Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
A.Pendahuluan
Al Qur’an dan Hadits mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari hari bagi umat Islam. Walaupun terdapat perbedaan dari segi
penafsiran dan aplikasi, namun setidaknya ulama sepakat bahwa keduanya
dijadikan sebagai rujukan Islam dalam mengambil dan menjadikan pedoman
utama dari keduanya. Dalam struktur hirarki sumber hukum Islam, hadits
(sunnah) bagi ummat Islam menempati urutan kedua sesudah al-Qur’an karena,
disamping sebagai ajaran Islam yang secara langsung terkait dengan keharusan
menaati Rasulullah SAW, juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi
ungkapan-ungkapan al-Qur’an yang mujmal, muthlaq, ‘amm dan sebagainya.
Kebanyakan orang sudah mengetahui mengenai hadits. Aka tepai, belkum
mnegetahui darimana hadits tersebut dan apakah hadits tersebut. Untuk
mengetahui semua itu, kita perlu mempelajari takhrij hadits. Yaitu suatu metode
untuk mengetahui asal dari hadits yang ingin ditakhrij. Oleh karena itu, dalam
makalh ini, akan dibahas mengenai takhrij hadits dan stui sanad hadits.
2
C.Tujuan dan Manfaat Takhrij
Adapun tujuan utama dilakukan tahrij al-hadits diantaranya adalah:3
a. Mengetahui sumber asli asal hadits yang di takhrij.
b. Mengetahui keadaan/kualitas hadits yang berkaitan dengan
maqbul/diterima maupun mardudnya/ditolaknya.
Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi dalam
kitabnya Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah SAW, yang penulis kutip dari buku
terjemahan kitab tersebut, “Metode Takhrij Hadits”, (1994: 5-6) menjelaskan
beberapa manfaat takhrij hadits diantaranya4 :
3
5.Dengan takhrij kita dapat memperoleh pendapat-pendapat para ulama
sekitar hukum hadits.
10.Takhrij dapat membatasi nama perawi yang sebenarnya. Hal ini karenan
kemungkinan saja ada perawi-perawi yang mempunyai kesamaan gelar.
Dengan adanya sanad yang lain maka nama perawi itu akan menjadi jelas.
12.Takhrij dapat memperjelas arti kalimat yang asing yang terdapat dalam
satu sanad.
4
oleh seorang perawi.
•Disebutkan siapa saja dari penyusun kitab-kitab hadits yang dinilai sebagai
sumber utama dari hadist yang telah diriwayatkannya, dengan
menyebutkan sanad-nya secara lengkap
5
•Jika terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama, dikemukakannya
hadits-hadits yang dapat dijadikan pegangan bagi pihak yang berselisih
6
Thayyibminal-Khabits fiimaa Yaduru ‘ala Alsinatin-Naas minal-Hadiits
karya Ibnu Ad-Dabi’ Asy-Syaibani; Kasyful-Khafa wa Muziilul-Ilbas
‘amma Isytahara minal-Ahaadits ‘ala Alsinatin-Naas karya Al-‘Ajluni.
•Shahih Bukhari
7
•Shahih Muslim
•Jami’ At-Tirmidzi
•Sunan An-Nasa’i
•Muwaththa’ Malik
•Musnad Ahmad
•Sunan Ad-Darimi
•Maghazi Al-Waqidi
8
1.Metode Pertama, takhrij dengan cara mengetahui perawi hadits
dari shahabat
Kelebihan :
Dengan menggunakan metode ini akan lebih mudah dan cepat dalam
melakukan proses penelusuran atau mentakhrij hadis yang diinginkan.
Kelemahan :
Jika terdapat persamaan makna pada awal matan hadits dan awal kata hadits
yang ingin ditakhrij berbeda maka akan mengalami kesulitan, misalnya matan
hadits yang diawali dengan kata “idza ataakum” yang akan ditakhrij,
kemudian kita lupa dan hanya mengingat kata-kata “lau ja’akum”, maka hal
ini akan menyulitkan dalam melakukan proses takhrij hadits, jadi harus sesuai
dengan lafal yang akan ditakhrij.
Kelemahan :
9
matan hadits
Kelebihan :
1.Metode ini mempercepat pencarian hadits-hadits.
2.Penyusun kitab-kitab takhrij dengan metode ini membatasi hadits-
haditsnya dalam beberapa kitab induk dengan menyebutkan nama kitab,
juz, bab dan halaman.
3.Memungkinkan pencarian hadits melalui kata-kata apa saja yang terdapat
dalam matan hadits.
Kelemahan :
3.Terkadang suatu hadits tidak didapatkan dengan satu kata sehingga orang
yang mencarinya harus menggunakan kata-kata yang lain.
10
3.Metode ini juga memperkenalkan kepada para peneliti hadits yang
dicarinya dan hadits-hadits yang senada dengannya.
Kelemahan :
Kelemahan :
11
kepada sanad hadits. Seperti mengatakan,"Sanad hadits ini shahih, Sanad hadits
ini lemah, atau Sanad hadits ini dusta". Ini terkait dengan memberikan hukum
kepada sanad hadits.
Sedangkan dalam memberikan hukum kepada matan hadits, disamping
melihat semua unsur yang tersebut di atas, kita harus melihat unsur-unsur yang
lain. Seperti meneliti lebih jauh matannya untuk mengetahui apakah isinya
bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih terpercaya atau tidak. Dan apakah
di dalamnya terdapat illat yang dapat menjadikannya tertolak atau tidak.
Kemudian setelah itu kita memberikan hukum kepada matan tersebut. Seperti
dengan mengatakan : "Hadits ini shahih" atau "Hadits ini dla'if". Memberikan
hukum kepada matan hadits lebih sulit daripada memberikan hukum kepada
sanad. Tidak ada yang mampu melakukannya kecuali yang ahli dalam bidang ini
dan sudah menjalaninya dalam kurun waktu yang lama. Dalam studi sanad ini,
buku-buku yang dapat digunakan untuk membantu adalah buku-buku yang
membahas tentang Al-Jarh wat-Ta'dil serta biografi para perawi. Telah disebutkan
beberapa buku terkenal yang membahas di bidang ini ketika dibicarakan tentang
Ilmu Al-Jarh wat-Ta'dil serta biografi para perawi hadits.
Ilmu tentang Takhrij Hadits ini merupakan muara dari ilmu-ilmu hadits yang
dapat memberikan justifikasi tentang keshahihan atau kedla'ifan suatu hadits,
sehingga hadits tersebut dapat diamalkan atau ditolak.7
G.Kesimpulan
Takhrij hadits merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui asal
dari hadits tersebut. Takhrij menurut bahasa mempunyai beberapa makna. Yang
paling mendekati di sini adalah berasal dari kata kharaja yang artinya nampak
dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Sedangkan Takhrij
menurut istilah adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang
mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan derajatnya ketika
diperlukan.
12
Terdapat beberapa tujuan dari takhrij hadits yaitu : Mengetahui sumber asli
asal hadits yang di takhrij dan mengetahui keadaan/kualitas hadits yang berkaitan
dengan maqbul/diterima maupun mardudnya/ditolaknya. Selain itu terdapat lima
metode yang digunakan dalam mentakhrij hadist dan kelebihan serta kelemahan
dari kelima metode tersebut.
H.Daftar Pustaka
Al-Farisi, Rudi Arlan. Ilmu Takhrij Hadits.
http://rud1.cybermq.com/post/detail/2223/ilmu-takhrij-hadits. 02 Mei 2009.
Al Jauzaa, Abu. Ilmu Takhrij Hadits, Cara Mentakhrij Hadist dan Ilmu Sanad.
http://salamkms.blogspot.com/2008/08/ilmu-takhrij-hadits-cara-
mentakhrij.html. Kamis, Agustus 14, 2008.
Santosa, Budi. KAJIAN ILMU HADITS.
http://budiatturats.wordpress.com/2009/12/03/takhrij-hadits/. Desember 3,
2009 pada 4:07 pm.
Ilmu Takhrij dan Study Sanad Hadis.
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/16/ilmu-takhrij-dan-studi-sanad/.
(Sumber: Taysîr Mushthalah al-Hadîts).
TAKHRIJ HADITS. http://aswanshow.blogspot.com/2009/04/takhrij-hadits.html.
Rabu, 01 April 2009.
13