You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Depkes Semarang merupakan perguruan tinggi yang
selalu menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu bersaing dalam dunia
kesehatan, baik dalam cakupan nasional maupun internasional. Dimana setiap
alumninya diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
maksimal. Oleh karena itu Politeknik Kesehatan Depkes Semarang selalu berusaha
mendidik para peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja profesional yang
terampil dalam bidang kesehatan baik sebagai tenaga di lembaga-lembaga
kesehatan ataupun secara mandiri.
Setelah mengenyam jenjang pendidikan, para peserta didik lulusan DIII
ataupun DIV diharapkan mampu bersaing dalam dunia kerja sesuai dengan
kualifikasi atau keahlian yang telah diberikan selama menempuh ilmu. Persaingan
dalam dunia kerja terutama dunia kesehatan pada zaman sekarang sangatlah ketat,
oleh karena itu perlu pemikiran cerdas untuk mencari alternatif usaha lain secara
mandiri namun tetap dengan latar belakang ilmu kesehatan yang telah ditekuni
selama pendidikan. Dari usaha tersebut, diharapkan dapat memberikan keuntungan
untuk lulusan itu sendiri dan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Data Alumni Jurusan Kesehatan Lingungan Purwokerto tahun
2009. Dari total 84 orang alumni, 9 diantaranya telah bekerja di institusi
pemerintahan nasional, 22 alumni melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan 53 alumni lainnya belum bekerja. Apabila diprosentasikan jumlah
jumlah alumni yang belum bekerja lebih banyak yaitu sebesar 63%. Melihat dari
kenyataan tersebut perlu ada pemberdayaan kepada alumni agar dapat berwirausaha
sekaligus mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. Salah satu usaha yang dapat
dijalankan adalah pengelolaan sampah kertas.
Kertas merupakan barang yang tidak akan lepas dari berbagai jenis kegiatan
manusia seperti aktivitas perkantoran, pendidikan, kesehatan, perbankan dan lain-
lain. Usaha ini merupakan usaha yang potensial pada saat sekarang ini, hal ini
dikarenakan konsumsi kertas pada semua lapisan masyarakat sangat banyak.

1
Banyak konsumsi kertas berpotensi untuk menimbulkan sampah kertas dalam
jumlah banyak pula. Apabila buangan sampah tidak dikelola secara maksimal maka
akan menimbulkan dampak kesehatan yang besar baik terhadap masyarakat
ataupun lingkungan.
Melihat potensi dan manfaat yang dapat diambil dari usaha ini, penulis
tertarik untuk membuat suatu usaha pengelolaan sampah kertas yang terorganisasi.
Dari hal ini, penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Paper Waste Management”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara memberdayakan alumni yang belum diterima di pasar kerja
agar mampu berwirausaha dalam pengelolaan sampah kertas secara mandiri?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberdayakan alumni yang belum diterima di pasar kerja agar mampu
berwirausaha dalam pengelolaan sampah kertas secara mandiri
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis sampah kertas yang mempunyai nilai jual
b. Mengetahui metode yang digunakan dalam usaha pengelolaan sampah
kertas
c. Menganalisis biaya usaha
d. Menganalisis keuntungan usaha
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat / Alumni DIII atau DIV Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto
Menambah pengetahuan masyarakat tentang usaha pengelolaan sampah kertas
2. Bagi Institusi
Menambah bahan kepustakaan Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman usaha serta mengaplikasikan keahlian
berdasarkan bidang keilmuannya yang didapatkan selam menempuh pendidikan
di Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian – Pengertian
1. Sampah
Menurut Ir. Soewardjoko, sampah adalah sisa – sisa, barang – barang buangan,
bekasyan sudah tidak dipakai lagi sebagaimana fungsinya semula.
Menururt Asrul aswar, MPN, sampah adalah sebagian dariu sesuatau yang tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
Menururt KBBI, sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak
terpakai lagi dan sebagainya, kotoran seperti daun dan kertas.
2. Kertas
Menurut KBBI, sampah adalah barang lembaran dibuat dari bubur rumput,
jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus dsb.
3. Sampah Kertas
Sampah kertas merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah kertas masuk dalam golongan sampah “Non-
biodegradable” dengan sifat “Recyclable”, yaitu sampah yang tidak bisa
diuraikan oleh proses biologi namun dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi.
B. Jenis-Jenis Sampah Kertas
Ada beberapa macam jenis sampah kertas yang mempunyai nilai jual,
sehingga dapat dikelola dalam usaha pengelolaan sampah ini, antara lain :
1. Kertas HVS
2. Kertas Koran
3. Kertas Buram
4. Kertas Duplex
5. Kertas Kardus

3
C. Sumber Sampah Kertas
Ada beberapa macam sumber sampah kertas, antara lain :
1. Rumah tangga
Sampah kertas dalam berbagai jenis dapat berasal dari rumah tangga, baik
rumah tangga penghasilan rendah, sedang, maupun tinggi. Bila ditinjau dari
letak rumah tangganya, ada perbedaan jumlah sampah kertas yang ditimbulkan
oleh rumah tangga yang berdomisili di daerah pedesaan dengan daerah
perkotaan.
2. Daerah pusat kegiatan dan perdagangan
Penghasil sampah yang cukup besar adalah daerah pusat kegiatan atau
perdagangan yang biasanya terletak di daerah perkotaan
3. Fasilitas – fasilitas pemerintah
4. Daerah industri
D. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Kertas
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah juga
dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat.
Pengolahan sampah kertas merupakan suatu kegiatan mengubah sampah
kertas menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Pengolahan sampah
kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Menjual kembali sampah kertas
Sampah kertas dapat dijual kembali menurut jenisnya, dengan kriteria sampah
kertas dalam keadaan bersih. Jenis-jenis kertas yang dapat dijual kembali
adalah HVS, kardus, kertas buram, koran, dan duplex (seperti majalah dan
sampul buku tulis).
2. Daur ulang sampah kertas
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi

4
gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Sampah kertas yang ada di lingkungan dapat didaur ulang menjadi bermacam-
macam barang yang lebih memiliki nilai guna dan nilai komersil. Barang hasil
daur ulang sampah kertas, antara lain kertas gambara, tempat pensil, kertas
kado, kertas buram, bingkai, dll. Kegiatan daur ulang ini lebih menekankan
kepada kreativitas si pembuat barang daur ulang kertas tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari
sampah kertas adalah memanfaatkan sampah kertas. Prinsip pemanfaatan sampah
secara umum adalah dengan pola 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Ketiga pola
ini juga dapat dilakukan pada pemanfaatan sampah kertas.
Reuse adalah dengan menggunakan kembali sampah kertas semisal
menggunakan kertas koran bekas sebagai sampul buku. Hal ini tentu akan
mengurangi timbulan sampah kertas. Reduce sampah kertas adalah dengan
mengurangi keberadaan sampah kertas di lingkungan seperti dengan membakar
sampah kertas. Namun demikian hal ini akan menimbulkan pencemaran udara
melalui asap yang ditimbulkan selama proses pembakaran, selain itu dengan
melakukan reduce sampah kertas maka tidak dapat kita mengambil nilai manfaat
dari sampah kertas tersebut. Recycle sampah kertas adalah dengan mendaur ulang
sampah menjadi barang-barang yang lebih memiliki nilai guna dan nilai komersil.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Usaha Pengelolaan Sampah Kertas


Pengelolaan sampah kertas diwujudkan dalam suatu bentuk usaha yang
disebut P-Waste. P–Waste merupakan usaha pelapakan sampah yang terorganisasi
layaknya bank uang, kemudian diolah dan didaur ulang kembali menjadi barang–
barang yang mempunyai nilai jual lebih tinggi serta dijual kembali dalam bentuk
mentah sesuai dengan jenis sampah kertas yang telah ditentukan ke pelapak yang
lebih besar. Sampah yang ditampung dalam usaha ini adalah sampah kertas.
Adapun jenis – jenis sampah kertas yang mempunyai nilai jual, antara lain kertas
HVS, kertas koran, duplex, kertas buram, dan kardus.
Langkah pertama dalam pengelolaan adalah pengumpulan sampah kertas.
Dalam usaha ini, sistem pengumpulan sampah kertas yang digunakan terdiri dari 2
macam, yaitu :
1. Sistem Pengumpulan Aktif
2. Sistem Pengumpulan Pasif
B. Sistem Pengumpulan Aktif
Sistem pengumpulan secara aktif dilakukan dengan cara pemilik usaha mencari
sendiri ataupun menyewa tenaga kerja untuk mendapatkan sampah–sampah kertas
dari masyarakat. Dalam sistem pengumpulan ini kertas yang dibeli masih dalam
kondisi tercampur dan harganya dapat ditentukan oleh pemilik usaha.

PEKERJA NASABAH

LAPAK P-WASTE PEKERJA NASABAH

PEKERJA NASABAH

6
Keterangan :
Dalam sistem pengumpulan aktif, sesuai dengan diagram di atas adalah si pemilik
mendapatkan kertas dengan cara mendatangi pemilik sampah kertas bekas secara
door to door, dari pintu ke pintu. Sampah kertas dibeli dalam keadaan tercampur.
Harga beli sampah kertas dapat ditentukan sendiri oleh si pembeli. Selanjutnya
sampah kertas yang telah terbeli dibawa ke lapak untuk kemudian dilakukan
penyortiran sesuai dengan jenis yang telah ditentukan.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pengumpulan Aktif antara lain :
SISTEM
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
PENGUMPULAN
1. Aktif • Bagi Pemilik Usaha • Bagi Pemilik Usaha
- Harga beli - Biaya
lebih rendah transportasi lebih
- Penyebaran besar
informasi - Membutuhkan
lebih cepat banyak tenaga
dan mudah - Repot
• Bagi Nasabah • Bagi Nasabah
- Hemat - Harga jual
tenaga rendah

C. Sistem Pengumpulan Pasif


Sistem pengumpulan secara pasif dilakukan dengan cara nasabah membawa
sendiri sampah kertas ke pelapakan kertas. Nasabah P-Waste mempunyai tabungan
dugunakan sebagai dokumen setiap kali mereka melakukan transaksi. Nasabah
yang mempunyai tabungan tersebut otomatis menjadi member P-waste. Nasabah
yang telah melakukan transaksi selama 3 bulan, akan mendapatkan bunga sebesar
2,5 % dari jumlah rupiah transaksi yang mereka lakukan.

NASABAH

LAPAK P-WASTE NASABAH

NASABAH

7
Keterangan :
Sistem pengumpulan sampah kertas secara pasif dilakukan dengan menuggu
nasabah untuk datang ke tempat pelapakan. Sistem ini tentu akan meringankan
beban kerja pemilk usaha tersebut. Sampah yang di jual dapat dalam keadaan
tercampur ataupun sudah di sortir sendiri oleh para nasabah tersebut.
SISTEM
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
PENGUMPULAN
1. Pasif • Bagi Pemilik Usaha • Bagi Pemilik Usaha
- Hemat - Harga Beli lebih
Biaya tinggi
transportasi • Bagi Nasabah
- Hemat - Repot
Tenaga
• Bagi Nasabah
- Harga Jual
lebih tinggi
- Memiliki
tabungan
yang dapat
digunakan
sebagai
dokumen

Untuk mengenalkan sistem ini maka perlu pengenalan tentang jenis


pelapakan, alamat serta daftar harga sehigga memudahkan kepada nasabah untuk
membawa sampah kertasnya sendiri ke tempat pelapakan. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan selebaran atau brosur yang dapat disebar dan
ditempelkan di tempat-tempat yang strategis atau juga dapat dilakukan pada saat
pengumpulan sampah secara aktif dengan memberikan brosur kepada orang yang
telah di kunjungi.

8
D. Prosedur Pelaksanaan Usaha Pengelolaan Sampah Kertas
Setelah sampah kertas dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah dilakukan
pemilahan sampah kertas berdasarkan jenisnya. Selain itu, juga dilakukan proses
penyortiran sampah kertas yang tidak sesuai kriteria. Kemudian tahap berikutnya
adalah sampah diolah berdasarkan jenisnya. Sistem pengolahan sampah kertas yang
digunakan dalam usaha ini meliputi :
1. Sistem Penjualan Kembali
Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
a.Sampah yang telah dikumpulkan, kemudian diadakan proses pemilahan
berdasarkan jenisnya sembari disortir bagi sampah yang tidak memenuhi
kriteria.
b. Pisahkan antara jenis sampah kertas yang akan dijual
kembali dengan jenis sampah kertas yang akan didaur ulang.
c.Jenis sampah kertas yang akan dijual kembali adalah HVS, kardus, dan
duplex.
d. Jual kembali jenis-jenis sampah kertas tersebut ke pelapak
yang lebih besar.
2. Sistem Daur Ulang
Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Sampah yang telah dikumpulkan, kemudian diadakan proses
pemilahan berdasarkan jenisnya sembari disortir bagi sampah yang tidak
memenuhi kriteria.
b. Pisahkan antara jenis sampah kertas yang akan dijual
kembali dengan jenis sampah kertas yang akan didaur ulang.
c. Jenis sampah kertas yang akan didaur ulang adalah kertas
buram dan koran.
d. Lakukan proses daur ulang, yang terdiri dari alat ,bahan, dan
prosedur sebagai berikut :
1. Alat yang dibutuhkan :
- Screen dengan bingkai
- Ember

9
- Pemberat
- Kain katun
- Baskom
- Blender
- Papan Kayu
- Meja
- Busa
2. Bahan yang dibutuhkan :
- Air
- Kertas, khususnya koran
3. Cara Kerja
- kertas dirobek kecil dan direndam air selama satu hari
- Selanjutnya, kertas diblender sampai seperti bubur
- Tuangkan ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk
- Letakkan busa di atas meja, kemudian letakkan kain yang sudah
dibasahi diatasnya
- Saring campuran di baskom memakai screen
- Letakkan di atas spon yang sudah dilapisi kain dengan posisi
terbalik, gosok sedikit screennya, lalu angkata hatai – hati
- Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. Tambah satu lapis lagi kain
basah, ulangi langkah 5 & 6.
- Sesudah beberapa lapis, press dengan menaruh papan besar
diatasnya dan beri pemberat (batako atau batu).
- Biarkan selama sekitar satu jam agar airnya berkurang. Sebelum di
angkat pastikan sudah cukup kering.
- Angkat sepasang demi sepasang dna jemur di tempat yang panas
- Setrika saepasang demi sepasanaga, kemudian buka kainnya pelan –
pelan

10
E. ANALISIS RINCIAN BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA
PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS
Untuk usaha awal penulis menggunakan tenaga sendiri. Selain itu, tempat
yang digunakan untuk usaha juga menggunakan salah satu gudang rumah anggota
pemilik usaha. Sehingga modal usaha awal sejumlah Rp.1.000.000,00. Untuk
membeli kertas bekas, harga dapat ditentukan sendiri oleh penulis. Untuk
selanjutnya kertas tadi dipisah menurut jenis yang telah ditentukan kemudian
dikemas dan dijual kembali ke pelapak kertas yang lebih besar. Adapun jenis
sampah kertas dan besaran harga jual ke pelapak kertas adalah :
Jenis kertas Harga/kg
HVS Rp. 1.700,00
Duplek Rp. 600,00
Buram Rp. 1.000,00
Kardus Rp. 1.200,00
Koran Rp. 1.300,00
Harga kertas tersebut tidak pasti, karena bisa terjadi perubahan yang
diakibatkan naik turunnya nilai Dolar Amerika, sehingga keuntungan usaha tidak
dapat dipastikan. Namun demikian hasil keuntungan dari pengelolaan sampah
kertas dapat dihitung meski masih dalam keadan kasar, karena seperti yang telah
tersebutkan ditas bahwa harga jual kertas bekas sangat tergantun dari naik turunnya
nilai dolar Amerika. Apabila harga dolar sedang naik maka harga kertas bekas akan
naik, hal ini disebabkan harga kertas bekas di dunia sendiri ikut naik sehingga
untuk menghemat biaya industri-industri yang membutuhkan kertas bekas akan
mencari sumber kertas bekas di dalam negeri sendiri yang harganya lebih murah.
Analisis biaya keuntungan dalam pengelolaan sampah dapat dirincikan
sebagai berikut :
− Jumlah sampah kertas yang dihasilkan oleh sebuah perkantoran sedang 3-9
kg/hari, dirata-rata 6 kg/hari.
− Jumlah sampah kertas yang dihasilkan oleh rumah tangga adalah 0,25-0,5
kg/hari, dirata-rata 0,375 kg/hari,
− Rental komputer dan fotocopi jumlah sampah kertas yang dihasilkan sebesar
0,5-1 kg/hari, rata-rata 0,75 kg/hari.

11
No. Sumber Rata-rata per hari Rata-rata per bulan
1. Perkantoran 6 kg/hari 180 kg/bln
2. Rumah tangga 0,375 kg/hari 11,25 kg/bln
3. Rental & FC 0,75 kg/hari 22,5 kg/bln
Jumlah 7,125 kg/hari 213,75 kg/bln
Dari data tersebut jumlah sampah yang dihasilkan oleh perkantoran, rumah
tangga dan usaha rental fotocopi sebesar 213,75 kg/bulan. Data tersebut kemudian
dikali dengan rata-rata jumlah kantor, rumah tangga dan tempat rental fotocopi
yang dapat dikunjungi selama satu bulan, maka dapat ditemukan hasil sebagai
berikut :
No. Sumber Rata-rata per bulan Jumlah sumber Jumlah
1. Perkantoran 180 kg/bln 5 900 kg/bln
2. Rumah Tangga 11,25 kg/bln 15 168,75 kg/bln
3. Rantal & FC 22,5 kg/bln 10 225 kg/bln
Jumlah 1293,75 kg/bln
Untuk menjual sampah tersebut, terlebih dahulu dipisah-pisahkan berdasar
jenis yang telah ditentukan. Proporsi untuk tiap-tiap jenis sampah yang diinginkan
tidak pasti sesuai dengan sumber asal sampah kertas tersebut. Namun menurut
salah satu pengelola lapak kertas proporsi paling banyak adalah jenis HVS 30%,
Buram 25%, Koran 20%, gardus 15% dan duplex 10%. Untuk kertas koran
setengah nya untuk dijadikan kertas buram.
No. Jenis % Kg/bln Harga/kg Kg/bln x harga
1. HVS 30 388,125 Rp. 1.700,00 Rp. 659.812,50
2. Buram 25 323,43 Rp. 1.000,00 Rp. 323.430,00
3. Koran 10 129,37 Rp. 1.300,00 Rp. 168.181,00
4. Gardus 15 194,06 Rp. 1.200,00 Rp. 232.872,00
5. duplex 10 129,37 Rp. 600,00 Rp. 77.622,00
Jumlah Rp. 1.461.917,50
Selain itu kertas koran yang dijadikan kertas buram dijual ke toko-toko
souvenir dan tempat fotocopian. Dari total 129,37 kg kertas koran dapat dijadikan
±110 kg kertas buram dengan ukuran A4 (21cm x 29,7cm) dan berat ± 70gr/m2.
Maka didapat ± 25.143 lembar kertas buram. Dari 25.143 lembar kertas buram
dikemas menjadi 50 rim kertas buram. Harga jual satu rim kertas buram adalah
Rp. 10.000,00.
Maka keuntungan usaha pengelolaan sampah kertas dapat dirinci sebagai
berikut =
1. Pengeluaran total

12
a. Timbangan Pegas : Rp.30.000,00
b. Pembuatan brosur : Rp. 5.000,00
c. Pembuatan buku tabungan : Rp. 50.000,00
d. Peralatan daur ulang : Rp. 350.000,00
e. Biaya transportasi : Rp. 100.000,00
f. Biaya beli kertas : Rp. 400.000,00
g. Biaya tidak terduga : Rp. 65.000,00
Jumlah Total : Rp. 1.000.000,00

2. Pemasukan Total
a. Penjualan sampah kertas kembali : Rp. 1.461.917,50
b.Penjualan Kertas Buram : Rp. 500.000,00
Jumlah Total : Rp. 1.961.917,50

Jadi, keuntungan bersih dari usaha pengelolaan sampah kertas

= Jumlah Pemasukan Total – Jumlah Pengeluaran Total


= Rp. 1.961.917,50 – Rp.1.000.000,00
= Rp. 961.917,50

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

13
1. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memberdayakan alumni yang
belum diterima di pasar kerja adalah dengan healthpreneurship pengelolaan
sampah kertas
2. Jenis sampah kertas yang dapat dikelola sehingga memiliki nilai jual adalah
kertas HVS, kertas buram, kertas koran, kertas duplex dan kertas gardus.
3. Metode dalam memperoleh sampah kertas adalah dengan memakai cara
pengumpulan aktif dan pengumpulan pasif.
a. Pengumpulan aktif, yaitu suatu metode dimana pemilik usaha mencari
sampah kertas secara mandiri door to door.
b. Pengumpulan pasif, adalah kegiatan pengumpulan kertas dimana si pemilik
sampah datang sendiri ke tempat pelapakan sampah
4. Biaya awal dari usaha pengelolaan sampah kertas adalah sebesar Rp.
1.000.000,00.
5. besar keuntungan yang didapat dari usaha pengelolaan sampah kertas
adalah Rp. 961.917,50.

14

You might also like