You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan
strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah
syahadat dan shalat. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari
sisi pribadi seperti mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat
berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan seperti
memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta kasih
terhadap golongan yang lebih lemah. Pembentukan keshalihan pribadi dan
keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah satu tujuan diturunkannya
Risalah Islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT kepada manusia.
Berdirinya bank Islam/perbankan syari’ah diawali dengan kehadiran
dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan
utama dari pendirian lembaga keuangan ini adalah sebagai upaya kaum
muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya
berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Hingga awal ke-20, bank Islam hanya merupakan obsesi dan diskusi
teoritis para akademisi baik dari bidang hukum (fikih) maupun bidang
ekonomi. Kesadaran bahwa bank Islam adalah solusi masalah ekonomi untuk
mencapai kesejahteraan sosial telah muncul, namun upaya nyata yang
memungkinkan implementasi praktis gagasan tersebut nyaris tenggelam
dalam sistem ekonomi dunia yang menggunakan bunga riba.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini hanya
terbatas pada kajian zakat bank Islam/bank syariah saja.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi syarat mata kuliah
masail fiqih dan mengetahui sistem kajian zakat bank islam/bank syariah.
BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1. KAJIAN ZAKAT BANK ISLAM


A. Pengertian Zakat
Zakat menurut etimologi
Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih,
berkembang dan baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan
dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut
Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi
suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.
Zakat menurut terminologi
Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah subhanahu wata'ala. untuk diberikan kepada
para mustahik yang disebutkan dalam Al-quran. Atau bisa juga berarti
sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu.
Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang
yang berzakat.
Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan
sedekah, seperti firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti, "Ambillah
zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu itu
akan menjadi ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam
sebuah hadis sahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. ketika
memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda,
"Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah)
dari harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan
mereka." (Hadis ini diketengahkan oleh banyak perawi.

B. Rukun Zakat
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang
merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini, orang yang

2
enggan membayarnya boleh diperangi, orang yang menolak kewajibannya
dianggap kafir. Zakat ini diwajibkan pada tahun kedua hijrah.
Legitimasinya diperoleh lewat beberapa ayat dalam Alquran,
antara lain firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti, "Dirikanlah
salat, bayarlah zakat dan rukuklah bersama orang yang rukuk." (Q.S. Al-
Baqarah, 43) Juga dalam firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti,
"dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia hak tertentu buat orang
yang meminta-minta dan orang yang tidak bernasib baik." (Q.S. Al
Ma'arij, 24-25)
Waktu Pembayaran Zakat
Zakat harus segera dibayar bila telah memenuhi semua syarat
wajibnya, tidak boleh ditunda apalagi telah memiliki kemampuan
melaksanakannya. Jika hartanya masih berada di pihak lain (gaib) maka
pembayarannya dapat ditunda sampai harta itu sampai di tangan
pemiliknya. Para amil yang mengurus pemungutan dan penyaluran zakat
juga dilarang menundanya. Jika amil telah mengetahui orang-orang yang
mustahik zakat dan dapat membagikan secara merata kepada mereka
namun tidak juga dibayar hingga harta zakat itu rusak, maka amil tersebut
bertanggung jawab menggantinya.
Kewajiban zakat tidak gugur dengan kematian pemilik harta, tetapi
tetap menjadi utang yang harus dilunasi dari harta peninggalan baik
diwasiatkan ataupun tidak.
Kewajiban zakat juga tidak gugur dengan lewat masa waktunya
(kedaluarsa). Jika seorang pembayar zakat terlambat membayar zakat
hartanya di akhir haul dan telah memasuki tahun baru (haul baru), maka
ketika menghitung zakat tahun kedua harus dikurangi sebesar kewajiban
zakat yang harus dibayar untuk tahun pertama dan sisanyalah yang harus
dizakati pada tahun berikutnya. Orang itu tetap berkewajiban membayar
zakat tahun pertama karena dianggap utang yang harus dilunasi.
Bila harta yang akan dizakati itu rusak setelah mencukupi haul,
maka kewajiban zakat akan gugur dengan dua syarat:
a. Harta itu rusak sebelum mampu membayar zakatnya.
b. Tidak karena kelalaian pemilik harta.

3
Apabila hasil pertanian atau buah-buahan rusak sebelum dipetik
karena suatu sebab (hama, musibah), maka kewajiban zakatnya gugur,
kecuali jika masih tersisa kuantitas yang mencapai nisab, dari sisa itulah
harus dibayar zakat.
Wajib bagi seorang amil yang bertugas memungut dan mendistribusikan
zakat untuk menjaga harta zakat itu sebaik-baiknya, tetapi bila rusak tidak
karena kelalaiannya maka ia tidak berkewajiban menjamin (mengganti)
Cara Membayar Zakat
Kewajiban muzakki dalam membayar zakat adalah:
1. Berniat untuk membayar zakat.
2. Menghitung semua kekayaan yang wajib dizakati
3. Membayarkan zakat kepada Badan Amil Zakat
4. Meminta doa dari petugas penerima zakat di Badan Amil Zakat
C. Syarat Wajib Zakat
Adapun syarat wajib zakar antara lain :
➢ Merdeka
Maka tidak diwajibkan zakat kepada hamba sahaya, karena hamba
itu tidak memiliki harta secara sempurna ( almilikuttam), majikannyalah
yang memiliki harta yang dimiliki hambanya
➢ Islam
Bagi non muslim tidak wajib berzakat, karena zakat itu adalah
suatu ibadah yang mensucikan atau membersihkan harta. Menurut Imam
Syafie seorang murtad wajib mengeluarkan zakatnya seperti dia Islam,
sepanjang harta tersebut diperoleh sebelum dia murtad/ kafir. Sedangkan
menurut Imam Hanafi kewajiban zakat bagi murtad gugur
➢ Aqil baligh
Menurut pendapat jumhur ulama ( kebanyakan ulama ), diwajibkan
membayar zakat atas harta anak-anak dan orang gila, karena zakat itu tidak
melihat kepada keadaan orangnya, tetapi melihat kepada hartanya. Pihak
yang wajib mengeluarkan zakat adalah walinya. Menurut pendapat Abu
Hanifah anak-anak dan orang gila tidak wajib berzakat karena mereka
keluar dari katagori kewajiban seperti kewajiban ibadah sholat dan puasa
➢ Milik Sempurna

4
Yang dimaksud dengan milik sempurna (milik 100 %) adalah
kemampuan pemilik harta mentransaksikan barang miliknya tanpa campur
tangan orang lain. Hal ini disyaratkan karena pada dasarnya zakat berarti
pemilikan dan pemberian untuk orang yang berhak, ini tidak akan terealisir
kecuali bila pemilik harta betul-betul memiliki harta tersebut secara
sempurna. Dari sinilah, maka harta yang telah berada di luar kekuasaan
pemilik (harta dhimar) atau cicilan mas kawin yang belum dibayar tidak
wajib zakat.
Hal ini sesuai dengan hadis yang diriiwayatkan oleh sekelompok
sahabat yang berarti: "Tidak ada zakat pada harta dhimar, tidak ada zakat
pada cicilan maskawin yang tertunda, karena wanita tidak dapat
menggunakannya, tidak ada zakat pada piutang atas orang yang kesulitan.
Bila sudah berada di tangan, baru wajib dizakati untuk satu tahun berjalan
saja, meskipun piutang itu, atau maskawin tersebut telah berada di tangan
orang lain/ suaminya bertahun-tahun, demikian juga piutang atas orang
yang susah dari sejak beberapa tahun."
➢ Berkembang Secara Real Atau Estimasi
Dengan artian bahwa harta tersebut harus dapat berkembang secara
real atau secara estimasi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan real adalah
pertambahan akibat kelahiran, perkembang biakan atau niaga.
Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan estimasi adalah
harta yang nilainya mempunyai kemungkinan bertambah seperti emas,
perak dan mata uang yang semuanya mempunyai kemungkinan
pertambahan nilai dengan memperjualbelikannya, sebab itu, semua jenis
harta di atas mutlak harus dizakati, berbeda dengan lahan tidur yang tidak
dapat berkembang baik secara real maupun secara estimasi, maka tidak
wajib dizakati
➢ Sampai Nisab
Nisab adalah jumlah harta yang ditentukan secara hukum, di mana
harta tidak wajib dizakati jika kurang dari ukuran tersebut. Syarat ini
berlaku pada uang, emas, perak, barang dagangan dan hewan ternak.
Dalam sebuah hadis Nabi saw. bersabda, "Tidak ada kewajiban
zakat atas harta emas yang belum sampai 20 dinar (1 dinar= 4,25 gram,
jadi 20 dinar=85 gram). Apabila telah sampai 20 dinar, maka zakatnya

5
adalah setengah dinar. Demikian juga perak tidak diambil zakatnya
sebelum sampai 200 dirham (1 dirham=2,975 gram, jadi 200 dirham=595
gram) yang dalam hal ini zakatnya adalah 5 dirham."
Nisab emas adalah 20 mitsqal=85 gram emas murni. Nisab perak adalah
200 dirham=595 gram perak murni. Nisab zakat barang dagangan adalah
senilai 85 gram emas murni. Barang-barang zakat lainnya sudah ditetapkan
juga nisabnya masing-masing. Termasuk dalam barang zakat adalah
barang yang telah lengkap satu nisab berikut kelebihannya.
➢ Melebihi Kebutuhan Pokok
Barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok, seperti
rumah pemukinan, alat-alat kerajinan, alat-alat industri, sarana transportasi
dan angkutan, seperti mobil dan perabot rumah tangga, tidak dikenakan
zakat. Demikian juga uang simpanan yang dicadangkan untuk melunasi
utang (akan dijelaskan kemudian), tidak diwajibkan zakat, karena seorang
kreditor sangat memerlukan uang yang ada di tangannya untuk
melepaskan dirinya dari cengkeraman utang.
Oleh sebab itu, maka harta yang dipersiapkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok tidak wajib dizakati
➢ Cukup Haul
Haul adalah perputaran harta satu nisab dalam 12 bulan kamariah.
Jika terdapat kesulitan akuntasi karena biasanya anggaran dibuat
berdasarkan tahun syamsiah, maka boleh dikalkulasikan berdasarkan tahun
syamsiah dengan penambahan volume (rate) zakat yang wajib dibayar,
dari 2,5 % menjadi 2,575 % sebagai akibat kelebihan hari bulan syamsiah
dari bulan qamariah
Khusus hasil pertanian, tidak disyaratkan haul, sesuai dengan
firman Allah swt. yang artinya, "Bayarlah zakatnya pada waktu panen."
(Q.S. Al An`am,141). Demikian juga kekayaan tambang dan barang galian
juga tidak disyaratkan haul, sesuai konsensus para ulama
➢ Tidak Terjadi Zakat Ganda
Apabila suatu harta telah dibayar zakatnya kemudian harta tersebut
berubah bentuk, seperti hasil pertanian yang telah dizakati kemudian hasil
panen tersebut dijual dengan harga tertentu, atau kekayaan ternak yang
telah dizakati kemudian dijual dengan harga tertentu. Dalam hal ini, harga

6
penjualan barang yang telah dizakati di akhir haul tidak wajib dizakati lagi
agar tidak terjadi zakat ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai dengan
hadis Rasulullah saw. yang berarti, "Tidak ada ganda dalam zakat". (H.R.
Bukhari dan Muslim)
➢ Harta Umum, Wakaf Dan Kebajikan Sosial
Harta umum tidak wajib dibayar zakatnya, karena harta itu dimiliki
oleh orang banyak, mungkin di antara mereka terdapat fakir miskin.
Dalam hal ini tidak terdapat pemilik khusus, sehingga tidak ada urgensinya
pemerintah mengambil zakat dari hartanya sendiri untuk disalurkan
kepada pihaknya juga.
Hal yang sama berlaku pula untuk harta wakaf yang diperuntukkan
buat kepentingan umum, seperti untuk para fakir miskin, mesjid-mesjid,
yatim-piatu dan lain sebagainya, mengingat karena pemilik harta tersebut
telah mewakafkannya untuk kepentingan umum. Demikian juga tidak
wajib dizakati harta yayasan bakti sosial, karena harta tersebut adalah
milik sekelompok orang-orang fakir yang hanya disalurkan kepada orang-
orang yang memerlukan di samping harta tersebut tidak dimiliki oleh satu
orang tertentu
➢ Bebas dari hutang
Orang yang mempunyai hutang mengurangi nishab yang harus
dibayar pada waktu yang sama

D. Macam-macam Zakat
Macam-macam zakat antara lain :
a. Zakat Nafs disebut juga Zakat Fitrah
b. Zakat Maal (harta) sejumlah harta benda tertentu yang wajib
dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan
pemiliknya
Jenis Zakat
a. Zakat Fitrah/Fidyah
Zakat Nafs (jiwa), disebut juga Zakat Fitrah à Zakat pribadi yang
harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan sebelum sholat ied.

7
Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg.
Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits
yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam
keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di
atas, mazhab Maliki dan Syafi'i membolehkan membayar zakat dengan
makanan pokok yang lain.
Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan
dengan membayarkan harganya dari makanan pokok yang di makan.
Pembayaran zakat menurut jumhur 'ulama :
1. Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan
tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
2. Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.
Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang
dibolehkan oleh syaria't dan mempunyai kewajiban membayar fidyah,
maka pembayaran fidyah sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.
b. Zakat Maal
Zakat Maal (harta) sejumlah harta benda tertentu yang wajib
dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan pemiliknya
E. Kategori Mustahik Zakat
 Fakir
Fakir adalah orang yang penghasilannya tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok (primer) sesuai dengan kebiasaan masyarakat tertentu.
Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang halal
dalam pandangan jumhur ulama fikih, atau yang mempunyai harta yang
kurang dari nisab zakat menurut pendapat mazhab Hanafi. Kondisinya
lebih buruk dari pada orang miskin. Ada pula pendapat yang mengatakan
sebaliknya. Perbedaan pendapat ini tidak mempengaruhi karena kedua-
duanya, baik yang fakir dan yang miskin sama-sama berhak menerima
zakat.
Orang fakir berhak mendapat zakat sesuai kebutuhan pokoknya
selama setahun, karena zakat berulang setiap tahun. Patokan kebutuhan
pokok yang akan dipenuhi adalah berupa makanan, pakaian, tempat
tinggal dan kebutuhan pokok lainnya dalam batas-batas kewajaran, tanpa
berlebih-lebihan atau terlalu irit.

8
 Miskin
Miskin adalah orang-orang yang memerlukan, yang tidak dapat
menutupi kebutuhan pokoknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.
Miskin menurut mayoritas ulama adalah orang yang tidak memiliki harta
dan tidak mempunyai pencarian yang layak untuk memenuhi
kebutuhannya.
 Amil Zakat
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang bertindak
mengerjakan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,
penjagaan, pencatatan dan penyaluran harta zakat
 Muallaf
Pihak ini merupakan salah satu mustahik yang delapan yang
legalitasnya masih tetap berlaku sampai sekarang, belum dinasakh.
Pendapat ini adalah pendapat yang diadopsi mayoritas ulama fikih
(jumhur). Sehingga kekayaan kaum mualaf tidak menghalangi keberhakan
mereka menerima zakat.
 Muslimin.
Orang-orang yang baru masuk Islam kurang dari satu tahun yang
masih memerlukan bantuan dalam beradaptasi dengan kondisi baru
mereka meskipun tidak berupa pemberian nafkah, atau dengan mendirikan
lembaga keilmuan dan sosial yang akan melindungi dan memantapkan hati
mereka dalam memeluk Islam serta yang akan menciptakan lingkungan
yang serasi dengan kehidupan baru mereka baik moril dan materil.
 Orang Yang Berutang (Gharim)
Orang berutang yang berhak menerima kuota zakat golongan ini ialah:
Orang yang berutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa
dihindarkan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Utang itu tidak timbul karena kemaksiatan
b. Utang itu melilit pelakunya
c. Si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya
d. Utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi ketika zakat itu
diberikan kepada si pengutang

9
Orang-orang yang berutang untuk kepentingan sosial, seperti yang
berutang untuk mendamaikan antara pihak yang bertikai dengan memikul
biaya diat (denda kriminal) atau biaya barang-barang yang dirusak
F. Kedudukan Zakat Dalam Islam
Zakat adalah salah satu rukun Islam dan termasuk salah satu di
antara fardhu-fardhuNya. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Islam ditegakkan di atas lima (perkara): (pertama) bersaksi
bahwa tiada Ilah (yang patut diibadahi) kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasul utusan Allah, (kedua) menegakkan shalat,
(ketiga) mengeluarkan zakat, (keempat) menunaikan ibadah haji, dan
(kelima) melaksanakan shiyam (puasa) Ramadhan."(Muttafaqun'alaih:
Muslim)
G. Pengertian Bank Islam/Bank Syariah
Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini
banyak istilah yang diberikan untuk menyebut entitas Bank Islam selain
istilah Bank Islam itu sendiri, yakni Bank Tanpa Bunga (Interest-Free
Bank), Bank Tanpa Riba (Lariba Bank), dan Bank Syari’ah (Shari’a
Bank). Sebagaimana akan dibahas kemudian, di Indonesia secara teknis
yuridis penyebutan Bank Islam mempergunakan istilah resmi “Bank
Syariah”, atau yang secara lengkap disebut “Bank Berdasarkan Prinsip
Syariah”.
Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank
konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary
institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya
dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam
jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang
dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari
pengambilan bunga, maka Bank Syariah dari apa yang disebut sebagai
imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit
margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing)
H. Sejarah Dan Perkembangan Bank Islam/Bank syariah

10
Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun
1963 merupakan tonggak sejarah perkembangkan sistem perbankan Islam.
Mit Ghamr menyediakan pelayanan dasar perbankan seperti simpanan,
pinjaman, penyertaan modal, investasi langsung dan pelayanan sosial.
Pada tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr diambil alih oleh National
Bank of Egypt dan Bank Sentral Mesir disebabkan adanya kekacauan
politik. Walaupun Mit Ghamr sudah berhenti beroperasi sebelum
mencapai kematangan dan menyentuh semua profesi bisnis,
keberadaannya telah memberikan pertanda bagi masyarakat muslim bahwa
prinsip-prinsip Islam sangat applicable dalam dunia bisnis modern.
Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya Islamic Develoment
Bank (IDB), yang berdiri atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri
Negara-negara OKI di Pakistan (1970), Libiya (1973), dan Jeddah (1975).
Dalam sidang tersebut diusulkan penghapusan sistem keuangan
berdasarkan bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil. Berdirinya
IDB telah memotivasi banyak negeri Islam untuk mendirikan untuk
mendirikan lembaga keuangan syari’ah. Pada akhir priode 1970-an dan
awal periode 1980-an bank-bank syari’ah bermunculan di Mesir, Sudan,
negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, dan Turki.
Dari berbagai laporan tentang bank Islam, ternyata bahwa operasi
perbankan Islam dikendalikan oleh tiga prinsip dasar, yaitu (a)
dihapuskannya bunga dalam segala bentuk transaksi, (b) dilakukannya
segala bisnis yang sah, berdasarkan hukum serta perdagangan komersial
dan perusahaan industri, dan (c) memberikan pelayanan sosial yang
tercermin dalam penggunaan dana-dana zakat untuk kesejahteraan fakir
miskin
I. Sumber Dana Bank Islam/Bank Syari’ah
Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu fungsinya
adalah menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu sumber
penghimpunan dana sebelum disalurkan ke masyarakat kembali. Dalam
bank syari’ah, sumber dana berasal dari modal inti (core capital) dan dana
pihak ketiga, yang terdiri dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi ekuitas
(mudarabah account).

11
Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang
terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan
laba ditahan. Modal yang disetor hanya akan ada apabila pemilik
menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk
penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan
mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. Cadangan adalah
sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup
timbulnya risiko kerugian di kemudian hari. Sedangkan laba ditahan
adalah sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang
saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui RUPS)
diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Modal inti inilah yang
berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank
dan melindungi kepen-tingan para pemegang rekening titipan (wadi’ah)
atau pinjaman (qard).
Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syari'ah juga
mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-
satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut
akan disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan
manfaat kepada kedua belah pihak. Dana pihak ketiga tersebut terdiri dari :
a. Titipan/wadi’ah, yaitu dana titipan masyarakat yang dikelola oleh
bank.
b. Investasi/mudarabah, adalah dana masyarakat yang diinvestasikan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah kajian zakat bank
islam/bank syariah antara lain :
1. Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik,
sedangkan zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah subhanahu wata'ala.
2. Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan
pilar agama
3. Syarat wajib zakar antara lain:
a. Merdeka
b. Islam
c. Aqil baligh
d. Milik Sempurna
e. Berkembang Secara Real Atau Estimasi

13
f. Sampai Nisab
g. Melebihi Kebutuhan Pokok
1. Macam-macam zakat antara lain :
a. Zakat Nafs disebut juga Zakat Fitrah
b. Zakat Maal (harta)
1. Kategori Mustahik Zakat :
a. Fakir
b. Miskin
c. Amil Zakat
d. Muallaf
e. Muslimin
f. Orang Yang Berutang (Gharim)

1. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya


disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
2. Sejarah dan perkembangan bank islam/bank/syariah yaitu dengan
beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963
merupakan tonggak sejarah perkembangkan sistem perbankan Islam.
3. Sumber dana bank islam/bank syariah dalam bank syari’ah, sumber dana
berasal dari modal inti (core capital) dan dana pihak ketiga, yang terdiri
dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi ekuitas (mudarabah account).
3.2. Saran
Apabila didalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan atau kekurangan maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

14

You might also like