You are on page 1of 21

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Pengaruh Media Terhadap sikap dan perilaku Masyrakat”
Terimakasih Disampaikan kepada Ibu Dra.Hj. Yulia Segarwati, M.Si selaku dosen mata
kulaih komunikasi massa yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun dePmikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandung, 13 Mei 2009


Penyusun

Angga Rahmansyah
NIM. 082050308

Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................1

1
Bab 1 Pendahuluan...............................................................................................3
Bab II Isi dan Pembahasan...................................................................................6
2.1Media massa.................................................................................................6
2.2Jenis-jenis Media Massa...............................................................................6
2.2.1Media massa tradisional.........................................................................6
2.2.2Media massa modern..............................................................................7
2.3Pengaruh Media Massa terhadap perilaku dan sikap Masyarakat................8
2.4Contoh Dampak Negatif Media Massa......................................................10
2.4.1Internet..................................................................................................10
2.4.2Televisi.................................................................................................15
Bab III Penutup...................................................................................................20
3.1Kesimpulan.................................................................................................20
3.2Saran...........................................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................22
Daftar Pustaka

Bab 1 Pendahuluan

Beralihnya suatu masyarakat tradisional menjadi modern, beriringan dengan munculnya


gelombang urbanisasi. Berdasarkan data yang ada, setiap tahunnya jumlah penduduk

2
perkotaan di negara-negara berkembang bertambah sekitar 45 juta orang. Bahkan
pertumbuhan tingkat urbanisasinya melebihi pertumbuhan industrialisasi. Meski kehidupan
perkotaan dan modern mampu menghasilkan beragam fasilitas, kemudahan, dan
kesejahteraan material bagi para penduduknya, namun begitu, kehidupan modern juga banyak
melahirkan persoalan dan krisis sosial baru.

Kini, isu kesehatan sosial merupakan salah satu masalah yang vital. Media massa sebagai
perangkat sosialisasi yang paling berpengaruh, tentu bisa berperan efektif berkenaan dengan
masalah kesehatan sosial. Namun persoalannya, bagaimanakah posisi dan peran media massa
terhadap isu tersebut? Nah, saudara dalam acara Perspektif kali ini, kami mencoba mengajak
Anda mengkaji posisi dan peran media massa dalam masalah kesehatan sosial masyarakat.

Ada banyak jawaban yang diajukan oleh para pakar sosial mengenai peran media massa
terhadap isu kesehatan sosial masyarakat. Peran media massa dalam hal ini bergantung pada
tujuan dan publik yang digarapnya. Sebagian besar pengamat mengkritik keras aktifitas
media massa negara-negara besar Barat. Mereka berkeyakinan, media-media Barat sering
merekayasa kenyataan, sehingga bisa mengancam kesehatan sosial masyarakat. Jean
Baudrillard, pakar media asal Perancis, meyakini bahwa media merupakan perangkat untuk
mengacaukan hakikat dan kenyataan beragam persoalan. Lebih lanjut ia memaparkan, "Apa
yang kita anggap sebagai realitas, sejatinya adalah pandangan media terhadap isu tersebut.
Bisa dikatakan, realitas bisa terwujud dalam berbagai bentuk sesuai dengan banyaknya media
dan gambar. Dengan kata lain, simbol realitas telah menggantikan realitas itu sendiri.

Menurut Baudrillard, batas realitas dan hiburan telah kabur. Gambar telah memberikan
identitas maya terhadap kenyataan, hingga berita politik ditampilkan tak ubahnya suatu
hiburan, dan peristiwa nyata mengenai perang dan pembantaian berubah menjadi layaknya
naskah sandiwara melodrama ataupun tragedi. Berkelindannya budaya, politik, dan hiburan
ini sebegitu eratnya hingga batas antar realitas menjadi tumpang tindih, dan tak lagi bisa
ditentukan batas tegasnya.

Campur aduknya realitas dengan perkara maya di Barat, memunculkan krisis sosial di tubuh
masyarakat Barat. Sebagian peneliti, menuding media massa sebagai biang utama krisis
sosial di negara-negara industri, khususnya di AS. Penyebaran kekerasan lewat media
merupakan salah satu masalah yang bisa mengancam kesehatan sosial masyarakat. Sejumlah
hasil penelitian di AS menunjukkan kekerasan yang kerap ditampilkan oleh media massa AS
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh penting terhadap munculnya kekerasan di
tengah masyarakat. Hasil analisa terhadap lebih dari 8000 jam program televisi dan parabola
AS membuktikan bahwa 60 persen dari program televisi AS merupakan produk acara yang
mengandung kekerasan. Dengan kata lain, bocah-bocah AS sebelum lulus SD, mereka telah
dijejali dengan lebih dari 8000 tayangan pembunuhan, dan ratusan ribu tindak kekerasan
lainnya seperti aksi saling pukul, baku tembak, dsb. Dengan begitu, ketika masyarakat Barat
tak lagi mampu membedakan antara kenyataan dan fenomena maya, mereka pun menjadi
acuh dan abai terhadap persoalan yang terjadi di dunia.

Terjadinya kasus pembantaian di SMA Columbine, Colorado, AS pada tahun 1999


merupakan salah satu contoh kasus kekerasan berdarah di negara ini. Kasus-kasus semacam
ini merupakan salah satu indikator bobroknya nilai-nilai moral dan kemanusiaan di negeri
Paman Sam. Dalam peristiwa tragis ini, dua remaja menembak membabi-buta hingga
menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru.

Salah satu produk media massa yang berdampak negatif terhadap kesehatan sosial
masyarakat, adalah program semacam iklan dan tayangan hiburan. Media banyak

3
menampilkan iklan yang berefek buruk terhadap anak-anak dan remaja. Hasil sebuah
penelitian menunjukkan bahwa iklan rokok bisa menarik perhatian anak-anak dan remaja,
sehingga berpotensi menjadikan mereka sebagai konsumen rokok. Begitu juga dengan iklan
dan promosi minuman keras dalam acara-acara hiburan. Iklan semacam ini bisa merubah
pandangan dan membangkitkan keinginan remaja untuk meminum minuman keras. Padahal
betapa banyak riset yang membuktikan, bahwa minuman keras merupakan biang aksi
kekerasan dan kriminalitas.

Dampak buruk lainnya media massa adalah kekuatan media dalam mengubah dan
membentuk gaya hidup seseorang. Sejumlah peneliti mengungkapkan, menonton telivisi
secara berlebihan di kalangan anak-anak bisa menyebabkan cara hidup yang pasif dan malas
bergerak pada anak-anak. Hal ini mengakibatkan munculnya gejala semacam kegemukan,
kebiasaan makan yang salah, naiknya kolesterol, penyakit pencernaan, dan gangguan
psikologis.

Kian meningkatnya arus urbanisasi di negara-negara berkembang, memunculkan pula gaya


hidup perkotaan ala Barat. Padahal, setiap negara memiliki kebudayaan dan keyakinan khas
yang terkadang berseberangan dengan nilai-nilai Barat. Karena itu, media-media massa lokal
harus memberikan perhatian yang lebih serius terhadap nilai dan budaya setempat
masyarakatnya.

Meski demikian, media massa juga bisa berperan positif bagi masyarakat. Karena itu,
masalah kesehatan sosial masyarakat harus kita kaji dari beragam sisi. Dari sisi moral,
masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, semacam
cinta sesama manusia, menghormati hak-hak orang lain, menyebarnya tradisi saling
memaafkan dan mengasihi. Terkait hal ini, media massa bisa berperan positif dalam
menyebarkan dan membumikan nilai-nilai moral. Penayangan acara yang mendidik namun
menghibur merupakan salah satu cara efektif bagi media untuk membangun masyarakat yang
sehat.

Beragam riset yang dilakukan oleh para ilmuan membuktikan bahwa merebaknya penyakit
semacam AIDS memiliki kaitan erat dengan lemahnya keyakinan religius seseorang.
Sebagian besar penderita AIDS adalah mereka yang pernah melakukan hubungan seks di luar
nikah. Indikator ini merupakan salah satu bukti bahwa agama memiliki peran yang vital
dalam menciptakan kehidupan sosial yang sehat. Agama bisa memberikan solusi dan
mengajarkan cara hidup yang sehat bagi masyarakat. Agama juga berperan penting dalam
membangun kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat.

Media massa juga bisa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan
penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat
pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang penting dalam mengajak
masyarakat untuk memerangi kekerasan, dan tindak kriminalitas.

Media sebagai kekuatan strategis dalam menyebarkan informasi merupakan salah satu
otoritas sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan norma sosial suatu masyarakat.
Media massa bisa menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk mengubah prilaku
masyarakat.

4
Bab II Isi dan Pembahasan

2.1 Media massa


Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung

5
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Atau secara umum diartikan sebagai alat
untuk menyampaikan pesan kepada khalayak tanpa kecuali

Media massa adalah atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan


terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi
karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi
memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung
pada sumber/ ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media
massa tertentu.

2.2 Jenis-jenis Media Massa

2.2.1 Media massa tradisional


Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang
jelas sebagai media massa dimana terdapat ciri-ciri seperti:

1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan


2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi
informasi yang mereka terima.
4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.

Macam-macam media massa tradisional


 surat kabar
 majalah
 radio
 televisi
 film (layar lebar).

6
2.2.2 Media massa modern
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media
lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon
selular.

Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:

1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS


atau internet misalnya)
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh
individual
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
5. Penerima yang menentukan waktu interaksi

2.3 Pengaruh Media Massa terhadap perilaku dan sikap


Masyarakat

Dipelopori oleh DeFleur yang selalu mengembangkan teori tentang efek.


Pengembangan awal yang dilakukan oleh DeFleur adalah memperhitungkan variabel
psikologis dalam proses efek, maka selanjutnya dia mengembangkan teorinya dengan
memasukan variabel norma budaya dalam efek media massa.

7
Teori yang disebut ‘Cultural Norms’ ini beranggapan bahwa media tidak hanya
memiliki efek langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi kultur,
pengetahuan kolektif dan norma serta nilai-nilai dari suatu masyarakat. Media massa
telah menghadirkan seperangkat citra (images), gagasan dan evaluasi dari mana
khalayak dapat memilih dan menjadikan acuan bagi perilakunya. Misalnya dalam hal
perilaku seskual, media massa memberikan suatu pandangan komulatif mengani apa
yang dianggap normal dan apa yang disetujui dan tidak.

Pergeseran pemikiran yang ditandai oleh perbedaan antara model psikodinamik dan
teori norma budaya ini terlihat ari karakteristik efek pada kedua pemikiran tersebut.
Pada model psikodinamik efek adalah sesuatu yang diinginkan oleh pengirim pesan;
berlangsung secara singkat (segera dan sementara); berkaitan dengan perubahan sikap,
informasi dan perilaku pada individu; dan relatif terjadi tanpa melalui media. Secara
umum efek-efek itu relevan dengan gagasan kampanye, suatu usaha secara sadar
direncanakan dengan menggunakan publisitas untuk kepentingan memberi informasi
dan memotivasi.

Karakteristik efek dalam pandangan ini berbeda dengan sebelumnya, yaitu efekyang
berlangsung dalam waktu yang lama, umumnya tidak terencana, lebih bersifat tidak
langsung dan kolektif. Sebagai tambahan, fokus perhatian dalam pendekatan ini tidak
pada pesan yang terpisah atau berdiri sendiri, melainkan pada keseluruhan sistem
pesan yang serupa. Dengan demikian kita akan mengacu pada hal-hal seperti
sosialisasi, transmisi dan dukungan terhadap nilai-nilai sosial, kecenderungan media
untuk menyiratkan ideologi tertentu, pembentukan situasi bagi pendapat umum;
perbedaan distribusi pengetahuan dalam masyarakat, perubahan ajangka panjang
dalam hal budaya, kelembagaan atau bahkan struktur masyarakat. Adapun teori besar
yang masuk dalam pendekatan ini adalah teori agenda Setting, teori Dependensi, spiral
of silence, dan Information Gaps.
Teori agenda Setting
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa jika media massa memberikan perhatian pada
issue tertentu dan mengabaikan isu lainnya, maka akan memiliki pengaruh terhadap
pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan
media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap
issu-issu yang berbeda.
Teori ini dikembangkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Menurut mereka
khalayak tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media
massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu
atau topik dari cara media massa memberikan penekanan pada topik tersebut.
Misalnya dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu
kampanye pemilu, media massa menentukan mana topik yang penting. Dengan
demikian media masa menetapkan “agenda” kampanye tersebut. Kemampuan untuk
mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan aspek terpenting dari
kekuatan media massa.
Asumsi agenda setting ini memiliki kelebihan karena mudah dipahami dan relatif
mudah diuji. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat di

8
media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi
lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu
tertentu. Sebaliknya, bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.

Teori Dependensi Efek

Dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFleur (1976),


memfokuskan perhatian pada kondisi sruktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya
merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat pada gagasan mengenai
sifat suatu masyarakat modern (masyarakat massa), di mana media massa dianggap
sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam
aktivitas sosial.

Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern,khalayak
menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan
tentang, dan orientasi kepada, dan apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan
tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi struktural, meskipun
kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak
stabilnya masyarakat tersebut.
Spiral Of Silence

Dikembangkan oleh seorang sosiolog Jerman. Teori ini berangkat dari pertanyaan
bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa jawaban
terhadap pertanyaan tersebut terletak pada suatu proses saling mempengaruhi antara
komunikasi massa, komunikasi antarpribadi, dan pesepsi individu atas pendapatnya
sendiri dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat.
Teori ini berdasarkan pada pemikiran sosial-psikologis yang menyatakan bahwa
pendapat pribadi sangat tergantung pada apa yang dipikirkan atau diharapkan oleh
orang lain, atau atas apa yang orang rsakan/anggap sebagai pendapat dari orang lain.
Berangkat dari asumsi tersebut spiral of silence selanjutnya menjelaskan bahwa
individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti sendirian
mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Oleh karena itu orang akan
mengamati ligkungannya untuk mempelajari pandangan-pandangan mana yang
bertahan dan mendapatkan dukungan dan mana yang tidak dominan atau populer.
Jika merasakan bahwa pandangannya termasuk di antara yang tidak dominan/tidak
populer maka ia cenderung kurang berani mengekspresikannya, karena adanya
ketakutan akan isolasi tersebut. Demikian sebaliknya.

2.4 Contoh Dampak Negatif Media Massa

9
2.4.1 Internet

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di
seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan
yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang
elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan
antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang
dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus
memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat
di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.

Pihak yang telah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan
nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi
server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan
ataupun untuk mengakses internet.

Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju.
Internet adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan
komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data
tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.

Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia
mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs
web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik.
Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif.
Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan. Di bawah ini akan
dijelaskan dampak-dampak positif maupun negatif dari penggunaan internet.

Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah.
Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka
dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat
gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada
seseorang untuk bertindak kriminal.Violence and Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia

10
internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat
menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.

Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu.
Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang
Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.

Carding
Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit
adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun
paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para
penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan
mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang
mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi
tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu
menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan
banyak persetujuan dari pengunjungnya.

1.Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet
daripada bertemu secara langsung (face to face).

2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam
berinteraksi.

3.Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut
berkembang).

4. Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat
menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut

Situs Web

World Wide Web yang sering disingkat www merupakan fasilitas internet yang paling banyak
digunakan saat ini di samping email. Situs web adalah informasi yang dapat diakses oleh
seluruh pengguna internet dari seluruh dunia dengan menggunakan program yang
disebut Web Browsermisalnya Netscape Navigator dan Microsoft Internet

11
Explorer. Informasi yang ditempatkan dalam situs web itu dapat berupa tulisan, gambar,
animasi, suara, dan video klip.

Sebagai sarana komunikasi , Sistus web tersebut berguna untuk mencari data, berita,
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baru, dan lain lain. Misalnya, melalui
pengamatan banyak mahasiswa mengunjungi web situs seperti friendster, detik, satuwanita,
yahoo, CNN, Kompas dan sebagainya. Selain itu, mahasiswa bisa mempunyai situs web
sendiri untuk menyebarluaskan ide-ide dan pendapat mereka sendiri kepada seluruh dunia.

Walaupun ada banyak manfaat situs web, juga ada banyak masalah.Masalah yang paling
besar adalah bahwa informasi yang disebarkan di internet tidak selalu benar. Hal ini terjadi
karena situs web tidak harus memberikan informasi yang benar dan akurat, dan tidak ada
tanggung jawab atas kebenaran informasi yang disebarluaskan. Masalah yang kedua adalah
pornografi yang merupakan dampak negatif. Namun, pornografi itu tidak harus dicari dengan
sengaja, bisa saja mendapatkan pornografi dengan pencarian data dan file musik mp3. Dari
pengamatan yang mendalam, tiga puluh tiga persen dengan sengaja mencari pornografi di
www, dan bukan hanya laki-laki tetapi juga perempuan.

Walaupun demikian, kebanyakan adalah mahasiswa yang dengan sengaja mencari


pornografi. Sedangkan, yang tidak dengan sengaja mendapatkan pornografi sebanyak lima
puluh sembilan persen.
Sering kali, orang ingin mengetahui dari mana asalnya pornografi itu.Biasanya, pornografi
yang dicari mahasiswa adalah pornografi Barat, yaitu pornografi yang memuat tentang orang
Amerika Serikat, Belanda, Perancis atau negara Barat lain. Namun, semakin lama semakin
banyak pornografi Indonesia yang sudah tersedia melalui internet, dan kadang-kadang
pornografi itu melibatkan mahasiswa Indonesia. Baru-baru ini, di internet, ada artikel tentang
dua mahasiswa Bandung yang merekam adegan intim dengan kamera video. Tidak disangka,
hasil rekaman ini beredar bak VCD porno komersial. Belakangan, file image dan klip yang
heboh ini mulai bergentayangan di internet.
Jadi, sisi negatif dari www adalah pornografi yang dengan mudah dilihat dan hal ini
memberikan dampak yang buruk bagi generasi muda.

Email

Tujuan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas internet bermacam-macam. Banyak


mahasiswa menggunakan internet untuk penelitian, atau mencari berita asing, tetapi yang
paling populer adalah email. Email itu adalah surat menyurat secara elektronik di mana pesan
yang dikirimkan akan sampai dalam waktu singkat. Pesan email tidak hanya berupa tulisan

12
tetapi dapat disertai dengan file gambar, suara, animasi, dan lain lain.Selain itu, email dapat
dikirimkan kepada ratusan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Makanya, email ini
menjadi penting untuk komunikasi dalam zaman modern ini, dan terutama bagi para
mahasiswa.

Dalam pengamatan rata-rata mahasiswa yang pernah menggunakan internet mempunyai


alamat email sendiri. Alamat email mahasiswa itu semuanya bebas biaya
seperti yahoomail atau hotmail yangterkenal.

Mereka lebih menyukai yahoomail atau hotmail karena iklan-iklan situs web itu berhasil
mempengaruhi mereka dan provider email itu sangat terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi
juga di seluruh dunia.Tentu saja, email yang diterima tetapi tidak diharapkan bukan hanya
SPAM. Virus komputer juga sering diterima lewat email, dan topiknya juga tidak
jelas. Sayangnya, belum ada cara untuk menghentikan SPAM dan virus komputer
tersebut. Banyak perusahaan email gratis mempunyai ‘SPAM filter’ yang menghentikan
penerimaan SPAM tetapi filter ini biasanya tidak efektif.

Mungkin di masa depan seseorang akan membuatfiter yang efektif tetapi saat ini SPAM dan
virus tetap menjadi masalah besar. Namun demikian, manfaat email masih melebihi dampak
negatifnya.Bagi mahasiswa TSM, email masih merupakan sarana komunikasi yang tercepat
dan tercanggih untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Email sudah menjadi
pengganti yang baik dari surat biasa (atau dalam ‘bahasa internet’, snail mail) karena email
tersebut diterima pada saat dan waktu yang sama dan tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Chatting

Internet Relay Chat atau IRC atau sering disebut dengan chat atau chatting adalah forum
diskusi online para pengguna internet dengan menggunakan tulisan sebagai alat untuk
berdiskusi. IRC ini menyediakan suatu cara untuk berkomunikasi secara langsung dengan
orang-orang di seluruh dunia, dan tentu saja, antara mahasiswa. IRC terdiri dari bermacam-
macam jaringan server IRC (mesin-mesin untuk menghubungkan pemakai dengan IRC). Para
pengguna memiliki suatu program (yang disebut ‘client’) untuk menghubungkan mereka

13
dengan suatu server dari salah satu jaringan IRC tersebut. Server-server ini yang akan
mengirimkan informasi dari satu server dan ke server yang lain dalam jaringan yang sama.

Saat ini terdapat ribuan grup chatting dalam berbagai bahasa dan topik.
Dari pengamatan hampir seluruhnya mahasiswa yang sering menggunakan internet juga
pernah chatting. Program yang sering digunakan untuk chatting ini adalah mIRC atau Yahoo
Messenger.

Didalam chatting ini tidak jarang dari mereka melanjutkan hubungannya dari sekedar ngobrol
di internet menjadi sebuah pertemuan langsung atau disebut kopdar (Kopi Darat). Bahkan
ada juga yang akhirnya menjalin hubungan kekasih setelah mereka sering mengobrol di
internet dan kemudian saling bertemu.

Daftar beberapa Istilah Dalam Chatting.


brb be right back segera kembai
bbl be back later nanti akan kembali
np no problem tidak apa-apa
lol laughing out loud tertawa terbahak-bahak
asl? age, sex, location? Berapa umurmu?
Peremupuan/laki-laki?
Dari mana?
Hlo mh hallo #mahasiswa
Join dong Masuklah!
u kul/ker? Kamu kuliah atau kerja?
ce cewek
co Cowok

Tiga atau Lima tahun yang lalu, penggunaan telepon genggam sudah semakin popular di
Indonesia, terutama di antara generasi mudah pada umumnya, dan mahasiswa TSM pada
khususnya. Dengan menggunakan fasilitas Short Message Service (SMS), bahasa yang
digunakan berkembang sebagaimana layaknya ‘bahasa internet’. Kata-kata yang digunakan
dalam ber-SMS sering kali disingkat, dan ejaannya tidak baik dan benar pada saat mengirim
pesan kepada teman.

Memang, mahasiswa yang sering chatting melalui internet juga mempunyai telepon genggam
dan menggunakan ‘bahasa internet’ untuk SMSnya. Jadi, ‘bahasa internet’ juga biasa

14
digunakan untuk ber-SMS. Menurut pendapat saya, penggunaan ‘bahasa internet’ atau
‘bahasa chatting’ itu semakin meluas di masyarakat. Mungkin di masa depan, kita akan
mengembangkan bahasa yang baru dengan tata bahasa dan istilah-istilah baru.

2.4.2 Televisi
Dampak Negatif Bagi kesehatan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat terungkap
bahwa televisi ternyata cuma bagus untuk ditonton pada anak-anak dengan rentang usia
tertentu. Pada anak di bawah usia tiga tahun (batita), dampak negatif televisi justru lebih
terasa. Terbukti tayangan televisi dapat menurunkan kemampuan membaca, membaca
komprehensif, bahkan penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering menonton
televisi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses
tumbuh kembangnya. Sebab, televisi cuma menyodorkan stimulasi satu arah.

Sebaliknya, dampak positif menonton televisi baru terlihat jelas pada anak usia tiga sampai
lima tahun. Sebab, pada usia ini kemampuan membaca mereka bisa menjadi lebih baik
dengan pola menonton seperti itu.

Dampak sinar biru

Televisi memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini
berbeda dengan sinar ultra violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis.
Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang
cahaya yang dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal
bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.

Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru
terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening sehat seperti masa kanak-kanak sehingga
kemampuan berfungsinya pun menjadi juga berkurang.

Dampak Bagi Psikologi (perilaku dan sikap)

Tidak ada hari yang terlewat tanpa menonton televisi. Setiap orang pasti menghabiskan
beberapa jam bahkan hampir seharian duduk dan menikmati tayangan kotak ajaib itu. Benda
itu menyuguhkan berbagai acara yang beragam dan menarik tanpa kompromi. Artinya, ia
hadir di tengah-tengah kita dengan sukarela, kapanpun kita ingin menikmatinya, kita hanya
menekan sebuah tombol. Ditambah lagi dengan hadirnya 11 stasiun televisi nasional, seolah
tidak ada kata bosan, kita merelakan setiap hari waktu kita bersamanya. Kita dapat
mengetahui karakter masyarakat bangsa kita sendiri dengan ditunjukkan oleh “kegemaran”
masyarakat akan program tayangan di televisi. Secara eksplisit diungkapkan, kita tidak dapat
mungkiri bahwa masyarakat menyenangi tayangan berbau kekerasan, seks, dan dunia gaib.

15
Tentu tidak bijak menyalahkan masyarakat jika menyenangi tayangan berselera rendah itu.
Tanggung jawab moral mengambil peran besar membentuk karakter masyarakat. Tetapi tentu
bisnis adalah permasalahan keuntungan, tanggung jawab moral dibebankan kepada
masyarakat untuk menyeleksi sendiri tayangan yang sesuai “kebaikan” untuk dirinya sendiri.
Setiap orang akan senang jika menonton tayangan yang disukainya di televisi. Kita mudah
mengetahui kegiatan artis melalui berbagai tayangan infotainment, yang tidak pernah ada
putusnya bergulir. Berbagai berita aktual di penjuru negeri dengan cepat, dan berbagai
informasi yang kita butuhkan dengan mudah dan cepat. Tentu hal itu pengaruh positif televisi
terhadap kehidupan kita, yaitu memudahkan kita untuk mengakses berbagai informasi yang
kita butuhkan dengan cepat. Lalu bagaimana dengan pengaruh negatifnya. Tentu pengaruh
negatif itu dikemas dengan tayangan menarik. Misalnya, tayangan berbagai sinetron dengan
menampilkan imajinasi kekuatan dunia gaib seperti peri, jin dan makhluk gaib yang
membantu tokoh utama untuk “mengalahkan” lawannya, yang biasanya diperuntukkan untuk
anak-anak. Tentu saja pihak pengelola televisi berharap, ada bimbingan orang tua kepada
anak terhadap tayangan ini. Tapi biasanya ini jarang terjadi karena orangtua di Indonesia
justru membiarkan anaknya sendiri menonton televisi agar tidak mengganggu kegiatannya.
Dapat dibayangkan, imajinasi anak akan berkembang seperti dalam sinetron itu dan hal itu
jelas-jelas bertentangan dengan realitas. Ditambah lagi maraknya penayangan infotainment,
anak dapat dengan mudah mengetahui masalah orang dewasa. Misalnya, percintaan,
perselingkuhan, perceraian, dan lain-lain yang membuat cara berpikir anak seolah jauh di atas
usia mereka yang sebenarnya. Namun tanpa konsep berpikir yang benar dan tanpa melalui
tahapan proses berpikir yang berjenjang. Pengaruh negatif televisi lewat sikap hidup
konsumtif mencengkeram ABG (anak baru gede), yang harus senantiasa mengikuti mode.
Tentu saja ini semua menuntut biaya yang tinggi. Sampai-sampai beberapa ABG yang
memaksa diri hidup dengan standar sedemikian tinggi, menghalalkan segala cara untuk
mewujudkan keinginannya. Kecenderungan lain adalah anak-anak dan para remaja merasa
bergengsi bila makan makanan yang sering muncul di layar TV. Makanan fast food seperti
fried chiken, pizza, hamburger, dan jenis makanan lainnya yang di negara asalnya merupakan
makanan biasa menjadi makanan luar biasa (bergengsi). Anak-anak mulai tahu bahkan paham
betul merek-merek dagang terkenal dan lux, termasuk merk mobil atau hp yang mungkin
mustahil terjangkau oleh kocek orang tuanya. Lebih mengkhawatirkan lagi mereka lebih suka
nongkrong di depan TV, dibandingkan belajar, membaca, atau mengerjakan pekerjaan rumah
dari gurunya.
Hal-hal itu dapat mereka lihat dan pelajari dari tayangan sinetron dan film, yang mengisahkan
gaya hidup mewah tanpa disertai latar belakang memadai tentang kerja keras dan jujur untuk
mencapai kesuksesan. Dapat disimpulkan, ada proses belajar sosial di tengah masyarakat dan
guru yang paling baik dan menarik adalah televisi. Tayangan televisi untuk anak-anak tidak
bisa dipisahkan dengan film kartun. Karena jenis film ini sangat populer di lingkungan
mereka, bahkan tidak sedikit orang dewasa yang menyukai film ini. Jika kita perhatikan, film
kartun masih didominasi oleh produk film import. Tokoh seperti Batman, Superman, Popeye,
Mighty Mouse, Tom and Jerry, atau Woody Woodpecker begitu akrab di kalangan anak-
anak. Begitu pula film kartun Jepang, seperti Doraemon, Dragon Ball, dst. sangat populer dan
bahkan mendominasi tayangan stasiun televisi kita. Sayangnya dibalik keakraban tersebut
tersembunyi ancaman. Jika kita perhatikan dalam film kartun yang bertemakan kepahlawanan

16
misalnya, pemecahan masalah tokohnya cenderung dilakukan dengan cepat dan mudah
melalui tindakan kekerasan. Cara-cara seperti ini relatif sama dilakukan oleh musuhnya
(tokoh antagonis). Ini berarti tersirat pesan bahwa kekerasan harus dibalas dengan
kekerasan.Idealnya, para orang tua selalu menjadi pendamping anak dalam menonton
televisi. Acara-acara mana yang pantas ditonton mereka. Begitu pula mereka diberikan
penjelasan mengenai adegan/peristiwa dalam film termasuk adegan fiktif. Namun
masalahnya, apakah sanggup para orang tua mendampingi putra-putrinya nonton TV. Kini si
kecil dimungkinkan nonton TV setiap saat dengan berbagai acara termasuk film adegan
kekerasan/sadisme. Sementara itu para orang tua sibuk dengan tugas pekerjaan sehari-
harinya. Oleh karena itu benteng yang paling kuat adalah bagaimana menciptakan keluarga
yang harmonis. Komunikasi orang tua dan anak dituntut lancar dan berkualitas. Nilai, norma,
dan ajaran agama dijadikan landasan hidup dalam keluarga. Kondisi seperti ini akan menjadi
benteng yang kokoh bagi anak dalam menyaring gencarnya tayangan. Gencarnya tayangan
televisi yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak membuat khawatir masyarakat terutama para
orang tua. Karena manusia adalah mahluk peniru dan imitatif. Perilaku imitatif ini sangat
menonjol pada anak-anak dan remaja. Kekhawatiran orang tua juga disebabkan oleh
kemampuan berpikir anak masih relatif sederhana. Mereka cenderung menganggap apa yang
ditampilkan televisi sesuai dengan yang sebenarnya. Mereka masih sulit membedakan mana
perilaku/tayangan yang fiktif dan mana yang memang kisah nyata. Mereka juga masih sulit
memilah-milah perilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma agama dan kepribadian
bangsa. Adegan kekerasan, kejahatan, konsumtif, termasuk perilaku seksual di layar televisi
diduga kuat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku rakyat. Kondisi seperti ini sangatlah
wajar, karena kini anak-anak mereka bisa menyaksikan acara televisi setiap saat. Tindak
kekerasan dan perilaku negatif lainnya yang kini cenderung meningkat pada anak/remaja
langsung menuding televisi sebagai biang keroknya. Tidak sedikit para orang tua
mencacimaki/ protes terhadap tayangan televisi yang dirasakan kurang pas. Sementara itu
para orang tua terus sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Faktor keharmonisan
keluarga bisa menangkal pengaruh negatif televisi. Di sini jelas perlu adanya keseimbangan
antara keluarga (orang tua) dan pihak stasiun televisi. Keluarga dituntut untuk menciptakan
keharmonisan keluarga. Menjaga komunikasi dan menanamkan nilai serta norma agama pada
anak. Begitupun para pengelola stasiun televisi hendaknya mempunyai tanggungjawab moral
terhadap acara-acara yang ditayangkannya. Mereka hendaknya tidak sekedar mencari untung
terhadap acara yang ditayangkannya. Stasiun televisi merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan nasional. Mereka mempunyai tanggung-jawab untuk menjaga dan sekaligus
meningkatkan nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat, termasuk mendidik anak-anak

Sebagai media komunikasi dan informasi yang utama hingga saat ini, TV dan radio seolah-
olah mampu menghilangkan jarak pemisah yang ada, sehingga hampir tidak ada lagi

17
perbedaan dan ketidakjelasan didunia ini. Banyak juga segi positif lain yang bisa kita dapat
dari keberadaan TV dan radio, misalnya sebagai media rekreasi.
Dengan memiliki TV dan radio, kita pun dapat mencapai keseimbangan hidup baik dari segi
sosial dan etika. Melalui penyampaian program-program acara dan siaran berisi edukasi dan
entertainment (Edutainment) yang berkualitas, maka diharapkan sistem transfer informasi
dapat berjalan baik.
Akan tetapi karena begitu besarnya peran dan daya pikat yang timbul dari keberadaan TV dan
radio, akhirnya juga menimbulkan pengaruh buruk dalam kehidupan apabila disalah
fungsikan.

Hal tersebut berasal dari berbagai aspek TV dan radio sendiri, misalnya pengaruh efek sinar,
gerak, dan suara yang dihasilkan dan efek jenis, kuantitas, dan kualitas siaran ataupun
program yang ditampilkan. Kesemuanya itu memberikan pengaruh yang kompleks baik sisi
psikologis, kehidupan sosial dan kesehatan jasmani masing-masing individu.

Salah satu contoh efek negatif yang muncul di TV dan radio adalah acara atau iklan yang
terlihat lebih mementingkan sisi komersial semata tanpa memikirkan sisi edukasinya. Pada
hakekatnya, iklan pada TV dan radio tersebut dibuat dan disampaikan sebagai media promosi
dari suatu produk dan pelayanan sebagai wujud hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebenarnya, media promosi itu sendiri adalah alat untuk promosi yang berisi
pemaparan secara faktual, logis dan realistis.

Tetapi faktanya sekarang ini, banyak terjadi penyalahgunaan yang terjadi dalam dunia
pariwara. Dengan menghalalkan segala cara iklan-iklan pada TV dan radio dibuat dan
disampaikan secara berlebihan dan tidak jujur, menyesatkan, jauh dari hakekat peranan iklan
sebenarnya. Tampilan iklan-iklan terkesan hanya memunculkan sisi kelebihan untuk
menjaring keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) dan menutupi kenyataan keburukan
dari suatu produk yang sebenarnya ada (non konsumen oriented) pada sisi lainnya.

Keluarga sebagai pemirsa dan obyek dari TV dan radio merupakan santapan empuk
penyalahgunaan iklan tersebut, terutama pada anak-anak dengan pengaruh yang sangat besar
karena mereka masih dalam proses perkembangan kognitif dan mental-jasmani. Menurut
penelitian, rata-rata anak tertarik menonton info komersiil tersebut disebabkan mereka mudah
dipengaruhi oleh komunikasi yang bersifat satu arah, yaitu oleh ucapan, dari janji dan gambar
menarikyang disampaikan. Hal ini kontras dibandingkan orang dewasa yang lebih memilih
memindahkan channel, rehat sementara atau tidak memperhatikan sama sekali sampai info
komersial itu selesai.

Selain itu, pengaruh buruk iklan yang salah adalah anak-anak lebih cenderung berpikir
instant. Dalam arti, segala sesuatu kebutuhan dipikirkan oleh anak dapat dengan mudah
mereka miliki atau ketahui, tanpa ada usaha untuk mendapatkannya.

Kemudian anak-anak juga masih menghadapi kesulitan dalam membedakan antara fantasi
dan kenyataan, contoh kongkrit pada iklan yang berisi khayalan aksi heroik, maka secara
langsung merangsang mereka untuk meniru tanpa berpikir panjang efek buruk yang sudah
menanti. Bahkan lebih ekstrim lagi, iklan TV dan radio dapat dianggap sebagai panutan,
bukan orang tua mereka masing-masing.

18
Akibat lebih jauh yang dominan yang timbul adalah pada perkembangan kejiwaan anak yang
terganggu, terutama perilaku yang berubah menjadi lebih agresif, non kooperatif dan
penurunan intelektualitas.

Oleh karena itu, diperlukan antisipasi dini terutama dari dalam keluarga (orang tua).
Meskipun iklan maupun acara TV dan radio mengandung unsur negatif, tetapi juga memiliki
esensi positif didalamnya sebagai bagian kecil dari keseimbangan hidup anak-anak. Disinilah
peran sentral para orang tua untuk mengarahkan dan memberikan bimbingan untuk
membentuk persepsi yang benar terhadap suatu iklan.

Yang terpenting pula adalah memberikan waktu yang cukup kepada anak-anak untuk
bermain dan lebih bersosialisasi dengan teman-teman sepermainannya, punya waktu luang
yang cukup untuk membaca cerita dan istirahat atau tidur, serta punya waktu untuk berekreasi
dan menikmati makna arti kehangatan sebuah keluarga.

Pada akhirnya secara aktif memberikan stimulus suasana yang menyenangkan diantaranya
dengan permainan-permainan yang sehat yang membantu perkembangan otak dan nutrisi
yang cukup, karena secara umum anak lebih senang belajar dengan melakukan berbagai hal
baik sendiri maupun berkelompok. Jadi bukan terus-menerus membiarkan kebiasaan mereka
menonton TV dan menyimak radio terlalu lama, terutama fantasi dari acara dan iklan yang
ditampilkan.

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan
Media mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media
memberikan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi. Dan
penelitian menunjukan bahwa persepsi mempengaruhi sikap (attitude) dan perilaku
seseorang.

Kognisi adalah semua proses yang terjadi di fikiran kita yaitu, melihat, mengamati,
mengingat, mempersepsikan sesuatu, membayangkan sesuatu, berfikir, menduga, menilai,
mempertimbangkan dan memperkirakan.

Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw adalah
salah satu teori tentang proses dampak media atau efek komunikasi massa terhadap
masyarakat dan budaya. Teori ini termasuk dalam Phase 3 dari The Primes Of Media Effect
yakni Powerful Media Rediscovered. Meskipun biasanya lebih dirujuk sebagai fungsi belajar

19
media massa dari pada sebagai teori.
Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat terhadap
pembentukan opini masyarakat, pada teori tersebut menyatakan bahwa:

“media massa, dengan memperhatikan pada beberapa isu tertentu dan mengabaikan lainnya,
akan mempengaruhi opini public. Orang cenderung mengetahui tentang hal-hal yang
disajikan oleh media massa dan menerima susunan prioritas yang ditetapkan media massa
terhadap berbagai isu tersebut”.

3.2 Saran
Media massa yang semakin terbuka dan bebas membuat kita perlu memfilter atu
menyaringnya sebelum mengaplikasikannya kedalam pikirin kita, apakah ini benar atau salah
sehingga kita tidak perlu terbawa terlalu jauh kedalam dampak-dampak negatif dan buruk
yang dibawa media massa terhadap kehidupan kita sehari-hari.

Bagi anak-anak peranan orang tua sangatlah penting dalam peneyerapan informasi dari media
cetak dan elektronik.

Apa yang harus dilakukan orangtua?

1. Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia
harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin
agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah
membuat kesepakatan bersama mengenai batasan-batasannya. Misalnya jenis tayangan
yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton. Untuk batita, tetapkan batasan
waktunya, yaitu cukup satu jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh
menonton televisi kurang dari dua jam sehari.
2. Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak.
Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya.
3. Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali
menonton televisi.
4. Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-
temannya.

20
Daftar Pustaka

Effendy U. Onong (1993). Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi

Soekamto Soerjono (1982). Sosiologi suatu pengantar

http://octahyuuga.wordpress.com/2009/03/02/dampak-negatif-dan-positif-dari-internet/

http://fyablog.wordpress.com/2007/08/22/tugas-uas-ptk-dampak-negatif-televisi/

http://id.Wikipiedia.org

http://pramareola14.wordpress.com/2010/01/25/pengaruh-negatif-iklan-tv-dan-radio-
terhadap-perilaku-anak/

21

You might also like