You are on page 1of 24

Bab 1.

menganalisis budaya politik di Indonesia


1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
Jawab : Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui
oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk
menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.

2. Mengidentifikasi ciri ciri budaya politik


Jawab:
1. memberi penekanan pada perilaku beberapa sikap,pandangan,ataupun
kepercayaan
2. Orientasinya terhadap sistem politk
3. Menggambarkan masyarakat dalam suatu negara
4. budaya politik menyagkut masalah legitimasi
5. budaya politik meyangkut perilaku aparat negara
6. budaya politik menyangkut proses pembuatan kebijakan pemerintah.

3.Mengidentifikasi macam macam budaya politik


Jawab :
1.budaya politik militan
2. budaya politik toleransi -sikap tradisi dan perubahan
3.budaya politik yg memiliki sikap mental absolut
4 budaya politik yg memiliki skap mental akomodatif

4.Menjelaskan factor penyebab berkembangnya budaya politik suatu


daerah
Jawab:
(1) Tingkat pendidikan masyarakat sebagai kunc utama perkembangan budaya
politik masyarakat
(2) Tingkat ekonomi masyarakat, semakin tinggi tingkat ekonomi/sejahtera
masyarakat maka partisipasi masyarakat pun semakin besar
(3) Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem
politik yang lebih baik)
(4) Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil,independen,dan
bebas)
(5) Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol
sosial,bebas,dan mandiri)

5.Menyimpulkan budaya politik yang berkembang di masyarakat


Jawab:
Budaya politik yang berkembang di Indonesia adalah munculnya pembinaan
hubungan patron-client antara negara dengan masyarakat. Suasana ini semakin
menguat dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki negara, Budaya patron-client
ini juga tumbuh di kalangan pelaku politik. Mereka lebih memilih mencari sponsor
dari atas daripada menggali dukungan dari basisnya. Organisasi politiknya sudah
modern, tapi etos kerja politiknya masih tradisional. Lebih parah lagi, suasana
feodalisme masih dijalankan.Oleh karena itu, harus dilakukan perbaikan
terhadap institusi-institusi yang kurang dapat menyerap semangat masyarakat
yang berpikir kritis terhadap pembinaan politik melalui infra struktur politik. Ini
menuntut kemauan para pimpinan partai politik untuk mendorong proses
keterbukaan.

6.Mendeskripsikan tipe tipe budaya politik


Jawab:
1. Budaya politik parokial (parochial political culture)
Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu
bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada
menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku.
Pada budaya politik parokial umumnya tingkat partisipasi dan kesadaran
politik masyrakatnya masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh
poleh faktor kognitif, yaitu rendahnya tingkat pendidikan/pengetahuan
seseorang sehingga pemahaman dan kesadaran mereka terhadap politik
masih sangat kecil. Pada budaya politik ini, kesadaran obyek politiknya
kecil atau tidak ada sama sekali terhadap sistem politik. Kelompok ini
akan ditemukan di berbagai lapisan masyarakat.
2. Budaya politik kaula/subjek (subject political culture)
Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap
sistem politik namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi
sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa memberikan input.
Pada budaya politik ini, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju
baik sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik
kaula adalah mereka yang berorientasi terhadap sistem politik dan
pengaruhnya terhadap outputs yang mempengaruhi kehidupan mereka
seperti tunjangan sosial dan hukum. Namun mereka tidak berorientasi
terhadap partisipasi dalam struktur input
3. Budaya politik partisipan (participant political culture)
Adalah masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berorientasi
terhadap struktur inputs dan proses dan terlibat didalamnya atau melihat
dirinya sebagai potensial terlibat, mengartikulasikan tuntutan dan
membuat keputusan. Pada budaya poltik ini ditandai dengan kesadaran
politik yang tinggi.
7. Mendeskripsikan budaya politik yang berkembang di Indonesia
Jawab:
Budaya politik Indonesia bersifat parokial-kaula di satu pihak dan budaya
politik partisipan dilain pihak; di satu segi massa masih ketinggalan dalam
menggunakan hak dan dalam memikul tanggungjawab politiknya - yang
mungkin disebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh
penjajahan, feodalisme, bapakisme, ikatan primordial - sedang di lain
pihak kaum elitnya sungguh-sungguh merupakan merupakan partisipan
yang aktif – yang kira-kira disebabkan oleh pengaruh pendidikan moderen
– kadang-kadang bersifat sekuler dalam arti relatif dapat membedakan
faktor-faktor penyebab disintegrasi seperti agama, kesukuan dan lainnya,
dengan kata lain kebudayaan politik Indonesia merupakan “mixed political
culture” yang diwarnai dengan besarnya pengaruh kebudayaan politik
parokial-kaula.

8. Menyimpulkan dampak perkembangan tipe politik sesuai perkembangan


system politik yang berlaku
Jawab:
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan
skala prioritasnya.
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam
konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ).
Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan
adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan
terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini
yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara.

9. Mendeskripsikan makna sosialisasi kesadaran politik


Jawab:
sosialisasi politik adalah proses bagaimana orang bisa mengenal atau
mengetahui atau bisa tanggap dengan sisitem politik yang ada serta
punya reaksi terhadap adanya gejala gejala potiltik.
dengan adanya kesadaran politik yang ada pada diri masyarakat secara
otomatis akan mendukung sekali proses adanya sosialisasi kesadaaran
politik.karena dengan adanya sosialisasi politik yang dilakukan,maka kita
sebagai warga negara atau sebagai individu tentunya minimal akan
paham mengenai masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis,
dengan seperti itu maka akan mampu meningkatkan kualitas diri dalam
berpolitik atau pengetahuan dalam berpolitik.

10. Mengidentifikasi fungsi partai politik


Jawab:
Partai politik merupakan wadah untuk menyalurkan dan memperjuangkan
kepentingan dan aspirasi rakyat. Dengan demikian apabila suatu partai
berjuang untuk kepentingan partai atau ketua partai, maka partai tersebut
telah menyalahi fungsi dan tujuan didirikannya partai tersebut.

11. Menguraikan mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik


Jawab:
sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal
maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus
kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah
belajar politik tetapi juga secara nominal belajat bersikap non politik
mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.
Easton dan Denuis, sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan
seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola
tingkah lakunya.
Almond, sosialisasi politik adalah proses-proses pembentukan sikap-sikap
politik dan pola-pola tingkah laku.
Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa
kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa.
Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:

a. Tingkat Komunitas
Sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu
sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan
keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

b.Tingkat Individual Proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai


proses warga suatu Negara membentuk pandangan-pandangan politik
mereka.
Dalam konsep Freud, individu dilihat sebagai objek sosilaisasi yang pasif
sedangkan Mead memandang individu sebagai aktor yang aktif, sehingga
proses sosialisasi politik merupakan proses yang beraspek ganda. Di satu
pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan perilaku,
artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang
anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi. Di lain
pihak, proses sosialisasi bukan hanya merupakan proses penekanan

12. Memberikan contoh budaya politik parochial, kaula, dan partisipan


Jawab:
Budaya Parokial = budaya desentralisasi, contohnya adalah penerapan
syariat di daerah daerah
Budaya Kawula = budaya yang menghargai warisan budaya leluhur.
contoh : kota kota budaya di Indonesia seperti Jogja.

13. Menunjukan budaya politik yang bertentangan dengan dengan


semangat pembangunan politik bangsa
Jawab:
Budaya politik yang acuh terhadap pemerintah dan tidak berpartisipasi
atau berperam aktif dalam berbagai aktifitas mengawasi kinerja
pemerintah dan tidak menganggap penting partai politik
14. Memberikan contoh budaya partisipan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Jawab:
Yaitu ikut dalam kegiatan politik, baik pemilihan umum, demonstrasi,
ataupun berperan aktif di LSM, dan pemerintahan sekitar seperti di RW, atau
kelurahan.

Bab 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju


masyarakat madani
1. Perbedaan antara demokrasi liberal, komunis, dan demokrasi Pancasila
a. Komunis melarang :
1) adanya kepercayaan kepada Tuhan YME,
2) membenci kelompok intelektual dan cendekiawan,
3) mengagung-agungkan kelompok pekerja, buruh dan
petani.

b. Ciri demokrasi Liberal :


1) Kontrol terhadap negara, alokasi sumber daya alam dan
manusia dapat terkontrol
2) Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional,
3) Kekuasaan eksekutif dibatasi oleh peraturan perundangan,
4) Kelompok minoritas (agama, etnis) boleh berjuang, untuk
memperjuangkan dirinya.
c. Demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan bertumpu pada :
1) demokrasi yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia;
3) berkedaulatan rakyat;
4) didukung oleh kecerdasan warga negara;
5) sistem pemisahan kekuasaan negara;
6) menjamin otonomi daerah;
7) demokrasi yang menerapkan prinsip rule of law;
8) sistem peradilan yang merdeka, bebas dan tidak memihak;
9) mengusahakan kesejahteraan rakyat; dan
10) berkeadilan sosial.

2. Prinsip-prinsip demokrasi
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan Hak Asasi Manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan di depan hukum
h. Proses hukum yang wajar
i. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
j. Plurarisme sosial, ekonomi, dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat
3. Makna budaya demokrasi
Budaya demokrasi adalah sifat atau karakter di mana kedaulatan ada di
tangan rakyat atau kekuasaan tertinggi dalam keputusan bersama rakyat.
Budaya Demokrasi, adalah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga
masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan
persaudaraan antar manusia yang berintikan kerjasama, saling percaya,
menghargai keanekaragaman, toleransi, kesamaderajatan, dan kompromi.
4. Pengertian masyarakat madani ala Indonesia
Mulkhan memberikan definisi “masyarakat madani” dalam arti “masyarakat
sipil”,yaitu sebuah tata kehidupan masyarakat yang benar-benar terbuka
secara ideologi maupun teologi,karena publiklah yang paling berhak
merumuskan ideologi,hingga cita-cita masyarakatnya melalui proses induksi
berkelanjutan.
Adapun Bahtiar Effendy ,berpendapat bahwa masyarakat madani adalah
terbentuknya lembaga-lembaga atau organisasi di luar negara yang
mempunyai otonomi relatif, dan memerankan fungsi kontrol terhadap proses
penyelenggaraan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan . Dawan
Rahardjo berpendapat bahwa “masyarakat madani”mengandung tiga
hal,yakni agama,peradaban dan perkotaan. Dawam rahardjo berpendapat
bahwa “masyarakat madani” mengandung tiga hal, yakni agama, peradaban
dan perkotaan

5. Ciri-ciri masyarakat madani


Ciri-ciri masyarakat madani, antara lain :
a. Free public sphere
Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik.
b. Demokratisasi
Hanya negara yang demokratis yang menjamin masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adala sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat
yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif
dan merupakan rahmat Tuhan.
e. Keadilan sosial
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal
yang baik bagi terciptanya masyarakat madani.
g. Supremasi hukum
Penghargaan terhadap supremasi hokum meupakan jaminan terciptanya
keadilan.
2) Proses menuju masyarakat madani ala Indonesia
Beberapa prasyarat guna menuju masyarakat madani setelah tumbuh dan
berkembangnya demokratisasi.
a. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi yang tercermin
antara lain dari kemampuan tenaga-tenaga profesionalnya untuk
memenhi kebutuhan pembangunan serta penguasaan ilmu
pengatahuan dan teknologi.
b. Memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri
agar tidak menimbulkan kerawanan, terutama bidang ekonomi.
c. Semakin mantap mengandalkan sumber-sumber
pembiayaan dalam negeri (berbasis kerakyatan) yang berarti
ketergantungan kepada sumber pembangunan dari luar negeri
semakin kecil atau tidak ada sama sekali.
d. Secara umum telah memiliki kemampuan ekonomi, system
politik, social budaya dan pertahanan keamanan yang dinamis,
tangguh serta berwawasan global.
3) Kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat madani
Kendalanya adalah banyak masyarakat Indonesia yang bersifat acuh tentang
meweujudkan masyarakat madani, minimnya pengetahuan masyarakai
Indonesia tentang masyarakat madani, dan kurangnya sosialisasi pemerintah
terhadap masyarakat tentang masyarakat madani.
4) Upaya mengatasi kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat madani ala Indonesia
Upaya mengatasi kendala yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam
mewujudkan masyarakan madani maka pemberdayaannya perlu ditekankan,
antara lain melalui peranannya sebagai berikut: sebagai pengembangan
masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan pendidikan; sebagai
advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak
dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok
buruh yang digaji atau di PHK secara sepihak dan lain-lain); sebagai kontrol
terhadap negara; menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau
kelompok penekan (pressure group); masyarakat madani pada dasarnya
merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu pihak dan
masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi
warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan
hubungan di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi,
kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-
organsasi lainnya.
5) Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Pemerintahan berdasarkan hukum
b. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
c. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
d. Peradilan yang merdeka
e. Adanya Partai Politik dan Organisasi Sosial Politik

6) Perbandingan antara demokrasi yang diterapkan di Indonesia pada


masa Orla, Orba, dan Orde Reformasi
a. Disebut Orde lama; UUD yang digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem
Demokrasi Terpimpin; di mana presiden tidak bertanggungjawab pada DPR.
Presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pimpinan terletak di tangan
pemimpin besar revolusi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden)
sehingga menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh
PKI tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI).
b. Bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen dengan sistem Demokrasi Pancasila. Fungsi lembaga tinggi dan
tertinggi negara dikembalikan sesuai dengan amanat UUD 1945.
Sehubungan kekuasaan dan masa jabatan presiden tidak dibatasi
periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, yang akhirnya
terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan timbul budaya korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Sehingga lahirlah gerakan reformasi yang menuntut
reformasi dalam berbagai bidang, puncaknya adalah pengunduran diri
Soeharto sebagai presiden.
c. Kurun waktu 1998 - sekarang (Orde Reformasi)
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi, demokrasi yang
mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan
pelaksanaannya, meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara dengan menegaskan wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
7) Perbandingan antara pelaksanaan pemilu pada masa Orba dan
Reformasi
Secara garis besar pemilu di Indonesia ada 3 berdasarkan masa atau orde di
Indonesia, yaitu:
a. Orde baru:
1) Pemilu 1971, pada tahun ini asas jujur dan kebersamaan mulai
ditiadakan dan diganti dengan LUBER.
2) Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997; di tahun-tahun ini, pemilu
hanya diikuti oleh 3 partai politik yang merupakan gabungan
dari beberapa partai berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975 tentang
Partai Politik dan Golkar. Dua partai yang lain adalah PPP dan PDI.
b. Reformasi:
1) Pemilu 1999, peserta Pemilu kali ini tidak seperti tahun-tahun
sebelumnya, pemilu kali ini diikuti oleh 48 partai. Ini sudah jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partai yang ada dan
terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM, yakni 141 partai.
2) Pemilu 2004, berlangsung tiga tahap(legislatif/DPR,
Presiden/wapres, Presiden/wapres II). Pada pemilu ini, rakyat
dapat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
3) Pemilu 2009, undang-undang memberlakukan cara mencentang
dengan bolpen setelah sebelumnya beristilah nyoblos
8) Peilaku budaya demokrasi
Perilaku budaya demokrasi, contohnya :
a. Membudayakan sikap terbuka
b. Mengutamakan dialog dalam menyelesaikan masalah
c. Menghargai pendapat orang lain
d. Mau belajar menerima keberagaman
9) Perilaku budaya demokrasi dalam lingkungan sekolah dan masyarakat
a. Di lingkungan sekolah :
1) Pemilihan ketua OSIS
2) Pemilihan ketua kelas
3) Pembagian tugas piket
4) Pembagian ketua kelompok diskusi
b. Di lingkungan masyarakat :
1) Pemilihan ketua RT
2) Pemilihan ketua RW
3) Pemilihan ketua karang taruna
4) Pemilihan kepala desa
5) Pemilihan ketua panitia peringatan proklamasi kemerdekaan

BAB 3. MENAMPILKAN SIKAP KETERBUKAAN


DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pengertian keterbukaan dan keadilan


Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan,
yang secara harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami,
tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada keraguan. Dengan demikian
Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan suatu
persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi
kebenarannya. Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai
kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat
sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.
2. Macam-macam keadilan
Macam-macam keadilan, antara lain :
a. Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang
memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi bagiannya
berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang merupakan
hak seseorang).
b. Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan
kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan
asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa
atau kebutuhan.

c. Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-


undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan
bersama (bonum Commune).
d. Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan
kepada masing-masing orang hukuman atau denda sesuai dengan
pelanggaran atau kejahatannya.
e. Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan
kepada masing-masing orang bagiannya berupa kebebasan untuk
mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang
kehidupan.
f. Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan
perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang
pihak lain.
g. Keadilan Sosial
Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang
pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi, politik, sosial,
budaya dan ideologis dalam masyarakat.
3. Pentingnya keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang
esensial atau penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap
berbagai sumber informasi, supaya tidak terjadi saling curiga antar individu,
masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam penyelenggaraan yaitu
setiap kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia
tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa diketahui
publik dan rakayat berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang
menyangkut pembuatan dan penerapan kebijakan.
4. Ciri-ciri keterbukaan
Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle :
a. Pemerintah menyediakan berbagai informasi faktual mengenai kebijakan
yang akan dan sudah dibuatnya.
b. Adanya peluang bagi publik dan pers untuk mendapatkan atau
mengakses berbagai dokumen pemerintah melalui parlemen.
c. Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-
rapat parlemen.
d. Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh
pemerintah mengenai baerbagai kepemtingan yang berkaitan dengan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
5. Contoh penyelenggaraan pemerintahan yang transparan
Prinsip-prinsip, ciri atau karakteristik good governance menurut Masyarakat
Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam :
a. Partisipasi masyarakat, semua warga masyarakat mempunyai hak suara
dalam pengambilan keputusan, langsung atau tak langsung melalui
lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD.
b. Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap
orang tanpa pandang bulu.
c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan
mengenai lembaga-lembaga pemerintahan lainnya dapat diakses oleh
pihak yang berkepentingan, informasi harus memadai agar dapat dipantau
rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.
d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan
berusaha melayani masyarakat tanpa diskriminasi.
b. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan – kepentingan
yang berbeda dalam kelompok masyarakatdemi keentinmgan masyarakat
secara menyeluruh.
c. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama
untuk memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraan mereka.
d. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-
lembaga mampu menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal
untuk kebutuhan masyarakat.
e. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi
masyarakat bertanggung jawab kepada masyarakat ayau lembaga yang
bersangkutan.
6. Contoh penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Para aparat pemerintah bersikap tidak adil dan acuh terhadap semua
permasalahan. Misalnya anggota MPR, DPR, DPRD, dan DPD yang
melakukan korupsi padahal persoalan ekonomi di Indonesia sedang rumit.
Gubernur, Walikota, dan Camat yang kurang menanggapi permasalahan
yang terjadi di daerahnya. Hakim yang memutus perkara dengan tidak adil
atau berat sebelah.
7. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang
tidak transparan
Terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan disebabkan
banyak hal disamping factor system politik yang bersifat tertutup, sehingga
tidak memungkinkan partisipasi warga negara dalam mengambil peran
terhadap kebijakan publik yang dibuat pemerintah, juga disebabkan karena
sumber daya manusianya yang bersifat feudal, oportunitis, dan penerapan
“aji mumpung” serta pendekatan “ingin dilayani” sebagai aparat pemerintah.
Secara umum beberapa faktor penyebab terjadinya pemerintahan yang tidak
transparan adalah sebagai berikut:
8. Dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
transparan adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik
untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Di masa orde baru korupsi politik
hampir disemua tingkatan pemerinah, dari pemerintahan desa sampai tingkat
pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara terkorup di dunia.
Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi
deminsional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya,
pertahanan keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis
moral dipemerintahan.
9. Sikap keterbukaan dan keadilan
Usaha-usaha untuk menciptakan keterbukaan dalam kehidupan berbangsa :
1) Mengadakan kunjungan antar daerah dan budaya.
2) Menikmati kesenian, hasil budaya suku bangsa lain.
3) Membentuk kelompok/organisasi dan mengadakan kegiatan lintas
budaya.
4) Melakukan dialog, pertemuan dengan orang-orang berbeda suku bangsa.
Sikap-sikap yang perlu dijauhi dalam keterbukaan hidup berbangsa :
1) Menganggap budaya suku bangsa sendiri lebih unggul dari suku bangsa
lain (superior).
2) Membedakan antar suku bangsa dalam pergaulan (diskriminasi).
3) Berpusat pada budaya bangsa sendiri serta mengukur kebaikan berdasar
budaya sendiri (etnosentrisme).
4) Berprasangka buruk pada suku bangsa lain (stereotip).
10. Contoh sikap keterbukaan dan keadilan di lingkungan sekolah dan
masyarakat
Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan :
a. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu upaya untuk memahami, menilai, dan menghargai
keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, seperti :
1) Berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau
elementer tentrang keterbukaan dan keadilan.
2) Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.
3) Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan.
4) Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten
dengan prinsip keterbukaan.
5) Mengajukan keritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan
prinsip keterbukaan.
6) Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan
transparansi mulai dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.

b. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga


yang bertugas untuk menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat
dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan, seperti :
1) Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan
2) Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang
berkaitan dengan keadilan
3) Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan
4) Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan
keadilan
5) Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi
jaminan keadilan
6) Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan
lingkungan kerja.
11. Penilaian tentang sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Wujud partisipasi kita sebagai warga negara yang meliputi aspek
Poleksosbudhankam, misalnya:
a. Dalam bidang politik dan hukum :
1) Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengemukakan
pendapat.
2) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk
menduduki jabatan tertentu.
3) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk ikut serta
dalam pemilu.
4) Mengikuti prosedur hukum dengan benar, seperti tidak menggunakan
suap.

BAB 4. MENGANALISIS HUBUNGAN


INTERNASIONAL DAN ORGANISASI
INTERNASIONAL

1. Pengertian hubungan internasional


Hubungan internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antara
beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi
negara – negara, organisasi intrnasional, organisasi nonpemerintah,
kesatuan subnasional, seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta
individi – individu.
2. Dampak suatu negara yang mengucilkan diri dari pergaulan
antarbangsa
Negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan pencapaian
tujuan negara karen di masa sekarang diyakini bahwa tidak ada negara yang
dapat berdiri sendiri.
3. Pentingnya hubungan internasional
Hubungan persahabatan dan kerjasama antarbangsa yang didasari sikap
saling menghormati dan menguntungkan. Dengan kata lain, kerjasama pada
hakikatnya bertujuan :
a. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara serta menciptakan keadilan
dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia.
4. Sarana-sarana hubungan internasional
Sarana-sarana hubungan internasional, antara lain :
a. Diplomasi, secara umum didefinisikan sebagai proses komunikasi antar
pelaku politik internasional dan instrumen untuk mencapai tujuan
kebijakan politik luar negeri suatu negara.
b. Negosiasi, atau perundingan adalah suatu upaya untuk mengatasi
masalah yang dihadapi antara dua negara tanpa melibatkan pihak ketiga.
c. Lobby, merupakan kegiatan politik yang dilakukan untuk memengaruhi
negara tertentu, untuk memastikan bahwa pandangan atau kepentingan
suatu negara dapat tersampaikan.
5. Makna perjanjian internasional
Makna perjanjian internasional dalam perkembangannya sering menjadi
penting karena dijadikan ukuran oleh negara – negara lain yang tidak
mengikatkan diri dalam perjanjian sebagai pedoman dalam pergaulan hukum
internasional.
Perjanjian internasional (traktat = treaty) adalah suatu persetujuan
(agreement) yang dinyatakan secara formal antara dua negara atau lebih
mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-
masing pihak. Kemudian, pihak-pihak tersebut terikat oleh kesepakatan, baik
masa damai maupun pada masa perang. Pada umumnya, traktat ditaati oleh
pihak-pihak yang berkepentingan karena adanya asas pacta sunt servanda
(persetujuan antarnegara harus dihormati).
6. Macam-macam istilah perjanjian internasional
Istilah perjanjian internasional :
a. Traktat (Treaty) ; artinya, perjanjian dilakukan oleh dua negara atau lebih
yang sifatnya lebih formal karena mempunyai kekuatan hukum yang lebih
mengikat bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
b. Konvensi (Convention) ; artinya, jenis perjanjian yang digunakan bagi hal-
hal yang lebih khusus dibandingkan dengan traktat, namun bersifat
multirateral.
c. Pakta (Pact) ; artinya, persetujuan yang lebih khusus jika dibandingkan
dengan traktat. Pakta merupakan traktat dalam arti sempit sehingga pakta
pun harus mendapat ratifikasi.
d. Perikatan (Arrangement) ; artinya, suatu bentuk perjanjian yang tidak
seresmi traktat atau konvensi. Oleh karena itu, perikatan merupakan
persetujuan yang biasanya hanya digunakan bagi transaksi-transaksi
yang bersifat sementara.
e. Persetujuan (Agreement) ; artinya, suatu perjanjian yang bersifat teknis
atau administrative sehingga persetujuan tidak seresmi traktat/konvensi
cukup ditandatangani oleh wakil-wakil departemen dan tidak perlu
diratifikasi.
f. Deklarasi (Declaration) ; artinya, perjanjian yang digunakan dengan tujuan
menunjukkan satu perjanjian yang menyatakan hukum yang ada,
membentuk hukum yang baru, atau untuk menguatkan beberapa prinsip
kebijaksanaan hukum.
g. Piagam (Statue) ; artinya, perjanjian yang menunjukkan himpunan
peraturan yang ditetapkan oleh perjanjian internasional untuk mengatur
fungsi lembaga internasional atau anggaran dasarnya, seperti piagam
Mahkamah Internasional (statue of the international court of justice).
h. Convenant
i. Charter
j. Protokol (Protocol) ; artinya perjanjian yang sifatnya kurang resmi
dibandingkan dengan traktat dan konvensi. Biasanya protocol digunakan
sebagai naskah tambahan dari konvensi.
k. Modus Vivendi ; artinya, perjanjian internasional yang merupakan
dokumen untuk mencatat persetujuan tanpa memerlukan ratifikasi dan
berssifat sementara.
l. Ketentuan penutup (Final act) ; artinya, dokumen dalam bentuk catatan
ringkasan dari hasil konferensi. Ketentuan penutup ini tidak memerlukan
ratifikasi.
m. Ketentuan umum (General act) ; artinya traktat yang bersifat resmi atau
tidak resmu.
7. Tahapan perjanjian internasional
a. Perundingan (Negociation)
b. Penandatanganan (Signature)
c. Pengesahan (Ratification)

8. Hal-hal penting dalam ratifikasi perjanjian internasional yang


memerlukan persetujuan DPR di Indonesia
Dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian Internasional tersebut, Indonesia
menganut prinsip Primat Hukum Nasional dalam arti bahwa Hukum Nasional
mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada hukum Internasional.
Dasar kewenangan presiden dalam pembuatan Perjanjian Internasional
diatur dalam pasal 11 Undang-Undang dasar 1945 mengatur tentang
perjanjian inernasional sebagai berikut:
a. Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain.
b. Presiden dalam membuat perjanjian Internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan Negara, dan/ atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan Undang-undang harus dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Ketentuan lebih lanjut tentang perjajian Internasional diatur dalam
Undang-undang.
9. Pengertian perwakilan diplomatik
Perwakilan diplomatik adalah perwakilan resmi suatu negara, baik politis
maupun non politis dalam membina hubungan antara negara yang satu
dengan negara yang lainnya.
10. Tingkatan perwakilan diplomatik
Berdasarkan Kongres Wina (1815) dan Kongres Achen (1818), tingkatan
perangkat diplomatik adalah sebagai berikut.
a. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador) adalah perwakilan tertinggi
dalam perwakilan diplomatik yang memiliki kekuasaan penuh dan luar
biasa.
b. Duta (Gerzant) adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari
duta besar.
c. Menteri Residen dianggap sebagai bukan wakil pribadi kepala negara.
Menteri Residen hanya mengurus urusan negara dan tidak berhak
mengadakan pertemuan dengan kepala negara tempatnya bertugas.
d. Kuasa Usaha (charge de affair) adalah kuasa usaha yang tidak
diperbantukan kepada kepala negara. Kuasa usaha dapat dibedakan atas
kuasa usaha tetap dan kuasa usaha sementara.
e. Atase – atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh.
Atase terdiri atas :
1) Atase pertahanan (memberikan nsihat di bidang militer dan hankam
pada duta besar berkuasa penuh);
2) Atase teknis (atase perdagangan, perindustrian, pendidikan dan
kebudayaan, dan bidang lainnya)
11. Perbedaan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler
Perbedaan perwakilan diplomatik, dan Konsuler ialah :
a. Perwakilan diplomatik melaksanakan tugasnya hanya berhubungan
dengan pejabat-pejabat tingkat pusatdan negara penerima, sedangkan
konsuler hanya berhubungan dengan pembesar-pembesar setempat.
b. Hanya perwakilan diplomatik yang berhak mengadakan hubungan
internasional yang bersifat politik.
c. Suatu negara hanya memiliki satu perwakilan diplomatik di dalam negara
penerima, tetapi dapat menempatkan beberapa konsuler.
d. Anggota perwakilan diplomatik mempunyai hak ekstrateritorial, yaitu hak
istimewa mempunyai kekebalan atas pelaksanaan kekuasaan peradilan
dari negara penerima atau dengan kata lain mereka tidak dapat dituntut
dimuka pengadilan, sedangkan konsuler tidak memiliki hak itu.
12. Pengertian organisasi internasional
Organisasi internasional secara sederhana dapat dimaknai sebagai badan
hukum yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan
berdaulat, memiliki kepentingan dan tujuan yang sama.
13. Macam-macam organisasi internasional
a. Organisasi antarpemerintah, contohnya : PBB, WTO, dan ASEAN
b. Organisasi nonpemerintah, contohnya : PMI, UNHCR, Greenpeace, Oxam
International
14. Peranan dan tujuan organisasi internasional PBB
a. Peranan PBB
1) Menangani krisis negara-negara seperti Timur Tengah, Libanon, Irak-
Iran, Politik Apartheid, Afghanistan, Pengembalian Irian Barat ke
Indonesia.
2) Menyelesaikan sengketa Amerika Serikat dan Irak di kawasan Teluk
mengenai Kuwait.
3) Pembentukan Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) dan UNEF krisis
Mesir-Israel.
4) Membantu lebih dari 4500 proyek pembangunan di Asia, Afrika, Eropa,
dan Amerika Latin melalui UNDP yang mempunyai kantor di 115 negara
berkembang.
5) Melindungi peninggalan sejarah umat manusia melalui UNESCO.
6) Memberikan bantuan dan perlindungan terhadap pengungsi melalui
UNCHR.
7) Menyelesaikan krisis hutang negara dunia ketiga melalui IMF.

b. Tujuan PBB
1) Memperkuat keyakinan hak-hak dasar manusia, kemuliaan, derajat
tinggi manusia, hak-hak yang sama antara pria dan wanita segala
bangsa.
2) Menciptakan suasana keadilan dan penghargaan terhadap kewajiban-
kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian internasional dan
memelihara sumber hukum internasional.
3) Memajukan masyarakat dan mempertinggi tingkat hidup yang baik
dalam suasana kemerdekaan yang lebih luas.
4) Menciptakan kesabaran dan hidup bersama sebagai tetangga yang baik
dalam keadaan damai dan terjamin.
5) Mempersatukan kekuatan supaya perdamaian dan keamanan
internasional tetap terpelihara.
6) Menjamin, dengan mengakui asas-asas tertentu dan melakukan cara-
cara tertentu, agar kekuatan senjata tidak akan digunakan, kecuali untuk
keperluan bersama.
7) Mempergunakan aparat internasional untuk menyelenggarakan
kemajuan ekonomi dan sosial semua bangsa.
15. Peranan Indonesia terhadap ASEAN
Peranan Indonesia terhadap ASEAN, antara lain :
a. Ekonomi
Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh
yang digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan
keuntungan sehingga bisa mengurangi pengangguran di indonesia.
b. Bidang Pertahanan dan Keamanan
TNI-AL sering melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan
membuktikan pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat,dan Indonesia
pun melakukan perjanjian Ekstradisi di semua negara ASEAN.
c. Bidang Pendidikan, Sosial dan Budaya
Indonesia sering melakukan pertukaran mahasiswa dengan negara ASEAN
lainnya seperti Singapura dan Malaysia, begitu juga dengan pementasan
karya seninya.
d. Bidang Pariwisata
Rata-rata pengunjung pariwisata di negara ASEAN adalah warga negara
anggota ASEAN lainnya, contohnya Jogja yang rata-rata turisnya adalah turis
malaysia, begitu juga dengan Singapura yang rata-rata turisnya adalah orang
Indonesia dan Malaysia.
16. Peranan ASEAN bagi bangsa Indonesia
Peranan ASEAN untuk Indonesia, sejak awal berdirinya ASEAN, Indonesia
telah mempromosikan suatu bentuk kehidupan masyarakat regional di Asia
Tenggara yang menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, tidak
mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan
kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan konsensus dalam proses
pengambilan keputusan. Indonesia juga memiliki peran penting dalam
pembentukan beberapa perjanjian dan modalitas di ASEAN antara lain
Declaration on Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN, 1971),
ASEAN Concord (1976), ASEAN Declaration on South China Sea (1992),
ASEAN Regional Forum (ARF, 1995) dan ASEAN Community (2003).
Walaupun terdapat perbedaan budaya, kondisi geografis, sistem politik dan
tingkat kesejahteraan, negara-negara anggota ASEAN telah menunjukan
kesamaan etikad dalam mengutamakan kerja sama untuk mencapai
keuntungan dan kemakmuran bersama.
17. Tujuan ASEAN
Tujuan ASEAN :
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta
pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan tertib hukum.
c. Meningkatkan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
d. Saling memberikan bantuandalam bentuk sarana-sarana latihan dan
penelitian dalam bidang pendidikan professional, teknik dan administrasi.
e. Bekerjasama lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian,
industri, perdagangan, pengangkutan, komunikasi, dan meningkatkan
taraf hidup rakyat.
f. Meningkatkan studi tentang Asia Tenggara
g. Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-
organisasi internasional dan regional lainnya.
18. Bentuk kerjasama Indonesia dengan negara lain
Bentuk kerjasama Indonesia dengan negara lain :
a. Kerjasama Bilateral
1) RI - Kanada
2) RI – RRC
3) RI – Iran
b. Kerjasama Nonbilateral (regional dan multirateral)
1) Kanada dengan beberapa negara Asia
2) RI - ASEA
3) Arab Saudi dengan negara-negara Teluk

19. Manfaat kerjasama antarbangsa


Manfaat kerjasama antarbangsa antara lain :
a. Manfaat ideologi, yakni untuk menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara;
b. Manfaat politik, yakni untuk menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan
hubungan luar negeri yang di abdikan untuk kepentingan nasional,
terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang;
c. Manfaat ekonomi, yakni untuk menunjang upaya meningkatkan
pembangunan ekonomi nasional;
d. Manfaat perdamaian dan keamanan internasional, yakni untuk menunjang
upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan dan stabilitas
internasional;
e. Manfaat kemanusiaan, yakni untuk menunjang upaya pencegahan dan
penanggulangan setiap bentuk bencana serta rehabilitasi akibat-
akibatnya;
20. Contoh perjanjian internasional yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia
Contoh perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia :
a. Konferensi Asia – Afrika (KAA) tahun 1955
b. Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan Association of South
East Asian Nations (ASEAN)
c. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
d. Gerakan Non Blok
e. AFTA (pembentukan pasar bebas di Asia Tenggara)
f. APEC (pembentukan pasar bebas di Asia Pasifik)
g. ZOPFAN (zona aman dari bahaya nuklir)

BAB 5. MENGANALISIS SISTEM HUKUM DAN


PERADILAN INTERNASIONAL

1. Mengemukakan makna hukum internasional


Sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan
peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena
itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan
lainnya.
2. Menjelaskan hakekat hukum internasional
Masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional adalah suatu
tertib hukum koordinasi dari sejumlah negara-negara yang masing-masing
merdeka dan berdaulat. Sehingga, berbeda halnya dengan tertib hukum
nasional (yang bersifat subordinasi), dalam tertib hukum koordinasi (hukum
internasional) tidak terdapat lembaga-lembaga yang disangkutpautkan
dengan hukum dan pelaksanaannya
3. Menjelaskan asas-asas hokum internasional
Asas Teritorial (Territoriallteits of Landsgedbeginsel).
Asas teritorial ini merupakan asas yang dititik beratkan pada tempat
terjadinya atau wilayah terjadinya perbuatan pidana dilakukan, dengan
tidak memandang kewarganegaraan atau asal negara pelakunya, dan
tempat terjadinya perbuatan pidana dikenal dengan Tempat Kejadian
Perkara (TKP).
Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya,
menurut asa ini setiap negara di manapun juga dia berada tetap
mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya, Asas ini mempunyai
kekuatanextritorial, artinya hukum negera tersebut tetap berlaku juga bagi
warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
Asas Kepentiangan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara
dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang
berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum tidak terikat pada batas
batas wilayah suatu negara.
4. Mengidentifikasi sumber-sumber hukum internasional
a. Sumber Hukum Dalam Arti Material
Adalah sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum di suatu
negara.
b. Sumber Hukum Dalam arti Formal
Adalah sumber hukum dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-
ketentuan hukum internasional yang dipergunakan oleh Mahkamah
Internasional.
5. Mengidentifikasi subjek-subjek hokum internasional
a. Negara
Negara adalah subjek hukum internasional dalam arti klasik sejak lahirnya
hukum internasional. Negara-negara yang berkedudukan sebagai subjek
hukum internasional adalah negara-negara yang berdaulat dan negara-
negara yang setengah berdaulat.
b. Tahta Suci
Tahta Suci merupakan subjek hukum internasional yang telah ada sejak
dahulu di samping negara. Hal ini merupakan peninggalan sejarah ketika
kekuasaan Paus tidak hanya sebagai kepala gereja Roma saja, tetapi
memiliki kekuatan duniawi.
c. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional yang berkedudukan di Jenewa (Swiss)
mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum internasional.
d. Organisasi Internasional
Seperti PBB, FAO, ILO, dan WHO
e. Orang Perseorangan (Individu)
Karena memungkinkan bagi seseorang untuk mengajukan suatu perkara ke
muka pengadilan, apabila dalam dirinya terdapat kerugian.
f. Pemberontak dan Pihak yang Bersengketa
1) Menentukan nasibnya sendiri.
2) Secara bebas memilih system ekonomi, politik dan sosial sendiri.
3) Menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya.
6. Mendeskripsikan peranan lembaga peradilan internasional
Peran Mahkamah Internasional sangat menentukan kepada kedua negara
yang sedang bersengketa. Dalam hal ini, Mahkamah Internasional
mempunyai kewenangan, dimana Mahkamah Internasional berwenang untuk
memeriksa, menyelesaikan sengketa hingga memberikan keputusan atas
dasar sengketa tersebut.
7. Mengidentifikasi kewenangan Mahkamah Internasional
Kewenangannya, yaitu :
a. Untuk memutuskan perkara-perkara perdebatan (contentious case)
b. Untuk memberi opini-opini nasihat (advisory juridiction)
c. Memerikasa perselisihan/sengketa antara negara-negara anggota PBB
yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional.
8. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi Mahkamah Internasional dalam
memerankan sebagai lembaga peradilan internacional
1. Sikap Egoisme antar negara yang bersengketa.
2. Sikap Arogan yang ditunjukkan oleh salah satu negara yang bersengketa.
3. Adanya sikap Monopoli atau hasutan dari negara-negara Adidaya kepada
Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu keputusan dalam
persengketaan.
4. Tidak adanya sikap tranparansi dari pihak suatu kelompok yang terkait
atau pemerintahan dalam pengumpulan bukti-bukti untuk kasus Genosida
atau kejahatan perang.

9. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional


1. Kesalahpahaman tentang suatu hal.
2. Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain.
3. Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.
4. Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.
10. Mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah-masalah sengketa
internasional
a. Jasa-jasa Baik (good office), yaitu penyelesaian sengketa internasional
dengan menggunakan pihak ketiga yang membantu menyelesaikan sengketa
yang mempertemukan pihak yang bersengketa.
b. Konsiliasi (Consiliation), yaitu suatu usaha menyelesaikan sengketa yang
ditujukan untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang
bersengketa demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
c. Arbitrasi (arbitration), yaitu penyelesaian sengketa dengan mengajukan
permasalahan kepada orang-orang tertentu yang dipilih secara bebas oleh
pihak yang bersengketa untuk memutuskan sengketa itu tanpa
memperhatikan hukum secara ketat.
d. Adjudikasi (adjudication), yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan
persengketaan internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga-
lembaga peradilan.
e. Judicial Settlement, yaitu penyelesaian masalah dengan menerapkan
ketentuan hukum badan peradilan internasional.
f. Negosiasi (negotiation), yaitu perundingan antara pihak-pihak yang
bersengketa dan merupakan sarana untuk menetapkan penyesuaian
kebijakan tentang masalah yang dipersengketakan.
11. Memberikan contoh penyelesaian masalah internasional melalui
arbitrase
Karaha Bodas adalah PT PMA yang memenangkan kontrak pembangunan
pembangkit tenaga listrik di Indonesia, tetapi pembangunan itu dihentikan
karena krisis ekonomi yang terjadi. Ketika izin pembangunan pembangkit
tenaga listrik itu dihidupkan kembali, rupanya Karaha Bodas tak mempunyai
kemampuan yang memadai untuk meneruskan pembangunannya. Akibatnya
kontrak tersebut diputuskan, dan pemutusan kontrak inilah yang akhimya
dibawa ke arbitrase internasional. Sayang dalam arbitrase internasional
pemerintah Indonesia dikalahkan dan diharuskan membayar ganti rugi senilai
lebih dari US $ 250,000,000.00. Jumlah ini sekarang sudah mendekati angka
US $ 300,000,000.00.
12. Memberikan contoh penyelesaian masalah internasional melalui
konsiliasi
Contoh dari konsiliasi adalah sengketa yang terjadi antara Thailand dan
Perancis, kedua belah pihak sepakat untuk membentuk Komisi Konsiliasi.
Dalam kasus ini Thailand selalu menuntut sebagian dari wilayah Laos dan
Kamboja yang terletak di bagian Timur tapal batasnya. Karena waktu itu Laos
dan Kamboja adalah protektorat Perancis maka sengketa ini menyangkut
antara Thailand dan Perancis.

You might also like