You are on page 1of 12

Komunikasi Antar Budaya

Dewi Sartika
1091001148
M0903
Emiliya Marwati

Senin, 5 Oktober 2009

PROGRAM STUDI MANAGMENT


BAKRIE SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2009

I. Pendahuluan

1
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang dilakukan antara orang-orang
yang memiliki perbedaan latar belakang kebudayaan baik perbedaan dalam adat-istidat, ras,
etnik, dan kebiasaan sehari-hari. Definisi komunikasi antar budaya menurut beberapa ahli:

• Komunikasi antar budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak
yang memiliki kebudayaan lain. (Sitaram, 1970)

• Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi diantara orang-orang yang berbeda


kebudayaan. (Rich, 1974)

• Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang
menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan.
(Stewart, 1974)

• Komunikasi antarbudaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para


pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak
antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung. (Young Yung Kim,
1984)

Dari defenisi tersebut nampak jelas penekanannya pada perbedaan kebudayaan sebagai faktor
yang menentukan dalam berlangsungnya proses komunikasi dan interaksi yang terjadi di
dalamnya. Berkomunikasi antar budaya dimulai dengan pemahaman dasar bahwa satu ukuran
tidak cocok untuk semua. Kebiasaan-kebiasaan dalam suatu tempat tidak sama dengan
kebiasaan di tempat lain.

Komunikasi lintas budaya dapat terjadi karena adanya teknologi informasi dan teknologi
penerbangan. Sehingga komunikasi antara negara satu dengan negara lain dapat terjadi.
Alasan mempelajari komunikasi lintas budaya menurut Litvin (1977) :

• Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat
diperlukan.
• Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya tersebut
meskipun nilai-nilainya berbeda.
• Nilai-nilai setiap masyarakat sebaik-baik nilai-nilai masyarakat lainnya.
• Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.
• Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola
budaya mendasar yang berlaku.
• Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi
dan memahami nilai-nilai budaya lain.

2
• Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain
kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan
masalah manusia.
• Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar pribadi adalah suatu usaha
yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia
orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia,
tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
• Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke pandangan
multikultural.
• Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahkan
atau memudahkan.
• Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan bukan pula stereotip. Karena
itu seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini
kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta
dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang efektif dan saling memuaskan.
Tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya, Litvin (1977):
• Menyadari bias budaya sendiri
• Lebih peka secara budaya
• Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk
menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
• Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
• Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
• Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya
dan isi komunikasinya sendiri.
• Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta
wacana dan makna bagi para anggotanya.
• Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan
ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan
keterbatasan-keterbatasannya.
• Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang
komunikasi antar budaya.
• Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berbeda dapat dipelajari secara
sistematis, dibandingkan, dan dipahami.

3
Perbedaan budaya dapat dilihat dari konteks budaya, perbedaan aspek legal dan etika,
perbedaan sosial dan perbedaan tanda-tanda non-verbal, perbedaan sikap dan lain-lain.
Konteks budaya dibagi menjadi dua, yaitu budaya konteks rendah dan budaya konteks
tinggi. Budaya konteks rendah:
• Menghargai individualitas
• Sangat menghargai waktu
• Pesan disampaikan secara verbal dan eksplisit
• Gaya bicara langsung, lugas, dan terus terang
• Menggunakan logika linear, memproses sesuatu secara runtun, dari poin A ke poin B ke
poin C dan langsung kepada kesimpulan akhir.
• Pengambilan berlangsung lebih cepat karena focus kepada tujuan dan terbiasa untuk
berterus terang.
• Tidak bertele-tele pada saat pemecahaan suatu masalah karena langsung focus kepada
penyebab dari permasalahan.
• Dalam pengambilan keputusan lebih cepat (apabila memiliki kekuasaan untuk
memutuskan sesuatu).
• Para penganut budaya konteks rendah ini mengatakan apa yang mereka maksud dan
memaksudkan apa yang mereka katakan. Jika mereka mengatakan ‘iya’, itu berarti
mereka benar – benar setuju tanpa embel-embel apapun
• Lebih mengutamakan perjanjian tertulis.
• Terdapat pemisahaan antara masalah pribadi dengan pekerjaan. Apabila seseorang
memiliki masalah pribadi dengan rekan kerjanya, tidak akan mengganggu proses
kerjasama.
• Sifat dari komunikasi konteks rendah adalah cepat dan mudah berubah, karena itu tidak
menyatukan kelompok
• Komunikasi konteks rendah dapat kita jumpai dalam masyarakat barat, yang tanpa basa –
basi dalam berkomunikasi, lain halnya dengan kebanyakan masyarakat timur yang
sebagian besar berkomunikasi penuh basa – basi, penuh kiasan dan kadang salah
diartikan oleh lawan komunikasinya
Budaya konteks tinggi:
• Menjunjung tinggi rasa kebersamaan kelompok
• Pesan bersifat implisit
• Tidak langsung dan tidak terus-terang

4
• pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam perilaku nonverbal
pembicara,intonasi suara,gerakan tangan postur badan,ekspresi wajah, tatapan mata , atau
bahkan konteks fisik ( dandanan,penataan ruang, benda – benda , dan sebagainya).
• Pernyataan verbalnya bisa sangat berbeda dengan pernyataan nonverbalnya
• anggota – angota budaya konteks tinggi lebih terampil dalam membaca perilaku
nonverbal dan dalam membaca lingkungan
• Menggunakan logika spiral,yaitu berputar-putar dan selalu melihat sesuatu dari berbagai
sudut pandang yang berbeda.
• Pada saat mencari solusi untuk pemecahan suatu masalah juga lebih lama karena tidak
berorientasi kepada akar penyebab masalah, tetapi lebih menjaga perasaan lawan
bicaranya.
• Tidak efisien pada saat pengambilan keputusan, karena selalu mempertimbangkan unsur
perasaan seseorang. Hal itu menyebabkan pengambilan keputusan berlangsung lebih
lama.
• tahan lama, lamban berubah dan mengikat kelompok yang menggunakannya
• Orang-orang berbudaya konteks tinggi lebih menyadari proses penyaringan budaya dari
pada orang-orang yang berkonteks budaya rendah.
• Pada saat bernegoisasi, keputusan tidak dapat langsung diputuskan.
• Lebih mengutamakan perjanjian yang dilakukan secara lisan.
• Tidak ada pemisahaan antara masalah pribadi dengan pekerjaan.

Contoh negara bekonteks budaya rendah:


• Swiss
• Jerman
• Skandinavia
• America
• Inggris
• Kanada
• Perancis
• Italia
• Meksiko
• Yunani

5
• Arab
• Cina
Contoh negara berkonteks budaya tinggi:
• Jepang
• Indonesia
• Korea
• Hongkong
• Taiwan
• Meksiko
• Spanyol
• Yunani
• India
• Negara-negara Arab

II. Analisis Masalah


Perbedaan budaya merupakan sebab terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi
antar budaya. Contoh miskomunikasi yang terjadi karena perbedaan budaya:

Kasus 1 :
Permasalahan :
Para karyawan dari perusahaan besar di Kanada pharmaceutichal menjadi marah atas
e-mail yang mereka terima dari karyawan perusahaan di Spanyol. Pesan itu tidak ofensif.
Secara umum, pesan-pesan rutin ini hanya menjelaskan proyek yang sedang berlangsung.
Apa yang mengganggu karyawan adalah bahwa setiap pesan Spanyol disalin ke hierarki di
dalam sebuah divisi. Karyawan dari Kanada tidak mengerti mengapa e-mail harus dikirim
kepada orang-orang yang memiliki sedikit atau tidak ada hubungannya dengan isu-isu yang
sedang dibahas. Tapi praktik ini diterima di Spanyol.

6
Kajian masalah:
Dari masalah tersebut dapat dilihat adanya perbedaan konteks kebudayaan yang
menyebabkan miskomunikasi antara karyawan dari Kanada dan karyawan dari Spanyol.
Kanada merupakan negara yang budayanya merupakan budaya konteks rendah sedangkan
Spanyol merupakan negara yang budayanya merupakan budaya konteks tinggi. Di Spanyol,
kebersamaan dalam kelompok sangat dijunjung tinggi, sehingga menurut karyawan dari
Spanyol menyalin pesan ke hieraki di dalam sebuah divisi merupakan hal yang wajar
walaupun pesan tersebut bersifat rutin dan hanya menjelaskan proyek yang sedang
berlangsung. Oleh karena itu, karyawan dari Spanyol juga mengirim pesan ke hierarki di
divisi karyawan Kanada. Namun, hal ini mengganggu karyawan dari Kanada. Di Kanada,
menyalin pesan ke hierarki di dalam sebuah divisi merupakan hal yang tidak perlu karena
hierarki tidak langsung berhubungan dengan hal yang dibahas. Di negara yang budayanya
merupakan budaya konteks rendah seperti Kanada hanya orang yang langsung berhubungan
dengan apa yang sedang dibahas yang perlu untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga, apa
yang dilakukan oleh orang Spanyol tidak diterima oleh orang Kanada.
Dalam berkomunikasi antar budaya diperlukan fleksibelitas dan keterbukaan untuk
menghormati budaya lain agar tidak terjadi konflik. Untuk mengatasi masalah di atas kedua
belah pihak yang bekerja sama harus mencari tahu kebudayaan masing-masing pihak dan
saling menyesuaikan agar kerja sama yang dijalin dapat berlangsung dengan baik.

Kasus II
Permasalahan:
Seorang pebisnis Indonesia memandu sekelompok orang Jepang ke rumah sakit
setempat dalam perjalanan bisnis. Direktur rumah sakit melemparkan segenggam kartu
namanya di meja untuk di ambil orang Jepang.

Kajian masalah:
Hal tersebut membuat orang Jepang sangat tersinggung. Tidak mungkin menunjukkan
rasa hormat jika melempar kartu pada seseorang. Di Jepang, menyajikan sebuah kartu
dengan dua tangan mengungkapkan rasa hormat. Negara jepang merupakan negara yang
budayanya berkonteks tinggi dimana bahasa tubuh sangat diperhatikan. Sehingga, harus
berhati-hati dalam bersikap saat berkomunikasi dengan orang Jepang agar tidak terjadi
miskomunikasi seperti kasus tersebut. Berikut ini merupakan cara bertukar kartu nama
dengan orang Jepang:
• Kartu dipertukarkan dalam upacara besar

7
• Investasi di kualitas kartu
• Selalu jaga kartu nama dalam kondisi bersih
• Perlakukan kartu nama yang diterima sebagai diri sendiri
• Pastikan gelar sudah termasuk dalam kartu nama. Jepang menekankan pada status dan
hierarki
• Kartu nama selalu diterima dengan dua tangan tetapi dapat diberikan dengan hanya satu
tangan
• Selama pertemuan, tempatkan kartu nama di meja di depan Anda dalam urutan orang-
orang yang duduk
• Ketika pertemuan berakhir, letakkan kartu nama dalam kotak kartu nama atau portofolio

Kasus III
Kota kecil Waterloo, Wisconsin (populasi 2.888), adalah tempat terakhir yang Anda
harapkan untuk menemukan pembuat sepeda khusus terbesar di dunia. Tapi Trek Sepeda
memulai bisnis global tepat di tengah-tengah Wiscconsin yang merupakan negara pertanian.
Hampir 40 persen dari penjualan teknologi tinggi, Y-frame sepeda berasal dari pasar
internasional. Masa depan penjualan ke luar negeri tampak menjanjikan. Eropa membeli 15
juta sepeda setahun, sementara pembelian Amerika dan Kanada hanya 10 juta. Di Asia,
sepeda adalah alat transportasi utama. Untuk mengakomodasi pelanggan domestik dan
internasional, Trek memelihara situs Web yang sibuk di <www.trekbikes.com>.
Seperti banyak perusahaan, Trek mengalami masalah dalam melakukan transaksi
multikultural. Sebagai contoh, di Meksiko, kargo sering berceceran saat menunggu
pengurusan bea cukai. Distributor di Jerman tersinggung dengan katalog yang menampilkan
gambar Betty Boop, sebuah karakter kartun yang menghiasi pesawat pengebom Sekutu
selama Perang Dunia II. Di Singapura, seorang pembeli menolak untuk membeli helm sepeda
berwarna hijau, dijelaskan bahwa ketika seorang pria memakai hijau di kepala itu berarti
istrinya tidak setia. Di Jerman, Trek harus mendesain ulang kemasannya untuk mengurangi
limbah dan memenuhi kebutuhan lingkungan. Sebenarnya, perubahan-perubahan yang

8
diperlukan di Jerman membantu untuk meningkatkan citra perusahaan tentang sensitivitas
lingkungan secara keseluruhan.

Pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman Trek adalah:

1. Saat menunggu pengurusan bea cukai di Meksiko, kargo sering berceceran sehinnga
diperlukan usaha untuk mempercepat pengurusan tersebut agar kargo tidak berceceran
seperti praktik yang telah terjadi. Berikut adalah beberapa tips untuk mempercepat
pengiriman ke Meksiko:

• Use invoices to speed customs clearance. Consolidate invoices to avoid multiple


Mexican customs entries.Menggunakan faktur untuk mempercepat pengurusan
bea cukai. Konsolidasi faktur untuk menghindari beberapa kebiasaan pembukuan
Meksiko. Add a column for the Mexican Harmonized Tariff Schedule. Tambahkan
kolom untuk Mexican Harmonized Tariff Schedule. (That makes it easier to prepare
the pedimento –and saves time.) It's also good to have a column for shipments of
multiple items, country of origin and to make a note of any NAFTA-qualified
products. (Itu membuat lebih mudah untuk menyiapkan pedimento-dan menghemat
waktu.) Ini juga baik untuk memiliki kolom untuk pengiriman dari beberapa item,
negara asal dan untuk membuat catatan dari setiap NAFTA-produk berkualitas.

• A reputation for compliance can speed up processing time. Make sure you are up-
to-date on requirements before sending a shipment.Reputasi untuk kepatuhan
dapat mempercepat waktu proses. Pastikan anda up-to-date pada persyaratan
sebelum mengirim kiriman.

• Go all the way if you can. The trucker and his "bobtail," the tractor that moved your
trailer full of goods to the Mexican border, will probably be picking up another cargo
load in Laredo and heading back north.Teruskan jalan jika Anda bisa. Traktor yang
penuh dengan barang-barang, bergerak ke perbatasan Meksiko, mungkin akan
memungut beban muatan lain di Laredo dan menuju kembali ke utara. But exporters
can sometimes arrange for the trailers that carried their goods to the border to
transport them all the way to the final destination in Mexico. Tapi eksportir kadang-
kadang dapat mengatur trailer yang membawa barang-barang mereka ke perbatasan
untuk mengangkut mereka semua sampai ke tujuan akhir di Meksiko. This saves time
and money because the cargo doesn't have to be moved. Hal ini menghemat waktu
dan uang karena kargo tidak harus dipindahkan. Bonds to insure the trailer can be
expensive, though, so check to make sure this is the most economical optionObligasi

9
untuk menjamin trailer bisa mahal, jadi pastikan ini adalah pilihan yang paling
ekonomis.

• Palletize if possible .Palletize jika mungkin. Most US companies know that


palletized cargo–goods shipped on top of shallow crate-like platforms that work like
shelves–make it easier to move shipments and reduce handling damage. Sebagian
besar perusahaan AS tahu bahwa barang-barang palletized dikirim di atas peti dangkal
-seperti platform yang bekerja seperti rak-membuatnya lebih mudah untuk
memindahkan penanganan pengiriman dan mengurangi kerusakan. They're an
especially good idea when exporting to MexicoItu adalah ide yang sangat baik ketika
mengekspor ke Meksiko.

1. Dalam bekerja sama dengan orang Jerman jangan sesekali menampilkan gambar Betty
Boop. Hal tersebut membuat Jerman tersinggung karena karakter kartun Betty Boop
mengingatkan Jerman dengan Perang Dunia II. Dimana pesawat pengebom pihak sekutu
dihiasi oleh gambar Betty Boop. Hal yang dapat dilakukan Perusahaan Trek adalah
mengganti gambar tersebut dengan gambar lain.
2. Jangan menawarkan apalagi menjual helm berwarna hijau kepada pria Singapura yang
telah menikah. Di Singapura, bila seorang suami menggunakan penutup kepala berwarna
hijau, berarti dia menyatakan bahwa istrinya tidak setia. Sehingga, suplai helm berwarna
hijau di Singapura dikurangi karena semua pria dewasa yang telah menikah akan
menolak memakai helm tersebut.
3. Dalam meningkatkan citra perusahaan tentang sensitivitas lingkungan di Jerman,
mendesain ulang kemasan untuk mengurangi limbah dan memenuhi kebutuhan
lingkungan sangat diperlukan. Jadi, untuk membangun goodwil, mendesain ulang
kemasan yang ramah lingkungan sangatlah tepat.

III.Kesimpulan

Setelah kita mencermati dan menganalisis penyebab kasus-kasus di atas,


permasalahan terjadi karena adanya perbedaan kebudayaan di antara kedua belah pihak.

10
Perbedaan konteks budaya antara yang berkonteks tinggi dengan yang berkonteks rendah
menjadi sumber permasalahan. Ketidakmampuan orang yang berasal dari kebudayaan
konteks rendah untuk menafsirkan makna-makna non-verbal yang sering digunakan oleh
orang yang berasal dari kebudayaan konteks tinggi.
Kita harus memahami bahwa adanya perbedaan cara berkomunikasi lintas budaya.
Dan kita harus bisa mengerti dan memahami situasi dan kondisi saat kita berkomunikasi dan
berhubungan dengan masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda supaya tidak terjadi
kesalah pahaman saat berkomunikasi .
Kita dapat berkomunikasi secara efektif bila kita telah mempelajari budaya mereka.
Kita harus bisa mengerti ucapan, tindakan dan tingkah laku yang mereka lakukan. Jangan
pernah menganggap bahwa perbedaan adalah penghalang bagi kita untuk sukses. Oleh sebab
itu, hadapilah perbedaan itu dengan pikiran yang positif.

Daftar Pustaka :

Susilo, Taufik Adi. 2009. Spirit Jepang: 30 Inspirasi dan Kunci Sukses Orang-orang Jepang.
Garasi, Jogjakarta.

11
Locker, K.O. and Kaczmarek, S. K. 2007. Business Communication: Building Critical Skills,
3rd edition. McGraw-Hill, New York.

http://one.indoskripsi.com/node/4994

http://en.wikipedia.org/wiki/Low_context_culture

http://en.wikipedia.org/wiki/High_context_culture

http://www.agcgermany.com/indonesia/info/crossi.htm

http://www.hodu.com/across.shtml

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/22/komunikasi-antar-budaya-kab/

http://www.fas.usda.gov/info/agexporter/1999/articles/mexconnect.html

12

You might also like