Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui materi minyak bumi
secara umum. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Minyak Bumi secara Umum” dan sengaja
dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. TUJUAN
C. MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI MINYAK BUMI
B. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI.
C. KOMPONEN PENYUSUN MINYAK BUMI
D. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI
E. PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA
F. DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu atas inisiatif pengajar Kimia saya diberi tugas untuk menyusun
makalah tentang minyak bumi secara umum, yang juga merupakan Kompetensi
Dasar Kimia kelas X SMA Negeri 1 Ponorogo Semester Kedua.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk
dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
dunia pendidikan.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air
dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke
daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber
minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit
bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.
Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul
terjadinya minyak bumi, antara lain:
Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam
keadaan bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan
alkali panas tadi maka akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah
menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam
alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang
kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya
tidak cukup banyak karbida di alam.
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada
sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di
sekitar pantai.
Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan
sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan. Minyak bumi
selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.
Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk
hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri
Zat organik sebagai bahan sumber. Jenis zat oragink yang dijadikan sumber
minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang
merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat
terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
Komponen Hidrokarbon
1. Karbon : 83,0-87,0 %
2. Hidrogen : 10,0-14,0 %
3. Nitrogen : 0,1-2,0 %
4. Oksigen : 0,05-1,5 %
5. Sulfur : 0,05-6,0 %
1. golongan parafinik
2. golongan naphthenik
3. golongan aromatik
4. sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil,
demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
Penjelasan
1. Golongan parafinik, (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus
dan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Golongan naphthenik, (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki
cincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
3. Golongan aromatik
Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam
bensin karena :
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari
minyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak
tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana
sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan
komponen yang paling sedikit.
A. Senyawa Hidrokarbon
1. Senyawa alkena
Suku
n rumus struktur nama
ke
1 2 CH2 = CH2 etena
2 3 CH2 = CH - CH3 propena
3 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena
4 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena
5 6 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 1-heksena
2. Senyawa Alkuna
Suku
n rumus molekul nama
ke
2 2 C2H2 etuna
3 3 C3H4 propuna
4 4 C4H6 butuna
5 5 C5H8 pentuna
6 6 C6H10 heksuna
7 7 C7H12 heptuna
8 8 C8H14 oktuna
9 9 C9H16 nonuna
10 10 C10H18 dekuna
B. Crude Oil
1. Senyawaan Sulfur
2. Senyawaan Oksigen
3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,
yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk
gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada
fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat
molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer,
sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat
diekstrak dengan asam mineral encer.
4. Konstituen Metalik
0-50°C : Gas
50-85°C : Gasoline
85-105°C : Kerosin
105-135°C : Solar
> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah
merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling
kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis
hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan
lebih.
a. Parafin
b. Olefin
c. Naften
d. Aromat
Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom
hidrogen (H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah maka gambar dari
normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti gambar berikut :
Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering juga disebut sebagai senyawa
hidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa isomernya atau ‘iso’ sering juga
disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan
jenis minyak bumi jenis parafin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni
maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin
dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin
dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak
parafin atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan
jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat
dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam
bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam
rantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middle
distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah
berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu
natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara
pasti, karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari
rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung
hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit
maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai
panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik
didihnya lebih tinggi.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang
sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk
keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50.
Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang
berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam
kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun
ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik
ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai
puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang
berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG
(Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai
karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya
antara lain sebagai berikut :
a. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
b. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
c. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
d. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
e. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
f. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
2. Cracking
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan
tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
3. Reforming
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang
lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur
secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme
mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur
elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur
jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi
lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan
senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan
hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50
ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak
sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang
mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada
larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi
hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa
tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen
sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9.
Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan
dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur
diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang
hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan
dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan
reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
6. Blending
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan
indusri.Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang
dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana
. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam
bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar
mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131
°F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum
dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor:
25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji
campuran.
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:
Penggunaan Elpiji
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
4 Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang
diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan
traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :
8. Pakaian
9. Bahan Bangunan
10. Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada
pada tinta /cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner
yang biasa digunakan untuk mengencerkan cat. Sementara untuk urusan seni
patung banyak patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll.
Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic
White Spirit atau LAWS merupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang
PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih antara 145oC – 195oC.
Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran
dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik.
11. Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas
lagi dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga
digunakan untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing
(pencabutan bulu kaki menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik
lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik
spesifikasinya ketat sekali. Lilin parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang
PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui proses filtering press. Kualifikasi
mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan titik
leleh, warna dan kandungan minyaknya.
12. Makanan
C6H12O6 (gula) + 6O2 -> Energi + 6 CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6 H2O
F. DAMPAK PENGGUNAAN MINYAK BUMI
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini
disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan
lingkungan:
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan
sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang
mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam
nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di
udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2
yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam
kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya
lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai
“hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai)
menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan
menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam
secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses
terjadinya hujan asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar
gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor,
dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat
menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah
kaca
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas
metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan
pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah
energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan
mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat berakibat buruk bagi
kehidupan. TEL mengandung logam berat Pb yang terbakar lewat knalpot dan
cerobong pabrik. Oleh karena itu Jika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian
besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, Pb
diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan
risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan Pb bisa berbahaya.
Dialah musuh nomor satu di udara kita, terutama udara di kota-kota besar. Dia
datang sebagai emisi gas buang bahan bakar bensin dari kendaraan bermotor yang
memenuhi jalan-jalan kota. Senyawa timbal atau TEL (tetra ethyl lead),
dipergunakan untuk menaikkan oktan (octane booster) dalam bensin.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Minyak Bumi Secara Umum” dapat disimpulkan
bahwa :
1. Minyak bumi adalah salah satu bahan tambang yang paling dibutuhkan.
2. Minyak bumi terbentuk dari teori organik dan an-organik
3. Minyak bumi tersusun oleh senyawa hidrokarbon dan crude oil
4. Minyak bumi di olah dengan pemanfaatan sifatnya yang peka terhadap
perubahan suhu.
5. Minyak bumi sangat berguna bagi setiap kegiatan manusia, meski
memiliki dampak yang sangat merusak dunia. Sehingga diperlukan
kebijaksanaan untuk mengelolanya.
B. SARAN
Bertolak dari peranan minyak bumi yang begitu banyak sumbangsihnya dalam
pelaksanaan kegiatan manusia, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya minyak bumi digunakan dengan sebijaksana mungkin karena
tidak dapat diperbaharui lagi dan dapat menimbulkan kerusakan terhadap
alam.
2. Maka dari itu penelitian dan pengembangan sumber energi lain yang
ramah lingkunga dan dapat diperbaharui sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
- kimia.upi.edu
- kimiadahsyat.blogspot.com
- persembahanku.wordpress.com
- by www.chem-is-try.org