
dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin
dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak
parafin atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan
jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat
dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.

Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan


berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya.
Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukan
dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya.

Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam


minyak bumi terdapat juga zat pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang),
nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam
minyak bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan.
Merkaptan ini mirip dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada
penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam molekulnya, seperti pada
gambar berikut :

Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam
bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam
rantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middle
distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah
berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu
natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).

Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara
pasti, karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari
rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung
hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit
maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai
panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik
didihnya lebih tinggi.

D. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.

Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang
sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk
keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50.
Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang
berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam
kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:


1. Destilasi

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan


perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai
dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Menara destilasi

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun
ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik
ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai
puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang
berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG
(Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai
karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya
antara lain sebagai berikut :

a. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
b. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
c. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
d. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
e. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
f. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki


kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu
pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.

2. Cracking

Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan


dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh
cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi
bensin.

Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan


fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti
knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti
knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan
dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan
dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis


yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari
perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium.
Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul
olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan
terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi


untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada
tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa
belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida
yang kemudian dipisahkan.

3. Reforming

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu


kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga
disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari
hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3
atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. Alkilasi dan Polimerisasi

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi


molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan
katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi
secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi


molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan


senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. Treating

Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan


pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

a. Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan


pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
b. Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c. Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat
molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak
pelumas dengan pour point yang rendah.
d. Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk
minyak pelumas
e. Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak


bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat
menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan
proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang sedap,
atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur
dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai
upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi,
antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi,
hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini
kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.

Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan


senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi,
yaitu dengan :

a. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta


b. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi
dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik
dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan
senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen
sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut
kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.

Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang
lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur
secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme
mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur
elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur
jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi
lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan
senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes.

Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi


umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga
dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk
menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas,
yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu
banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam
dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur
dari batubara.

Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas


Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell
Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems.
Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini
kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-
Paques beroperasi di seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan
hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50
ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak
sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang
mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada
larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi
hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa
tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen
sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9.
Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan
dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur
diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang
hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan
dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan
reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Absorpsi H2S oleh senyawa soda

b. Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :

a. dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran


hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan
hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-
volume)
b. pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi
dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak
mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak
perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi
dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau
incinerator) tidak dimungkinkan.
c. menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa
digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
d. sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan
(plugging atau blocking) pada pipa
e. Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu
beradaptasi pada berbagai kondisi proses
f. Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain
beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk
dioperasikan
g. Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang
regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang
mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.

6. Blending

Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi


minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.
Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil
minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan
berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.

Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead


(TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula
halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses
pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat
meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

E. PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA

Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki


manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh
penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan
minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian,
dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah
beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:

1. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas terdiri dari :

LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)

Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan
indusri.Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang
dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana
. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana dan pentana .

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131
°F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum
dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji
campuran.
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

a. Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar


b. Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
c. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki
atau silinder.
d. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
e. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak
menempati daerah yang rendah.

Penggunaan Elpiji

Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat


dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji
juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
(walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.

3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

4 Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.

Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan


hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan
cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon
dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin
jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari
kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan
bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax
).Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan
perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk
mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga
diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari
minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara
berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian
dan bahkan "debris".

Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang
diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain

Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan


mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan
pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.

5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan
traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :

a. Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika,


tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih
banyak lagi.
b. Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

8. Pakaian

Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah


PTA (purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan
dasarnya adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya
dibentuk menjadi senyawa aromat, yaitu para-xylene. Rumus kimianya tahu
kan? Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom
C1 dan C3 dari molekul benzen tersebut.

Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA


(lihat peta proses petrokimia diatas). PTA yang berbentuk seperti tepung
detergen ini kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester.
Serat poli ester inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti
benang. Hampir semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin
terbuat dari poliester. Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari
harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya
relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun,
sutra atau serat alam lainnya.
Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat
penambah (aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA
dengan metanol). Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di Pertamina
Unit Pengolahan III dengan jenis produk dan peruntukannya disini.

9. Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa


plastik. Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari
propilena, yaitu senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C 3. Dari bahan
plastik inilah kemudian jadi bermacam-macam produk mulai dari atap rumah
(genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper mobil, meja,
kursi, piring, dll.

10. Seni

Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada
pada tinta /cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner
yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementara untuk urusan seni
patung banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll.
Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic
White Spirit atau LAWS merupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang
PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145oC – 195oC.
Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran
dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik.

11. Estetika

Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas
lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga
digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing
(pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik
lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik
spesifikasinya ketat sekali. Lilin parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang
PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui proses filtering press. Kualifikasi
mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan titik
leleh, warna dan kandungan minyaknya.

12. Makanan

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang


tersusun dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam,
okeigen berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul
tiga dimensi dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.

Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang


terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga
menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat
(fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh


menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin.
Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap
glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan
oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi /
pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan
dibawah jaringan kulit dalam bentuk lemak.

Reaksi pembakaran gula dalam tubuh :

C6H12O6 (gula) + 6O2 -> Energi + 6 CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6 H2O
F. DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini
disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan
lingkungan:

1. Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim


Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:
minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida
(CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan
pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan
sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang
mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam
nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di
udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2
yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam
kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya
lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai
“hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai)
menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan
menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam
secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses
terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar
gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor,
dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat
menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah
kaca

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas
metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan
pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah
energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan
mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

2. Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan


minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau
kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air
tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran
tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi
umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di
laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya
minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga
kadar oksigen berkurang.

3. Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari


pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul
terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke
tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres,
pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga
menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa
berbahaya.
4. Dampak Zat TEL Dalam Bensin

Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat berakibat buruk bagi
kehidupan. TEL mengandung logam berat Pb yang terbakar lewat knalpot dan
cerobong pabrik. Oleh karena itu Jika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian
besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, Pb
diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan
risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan Pb bisa berbahaya.

Pb yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil, berisiko


mengakibatkan kesehatan janin dan pertumbuhan balita terganggu, seperti, bayi
cacat, bahkan keguguran! Bahkan jika berhasil lahir selamat, balita yang
mendapatkan asupan timbal terus-menerus dari udara maupun air susu ibu, akan
terhambat perkembangan sistem sarafnya. Anak menghadapi risiko penyakit
neurotik, sukar belajar, dan penurunan tingkat IQ. Peningkatan kadar pebe dalam
darah dari 10 menjadi 20 5g/dl, menurunkan IQ rata-rata dua poin.

Pada remaja,Pb meningkatkan kelakuan kriminal. Sementara pada perempuan


dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi, juga mengganggu daur menstruasi.
Pada laki-laki, pebe menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Sperma cacat,
membawa risiko bayi cacat. Libido laki-laki yang darahnya tercemar pebe akan
turun dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Akhirnya, terhadap kaum lansia, si
pebe ini mempercepat proses penuaan alias memperpendek umur.

Dialah musuh nomor satu di udara kita, terutama udara di kota-kota besar. Dia
datang sebagai emisi gas buang bahan bakar bensin dari kendaraan bermotor yang
memenuhi jalan-jalan kota. Senyawa timbal atau TEL (tetra ethyl lead),
dipergunakan untuk menaikkan oktan (octane booster) dalam bensin.

Si Pb ini juga dapat mengkontaminasi tanah dan mencemari hasil pertanian


yang dikonsumsi manusia. Sebuah laporan menyebutkan, penggunaan bahan
bakar bertimbal melepaskan 95% timbal yang mencemari udara di negara
berkembang.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Minyak Bumi Secara Umum” dapat disimpulkan
bahwa :
1. Minyak bumi adalah salah satu bahan tambang yang paling dibutuhkan.
2. Minyak bumi terbentuk dari teori organik dan an-organik
3. Minyak bumi tersusun oleh senyawa hidrokarbon dan crude oil
4. Minyak bumi di olah dengan pemanfaatan sifatnya yang peka terhadap
perubahan suhu.
5. Minyak bumi sangat berguna bagi setiap kegiatan manusia, meski
memiliki dampak yang sangat merusak dunia. Sehingga diperlukan
kebijaksanaan untuk mengelolanya.

B. SARAN
Bertolak dari peranan minyak bumi yang begitu banyak sumbangsihnya dalam
pelaksanaan kegiatan manusia, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya minyak bumi digunakan dengan sebijaksana mungkin karena
tidak dapat diperbaharui lagi dan dapat menimbulkan kerusakan terhadap
alam.
2. Maka dari itu penelitian dan pengembangan sumber energi lain yang
ramah lingkunga dan dapat diperbaharui sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

- kimia.upi.edu
- kimiadahsyat.blogspot.com
- persembahanku.wordpress.com
- by www.chem-is-try.org

You might also like