You are on page 1of 18

Pengertian Pergaulan Bebas (Free Sex)

Sex bebas adalah hubungan sexual yang di lakukan pra nikah (tanpa menikah) atau
sebuah hubungan pergaulan yang sering berganti pasangan.

UPAYA PENGHAMBATAN AIDS/HIV

Untuk menghambat penyebaran HIV/AIDS agar tidak semakin menjalar di negeri ini,
haruslah kita mengetahui apa yang menjadi penyebab utama penyebaran virus HIV
diantaranya:

• Perilaku Seks Bebas Sebagai Transmisi Utama HIV/AIDS (Survey CDC, Des
2002 dan KPAN 2003). Di Indonesia virus HIV/AIDS pertama kali masuk dibawa
oleh turis yang berada di Bali.
• Penyalahgunaan Narkoba Beresiko Terinfeksi HIV Karena Seks Bebas.
Umumnya penderita tertular virus HIV melalui penggunaan jarum suntik bersama
dan aktif melakukan seks bebas akibat “loss control” sehingga resiko tertular
virus HIV semakin tinggi.
• Penularan HIV/AIDS Sebagai Akibat “Efek Spiral” Perilaku Seks Bebas yaitu
melalui transfusi darah, ASI, alat-alat kedokteran, hubungan suami isteri yang
sudah tertular karena seks bebas. Sehingga tidaklah heran, apabila banyak
ditemukan 3000 bayi lahir dengan mengidap HIV positif. Keempat, Mewaspadai
Penularan Virus HIV Melalui ODHA. Penularan virus HIV ternyata dapat terjadi
apabila ada kontak antara cairan tubuh ODHA (terutama darah, semen, sekresi
vagina dan ASI) dengan luka terbuka pada seseorang yang sehat walaupun
berupa luka kecil. Sedangkan caira tubuh lain seperti urine, air mata, air ludah,
keringat dan feses tergolong penularan HIV berisiko rendah selama tidak
terkontaminasi oleh darah ODHA.

Mengatasi Perilaku Seks Bebas


Beberapa saat yang lalu, salah satu media lokal menurunkan sebuah berita tentang
hasil penelitian yang cukup mengagetkan, yaitu penelitian tentang perilaku seks bebas

1
di antara generasi muda. Penelitian tersebut mengungkap perilaku seks bebas generasi
yang menamakan dirinya anak baru gede alias ABG. Data penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ternyata di kalangan remaja bangsa Indonesia, bangsa yang ber-
Ketuhanan yang Maha Esa, 50 persen dari 474 remaja yang dijadikan sample
penelitian, ternyata mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa nikah. Yang lebih
mengagetkan lagi karena ternyata 40 persen di antara mereka melakukan hubungan
seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah sendiri. Banyak komentar dan
pertanyaan muncul seiring dengan terungkapnya fenomena sosial yang telah menjadi
realitas sangat memprihatinkan. Ya, itulah kenyataan hidup yang harus diterima.
Dari sekian banyak pertanyaan seputar masalah perilaku remaja yang dinilai
menyimpang tersebut, ada dua pertanyaan mendasar yang perlu segera dijawab, yaitu
apa penyebab perilaku seks bebas tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya? Dua
hal yang tidak bisa dibiarkan menggantung, melainkan harus didapatkan jawaban
sekaligus solusi atas fenomena yang tidak sepantasnya dibiarkan. * Penyebab Perilaku
Seks Bebas.*
Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku
seks bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi
berbagai tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang
ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit
kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di
pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari
Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan
munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton
usia remaja.
Menurut hemat saya, film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu
pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja,
bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak
remaja ABG bukan karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film
tersebut mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati
remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa

2
pesan-pesan gaya pacaran yang sangat berani dan secara terang-terangan melanggar
norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama.
Sebagai pendidik, saya sulit dan amat sulit memahami apa sesungguhnya misi yang
ingin disampaikan oleh film tersebut terhadap penontonnya. Bukan saja karena tidak
menggambarkan keadaan sebenarnya yang mayoritas remaja bangsa Indonesia, tetapi
juga karena ia ditonton oleh anak-anak yang belum dapat memberi penilaian baik dan
buruk. Mereka baru mampu mencontoh apa yang terhidang. Akibatnya, remaja
mencontoh gaya pacaran yang mereka tonton di film. Akibatnya pacaran yang dibumbui
dengan seks bebaspun akhirnya menjadi kebiasaan yang populer di kalangan remaja.
Maka, muncullah patologi sosial seperti hasil penelitian di atas.
Hal kedua yang menjadi penyebab seks bebas di kalangan remaja adalah faktor
lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan
keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan
orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh
sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari
orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak,
maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang
tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi
pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah
kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini
menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di
kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit
dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya
yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang
disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya,
remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di
antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
Melihat fenomena ini, apa yang harus kita lakukan dalam upaya menyelamatkan
generasi muda? Ada beberapa solusi, di antaranya:
Pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang
tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral
3
bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi
(RUU APP) harus segera disahkan.
Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku
anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya.
Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan
di rumah.
Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti
pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama,
kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai
lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua,
tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus
disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi
yang masuk akal.
Ketiga, latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus
membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi perilaku dari
kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan
dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan
pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang
mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak dihargai,
potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan.
Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan
faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memberikan
teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam
kemerosotan moral dalam berperilaku.
Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki perilaku
generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama,
tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin
banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan
kehilangan generasi penerus bangsa.

CARA MENGATASI SEX BEBAS

4
PENDIDIKAN SEKS

Banyak sekali perbedaan persepsi mengenai pendidikan seks. Perbedaan persepsi ini
berimplikasi pada masalahperlu dan tidaknya pendidikan seks diberikan kepada remaja.
Sementara dinamika persoalan seputar seksualitas disekeliling kita sudah sedemikian
hebat, perlu dan tidaknya remaja mendapat pendidikan seks masih menjadi bahan
perdebatan.

1. Apakah pendidikan seks itu ?Pendidikan seks merupakan sebuah diskusi yang
realistis, jujur, dan terbuka; bukan merupakan dikte moral belaka. Dalam
pendidikan seks diberikan pengetahuan yang faktual, menempatkan seks pada
perspektif yang tepat, berhubungan dengan self-esteem (rasa penghargaan
terhadap diri), penanaman rasa percaya diri dan difokuskan pada peningkatan
kemampuan dalam mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan hal hal
yang perlu diperhatikan adalah mengetahui informasi, mempertimbangkannya,
mengambil keputusan, dan ketrampilan mengkomunikasikan. Ada 6 prinsip dasar
yang harus termuat dalam pendidikan seks, antara lain; Perkembangan manusia;
anatomi, reproduksi dan fisiologi.Hubungan antar manusia; keluarga, teman,
pacaran, dan perkawinan.Kemampuan personal; nilai, pengambilan keputusan,
komunikasi, dan negosiasi.Perilaku seksual; abstinence (puasa seks) dan
perilaku seks lain.Kesehatan seksual, meliputi: kontrasepsi, pencegahan
Penyakit Menular Seksual (PMS), AIDS, aborsi, dan kekerasan seksual.
Budaya dan masyarakat; peran gender, seksualitas dan agama. Dengan adanya
pendidikan seks bagi remaja, diharapkan remaja dapat menempatkan seks papa
perspektif yang tepat, dan mencoba mengubah anggapan negatif tentang seks.
2. Apakah arti seks, seksual, seksualitas dan hubungan seks itu?Menurut kamus
Bahasa Indonesia, kata seks mempunyai arti jenis kelamin, sesuatu yang dapat
dilihat dan ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengetahuan tentang suatu
sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan. Sedangkan seksual
berarti yang ada hubungannya dengan seks atau yang muncul dari seks,
misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis kelamin yang
dilecehkan. Istilah seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas.
Diantaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan kultural.

5
Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi dan
alat kelamin. Termasuk didalamnya adalah bagaimana menjaga kesehatan,
memfungsikan dengan optimal secara biologis; sebagai alat reproduksi, alat
rekreasi dan dorongan seksual. Dari dimensi psikologis, seksualitas berhubungan
erat dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas
peran jenis, dan perasaan terhadap seksualitas sendiri. Dimensi sosial menyorot
kepada bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia, bagaimana
lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas
dan pada akhirnya perilaku seks kita. Dimensi perilaku menunjukkan bagaimana
seksualitas itu diterjemahkan menjadi perilaku seksual. Perilaku seksual
merupakan segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan
seksual. Dimensi kultural menunjukkan bagaimana perilaku seks menjadi bagian
dari budaya yang ada di masyarakat. Dan istilah seks mempunyai arti hubungan
kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksualnya.
3. Bagaimana jika pendidikan seks diberikan kepada remaja ?Kebanyakan orang
tua beranggapan bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian
informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan seks. Hal
ini tentunya membuat orang tua merasa khawatir, apabila dengan pemberian
informasi tersebut justru remaja cenderung untuk mencobanya. Untuk itu perlu
diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. Pendidikan seks
berusaha untuk menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah
anggapan negatif tentang seks.
4. Apakah remaja perlu pendidikan seks ?Tentu saja, karena remaja yang sedang
mengalami masa pubertas mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa
ketertarikan pada lawan jenisnya. Mereka berusaha mencari tahu tentang hal itu.
Mereka bingung harus bertanya kepada siapa, apakah kepada teman atau
bahkan kepada orang tuanya sendiri. Di pihak lain, arus informasi memberikan
tawaran yang mengarah ke permasalahan seksual yang vulgar. Pada
kenyataannya, banyak media massa justru cenderung menjerumuskan remaja.
Maka dalam hal ini pendidikan seks diperlukan untuk menjembatani antara rasa
keingintahuan remaja tentang hal itu dan berbagai tawaran informasi yang vulgar,

6
dengan cara pemberian informasi tentang seksualitas yang benar, jujur, lengkap,
dan disesuaikan dengan kematangan usianya..
5. Apakah pendidikan seks dapat mencegah remaja untuk tidak melakukan perilaku
seks tertentu, misalnya hubungan seks ?Dengan adanya pengetahuan atau
informasi aktual yang benar dan utuh serta perilaku yang bertanggung jawab,
misalnya risiko hamil, maka remaja akan berpikir dua kali untuk melakukannya
yang cenderung yang bersikap coba-coba itu. Remaja akan terbantu dalam
mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
6. Mengapa pendidikan seks sering dipandang tidak sesuai dengan ajaran agama
dan nilai-nilai ketimuran?Sebenarnya pendidikan seksual bermaksud
memberikan pengetahuan dan pandangan yang seluas-luasnya dari berbagai
sudut pandang serta memberikan informasi yang benar dan faktual kepada
remaja mengenai seksualitas, sehingga remaja memiliki pengetahuan tentang
seksualitas secara lengkap. Remaja diajak berdiskusi mengenai pilihan-pilihan
perilakunya berdasarkan pengetahuan yang didapat mengenai perilaku tersebut,
risikonya, nilai agama yang dianut, nilai keluarga, dll. Sehingga keputusan yang
diambil remaja lebih pada pemikiran yang mantap, matang dan bukan karena
keharusan ataupun tekanan. Perlu adanya pengakuan terhadap adanya norma
pribadi yang berbeda-beda pada setiap orang terlepas dari nilai dan norma yang
ada pada agama dan masyarakat. Kita juga memberikan pendampingan pada
remaja untuk pengambilan keputusan dan tidak meninggalkan remaja begitu saja
setelah mereka mendapat pendidikan seks. Jadi kalau ada pendapat bahwa
pendidikan seks itu tidak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai ketimuran,
itu lebih disebabkan karena perbedaan persepsi tentang pendidikan seks itu
sendiri.
7. Mengapa masyarakat pada umumnya masih menganggap tabu untuk
membicarakan masalah seksualitas ?Ada banyak faktor yang membuat
masyarakat tabu membicarakan hal-hal yang menyangkut seksualitas, antara lain
: faktor budaya yang melarang pembicaraan mengenai seksualitas di depan
umum, karena dianggap sebagai sesuatu yang porno dan sifatnya sangat pribadi
sehingga tidak boleh diungkapkan kepada orang lain. pengertian seksualitas
yang ada di masyarakat masih sangat sempit, pembicaraan tentang seksualitas
seolah-olah hanya diartikan kepada hubungan seks. Padahal secara harafiah
7
seks artinya jenis kelamin, sama sekali tidak porno karena setiap orang tentu
memiliki alat kelamin. Seksualitas sendiri artinya segala hal yang berhubungan
dengan jenis kelamin, termasuk bagaimana cara kerjanya dan cara merawat
kesehatannya agar tetap dapat berfungsi dengan baik.
8. Apakah setiap orang butuh pendidikan seksualitas ?Setiap mahluk hidup memiliki
naluri seksualitas sendiri-sendiri, begitu juga dengan manusia. Kita semua
memiliki dimensi seksualitas, hanya saja kadang-kadang kita tidak
menyadarinya. Pendidikan seksual akan memberikan bekal pengetahuan pada
seseorang agar lebih memahami dirinya sendiri, sehingga mampu menjaga
kesehatannya dengan lebih baik, dan mengambil keputusan yang terbaik untuk
hal-hal yang berkaitan dengan seksualitasnya.
9. Perlukah dibuat kurikulum pendidikan seksualitas untuk orang tua dan remaja ?
Akan lebih baik jika pendidikan seksualitas diintegerasikan dalam kurikulum.
Sebab kenyataannya, tanpa disadari setiap orang perlu memahami segi
seksualitasnya. Bagi orang tua, pendidikan seksualitas sangat perlu karena jika
orang tua sendiri kurang memahami pengetahuan mengenai seksualitas maka ia
tidak dapat menjelaskan atau tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan
kepada anak-anaknya. Sedangkan remaja memerlukan informasi yang tepat
tentang seksualitas karena mereka memerlukan informasi yang tepat tentang
seksualitas, agar remaja mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan
seksualitas.
10. Kapan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan seksualitas bagi anak dan
remaja ?Bisa dimulai sejak dini dengan selalu menjaga kebersihan alat
kelaminnya, menanamkan kesadaran jenis kelaminnya dan perbedaan dengan
lawan jenisnya. Sejak usia dini diusahakan untuk memberikan informasi yang
benar mengenai seksualitas. Pada usia 6 sampai 12 tahun dapat diberikan
penjelasan tentang terjadinya proses pembuahan ovum oleh sperma,
membentuk pandangan anak tentang seksualitas, menjelaskan perbedaan
seksual laki-laki dan perempuan dengan bahasa dan nama yang tepat dalam
menunjuk anggota tubuhnya, mengenal dan menghargai seluruh anggota tubuh
termasuk organ reproduksi, mengerti tentang keluarga, tujuan dan kewajibannya
supaya menjadi anggota keluarga yang baik dengan mengikutsertakan rasa
setia, kasih sayang, cinta, dan rasa saling menghormati. Pendidikan seksualitas
8
sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan usia. Saat remaja,
pendidikan seksualitas lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi selama
masa remaja sebagai akibat telah aktifnya hormon seksual, perbedaan yang
dialami oleh laki-laki dan perempuan, perbedaan percepatan perkembangan dan
pertumbuhan satu dengan lainnya, bagaimana mencapai kematangan seksual,
dan pemilihan perilaku seksual (Laycock, S. R., 1979).
11. Bagaimana cara memberikan pendidikan seksualitas yang efektif, tepat sasaran,
dan tidak terkesan porno ?Seringkali saat kita berbicara tentang seksualitas akan
terkesan vulgar dan porno, hal itu dikarenakan kita tidak terbiasa
membicarakannya. Sejak lama orang menganggap tabu membicarakan masalah
seksual. Namun kita harus bisa menyadarkan bahwa pembicaraan tentang
seksualitas yang dikatakan “vulgar” itu adalah sesuatu yang bersifat ilmiah dan
perlu diketahui semua orang sebagai ilmu pengetahuan. Jika pengertian tersebut
sudah bisa dipahami maka anggapan porno itu akan hilang dengan sendirinya.
Kita sebaiknya tidak membicarakan masalah seksualitas di sembarang tempat,
tetapi harus tahu waktu dan saat yang tepat, sehingga akan dihargai oleh orang
yang mendengar.Pendidikan seksualitas yang efektif dan tepat sasaran dapat
diberikan dengan cara sebagai berikut : Bersikap jujur, realistis, terbuka terhadap
masalah seksualitas. Memberikan informasi yang factual dan dapat dipercaya.
Informasi yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan
anak. Mendukung penentuan nilai pribadi mereka tentang seks dengan
mempertimbangkan nilai dan norma di sekitarnya serta berperilaku seks yang
sehat termasuk untuk tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
12. Hal-hal apa yang patut diberikan pada remaja dalam rangka pendidikan
seksualitasnya ?Hal-hal yang dapat diberikan untuk pendidikan seksualitas bagi
remaja dapat disesuaikan dengan kebutuhan subyektif dan kebutuhan obyektif.
Disesuaikan dengan kebutuhan subyektif, maksudnya tergantung kepada
kebutuhan remaja itu sendiri, sejauh mana yang ingin diketahuinya tentang
seksualitas. Kita hanya perlu menyesuaikan cara penyampaiannya kepada
remaja yang bersangkutan. Disesuaikan dengan kebutuhan obyektif, maksudnya
remaja itu sendiri mungkin tidak membutuhkan, tetapi demi penguasaan
pengetahuan si remaja terhadap perkembangan tubuhnya. Hal ini juga
disesuaikan dengan tahap perkembangannya.
9
13. Bagaimana sebaiknya peran remaja dalam pendidikan seks ?Remaja dapat
berperan aktif sebagai pendidik sebaya (peer educator) yang membantu
menyebarkan informasi tentang pengetahuan seksualitas yang benar kepada
teman-temannya atau berperan sebagai partisipan yang mendukung pendidikan
seksualitas dengan cara menjadi sumber informasi tentang kebutuhan remaja,
apa yang diinginkan, bagaimana pandangan mereka tentang pendidikan
seksualitas, aktif dalam kegiatan dan lain-lain.
14. Apa yang diperjuangkan dalam memberikan pendidikan seksualitas ?Misinya
adalah remaja yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya (baik
sehat fisik, psikis dan sosial). Sehat secara fisik maksudnya tidak menimbulkan
kehamilan yang tidak diinginkan, tidak tertular penyakit menular seksual, tidak
merusak kesehatan fisik diri sendiri maupun orang lain. Sehat secara psikis
misalnya tidak merasa tertekan atau terpaksa, tidak menghambat kepribadian.
Sehat secara sosial artinya mampu menyesuaikan dan mempertimbangkan nilai-
nilai sosial di sekitar (agama, budaya, lingkungan) yang berkaitan dengan
masalah reproduksi. Pendidikan seksualitas mengarahkan bagi yang belum aktif
secara seksual dengan maksud untuk menunda, memikirkan dan
mempertimbangkan kembali sebelum memutuskan untuk berperilakku seksual
aktif.Bagi yang sudah aktif secara seksual diarahkan agar melakukan aktivitas
seksual yang aman, yaitu: Setia dengan mitra tunggal.
Gunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual. (Rahman, A.,
Hirmaningsih, 1997).
15. Apakah ceramah dapat membuat orang mengerti tentang pendidikan seksualitas
dan apa letak tuntunan moralnya?Ceramah merupakan salah satu cara guna
menyebarkan informasi tentang pendidikan seksual dan hanya memberikan
aspek pengetahuan kepada masyarakat. Untuk menunjuk pada perubahan
perilaku, kita harus melakukan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung seperti :
konseling, siaran radio, rubrik di koran, forum diskusi, dan debat remaja dengan
mengundang pakar dalam bidang tertentu yang berkaitan, kampanye melalui
pengembangan media cetak, pelatihan seksualitas dan pendampingan untuk
remaja. Tuntunan moral yang diberikan bisa berupa pertimbangan dari berbagai
sudut pandang, baik secara agama, nilai masyarakat, dan pilihan-pilihan yang
lain. Kita tidak memusatkan perhatian pada penilaian benar dan salah, tetapi
10
memberikan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan seseorang dalam
mengambil keputusan sehingga ia dapat mempertanggungjawabkan perilaku dan
risikonya. Remaja diajak untuk mempertimbangkan berbagai hal yang terkait
dalam menentukan segala tindakan yang akan dilakukannya, yaitu hal-hal yang
bersifat: fisik (misalnya tidak membahayakan kesehatan fisik, tidak menimbulkan
penyakit), psikis (misalnya tidak menimbulkan perasaan tertekan, tidak
menghambat kepribadian) sosial dan agama (misalnya tidak bertentangan
dengan norma dan agama yang dianut) Remaja diajak berpikir untuk
menentukan pilihannya dan bukan berdasarkan atas dogma semata-mata, tetapi
juga karena kesadaran dan mampu mempertanggungjawabkan keputusannya.
Pendidikan seksual yang diberikan berdasarkan pada penghormatan terhadap
hak asasi manusia dan tidak bersifat diskriminatif (membeda-bedakan
perlakuan).
16. Bagaimana cara mengatasi adanya dorongan-dorongan seks yang kadang
muncul secara tiba-tiba, padahal remaja belum menikah ?Dorongan seksual
seseorang dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual yang telah berfungsi, yaitu
hormon testosteron untuk laki-laki sedangkan untuk perempuan adalah hormon
progesteron dan estrogen. Bentuk penyaluran dorongan seks dibedakan menjadi
2, yaitu : tidak disalurkan sama sekali, dan disalurkan Dorongan seks yang tidak
disalurkan maksudnya dengan cara mengalihkan pikiran, atau melakukan
kegiatan-kegiatan lain di luar aktivitas seksual. Sedangkan dorongan seks yang
disalurkan maksudnya adalah, bentuk penyalurannya bias melalui masturbasi
atau berhubungan seks dengan pasangannya.
17. Mengapa pada usia remaja dorongan seks meningkat, dan bagaimana cara
mengurangi gairah seks yang meningkat ?Seorang remaja yang mengalami
masa pubertas berarti sedang mengalami pertumbuhan fisik dan pematangan
fungsi seksual. Pertumbuhan ini juga dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual
yang telah berfungsi yaitu testosteron pada laki-laki, dan progesteron serta
estrogen pada perempuan. Hormon-hormon ini jugalah yang berpengaruh
terhadap dorongan seksual. Saat masa pubertas ini, seseorang mulai merasakan
peningkatan dorongan seksualnya. Ada beberapa alternattif untuk mengurangi
gairah seks yang menggebu-gebu, yaitu menghindari bacaan atau gambar-
gambar porno atau erotis, mencari kegiatan positif untuk mengisi waktu luang,
11
mengembangkan diri serta menyalurkan energi psikis kepada hal-hal yang positif
dan produktif seperti olahraga atau menyalurkan bakat seni.
18. Bagaimana jika ingin mendapatkan pengetahuan tentang seks itu ?Pertama-tama
yang perlu kita pahami adalah, bahwa berbicara tentang masalah seks bukanlah
sesuatu yang kotor atau tidak pantas dibicarakan. Hal ini disebabkan karena
pengertian seks dikonotasikan dengan hubungan kelamin, sehingga masih
dianggap tabu dan dianggap sebagai konsumsi orang dewasa saja, sedangkan
remaja atau siapapun yang belum menikah tidak boleh membicarakannya.
Kita bisa mencari informasi dan pengetahuan mengenai seks melalui buku-buku;
pengetahuan tentang seks yang lengkap dan benar; rubrik konsultasi yang
diasuh oleh lembaga-lembaga atau orang-orang yang kredibilitasnya dapat
dipertanggungjawabkan; siaran-siaran radio; pusat-pusat konsultasi remaja; guru;
kakak atau orangtua yang dianggap tahu.
19. Apakah yang dimaksud dengan free sex itu ?Istilah free sex sebenarnya tidak
ada. Yang ada ialah pergaulan bebas.Banyak orang melakukan hubungan bebas
karena dipengaruhi berbagai hal, misalnya faktor dari dalam keluarga sendiri
(seperti cari sensasi, kecewa, atau frustrasi); juga karena pengaruh lingkungan,
media massa atau kebudayaan; atau hanya sekadar mode atau trend yang ada
di kalangan remaja itu sendiri.
20. Mengapa pada masa sekarang ini banyak remaja yang tidak dapat mengontrol
diri dari pengaruh lingkungan yang negatif ?Pada masa remaja, seorang anak
akan menjauh dari orangtuanya dan lebih dekat dengan teman sebayanya,
sehingga pengaruh teman sebaya ini sangat kuat dalam menentukan perilaku
yang dipilih oleh remaja. Masa remaja juga merupakan masa pencarian identitas
diri dan membina sosialisasi, sehingga jika teman-temannya “mejeng” di mal
kemungkinan besar perilaku ini akan diikuti oleh remaja lainnya agar dianggap
mengikuti mode yang berlaku, sebagai saran sosialisasi dengan teman-teman
sebaya dan memperluas pergaulan. Tetapi selain hal-hal yang positif, “ngeceng”
di mal juga dapat menimbulkan hal yang negatif, seperti pola hidup konsumtif
pada remaja. Jika waktu yang diluangkan untuk pergi ke mal terlalu banyak, tentu
akan dapat mengganggu aktivitas lain mungkin lebih berguna. Remaja
cenderung lebih mengikuti kata-kata teman sebayanya daripada kata-kata
orangtua dan norma agama, sehingga kontrol dirinya menjadi berkurang. Apa
12
yang dikatakan oleh teman-temannya langsung diikuti walaupun belum tentu
benar. Penyebab kurangnya kontrol diri pada remaja antara lain: kurang percaya
diri; kurangnya ketrampilan berkomunikasi (misalnya: kesulitan menolak ajakan
teman); tidak bisa bersikap tegas; keagamaan yang kurang terinternalisasi; serta
rendahnya kemampuan dalam mengambil keputusan. Saat anak memasuki usia
remaja, dukungan dan kedekatan dengan keluarga sangat dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
21. Bagaimana cara mengefektifkan kontrol sosial dalam perilaku bebas seperti yang
banyak terjadi akhir-akhir ini?Ada beberapa hal dalam diri remaja yang
mempengaruhi kepribadiannya, yaitu kepercayaan diri, ketrampilan
berkomunikasi, dan kemampuan mengambil keputusan. Hal-hal dalam diri
remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan, seperti pola asuh dalam keluarga,
norma yang ada di dalam masyarakat, dan pendidikan yang mengajak remaja
untuk berpikir. Untuk mengaktifkan kontrol sosial tentu saja dibutuhkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, seperti orangtua, guru, masyarakat dan
remaja itu sendiri. Semua pihak harus ikut berperan serta, karena antara satu
pihak dan lainnya saling berkait dalam pembentukan perilaku remaja.

Tips & Cara Mencegah / Mengatasi Ejakulasi Dini / Ejakulasi Prematur


Pada Pria - Problem Seks / Sex / Seksologi

Dari Arti, definisi dan pengertian ejakulasi dini atau yang disebut juga dengan ejakulasi
prematur adalah suatu masalah suami istri di mana dalam berhubungan seks laki-laki
keluar atau orgasme lebih dahulu daripada wanita. Hal ini dapat menimbulkan masalah
karena yang perempuan tidak mendapatkan puncak kenikmatan. Waktu tidak menjadi
masalah walaupun isteri anda keluar dalam tempo 10 detik dan anda pada 15 detik.
Intinya adalah konsep lady first harus diutamakan.

Terkadang masalah ini tidak dipahami dan disadari oleh para lelaki, sehingga dapat
berujung pada masalah rumah tangga di luar urusan ranjang. Dalam berhubungan
suami istri kedua belah pihak harus sama-sama mendapatkan kepuasan. Pendidikan

13
seks dasar haruslah diketahui dan dimengerti oleh kedua pihak, jangan sampai ada
yang mau menang sendiri tanpa memikirkan pasangannya.

Langkah mengatasi dan mencegah jakulasi dini / ejakulasi prematur :

1. Arah pikiran dan konsentrasi.

Arahkan pikiran anda pada sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan sex saat
berhubungan badan. Bisa juga sambil memikirkan yang anda tidak sukai. Hal ini akan
mengurangi rangsangan yang diterima oleh suami.

2. Mengurangi sensitifitas pada penis.

Gunakan kondom, cream atau alat bantu seks lainnya yang dapat mengurangi
rangsangan yang diterima oleh pihak pria. Kondom yang digunakan sebaiknya yang
ukuran tebal agar dapat mengurangi rangsangan yang bakal diterima nanti.

3. Teknik cabut.

Ketika si laki-laki akan orgasme buru-buru dicabut tepat pada waktunya, jangan sampai
sperma keluar semua. Tehnik ini diperlukan peran serta isteri agar dapat berhasil.

4. Posisi yang tepat.

Carilah posisi-posisi hubungan intim yang biasanya dapat anda nikmati dalam waktu
yang lama. Pakailah posisi tersebut di awal permainan agar anda dapat tahan lama dan
pasangan anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.

Akibat Pergaulan Bebas

Kita mengenal arti kata pergaulan bebas.Pergaulan bebas adalah suatu tindakan dari
para remaja yang sudah kelewat batas menggunakan kebebasannya demi kepentingan
dan kepuasan dirinya.Mereka melakukan perbuatan yang mampu membuat dirinya

14
merasa puas,bebas,dan merasa benar.Begitu banyak anak muda zaman sekarang yang
menganut pergaulan bebas ini.Mereka terjerat dalam suatu ikatan yang mampu
membuat perasaan anak ini merasa terpuaskan.
Dari banyak anak muda yang pernah terjerat dalam pergaulan ini merasa terpuaskan
atas tindakan mereka.Meraka masuk dalam pergaulan ini dikarenakan kurangnya
pendidikan dan kasih sayang dari orang tuanya dalam hidup mereka.Kadang seorang
bapak atau ibu tidak memikirkan sama sekali kepentingan anaknya.Mereka sibuk
dengan pekerjaanya sendiri dan anaknya terlupakan.
Dampak yang terjadi jika semua anak muda terjangkit pergaulan bebas memang
menakutkan,masa depan bangsa akan hancur jika semua anak mudanya menganut
pergaulan bebas.Banyak diantara mereka yang masuk dalam pergaulan ini,mereka
merasa bahwa semua yang dilakukannya adalah benar.
Dampak yang lebih parah lagi adalah moral anak bangsa menjadi nol,mereka akan
berpikiran layaknya orang barat yang sudah terbiasa dengan pergaulan bebas.Negara
akan hancur bila generasi mudanya sudah menganut aliran bebas.

10 Penyakit akibat sex bebas

Hati-hati jika sering gonta-ganti pasangan seksual karena risiko tertular penyakit akan
semakin besar. Centers for Diseases Control and Prevention di Atlanta pun
menyebutkan ada 50 organisme yang bisa menular lewat seks. Ini dia 10 penyakit
umum yang patut diwaspadai.

Jika setiap orang Amerika yang menderita penyakit-penyakit menular akibat hubungan
seksual dipindahkan ke Kanada maka jumlah mereka akan lebih dari dua kali jumlah
penduduk negara tetangga Amerika Serikat itu.

Kira-kira 40 juta orang Amerika telah tertular penyakit akibat hubungan seksual
(Sexually Transmitted Diseases atau STD). Tiap tahun, kasus baru STD mencapai 12
juta, artinya, setiap hari ada 33.000 kasus baru.

15
“Ini epidemi (penyakit berjangkit cepat) yang sangat meresahkan,” kata Peggy Darke,
ketua American Social Health Association di Research Triangle Park, North Carolinas
seperti dikutip dari Epigee, Senin (26/10/2009).

Berikut ini 10 penyakit beberapa yang paling umum akibat sering gonta ganti pasangan:

1. Herpes Genital

Hampir 31 juta orang Amerika, satu per enam jumlah penduduk Amerika-pernah
menderita herpes genital. Herpes, yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 2,
adalah infeksi seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang
biasanya datang dan pergi.

Ada pria yang tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menulari
orang lain. Acydovir (Zovirox), sebuah obat yang diresepkan, dapat meringankan
gejala-gejalanya, tetapi tidak menyembuhkan. Lecet-lecet karena herpes tersebut
bisa meningkatkan risiko tertular AIDS melalui luka di darah

2. Sifilis (Penyakit Raja Singa)

Juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala awalnya mirip
dengan gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai dengan lecetyang
tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam tiga
tahap yang dapat berlangsung lebih dari 30 tahun.

Secara umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur sangat
menderita, karena dapat mengundang penyakit jantung, kerusakan otak, dan
kebutaan. Apabila tidak diobati, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian.
Kira-kira 120.000orang di AS tertular sifilis tiap tahun.

3. Gonore (Kencing Nanah)

Penyakit ini telah dikenal sejak dahulu, menyerang sekitar 1,5 juta orang Amerika,
baik pria maupun wanita, setiap tahun. Meskipun sering tanpa gejala, infeksi bakteri
ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil dan mengeluarkan nanah
setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang
16
menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak. Gonore
dapat disembuhkan dengan antibiotika.

4. Klamidia

Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa gejala.
Di Amerika, klamidia termasuk penyakit yang paling mudah diobati, tetapi mudah
juga menginfeksi, yaitu sekitar 4 juta orang setiap tahun. Penyakit ini dapat
menyebabkan artritis parah dan kemandulan pada pria. Seperti sifilis dan gonore,
penderitanya dapat disembuhkan dengan antibiotika.

5. Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)

Di Amerika, kasus kutil pada alat kelamin ini mencapai 1 juta setiap tahunnya. STD
ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta
anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui
operasi atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama
dapat datang kembali.

6. Hepatitis B

Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap tahun kasus yang
dilaporkan mencapai 200.000, walaupun ini satu-satunya STD yang dapat dicegah
melalui vaksinasi.

7. Kanker prostate

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University of Illinois,
diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker
prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang. Pria yang
sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker
prostat.

8. Kanker Serviks (leher rahim)

17
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV),
dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang menyebabkan adanya
sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun
bisa tertular oleh virus ini.

9. HIV/AIDS

Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah penyakit penyebab kematian
ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virusyang menyerang kekebalan tubuh
ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat berhubungan seksual. Hingga
kini vaksinnya masih dikembangkan namun belum terbukti ampuh mencegah
penularannya.

10. Trichomoniasis

Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau berbusa. Ada juga
yang tidak mengalami gejala apapun. Penyakit ini bisa menyebabkan bayi terlahir
prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat hamil.

Sangat penting mengetahui bahwa hubungan seksual bukan hanya sekedar


hubungan intim. Kontak seksual seperti ciuman, oral seks dan penggunaan alat
bantu seks seperti vibrator juga berisiko menularkan virus.

Satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran dan tidak mendapatkan penyakit itu
adalah dengan berhubungan seks dengan satu pasangan. Penggunaan kondom
memang bisa mencegah penyakit HIV dan gonorrhea, tapi kurang efektif mencegah
herpes, trichomoniasis, chlamydia dan HPV.

18

You might also like