You are on page 1of 32

b.

Kelas Insecta (Hexapoda)


Kelas Insecta (serangga) memiliki enam kaki yang melekat di bagian
dada sehingga disebut heksapoda. Tubuhnya terdiri atas tiga bagian,yaitu
kepala,dada(toraks) dan perut(abdomen).
Pada bagian kepala serangga terdapat sepasang mata majemuk,sepasang
alat peraba dan tiga pasang mulut. Serangga memiliki beberapa tipe mulut,
yaitu tipe penggigit(kecoa),tipe penggigit dan penjilat(lebah),tipe
pengisap(kupu-kupu) dan tipe penusuk(nyamuk).
Alat pernapasan serangga berupa trakea dan alat ekskresi serangga berupa
badan malpighi. Reproduksi serangga berlangsung secara seksual. Hasil
perkawinan berupa telur yang secara bertahap akan berupa menjadi imago.
Perubahan secara bertahap tersebut dikenal dengan metamorfosis. Ada dua
macam metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna(holometabola) dan
metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).
1) Metamorfosis sempurna terjadi apabila tahapan perkembangan dimulai
dari telur,larva,pupa dan imago. Contoh spesiesnya adalah kupu-kupu
dan lalat.
2) Metamorfosis tidak sempurna terjadi apabila terdapat salah satu tahapan
perkembangan yang tidak berlangsung. Contoh spesiesnya adalah
jangkrik,kecoa dan capung.

Pada beberapa spesies, seperti lebah dan semut melangsungkan


partenogenesis. Partenogenesis adalah dihasilkannya individu baru yang
berasal dari telur yang tidak dibuahi.

Serangga dapat dikelompokan menjadi 10 ordo.

1) Ordo Apterygota (tidak bersayap), contohnya kutu buku.


2) Ordo Archiptera (bersayap asli), contohya capung dan rayap.
3) Ordo Neuroptera (bersayap jala), contohnya undur-undur.
4) Ordo Orthoptera (bersayap lurus), contohnya
kecoak,belalang,sembah,jangkrik dan gangsir.
5) Ordo Coleoptera (bersayap perisai), contohnya kumbang badak dan
kunang-kunang.
6) Ordo Rhynchota (beralat tusuk), contohnya tonggeret dan wereng.
7) Ordo Hymenoptera (bersayap selaput), contohnya kumbang
kayu,lebah dan semut.
8) Ordo Diptera (bersyap sepasang), contohnya nyamuk dan lalat.
9) Ordo Siphonoptera (kelompok kutu), contohnya kutu manusia.
10) Ordo Lepidoptera, contohnya kupu-kupu dan ngengat.
3. Peranan Arthropoda
Arthropoda ada yang bermanfaat bagi manusia, tetapi tidak sedikit pula
jenis yang merugikan.
Nama Manfaat/Kerugian
Udang dan kepiting Bahan makanan,kulitnya mengandung kitin dan kitosan untuk
obat antikolesterol,pelangsing dan perban.
Lebah Menghasilkan madu untuk bahan makanan ataupun obat
Ulat sutra Menghasilkan kepompong untuk bahan baku pembuatan
benang
Serangga Membantu penyerbukan tanaman
Kupu-kupu Beberapa jenis dapat diekspor
Kutu ikan Parasit ikan
Kutu buku Menghancurkan kertas
Rayap Menghancurkan bahan bangunan dari kayu
Wereng Menyerang tanaman budi daya
Kumbang kelapa Merusak pucuk daun muda pohon kelapa
Nyamuk Anopheles Vektor penyakit malaria
Nyamuk Aedes Vektor penyakit demam berdarah
caplak Parasit pada tubuh manusia,hewan dan tumbuhan

Insect Control
A. Pengertian

Insect (hexapoda) adalah merupakan salah satu klas dari kelompok Arthropoda (binatang yang

mempunyai ciri kaki beruas).

B. Jenis-jenis Insekta

Dari klas insect dibagi menjadi 12 ordo yaitu Odonata, Orthoptera, Isoptera, Neuropthera, Hemithera,

Anoplura, Hemiptera, Coroptera, Lepidoptera, Diphtera, Siphonaptera, dan Hymenoptera. Klas Insect

(Hexapoda) yang bertindak sebagai vector antara lain :

1. Ordo Diphtera misalnya :

Musca Domestica (lalat rumah)

Nyamuk Anopheles sebagai vector malaria

Nyamuk Aedes aegypti sebagai vector DHF

Nyamuk Culex sebagai vector filariasis

2. Orda Siphonaptera, misalnya :

Pinjal tikus (Xenopsylla Cheopis) sebagai vector Plague (Pes)

3. Ordo Orthoptera, misalnya : Kecoak

4. Ordo Hemiptera, misalnya :

Kutu busuk (bug)


Kutu manusia, terdiri dari kutu kepala (pediculus capitis)

Kutu tubuh (pediculus humanus) dan kutu rambut kelamin (phthirus pubis).

C. Insecta sebagai vector


Serangga mungkin merupakan saingan yang paling berat bagi manusia, serangga merusak tanaman dan bahan
makanan yang disimpan, mengisap darah dan juga mengganggu manusia. Di beberapa negara serangga telah
merugikan para petani dengan menghancurkan tanaman dan hasil pertanian mereka. Di samping itu beberapa
jenis serangga (insect) berpotensi sebagai vector penyakit pada manusia, secara langsung maupun tidak
langsung dengan organism yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya dan melemahkan.

D. Insecta dan Hexapoda

Ciri-ciri

1. pada bagian caput terdapat

♣ Sepasang antena sebagai indera pembau

♣ Terdapat mata faset dan matatunggal

♣ Mulut, ada empat tipe yaitu menggigit, menghisap, menusuk-menghisap, menjilat

2. Pada toraks terdapat tiga segmen yaitu prototoraks, mesotoraks, metatoraks

3. Terdapat spirakel

4. Alat ekskresi berupa pembuluh malphigi

5. Mengalami metamorfosis, ada tiga :

♣ Metamorfosis tak sempurna (Hemimetabola)

Telur larva dewasa (imago)

♣ Metemorfosis sempurna (Holometabola)

Telur larva pupa dewasa (imago)

♣ Metamorfosis Ametabola

Tidak terjadi perubahan wujud, hanya pertambahan besar ukuran

Klasifikasi

Kelompok ini meliputi dua subkelas

a. Apterygota

♣ Tidak bersayap

Salah satu ordo nya

3 Tysanura

♣ Panjangnya sampai 50 mm, antena panjang

♣ Tubuh bersisik kecil, berwarna putih keperakan

♣ Serangga ametabola

♣ Menghasilkan enzim selulose

♣ Merusak buku-buku

b. Pterygota
♣ Bersayap

Ada dua tipe sayap :

1. Eksospterygota : sayap berasal dari tonjolan luar dinding tubuh

2. Endopterygota : sayap berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh

♣ Terdiri dari beberapa ordo

1. Odonata

2. Orthoptera

3. Isoptera

4. Hemiptera

5. Coleoptera

6. Homoptera

7. Lepidoptera

8. Diptera

9. Siphonoptera

10. Hymenoptera

Peranan Arthropoda

1. Sebagai sumber makanan, misalnya kepiting, udang, madu

2. Sebagai bahan industri, misalnya benang sutera yang dihasilkan ulat sutera

3. Membantu penyerbukan tanaman


Serangga
Rentang fosil: Karbonifer – Masa
kini

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Upafilum: Hexapoda
Kelas: Insecta
Linnaeus, 1758
Ordo
lihat teks
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki
enam. Karena itulah mereka disebut pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan
kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi.
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata),
20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat
(Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera),
360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah
(Hymenoptera).
Biologi Serangga

Anatomi serangga betina


A- Kepala (caput) B- Dada (thorax) C- Perut (abdomen)
1. antena
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut
hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota
Diptera seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada getah juga ditemukan.
Metamorfosis pada Serangga
Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan
bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh
ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses “pergantian kulit” yang biasa disebut
proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe
metamorfosisnya.
Morfologi Serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk
pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Evolusi Serangga
Serangga berevolusi dari invertebrata seperti cacing tanah (filum anelida) hingga artrophoda, dan kemudian
serangga.
A. Pengertian

Insect (hexapoda) adalah merupakan salah satu klas dari kelompok Arthropoda (binatang yang

mempunyai ciri kaki beruas).

B. Jenis-jenis Insekta

Dari klas insect dibagi menjadi 12 ordo yaitu Odonata, Orthoptera, Isoptera, Neuropthera, Hemithera,

Anoplura, Hemiptera, Coroptera, Lepidoptera, Diphtera, Siphonaptera, dan Hymenoptera. Klas Insect

(Hexapoda) yang bertindak sebagai vector antara lain :

1. Ordo Diphtera misalnya :

Musca Domestica (lalat rumah)

Nyamuk Anopheles sebagai vector malaria

Nyamuk Aedes aegypti sebagai vector DHF

Nyamuk Culex sebagai vector filariasis

2. Orda Siphonaptera, misalnya :

Pinjal tikus (Xenopsylla Cheopis) sebagai vector Plague (Pes)

3. Ordo Orthoptera, misalnya : Kecoak

4. Ordo Hemiptera, misalnya :

Kutu busuk (bug)

Kutu manusia, terdiri dari kutu kepala (pediculus capitis)

Kutu tubuh (pediculus humanus) dan kutu rambut kelamin (phthirus pubis).

C. Insecta sebagai vector


Serangga mungkin merupakan saingan yang paling berat bagi manusia, serangga merusak tanaman dan

bahan makanan yang disimpan, mengisap darah dan juga mengganggu manusia. Di beberapa negara

serangga telah merugikan para petani dengan menghancurkan tanaman dan hasil pertanian mereka. Di

samping itu beberapa jenis serangga (insect) berpotensi sebagai vector penyakit pada manusia, secara

langsung maupun tidak langsung dengan organism yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya

dan melemahkan.

Insect yang berperan dalam penularan penyakit antara lain :

1. Lalat

a. ciri-ciri

- lalat adalah salah satu insect Ordo dipteral (mempunyai sepasang sayap berbentuk membrane). Yang

erat dengan sebutan lalat adalah Sub ordo cyclorrappha.

- Species lalat yang sudah ditemukan berjumlah 60.000 – 100.000.

- Species lalat yang terpenting dari sudut kesehatan adalah :

- Musca domestica (lalat rumah)

- Stomoxys caletrans (lalat kandang).

b. Siklus hidup

- metamorfosa sempurna (stadium telur, larva, kepompong dan stadium dewasa).

- Perkembangan memerlukan waktu 7 – 22 hari tergantung suhu, makanan dan kelembaban.

- Selama hidupnya seekor lalat bertelur 5 – 6 kali, 75 – 150 butir sekali bertelur.

- Telur diletakkan pada bahan organik yang lembab, sampah, kotoran binatang dan sebagainya yang tidak

kena sinar matahari secara langsung.

- Larva mencari tempat dengan temperatur yang sesuai (30 – 35oC) dengan berpindah-pindah tempat.

c. tata hidup lalat/ habitat


- di tempat yang basah

- benda-benda organic

- tinja

- sampah basah

- kotoran binatang yang menumpuk secara Kumulatif

- tumbuh-tumbuhan busuk

d. Kebiasaan/ Perilaku lalat

- pada siang hari lalat akan berada di meja, makanan, sampah dan lantai.

- Pada malam hari lalat istirahat pada kawat, di dinding dan tempat lainnya.

- Pada siang hari lalat istirahat, makan, kawin, dan bertelur.

- Tempat kesenangan lalat : Pasar, kandang, sampah, tanah, lantai, WC, dll.

e. peranan lalat sebagai vector

lalat dapat berperan sebagai vector di antaranya :

- Cholera

- Dysentri Amoeba

- Dysentri Baciler

- Lersh Maniasis

- African Sleeping Sickness

- Myalis

f. Tindakan Pengendalian Lalat


sasaran pengendalian lalat dapat dibedakan menjadi :

> terhadap larva

– perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat yang berpotensial sebagai peridukan.

– sampah yang ditampung pada tempat yang baik dan tertutup

– pengangkutan dan pembuangan sampah dilakukan setiap hari.

– tempat pengumpulan sampah diberi alas yang kedap air

– membuang kotoran (BAB/BAK) pada WC atau kakus.

– Menjauhkan kotoran ternak dari tempat tinggal manusia.

– menggunakan Larvasida : ditujukan pada sampah organik atau kotoran manusia dan binatang

– menggunakan alat spraycan atau mist blow.

> terhadap lalat dewasa

– Penyemprotan Residual Insektisida

Dilakukan pada permukaan tempat hinggap, tempat makan dan tempat istirahat.

– Menggunakan alat spraycan atau mist blower

– insectisida yang digunakan adalah Organophospat.

Untuk pemakaian dalam ruangan. Menggunakan kertas atau tali yang telah diberi lapisan insectisida

dibantungkan pada langit – langit atau dinding yang banyak terdapat lalat.

– Umpan beracun (poison bait)

Bahan yang digunakan sebagai umpan dapat berupa tepung jagung, air yang dicampur gula dan lain-lain..

– menggunakan insectisida Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan lain-lain yang di campur dengan umpan.

Diletakkan pada tempat-tempat yang banyak lalat.


– Tindakan Mekanis

– Tindakan Perlindungan

– mencegah hinggapnya lalat pada makanan dan minuman.

2. Nyamuk

a. Ciri-ciri

Nyamuk termasuk Ordo Diphtera dan family Culidae yang terdiri lebih dari 2000 species dengan 3 Sub

Family yang besar yaitu Anophilinae, Culicitinae, dan Toxorhynchitinae.

b. Siklus Hidup

Siklus hidup nyamuk sejak telur hingga dewasa sama dengan serangga lain, mengalami stadium yang

berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium, yaitu : telur, jentik, kepompong dan

nyamuk dewasa. Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup di alam bebas, Sedangkan ketiga stadium

lainnya hidup dan berkembang di dalam air.

c. Tata Hidup Nyamuk

> Tempat berkembang biak (Breedng places)

– Pada stadium telur, jentik, dan kepompong berada dalam air.

– untuk tiap jenis nyamuk mempunyai breeding places yang berbeda-beda, misalnya :

— pada air tawar, jernih ada nutrient, slow running, 10 meter per hari (Anopheles Acunitus).

— pada air payau di tepi pantai, tambak udang (Anopheles Sundaicus).

— pada tong, drum, container yang berisi air bersih (Aedes Aegypti)

— pada tempat yang tidak sewajarnya, misalnya air kubangan, dan di kebun (Aedes albopictus)

— segala macam air terutama yang mengandung zat organik seperti air kotor (Culex).

– Secara umum breeding places untuk nyamuk bersifat :


— alamiah seperti kolam, rawa, kubangan, genangan, lubang batang pohon.

— buatan manusia, seperti sawah, saluran air, bak mandi, tempayan, dll.

> tempat untuk mendapatkan umpan atau darah (feeding places).

– Berdasarkan kesenangan mencari darah dikenal 2 golongan nyamuk yaitu :

— nyamuk yang senang mencari darah manusia.

— nyamuk yang senang mencari darah binatang

– nyamuk kebanyakan kesenangan itu tidak bersifat mutlak

– setelah nyamuk betina menggigit orang atau binatang hingga perutnya penuh darah, nyamuk akan pergi

ke resting places yaitu tempat beristirahat yang aman dari musuh, lembab, terlindung dari sinat matahari.

d. Kebiasaan Hidup.

Kebiasaan atas perilaku nyamuk dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :

> perilaku beristirahat (Resting Habit)

– Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap istirahat umumnya adalah tempat yang gelap,

lembab, kurang angin, dan jauh dari gangguan musuh.

– Berdasarkan kesukaan untuk hinggap dapat dibedakan menjadi 2 :

— Endofilik yaitu nyamuk yang cenderung beristirahat di dalam rumah atau bangunan (indoor resting).

— Eksofilik yaitu nyamuk yang cenderung beristirahat di luar rumah (outdoor resting).

> Perilaku menggigit (feeding/ biting habit)

– dibedakan menjadi :

— Anthropophilik yaitu nyamuk yang cenderung menggigit manusia.

— Zoofilik yaitu nyamuk yang cenderung menggigit binatang.


— Antropozoophilik, yaitu nyamuk yang dapat menggigit orang dan binatang.

– Menurut tempat kesukaan pada saat menggigit orang, perilaku nyamuk dibedakan menjadi :

— endofagik yaitu menggigit di dalam rumah atau bangunan

— eksofagik yaitu menggigit di luar rumah.

e. Peranan Nyamuk sebagai Vector

nyamuk dapat menularkan penyakit tertentu pada manusia di samping sebagai pengganggu serta sebagai

ektoparasit (penghisap darah) manusia dan berbagai binatang menyusui. Penyakit yang ditularkan nyamuk

antara lain :

> Penyakit Virus

– encephalitis yaitu penyakit yang merusak pusat Syaraf ditularkan oleh nyamuk culex.

– yellow fever yaitu ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.

Dengue yaitu ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopietus.

> penyakit protozoa

Malaria yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang ditularkan oleh nyamuk anopheles.

> Penyakit Nematoda

Fillariasis yaitu penyakit yang ditularkan dari manusia ke manusia oleh nyamuk culex dan anopheles.

Beberapa species nyamuk yang penting dalam hubungannya dengan penyakit yang ada di Indonesia :

> Aedes

– Aedes aegypti sebagai vector penyebab DHF dan Yellow fever yang juga kemungkinan ditularkan oleh

Aedes albopietus. Aedes aegypti lebih domestic dari pada Aedes albopietus. Aedes aegypti mempunyai

tempat sarang antara lain : tong/ drum yang berisi air bersih di sekitar rumah, di dalam rumah,

Sedangkan Aedes albopietus umumnya ditemukan di kebun-kebun.


– Ciri-ciri Aedes aegypti

Telur diletakkan satu persatu pada permukaan air atau pada dinding di atas permukaan air. Setelah 2 hari

menetas, telurnya tahan terhadap kekeringan sampai beberapa bulan dan segera menetas setelah

tersiram air. Stadium larvanya 4 – 6 hari. Nyamuk dewasa mulai aktif pada siang hari sekitar pukul 9 – 10

pagi atau sore hari sampai menjelang petang. Umur nyamuk betina lebih panjang dari nyamuk jantan

yaitu sekitar 70 – 116 hari untuk nyamuk betina, 40 – 61 hari untuk nyamuk jantan. Jarak terbang nyamuk

aedes +100 meter.

> Anopheles

– merupakan vector daripada penyakit penyakit malaria. Species dari jenis nyamuk ini sangat banyak dan

jenis yang terpenting yang dikemukakan di sini adalah :

— Anophelexa acomtus bersarang di daerah persawahan.

— anopheles sundaicus bersarang di daerah pantai.

— anopheles muculatus bersarang di daerah pegunungan.

— Anopheles leucophyrus bersarang di daerah hutan Kalimantan.

– hampir semua jenis anopheles mempunyai sayap yang berwarna bintik-bintik. Meletakkan telur satu per

satu, tersebar di permukaan air yang di topang oleh pengapung yang ada di sisi-sisinya. Larva dapat

ditemukan di berbagai jenis air, tetapi yang terutama pada air yang bersih. Nyamuk dewasa aktif pada

malam hari.

> Culex

Berkembang biak di segala macam kondisi air, terutama yang banyak mengandung zat organic seperti air

kotor yang merupakan tempat yang mereka senangi. Telur diletakkan secara bergeromol di atas

permukaan air. Telur menetas antara 2 – 3 hari dan nyamuk dewasa aktif pada malam hari.

f. pengendalian nyamuk

dasar pengetahuan dan data mengenai habitat/ tempat perindukan, aspek perilaku nyamuk dapat

dijadikan bahan untuk pemulihan metode pengendalian nyamuk yang efektif dan efisien.
> beberapa alternative pengendalian nyamuk sebagai berikut :

– pengelolaan lingkungan (Environmental Managemen).

—- pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan sanitasi lingkungan yang ditujukan untuk stadium pra desawa

(telur, larva, dan kepompong) melalui :

1. penimbunan tempat perindukan nyamuk, dapat dilakukan apabila tempat perindukan nyamuk tidak

terlalu luas.

2. pengaliran air : telur dan larva/ pupa nyamuk akan hanyut oleh derasnya air.

3. pembersihan timbunan air : untuk pengendalian jenis-jenis nyamuk tertentu yang biasanya memerlukan

tanaman air untuk perkembangan telur dan larvanya.

4. dengan menutup, menguras tempat penampungan air dan mengubur/ menyingkirkan barang-barang

bekas yang dapat menampung air hujan maka akan dapat mencegah dan mengendalikan nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albopictus, vector DBD.

—- pemberantasan nyamuk dan sanitasi lingkungan yang ditujukan untuk stadium dewasa melalui :

1. membersihkan semak belukar/ rerumputan di sekitar rumah dan sekitar tempat perindukan nyamuk,

sehingga tempat istirahat nyamuk menjadi berkurang dan tidak nyaman lagi.

2. pencahayaan yang cukup di dalam bangunan rumah perkantoran.

3. penggunaan kasa nyamuk pada lubang ventilasi bangunan

4. dapat digunakan kelambu untuk tidur

> pengendalian secara biologi (biologi control)

– dengan menggunakan hewan pemangsa larva (predator) setempat atau yang didatangkan dari tempat

lain, antara lain ikan pemangsa larva.

– dengan menggunakan parasit larva nyamuk misalnya cacing nemathoda, protozoa, jamur dan bakteri

dapat digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk.

> pengendalian secara kimiawi (chemical control)


– dikenal dengan menggunakan racun serangga (insektisida), cara ini sebaiknya digunakan sebagai

alternative terakhir, apabila semua cara tidak atau belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

– pengendalian nyamuk secara kimiawi sebaiknya dilakukan oleh Petugas yang terlatih dan disiplin

menurut cara dan tekhnik yang telah ditentukan agar dapat memberikan hasil yang baik. Hingga saat ini

insektisida yang dapat digunakan untuk pengendalian nyamuk di Indonesia adalah : Golongan

Organophosphat (OP), Carbamat (C), Sintetik Pitetroid (SP).

– Sedangkan insektisida dari Golongan Chlorinated Hydrocarbon seperti BHC, Dieldrium dan DDT sudah

tidak digunakan lagi karena sifatnya sangat peresisten dan dapat menimbulkan polusi di alam khususnya

pada air dan air dan tanah.

– disamping metode pengendalian nyamuk secara kimiawi yang telah dijelaskan di atas, ada juga metode

perlindungan individu (personal protection) dengan menggunakan kelambu celup (Impregnated Bed Net)

dengan bahan aktif insektisida dari Golongan Sintetik Pirectrioid (SP) seperti Permethin, lamda

cyhalothtrin dan detamethrin, serta penggunaan bahan aktif pengusir nyamuk antara lain yang cukup

popular adalah Deet (NN-Dietyl 1-3 Toheamide) di samping itu dapat juga digunakan obat nyamuk bakar.

> Pengendalian Nyamuk secara terpadu (Integral Mosquito Control).

– dengan memadukan beberapa alternative metode pengendalian nyamuk yang disesuaikan dengan situasi

dan kondisi lingkungan pemukiman setempat, sehingga lebih berhasil. Metode pengelolaan lingkungan

dapat digabung dengan metode pengendalian nyamuk secara kimia atau metode pengendalian ditujukan

untuk nyamuk dewasa dapat dipadukan dengan metode pengendalian jentik/ larva nyamuk.

– Dengan menggunakan pengendalian nyamuk secara terpadu diharapkan suatu peningkatan hasil

pengendalian yang lebih nyata.

3. Pinjal

a. Ciri-Ciri

- merupakan serangga kecil tanpa sayap dan badannya pipih lateral

- abdomen terdiri dari 10 segmen dan 3 segmen yang terakhir membentuk Kelamin.

- metamorphosis sempurna.
- mempunyai 7 pasang spiracle (lubang infuse) atau stigma pada thorax.

- Antenanya pendek dan terdiri dari 3 segmen.

b. Siklus hidup

> Telur

Telur biasanya terdapat pada sarang-sarang binatang rumah, pada debu atau kotoran di sela-sela lantai,

kadang-kadang di bawah permadani, kerpat atau menempel pada bulu binatang. Bentuk telurnya oval

warnanya keabu-abuan, besarnya 0,7 x 0,4 mm. sekali bertelur pinjal mengeluarkan 4-8 butir tiap kali

sesudah makan. Selama hidupnya seekor pinjal betina dapat bertelur sampai 200 butir.

> Larva

- larvanya tidak bermata dan tidak berkaki, bentuknya seperti ulat kecil berwarna kuning atau atau coklat

muda panjang 3 – 4 , bersegmen 10-12.

- makanan larva adalah kotoran adalah kotoran-kotoran yang terdapat di lantai, di sarang-sarang rumah,

ada juga yang membutuhkan darah dan ada juga yang makan kotoran dari induknya.

- takut pada cahaya dan banyak bergerak.

- larva mempunyai umur antara 7 – 14 hari.

> kepompong

Sesudah cukup lama menjadi larva, maka akan membentuk cocon yang diliputi oleh benang seperti sutra.

Untuk jadi kepompong stadium ini lamanya 7 – 100 hari, tergantung dari keadaan lingkungannya.

> Dewasa

- dari telur sampai menjadi pinjal dewasa diperlukan waktu 2 minggu sampai 1 tahun atau lebih.

- pinjal jantan maupun betina membutuhkan darah untuk kelangsungan hidupnya dan menghisap paling

sedikit dalam satu hari.

- umur pinjal dewasa dapat mencapai 1 tahun atau lebih tergantung dari makanannya.
c. Habitat

habitat pinjal adalah binatang seperti kucing dan tikus.

d. Penyakit.

- secara langsung pinjal dapat menyebabkan penyakit pada manusia karena gigitannya dapat menimbulkan

alergi dan dermatitis.

- sebagai penular dari penyakit, pinjal dapat bertindak sebagai vector penular. Pinjal sebagai vector

utama dari penyakit pes yang disebabkan oleh kuman Pasteurella pestis.

- pinjak pada umumnya menjadi infektif dengan unkorganisif penyebab penyakit oleh kuman terjadinya

wabah pes pada tikus-tikus dan pinjal tetap infektif pada waktu yang panjang.

- pinjal betina menggali kulit kaki terutama yang terdapat di bawah kuku dan kemudian menghisap darah

penderita, sehingga terasa gatal-gatal yang hebat disertai dengan peradangan dan kemudian sering diikuti

oleh infeksi sekunder.

- endem typhus yang disebabkan oleh Riketsia mooseri yang merupakan infeksi juga pada tikus dan vector

penularannya adalah pinjal. Penularan pada manusia terjadi melalui luka gigitan atau luka lecet yang

terkontaminasi oleh tinja pinjal yang infektif.

e. Pemberantasan Pinjal

- terhadap lingkungan hidup digunakan larutan minyak tanah, Diazinon, Lindane 1%, bubuk (1 nertdust),

Malathion 10%, triklofin 1%.

- terhadap hewan rumah digunakan bedak (Malathion 4%, atau reterion 10%).

4. Kecoak

a. Ciri-ciri

- berbadan piph, mempunyai warna hitam atau coklat mengkilat

- mempunyai sepasang antena yang panjang

- bentuk mulut untuk menggigit dan mengunyah


- sayap muka keras (Tegmina) dan sayap belakang (membranous)

- binatang malam, biasanya berkelompok

- alat kelaminnya sudah sempurna

- sayap betina lebih pendek dari jantan.

b. Siklus hidup

- metamorphosis tidak sempurna (telur-larva)

Telur ini terdapat dalam kapsul (otheca), bentuknya seperti kacang merah. Kapsul ini menempel pada

kecoak betina. Jumlah telur umumnya berkisar antara 15 sampai 40 butir tersusun membentuk dua baris

Otheca ini selalu dibawa kemana-mana oleh kecoak betina yang kelihatan pada abdomennya.

- pada stadium nymph bentuknya kecoak sudah menyerupai yang dewasa hanya berbeda besarnya,

warnanya masih putih, sayap kecil tanpa Kelamin/ kecil.

- pada kecoak dewasa alat kelaminnya sudah sempurna begitu juga sayapnya.

c. habitat

pada tempat yang gelap, panas dan lembab terutama pada daerah atau rumah yang keadaan sanitasinya

kurang baik.

d. peranan kecoak dalam penularan penyakit

suatu kemungkinan yang besar sekali bahwa kecoak bisa menularkan penyakit secara mekanik karena

binatang tersebut pernah ditemukan telur cacing, protozoa, bakteri, virus, dan jamur pathogen. Penyakit

yang ditularkan misalnya penyakit kulit, gangguan sakit pencernaan, dan lain-lain.

e. penanggulangan

kecoak adalah binatang malam hari (pada siang hari binatang ini bersembunyi) dan malam hari dia keluar

mencari makanan. Dalam penanggulangan kecoak bisa dilaksanakan secara fisik/ mekanik, kimia, dan

biologis. Hanya saja dalam kehidupan sehari-hari cara penanggulangan yang biasa dilakukan adalah

dengan zat kimia atau secara fisik/mekanik.


Bisa juga dengan menggunakan perangkap “Mangkuk”. Apabila kita makan sesuatu dengan mangkuk, mie

misalnya, bekas lemak dalam mangkuk itu jangan dibersihkan dulu, tapi diberi air biasa separoh

mangkuk.. kemudian taruh saja di tempat yang disukai kecoak.. kecoak akan masuk ke dalam mangkuk

untuk makan, dia akan tercebur dalam kolam nikmat itu, tetapi karena mangkuk itu cukup curam untuk

dipanjat kecoak, dia akan mati di dalamnya itu karena kepalanya agak menghadap ke bawah sehingga

kepalanya terendam air dan tidak bisa bernafas.


Klasifiksi Insecta / Hexapoda :
a. Apterygota
Serangga tidak bersayap, tidak bermetamorfosis, kepala, dada, perut tidak jelas perbedaannya, mulut
menggigit.
Contoh : Lepisma (kutu buku)
b. Pterygota
Serangga bersayap, terdiri dari beberapa ordo antara lain :
1. Odonata contoh : Capung
2. Orthoptera contoh : Stagmomantis (belalanng sembah)
3. Isoptera/Archiptera contoh: Helmithermes sp.(rayap).
4. Hemiptera contoh : Cimex (kutu busuk), Leptocorisa acuta (walang sangit)
5. Homoptera contoh : Pediculus capitis (kutu kepala)
6. Coleoptera contoh : Dysticus marginalis (kepik air)
7. Lepidoptera contoh : Attacus atlas (Kupu Gajah)
8. Diptera contoh : Musca domestika (lalat rumah), Culex sp.
9. Shiponoptera contoh : Clenocephalus felis (kutu kucinng)
10. Hymenoptera contoh : Apis cerana (lebah madu), Xylocopa sp.
Peran Serangga bagi Manusia :
a. Yang Menguntungkan
1. Lebah madu menghasilkan madu.
2. Ulat sutera, penghasil benang sutera
3. Membantu penyerbukan
4. Pengendali populasi hama secara biologis (serangga predator).
5. Membantu mengurai sampah
b. Yang Merugikan
1. Larva Lepidoptera merusak daun tanaman.
2. Nyamuk dan lalat penular penyakit
3. Walang sangit merusak padi
FILOGENI HEXAPODA
• Serangga termasuk pada kelas Hexapoda dan filum Artropoda.
• Data mengenai filogeni hexapoda terutama terdapat dalam catatan fosil
dan dalam penelitian-penelitian perbandingan serangga-serangga masa
kini.
• Fosil serangga terbang yang pertama ditemukan pada jaman Paleozoic,
periode Carboniferous.

Garis Besar Penemuan Fosil


Juta tahun
Era Periode Bentuk kehidupan
yang lalu
Cenozoic Pleistocene Manusia pertama
70 Tertiary Tanaman berbunga, serangga modern,
serangga dalam amber
Mesozoic 135 Cretaceous Reptile
180 Jurrassic Burung pertama
225 Triassic Mamalia pertama

Paleozoic 270 Permian Muncul ordo-ordo serangga modern


350 Carboniferous Serangga terbang pertama (serangga
besar, beberapa sudah musnah)
400 Devonian Hexapoda pertama (Collembola),
Amphibi pertama
Paleozoic 440 Silurian Binatang darat pertama (Kalajengking,
kaki seribu), muncul ikan pertama
500 Ordovician Vertebrata pertama
600 Cambrian Arthropoda pertama

Pecambian Invertebrata primitif

KLASIFIKASI HEXAPODA
Ciri-ciri utama hexapoda, adalah sebagai berikut :
1. Tubuh dengan tiga bagian yan jelas yaitu kepala, toraks, dan abdomen.
2. Di kepala terdapat sepasang antena (jarang tidak mempunyai antena)
3. Di kepala terdapat sepasang mandibel
4. Di kepala terdapat sepasang maksila
5. Di kepala terdapat sebuah hipofaring
6. Di kepala terdapat sebuah labium
7. Di bagian toraks terdapat tiga pasang tungkai, satu pada masing-masing
ruas toraks (sejumlah serangga tidak bertungkai, dan beberapa larva
memiliki embelan-embelan tambahan serupa tungkai, seperti proleg, pada
ruas-ruas perut)
8. Di bagian posterior abdomen terdapat lubang kelamin (jarang terdapat dua
lubang kelamin)
9. Tidak ada embelan-embelan lokomotor pada abdomen dewasa (kecuali
pada beberapa hexapoda primitif), embelan-embelan abdomen, bila ada,
terletak pada ujung abdomen dan terdiri dari sepasang sersus, sebuah
epiprok, dan sepasang paraprok.

• Kelas Hexapoda dibagi menjadi ordo-ordo terutama berdasarkan


struktur sayap, bagian mulut dan metamorfosis.
• Hexapoda dibagi menjadi 2, yaitu Hexapoda ectognatha dan
Hexapoda entognatha.
• Hexapoda entognatha terbagi menjadi 3 ordo (Protura, Collembola,
dan Diplura).
• Perbedaan dari hexapoda entognatha ini terletak pada bagian
lateral kepala yang memanjang dan bersatu dengan labium untuk
membentuk sebuah kantung, karena itu menghubungkan mandibel-
mandibel dan maksila-maksila.
• Hexapoda ectognatha atau insecta (serangga) terdiri dari 2 subklas
yaitu Apterygota dan Pterygota.
• Subklas apterygota terdiri dari 2 ordo, sedangkan untuk subklas
pterygota dibagi lagi menjadi 2 infraklas yaitu Paleoptera dan
Neoptera.
• Infraklas Paleoptera terdiri dari 2 ordo, sedangkan Infraklas
Neoptera dibagi menjadi 2 divisi yaitu exopterygota dan
endopterygota, dalam Neoptera ini lebih-kurang 99% serangga
termasuk kedalamnya, dengan ciri khas sayap yang dapat dilipat di
atas abdomen.
• Divisi Exopterygota terdiri dari 2 superordo yaitu Orthopteroidea
dan Hemipteroidea.
• Pada Exopterygota sayap berkembang di luar tubuh berasal dari
bakal sayap, hal ini seperti pada Paleoptera. Serangga pra-
dewasanya disebut nimfa (nymph), kecuali pada Plecoptera.
Divisi endopterygota terdiri dari 3 superordo, yaitu Neuropteroidea,

Hymenopteroidea, dan Mecopteroidea.
Jumlah Spesies Serangga

Jumlah spesies di Jumlah spesies di


Ordo
Indonesia dunia
Protura 200
Collembola 6000
Diplura * 659
Microcoryphia * 250
Thysanura 370
Ephemroptera * 2000
Odonata 2100
Grylloblattodea 20
Plecoptera 5500
Blattodea 2000
Isoptera 3700
Mantodea 2300
Dermaptera 1800
Embiidina * 150
Zoraptera * 24
Orthoptera 1800
Phasmatodea 20500
Psocoptera 2500
Phthiraptera 3200
Hemiptera 82000
Thysanoptera 5000
Megaloptera 250
Raphidioptera 175
Neuroptera 5000
Coleoptera 400000
Strepsiptera * 300
Mecoptera 400
Siphonaptera 2400
Diptera 120000
Trichoptera 10000
Lepidoptera 150000
Hymenoptera 130000
Total 960598
MacQuity, M. dan L. Mound.
1995. Megabugs. The Natural History MuseumBook of Insects. Barnes
and Noble Books. New York. 128pp.
Bagan klasifikasi Kelas serangga

HEXAPODA ENTOGNATUS
• Tiga ordo ini adalah hexapoda primitif yang tidak memiliki sayap dengan metamorfosis sede
• Keadaaan tidak memiliki sayap mereka adalah sekunder, sebab mereka berasal dari nenek

Ordo Protura
• Protura adalah hexapoda yang kecil berwarna keputih-putihan, panjangnya 0,6 - 1,5 mm.
• Kepala agak berbentuk konis, tidak memiliki mata maupun antena.
• Bagian-bagian mulut tidak menggigit, tapi dipakai untuk menggerogoti partikel-partikel maka
dengan air liur dan dihisap masuk kedalam mulut.
• Pasangan tungkai pertama berfungsi sensorik dan terletak dalam posisi yang mengangkat s
• Terdapat stili pada tiga ruas-ruas pertama abdomen.
• Setelah menetas dari telur, abdomen protura terdiri dari sembilan ruas. Pada tiap tiga perga
ditambahkan di sebelah anterior bagian ujung (telson), sehingga abdomen dewasa memiliki
• Hexapoda-hexapoda ini hidup dalam tanah yang lembab atau bunga-bunga tanah, pada jam
dan pada kayu gelondongan yang sedang membusuk.
• Mereka makan bahan organik yang membusuk dan spora-spora jamur.
• Famili dari kelas Protura diantaranya adalah Eosentomidae, Protentomidae, Acerentomidae

Ordo Collembola
• Nama umumnya ekor pegas, barasal dari struktur yang bercabang atau furkula yang memut
udara.
• Loncatan dilakukan bila hewan tersebut melakukan aktivitas kawin.
• Bagian mulut Collembola agak panjang dan tersembunyi di dalam kepala.
• Umumnya mereka pemakan tumbuh-tumbuhan, ada juga yang omnivora, dan pemakan cair
mulut seperti stilet.
• Hexapoda ini memiliki sebuah embelan seperti tabung yang disebut Kollofor yang berperan
• Serangga ekor pegas memiliki ukuran sangat kecil 0,25-6 mm.
• Hidup pada tempat yang tersembunyi seperti di dalam tanah, reruntuhan daun atau kulit kay
membusuk dan pada jamur.
• Kebanyakan ekor pegas penghuni tanah makan bahan tumbuh-tumbuhan yang membusuk,
yang lainnya makan tinja arthropoda, serbuk sari, algae dan bahan-bahan lainnya.
• Beberapa jenis kadang dapat menimbulkan kerusakan pada kebun, rumah-rumah kaca, ata
• Beberapa famili dari Collembola adalah Entomobryidae, Isotomidae, Hypogastruridae, Smin

Ordo Diplura
• Diplura kelihatan seperti serangga perak dan ekor rapuh, tetapi mereka tidak mempunyai se
hanya mempunyai dua filamen ekor atau embelan-embelan.
• Tubuh biasanya tidak tertutup dengan sisik-sisik, tidak terdapat mata majemuk dan mata tun
• Tarsi mempunyai satu ruas dan bagian-bagian mulut adalah mandibulata dan tertarik kedala
• Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen 1-7 atau 2-7.
• Hexapoda-hexapoda ini adalah kecil, biasanya panjangnya kurang dari 7 mm dan berwarna
• Habitatnya terdapat pada tempat-tempat yang lembab di dalam tanah, dibawah kulit kayu, b
tempat lembab lainnya.
• Famili yang sering di jumpai adalah, Campodeidae, Anajapygidae,dan Japygidae.

c. Kelas Insecta

Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai
disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula
sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan
darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta
ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut serangga atau
heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki.
Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis
yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas
insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput
memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata
faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang
memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota
tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung
trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula
malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem
sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Gambar : Struktur morfologi dan anatomi belalang

Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :


• Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa
perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
• Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta
muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya
sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut
nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur–nimfa (larva) –dewasa (imago). Contoh Insecta ini
adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
• Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan
wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur–larva–pupa–
dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu
larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa
berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ
lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari
pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.

Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :


• Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki
antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu
buku.
• Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan
dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan
metamorfosisnya. :

Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,
jangkrik, dan gansir.¬

Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit
(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).¬
Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata
lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus)¬
Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).¬

Endopterigota dibedakan menjadi :

Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya
kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).¬
Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar
daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam
(Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).¬
Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria
(Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat
buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).¬

Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap. Misalnya
kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)¬

You might also like