You are on page 1of 2

IKLIM KERJA YANG KONDUSIF DAN KOMPETITIF DI UIN MALIKI MALANG

Banyak hal yang mendorong seseorang giat dan bersemangat dalam bekerja,
baik dorongan yang berasal dari internal dirinya sendiri maupun dorongan yang
bersifat eksternal. Dorongan dari internal diri biasanya lebih bersifat spiritual
karena pengaruh keyakinan atupun karena seseorang merasa senang kepada
pekerjaan tersebut, sehingga dia melakukannya dengan senang hati dan
semangat tinggi. Adapun faktor pendorong motivasi kerja yang berasal dari
eksternal diri seseorang, salah satunya adalah karena adanya persaingan.
Seseorang yang melakukan sesuatu karena ada kompetitor, tentu akan lebih
bersemangat daripada mereka yang tidak memiliki kompetitor. Karena itu, untuk
meningkatkan kinerja para pegawai ataupun karyawan diperlukan adanya sebuah
iklim kerja yang kompetitif.

Dalam Islam sendiri, berlomba-lomba dalam melakukan suatu kebaikan sangat


dianjurkan. Allah swt. berfirman: "Berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan..."
Firman Allah ini menggambarkan bahwa kita dianjurkan untuk berlomba-lomba
dalam menjalankan aktivitas kita, baik dalam urusan yang berkaitan dengan
masalah dunia maupun akhirat. Jika perlombaan itu dianjurkan, berarti di dalam
perlombaan dan kompetisi itu terdapat kebaikan yang bisa diambil manfaatnya,
asalkan perlombaan atau kompetisi tidak dijadikan suatu ajang yang dapat
menimbulkan sesuatu yang dilarang, seperti perjudian dan permusuhan.

Dalam teori organisasi modern, kompetisi dijadikan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja para pegawainya, dengan diberi imbalan insentif tambahan
atau dinaikkan karir dan jabatannya. Karena itu ada istilah reward and
punishment, yang mana reward diberikan kepada pegawai yang rajin dan
berprestasi, sedangkan punishment diberikan kepada pegawai yang indisipliner
dan kurang berprestasi.

Upaya peningkatan kinerja pegawai dan dosen ini juga telah diterapkan dengan
baik di UIN Maliki Malang. Rektor telah membuat beberapa program yang dapat
memberikan semangat kepada para dosen dan karyawan untuk lebih giat
berprestasi. Di antaranya adalah (1) memberikan (meminjamkan) laptop kepada
seluruh dosen UIN Maliki, sekitar 200 dosen lebih, yang diberikan secara
bertahap; tahap pertama tahun 2007 sebanyak 100 dosen dan tahap kedua tahun
2008 sebanyak 100 dosen. Dengan laptop tersebut diharapkan para dosen UIN
Maliki Malang memiliki kinerja yang lebih baik, baik dalam rangka menyelesaikan
tugas-tugas yang berkaitan dengan administrasi maupun tugas-tugas
perkuliahan. Yang lebih penting lagi dalam masalah ini adalah supaya dosen bisa
berkarya lebih banyak dalam bidang keilmuan yang digelutinya dan dapat
menyelesaikan studi S-2 dan S-3 mereka dengan cepat. (2) Memberikan reward
kepada para dosen yang dapat menyelesaikan S-3 tepat waktu, berupa uang
tunai dan haji “mbok menowo”. Pada tahun ini, UIN Maliki memberikan hadiah
haji kepada 10 orang yang telah menyelesaikan studi mereka tepat waktu. (3) UIN
Maliki berjanji akan memberikan hadiah berupa mobil, sepeda motor dan sepeda
pancal bagi dosen atau karyawan yang memiliki tulisan terbanyak, (4)
memberikan beasiswa kepada para dosen yang melanjutkan studi S-3, baik SPP
maupun uang oprasional. Lewat program ini, UIN Maliki Malang pada saat ini,
sedang menyekolahkan S-3 dosen-dosennya kurang lebih 130 dosen.

Di samping pemberian reward bagi para dosen dan pegawai yang memiliki
prestasi bagus dalam kinerja mereka, UIN Maliki juga menghukum beberapa
dosen dan pegawai yang indisipliner dengan berbagai hukuman yang berbeda.
Ada beberapa dosen yang indisipliner dijadikan sebagai staf administrasi selama
satu atau dua tahun, setelah bertobat, dia diaktifkan lagi perannya sebagai
dosen. Bagi pegawai yang indisipliner, ada beberapa di antara mereka yang
diskors selama setahun dan ada pula yang langsung dikeluarkan jika
pelanggarannya termasuk pelanggaran berat, seperti perbuatan asusila,
pencurian dan sebagainya.

Iklim kerja yang kondusif tidak saja diciptakan melalui penciptaan kompetisi antar
pegawai dan dosen, tetapi juga diciptakan lingkungan kerja yang aman, ramah
dan kompak. Untuk itu, UIN Maliki senantiasa mengadakan rapat-rapat koordinatif
antar pimpinan, baik pada tingkat universitas, fakultas, jurusan maupun unit,
dalam rangka untuk membicarakan masalah-masalah yang terkait dengan UIN
Maliki Malang, mulai dari masalah akademik, administratif, hingga masalah
kemahasiswaan. Karena itu muncul forum-forum rapat seperti “Selasan” dimana
setiap hari Selasa, mereka berkumpul untuk mempresentasikan program maupun
problem yang mereka hadapi secara bergantian antara fakultas dan universitas.

Menurut Rektor UIN Maliki, untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif
adalah dengan menjauhkan kampus dari friksi-friksi politik. Kampus adalah
lembaga akademik yang tidak semestinya masalah politik dibawa masuk di
dalamnya. Beberapa Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang selalu kisruh
setiap tahun karena masalah-masalah kecil seperti OSPEK, pemilihan Rektor,
pemilihan Dekan dan sebagainya terjadi karena masuknya masalah politik ke
dalam dunia kampus. Beberapa kelompok yang kecewa dengan pemilihan Rektor
karena calon mereka tidak terpilih, akhirnya membuat kericuhan dan bahkan
anarkhis dengan membakar ban, menyegel kelas perkuliahan dan sebagainya.
semua itu, menurut rektor UIN Maliki, merupakan sesuatu yang tidak patut
dilakukan oleh para akademisi. Karena itu, salah satu upaya UIN Maliki dalam
rangka menciptakan suasana yang kondusif dan kompetitif itu adalah dengan
meminimalisasi adanya friksi-friksi politik di dalam kampus. Hal itu terbukti dalam
pemilihan rektor, pembantu rektor hingga pemilihan dekan yang berjalan dengan
aman, tertib dan damai tanpa gejolak sama sekali. Bahkan friksi-friksi kelompok
politik yang biasanya muncul antara partai “hijau” dan partai “biru” di setiap
pemilihan Rektor, Pembantu Rektor dan Dekan, tidak muncul sama sekali pada
tahun ini. Sebaliknya, semua anggota dari kelompok-kelompok yang dulunya
selalu berebut kepentingan, terlihat saling menyerahkan kepada yang lebih
berhak kepada lawannya, karena masing-masing melihat bahwa lawannya lebih
baik daripada dirinya.

Bila suasana kondusif dan kompetitif seperti ini bisa dipertahankan di lingkungan
UIN Maliki Malang, saya yakin UIN Maliki Malang akan lebih cepat lagi
berkembang dan menjadi perguruan tinggi yang lebih besar dan lebih hebat dari
sekarang. Lingkungan kerja yang kondisif dan kompetitif sangat diperlukan dalam
rangka untuk meningkatkan kinerja para dosen dan pegawai, sehingga mereka
bisa melaksanakan tugas-tugas mereka menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Wallahu a’lam bishawab.

You might also like