You are on page 1of 188

Panduan Kepramukaan.

(Kak Ahmad Ardiansyah)

LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setiap Negara mempunyai Lambang Negara menggambarkan kedaulatan,


kepribadian dan kemegahan Negara itu. Dalam tahun 1950 Pemerintah
Republik Indonesia membentuk suatu panitia khusus untuk menciptakan
suatu Lambang Negara.
Panitia tersebut berhasil menciptakan Lambang Negara Republik Indonesia
yang berbentuk Garuda Pancasila. Lambang Negara Garuda Pancasila itu
disahkan dengan peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951.
1. Penggunaan Lambang Negara ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
No. 43 tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara.
1. Lambang Negara dapat digunakan sebagai Lencana oleh
warganegara Indonesia yang berada di luar negri.
2. Jika Lambang Negara digunakan sebagai Lencana, maka Lambang
itu harus dipasang pada dada sebelah kiri diatas
2. Pasal 12, Peraturan Pemerintah no.43 tahun 1958 berbunyi :
1. Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah tentang panji dan bendera jabatan, maka dilarang
menggunakan Lambang Negara bertentangan denga Peraturan
Pemerintah ini.
2. Pada Lambang Negara dilarang menaruh huruf, kalimat, angka,
gambar, atau tanda-tanda lainnya.
3. Dilarang menggunakan Lambang Negara sebagai perhiasan, cap
dagang, reklame perdagangan atau propaganda politik dengan
cara apapun juga
3. Pasal 13, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 1958 berbunyi Lambang
untuk perorangan, perkumpulan, organisasi politik atau perusahaan
tidak boleh sama atau pada pokoknya menyerupai Lambang Negara

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA

Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu
bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan
ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia
merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita
nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar
lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka
menghormatinya dengan khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa
mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain.
Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai
penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 1


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

hubungan internasional antara bangsa-bangsa di dunia, maka setiap


bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia.
“Indonesia Raya” merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional
bangsa Indonesia. Ia merupakan sublimasi api perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan dan
Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan tekad
bangsa Indonesia.
d. “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air
Indonesia selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah
mengorbankan semangat dan keberanian rakyat dan pemuda Indonesia
untuk bertempur sampai titik darah penghabisan dalam
mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun mereka
hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial
yang bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu
kebangsaan Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih
adalah kehormatan bangsa dan Negara Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka
Indonesia sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani
mempertahankan serta mempunyai rasa hormat yang tinggi terhadap
lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan
dan ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus
mengetahui dan menghayati arti dan sejarah lagu kebangsaan
Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus
mampu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar
dan baik serta memiliki rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap
Pramuka menjadi patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan
kesanggupan berkorban demi abadinya Lgu Kebangsaan Indonesia Raya
di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-
tama harus menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa
hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia. Dia adalah contoh hidup
bagi setiap pramuka.
i. Uraian tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini
hanya sekedar pegangan bagi para Pembina Pramuka dalam
melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap Pembina Pramuka
berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang berkaitan
dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 2


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA


“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu “Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia
bernama Wage Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga
pernah menjadi wartawan surat kabar “Kaoem Moeda” dan pengarang
buku. Sejak kecil Soepratman gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas
Senen Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada
tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal dunia pada malam selasa tanggal
16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu
itu. Semangat yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu
Kebangsaan. Akhirnya ia dapat menciptakan Lagu Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada


masyarakat di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di
Gedung Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya
untuk pertama kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan
semangat Persatuan Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka
ketika Lagu Indonesia Raya diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan
serta merta lagu itu mendapat sambutan yang hangat sekali.
Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan
ditutup dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia,
Partai Politik, Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan),
seluruh rakyat Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai
Lagu Kebangsaan.
Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-
halangi oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah
Jepang di Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata
dalam lagu Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan
dan Peraturan Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dpata
dilenyapkan

“Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.


Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu
Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi
pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir
penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950
pasal 3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu
Kebangsaan Indonesia.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 3


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

PERATURAN PENGGUNAAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dengan Peraturan Pemerintah


No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, meliputi :
Ketentuan Umum Penggunaan Lagu Indonesia Raya (Lagu Kebangsaan)
Penggunaan Lagu Kebangsaan bersama-sama dengan Lagu Kebangsaan
Asing
Penggunaan Lagu Kebangsaan Asing sendiri
Tata tertib dalam penggunaan Lagu Kebangsaan
Aturan hukum
a. Bab I, pasal 1, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958, berbunyi :
“….(1) Lagu Kebangsaan Republik Indonesia Raya, selanjutnya disebut
“Lagu Kebangsaan” ialah Lagu Indonesia Raya.
(2) Lagu Kebangsaan tersebut dengan kata-katanya ialah seperti tertera
pada lampiran-lampiran Peraturan Pemerintah ini…”
b. Bab II, pasal 4, Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1958, berbunyi :“….
(1) Lagu Kebangsaan diperdengarkan / dinyanyikan :
1. Untuk menghormati Kepala Negara / Wakil Kepala Negara
2. Pada waktu penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan yang
diadakan dalam upacara, untuk menghormati Bendera itu.
3. Untuk mengormati Kepala Negara Asing.
c. Bab II, Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958
berbunyi :“….dilarang : Menggunakan Lagu Kebangsaan untuk reklame
dalam bentuk apapun juga. Menggunakan bagian-bagian daripada Lagu
Kebangsaan dalam gubahan yang tidak sesuai dengan kedudukan
dalam Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan…”
d. Bab V, pasal 9, Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958,
berbunyi :“…..Pada waktu Lagu Kebangsaan diperdengarkan /
dinyanyikan pada kesempatan-kesempatan dimaksud dalam pearturan
ini maka orang yang hadir, berdiri tegak di tempat-tempat masing-
masing. Mereka yang berpakaian seragam dari suatu Organisasi
memberi hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasi
itu. Mereka yang tidak berpakaian seragam, memberi hormat dengan
meluruskan lengan bawah dan meletakkan tapak tangan dengan jari
rapat pada paha, sedang menutup kepala harus dibuka, kecuali kopiah,
ikat kepala, sorban dan kundung atau topi. Warna yang dipakai menurut
agama atau kebiasaan….”
Setiap aanggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk menghayati,
melaksanakan dan mentaati Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958
tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

SEJARAH KEPRAMUKAAN

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 4


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah
perkembangan Kepramukaan di Indonesia.

B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka


Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya
menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda
dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke
Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia
dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging =
Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi
kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik
dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-
macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul
Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan
istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu
atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah
Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK
(Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi
KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah
PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI
(Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang
sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan
PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat
Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100
organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951,
POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur
menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan
Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo
masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan
dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda
seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan
Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana
Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238
tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 5


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno


sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan
sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain
yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.

C. Perkembangan Gerakan Pramuka


Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang
pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa
perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya.
Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat
berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing
yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat
Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan
Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di
bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian
Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua
Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan
Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara,
Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul
maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama
dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi
gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi.
Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan
berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan
bangsa dengan berbagai instansi terkait.

SEJARAH KEPRAMUKAAN DUNIA


A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak
dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia
Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
 
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson
Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di
Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan
kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan
watak ibunya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 6


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang,


berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main
musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar
sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13
Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak
gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball
O’Hara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama
127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil
kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang
merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat
melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta
agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman
beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai
wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada
tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir
Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair
Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari
Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8
Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
 
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk
acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini
dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar
di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys
Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang
kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama
CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard
Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli
si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang
telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering
To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di
Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 7


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia
(Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen,
Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal,
Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild,
Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
.......
 
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang
bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di
Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang
anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro
Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada.
Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke
Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia
dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson
(Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti
oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan
yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro
kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor
kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 8


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang


mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura,
seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen
Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
06/KN/72 tahun 1972.
 
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa.
Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal
bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang
menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu
mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun
juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta
besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan
dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada
tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya
upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan
dalam keadaan bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia
dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh
sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu
mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada
dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata
ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia
yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada
kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta
kepada umat manusia.
 
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera,
papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan
pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk
mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan
kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 9


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Gambar lambang gerakan pramuka

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 10


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

VISI
“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-
masalah kaum muda"
MISI
1. Mempramukakan kaum muda
Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh
kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi
lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan
pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan
iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan
Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang
dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada eranya.
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela
Negara
Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader
bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu,
karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian
dari kebutuhan bangsa dan Negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli
dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui
kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota
Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan
sekitarnya

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN


1. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri
khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.
2. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua
unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap
kegiatan.
3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi,  dan kondisi
masyarakat.

PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN


1. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya;
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
     
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 11


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh
pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan
penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan
moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
      Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat
pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial,
maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :
Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara
dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi laranganNya.
Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama
dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari
makhluk lainnya.  Dalam kehidupan  bersama didasai oleh  prinsip peri
kemanusiaan yang adil dan beradab. Diberi tempat untuk hidup dan
berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air
dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan
damai.
Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial
serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan
sehat agar dapat menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan
hidupnya.  Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya
dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang
baik

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 12


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

SISTEM AMONG

1. Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara


pembina dengan anggota muda dan anggota dewasa muda
menggunakan sistem among.
2. Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi
insan merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa
tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang
lain.
3. Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka
melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun
kemauan;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan
dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.
4. Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan
berperilaku berdasarkan:
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan,
kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri,
sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup,
serta bertanggung-jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa
muda merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib
memperhatikan perkembangan anggota muda dan anggota dewasa
muda secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan. 
6. Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan
kegiatan sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan
anggota dewasa secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan
pengaruh yang baik.

MOTTO GERAKAN PRAMUKA


Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan
untuk mengingatkan setiap anggota  Gerakan Pramuka bahwa setiap
megikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode
kehormatan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka adalah  “ SATYAKU KUDARMAKAN


DARMAKU KUBAKTIKAN “

Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain
:
1. Menanamkam rasa percaya diri.
2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan
negara.
3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
4. Rasa bangga sebagai Pramuka.
5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 13


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota
Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam
kehidupan sehari hari.
Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan
Gerakan Pramuka (mis. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto
Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan
masing-masing.

KIASAN DASAR

1. Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam


Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai
dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan
keikutsertaan dalam kegiatan.    Kiasan Dasar tidak hanya menarik,
menantang, dan merangsang tetapi harus disesuaikan dengan minat,
kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa
muda.
2. Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan
sasaran pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta
merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak
memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda tetapi
memperkaya pengalaman

KODE KEHORMATAN
 
1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya
dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah:
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan
dan mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional,
sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut
Darma adalah:
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur.
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota
Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai
yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 14


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong


royong;
d. Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan
Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak
dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan
penentuan putusan.
4. Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka
yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam
hidup dan kehidupan berorganisasi. 
5. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan
dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.

PENGAMALAN KODE KEHORMATAN PRAMUKA


Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :
1. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
2. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Mengenal , memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam
seisinya
4. Memiliki sikap kebersamaan , tidak mementingkan diri sendiri , baik
dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat ,
membina persaudaraan dengan pramuka sedunia
5. Hidup secara sehat jasmani dan rohani
6. Belajar mendengar , menghargai dan menerima pendapat / gagasan
orang lain , membina sikap mawas diri , bersikap terbuka , mematuhi
kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama ,
mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam
upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan , ramah dan sabar
7. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam
kegiatan bakti maupun social , membina ketabahn dan kesabaran dalam
menghadapi /mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenail
sikap putus asa
8. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan sebagai
upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan , berupaya melatih
ketrampilan dan pengetahuan sesuai kemampuanya , riang gembira
dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan
9. Bertindak dan hidup secara hemat , serasi dan tidak berlebihan , teliti ,
waspada dan tidak melakukan hal yang mubadzir dengan membiasakan
hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau
mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi
10. Mengendalikan dan mengatur diri , berani menghadapi tantangan dan
kenyataan , berani dalam kebenaran , berani mengakui kesalahan ,
memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar , taat terhadap aturan
dan kesepakatan
11. Membiasakan diri menepati janji , memenuhi aturan dan ketentuan
yang berlaku , kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan
dan perbuatan , bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi
12. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat
gagasan dan menyelesaikan permasalahan , berhati – hati dalam
bertindak , bersikap dan berbicara

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 15


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

METODE KEPRAMUKAAN
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif
melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Sistem berkelompok;
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
anggota muda dan anggota dewasa muda;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Sistem tanda kecakapan;
g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. Kiasan dasar;
2. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari
Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan
Kode Kehormatan.
3. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur
yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang  spesifik dan saling memperkuat
serta menunjang tercapainya tujuan.

STRATEGI GERAKAN PRAMUKA

1. Meningkatkan citra Pramuka.


Hal ini diperlukan untuk dapat lebih dipahami dan sekaligus diminati
oleh kaum muda untuk dapat ikut berpartisipasi didalamnya dan
sekaligus dapat menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi
secara internal dan eksternal Gerakan Pramuka
2. Mengembangkan kegiatan kepramukaan yang sesuai karakteristik dan
minat kaum muda.
Hal ini diperlukan karena Gerakan Pramuka pada hakekatnya kegiatan
kaum muda yang memiliki karakteritik dan minat yang khas, dan
sekaligus sebagai motivasi bagi anggota Pramuka dalam mengisi diri
untuk selanjutnya dikembangkan melalui program Pramuka peduli
sebagai bagian dari penjabaran program Pramuka secara menyeluruh.

3. Mengembangkan program Pramuka Peduli.


Bahwa program kegiatan Pramuka Peduli, dimaksudkan untuk
menciptakan kader yang memiliki watak dan jiwa patriotisme, memiliki
integritas, moralitas dan ketrampilan sebagai bekal bagi kader Pramuka
yang juga diarahkan pada pemantapan Pramuka sebagai kader bangsa.
4. Memantapkan organisasi, kepemimpinan dan sumberdaya Pramuka.
Bahwa untuk meningkatkan peran dan fungsi organisasi secara
struktural diperlukan adanya konsolidasi yang baik dan teratur dan
mendapatkan penyegaran organisasi sehingga dengan sendirinya akan
berpengaruh pada kepemimpinan dan kesiapan sumber daya pramuka

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 16


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

PROGRAM PRIORITAS DAN SASARAN


RENSTRA GERAKAN PRAMUKA

A. UMUM

Telah diidentifikasi tantangan yang harus ditanggapi Kepramukaan


di Indonesia. Demikian pula, penjabaran Sasaran Strategik Tahun 2009
telah menggambarkan bagaimana seyogyanya sosok Gerakan Pramuka
di masa depan dan menunjukkan arah yang harus dituju.
Dengan demikian dapatlah ditetapkan prioritas-prioritas guna
mencapai sasaran strategik itu berikut sasaran-sasarannya, yang
menetapkan agenda masa depan Gerakan Pramuka, serta merupakan
sektor-sektor kunci yang harus ditangani oleh seluruh jajaran.
Prioritas-prioritas ini disebut “Program Prioritas” Renstra dan
diuraikan ke dalam subprogram yang disebut “Sasaran” . Program
Prioritas dan Sasaran-Sasarannya adalah sama untuk seluruh Gerakan
Pramuka. Dalam Rencana Kerja (Renja) masing-masing Kwartir,
Sasaran-Sasaran ini dijabarkan ke dalam Rencana-Rencana Kegiatan
(Rengiat/action plan) yang berbeda-beda bagi Kwartir masing-masing.

B. PROGRAM PRIORITAS
1. PROGRAM PRIORITAS 1: PEMBINAAN ANGGOTA MUDA

Program ini berfokus ke penyelenggaraan Kepramukaan di Gudep,


penerapan dan pengembangan Program Kegiatan Pramuka yang
memberikan perhatian lebih dan tekanan secara khusus pada:
a. pendidikan watak, nilai dan disiplin,
b. pendidikan kebangsaan dan persatuan bangsa,
c. pendidikan perdamaian,
d. pendidikan lingkungan,
e. pendidikan pembangunan.
Dengan tetap menggunakan pendekatan Metode Kepramukaan,
kegiatan disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi
daerah.
a. Sasaran
1. Pemutakhiran Program Kegiatan (Youth Programme)
Pemutakhiran Program Kegiatan kaum muda (Youth
Programme) yang telah dimulai sebelumnya, hendaknya
dituntaskan dengan memberikan perhatian lebih pada
pembekalan nilai-nilai, kebangsaan, perdamaian dan
lingkungan, serta peningkatan penguasaan basic
scouting (kegiatan di alam bebas), dalam kegiatan yang
lebih menarik dan menantang sesuai dengan aspirasi
anak muda sekarang.
2. Gudep yang mantap,
Bertolak dari penerapan Sistem Registrasi Ulang Gudep
yang implisit mengevaluasi kelayakannya,. Gudep
dimantapkan dengan memapankan dan mengaktifkan
para pembinanya serta memfungsikan mabigusnya

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 17


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

sesuai ketentuan dalam Petunjuk Penyelenggaraan


Gudep.
3. Kegiatan Saka yang lebih teratur dan terarah,
Penegasan kembali asas-asas eksistensi dan
pembinaannya, penyelenggaraan kegiatan yang lebih
terarah dan seimbang antara pengembangan minat,
ketrampilan dan bakti masyarakat, dengan dukungan
sumber daya.
4. Kegiatan Temu Giat,
Penyelenggaraan pertemuan kegiatan seperti Jambore,
PW, Raimuna, dengan tema-tema yang lebih diarahkan
kepada pendidikan nilai, kebangsaan, perdamaian,
lingkungan, dsb dan dengan jadwal waktu yang
diperhitungkan secara cermat
5. Kegiatan Kepramukaan berskala nasional
Program kegiatan kepramukaan berskala nasional
dirintis, untuk memberi tauladan dan menyertakan
rakyat dalam hidup berwawasan kebangsaan,
persatuan, perdamaian, pembangunan dan lingkungan
hidup.
6. Buku Kepramukaan
Buku-buku kegiatan & permainan, dan buku-buku teknik
& ketrampilan pramuka.
7. Kewirausahaan
Adanya upaya peningkatan pendidikan dan latihan
ketrampilan dalam rangka pembinaan kewirausahaan,
agar mampu hidup mandiri di tengah masyarakat.

2. PROGRAM PRIORITAS 2: ANGGOTA DEWASA

Program ini berfokus pada peningkatan kualitas Anggota Dewasa,


terutama Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina. Para anggota
dewasa dibekali kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebaik
mungkin. Selain itu, mereka yang tersebar langsung di lapangan,
adalah “agents of change” dan “agents of development”.Merekalah
“roda gendeng” utama yang menggugah dan menggerakkan
semangat, komitmen dan motivasi untuk mencapai Sasaran
Strategik Gerakan Pramuka.
a. Sasaran
1. Penerapan Kebijakan Anggota Dewasa (Adult in
Scouting)
Pengkajian dan adaptasi Kebijakan Anggota Dewasa
untuk penerapannya di Gerakan Pramuka, terutama
mengenai:
a. konsep tenaga eksekutif profesional (professional
scouters)
b. konsep kesukarelaan anggota dewasa
2. Pelatihan Pembina Pramuka, Pelatih dan Pamong Saka,
pada skala besar,

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 18


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Penyusunan rencana induk pengadaan pembina pelatih


dan pelaksanaannya. yang selain menyertakan seluruh
potensi diklat, juga mencakup pengembangan modul-
modul diklat untuk pembelajaran senidiri, yang dapat
mempersingkat waktu pelatihan di Lemdika-lemdika dan
menggandakan calon pembina pramuka.
3. Penataran/orientasi Anggota Mabi dan Staf profesional,
pada skala besar,
Penyelenggaraan penataran, penyampaian informasi
dan penyediaan petunjuk tentang partisipasi dan peran
Mabi, Andalan, Pinsaka dan Staf Kwartir
4. Penyelenggaraan fora diskusi,
Forum informasi perkembangan kepramukaan, berbagi
pengalaman, pemecahan persoalan seperti Karang
Pamitran, Gelang Ajar dan lain sebagainya.
Kegiatan/pertemuan diupayakan secara berjenjang pada
tingkat kwartir
5. Buku Kepramukaan untuk Anggota Dewasa
Meningkatkan ketersediaan buku pedoman/panduan
untuk anggota dewasa. Penyebaran buku melalui kedai,
sedangkan materi dapat disebarluaskan melalui
penyajian dalam berbagai bentuk media (leaflet, CD,
tampilan Website, e-mail dsb).

3. PROGRAM PRIORITAS 3: KEHUMASAN DAN KOMUNIKASI


Program ini berfokus ke peningkatan citra Kepramukaan Indonesia
dan pengakuan perannya sebagai salah satu sistem pendidikan
nonformal yang memberikan kontribusinya dalam melengkapi
pendidikan anak muda Indonesia, dengan mempersiapkan mereka
menjadi pribadi dewasa yang telah berkembang diri sepenuhnya
dan memainkan peran konstruktif di dalam masyarakat.
a. Sasaran
1. Penampilan, tingkah laku dan kinerja Pramuka sehari-
hari
Penertiban pemakaian seragam berikut atributnya, sikap
dan tingkah laku pramuka, pemapanan budaya “setiap
hari berbuat kebaikan” serta kesiapsediaan Pramuka
untuk menolong.
2. Aksi Pramuka Peduli,
Peningkatan kegiatan Bakti Pramuka, baik pada tingkat
lokal maupun pada skala nasional (berkait dengan
Sasaran-5 Program-1).
3. Koordinasi dengan Pihak Terkait
Peningkatan penyampaian informasi dan dialog dengan
tokoh-tokoh legislatif, eksekutif dan stake holders
lainnya.
4. Komunikasi Internal dan Eksternal
Pemantapan komunikasi dan informasi internal maupun
eksternal yang mampu memenuhi kebutuhan dan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 19


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

aspirasi jajaran dan anggota Gerakan Pramuka, antara


lain melalui:
Optimalisasi jalur komunikasi informasi yang ada
(internet, faksimili, telepon).
a. Pengelolaan website Kwartir secara lebih
profesional
b. Penyusunan petunjuk dan pelatihan teknologi
informasi dan komunikasi yang mampu
dilaksanakan di jajaran kwartir.
5. Representasi di Forum Internasional.
Peningkatan penyampaian informasi mengenai Gerakan
Pramuka kepada WOSM, baik kantor di Geneva maupun
APRO di Manila, serta penyiapan proyek internasional
“Gift for Peace”, yang sudah harus dilaporkan pada
Konferensi Dunia 2005 di Tunisia serta pelaksanaan
proyek tersebut untuk tahun 2007.

4. PROGRAM PRIORITAS 4: ADMINISTRASI DAN


MANAJEMEN
Program ini berfokus ke kelembagaan, organisasi, sistem dan
manajemen, yang dibenahi berdasarkan pedoman memulihkan
kembali ke asas-asas (back to basics), tetapi modern sesuai
tuntutan zaman, yaitu ramping, fleksibel dan lebih peka akan
kebutuhan masyarakat, serta mampu menanggapinya secara cepat
dan efektif.
a. Sasaran
1. Penyempurnaan Organisasi Kwartir dan Gugusdepan
Pengembangan struktur organisasi dan sistem-sistem
yang lebih efektif, ramping dan sederhana, yang dapat
disesuaikan dengan kondisi daerah yang masing-
masing.
Menuntaskan rencana pemberdayaan Kwarcab, sebagai
kwartir, penting dalam penertiban gugus depan di
setiap pangkalan, yang sangat menentukan baik
tidaknya penyelenggaraan kepramukaan.
2. Kelembagaan di Gerakan Pramuka
Pembenahan kelembagaan dan perangkat organisasi
dalam Gerakan Pramuka termasuk koordinasi antar
kelembagaan.
3. Sistem dan Manajemen
Peningkatan manajemen Kwartir/satuan agar mampu
melakukan pengelolaan sesuai perkembangan teknologi,
antara lain melalui:
a. Pemapanan sistem data dan laporan yang andal
b. Pemutahkiran data (bank data) dari gudep sampai
Kwarnas dengan akurasi data yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Perlindungan Hak Milik Intelektual
Memastikan perlindungan atas hak cipta dan hak merek
milik Gerakan Pramuka

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 20


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

5. Manajemen Resiko
Perlunya pengembangan dan sosialisasi manajemen
resiko di gerakan Pramuka

5. PROGRAM PRIORITAS 5: SUMBERDAYA KEUANGAN


Program ini berfokus ke upaya mencapai kemandirian yang lebih
besar dalam pendanaan untuk mendukung kegiatan Gerakan
Pramuka.
a. Sasaran
1. Program Pengembangan Sumberdaya Keuangan
Dalam rangka mengupayakan peningkatan kemandirian
dalam pendanaan, perlu dikaji dan disusun rencana
pengembangan sumberdaya keuangan masing-masing
kwartir.
2. Iuran Anggota Dan Satuan
Penegasan kembali dan penerapan sistem iuran anggota
secara menyeluruh dan penentuan iuran satuan dalam
rangka penerapan Sistem Registrasi Gudep.
3. Asuransi
Penyusunan dan pengembangan sistem asuransi yang
tepat bagi anggota Gerakan Pramuka dengan
melibatkan perusahaan asuransi yang telah memiliki
cabang di seluruh Indonesia.
4. Pemberdayaan Aset
Pendayagunaan asset yang dimiliki dengan pengelolaan
secara profesional, agar lebih efektif dan dapat
meningkatkan penghasilan Kwartir, seperti Kedai, Buper
dan sebagainya.
5. Usaha dana
Penyelenggaraan kegiatan usaha dana, dalam rangka
pengumpulan sumbangan untuk mendukung kegiatan
operasional pramuka terutama kegiatan bakti
kemanusiaan dan kegiatan skala nasional, meliputi:
a. Kegiatan usaha dana kemanusiaan
b. Kegiatan usaha dana penanggulangan musibah
dan bencana
c. Kegiatan usaha dana dalam rangka mendukung
kegiatan besar (Jamnas, Raimuna,PW)

PRAMUKA BERDASARKAN TINGKATAN USIA


Dibedakan menjadi 5 tingkatan yaitu :
1. Pramuka Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun.
Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan pada masa
perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia
mensiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan ditandai
berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal
perjuangan bangsa Indonesia.

Kode kehormatan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 21


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua,  Dwi Satya (janji
Pramuka Siaga), dan  Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).
Adapun isinya adalah:

DWI SATYA
Demi kehormatanku, aku berjanji akan : bersungguh-sungguh
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
2. setiap hari berbuat kebajikan

DWI DARMA
1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar


moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di
masyarakat.
Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan
satuan-satuan dari beberapa barung disebut Perindukan. Setiap Barung
beranggotakan 5-10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang
Pemimpin Barung yang dipilih oleh anggota Barung itu sendiri. Masing-
masing Pemimpin Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka
yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung.
Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin
oleh Sulung.

Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:


1. Mula
2. Bantu
3. Tata
Setiap anggota Barung yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat
Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan
Umum ) sesuai tingkatannya  yang dikenakan pada lengan baju sebelah
kiri dibawah tanda barung berwarna dasar hijau. TKU untuk Siaga
berbentuk sebuah janur atau disebut Mancung yakni bunga pohon
kelapa yang baru tumbuh

TKU UNTUK PRAMUKA SIAGA


a. Semua TKU untuk Pramuka Siaga dibuat dari kain,
b. Tanda tingkat Siaga Mula :
1. berbentuk jajaran genjang, dengan sisi
pendek 1,3 cm dan sisi panjang 5 cm,
warna dasar hijau tua, letaknya miring
300 ke kanan atas
2. di dalam jajaran genjang tersebut
terdapat gambar kelopak bunga kelapa
yang sudah mulai terbuka, berwarna putih
3. Garis tepi jajaran genjang berwarna hitam
4. Jumlah jajaran genjang : satu buah

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 22


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Tanda tingkat Siaga Bantu :


1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Siaga Mula
2. Jumlah jajaran genjang : dua buah

d. Tanda tingkat Siaga Tata :


1. bentuk, ukuran, gambar dan
warnanya sama dengan tanda
Tingkat Siaga Mula
2. Jumlah jajaran genjang : tiga buah

2. Pramuka Penggalang
Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga .
Anggota pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut
Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa
penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat
Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai
kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para
pemuda Indonesia yang dikenal dengan " Soempah Pemoeda" pada
tahun 1928 .
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang ada
dua, Tri Satya (janji Pramuka Pengalang), dan Dasa Darma
(ketentuan moral Pramuka Penggalang).
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
 menepati Dasadarma.

Dasadarma Pramuka
Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 23


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penggalang disebut Regu dan


Kesatuan dari beberapa Regu disebut Pasukan. Setiap Regu
beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan dipimpin oleh
seorang Pemimpin regu ( Pinru ) yang dipilih oleh anggota regu itu
sendiri. Masing-masing Pemimpin Regu ini nanti akan memilih satu
orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin regu Utama yang
disebut Pratama. Pasukan yang terdiri dari beberapa regu tersebut
dipimpin oleh seorang Pratama.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan, yaitu:


1. Penggalang Ramu
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap

Setiap anggota Penggalang yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat


Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan
Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada lengan baju sebelah
kiri dibawah tanda barung berwarna dasar Merah. TKU untuk
Penggalang berbentuk sebuah janur yang terlipat dua dengan gambar
Manggar yakni nama bunga pohon kelapa.

TKU untuk Pramuka Penggalang

a. Semua TKU untuk Pramuka Penggalang dibuat dari kain,


b. Tanda tingkat Penggalang Ramu :
1. berbentuk huruf V, dengan sisi
pendek 1,3 cm dan sisi panjang kaki
4,5 cm, dan kedua kaki itu
membentuk sudut 120 derajat,
berwarna dasar merah. Sisi panjang
kaki-kaki hurf V itu lurus.
2. di dalam kedua kaki huruf V itu terdapat gambar mayang
terurai (bertangkai bunga tiga buah) dan berwarna putih
3. Garis tepi dari huruf V berwarna hitam
4. Jumlah bentuk huruf V : satu buah

c. Tanda tingkat Penggalang Rakit :


1. bentuk, ukuran, gambar dan warnanya
sama dengan tanda Tingkat Penggalang
Ramu.
2. jumlah bentuk huruf V : dua buah
d. Tanda tingkat Penggalang Terap :
1. bentuk, ukuran, gambar dan warnanya
sama dengan tanda Tingkat Penggalang
Ramu
2. Jumlah bentuk huruf V : tiga buah

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 24


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

e. Dikenakan pada lengan baju seragam Pramuka sebelah kiri,


dengan kedudukan seperti huruf V menghadap ke atas, di bawah
Tanda Regunya.

3. Pramuka Penegak
Penegak adalah sebuah golongan setelah pramuka Penggalang .
Anggota pramuka penegak berusia dari 16-20 tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka pandega ada
dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
 menepati Dasadarma.

Dasa Darma Pramuka


Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut sangga dan


Kesatuan dari beberapa sangga disebut ambalan. Setiap Regu
beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan dipimpin oleh
seorang Pemimpin sangga yang dipilih oleh anggota sangga itu sendiri.
Melalui musyawarah ambalan maka akan dipilih seorang pemimpin
ambalan yaitu Pradana.

Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada dua tingkatan, yaitu:


1. Penegak Bantara
2. Penegak Laksana

Setiap anggota Penegak yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat


Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan
Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada bahu.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 25


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

TKU untuk Pramuka Penegak

a. Semua TKU untuk Pramuka Penegak berupa tanda pundak yang


dibuat dari kain. Tulisan dan gambar pada     tanda tersebut
dibuat dengan sulaman benang atau logam berwarna kuning
emas.
b. Tanda tingkat Penegak Bantara :
1. berbentuk trapesium, berwarna dasar hijau tua,
dengan panjang sisi alas 5 cm, sisi atas 4 cm,
dan panjang kaki miring kiri dan kanan masing-
masing 7,5 cm.
2. di dalam trapezium tersebut terdapat gambar
sebuah bintang bersudut lima, di bawahnya
terdapat sepasang tunas kelapa yang
berlawanan dan di bawah tunas kelapa ini
terdapat tulisan BANTARA.
c. Tanda tingkat Penegak Laksana :
1. bentuk, ukuran, gambar dan warnanya sama
dengan tanda Tingkat Penegak Bantara
2. di bawah sepasang tunas kelapa terdapat
tulisan berbunyi LAKSANA
 

4. Pramuka Pandega
Pandega adalah sebuah golongan setelah pramuka Penegak .
Anggota pramuka penggalang berusia dari 21-24 tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega ada
dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
 menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
 menepati Dasadarma.

Dasa Darma Pramuka


Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 26


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

7. Hemat, cermat dan bersahaja.


8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

TKU untuk Pramuka Pandega


a. TKU untuk Pramuka Pandega berupa tanda pundak yang
dibuat dari kain. Tulisan dan gambar pada tanda
tersebut dibuat dengan sulaman benang atau logam
berwarna kuning emas.
b. Tanda tingkat Pandega :
1. berbentuk trapesium, berwarna dasar coklat muda,
dengan ukuran dan gambar  seperti tanda Tingkat
Penegak
2. di bawah sepasang tunas kelapa terdapat tulisan
berbunyi PANDEGA

AMBALAN DAN RACANA

Untuk Penegak disebut Ambalan sedangkan Pandega disebut Racana


1. Ambalan atau Racana  terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka.
2. Ambalan Penegak dapat dibagi dalam satuan-satuan kecil yang disebut
‘sangga’ yang masig-masing terdiri atas 5 sampai dengan 10 orang
Pramuka Penegak. Sedangkan Racana Pandega tidak dibagi dalam
satuan-satuan kecil
3. Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri.
4. Tiap sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan
aspirasinya, dengan ketentuan tidak menggunakan nama dan lambang
yang sudah digunakan oleh badan dan organisasi lain.
5. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan Penegak atau
Racana Pandega dapat membentuk Sangga Kerja .Sangga Kerja bersifat
sementara sesuai dengan tugas yang harus dikerjakannya.
6. Nama Ambalan/  Racana dapat mengambil nama Pahlawan, Tokoh yang
berjasa kepada Negara atau nama lain  yang memiliki arti bagi
Ambalan/ Racana itu.

Majelis Pembimbing

1. Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap


gugusdepan, satuan karya dan kwartir membentuk Majelis Pembimbing.
2. Majelis Pembimbing  adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang
memberi bimbingan dan bantuan moril, organisatoris, material dan
finansial kepada gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
3. Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan
ditentukan oleh Ketua Majelis Pembimbing.
4. Mejelis Pembimbing wajib mengadakan rapat konsultasi secara periodik
dengan gudep/satuan/kwartir bersangkutan.
5. Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya
Pramuka.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 27


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
Organisasi Majelis Pembimbing

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka berasal


dari unsur-unsur orang tua anggota muda dan anggota dewasa
muda/anggota saka dan tokoh masyarakat di lingkungan
gugusdepan/saka yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab
terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis
Pembimbing.
2. Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari
unsur-unsur tokoh masyarakat pada tingkat masing-masing yang
memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka
serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
3. Pembina Gugusdepan, Pamong Saka dan Ketua Kwartir secara ex-officio
menjadi anggota Majelis Pembimbing bersangkutan.
4. Majelis Pembimbing terdiri atas:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang Wakil Ketua;
c. Seorang Sekretaris;
d. Seorang  Ketua Harian;
e. Beberapa orang anggota;
5. Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya Pramuka dipilih
dari antara anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan/Satuan Karya
Pramuka yang ada. Untuk jajaran ranting, cabang, dan daerah Ketua
Majelis Pembimbing dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah
setempat, sedangkan untuk tingkat nasional Ketua Majelis Pembimbing
Nasional dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.

PEMBINA/ PEMBANTU PEMBINA


Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka termasuk sebagai
Anggota Dewasa yang melakukan proses pembinaan dan pendidikan
Kepramukaan bagi anggota  muda  dan anggota  Dewasa Muda.
Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut:
a. Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan
Pembantu Pembina Siaga    sekurang-kurangnya berusia  17 tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21 tahun, sedangkan
Pembantu Pembina    Penggalang sekurang-kurangnya berusia  20
tahun.
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia  25 tahun, sedangkan
Pembantu Pembina Penegak   sekurang-kurangnya berusia 23 tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia 28 tahun, sedangkan
Pembantu Pembina Pandega    sekurang-kurangnya 26 tahun.
e. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan membina anggota muda
secara aktif.
 
Syarat kekentuan lain selain memiliki KTA, seorang Pembina diwajibkan
memiliki SHB yaitu Surat Hak Bina yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 28


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pengukuhan Pengurus Gugusdepan Pramuka yang terdiri dari Pembina


Gugusdepan, Pembina Satuan, Pembantu Pembina Satuan, dilakukan oleh
Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan.

DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

1. Dewan Kehormatan Gerakan Pramuka merupakan badan tetap yang


dibentuk oleh gugusdepan atau kwartir sebagai badan yang
menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi, dengan
tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan
Pramuka;
b. Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan
anugerah, penghargaan berupa tanda jasa.
2. Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-
unsur sebagai berikut:
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
1. Anggota Majelis Pembimbing;
2. Andalan;
dibantu oleh staf kwartir.
b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
a. Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan;
b. Pembina Gugusdepan;
c. Pembina Pramuka;

KORPS PELATIH DAN PELATIH ?


a. Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah pembinaan para
Pelatih Pembina Pramuka yang berpangkalan di Lembaga Pendidikan
Kader Gerakan Pramuka.
b. Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang
Pembina Pramuka Mahir yang telah lulus kursus Pelatih dan diangkat
oleh Kwartir Cabangnya.
Seorang Pelatih Pembina Pramuka harus memiliki SPL dan SHL :

Surat Pengangkatan Pelatih (SPL)

SPL merupakan surat keputusan Kwartir Cabang yang bersangkutan tentang


pengangkatan pelatih dan oleh karenanya yang bersangkutan diberi
wewenang melakukan tugas sebagai Pelatih di Kwartir Cabangnya.
 
Surat Hak Latih (SHL)

a. SHL berbentuk Kartu Tanda Pelatih yang dikeluarkan oleh Kwartir


Cabang berdasarkan surat keputusan pengangkatannya sebagai Pelatih.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 29


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps


Pelatih.
c. Syarat untuk memperoleh SHL adalah  Pembina Mahir yang telah lulus
Kursus Pelatih dengan baik dan dinilai layak untuk menjadi Pelatih oleh
Kwartir Cabangnya
d. Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan peninjauan
kembali.

Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan pernyataan
perpanjangan yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir
berdasarkan surat dari Kalemdika.

DEWAN KERJA PRAMUKA

1. Dewan Kerja Pramuka adalah wadah pembinaan dan pengembangan


kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka.
2. Dewan Kerja Pramuka merupakan bagian integral dari kwartir,
berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan
dan pengelolaan Pramuka
3. Penegak dan Pramuka Pandega.
4. Anggota Dewan Kerja Penegak dan Pandega Putera dan Puteri dalam
jajaran kwartir dipilih oleh Musyawarah Penegak dan Pandega Putera
dan
5. Puteri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian disahkan dan
dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan. Masa bakti Dewan Kerja
sama dengan masa bakti kwartirnya. Apabila Ketua Dewan Kerja
Pramuka terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri
sebagai Wakil Ketua atau sebaliknya.
6. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka adalah ex-officio anggota
kwartir/andalan.
a. Tingkat Nasional disebut Dewan Kerja Nasional ( DKN )
b. Tingkat Daerah disebut Dewan Kerja Daerah ( DKD )
c. Tingkat Cabang disebut Dewan Kerja Cabang ( DKC )
d. Tingkat Ranting disebut Dewan Kerja Ranting ( DKR )
Fungsi dan Tata kerja Dewan Kerja diatur dalam Surat Keputusan tersendiri.

ANDALAN
Andalan berasal dari kata dasar andal, boleh juga kita menyebut dengan kata
handal. Andalan memiliki arti adalah yang dapat dipercaya untuk melakukan/
melaksanakan sesuatu, dengan demikian Andalan adalah orang yang
diandalkan dan dipercaya untuk melaksanakan suatu tugas sesuai yang
diampunya.
Nama andalan merupakan sebutan lain bagi pengurus kwartir. Sebutan ini
berlaku dari Kwartir Nasional sampai dengan Kwartir Ranting. Contoh :
 
a. Andalan Nasional disingkat Annas.
b. Andalan Daerah disingkat Andu.
c. Andalan Cabang disingkat Ancu.
d. Andalan Ranting disingkat Anru

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 30


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
Setiap pengurus Kwartir atau Andalan memiliki urusan/ jabatan suatu
dibidang yang diampunya. 
Andalan bertanggungjawab kepada Ketua Kwartirnya atas jabatan yang
dipegangnya, sampai masa baktinya berakhir. 

LEMBAGA PENDIDIKAN PRAMUKA (LEMDIKA)


Lembaga Pendidikan Pramuka sering kita sebut dengan Lembaga
Pendidikan Kader Gerakan Pramuka atau disingkat Lemdika. Lemdika
merupakan Lembaga pendidikan bagian integral dari Kwartir.
Lemdika mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota
dewasa;
b. pembinaan teknis tim pelatih dan anggota dewasa yang telah diberi
sertifikat SHB/SHL;
c. pembina perpustakaan;
Ketua Lemdika dipilih dari para Pelatih Pembina Pramuka, melalui
musyawarah pelatih yang diselenggarakan sebelum Musyawarah. Ketua
Lemdika terpilih sekaligus secara ex-officio merangkap menjadi Andalan
Cabang urusan Pembinaan Anggota Dewasa.
Pada hakikatnya organisasi Lemdika bersifat organisasi kerangka yaitu
organisasi yang secara harian ditangani oleh personel terbatas. Pada saat
yang diperlukan Ketua Lemdika dapat memobilisasi para pelatih, Andalan
Cabang, Pelatih Konsultan atau Pembantu Andalan di daerahnya untuk
menyelenggarakan kursus, seminar, lokakarya atau pertemuan pakar lainnya.
Administrasi rutin Lemdika bersandar pada Bagian Tata Usaha Kwartir. Dalam
Strukturnya  Ketua Lemdika bertangungjawab kepada Ketua Kwartirnya.

Organisasi dan Tata Kerja Lemdika diatur dengan Surat Keputusan


tersendiri

SALAM PRAMUKA

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka.


Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang
lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
 
Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan
jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan
adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib,
sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah
sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1. Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2. Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 31


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Untuk Salam hormat diberikan kepada :


a. Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
b. Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
c. Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar,
para menteri dan pejabat lainnya.
d. Lagu Kebangsaan.
3. Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)

MACAM-MACAM TANDA PENGENAL PRAMUKA

1. Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang
sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Contoh : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan,
tanda harian, tanda WOSM 
2. Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota
Gerakan Pramuka bergabung.
Contoh : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi,
krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
3. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan
Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka
Contoh    :  Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga,
sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja,
Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong
Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
4. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan
usianya.
Macamnya   :    Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan
tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
5. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan
bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa,
negara dan umat manusia.
Macamnya :
Peserta didik   :  Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama,  
bintang teladan.
Orang dewasa   : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
Kencana.

SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)

1. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pembinaan untuk


meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota muda dan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 32


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

anggota dewasa muda dalam bidang tertentu serta melakukan kegiatan


nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai aspirasi pemuda
Indonesia dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
2. Kegiatan itu menghasilkan pengalaman,  tambahan pengetahuan dan
teknologi, keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup
anggota muda dan anggota dewasa muda.
3. Setiap Satuan Karya Pramuka mengkhususkan diri pada pengabdian di
bidang tertentu berdasarkan spesialisasi atau keterampilan khusus.
4. Anggota Satuan Karya Pramuka adalah Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega putera dan puteri dari gugusdepan di wilayah ranting yang
bersangkutan, tanpa melepaskan diri dari keanggotaan gugusdepannya.
5. Satuan Karya Pramuka dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang
6. Anggota Satuan Karya Pramuka wajib meneruskan pengetahuan dan
kemampuannya kepada anggota lain di gugusdepannya sebagai
Instruktur Muda.
7. Anggota Putera dan anggota Puteri dihimpun dalam satuan karya yang
terpisah, masing-masing merupakan satuan karya yang berdiri sendiri.
  
NAMA - NAMA SATUAN KARYA
 
NO NAMA SAKA BIDANG KEGIATAN DASAR HUKUM
1. Bahari Kebaharian SK.No.019 Tahun 1991
2. Bhakti Husada Kesehatan SK.No.053 Tahun 1985
3. Bhayangkara Kamtibmas SK.No.020 Tahun 1991
4. Dirgantara Kedirgantaraan SK.No.018 Tahun 1991
5. Kencana Kepedudukan SK.No.166 Tahun 2002
6. Tarunabumi Pertanian SK.No.078 Tahun 1984
7. Wanabakti Kehutanan SK.No.005 Tahun 1984
8. Wirakartika TNI AD SK.No. Tahun
2008

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 33


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KARYA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 34


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

ATRIBUT DI AMBALAN

Merupakan Atribut yang dipergunakan dilingkungan Golongan Penegak,


antara lain:
1. Badge Ambalan.
2. Tanda Jabatan Pradana, Peminpin Sangga, wakil Pemimpin Sangga.
3. Tanda Jabatan Dewan Ambalan 
4. Tanda Sangga.
5. Tanda Kecakapan Umum Penegak : Bantara ( Laksana Blm Tercantum) 

TANDA TUTUP KEPALA

 
Tanda Tutup Kepala :
1. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang
puteri dipasang pada bagian depan topi, tepat di tengah.
2. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Puteri lainnya serta orang dewasa
wanita, dipasang pada pici sebelah kiri depan 2 cm dari sisi depan pici
tersebut.
3. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang dan
Pramuka Penegak Putera, dipasang pada baret, tepat di atas bingkai
baret, disebelah atas pelipis kiri pemakainya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 35


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Pandega dan orang dewasa pria,
dipasang pada pici hitam di sebelah kiri depan, 2 cm dari sisi depan dan
1 cm dari sisi atas pici yang bersangkutan.

TANDA KECAKAPAN PRAMUKA GARUDA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 36


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 37


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

TANDA JABATAN PEMIMPIN BAGI PESERTA DIDIK

Tanda Pemimpin Barung (Utama) dan Wakilnya :


a. Tanda Pemimpin Barung Utama, Pemimpin Barung dan Wakilnya dibuat
dari kain, berbentuk “Janur” (daun kelapa) berwarna hijau, tiap janur
berukuran panjang 5 cm lebar 0,7 cm dan jarak tiap janur 0,5 cm.
b. Pemimpin Barung Utama memakai tiga helai janur hijau.
c. Pemimpin Barung memakai dua helai janur hijau.
d. Wakil Pemimpin Barung memakai  satu helai janur hijau.
 
Tanda Pemimpin Regu (Utama) dan Wakilnya :
a. Tanda Pemimpin Regu Utama (Pratama) Pemimpin Regu dan Wakilnya
sama dengan di atas, dengan janur berwarna Merah
b. Pemimpin Utama (Pratama) memakai tiga helai janur merah
c. Pemimpin Regu memakai dua helai janur merah.
d. Wakil Pemimpin Regu memakai satu helai janur merah.
 
Tanda Pemimpin Sangga (Utama) dan Wakilnya :
a. Tanda Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga dan Wakilnya sama
dengan di atas, dengan janur berwarna kuning.
b. Pemimpin Sangga Utama memakai tiga helai janur kuning.
c. Pemimpin Sangga memakai dua helai janur kuning.
d. Wakil Pemimpin Sangga memakai satu helai janur kuning.
 
Tanda Pemimpin Satuan Pandega (bila diperlukan) :
a. Bahan, bentuk dan ukuran sama di atas, dengan janur berwarna coklat
tua.
b. Koordinator Pemimpin Satuan memakai tiga helai janur coklat tua.
c. Pemimpin Satuan memakai dua helai janur coklat tua.
d. Wakil Pemimpin Satuan memakai satu helai janur coklat tua.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 38


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

TANDA HARIAN GERAKAN PRAMUKA

Tanda Harian Gerakan Pramuka berbentuk gambar tunas kelapa,


dibuat dari logam berwarna kuning emas, tanpa bingkai dan tanpa dasar.
Tanda Harian Gerakan Pramuka dikenakan pada pakaian sehari-hari, dan
tidak dibenarkan pakaian seragam Pramuka, dilekatkan pada leher baju
sebelah kiri, atau di dada sebelah kiri kira-kira 4 - 5 cm di atas saku.

TEKPRAM

1. KOMPAS
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-
bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti
pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu
jari untuk menopang kompas pada saat membidik.

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya


KODE/TERTULIS ARTI DERAJAT/ANGKA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 39


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Nort Urata 0/360


Nort East Timur Laut 45
East Timur 90
South East Tenggara 135
South Selatan 180
South West Barat Daya 225
West Barat 270
North West Barat Laut 325

Cara Menggunakan Kompas


1. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah
jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk
ke arah utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan
sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50  di mana   berfungsi
untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca
pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke
arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui
kaca pembesar.
2. PETA PANORAMA

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk


menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut
pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta
panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
 
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta
panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah
untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk
dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti
karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut
untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang
maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita
gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan
sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kanan dan mengurangi
sudut tersebut dengan 30  untuk daerah kiri. Kemudian baru
menggambar peta panoramanya.

2. Penggambaran Batas Daerah


Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah
selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 40


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau


perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini
dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam
pembatas dalam penafsiran nanti.

3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam
membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk
daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat
berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah
terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal
dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal
untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring
(mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti
perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring
mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar
kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang
digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi
pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya
disesuaikan dengan arah kompas

5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas


Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya
dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai
dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan
penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah
untuk pemberian keterangan nantinya.

Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

3. PETA PITA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 41


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan


perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :


a. Pensil Teknik 2B
b. Penggaris panjang
c. Kertas pita peta
d. Kompas bidik
e. Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :


1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama
melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama
melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang
ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda
berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang
mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan
diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta
dan tulisan.
3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak
dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah
ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat
berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan
maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah
yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 42


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut

4. PETA LAPANGAN

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 43


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan


dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini
adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
 
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar
dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang
ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan
lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut
dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui
berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta
lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut
lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut
yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah
didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar.
Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran
pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
 
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 44


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

5. SMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita
dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera
tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering
dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu
berada dekat tangkainya.

Trik Mudah Kuasai Semaphore

Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat


semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal
mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 45


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

6. MORSE
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara
agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut
ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk
dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi
Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.             Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2.             Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3.             Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4.             Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 46


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

7. PIONERING
A. BIDANG TALI TEMALI
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali,
simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali
adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali.
Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal
kayu, balok, bambu dan sebagainya.
 
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar
dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama
besarnya dan dalam keadaan kering

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 47


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4. Simpul anyam berganda


Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama
besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya
dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau
orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso

Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini

 
  Macam Ikatan dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang,
akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan
untuk memulai suatu ikatan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 48


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih
dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher
binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya
yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu
tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk
melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan
untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan
untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada 
suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau
pohon.
6. Ikatan turki
7. Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
8. Ikatan palang
9. Ikatan canggah
10. Ikatan silang
11. Ikatan khaki tiga
 
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 49


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

B. MENARA PANDANG
Sebelum Mempraktekan betulan
membuat menara pandang, sebaiknya
Kakak pembina membimbing peserta
didiknya dengan membuat maket/
menara pandang mini. Hal tersebut
mengajarkan bahwa sebelum kita
membuat/ membangun suatu
bangunan besar atau gedung
sebaiknya merancang dalam bentuk
kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara
pandang ini dibutuhkan bambu yang
sudah dipersiapkan dengan ukuran
kecil dan benang kasur secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau
ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab pionering. Membuat
menara pandang termasuk salah satu kegiatan ketrampilan
pioneering
8. MENAKSIR
A. Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1. Melempar Tali

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 50


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang
diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk
melemparkan tali ke seberang. Kemudian tali yang ditandai
untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
       Cara ini digambarkan sebagai berikut :

 
Rumus :
Jika  A = B maka C = D
Dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari
panjang D atau cara segitiga berikut :

B. Menaksir Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-
macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran
tinggi dapat diberikan sebagai berikut :
1. Metode Segitiga

   
C B
Rumus :   :
D A B
Keterangan
A : Jarak pohon dengan tongkat
B : Jarak tongkat dengan mata pengamat
C : Panjang/Tinggi tongkat/pembanding
D : Tinggi pohon
 
9. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PP)
Pendahuluan
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan
bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan
pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 51


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan


Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan
seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis
dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang
sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan
Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat
pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan
perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan
keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang
mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar
belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan
nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan
nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari
mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu
mendongak ke atas
2. Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan
ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau
tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga
dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat
selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung
korban dan meniupnya.
4. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a. Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan
12 kali tiupan pada setiap menit.
b. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

b. P3K bagi korban Sengatan Listrik


1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton,
papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik
atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel
pada tubuh korban
3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi,
selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai
bantuan medis dating

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 52


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah


1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril,
selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-
kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan
yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan
bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang
semuanya sudah dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-
ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan
telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah
tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah
dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko
infeksi.
2. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan
karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri,
yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka,
dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang
sudah dimasak.
3. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu
diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan
penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan
semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan
termasuk ikat pinggang.

d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok


1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah,
sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah,
bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi
tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya
peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan
darah pada organ-organ penting.
2. Tanda-tanda Shok
a. Denyut nadi cepat tapi lemah
b. Merasa lemas
c. Muka pucat
d. Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak
tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e. Merasa haus
f. Merasa mual
g. Nafas tidak teratur
h. Tekanan darah sangat rendah
3. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain
dilakukan dengan cara :
a. Menghentikan pendarahan
b. Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran
nafas
c. Memberi nafas buatan
d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi
yang paling menyenangkan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 53


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4. Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama


Mengurangi Shok :
a. Baringan korban dengan posisi kepala sama datar
atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk
menambah aliran darah ke jantung dan otak.
b. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-
45 cm di atas posisi kepala.
c. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta
udara dingin usahakan pasien tidak melihat
lukanya
d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan
tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan
shok yang terdiri dari :
 1 sendok teh garam dapur
 ½ sendok teh tepung soda kue
 4-5 gelas air
 dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi
kental/teh
e. Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab
rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa
menjerumuskan korban pada shok yang lebih
parah.
f. Cepat-cepat panggil dokter

e. P3K patah tulang


1. Tanda-tanda patah tulang
a. Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang
luka
b. Bentuk bagian yang
terkena tampak tidak
normal
c. Ada rasa nyeri kalau
digerakkan
d. Kulit tidak terasa kalau
disentuh
e. Pembengkakkan dan
warna biru di sekitar kulit
yang luka
2. Pedoman umum pertolongan
pertama terhadap patah tulang
a. Pada umumnya patah
tulang tidak pernah
sebagai kasus darurat
yang membutuhkan
pertolongan segera,
kecuali demi
penyelamatan jiwa
korban. Sebaiknya jangan
menggerakkan atau

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 54


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter


atau ambulans datang.
b. Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang
membahayakan, pindahkan korban dengan cara
menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya
harus searah dengan sumbu panjang badan
c. Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-
luka lainnya :
 hentikan pendarahan serius yang terjadi
 usahakan korban terhindar dari hambatan
pernapasan
 upayakan lalu lintas udara tetap lancer
 jika diperlukan buatlah nafas
buatan
 jangan meletakkan bantal di
bawah kepala, tapi
letakkanlah di kiri kanan
kepala untuk menjaga agar
leher tidak bergerak
d. Kalau bantuan medis terlambat,
sedang penderita harus diangkat,
jangan mencoba memperbaiki
letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai)
sebelum menggerakkan atau
mengangkat penderita.

3. Macam-macam patah tulang dan


pertolongan pertamanya

a. Patah lengan bawah Pergelangan


Tangan
 Letakkan perlahan-lahan
lengan bawah tersebut ke
dada hingga lengan
membentuk sudut 90 derajat
dengan lengan atas, sedang
telapak tangan rata di dada
 Siapkan 2 pembelat ( bidai )
yang dilengkapi dengan kain pengempuk,
satu untuk membelat bagian dalam, sedang
yang lain untuk membelat bagian luar
 Usahakan pembelat merentang dari siku
sampai ke punggung jemari
 Aturlah gendongan tangan ke leher
sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-
ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
 
b. Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 55


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping


tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
 Letakkan lengan bawah di dada dengan
telapak tangan menempel perut
 Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah
berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan
dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di
bawah bagian yang patah
 Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke
lengan atas yang patah ke tubuh dengan
handuk atau kain yang melingkari dada dan
belatan (bidai)

c. Patah Tulang Lengan Bawah


Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah
telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung
jemari.

d. Patah Tulang di paha


 Patah tulang di paha sangat berbahaya,
tanggulangi shok dulu dan segera panggil
dokter
 Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
 Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
 Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm
yang dilapisi dengan kain empuk
 Panjang pembelat untuk bagian luar harus
merentang dari ketiak sampai lutut,
sedangkan pembelat untuk bagian dalam
sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
 
2. Pembalut dan Pembalutan
1. Pembalut
Macam-macam pembalut :
a. Pembalut kasa gulung
b. Pembalut kasa perekat
c. Pembalut penekan
d. Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e. Gulungan kapas
f. Pembalut segi tiga (mitella)
2. Pembalutan
a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening

b. Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 56


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan


tangan

d. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi

e. Pembalutan spiral pada tangan

f. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke


tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 57


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
3. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya
hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan
untuk :
1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan
kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi,
dsb.
2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan
badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam
pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan
jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang,
terbang laying, dsb.
4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta
meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya,
kebersihan perkemahan pada saat berkemah
6. Memahami berbagai macam penyakit dan
penanggulangannya.

Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan


watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual,
pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa
percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada orang lain.

10. SANDI/PESAN RAHASIA


Sandi/pesan rahasia dapat dibuat sedemikian banyak sesuai dengan
kesepakatan masing-masing satuan

SANDI AZ
Kunci : A = Z

A B C D E F G H I J K L M

Z Y X W V U T S R Q P O N
Contoh : KIZNFPZ
Artinya : PRAMUKA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 58


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

SANDI AN
Kunci : A = N

A B C D E F G H I J K L M

N O P Q R S T U V W X Y Z
Contoh : CENZHXN
Artinya : PRAMUKA

SANDI IRIAN
 Kunci : Dibaca dari arah belakang.
 Contoh : ANARAK ADUM AJARP
 Artinya : PRAJA MUDA KARANA

SANDI ANGKA
Kunci : A = 1 (dapat diubah-ubah)

A B C D E F G H I J K L M

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

N O P Q R S T U V W X Y Z

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Contoh : 16.18.1.13.1.4.23.1 . 11.5.25.5.14


Artinya : PRAMADEWA KEYEN

SANDI KATA
Kunci : AND (boleh dengan kata yang lain)
Contoh : RANDA MANDU
Artinya : RAMU

SANDI OBAT NYAMUK


 Kunci : Berputar dari pusat ke arah utara, timur, selatan dan barat terus mengikuti arah jarum jam
 Contoh :

      G      

      A      

      L      

T N B . O T K

      M      

      I      

      A      
Artinya : LOMBA TINGKAT

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 59


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

SANDI KOORDINAT
 Kunci : SIAGA BANTU (dapat diubah)

    S I A G A

     
B a b c d e

A f g h i j

N   k l m n o

T p q r s t

U u v w x yx
Contoh : ST AB AN IB GA GN SB
 Artinya : P E M B I N A

SANDI ALJABAR
 Kunci : A B X Y 

    1 2 3 4 5 6 7

     
A a b c d e f g

B h i j k l m n
 
X o p q r s t u

Y v w x y z . ,
Contoh : 6B - 5A (4X + 4A) (5A - 4B) : A
 Artinya : MERDEKA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 60


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

BERKEMAH
PERALATAN KEMAH
Sebelum berkemah hedaknya pahami  dulu apa tujuan berkemah, apakah
sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja
yang harus dibawa ?

Dan perlengkapan tersebut adalah :


1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan
mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan
dingin dan sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras).
6. Pakaian cadangan
7. Peralatan makan
8. Peralatan mandi
9. Peralatan masak
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam
tabung bekas film agar aman.
17. Jas hujan.
18. Obat-obatan pribadi.
 
Kalau ingin berkemah tenda merupakan kebutuhan utama dan  sebelum
berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau  sudah banyak
dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta  tongkat/
bambu untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar
dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat,
perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini.
Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan  ikut menentukan barang apa saja
yang harus dibawa (disesuaikan).

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 61


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

TANDA – TANDA ALAM

Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka  harus
mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar
kita yang sering kita temui saat berkemah : 
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap
air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang
pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada
hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari
bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari
bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun
hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan
yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan
terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-
merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah
dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.
Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange
bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-
kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti
akan ada angin yang cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka
pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram
bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan
diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.
Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak
ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada
hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas
keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara
lain :
a. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan
sarangnya apabila cuaca baik.
b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila
mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan
tetap baik.
c. Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan
jauh dari sarangnya/peternakan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 62


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

d. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita,
maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan
terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam
bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
e. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di
kebun, berarti akan turun hujan.
f. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh
dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas
permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ;
Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam
waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan
melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan
sekeras-kerasnya.
g. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
h. Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena
serangga tinggi pula terbangnya.
Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.
Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari
sarangnya.
i. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada
malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
j. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca
pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar
dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 63


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

MENGENAL HIPPRADA

HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda.


Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu yang ada
sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka.
Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan Pramuka.
Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh Pandu
yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun dalam suatu wadah
tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut dikemukakan kepada Ketua
Kwarnas. Alm. Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau
perkemahan Pramuka Penegak dan Pandega (Perpanitra) di Bogor pada
bulan Agustus 1968.
Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang Pandu,
untuk membentuk dewan sesepuh pandu-pandu yang diketuai oleh Bung
Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah pertemuan di kediaman Bapak Sri
Sultan HB IX, tanggal 8 April 1973, usulan Pandu Wreda diterima. Akhirnya
SK Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 075/ KN/ 75 tanggal 22 Juli 1975,
Himpunan Pandu Wreda ( Hiprada ) resmi terbentuk dengan ketua umum
pertama Alm. Bapak Soediro ( Mantan Gubernur Sulawesi ) dan ketua harian
Bapak Prof. Dr. Soetarman ( Mantan Ketua PP IPINDO).
Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu bagi
anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi anggota. Dengan
langkah itu diharapkan HIPPRADA     ( sudah dengan 2 P ) dapat
menghimpun para anggota Pramuka Dewasa yang tidak menjadi Pembina
dan Andalan dapat bergabung ke dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka,
saat ini Hipprada telah memiliki AD/ ART dalam mengatur Organisasinya.
Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai
anggota The International Felloship of Former Scouts and Guides ( IFOFSAG),
yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra maupun putri. Pada Tahun
1993 HIPPRADA mendapat kehormatan sebagai tuan rumah General
Assembly (GA) ke 20 IFOFSAG yang dilaksanakan di Yogyakarta.
Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan
mewujudkan semboyan “ Sekali Pandu Tetap Pandu, Sekali Pramuka Tetap
Pramuka, “, melalui wadah tersebut persaudaraan sesama Pandu/ Pramuka
dapat dilestarikan dan pengabdian kepada masyarakat bangsa dan Negara
terus dapat dilanjutkan.

Sumber : www.pramukanet.org

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 64


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MUNAS GERAKAN PRAMUKA 2003
NOMOR: 09/MUNAS 2003

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PEMBUKAAN

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang


adil dan makmur, materiel dan spiritual serta beradab merupakan adicita
bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan
dorongan para pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928. Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan,
dan dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia
berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan
karunia dan berkah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi
nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan
Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh
karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang
tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang
patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu
dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia dalam
menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-
lamanya.
Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga
kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan
perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang
bertanggungjawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan
kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggungjawab
atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan
Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui
kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda,
mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:
negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;
ideologi Pancasila;
kehidupan rakyat yang rukun dan damai;
lingkungan hidup di bumi Nusantara.
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut,
Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui
kepramukaan, sebagai bagian pendidikan nasional dilandasi Sistem Among
dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian
diatas, maka disusunlah anggaran dasar Gerakan Pramuka

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 65


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU

Pasal 1
Nama, Status, dan Tempat

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan


Praja Muda Karana.
(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.
(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.

Pasal 2

Waktu

(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan
ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238
Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan
gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.

BAB II
ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

Pasal 3
Asas

Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.

Pasal 4
Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna


mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisiknya sehingga menjadi:
manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
(1). Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat
mental, emosional, dan tinggi moral;
(2). tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya;
(3). kuat dan sehat jasmaninya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 66


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

warganegara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh


kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya
sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap
sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun
internasional.

Pasal 5

Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan


bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi
yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi
kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.

Pasal 6

Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan nonformal, di luar


sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan
menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan,dan Motto
Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

BAB III
SIFAT, UPAYA DAN USAHA

Pasal 7
Sifat

(1). Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.


(2). Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya
bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(3). Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian
dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan
kegiatan politik praktis.
(4). Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan
melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan
nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 67


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(5). Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk


memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya itu.

Pasal 8

Upaya dan Usaha

(1). Segala upaya, dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka.
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara
memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman melalui kegiatan:
1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing-masing;
2) Kerukunan hidup beragama antarumat seagama dan antara
pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain;
3). Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memantapkan
jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara
yang bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan
bangsa dan negara;
4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya;
5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan
teknologi dengan keimanan dan ketakwaan;
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah
air dan bangsa;
c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan;
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan
baik nasional maupun internasional;
e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap
dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa tanggungjawab dan
disiplin;
f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan;
h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir, penelitian,
kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.
(2). Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan
watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan
kepramukaan.
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di
luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak;
Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan
perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional untuk
memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian;
Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi;
Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 68
Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain


untuk memupuk dan mengembang-kan semangat kepeloporan dan
pengabdian kepada masyarakat, baik lokal. Nasional maupun
internasional;
Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun
swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional;
Memasyarakatkan Gerakan Pramuka dan kepramukaan khususnya di
kalangan kaum muda.
(3). Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan
Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai berupa
organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi, dan kerjasama.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 69


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

BAB IV

SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, KODE


KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO
DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

Pasal 9
Sistem Among

(1). Pendidikan nasional bersendikan Sistem Among, artinya menanamkan


jiwa merdeka yang mengandung sifat disiplin diri dan mandiri dalam
rangka saling ketergantungan.
(2). Sistem Among berarti mendidik anak menjadi manusia merdeka
jasmani, rohani, dan pikirannya, disertai rasa tanggung jawab dan
kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
(3). Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku:
Ing ngarso sung tulodo;
Ing madyo mangun karso;
Tut wuri handayani.

Pasal 10
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri


khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua
unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap
kegiatan.
(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan
sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi
masyarakat.

Pasal 11
Prinsip Dasar Kepramukaan

1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :


a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:
a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;
b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;
c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;
d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan
Pramuka;
e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai
sasaran dan tujuannya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 70


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pasal 12
Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:


a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem berkelompok;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. kiasan dasar.

Pasal 13
Kode Kehormatan Pramuka

(1). Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya
dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2). Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan
Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-
hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan
dirinya.
(3). Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan
dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan
Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya
Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas
Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka dewasa terdiri atas Trisatya anggota
dewasa dan Dasadarma.

Pasal 14
Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan


untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap
mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan
Kode Kehormatan.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 71


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pasal 15
Kiasan Dasar

Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar


bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa.

BAB V
ORGANISASI

Pasal 16
Anggota
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia
yang terdiri atas:
a. Anggota biasa:
1) Anggota muda: Siaga, Penggalang dan Penegak.
2) Anggota dewasa:
a). Anggota Dewasa Muda: Pandega;
b). Anggota Dewasa: Pembina Pramuka, Pembantu Pembina
Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina
Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan
Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Majelis
Pembimbing.
b. Anggota kehormatan:
1). anggota dewasa purna bakti.
2). orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan
Pramuka.
(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai
anggota tamu.

Pasal 17
Hak dan Kewajiban

(1). Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.


(2). Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 18
Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:


a. Anggota muda dan anggota dewasa muda Gerakan Pramuka dihimpun
dalam gugusdepan-gugusdepan dan anggota dewasa dihimpun di
Kwartir.
b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang
meliputi suatu wilayah Kecamatan/Distrik.
c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang
meliputi wilayah Kabupaten atau Kota.
d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah
meliputi wilayah Provinsi.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 72


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional


meliputi wilayah Republik Indonesia.
f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk
gugusdepan di bawah pembinaan Kwartir Nasional.

Pasal 19
Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.

Pasal 20
Kepengurusan

(1). Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina


gugusdepan.
(2). Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh
pengurus Kwartir Ranting.
(3). Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh
pengurus Kwartir Cabang.
(4). Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh
pengurus Kwartir Daerah.
(5). Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh
pengurus Kwartir Nasional.
(6). Pergantian pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu
musyawarah.
(7). Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional
terdiri dari unsur pengurus lama dan pengurus baru.

Pasal 21
Satuan Karya Pramuka

(1). Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para
Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka
juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan
produktif sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk
melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara,
sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
(2). Saka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka.
Pimpinan Saka adalah bagian integral dari kwartir.

Pasal 22
Dewan Kerja

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari kwartir yang berfungsi sebagai
wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka
Penegak dan Pandega.
Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 73
Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pasal 23
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka

(1). Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka merupakan bagian


integral dari Kwartir dan berfungsi sebagai wadah Pembinaan Anggota
Dewasa.
(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang,
Daerah, dan Nasional.

Pasal 24
Bimbingan

(1). Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional
yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia dengan beranggotakan
tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka.
(2). Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah
yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat
yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan
generasi muda.
(3). Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang
yang diketuai oleh Bupati atau Walikota dengan beranggotakan tokoh-
tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap
pembinaan generasi muda.
(4). Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting
yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik dengan beranggotakan tokoh-
tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap
pembinaan generasi muda.
(5). Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan yang terdiri atas orangtua peserta didik dan tokoh
masyarakat di sekitar gugusdepan.
(6). Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dan bantuan oleh Majelis
Pembimbing yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial
oleh Pimpinan Satuan Karya Pramuka yang terdiri atas tokoh
pemerintahan dan masyarakat.

Pasal 25
Pemeriksaan Keuangan

(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen


yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab
kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 74


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2). Badan Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa


keuangan kwartir.
(3) a. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah minimal 3 orang
anggota Gerakan Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki
kompetensi dalam bidang keuangan.
b. Badan Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.
(4) Badan Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Penyelenggaraan.

BAB VI
MUSYAWARAH DAN REFERENDUM

Pasal 26
Musyawarah

(1) Musyawarah Nasional


a. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi
dalam Gerakan Pramuka.
b. Musyawarah Nasional diadakan diadakan lima tahun sekali.
c. Acara pokok Musyawarah Nasional adalah:
Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa baktinya,
termasuk pertanggungjawaban keuangan;
 Menetapkan Rencana Strategik 5 tahun;
 Menetapkan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti
5 tahun berikutnya.
d. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di
antara dua waktu Musyawarah Nasional dapat diadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
e. Pimpinan Musyawarah Nasional adalah suatu presidium yang dipilih
oleh Musyawarah Nasional.
(2) Musyawarah Daerah
a. Musyawarah Daerah diadakan lima tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Daerah adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa baktinya
termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun;
3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti 5
tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di
antara dua waktu Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Daerah adalah suatu presidium yang dipilih
oleh Musyawarah Daerah.
(3) Musyawarah Cabang
a. Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Cabang adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa baktinya
termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun;

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 75


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti


5 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di
antara dua waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Cabang adalah suatu presidium yang dipilih
oleh Musyawarah Cabang.
(4) Musyawarah Ranting
a. Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Ranting adalah:
1) Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa baktinya
termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun;
3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti
3 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di
antara dua waktu Musyawarah Ranting dapat diadakan
Musyawarah Ranting Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Ranting adalah suatu presidium yang dipilih
oleh Musyawarah Ranting.
(5) Musyawarah Gugusdepan
a. Musyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah:
1) Pertanggungjawaban Pembina Gugusdepan selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2) Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun;
3) Menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti 3 tahun
berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di
antara dua waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan
Musyawaraah Gugusdepan Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Gugusdepan adalah suatu presidium yang
dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan.

Pasal 27
Referendum

Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka dapat menyelenggarakan suatu referendum.

BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 28
Pendapatan

Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:


a. Iuran anggota;
b. Bantuan majelis pembimbing;
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 76


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

d. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan
Pramuka;
e. Usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.

Pasal 29
Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak
bergerak serta hak milik intelektual
(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus
diputuskan berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan
persetujuan Mabi.

BAB VIII
ATRIBUT

Pasal 30
Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Pasal 31
Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga


banding dua, warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah
berwarna merah, di atas dan di bawah lambang Gerakan Pramuka terdapat
garis merah sepanjang ‘panjang bendera’ dan di sisi tiang terdapat garis
merah sepanjang ‘lebar bendera’.

Pasal 32
Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional


Indonesia yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961, tanggal 14
Agustus 1961.

Pasal 33
Himne

Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.

Pasal 34
Pakaian Seragam dan Tanda-tanda

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 77


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin,


anggota Gerakan Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-
tandanya.

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 35
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.

BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 36
Pembubaran

(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah


Nasional Gerakan Pramuka yang khusus diadakan untuk itu.
b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-
kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran
Gerakan Pramuka dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.
d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah
Nasional jika disetujui dengan suara bulat.
(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda
milik Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang
mengusulkan pembubaran itu.

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 37
Perubahan Anggaran Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah


Nasional yang dihadiri oleh utusan daerah sekurang-kurangnya dua
pertiga jumlah daerah.
(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh
Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga
perempat dari jumlah suara yang hadir.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 78


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

BAB XII
PENUTUP

Pasal 38
Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
yang diselenggarakan di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 15 – 19
Desember 2003.

Ditetapkan di :
Pontianak
Pada Tanggal: 18
Desember 2003
Presidium Munas
Gerakan Pramuka
2003,

Sundoro Syamsuri
Ketua

Dr. H. Noer Bahry Noor, MSc Amos Asmuruf, SH


Anggota Anggota

Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, S.Pd


Anggota Anggota

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004


TENTANG
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 79


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan


Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar yang
mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh
Gerakan Pramuka Indonesia, sehingga secara
efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan
Pramuka Indonesia;
b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana
dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan
penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka melalui pembahasan dalam Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung
dari tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2003
di Pontianak, Kalimantan Barat;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang
perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka yang dihasilkan dan ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada
tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2003 di
Pontianak, Kalimantan Barat, dengan Keputusan
Presiden;
Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN


ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA.
Pasal 1 : Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
sebagaimana terlampir dalam Keputusan Presiden ini.
Pasal 2 : Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1999 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3 : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Oktober
2004
PRESIDEN REPUBLIK
INDONE
SIA

ttd

MEGAWATI
SOEKARNOPUTRI

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 80


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 107 TAHUN 1999
TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA
 
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
 
Menimbang : 1. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka perlu
dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan
oleh karena itu Anggaran Rumah Tangga tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka ;
2. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka telah
ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 34 tahun 1999, sehingga
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang
ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka nomor 103 tahun 1989 perlu
diganti, agar sesuai dengan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka tersebut ;
 
Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
tahun 1998 di Jakarta ;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 34
Tahun 1999, tentang Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka ;
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka ;
 
Memperhatikan : 1. Arahan Pimpinan Kwartir Nasional dan Andalan
Nasional ;
2. Saran Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
  
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka seperti tercantum
pada lampiran keputusan ini.
 
Kedua : Mengintruksikan kepada semua jajaran Gerakan
Pramuka untuk melaksanakan dan menyebar luaskan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini.
  
Dengan catatan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan pem-betulan sebagaimana mestinya.
 
Ditetapkan di : Jakarta.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 81


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pada tanggal : 22 Juli 1999


Ketua Nasional Gerakan Pramuka
 
ttd
 
H.A. Rivai Harahap.
 
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 82


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 107 TAHUN 1999
 
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN PRAMUKA
 
BAB I
NAMA DAN TEMPAT
 
Pasal 1
Nama
 
(1) Gerakan Pramuka sebagai gerakan kepanduan Praja Muda Karana
adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang
dewasa.
(2) Gerakan Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai cara
mendidik kaum muda, oleh dan untuk kaum muda atas dujungan dan
bimbingan orang dewasa.
 
Pasal 2
Tempat
 
(1) Domisili kantor pusat Gerakan Pramuka di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di seluruh wilayah
Republik Indonesia.
 
 
BAB II
ASAS, TUGAS POKOK, DAN SASARAN
 
Pasal 3
Asas
 
Penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan dalam sikap dan perilaku
setiap anggota Gerakan Pramuka.
 
Pasal 4
Tugas Pokok
 
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi
kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan luar sekolah yang
melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
dengan tujuan :
a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang
beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan
dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 83


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

menjadi menusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada


kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.
 

Pasal 5
Sasaran

Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang :


a. memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila.
b. berdisiplin yaitu berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib.
c. sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya.
d. memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai
kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.
e. berkemampuan untuk berkarya dan semangat kemandirian, berpikir
kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-
tugas.
 
 
BAB III
FUNGSI, SIFAT DAN USAHA
 
Pasal 6
Kepramukaan
 
(1) Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan
di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasarann akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti
luhur.
(2) Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif
bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik
fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat.
(3) Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan
sumberdaya atau potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang
berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi
kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun
internasional.
(4) Pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas
sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang
berkesinambungan Sumber Daya Manusia/potensi peserta didik, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, yang sasarannya
menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli,
bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma
masyarakat.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 84


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(5) Pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati dan


menyadari bahwa :
a. karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental,
moral, fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual ;
b. pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih
pelan daripada proses pengajaran ;
c. pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak
yang dididik, pendidik hanya pemberi jalan pendidikan yang
selanjutnya diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut
sendiri ;
d. dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru
dan harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus berharga/bernilai
untuk ditiru.
 

Pasal 7
Fungsi
 
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan di
luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan generasi muda, menerapkan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among,
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
 
Pasal 8
Sifat
 
(1) Kepramukaan adalah proses pendidikan sepanjang hayat.
(2) Gerakan Pramuka terbuka bagi setiap warga negara Republik Indonesia
yang bersedia dan sukarela menjadi anggota Gerakan Pramuka.
(3) Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan sesuai dengan keadaan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
(4) Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan yang bersifat internasional
untuk membina persahabatan, persaudaraan, dan perdamaian dunia.
(5) Gerakan Pramuka melaksanakan kepramukaan yang bersifat universal,
yang dapat dilaksanakan dimana saja, dengan menggunakan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang disesuaikan
dengan kepentingan nasional.
 
Pasal 9
Gerakan Pramuka dan Politik
 
(1) Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang-undangan
negara dan kebijakan umum pemerintah Republik Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, dan bukan
bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik manapun juga.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 85


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam


kegiatan yang bersifat politik praktis.
(3) Anggota Gerakan Pramuka secara pribadi dapat menjadi anggota suatu
organisasi kekuatan sosial politik, dengan ketentuan:
a. tidak dibenarkan menyiarkan faham politik yang dianutnya ke
dalam lingkungan kepramukaan;
b. tidak dibenarkan mengenakan pakaian seragam Pramuka atau
tanda-tanda Pramuka pada waktu mengikuti kegiatan organisasi
kekuatan sosial politik dan melakukan kegiatan politik praktis.
c. tidak dibenarkan mengenakan pakaian atau tanda-tanda yang
dipakai sebagai identitas organisasi kekuatan sosial politik pada
waktu anggota tersebut menghadiri atau mengikuti kegiatan
Gerakan Pramuka.
 
Pasal 10
Gerakan Pramuka dan Agama
 
(1) Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
(2) Gerakan Pramuka membina anggotanya agar meningkatkan ketakwaan
dan menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(3) Gerakan Pramuka membina anggotanya untuk menumbuhkan dan
memupuk kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar umat
beragama dengan saling menghormati dan menghargai agama dan
kepercayaan orang lain.
Pasal 11
Usaha
 
(1) Segala usaha dan kegiatan Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka.
(2) Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak,
mental, jasmani, dan bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan
dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
(3) Untuk menunjang usaha dan mencapai tujuan Gerakan Pramuka,
diadakan prasarana dan sarana yang memadai, berupa organisasi,
personalia, perlengkapan, dana, komunikasi dan kerjasama.
 
Pasal 12
Pembinaan Watak, Keterampilan dan Kesehatan
 
(1) Pada hakekatnya semua kegiatan dalam Gerakan Pramuka diarahkan
untuk mebina watak, keterampilan dan kesehatan peserta didik.
(2) Pembinaan watak dilakukan melalui kegiatan penanaman, pemupukan
dalam diri peserta didik :
a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. kesadaran berbangsa dan bernegara
c. pengamalan morak Pancasila
d. pemahaman sejarah perjuangan bangsa
e. rasa percaya diri sendiri

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 86


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

f. tanggungjawab dan disiplin.


(3) Pembinaan keterampilan dilakukan dengan latihan alat driya,
kecerdasan, dan kejuruan melalui syarat-syarat kecakapan dan kegiatan
Satuan Karya.
(4) Pembinaan kesehatan dilakukan dengan kegiatan kebersihan dan
keteriban, latihan dan penyuluhan kesehatan, serta keindahan dan
kelestarianlingkungan hidup.
 
Pasal 13
Pembinaan Kwartir dan Satuan
 
(1) Kwartir Nasional membina dan membantu Kwartir Daerah, sehingga
kemampuan setiap daerah dalam mengembangkan pendidikan
kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan
Gugusdepan dan Satuan karya.
(2) Setiap Kwartir Daerah membina dan membantu Kwartir Cabang, sehingga
kemampuan setiap cabang dalam mengembangkan pendidikan
kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan
Gugusdepan dan Satuan Karya.
(3) Setiap Kwartir Cabang membina dan membantu Kwartir Ranting,
sehingga kemampuan setiap ranting dalam mengembangkan pendidikan
kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan
Gugusdepan dan Satuan karya.
(4) Setiap Kwartir Ranting membina dan membantu Gugusdepan dalam
wilayah kerjanya dan wajib berusaha supaya jumlah dan mutu
Gugusdepan dan Satuan karya di wilayah kerjanya terus meningkat.
(5) Setiap Koordinator Desa/Kelurahan membantu Kwartir Ranting yang
bersangkutan dengan mengkoordinasikan Gugusdepan di wilayah
desa/kelurahannya.
(6) Pembina Gugusdepan berusaha supaya jumlah dan mutu para pembina
dan peserta didik di Gugusdepannya terus meningkat.
(7) Kwartir Nasional membina dan membantu secara langsung Gugusdepan
yang berpangkalan di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
 
Pasal 14
Pendidikan Tenaga Kader Gerakan Pramuka
 
(1) Semua Kwartir berusaha meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kader
Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,
Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan dan Anggota
Majelis Pembimbing, sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan
kepramukaan.
(2) Untuk melaksanakan maksud yang tertera dalam ayat (1) pasal ini
Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional,
menyelenggarakan pendidikan melalui kursus dan latihan serta
pendekatan pribadi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya di
wilayah masing-masing.
(3) Setiap Kwartir membantu Kwartir-Kwartir di wilayah kerjanya untuk
melaksanakan pendidikan tenaga kader Gerakan Pramuka.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 87


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(4) Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3) pasal ini
dibentuk lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka seperti berikut :
a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional,
disingkat Lemdikanas.
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah,
disingkat Lemdikada.
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang,
disingkat Lemdikacab.
 
Pasal 15
Pertemuan untuk Memupuk Persaudaraan
 
(1) Gerakan Pramuka mulai dari Gugusdepan sampai dengan tingkat
nasional menyelenggarakan pertemuan untuk memupuk rasa
kekeluargaan dan persaudaraan.
(2) Pertemuan-pertemuan itu diisi dengan acara kegiatan yang menarik,
bermanfaat, kreatif, inovativ serta mengandung pendidikan, antara lain
untuk meningkatkan kerjasama, rasa kekeluargaan, disiplin,
keterampilan, kecakapan dan penguasaan tehnologi.
(3) Agar dapat mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota Gerakan
Pramuka dalam pertemuan untuk memupuk kekeluargaan dan
persaudaraan, perlu lebih sering diselenggarakan pertemuan di tingkat
Ranting dan Cabang.
 
Pasal 16
Fasilitas dan Alat Perlengkapan Pendidikan
 
(1) Semua jajaran Gerakan Pramuka mengusahakan alat perlengkapan
sebagai sarana pendidikan.
(2) Salah satu usaha pengadaan perlengkapan setiap kwartir membentuk
koperasi yang juga merupakan sarana pendidikan.
(3) Karena adanya hak paten maka pengadaan perlengkapan pendidikan
oleh pihak luar Gerakan Pramuka harus mendapat ijin dari Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
(4) Salah satu usaha pengadaan, fasilitas dan perlengkapan dilakukan
melalui Kedai Pramuka.
(5) Kedai Pramuka dikelola oleh kwartir, koperasi atau oleh anggota
Gerakan Pramuka yang mendapat ijin dari kwartirnya.
Pasal 17
Kehumasan
 
(1) Gerakan Pramuka mulai dari tingkat gugusdepan sampai dengan tingkat
nasional melaksanakan usaha penerangan, baik ke dalam maupun ke
luar Gerakan Pramuka.
(2) Hubungan masyarakat untuk memperoleh pengertian, dukungan,
bantuan dan umpan balik dari masyarakat maupun pemerintah serta
menjadikan penerangan dan hubungan masyarakat itu sebagai alat
pendidikan kepramukaan dan pendidikan masyarakat.
 
Pasal 18

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 88


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Hubungan dengan Instansi Pemerintah, Organisasi Lain


 
(1) Gerakan Pramuka mengembangkan kerjasama dengan instansi
pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat, untuk dapat
berperanserta dalam pembangunan, sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah dan tujuan Gerakan Pramuka.
(2) Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengusahakan hubungan baik
dengan pihak-pihak di luar negeri yang tujuannya tidak bertentangan
dengan kebijaksanaan umum pemerintah Republik Indonesia dan tujuan
Gerakan Pramuka.
(3) Gerakan Pramuka sebagai anggota World Organization of Scout
Movement (WOSM) dan World Association of Girl Guides and Girl Scouts
(WAGGGS).
(4) Gerakan Pramuka mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi
kepramukaan di negara lain.
 
Pasal 19
Usaha Lain
 
Gerakan Pramuka menjalankan usaha lain yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan umum pemerintah, dan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
 
 
BAB IV
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN,
KODE KEHORMATAN PRAMUKA, MOTTO, DAN KIASAN DASAR
 
Pasal 20
Prinsip Dasar Kepramukaan
 
(1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya ;
c. peduli terhadap diri pribadinya ;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
(2) Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui
proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik
dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya
dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat.
(3) Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat
Pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial,
maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 89


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai


tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi larangannya.
b. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup
bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi
derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan
bersama didasari prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha
Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang
merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan
rukun dan damai.
d. memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinekaan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
meninjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan
hidupnya.Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan
hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan
lingkungan hidup yang baik.
 
 
Pasal 21
Metode Kepramukaan
 
(1) Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka ;
b. belajar sambil melakukan ;
c. berkelompok ;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik ;
e. kegiatan di alam terbuka ;
f. sistem tanda kecakapan ;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri ;
h. sistem among.
(2) Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari
Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan
Kode Kehormatan.
(3) Metode Kepramukaan sebagai suatu system, terdiri atas unsure-unsur
yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
memounyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat
serta menunjang tercapainya tujuan.
 
Pasal 22
Kode Kehormatan
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 90


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(1) Kode kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yangdisebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah :
a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan ;
b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan
dan mengamalkan janji ;
c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual,
baiksebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut
Darma adalah :.
a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur ;
b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik
menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota ;
c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong
royong ;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang
mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab
dan penentuan putusan.
(4) Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dam jasmani pesertadidik,
yaitu :
a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :
1) Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tata-krama
keluarga
- setiap hari berbuat kebajikan
2) Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya
bernunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
1. Siaga berbakti kepada ayah bindanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas :


1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 91


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Trisatya Pramuka Penggalang


Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Penggalang
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas :


1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya Pramuka Penegak
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Penegak
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas :
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 92


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Trisatya Pramuka Pandega


Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Pandega
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
e. Kode Kehormatan bagi anggota dewasa terdiri atas :
1) Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta membangun
masyarakat
- menepati Dasadarma
2) Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya
bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
f. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda
Indonesia ke masa depan yang lebih baik, dinyatakan dengan Ikrar
yang berbunyi sebagai berikut :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 93


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

IKRAR
Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang,
dan dengan penuh kesadaran serta rasa tanggungjawab atas
kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina Pramuka/Pelatih
Pembina Pramuka/Pembina Profesional/Pamong Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing
………………… *) Gerakan Pramuka seperti tersebut dalam
Keputusan Kwartir ………………… *)/Majelis Pembimbing
…………………….. *) Gerakan Pramuka nomor ……… tahun ………
menyatakan bahwa kami :
- menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka dan
- akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas kewajiban
kami sebagai Pembina Pramuka/Pelatih Pembina
Pramuka/Pembina Profesional/Pamong Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing
………………… *) Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke
masa depan yang lebih baik.
…………………………….,
………………………..
Pembina Pramuka/Pelatih Pembina
Pramuka/
Pembina Profesional/Pamong
Saka/Instruktur
Saka/Pimpinan
Saka/Andalan/Anggota Majelis
Pembimbing ………………… *)
Gerakan Pramuka
 
 
 
 
(…………………………………)
Catatan :
- coret yang tidak perlu
*) diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan
 
Pasal 23
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan dilaksanakan dengan :


a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Menegenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam
seisinya.
d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik
dalam lingkungan keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat,
membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia.
e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 94


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat/gagasan orang


lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi
kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan
kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata
dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar.
g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam
kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan dan
kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam
menghadapi/mengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap
putus asa.
h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan , sebagai
persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya melatih
keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuannya, riang gembira
dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun
tantangan.
i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti,
waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan membiasakan
hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau
mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan
kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan,
memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan
dan kesepakatan.
k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang
berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan
perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi.
l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat
gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam
bertindak, bersikap dan berbicara.
 
Pasal 24
Belajar Sambil Melakukan
 
Belajar Sambil Melakukan dilaksanakan dengan :
a. Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin praktek
secara praktis dalam upaya memberikan bekal pengalaman dan
keterampilan yang bermanfaat bagi beserta didik..
b. Mengarahkan perhatian pesertadidik untuk berbuat hal-hak nyata dan
merangsangnya agar rasa keingintahuan akan hal-hal yang baru dan
keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan timbul, daripada
hanya menjadi penonton.
 
Pasal 25
Sistem Berkelompok
 
(1) Sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan
belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggungjawab,
mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam
kerukunan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 95


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak, yang masing-masing


dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang merupakan wadah kerukunan
diantara mereka.
 
Pasal 26
Kegiatan Menantang dan Progresif serta Mengandung Pendidikan
yang Sesuai dengan Perkembangan Rohani dan Jasmani
Pesertadidik
 
Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan :
a. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka harus menantang dan menarik kaum
muda untuk menjadi Pramuka, sedangkan mereka yang telah menjadi
Pramuka tetap terpikat dan mengikuti serta mengembangkan acara
kegiatan tersebut.
b. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka bersifat kreatif, inovatif dan rekreatif
yang mengandung pendidikan, dengan maksud supaya melalui proses
pendidikan akan dapat mengubah sikap dan perilaku, menambah
pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan penguasaan
keterampulan dan kecakapan bagi setiap pesertadidik.
c. Kegiatan dilaksanakan secara terpadu dan bagi peserta didik merupakan
tahapan pengembangan kemampuan dan keterampilannya baik secara
individu maupun kelompoknya.
d. Pendidikan dalan kepramukaan dilaksanakan dalam tahapan
peningkatan bagi kemampuan dan perkembangan individu maupun
kelompok.
e. Acara kegiatan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan
perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik, sehingga pendidikan
kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh yang
bersangkutan.
f. Penggolongan pesertadidik dalam Gerakan Pramuka menurut jenis
kelamin, umur dan kemampuannya, dimaksudkan untuk memudahkan
penyesuaian kegiatan dengan perkembangan rohani dan jasmani
pesertadidik.
g. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka diusahakan agar dapat
mengembangkan bakat dan minat anggota Gerakan Pramuka, serta
menunjang dan berfaedah bagi perkembangan diri pribadi, masyarakat
dan lingkungannya.
 

Pasal 27
Kegiatan di Alam Terbuka
 
(1) Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya saling
ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk
melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap tanggungjawab
akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
(2) Bagi pesertadidik menjaga lingkungan adalah hal yang utama yang
harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam tiap kegiatan yang
selaras dengan alam.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 96


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(3) Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemapuan diri mengatasi


tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan
di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan
dalam kesederhanaan, membina kerjasama danrasa memiliki.
 
Pasal 28
Sistem Tanda Kecakapan
 
(1) Tanda kecakapan adalah tanda yang menunjukkan keterampilan dan
kecakapan tertentu yang dimiliki seorang anggota Gerakan Pramuka.
(2) Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para
Pramuka supaya berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan.
(3) Setiap Pramuka berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan
yang berguna bagi kehidupan dirinya dan baktinya kepada masyarakat.
 
Pasal 29

Sistem Satuan Terpisah Untuk Putera dan Puteri


 
Sistem satuan terpisah dilaksanakan sebagai berikut:
a. Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka
Putera dibina oleh Pembina Putera.
b. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Putera
dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh
Pembina Puteri.
c. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus
dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan tempat
perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina
Puteri dan perkemahan putera dipimpin oleh Pembina Putera.
 
Pasal 30
Sistem Among
 
(1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara
pembina dan pesertadidik menggunakan Sistem Among.
(2) Sistem among mewajibkan pembina Pramuka melaksanakan prinsip-
prinsip kepemimpinan sebagai berikut :
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan ;
b. Ing madyo mengun karso maksudnya di tengah membangun
kemauan ;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi
daya/dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya pembina Pramuka wajib bersikap dan
berperilaku berdasarkan:
a. cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan,
keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa
kesetiakawanan sosial.
b. disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri,
sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup,
serta bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 97


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(4) Hubungan pembina Pramuka dengan pesertadidik merupakan hubungan


khas, yaitu setiap pembina Pramuka wajib memperhatikan
perkembangan pesertadidiknya secara pribadi agar perhatian terhadap
pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.
(5) Pembina Pramuka berusaha secara bertahap menyerahkan pemimpinan
kegiatan sebanyak mungkin kepada pesertadidik, sedangkan pembina
Pramuka berada di belakang memberi semangat, dorongan dan
pengaruh yang baik.
 
Pasal 31
Motto Gerakan Pramuka
 
(1) Moyyo Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi
Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan,
disosialisasikan baik dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.
 
Pasal 32
Kiasan Dasar
 
(1) Pada hakekatnya Kiasan Dasar merupakan Metode Kepramukaan.
(2) Penggunaan Kiasan Dasar sebagai salah satu unsur terpadu dalam
kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi
pesertadidik, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang
mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Karena itu
Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merengsang tetapi
harus diseuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi
pesertadidik.
(3) Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran
pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap pesertadidik serta
merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak
memberatkan pesertadidik tetapi memperkaya pengalaman.
 
BAB V
ORGANISASI
 
Pasal 33
Gugusdepan
 
(1) Kepramukaan diselenggarakan di Gugusdepan dan Satuan Karya.
(2) Gugusdepan lengkap merupakan pangkalan keanggotaan bagi
pesertadidik dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi
pesertadidik yang terdiri atas :
a. Perindukan Siaga
b. Pasukan Penggalang
c. Ambalan Penegak
d. Racana Pandega.
(3) Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam gugusdepan yang
terpisah, masing-masing merupakan Gugusdepan yang berdiri sendiri.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 98


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(4) Anggota Gerakan Pramuka yang menyadang cacat dapat dihimpun dalam
Gugusdepan tersendiri atau dapat diintegrasikan ke dalam Gugusdepan
biasa.
 
Pasal 34
Satuan Karya
 
(1) Satuan Karya (Saka) merupakan wadah pendidikan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pesertadidik dalam
wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
(2) Kegiatan itu menghasilkan pengalaman, tambahan pengetahuan dan
tehnologi, keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup
para peserta didik. Kegiatan itu diarahkan pada peningkatan ketahanan
nasional.
(3) Setiap Satuan Karya mengkhususkan diri pada pengabdian tertentu
berdasarkan wawasan atau keterampilan khusus.
(4) Anggota satuan karya adalah Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari Gugusdepan di wilayah
Ranting yang bersangkutan tanpa melepaskan diri dari keanggotaan
Gugusdepannya.
(5) Satuan karya dibina oleh Kwartir Ranting/Cabang.
(6) Anggota Satuan Karya wajib meneruskan pengetahuan dan
kemamannya kepada anggota lain di Gugusdepannya.
 
Pasal 35
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
 

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera yang bersifat
kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega.

 
Pasal 36
Ranting
 
(1) Ranting selain menghimpun Gugusdepan yang ada di wilayah kerjanya
juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada
pada jajarannya.
(2) Ranting merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali teknik
dan taktik pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka.
(3) Pada tingkat Ranting dibentuk Kwartir Ranting yang dilengkapi dengan
antara lain :
a. Dewan Kerja Ranting (DKR)
b. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
 
Pasal 37
Cabang

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 99


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
(1) Cabang selain menghimpun Ranting-Ranting yang ada di wilayah
kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa
yang ada di jajarannya.
(2) Cabang merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
operasional kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya
ini, Cabang melakukan pembinaan sampai ke tingkat Gugusdepan.
(3) Pada tingkat Cabang dibentuk Kwartir Cabang yang dilengkapi dengan
antara lain :
a. Dewan Kerja Cabang (DKC)
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang
(Lemdikacab)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
(4) Pada kota administratif dapat dibentuk Kwartir Cabang tersendiri atas
persetujuan Ketua Majelis Pembimbing Daerah yang bersangkutan.
 

Pasal 38

Daerah
 
(1) Daerah selain menghimpun Cabang-Cabang yang ada di wilayah
kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa
yang ada di jajarannya.
(2) Daerah merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
manajerial kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya
ini, Derah melakukan pembinaan sampai ke tingkat Ranting.
(3) Pada tingkat Daerah dibentuk Kwartir Daerah yang dilengkapi dengan
antara lain :
a. Dewan Kerja Daerah (DKD)
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah
(Lemdikada)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.

Pasal 39

Nasional
 
(1) Gerakan Pramuka di tingkat Nasional selain menghimpun Daerah-daerah
seluruh Indonesia juga menghimpun Gugusdepan-Gugusdepan di
perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan menjadi
pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya.
(2) Gerakan Pramuka di tingkat nasional merupakan jajaran yang berfungsi
sebagai pengendali strategik kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam
melaksanakan fungsinya ini, dilaksanakan pembinaan sampai ke tingkat
Cabang.
(3) Di tingkat Nasional dibentuk Kwartir Nasional yang dilengkapi dengan
antara lain :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 100


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Dewan Kerja Nasional (DKN)


b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional
(Lemdikanas)
c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
 
Pasal 40
Dewan Kehormatan
 
(1) Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh
Gugusdepan atau Kwartir sebagai badan yang menetapkan promosi dan
sangsi dengan tugas :
a. menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan
Pramuka.
b. menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan
tanda penghargaan.
(2) Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-
unsur sebagai berikut :
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
1) Majelis Pembimbing ;
2) Andalan ;
3) Anggota Kehormatan ;
4) Anggota Dewan Kerja ;
dibantu oleh staf Kwartir.
b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
1) Majelis Pembimbing Gugusdepan :
2) Pembina Gugusdepan :
3) Pembina Pramuka :
4) Unsur peserta didik.
 
Pasal 41
Pembantu Andalan
 
(1) Apabila dipandang perlu Ketua Kwartir dapat mengangkat Pembantu
Andalan yang bertugas untuk menangani hal-hal yang memerlukan
keahlian khusus.
(2) Masa Bakti Pembantu Andalan sama dengan masa bakti Kwartir.
 
Pasal 42
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
 
(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen
yang dibentuk oleh Musyawarah Kwartir atau Musyawarah Gugusdepan
dan bertugas untuk melakukan audit keuangan Kwartir atau
Gugusdepan untuk dilaporkan kepada Musyawarah.
(2) Masa bakti Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka sama dengan
masa bakti Kwartir atau Gugusdepan.
 
 
BAB V

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 101


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

KEANGGOTAAN
 
Pasal 43
Amggota Biasa Gerakan Pramuka
 
Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas anggota muda dan anggota
dewasa.
 
Pasal 44
Pramuka
 
Pramuka adalah sebutan bagi anggota muda Gerakan Pramuka.
 
Pasal 45
Anggota Muda
 
(1) Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri atas Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
(2) Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun, Pramuka
Penggalanag berusia 11 tahun sampai dengan 15 tahun, Pramuka
Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun, dan Pramuka
Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
(3) Anggota muda yang sudah menikah digolongkan menjadi anggota
Gerakan Pramuka.
(4) Anggota muda sebelum menjadi anggota disebut calon anggota.
(5) Anggota muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar Biasa,
yang terdiri atas Pramuka Luarbiasa tuna netra, tuna rungu, tuna
grahita, tina daksa, dan tuna laras.
(6) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat menjadi
Pembantu Pembina, Pembina Pramuka atau Instruktur tidak
meninggalkan statusnya sebagai anggota muda.
(7) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat oleh
Pembinanya sebagai instruktur Muda di Gugusdepannya.
(8) Untuk dapat dilantik sebagai anggota Gerakan Pramuka, anggota muda
telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat pertama dari
golongannya.
(9) Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di satuan
masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga
atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega.
 
Pasal 46
Anggota Dewasa
 
(1) Anggota Gerakan Pramuka yang berkategori Anggota Dewasa adalah :
a. Pembina Pramuka
b. Pelatih Pembina Pramuka
c. Pembina Profesional
d. Pamong Saka dan Instruktur Saka
e. Pimpinan Saka
f. Andalan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 102


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

g. Anggota Majelis Pembimbing.


(2) Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai
berikut :
a. Pembina Siaga dan Pembantu Pembina Siaga sekurang-kurangnya
berusia enam belas tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu
tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-
kurangnya berusia dua puluh tahun.
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia dua puluh lima
tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-
kurangnya berusia dua puluh tiga tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia dua puluh delapan
tahun, sedangkan Pembantu Pembina Pandega sekurang-
kurangnya berusia dua puluh enam tahun.
(3) Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya berusia
duapuluh enam tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega yang ex-officio menjadi anggota
Kwartir/Andalan.
(4) Anggota Dewasa berstatus sebagai :
a. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina
Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) dan membina anggota muda
secara aktif.
b. Pelatih Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus
Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD), dan membina
secara aktif dan diangkat oleh Ketua Kwartir Cabang.
c. Pembina Profesional, seorang yang berlatar belakang pendidikan
akademisi dan keahlian dalam suatu bidang ilmu sekurang-
kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar (KMD), membina anggota muda secara aktif.
d. Pamong Saka, sekurang-kurangnya telah lulus telah lulus Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD).
e. Instruktur Saka, seseorang yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan keahlian khusus di bidang kejuruan tertentu.
f. Pimpinan Saka yang diangkat oleh Kwartir, sekurang-kurangnya
telah mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan.
g. Andalan, yang dipilih di dalam Musyawarah dan telah dilantik
sekurang-kurangnya telah mengikuti kegiatan orientasi
kepramukaan.
h. Anggota Majelis Pembimbing, yang diangkat sekurung-kurangnya
mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan.
(5) Pelantikan :
a. Pelantikan Pembina Pramuka dan Pembina Gugusdepan yang telah
disahkan oleh Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang
bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua
Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya
dan menandatangani Ikrar.
b. Pelantikan Pelatih Pembina Pramuka dan Pembina Profesional yang
telah disahkan dengan keputusan Kwartir yang bersangkutan
dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan, dengan
mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 103


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Pelantikan Koordinator Desa/Kelurahan yang telah disahkan


dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang
bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua
Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya
dan menandatangani Ikrar.
d. Pelantikan Pamong Saka dan Instruktur Saka yang telah disahkan
dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang
bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua
Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya
dan menandatangani Ikrar.
e. Pelantikan Pimpinan Saka yang telah disahkan dengan keputusan
Kwartir yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang
bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-
tangani Ikrar.
f. Pelantikan Andalan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir
jajaran yang diatasnya dilakukan oleh Ketua Kwartir yang
bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani
Ikrar. Kecuali Andalan Nasional yang dilantik dan disahkan oleh
Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing
Nasional.
g. Pelantikan Pembantu Andalan yang telah disahkan dengan
keputusan Kwartir di jajaran nya dilakukan oleh Ketua Kwartir yang
bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-
tangani Ikrar.
h. Pelantikan Ketua Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir
jajaran diatasnya, dengan mengucapkan Trisatya dan
menandatangani Ikrar. Kecuali Ketua Majelis Pembimping Nasional
yang dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.
i. Pelantikan Anggota Majelis Pembimbing yang telah disahkan
dengan keputusan Kwartir jajaran diatasnya dilakukan oleh Ketua
Majelis Pembimbing jajaran masing-masing, dengan mengucapkan
Trisatya dan menanda-tangani Ikrar. Kecuali Anggota Majelis
Pembimbing Nasional yang dilantik dan disahkan oleh Presiden
Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional.
(6) Orang tua pesertadidik dapat berperan serta dalam Gerakan
Pramuka untuk membimbing putera-puterinya dalam kegiatan
kepramukaan di lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat
tinggalnya, tanpa berkedudukan sebagai anggota dewasa Gerakan
Pramuka.
 
Pasal 47
Anggota Kehormatan
 
(1) Yang dapat menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka adalah
orang dewasa yang terdiri atas :
a. Pandu dan Pramuka purna bakti ;
b. Orang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan ;
c. Orang-orang yang bersimpati kepada Gerakan Pramuka termasuk
Karyawan Kwartir.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 104


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Pandu dan Pramuka purna bakti untuk menjadi Anggota Kehormatan
Gerakan Pramuka dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
(3) Prang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan
menjadi Anggota Kehormatan atas permintaan Kwartir yang
bersangkutan.
(4) Orang-orang yangbbersimpati kepada Gerakan Pramuka dan menjadi
Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka atas permintaan Kwartir yang
bersangkutan atau menyampaikan permintaan kepada Kwartir yang
bersangkutan.
(5) Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dilantik berdasarkan keputusan
Ketua Kwartir yang bersangkutan.
 
Pasal 48
Anggota Tamu
 
(1) Anggota Tamu adalah Warga Negara Asing yang ikut serta dalam
kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan Gerakan Pramuka.
(2) Prosedur keikutsertaan Anggota Tamu diserahkan kepada satuan atau
Kwartir yang bersangkutan.
 
Pasal 49
Wadah Keanggotaan
 
(1) Gugusdepan merupakan wadah keanggotaan bagi anggota muda dan
anggota dewasa yang ada di Gugusdepan.
(2) Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, dan Kwartir Nasional
menghimpun Gugusdepan dan Kwartir yang ada di bawahnya serta
menjadi wadah keanggotaan bagi anggota dewasa dan anggota
kehormatan yang ada di jajarannya.
 
Pasal 50
Kewajiban Anggota
 
(1) Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik :
a. berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)
b. berhak mengenakan Seragam Pramuka
c. berkewajiban untuk melaksanakan kode kehormatan dan mentaati
ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka.
d. berkewajiban membayar iuran anggota.
(2) Anggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami, menaati, dan
mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode
Kehormatan, dan ketentuan lain yang berlaku dalam Gerakan Pramuka.

Pasal 51
Pemberhentian Anggota
 
(1) Keanggotaan Gerakan Pramuka berakhir karena:
a. permintaan sendiri
b. meninggal dunia
c. diberhentikan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 105


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Anggota Gerakan Pramuka dapat diberhentikan berdasarkan penilaian


Dewan Kehormatan jika:
a. melanggar kode kehormatan Gerakan Pramuka.
b. merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
(3) Pemberhentian seorang anggota Gerakan Pramuka diusulkan oleh
Gugusdepan atau Kwartirnya dan ditetapkan oleh kwartir yang
mengangkatnya.
 
Pasal 52
Pembelaan
 
Anggota Gerakan Pramuka yang akan diberhentikan karena melanggark kode
kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka, berhak membela
dirinya dalam sidang Dewan Kehormatan di Kwartir/ Gugusdepan yang
bersangkutan.
 
Pasal 53
Rehabilitasi
 
(1) Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan berdasar ayat (2) Pasal
43 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan permohonan
menjadi anggota Gerakan Pramuka kembali setelah memperbaiki
kesalahannya.
(2) Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka berdasarkan ayat (1)
pasal ini, dilakukan dengan persetujuan Dewan Kehormatan di
Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan.
 
Pasal 54
Pramuka Utama
 
Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan Gerakan
Kepanduan Praja Muda Karana.
 
BAB VIII
KEPENGURUSAN
 
Pasal 55
Kwartir
 
(1) Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin secara
kolektif oleh Pengurus Kwartir yang terdiri atas para Andalan, dengan
sususnan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Komisi
c. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang
Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain.
d. Beberapa orang anggota.
(2) Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya
Pramuka, setiap Kwartir membentuk Pimpinan Satuan Karya yang
ketuanya adalah ex-officio anggota Kwartir/Andalan. Pimpinan Satuan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 106


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Karya Pramuka mengusahakan dukungan materiel dan finansiel untuk


program-program Saka.
(3) Andalan dibantu oleh Pembantu Andalan, Anggota Dewan Kerja,
Anggota Pimpinan Saka dan Staf Kwartir.
(4) Ketua Kwartir dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya untuk dua kali
masa bakti.
(5) Pengurus Kwartir yang ditetapkan formatur, disahkan oleh Kwartir jajaran
di atasnya, kecuali Andalan Nasional yang diajukan kepada Ketua Majelis
Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik.
(6) Selama belum terbentuk pengurus Kwartir yang baru sebagai hasil
Musyawarah, maka pengurus Kwartir lama tetap melaksanakan
tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan mengambil keputusan
mengenai hal-hal yang prinsipiel.
Hal-hal yang prinsipiel meliputi :
a. mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga
b. menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja
c. mengubah struktur organisasi Kwartir dan/atau mengadakan alih
tugas staf.
d. mengubah status kekayaan Kwartir.
(7) Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam komisi-
komisi yang bertugas memperlancar dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir, yang susunannya terdiri atas :
a. seorang Ketua
b. seorang Wakil Ketua
c. seorang Sekretaris
d. beberapa orang Anggota
e. seorang pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.
(8) Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpin
oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional dan oleh Sekretaris
untuk jajaran Kwartir lainnya.
 
Pasal 56
Kwartir Harian
 
Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat membentuk badan
Kwartir harian untuk melaksanakan tugas se-hari-hari yang terdiri atas :
a. Seorang Ketua yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua Kwartir
b. Seorang Sekretaris yang dijabat oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir
Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain.
c. Beberapa orang Anggota
d. Seorang Wakil Sekretaris yang dijabat oleh Deputi Sekretaris Jenderal di
tingkat Kwartir Nasional atau Kepala Sekretariat Kwartir untuk jajaran
Kwartir yang lain.
e. Seorang Pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.
 
Pasal 57
Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 107


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Dalam hal Andalan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berbagai sebab,
sehingga mengakibatkan kekosongan maka Kwartir mengadakan Rapat
Paripurna Andalan untuk menetapkan penggantian antar waktu terhadap
Andalan yang bersangkutan. Penggantian ini dimintakan pengesahan Kwatir
di atasnya, kecuali pergantian Andalan Nasional yang disahkan oleh Ketua
Majelis Pembimbing Nasional.
 
Pasal 58
Tugas dan tanggungjawab Kwartir Nasional
 
(1) Kwartir Nasional mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. memimpin Gerakan Pramuka selama masa bakti Kwartir Nasional ;
b. menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan melaksanakan keputusan
Musyawarah Nasional ;
c. menetapkan hal-hal yang tidak diatur dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan keputusan
Musyawarah Nasional dalam bentuk keputusan Kwartir Nasional;
d. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional dan
keputusan Kwartir Nasional ;
e. membina dan membantu kwartir daerah, gugusdepan di Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri, dan satuan karya ;
f. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Nasional ;
g. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta
dan organisasi masyarakat tingkat nasional yang sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada
Majelis Pembimbing Nasional ;
h. bekerjasama dengan badan/organisasi di luar negeri, yang program
dan tujuannya sasuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, khususnya
hubungan kerja dengan World Organization of Scout Movement
(WOSM) dan dengan World Association of Girl Guides and Girl
Scouts (WAGGGS) dengan sepengetahuan Majelis Pembimbing
Nasional ;
i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada
Musyawarah Nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
j. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Majelis Pembimbing Nasional dan Rapat Kerja
Nasional.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional bertanggungjawab
kepada Musyawarah Nasional.
 
 
Pasal 59
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Daerah
 
(1) Kwartir daerah mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya selama masa bakti
Kwartir Daerah ;

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 108


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan


Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional dan keputusan
Musyawarah Daerah ;
c. membina dan membantu Kwartir Cabang di wilayah daerahnya,
termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Daerahnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta
dan organisasi masyarakat tingkat daerah yang sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada
Majelis Pembimbing Daerahnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Nasional mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di daerahnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Daerah kepada
Musyawarah Daerah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Majelis Pembimbing Daerah dan Rapat Kerja
Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Daerah bertanggungjawab kepada
Musyawarah Daerah.
 
 

Pasal 60
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Cabang
 
(1) Kwartir cabang mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. memimpin Gerakan Pramuka di cabangnya selama masa bakti
Kwartir Cabang
b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan
Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan
Musyawarah Daerah, keputusan Kwartir Daerah, dan keputusan
Musyawarah Cabang ;
c. membina dan membantu Kwartir Ranting di wilayah cabangnya,
termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Cabangnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta
dan organisasi masyarakat tingkat cabang yang sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada
Majelis Pembimbing Cabangnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Daerah dan tembusan
kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan
Pramuka di cabangnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Cabang kepada
Musyawarah Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 109


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk


disampaikan kepada Majelis Pembimbing Cabang dan Rapat Kerja
Cabang ;
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Cabang bertanggungjawab kepada
Musyawarah Cabang.
 
Pasal 61
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Ranting
 
(1) Kwartir ranting mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. memimpin Gerakan Pramuka di rantingnya selama masa bakti
Kwartir Ranting ;
b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan
Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan
Musyawarah Daerah, keputusan Kwartir Daerah, keputusan
keputusan Musyawarah Cabang, keputusan Kwartir Cabang dan
keputusan Musyawarah Ranting ;
c. membina dan membantu Koordinator Desa, para Pembina Pramuka
di Gugusdepan dan para Pamong Satuan Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Rantingnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta
dan organisasi masyarakat tingkat ranting yang sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada
Majelis Pembimbing Rantingnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting dan dan
menyampaikan tembusannya kepada Kwartir Cabang mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di rantingnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Ranting kepada
Musyawarah Ranting sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk
disampaikan kepada Majelis Pembimbing Ranting dan Rapat Kerja
Ranting.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Ranting bertanggungjawab
kepada Musyawarah Ranting.
 
Pasal 62
Koordinator Gugusdepan di Desa/Kelurahan
 
(1) Gugusdepan yang ada di satu wilayah desa atau kelurahan dapat
dikoordinasikan oleh Koordinator Desa/Kelurahan yang dipilih dari
Pembina Gugusdepan di wilayah yang bersangkutan.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Koordinator Desa/Kelurahan dapat
dibantu oleh para Pembina Pramuka Penegak atau Pramuka Pandega.
 
Pasal 63
Tugas dan Tanggungjawab Kordinator Desa/Kelurahan
 
Koordinator Desa/Kelurahan mempunyai tugas dan tanggungjawab:

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 110


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. mengkoordinasikan kegiatan bersama antar Gugusdepan di wilayah desa


atau kelurahannya;
b. membantu pelaksanaan tugas Kwartir Ranting di desa/kelurahannya;
c. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing
Desa/Kelurahan;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan pejabat pemerintah dan
organisasi masyarakat di tingkat desa/kelurahan yang sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di wilayah desa atau kelurahannya;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Koordinator Desa/Kelurahan
kepada Kwartir Ranting dan Majelis Pembimping Desa/Kelurahan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 

Pasal 64
Gugusdepan
 
(1) Gugusdepan dikelola oleh Pembina Gugusdepan, dibantu oleh Pembina
Satuan dan Pembantu Pembina Satuan.
(2) Pembina Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah Gugusdepan dari
para Pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang
bersangkutan.
 
Pasal 65
Tugas dan Tanggungjawab Pembina Gugusdepan
 
(1) Pembina Gugusdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab :
a. mengelola Gugusdepannya selama masa bakti Gugusdepan ;
b. melaksanakan ketetapan Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting
dalam pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Gugusdepan dan ketentuan lain yang
berlaku ;
c. meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka dalam
Gugusdepannya ;
d. membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan, dan
keuangan Gugusdepan ;
e. menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di dalam
Gugusdepannya ;
f. mengkoordinasikan pembina satuan, dan bekerjasama dengan
Majelis Pembimbing Gugusdepan dan orangtua peserta didik ;
g. bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat di lingkungannya,
dengan Bantuan Majelis Pembimbing Gugusdepannya ;
h. menyampaikan laporan tahunan kepada Koordinator
Desa/Kelurahan, Kwartir Ranting, dan menyampaikan tembusannya
kepada Kwartir Cabang tentang perkembangan Gugusdepannya;
i. menyampaikan pertanggungjawaban gugusdepan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya pembina Gugusdepan bertanggungjawab
kepada Musyawarah Gugusdepan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 111


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
Pasal 66
Satuan Karya
 
(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) dibina oleh Pamong Saka dengan dibantu
oleh beberapa Instruktur Saka.
(2) Pamong Saka ditetapkan dan dilantik oleh Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang dari para Pembina Pramuka yang ada di wilayah kerjanya dan
secara ex-officio menjadi anggota Pimpinan Satuan Karya di Kwartir
Ranting atau Kwartir Cabangnya.
 
Pasal 67
Tugas dan tanggungjawab Pimpinan Saka dan Pamong Saka
 
(1) Pimpinan Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. membantu Kwartir dalam menentukan kebijaksanaannya mengenai
pemikiran, perencanaan dan petunjuk tehnis tentang kegiatan
Satuan Karya Pramuka ;
b. melaksanakan program kegiatan Saka yang telah ditentukan oleh
Kwartirnya ;
c. membantu Kwartir melaksanakan pembinaan dan pengembangan
Saka ;
d. mengadakan hubungan instansi atau badan lain yang berkaitan
dengan Sakanya, melalui Kwartirnya ;
e. bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir tentang
kegiatan Sakanya ;
f. melaksanakan koordinasi antara Pimpinan Saka di semua jajaran di
wilayah kerjanya ;
g. memberi laporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka
kepada kwartirnya, dengan tindasan kepada Pimpinan Saka dan
kwartir jajaran di atasnya ;
h. Pimpinan Saka dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada kwartir yang bersangkutan.
(2) Pamong Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengembangan
Sakanya ;
b. menjadi pendorong/motivator, pendamping dan pembangkit
semangat bagi anggota Sakanya, untuk meningkatkan diri dan
Sakanya ;
c. mengusahakan Instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan
Sakanya ;
d. mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik
dengan dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing,
Gugusdepan dan Saka lainnya ;
e. mengkoordinasikan Instruktur dengan Dewan Saka yang ada dalam
Sakanya ;
f. menjadi anggota Pimpinan Saka di kwartirnya dengan baik dan
bertanggungjawab ;
g. melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir, dan Pimpinan
Saka yang bersangkutan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 112


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
Pasal 68
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
 
(1) Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dipilih oleh
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, yang
disingkat Musppanitera di tingkat masing-masing, yang kemudian
disahkan oleh Kwartir.
(2) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris I dan II
d. Bendahar
e. Beberapa Anggota.
(3) Dewan Kerja dilantik oleh Ketua Kwartir jajarannya.
(4) Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi anggota,
pemberhentian anggota, dan penggantian anggota antar waktu.
(5) Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terpilih
seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua,
atau sebaliknya.
(6) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
adalah ex-officio anggota Kwartir/Andalan.
 
Pasal 69
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
 
(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing (Mabi), Kwartir/satuan di bawahnya, Andalan, dan dibantu
oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak suara.
(2) Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh unsur Mabi ;
b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(3) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan disahkan
oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
(4) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik bersama-sama
dengan pengurus Kwartir.
 
 

BAB IX
BIMBINGAN
 
Pasal 70
Majelis Pembimbing
 
(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap
Gugusdepan, Satuan Karya dan Kwartir membentuk Majelis
Pembimbing.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 113


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang
memberi bimbingan dan bantuan morel, organisatoris, materiel, dan
finansiel kepada Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(3) Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan ditentukan
oleh Ketua Majelis Pembimbing.
(4) Majelis Pembimbing wajib berkonsultasi secara periodik dengan
Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(5) Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya
Pramuka.
 
Pasal 71
Susunan
 
(1) Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur orangtua
pesertadidik dan tokoh masyarakat di lingkungan Gugusdepan yang
memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka
serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
(2) Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari
unsur-unsur tokoh masyarakat padd tingkat masing-masing yang
memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka
serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing.
(3) Majelis Pembimbing terdiri atas:
a. seorang Ketua ;
b. seorang atau beberapa orang Wakil Ketua ;
c. seorang atau beberapa orang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(4) Majelis Pembimbing membentuk Majelis Pembimbing Harian yang terdiri
atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh Wakil Ketua Majelis Pembimbing
atau salah seorang diantara Wakil Ketua ;
b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(5) Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan dipilih diantara anggota Majelis
Pembimbing Gugusdepan yang ada. Untuk jajaran Ranting, Cabang, dan
Daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Kepala Wilayah atau
Kepala Daerah setempat, sedangkan untuk tingkat Nasional Ketua
Majelis Pembimbing dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.
 
Pasal 72
Tata Kerja
 
(1) Majelis Pembimbing mengadakan hubungan timbal balik secara periodik
dengan Gugusdepan dan Kwartir yang bersangkutan.
(2) Majelis Pembimbing mengadakan Rapat Majelis Pembimbing sekurang-
kurangnya sekali dalam waktu satu tahun.
(3) Majelis Pembimbing Harian mengadakan Rapat Majelis Pembimbing
Harian Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
 
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 114


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

BAB X
MUSYAWARAH, RAPAT KERJA DAN REFERENDUM
 
Pasal 73
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
 
(1) Di dalam Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh
Musyawarah Nasional.
(2) Musyawarah Nasional diadakan lima tahun sekali.
(3) Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah
Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(4) Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dinyatakan
sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua per tiga
jumlah daerah.
(5) Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa
Kwartir Nasional atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per
tiga dari jumlah Kwartir Daerah yang ada, yang harus diajukan
secara tertulis kepada Kwartir Nasional dengan disertai alasan yang
jelas.
b. Jika enam bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir
Nasional belum juga mengadakan Musyawarah Nasional Luar
Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Nasional mengadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Nasional didesak para
pengusul, Kwartir Nasional belum juga mengadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
 
 
Pasal 74
Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
 
(1) Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
terdiri atas perutusan pusat dan perutusan daerah.
(2) Utusan pusat berjumlah 8 (delapan) orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Nasional seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Nasional dan 2 (dua) orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing
Nasional.
(3) Utusan setiap daerah berjumlah 8 (delapan) orang yang diberi kuasa
oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Daerah dan 2 (dua) orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing
Daerah.
(4) Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah masing-masing harus berusaha
supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan pusat dan daerah masing-masing mempunyai hak satu suara.
(6) Pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa,
Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul
peninjau disalurkan lewat utusan pusat atau daerah
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 115


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pasal 75
Acara Musyawarah Nasional
 
(1) Acara pokok Musyawarah Nasional adalah:
a. Penyampaian Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa
bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan ;
b. Penetapan Rencana Strategik Gerakan Pramuka untuk masa bakti
berikutnya ;
c. Penetapan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti
berikutnya ;
d. Penetapan Aanggaran Dasar Gerakan Pramuka ;
(2) Acara Musyawarah Nasional lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Nasional termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara
lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Nasional selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Kwartir Nasional dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Nasional
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka.
 

Pasal 76
Pemilihan Kwartir Nasional
 
(1) Musyawarah Nasional menetapkan kepemngurusan Kwartir Nasional
untuk masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Nasional memilih secara langsung Ketua Kwartir Nasional
dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Nasional
terpilih untuk membentuk Kwartir Nasional.
(3) Tim Formatur yang sekurang-kurangnya lima orang dan sebanyak-
banyaknya tujuh orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing
Nasional, Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah.
(4) Tim Formatur dalam waktu tiga bulan membentuk Kwartir Nasional
baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Majelis Pembimbing
Nasional untuk disahkan dan dilantik.
(5) Ketua Kwartir Nasional sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa
bakti secara berturut-turut.
(6) Kwartir Nasional lama, sejak selesainya Musyawarah Nasional sampai
dengan dilantiknya Kwartir Nasional baru berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
 
Pasal 77
Usul Kwartir Daerah untuk Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa
 
(1) Usul Kwartir Daerah harus diajukan secara tertulis, oleh Kwartir Daerah
kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya enam bulan sebelum
waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 116


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Selambat-lambatnya dua bulan sebelum Musyawarah Nasional, Kwartir


Nasional harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah
Nasional dan menyampaikannya kepada semua Kwartir Daerah.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
 
Pasal 78
Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar
Biasa
 
Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah
Nasional Darurat dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah
Nasional tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur pusat dan daerah.
 
Pasal 75
Cara Musyawarah Nasional Mengambil Keputusan
 
(1) Keputusan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
diusahakan agar dapat dicapai atas musyawarah untuk mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat
mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah
suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal
sebagai berikut:
a. jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia ;
b. pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi
seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan
Musyawarah Nasional Darurat tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
Keputusan Musyawarah Nasional/Daerah dan keputusan Kwartir
Nasional/Daerah yang bersangkutan.
 
Pasal 80
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
 
(1) Di dalam setiap daerah Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang
oleh Musyawarah Daerah.
(2) Musyawarah Daerah didakan lima tahun sekali.
(3) Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah
Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
(4) Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dinyatakan sah
jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua per tiga jumlah
cabangnya.
(5) Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa
Kwartir Daerah atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 117


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

tiga dari jumlah Kwartir Cabang yang ada di daerah itu dan usul
diajukan secara tertulis kepada Kwartir Daerah dengan disertai
alasan yang jelas.
b. Jika empat bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir
Daerah belum juga mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa,
pengusul berhak mendesak Kwartir Daerah mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah kwartir daerah didesak para
pengusul, Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
 
Pasal 81
Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
 
(1) Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa terdiri
atas perutusan Daerah dan perutusan Cabang.
(2) Utusan daerah terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir
Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Daerah dan
seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah.
(3) Utusan setiap cabang terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Cabang seorang diantaranya adalah Keua Dewan Kerja Cabang
dan seorang yang diberi kuasa oleh majelis pembimbing cabang.
(4) Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang masing-masing harus berusaha
supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan daerah dan cabang masing-masing berhak satu suara.
(6) Pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, Anggota
Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau
disalurkan lewat perutusan daerah atau cabang.
 

Pasal 82
Acara Musyawarah Daerah
 
(1) Acara pokok Musyawarah Daerah adalah:
a. Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa bakti termasuk
pertanggung-jawaban keuangan.
b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Daerah untuk masa bakti
berikutnya.
c. Menetapkan keoebgurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti
berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Daerah lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Daerah termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara
lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Daerah selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Kwartir Daerah dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Daerah

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 118


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir


Daerah.
 
Pasal 83
Pemilihan Kwartir Daerah
 
(1) Musyawarah Daerah menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk
masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Daerah memilih secara langsung Ketua Kwartir Daerah dan
Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Daerah
terpilih untuk membentuk Kwartir Daerah.
(3) Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-banyaknya
lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Daerah, Kwartir
Daerah dan Kwartir Cabang.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Daerah baru,
yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Nasional untuk
disahkan.
(5) Ketua Kwartir Daerah sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa
bakti secara berturut-turut.
(6) Kwartir Daerah lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah sampai
dengan dilantiknya Kwartir Daerah baru, berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
 

Pasal 84
Usul Kwartir Cabang untuk Musyawarah Daerah atau
Musyawarah Daerah Luar Biasa
 
(1) Usul Kwartir Cabang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu setengah bulan sebelum Musyawarah Daerah
atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Daerah harus
sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Daerah dan
menyampaikannya kepada semua Kwartir Cabang dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Daearh Gerakan Pramuka.
 

Pasal 85
Pimpinan Musyawarah Daerah
 
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dipimpin oleh suatu
presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah tersebut, dan terdiri atas
unsur-unsur daerah dan cabang.
 
 
Pasal 86
Cara Musyawarah Daerah Mengambil Keputusan
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 119


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(1) Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, diusahakan


agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, dapat
mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah
suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal
sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi
seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa,
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional dan
keputusan Kwartir Nasional.
 
Pasal 87
Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
 
(1) Di dalam setiap cabang Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang
oleh Musyawarah Cabang.
(2) Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.
(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
(4) Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa dinyatakan
sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua per tiga
jumlah ranting.
(5) Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa
Kwartir Cabang atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per
tiga dari jumlah Kwartir Ranting yang ada di cabang itu dan usul
diajukan secara tertulis kepada Kwartir Cabang dengan disertai
alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir
Cabang belum juga mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa,
pengusul berhak mendesak Kwartir Cabang mengadakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Cabang didesak para
pengusul, Kwartir Cabang belum juga mengadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Cabang Luar Biasa.
 

Pasal 88
Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 120


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(1) Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa,


terdiri atas utusan cabang dan ranting.
(2) Utusan cabang terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir
Cabang, seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Cabang dan
seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Cabang.
(3) Utusan setiap ranting terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Ranting
dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting.
(4) Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting masing-masing harus berusaha
supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan cabang dan ranting masing-masing berhak satu suara.
(6) Pada Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, Anggota
Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau
disalurkan lewat utusan cabang atau ranting
 
Pasal 89
Acara Musyawarah Cabang
 
(1) Acara pokok musyawarah cabang adalah:
a. Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa bakti termasuk
pertanggung-jawaban keuangan.
b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Cabang untuk masa bakti
berikutnya.
c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti
berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Cabang lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Cabang termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara
lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Cabang selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Kwartir Cabang dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Cabang
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir
Cabang.
 
Pasal 90
Pemilihan Kwartir Cabang
 
(1) Musyawarah Cabang menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk
masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Cabang memilih secara langsung Ketua Kwartir Cabang
dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Cabang
terpilih untuk membentuk Kwartir Cabang.
(3) Tim Formatur sekurang-kurngnya tiga orang dan sebanyak-banyaknya
lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Cabang, Kwartir
Cabang dan Kwartir Ranting.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Cabang baru,
yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Daerah untuk disahkan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 121


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(5) Ketua Kwartir Cabang sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa


bakti berturut-turut.
(6) Kwartir Cabang lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang sampai
dengan dilantiknya Kwartir Cabang baru berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
 
Pasal 91
Usul Kwartir Ranting untuk Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa
 
(1) Usul kwartir Ranting harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Cabang harus
sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Cabang dan
menyampaikannya kepada semua Kwartir Ranting dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka.
 
Pasal 92
Pimpinan Musyawarah Cabang Pimpinan Sidang

Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dipimpin oleh


suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang tersebut, dan terdiri
atas unsur-unsur cabang dan ranting.
 
Pasal 93
Cara Musyawarah Cabang Mengambil Keputusan
 
(1) Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa,
diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dapat
mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah
suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai
berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi
seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa,
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional/Daerah dan
Keputusan Kwartir Nasional/Daerah.
 
Pasal 94
Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 122


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

 
(1) Di dalam setiap ranting Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang
oleh Musyawarah Ranting.
(2) Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali.
(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Ranting dapat diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa.
(4) Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa dinyatakan
sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua per tiga
jumlah Gugusdepan di rantingnya.
(6) Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Ranting Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa
Kwartir Ranting atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per
tiga dari jumlah Gugusdepan yang ada di ranting itu dan usul
diajukan secara tertulis kepada Kwartir Ranting dengan disertai
alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir
Ranting belum juga mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa,
pengusul berhak mendesak Kwartir Ranting mengadakan
Musyawarah Ranting Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Ranting didesak para
pengusul, Kwartir Ranting belum juga mengadakan Musyawarah
Ranting Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Ranting Luar Biasa.
 
Pasal 95
Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa
 
(1) Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa,
terdiri atas perutusan ranting dan Gugusdepan.
(2) Utusan ranting terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh Kwartir
Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Ranting dan
seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting.
(3) Utusan Gugusdepan terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh
Pembina Gugusdepan, seorang diantaranya adalah Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega di Gugusdepan dan seorang yang diberi kuasa
oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan.
(4) Kwartir Ranting dan Gugusdepan masing-masing harus berusaha supaya
utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan ranting dan Gugusdepan masing-masing berhak satu suara.
(6) Pada Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, Anggota
Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau
disalurkan lewat utusan ranting atau gugusdepan.
 

Pasal 96
Acara Musyawarah Ranting
 
(1) Acara pokok Musyawarah Ranting adalah:
a. Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa bakti termasuk
pertanggung-jawaban keuangan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 123


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Mentapkan Rencana Kerja Kwartir Ranting untuk masa bakti


berikutnya.
c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti
berikutnya.
(2) Acara Musyawarah Ranting lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
(3) Acara Pertanggungjawaban Kwartir Ranting termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara
lainnya.
(4) Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Ranting selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Kwartir Ranting dengan bantuan seorang ahli
administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Ranting
harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir
Ranting.
 
Pasal 97
Pemilihan Kwartir Ranting
 
(1) Musyawarah Ranting menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk
masa bakti berikutnya.
(2) Musyawarah Ranting memilih secara langsung Ketua Kwartir Ranting
dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Ranting
terpilih untuk membentuk Kwartir Ranting.
(3) Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-banyaknya
lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting, Kwartir
Ranting dan Gugusdepan.
(4) Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Ranting baru,
yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Cabang untuk
disahkan.
(5) Ketua Kwartir Ranting sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa
bakti berturut-turut.
(6) Kwartir Ranting lama, sejak selesainya Musyawarah Ranting sampai
dengan dilantiknya Kwartir Ranting baru berstatus demisioner dan
bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
 
Pasal 98
Usul Gugusdepan untuk Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa
 
(1) Usul Gugusdepan harus diajukan secara tertulis, oleh Pembina
Gugusdepan kepada Kwartir Ranting selambat-lambatnya dua bulan
sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Ranting atau Musyawarah
Ranting Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Ranting sudah
menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Ranting dan
menyampaikannya kepada semua Gugusdepan dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Ranting Gerakan Pramuka.
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 124


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pasal 99
Pimpinan Musyawarah Ranting
 
Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dipimpin oleh
suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Ranting tersebut, dan terdiri
atas unsur-unsur ranting dan Gugusdepan.
 
Pasal 100
Cara Musyawarah Ranting Mengambil Keputusan
 
(1) Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, diusahakan
agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dapat
mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah
suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai
berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia;
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi
seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa,
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah,
Cabang, dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang.
 
Pasal 101
Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
 
(1) Di dalam setiap Gugusdepan Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi
dipegang oleh Musyawarah Gugusdepan.
(2) Muyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali.
(3) Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa.
(4) Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua
per tiga jumlah orang yang berhak hadir dalam Musyawarah
Gugusdepan.
(5) Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Gugusdepan luar biasa diselenggarakan atas prakarsa
Pembina Gugusdepan atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua
per tiga dari jumlah orang yang berhak menghadiri Musyawarah
Gugusdepan dan harus diajukan secara tertulis kepada Pembina
Gugusdepan dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Pembina
Gugusdepan belum juga mengadakan Musyawarah Gugusdepan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 125


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

luar biasa, pengusul berhak mendesak Pembina Gugusdepan untuk


mengadakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Gugusdepan didesak para
pengusul, Gugusdepan belum juga mengadakan musyawarah
gugusdepan luar biasa, maka para pengusul dapat
menyelenggarakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
 
Pasal 102
Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa
 
(1) Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa, terdiri atas para Pembina Pramuka, para Pembantu Pembina
Pramuka, perwakilan Dewan Ambalan, dan perwakilan Dewan Racana,
dan perwakilan Majelis Pembimbing Gugusdepan.
(2) Pada Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa, setiap peserta yang hadir berhak satu suara.
 
Pasal 103
Acara Musyawarah Gugusdepan
 
(1) Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah:
a. Pertanggungjawaban Gugusdepan selama masa baktinya, termasuk
pertanggung-jawaban keuangan.
b. Menetapkan Rencana Kerja Gugusdepan untuk masa bakti
berikutnya.
c. Memilih Pembina Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya.
(2) Acara pertanggungjawaban gugusdepan termasuk pertanggungjawaban
keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya.
(3) Pertanggungjawaban keuangan Gugusdepan selama masa baktinya,
yang dibuat oleh Gugusdepan dengan bantuan seorang ahli administrasi
keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Gugusdepan harus
diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan.
 
Pasal 104
Pemilihan Pembina Gugusdepan
 
(1) Musyawarah Gugusdepan menetapkan Pembina Gugusdepan untuk
masa bakti berikutnya.
(2) Pembina Gugusdepan dipilih secara langsung oleh Musyawarah
Gugusdepan.
(3) Pembina Gugusdepan yang lama dapat dipilih kembali.
(3) Pembina Gugusdepan lama, sejak selesainya Musyawarah Gugusdepan
sampai dengan dilantiknya Pembina Gugusdepan baru berstatus
demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
 
Pasal 105
Usul Peserta untuk Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 126


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(1) Usul peserta Musyawarah Gugusdepan harus diajukan secara tertulis


kepada Pembina Gugusdepan oleh yang berhak hadir pada Musyawarah
Gugusdepan selambat-lambatnya satu bulan sebelum waktu
pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya dua minggu sebelum Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa dilaksanakan, Pembina
Gugusdepan sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah
Gugusdepan dan menyampaikannya kepada semua orang yang berhak
hadir dalam Musyawarah Gugusdepan itu.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur oleh Pembina
Gugusdepan.
 
Pasal 106
Pimpinan Musyawarah Gugusdepan
 
Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, dipimpin
oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan itu.
 
Pasal 107
Cara Musyawarah Gugusdepan Mengambil Keputusan
 
(1) Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan
mufakat.
(2) Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah
suara yang hadir.
(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai
berikut :
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara
dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia.
b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi
seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
(4) Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar
Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional,
Daerah, Cabang, Ranting dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah,
Cabang, Ranting.
 
Pasal 108
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera
 
(1) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera (Musppanitera
diselenggarakan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung
aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega khususnya dalam
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
(2) a. Musppanitera diselenggarakan sebelum Musyawarah Kwartirnya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 127


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Hasil Musppanitera Nasional merupakan bagian dari Rencana


Strategik Gerakan Pramuka.
(3) Peserta Musppanitera terdiri atas :
a. Dewan Kerja yang bersangkutan ;
b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat Ranting
atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk tingkat yang lain ;
c. Andalan sebagai penasehat ;
d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali Musppanitera
Nasional.
 
Pasal 109
Acara Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera
 
(1) Acara pokok Musppanitera adalah :
a. Laporan Pertanggungjawaban Kebijakan yang dibuat oleh Dewan
Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan Rencana Kerja.
b. Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
wilayah kerjanya selama masa bakti.
c. Memberi masukan untuk kebijakan Kwartir dalam pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
d. Memilih calon anggota Dewan Kerja masa bakti berikutnya.
(2) Acara Musppanitera lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.
 
Pasal 110
Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak
dan Pandega Puteri Putera
 
(1) Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera,
diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila keputusan tidak tercapai melalui musyawarah maka keputusan
diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.
 
Pasal 111
Rapat Kerja dan Sidang
 
(1) Rapat Kerja diselenggarakan oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai
langkah pengendalian operasional.
(2) Rapat Kerja diselenggarakan satu tahun sekali di awal tahun program.
(3) Peserta Rapat Kerja terdiri atas :
a. Untuk Rapat Kerja Gugusdepan diikuti oleh :
1) Pembina Gugusdepan
2) Pembina satuan
3) Unsur pesertadidik.
b. Untuk Rapat Kerja Kwartir sedikitnya diikuti oleh :
1) Andalan Kwartir yang bersangkutan.
2) Ketua dan Sekretaris Kwartir di bawahnya atau Pembina
Gugusdepan untuk Kwartir Ranting.
3) unsur Dewan Kerja atau unsur Dewan Ambalan dan Dewan
Racana untuk Kwartir Ranting.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 128


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(4) Sidang Paripurna Pramuka Penegak dan Pandega merupakan wahana


bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai langkah pengendalian
operasional pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
(5) Sidang Paripurna dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
(6) Sidang Paripurna dilaksanakan setelah Sidang Paripurna jajaran di
atasnya, kecuali Sidang Paripurna Nasional.
(7) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas :
a. Dewan Kerja yang bersangkutan ;
b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat Ranting
atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk tingkat lain ;
c. Andalan sebagai penasehat ;
d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali Sidang
Paripurna Nasional.
 
Pasal 112
Referendum
 
(1) Referendum diadakan apabila menghadapi persoalan yang mendesak
yang harus diputuskan dan tidak dapat diputuskan sendiri oleh Kwartir,
sementara tidak mungkin untuk menyelenggarakan Musyawarah.
(2) Referendum dapat diselenggarakan oleh semua Kwartir.
(3) Referendum dilaksanakan secara tertulis, jelas, dan disusun sedemikian
rupa sehingga jawaban atas referendum itu cukup dengan setuju atau
tidak setuju.
(4) Batas waktu memberi jawaban atas referendum itu ditentukan dan
diumumkan.
(5) Referendum itu disepakati dan diterima jika disetujui oleh lebih dari
seperdua jumlah pihak yang mempunyai hak suara, yaitu jumlah
Kwartir/Gugusdepan yang ada di wilayahnya.
(6) Hasil referendum diumumkan oleh Kwartir yang bersangkutan kepada
semua jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, selambat-lambatnya
satu bulan setelah pelaksanaan.
 
 
BAB XI
KEKAYAAN
 
Pasal 113
Pengertian dan Jenis
 
(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri atas :
a. Benda tak bergerak
b. Benda bergerak
c. hak milik atas kekayaan intelektual.
(2) Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan.
(3) Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan, perlengkapan
kantor, surat berharga, dan uang tunai.
(4) Hak milik intelektual yaitu hak atas merek, paten, dan hak cipta Gerakan
Pramuka, baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan dikelak
kemudian hari, antara lain :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 129


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Lambang/tanda gambar silhouette Tunas Kelapa


b. Tulisan,/publikasi Gerakan Pramuka.
 
Pasal 114
Pendapatan
 
(1) Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari :
a. iuran anggota ;
b. bantuan Majelis Pembimbing ;
c. sumbangan masyarakat yang tidak mengikat ;
d. sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode
Kehormatan Gerakan Pramuka ;
e. usaha dana, badan usaha, koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka
f. Royalti atas hak milik intelektual yang dimiliki Gerakan Pramuka.
(2) Pendapatan Gerakan Pramuka yang berupa finansial disimpan di bank
atas nama organisasi Gerakan Pramuka.
 
Pasal 115
Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan
 

Pengelolaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan kekayaan dilaksanakan


oleh Pengurus Kwartir masing-masing jajaran berdasarkan keputusan rapat
pengurus Kwartir/Gugusdepan.

 
Pasal 116
Iuran dan Usaha Dana
 
(1) Iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
(2) Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk oleh
pengurus Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain perseroan,
dan koperasi atau dalam bentuk yayasan, dan secara insidental
berwujud panitia usaha dana.
(4) Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab kepada
Kwartir yang bersangkutan dan secara berkala memberikan laporannya.
 

Pasal 117
Pengawasan
 
(1) Pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan Kwartir, serta
lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan Gerakan Pramuka.
(2) Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
dilaporkan dalam Musyawarah Kwartir yang bersangkutan.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 130


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(3) Neraca tahun anggaran Kwartir diinformasikan di dalam Rapat Kerja


Kwartir.
(4) Apabila diperlukan, Kwartir dapat menggunakan jasa akuntan publik.
 
BAB XII
ATRIBUT
 
Pasal 118
Lambang
 
(1) Lambang Gerakan Pramuka adalah silhuette tunas kelapa, yang
melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka hendaknya
serba guna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
(2) Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan tanda
pengenal Gerakan Pramuka, yang warnanya disesuaikan dengan
penggunaannya.
 
Pasal 119
Bendera
 
(1) Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan
berukuran tiga berbanding dua, berwarna dasar putih ditengah-
tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah.
(2) Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran
lebar 1/10 dari lebar bendera, letaknya 1/10 dari lebar bendera dari sisi
atas dan sisi bawah.
(3) Pada bagian tepi tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang
lebar bendera dengan ukuran lebar 1/8 dari panjang bendera dengan
tulisan untuk Kwartir, nama Kwartir dan untuk Gugusdepan nama
Kwartir dan nomor Gugusdepan.
 
Pasal 120
Panji
 
(1) Gerakan Pramuka memiliki Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan
Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka oleh
Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 448 Tahun 1961 tanggal 14 Agustus 1961.
(2) Panji yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disebut Panji Gerakan
Pramuka yang disimpan di kantor Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
dan dikeluarkan pada setiap peringatan Hari Pramuka.
 
Pasal 121
Hymne
 
Hymne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka karangan
Husein Mutahar, yang syair dan lagunya berbunyi :

Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila


Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 131


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Agar jaya Indonesia


Indonesia tanah airku. Kami jadi pandumu.
 
Pasal 122

Pakaian Seragam
 
(1) Pakaian seragam Pramuka dimaksudkan untuk menarik, menimbulkan
rasa bangga anggotaGerakan Pramuka, mendidik disiplin dan kerapihan,
serta menimbulkan rasa persatuan dan persaudaraan.
(2) Warna pakaian seragam pramuka adalah cokelat muda untuk bagian
atas, dan cokelat tua untuk bagian bawah, serta merah putih untuk pita
dan setangan leher.
(3) Warna cokelat muda dan cokelat tua dimaksudkan untuk mengingatkan
kaum muda akan perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia pada
masa perang kemerdekaan.
 
Pasal 123
Lencana dan Tanda-tanda
 
Anggota Gerakan Pramuka puteri, selain mengenakan lencana Gerakan
Pramuka, juga mengenakan lencana World Association of Girl Guides and Girl
Scouts, sedang anggota putera mengenakan lencana World Organization of
Scout Movement pada pakaian seragamnya.
 
 
BAB XIII
PEMBUBARAN
 

Pasal 124
Akibat Hukum dari Pembubaran
 

Apabila terjadi pembuibaran Gerakan Pramuka maka untuk penyelesaian


harta benda milik seluruh Gerakan Pramuka dibentuk panitia penyelesaian
harta benda, yang dibentuk oleh Musyawarah Nasional yang diadakan khusus
untuk itu.

BAB IX
LAIN-LAIN
 
Pasal 125
Petunjuk Penyelenggaraan
 
(1) Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
ini akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau pedoman lain.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 132


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(2) Petunjuk Penyelenggaraan atau pedoman tidak boleh bertentangan


dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
(3) Petunjuk Penyelenggaraan ditetapkan dengan keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
 
Pasal 126
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
 
Perubahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
 
BAB XV
PENUTUP
 
Pasal 127
Penutup
 
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan oelh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka berdasarkan wewenang yang dilimpahkan
oleh Musyawarah Nasional VI Tahun 1998 di Jakarta, sesudah Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka disahkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 1999.
 
Jakarta, 22 Juli 1999.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
 
ttd.
 
H.A. Rivai Harahap.
 
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 133


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 64 TAHUN 1997

TENTANG

PENGGOLONGAN PESERTA DIDIK BERDASARKAN USIA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan


Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1993
sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1993
Nomor : 05/MUNAS/93, pada tanggal 12 sampai
dengan 13 November 1996 Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka telah menyelenggarakan Lokakarya
Penggolongan Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka;
2. Bahwa sebagai pelaksanaan lokakarya tersebut telah
disampaikan laporan pelaksanaan dan rekomendasi
lokakarya, dan berkenaan dengan itu perlu
mengukuhkan hasil lokakarya tersebut;

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;


2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
Tahun 1993 Nomor : 05/MUNAS/93;
3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

Memperhatikan : 1. Rekomendasi Lokakarya Penggolongan Peserta didik


Dalam Gerakan Pramuka;
2. Saran Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Penggolongan usia peserta didik dalam Gerakan Pramuka
tetap seperti yang berlaku sekarang ini, sebagaimana
tercantum dalam ayat (2) Pasal 36 Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, yaitu :
Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun;
Pramuka Penggalang berusia 11 tahun sampaidengan 15
tahun;
Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20
tahun;
Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25
tahun.

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 April 1997

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 134


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka,
Ketua,

TTD

H. Himawan Soetanto.
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998
TENTANG
PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang : bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga sebagaimana


ditetapkan dengn Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka nomor 131/KN/76 Tahun 1976, perlu disesuaikan
dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku dewasa ini.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.193
Tahun 1998 tentang Penyesuaian Petunjuk
Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Menyesuaikan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga,
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini

Kedua : Mengintruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk


mendorong dan membantu para pembina Pramuka untuk
melaksanakan dengan giat Pesta Siaga dalam upaya
pencapaian Pramuka Garuda.

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta.

Pada tanggal : 21 Oktober 1998

Ketua Nasional Gerakan Pramuka


Ketua

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 135


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Letjen TNI (Purn) H. Himawan


Soetanto, SSos.

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998

PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran


Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka perlu adanya usaha dan
kegiatan untuk membangkitkan, mengatur, mendorong,
mengarahkan, dan mengendalikan keinginan, semangat dan daya
kemampuan anak-didik/Pramuka Siaga
b. Dalam pengarahan dan pengendalian keinginan, semangat dan
daya kemampuan anak didik perlu ditanamkan, dipupuk dan
dikembangkan
1) kesadaran beragama untuk taqwa dan cinta pada Tuhan Yang
Maha Esa
2) kesadaran berkaidah untuk mengetahui dan menghayati apa
yang baik (menguntungkan) dan apa yang tidak baik
(merugikan) dalam hubungan antara sesama manusia,
berdasarkan ideologi Pancasila
3) kesadaran sosial untuk memiliki rasa
persahabatan/persaudaraan baik antar Pramuka maupun
antara Pramuka dan masyarakat
4) kesadaran berbangsa dan bernegara untuk memiliki rasa cinta
pada lam, bangsa dan negara Indonesia, serta mempertebal
kepercayaan pada diri sendiri
c. Dalam rangka pembangunan masyarakat dan pembangunan
bangsa, maka penanaman dan pembinaan kesadaran tersebut
dalam butir 1b. harus dimulai pada anak didik seumur Pramuka
Siaga, sebagai tugas awal gerakan Pramuka, untuk kemudian
secara bertahap ditingkatkan menjadi kesadaran hukum, tertib

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 136


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

masyarakat, kesadaran bermasyarakat dan berpemerintah melalui


tingkatan Penggalang, Penegak dan Pandega
d. Tugas awal gerakan Pramuka dalam rangka mendidik anak dan
pemuda adalah menggali/membangkitkan prinsip-prinsip
kemanusiaan, ciptaan Tuhan Yang Maha Adil yaitu antara lain :
1) kejujuran
2) keadilan
3) kerelaan berkorban
e. Prinsip-prinsip kemanusiaan itu harus diperkuat dengan keberanian,
kesabaran/ketabahan dan keuletan, untuk kemudian dikembangkan
menjadi ketaatan/disiplin, rasa tanggung jawab dan kepemimpinan
(leadership)
f. Akhirnya setiap anak didik harus disiapkan untuk memiliki :
1) pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan
segala tugas dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat
Indonesia
2) kekuatan lahir dan batin untuk mengatasi segala kesulitan dan
tantangan dalam melaksanakan tugas tersebut
3) semangat untuk dapat menyelesaikan tugas itu, dengan sukses
dan bermanfaat bagi pribadinya, masyarakat dan bangsa
Indonesia
g. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut dalam butir 1a. adalah
penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagai suatu pertemuan Pramuka,
khusus untuk golongan Siaga
h. Dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan,
persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan para
Pramuka Siaga, perlu diselenggarakan Pesta Siaga, yang
disesuaikan dengan keperluan, keadaan, keinginan, kepentingan,
dan perkembangan :
1) anak didik Pramuka Siaga
2) masyarakat setempat

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai
pedoman bagi Kwartir dan Satuan Pramuka untuk
menyelenggarakan Pesta Siaga yang berhasil-guna dan sebaik-
baiknya
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar segala usaha
dalam rangka pencapaian tujuan gerakan Pramuka, seperti
tercantum dalam Anggaran Dasar pasal 4

3. Ruang Lingkup
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang
berhubungan dengan penyelenggaraan Pesta Siaga yaitu :
a. Pengertian, Sasaran dan Fungsi Pesta Siaga
b. Pola umum kegiatan dalam Pesta Siaga
c. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana
d. Dukungan administrasi
e. Lain-lain

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 137


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4. Dasar

a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka


b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
c. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka
d. Surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no. 193 Tahun
1998, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka

BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA

5. Pengertian

a. Pesta Siaga adalah pertemuan para Pramuka Siaga, yang berisi


acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa Gugusdepan
Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan kegiatan untuk Siaga yang bentuk
kegiatannya dipilih dan diselenggarakan sesuai dengan :
1) keadaan, kepentingan dan perkembangan anak didik
2) keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat
setempat

6. Sasaran
Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan
kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame Pramuka Siaga

7. Fungsi
Fungsi Pesta Siaga adalah
a. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan masing-
masing
b. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan
kecakapan antar sesama Pramuka Siaga
c. Membina hubungan baik antara gerakan Pramuka dengan
masyarakat

8. Pemisah
a. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Siaga, Pesta
Siaga putera dan Pesta Siaga puteri, masing-masing
diselenggarakan terpisah
b. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan sepengetahuan dan
tanggung jawab para Pembina Pramuka dan majelis pembimbing
yang bersangkutan, Pesta Siaga putera dan puteri dapat
diselenggarakan bersama-sama

BAB III
POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA

9. Tingkat Penylenggaraan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 138


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Pesta Siaga dapat diselenggarakan di tingkat :


1) Desa yang diikiuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam desa
yang bersangkutan
2) Kecamatan yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam
kecamatan yang bersangkutan
3) Cabang yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam
cabang yang bersangkutan
b. Pesta Siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa desa,
kecamatan dan/atau dan antar cabang yang bersangkutan
c. Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, Pesta Siaga tidak
diselenggarakan di tingkat daerah, atau di tingkat nasional,
sehubungan dengan keadaan dan kemampuan wilayah dan anak
didik setempat
d. Pesta Siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua Siaga dari
semua perindukan dilingkungan tersebut
e. Berdasarkan beberapa sebab tertentu (tempat, fasilitas, dan lain-
lain) dalam penentuan peserta, penyelenggaraan dapat
menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungin dihindari adanya
persyaratan peserta atas dasar kejuaraan

10. Landasan dan Bentuk Kegiatan

a. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilandasi jiwa Pramuka seperti


yang tersurat dan tersirat dalam satya dan dharma Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan satu-satunya Pertemuan Pramuka untuk
golongan Siaga
c. Pesta Siaga dapat berbentuk :
1) rekreasi,
2) permainan bersama,
3) darmawisata,
4) pasar Siaga (bazar),
5) ketangkasan dan ketrampilan,
6) karnaval,
7) perkemahan siang hari (dagkamp),
8) pameran (exposisi),
9) pentas seni budaya, dan
10) lain-lain

11. Sifat Kegiatan

a. Pesta Siaga bukan perlombaan untuk mencari kejuaraan. Sesuai


dengan perkembangan jasmani dan rokhani Pramuka Siaga, Pesta
Siaga besifat :
1) hiburan/rekreatif
2) kreatif
3) riang gembira dan
4) banyak gerak
b. Untuk memberi semangat dan gairah Pramuka Siaga, dengan tidak
mengurangi semua sifat Pesta Siaga, sebagian acara kegiatannya
dapat dilombakan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 139


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

12. Pengaturan/Penyusunan Acara Kegiatan


a. Acara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun sesuai
dengan :
1) Bentuk Pesta Siaga antara lain :
a) dalam karnaval ada lomba topeng, pameran pakaian lucu,
sepeda hias, dan lain-lain
b) dalam permainan bersama ada permainan ketangkasan,
ketrampilan dan lain-lain
c) dalam pentas seni budaya, dapat dilihatkan macam-
macam kemampuan Siaga, senitari, senisuara, senilukis,
deklamasi, dan lain-lain
2) Keadaan dan kemampuan setempat, misalnya :
a) darmawisata kepantai, keluar kota melihat pemandangan,
kekebun binatang, dan lain-lain
b) meninjau tempat dan peninggalan besejarah, museum
dan lain-lain
3) Perkembangan jasmani dan rokani Pramuka Siaga, sehingga
semua kegiatan itu tidak terlalu melemah, dan tidak
mengambil alih kegiatan golongan Pramuka lain
b. Penyajian secara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun
secara berencana, agar :
1) beraneka ragam (bervariasi), menarik, membangkitkan
suasana riang gembira, membanggakan, memuaskan dan
tidak menjemukan
2) menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kecerdasan, ketrampilan,
ketangkasan dan ketajaman indera
3) menimbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut
bertanggungjawab
4) memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia
kawan, suka menolong dan ikut berusaha menciptakan
persatuan dan kesatuan bangka serta perdamaian dunia
5) memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia
6) pempertebal kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

13. Pedoman Pelaksanaan

a. Kegiatan dalam Pesta Siaga harus mengandung pendidikan.


Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan
manusia yang baik, sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam
syarat kecakapan umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus
(SKK). Selanjutnya Pesta Siaga supaya dikembangkan sesuai
dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada
nilai-nilai :
1) agama
2) filsafat pancasila
3) persahabatan dan persaudaraan
4) perkembangan ekonomi dan teknologi
5) perkembangan nasional

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 140


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

6) seni budaya, olah raga, kesejahteraan keluarga, dan


lingkungan
7) keamanan dan ketertiban lingkungan dan
8) lain-lain
b. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga memberi kesempatan :
1) belajar
2) berlatih
3) bekerja
4) beribadat
5) berbakti dalam suasana riang gembira
c. Semua kegiatan Pesta Siaga dilaksanakan dengan :
1) penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, yang pelaksanaannya diserasikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat
dan bangsa Indonesia
2) banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi Siaga
yaitu dengan :
a) belajar sambil bekerja (learning by doing)
b) membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan Siaga
c) membuat selingan dan menggiring kegiatan Siaga
dengan lagu-lagu gembira
d) menyelenggarakan kegiatan dengan banyak gerak
(dinamis) dan menghindari sejauh-jauhnya kegiatan
melalui ceramah
e) kegiatan sederhana, mudah dipahami, dan mudah
dilaksanakan
3) penggunaan sistem among, yang mengharuskan Pembina
Pramuka mempunyai sikap laku :
a) ing ngarso sung tulada (di depan memberi teladan)
b) ing madya mangun karsa (di tengah membangun
semangat)
c) tut wuri handayani (di belakang memberi daya) dan yang
pelaksanaannya untuk golongan Siaga, dititik beratkan
kepada “ing ngarso sung tulada”

BAB IV
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN
DAN TATA-LAKSANA

14. Perencanaan

a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, perlu dibentuk panitia


penyelenggaraan Pesta Siaga yang wajib memikirkan,
merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan
menyelesaikan segala tugas yang dibebankan kepadanya dengan
tertib dan penuh tanggungjawab
b. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama, dan
terperinci, lengkap dan sistematis, meliputi :
1) bentuk kegiatan Pesta Siaga

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 141


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

2) tujuan dan maksud Pesta Siaga


3) tempat dan waktu penyelenggaran
4) susunan panitia penyelenggara (tugas struktur organisasi,
personalia, pembagian kerja, dan lain-lain)
5) tahap-tahap pelaksanaan kerja
6) perincian acara kegiatan
7) ketentuan mengenai peserta
8) perlengkapan dan perbekalan
9) rencana biaya
10) penelitian, pengawasan dan penilaian dan
11) lain-lain

15. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga disusun
secara seksama, terperinci, lengkap dan sistematis, sesuai
dengan :
1) acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja masing-
masing bagian
2) tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya
3) rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan tepat
guna dari kerja panitia itu
b. Pesta Siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang
bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab dan
pengabdian secara sukarela, gotong-royong, akrab dan bersaudara,
diserta usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya
c. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan bukan
anggota Gerakan Pramuka
d. Dalam penyelenggaraan Pesta Siaga digunakan tenaga Penegak
dan Pandega sebagai anggota panitia penyelenggara untuk
membantu para Pembina Pramuka, supaya pengetahuan dan
pengalaman mereka bertambah
e. Pesta Siaga diselenggarakan :
1) antar Gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali
2) di tingkat Kwarran,atau antar desa yang berdekatan 6 bulan
sekali
3) di tingkat cabang atau antar kecamatan yang berdekatan
setahun sekali
4) antar Gugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan
kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang
bersangkutan

16. Pembagian Kewajiban, Wewenang dan Tanggungjawab

a. Penyelenggara Pesta Siaga merupakan kewajiban, wewenang dan


tanggung jawab :
1) Pimpinan Gudep untuk antar gudep
2) Kwarran untuk tingkat kecamatan
b. Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah atau nasional,
tetapi Kwarnas dan Kwarda mempunyai kewajiban untuk memberi
petunjuk, rangsangan, bimbingan dan saran serta

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 142


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

menyebarluaskan semua pengalaman tentang penyelenggaraan


Pesta Siaga ke daerah lainnya

17. Pengawasan dan Penilaian


a. Pengawasan harus dilakukan oleh semua team yang ditunjuk oleh
kwartir cabang atau koratan yang bersangkutan dengan tugas
mengusahakan agar Pesta Siaga berlangsung dengan baik dan
berakhir dengan hasil yang gemilang
b. Penilaian ditugaskan kepada suatu team penilai. Data untuk
penilaian didapat dari panitia penyelenggara dari peserta dan dari
pihak-pihak lain yang bersangkutan atas penyelenggaraan Pesta
Siaga itu sehingga hasilnya dapat obyektif
18. Laporan
a. Segera setelah Pesta Siaga selesai maka panitia penyelenggara
harus menyerahkan suatu laporan tertulis, yang memberi
gambaran tentang jalannya Pesta Siaga sejak dari tahap pemikiran
sampai dengan tahap penyelesaiannya kepada Kwartir Cabang
yang bersangkutan
b. Dalam laporan Pesta Siaga tersebut harus dimuat antara lain :
1) pemikirannya
2) perencanaannya
3) persiapannya
4) pelaksanaannya
5) penyelesaiannya
6) panitianya
7) peserta dan pengawasannya
8) kesulitan hambatan dan usaha mengatasinya
9) hasil kegiatan Pesta Siaga itu
10) hasil penilaian atas penyelenggaraan dan kegiatannya
11) pertanggungjawaban keuangan
12) kesimpulan
13) saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan datang
c. Laporan Pesta Siaga seperti yang dimaksud dalam pt.18a dan b
diatas dikirim kepada :
1) Kwartir Ranting dan Kwartir Cabangnya sebagai laporan
pertanggungjawaban
2) Majelis Pembimbing, instansi pemerintah, swasta dan
masyarakat yang telah memberikan bantuan sebagai laporan
pertanggungjawaban terutama atas penggunaan bantuannya
3) Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabangnya
bahan untuk disebar luaskan ke daerah lain, dalam rangka
tukar menukar pengalaman dan informasi

BAB V
DUKUNGAN ADMINISTRASI

19. Umum

Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka


penyelenggaraan Pesta Siaga, mutlak diperlukan adanya dukungan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 143


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

administrasi yang diselenggarakan dengan teliti/seksama, terperinci,


lengkap, effisien dan efektif

20. Susuan Pembina Petugas

Susunan Pembina/petugas tiap panitia Pesta Siaga harus memenuhi


kebutuhan Pesta Siaga, baik kwalitatif maupun kwantitatif.

21. Dukungan Logistik

Kelengkapan dan perbekalan Pesta Siaga terdiri dari antara lain :


a. kelengkapan pribadi
b. kelengkapan kesatuan
c. kelengkapan tempat/arena Pesta Siaga
d. kelengkapan acara kegiatan Pesta Siaga dan
e. alat-alat dan bahan-bahan untuk makan/konsumsi
22. Pembiayaan Pesta Siaga

a. Biaya penyelenggaraan Pesta Siaga dilakukan atas dasar swadaya


dan gotong-royong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang
bersangkutan dan berkepentingan terdiri atas unsur-unsur :
1) para peserta Pesta Siaga, beserta orang tua atau walinya
2) Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gugusdepannya
3) Majelis Pembimbing Desanya
4) Kwarran dan Majelis Pembimbing Rantingnya
5) panitia penyelenggara yang mengusahakan sumber dana
lainnya yang tidak mengikat, baik dari pihak pemerintah
swasta maupun masyarakat sendiri
b. Segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk pembiayaan Pesta
Siaga dimuat dalam laporan pertanggung jawaban secara terbuka
yang disampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan

BAB VI
PENUTUP

23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam petunjuk
penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 1998
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua

Letjen TNI (Purn) H. Himawan


Soetanto, SSos.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 144


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 132/KN/76
TAHUN 1976
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERKEMAHAN BESAR
PENGGALANG
  
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
 
Menimbang : 1. bahwa dalam rangka membina dan meningkatkan rasa
kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan dan
keterampilan para Pramuka, perlu diselenggarakan
pertemuan-pertemuan Pramuka yang menarik, sesuai
dengan keperluan dan kepentingan anak/pemuda
dewasa ini ;
2. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut perlu
diselenggarakan Perkemahan Besar Penggalang ;
3. bahwa untuk itu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
perlu segera mengeluarkan Petunjuk Penyelenggaraan
Perkemahan Besar Penggalang.
 
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238
Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 1971 tentang Gerakan
Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor
45/KN/74 Tahun 1974 tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor
130/KN/76 tentang penyelenggaraan Pertemuan
Pramuka.
 
Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional
Harian/Sekretaris Jenderal.
2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka.
 
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang sebagaimana tercantum dalam lampiran
surat keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk
mendorong dan membantu para Pembina Pramuka
melaksanakan dengan giat Perkemahan Besar
Penggalang.
 
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
 
  Ditetapkan di Jakarta.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 145


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pada tanggal 31 Desember


1976.
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
Ketua,
 
 
M. Sarbini
Letjen TNI
BAB I
PENDAHULUAN
 
Pt. 1. Umum
a. Berdasarkan tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 4,
maka :
Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan pemuda
supaya menjadi :
1) Manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
a) tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan
beragamanya,
b) tinggi kecerdasan dan keterampilannya,
c) kuat dan sehat fisiknya.
2) Warga negara Indonesia yang :
a) ber-Pancasila,
b) setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Anggota masyarakat yang :
a) baik dan berguna,
b) sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan
bangsa, negara dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut didasarkan atas prinsip-
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang
pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
c. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya usaha
dan kegiatan untuk menanamkan, memupuk dan
mengembangkan :
1) rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama,
2) rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara
sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat,
3) rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal
kepercayaan pada diri sendiri,
4) jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia.
d. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut adalah penyelenggaraan
Perkemahan Besar Penggalang, sebagai suatu pertemuan Pramuka,
khusus untuk golongan Penggalang.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 146


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

e. Setiap Perkemahan Besar Penggalang merupakan suatau latihan


gabungan satuan Gerakan Pramuka, yang diarahkan secara
terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi menurut petunjuk yang
ada, untuk mencapai sasaran perkemahan dalam rangka
pencapaian tujuan Gerakan Pramuka.
f. Perkemahan besar tersebut merupakan suatu alat penilaian yang
hasilnya dapat digunakan untuk pengembangan dan improvisasi
Gerakan Pramuka baik organisatoris maupun prosedur operasional
dan apakah segala peraturan, perencanaan dan petunjuk dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif.
g. Penilaian terhadap perorangan (individu) maupun dalam ikatan
kesatuan harus dimulai dari wakru keberangkatan para peserta dari
pangkalan asal ke bumi perkemahan dan pulang kembalinya, baik
di bidang rokhani/sikap mental dan disiplin maupun di bidang
teknis.
 
Pt. 2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud dari petunjuk ini adalah untuk memberi pedoman kepada
Kwartir dan Satuan Pramuka dalam menyelenggarakan suatu
pertemuan Parmuka, khususnya untuk golongan Penggalang.
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar usaha
mencapai tujuan Gerakan Pramuka seperti tercantum dalam
Anggaran Dasar Pasal 4.
 
Pt. 3. Ruang Lingkup
Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi semua yang berhubungan
dengan Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, yaitu :
a. Pengertian, sasaran dan fungsi Perkemahan Besar Penggalang.
b. Macam perkemahan, tingkat dan peserta Jambore, termasuk
persyaratan dan pengelompokan peserta.
c. Pola kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang meliputi
landasan, sistem, sifat, acara dan bentuk kegiatan, serta metoda
pelaksanaan kegiatan.
d. Perencanaan, oengorganisasian, dan tata laksana, termasuk
pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab, peraturan
penyelenggaraan, pedoman pelaksanaan, pengawasan dan
penilaian.
e. Dukungan administrasi dan komunikasi termasuk pengumuman
dan penerangan.
f. Lain hal yang berhubungan dengan Jambore Nasional dan
Internasional, Ikut Serta Jambore, serta lagu, bendera dan
lencana.
 
 
Pt. 4. Dasar
Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
b. Keputusan Majelis Permisyawaratan Pramuka Tahun 1970, di
Pandaan, Jawa Timur.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 147


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 1974 di Manado,


Sulawesi Utara.
d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 130/KN/76, Tahun
1976, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka.

Pt. 5. Tema dan Lambang


a. Tema Perkemahan Besar Penggalang merupakan susunan dari
beberapa kata yang mudah dipahami, dan dapat memberi
semangat kepada peserta untuk mencapai tujuan dan sasaran
Perkemahan Besar Penggalang tersebut.
b. Unutk tiap perkemahan besar Penggalang dibuat lambang yang
sesuai dengan kegiatan, tempat dan tema perkemahan dan yang
mudah dimengerti maksudnya oleh para Pramuka Penggalang.
 
 
BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
 
Pt. 6. Tujuan
a. Perkemahan Besar Penggalang yang dimaksud dalam petunjuk
penyelenggaraan ini adalah pertemuan Pramuka yang berbentuk suatu
perkemahan anatara Pramuka Penggalang dari berbagai satuan
Pramuka.
b. Perkemahan Besar Penggalang merupakan kegiatan yang bersifat
rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan dan berisi kegiatan-
kegiatan menarik dan kreatif serta bakti masyarakat dan keagamanaan.
 
Pt. 7. Sasaran
Sasaran dari Perkemahan Besar Penggalang adalah menanamkan,
memupuk dan mengembangkan:
a. rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama.
b. rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara
sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat.
c. rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal
kepercayaan pada diri sendiri.
d. jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia.
 
Pt. 8. Fungsi
a. Menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan
kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan peserta
perkemahan besar Penggalang.
b. Memberi latihan kepada anak didik agar mampu
mengelola/mengurus rumah tangga sendiri.
c. Memberikan selingan sebagai dorongan untuk mempraktekkan dan
meningkatkan kemampuan yang didapat dari latihan satuan
Pramuka masing-masing.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 148


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

d. Mengadakan pertukaran pengalaman, pengetahuan dan kecakapan


diantara sesama Pramuka.
e. Membiasakan hidup bersama dan meningkatkan semangat gotong
royong diantara Pramuka.
f. Membuat penilaian atas kegiatan dan kecakapan yang dicapai.
g. Mendapatkan sesuatu yang baru, guna diterapkan pada kegiatan
yang akan datang.
h. Membuka hubungan untuk mengadakan integrasi antara Pramuka
dengan masyarakat.
 
 
BAB III
BENTUK, TINGKAT DAN PESERTA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
 
Pt. 9. Bentuk Perkemahan
Perkemahan Besar Penggalang meliputi tiga bentuk, yaitu :
a. “Jambore” sebagai perkemahan besar Penggalang yang dititik
beratkan pada kegiatan persaudaraan.
b. “Perkemahan Bakti Penggalang”
1) yang disingkat PB sebagai perkemahan besar Penggalang
yang dititik bertakan pada kegiatan bakti kepada masyarakat,
sesuai dengan keadaan dan kemampuan anak didik, serta
kepentingan masyarakat setempat.
2) Perkemahan yang diselenggarakan di tingkat cabang dan di
tingkat kecamatan.
b. “Perkemahan Bersama Penggalang” sebagai perkemahan besar
Penggalang yang diikuti oleh beberapa Gudep dalam satu desa
atau beberapa desa yang berdekatan.
 
Pt. 10. Tingkat-tingkat Jambore
Jambore dibedakan menurut tingkatannya dan berdasarkan
pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Jambore Nasional, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan pada tingkat nasional.
b. Jambore Daerah, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan di tingkat daerah.
c. Jambore Cabang, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan pada tingkat cabang.
d. Jambore Kecamatan, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan pada tingkat Kecamatan.
 
Pt. 11. Peserta
a. Peserta Jambore Nasional adalah para Pramuka Penggalang dari
seluruh Indonesia dan dari negara-negara lain yang diundang.
b. Peserta Jambore Daerah adalah para Pramuka Penggalang dari
daerah yang bersangkutan dan dari daerah-daerah lain yang
diundang.
c. Peserta Jambore Cabang adalah para Pramuka Penggalang dari
cabang yang bersangkutan dan dari cabang lain yang diundang.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 149


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

d. Peserta Jambore Kecamatan adalah para Pramuka Penggalang dari


kecamatan yang bersangkutan dan dari kecamatan lain yang
diundang.
e. Peserta Perkemahan Bakti Penggalang adalah para Pramuka
Penggalang dari cabang atau kecamatan yang bersangkutan.
f. Peserta Perkemahan Bersama Penggalang adalah para Pramuka
Penggalang dari gugusdepan-gugusdepan yang bersangkutan.
g. Peserta dari luar negeri untuk 11 a s/d 11 f ditentukan oleh
Kwarnas.
 
Pt. 12. Persyaratan Peserta
a. Peserta Perkemahan Besar Penggalang sekurang-kurangnya
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh penyelenggara, yaitu
:
1) telah memenuhi syarat kecakapan umum tertentu.
2) mendapat izin dari orang tua/wali Pramuka.
3) mendapat izin dari kepala sekolahnya atau atasan di tempat ia
bekerja.
4) membawa surat keterangan sehat jasmani.
5) membawa surat keterangan dari Gugusdepan, Kortan atau
kwartir yang bersangkutan.
6) membayar iuran perkemahan.
7) kebijaksanaan panitia, mengingat keadaan dan kemampuan
sarana setempat.
8) minat dan kemauan usaha peserta dengan menghindari
syarat-syarat atas kejuaraan.
 
Pt. 13. Pengelompokan Peserta
a. Pramuka Penggalang yang menjadi peserta Perkemahan Besar
Penggalang dikelompokkan dalam regu, pasukan dan satuan yang
lebih besar, yang diatur oleh Gudep, Kortan dan Kwartir yang
bersangkutan.
b. Regu, pasukan atau satuan tersebut disusun terpisah antara
Pramuka Putera dan Pramuka Puteri..
c. Regu, pasukan atau satuan tersebut didampingi oleh Pembina
Pramuka Putera bagi kelompok putera atau Pembina Pramuka
Puteri bagi kelompok puteri yang jumlahnya ditentukan oleh
Penyelenggara.
d. Tidak dibenarkan kelompok Penggalang putera didampingi
Pembina Pramuka Puteri dan sebaliknya kelompok puteri
didampingi oleh Pembina Putera..
 
 
BAB IV
POLA KEGIATAN DALAM
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
 
Pt. 14. Landasan dan Sistem Kegiatan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 150


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang dilandasi


dengan jiwa Pramuka, seperti tersurat dan tersirat dalam Trisatya
dan Dasa Darma Pramuka.
b. Berdasarkan penggunaan Sistem Among, setiap Pembina Pramuka
harus mempunyai sikap laku :
1) ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan).
2) ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat).
3) tut wuri handayani (di belakang memberi daya).
c. Dalam hal ini “Pembinaan” mengandung arti “membangkitkan”
mengatur, mendorong, mengarahkan dan mengendalikan
keinginan, daya dan semangat.
 
Pt. 15. Sifat Kegiatan
a. Sesuai dengan sifat Perkemahan Besar Penggalang tersebut dalam
5 b tentang Pengertian, maka Perkemahan Besar Penggalang ini
bukan lomba tingkat Penggalang, juga bukan arena perlombaan
untuk memperebutkan/mencari kejuaraan.
b. Apabila dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan
perlombaan salah satu macam acara kegiatan, maka yang
demikian ini hanyalah sekedar untuk memberi semangat atau
gaitah kepada peserta agar ikut aktif dalam semua kegiatan,
dengan tidak mengurangi sifat perkemahan tersebut.
c. Kegiatan perlombaan dalam Perkemahan Besar Penggalang
diselenggarakan secara sehat dan sportif untuk mencapai tingkat
kemampuan tertentu.
d. Kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang harus mengandung
pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan
penghidupan manusia yang lebih baik, sejalan dengan pedoman
yang terdapat dalam syarat kecakapan umum (SKU) dan syarat
kecakapan khusus (SKU), selanjutnya supaya dikembangkan sesuai
dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada
nilai-nilai:
1) agama dan filsafat Pancasila.
2) persahabatan dan persaudaraan.
3) perkembangan ekonomi, sosial, teknologi.
4) senibudaya, olahraga, kesejahteraan keluarga dan lingkungan.
5) keamanan dan ketertiban masyarakat.
6) dan lain-lain.
 
Pt. 16. Acara dan Macam Kegiatan
a. Acara dan Macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang
diatur dan disusun dengan :
1) “tema” semua kegiatan diusahakan dapat menggambarkan
jiwa yang tersirat dalam tema Perkemahan Besar Penggalang.
2) Perkembangan jasmani dan rokhani anak-didik, antara lain
memperhatikan Keadaan, kemampuan, minat, , sifat dan
bakat anak didik, sehingga kegiatan-kegiatan itu tidak
membosankan, terlalu melelahkan mengingat hakekat alamiah
putera/puteri dan juga tidak mengambil alih kegiatan Pramuka
Siaga dan Penegak atau Pandega..

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 151


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

3) Keadaan tempat, masyarakat dan wilayah, misalnya :


a) di pegunungan membuat acara dalam bentuk kegiatan
pendakian gunung.
b) dekat danau/laut dalam bentuk kegiatan pembuatan
rakit, mendayung, berenang, dan sebagainya.
c) dekat dengan daerah pertanian membuat acara
pembersihan parit, penanaman bibit unggul, dan
sebagainya.
d) dekat hutan gundul mengadakan kegiatan penghijauan
dan sebagainya.
e) dalam kota mengadakan kegiatan untuk mengenal dan
mengetahui perkembangan teknologi modern.
b. Penyusunan dan penyajian acara dalam Perkemahan Besar
Penggalang harus diatur secara berencana agar :
1) beraneka ragam, menarik, membangkitkan suasana riang
gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak
menjemukan.
2) menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, keterampilan, ketangkasan dan
ketajaman indera.
3) menumbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut
bertanggungjawab.
4) memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia
kawan, suka menolong dan ikut berusaha menciptakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.
5) memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia dan
menghargai bangsa lain.
6) mempelajari kepercayaan dan melaksanakan kewajiban
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 
Pt. 17. Metoda Penyelenggaraan Kegiatan
Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga memberi kesempatan kepada para
Penggalang untuk belajar, berlatih, bekerja, beribadat dalam suasana
riang gembira, serta dilaksanakan dengan :
a. penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,
1) belajar sambil bekerja ;
2) membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan ;
3) menyelanggarakan kegiatan dengan banyak gerak (dinamis)
dan mengurangi kegiatan melalui ceramah ;
4) memberi kegiatan yang sederhana, mudah difahami dan mudah
dilaksanakan ;
5) mengadakan demonstrasi, peninjauan, cerdas tangkas, tebak
tepat, dan lain-lain.
 
 
BAB V
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 152


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pt. 18. Perencanaan dan Persiapan


a. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama/teliti,
terperinci. Lengkap dan sistematis, meliputi :
1) macam dan tingkat Perkemahan Besar Penggalang,
2) sasaran dan fungsi,
3) tempat dan waktu penyelenggaraan,
4) susunan panitia (tugas, struktur organisasi, personalia,
pembagian kerja dan sebagainya),
5) tahap-tahap pelaksanaan kerja (program kerja),
6) perincian acara dan bentuk kegiatan,
7) ketentuan mengenai peserta dan persyaratannya,
8) dukungan administrasi,
9) system transport dan komunikasi,
10) pengawasan dan pengendalian,
11) penelitian dan penilaian,
12) lain-lain
b. Persiapan untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang
yang diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
anak, masyarakat, dan bangsa Indonesia ;
banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi para
penggalang ;
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berencana, tertib dan
teratur, dalam waktu yang cukup lama, yaitu mengenai :
1) tempat atau sarana,
2) perlengkapan,
3) kegiatan dan peserta,
4) administrasi, pembiayaan, dan lain-lain.
c. Perkemahan Besar Penggalang harus disiapkan dan
diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan dengan
penuh kesungguhan, tanggungjawab, pengabdian, sukarela,
gotongroyong, akrab dan bersaudara, dan disertai usaha untuk
mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
 
Pt. 19. Pengorganisasian
a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dari perkemahan besar
itu, maka Panitia Penyelenggara wajib memikirkan, merencanakan,
melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang telah
dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab.
b. Struktur organisasi panitia tersebut disusun secara seksama,
terperinci, lengkap, dan sistematis, sesuai dengan :
1) acara, keadaan, kepentingan dan hubungan kerja tiap
bagian ;
2) tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya ;
3) rencana kegiatan ;
serta mengingat daya guna dan hasil guna dari kerja panitia
tersebut.
c. Organisasi Jambore Nasional.
1) Di tingkat pusat Kwarnas membentuk Panitia yang disebut
Panitia Pusat Jambore Nasional (Panpus Jamnas).

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 153


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

2) Di tingkat daerah tempat penyelenggaraan : Mabida dan


Kwarda membentuk badan sebagai :
a) Panitia Penyelenggara Jambore Nasional (Panra Jamnas)
b) Pembina Perkemahan Induk (Binkemin), terdiri atas :
(1) Staf Binkemin
(2) Pembina Perkemahan Puteri (Binkempi), dilengkapi
dengan :
(a) Pembina Satuan Puteri (Binsatpi)
(b) Pembina Kelompok Puteri (Binpokpi)
(c) Pembina Pasukan Puteri (Binpaspi)
(3) Pembina Perkemahan Putera (Binkempa), dilengkapi
dengan :
(a) Pembina Satuan Putera (Binsatpa)
(b) Pembina Kelompok Putera (Binpokpa)
(c) Pembina Pasukan Putera (Binpaspa)
3) Di daerah lainnya :
Kwarda membentuk Panitia Daerah Jambore Nasional (Panda
Jamnas)
4) Di cabang lainnya :
Kwarcab membentuk Panitia Cabang Jambore Nasional
(Pancab Jamnas)
5) Gudep-gudep Gerakan Pramuka Indonesia di luar negeri :
Mabigus yang bersangkutan menunjuk Pembina Puteri atau
Pembina Putera sebagai pimpinan pasukannya masing-
masing.
6) National Scout Assiciation :
Masing-masing pengurus National Scout Assiciation menunjuk
Pembina-pembina Puteri dan Putera sebagai pemimpin
pasukan masing-masing.
d. Organisasi Jambore Daerah.
1) Oleh Kwartir Daerah dibentuk :.
a) Panitia Penyelenggara di tingkat daerah.
b) Panitia Pelaksana di cabang tempat penyelenggaraan.
2) Oleh Kwartir Cabang dibentuk :
a) Panitia Cabang di tingkat cabang
b) Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang
pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara.
e. Organisasi Jambore Cabang atau Perkemahan Bakti Penggalang.
Kwartir Cabang membentuk :
1) Panitia Penyelenggara di tingkat cabang
2) Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang pembagian
nya diatur oleh Panitia Penyelenggara.
f. Jambore Kecamatan
Kortan atas nama Kwartir Cabang membentuk Panitia
Penyelenggara.
g. Perkemahan Bersama Penggalang
Panitia Penyelenggara dibentuk oleh dan terdiri dari unsur
pimpinan satuan Pramuka yang bersangkutan.
h. Anggota panitia penyelenggara Perkemahan Besar Penggalang
terdiri atas :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 154


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

1) Anggota Gerakan Pramuka, yaitu para Andalan, Pembantu


Andalan, Pembina, Pembantu Pembina, Pramuka Penegak dan
Pandega, serta anggota Mabi Gerakan Pramuka di
Kwartir/Gudep/Saka yang bersangkutan.
2) Bukan anggota Gerakan Pramuka, yaitu para pejabat
pemerintah, wakil badan swasta, anggota dan tokoh
masyarakat setempat yang jumlahnya disesuaikan dengan
kepentingan Perkemahan Besar Penggalang.
 
Pt. 20. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab
a. Untuk Jambore Nasional.
1) Panitia Pusat Jamnas :
a) memberi petunjuk, bimbingan, pengarahan dan usaha
bantuan keuangan dan fasilitas kepada Panra Jamnas ;
b) menyelenggarakan dan melaksanakan hubungan dan
pengumuman tentang pelaksanaan Jamnas ;
c) melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
persiapan dan pelaksanaan Jamnas ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarnas Gerakan Pramuka.
2) Panitia Penyelenggara Jamnas :
a) merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan
Jamnas, sesuai dengan petunjuk, bimbingan dan
pengarahan dari Panpus ;
b) membangun sarana perkemahan Jamnas ;
c) memberi pelayanan logistik dan kelengkapan/peralatan
pelaksanaan Jamnas kepada Binkemin ;
d) menerima dan mengangkut peserta Jamnas baik dari
dalam maupoun dari luar negeri, kemudian diserahkan
kepada Binkemin ;
e) menarik dan menerima uang Jambore dari semua
peserta, penyelenggara dan uang peninjau dari
peninjau ;
f) menyelenggarakan usaha dana dengan sasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan ;
g) melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
persiapan dan pelaksanaan Jamnas, yang menjadi tugas
Binkemin ;
h) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada
Ketua Panpus Jamnas, serta anggota-anggotanya
diangkat dan diberhentikan oleh Panpuis Jamnas atas
nama Kwarnas Gerakan Pramuka.
3) Pembina Perkemahan Induk :
a) bertugas dan bertanggungjawab atas tersesleneggaranya
acara dan kegiatan pelaksanaan Jamnas ;
b) melaksanakan persiapan secara teliti, terperinci, lengkap
dan sistematis ;
c) mengatur pendaftaran dan penempatan peserta
Jamnas ;
d) mengatur dislokasi pasukan kontingen Cabang ;

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 155


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

e) dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada


Panra Jamnas.
4) Panitia Daerah (Kwarda-Kwarda Pengirim Peserta) :
a) mengkoordinasikan terselenggaranya pencalonan peserta
Jamnas ;
b) mengadakan usaha secara terkoordinasi dan teratur
dengan Cabang yang bersangkutan, untuk
memungkinkan usaha bantuan dari Panda dalam rangka
pengiriman peserta Jamnas dari daerahnya ;
c) merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi
kontingen Jamnas dari dan ke daerahnya ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarda, serta anggota-anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh Kwarda yang bersangkutan.
5) Panitia Cabang (Kwarcab Pengirim Peserta) :
a) menseleksi calon-calon peserta Jamnas yang memebuhi
persyaratan ;
b) mengadakan usaha dana secara terkoordinasi dan
teratur dengan Gudep-gudep yang bersangkutan dan
mengusahakan bantuan-bantuan dalam rangka usaha
pengiriman peserta Jamnas dari daerahnya ;
c) merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi
kontingen cabangnya ;
d) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada Kwarcab, serta anggota-anggotanya diangkat
dan diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan.
b. Untuk Jambore Daerah :
1) Pembagian tugas/kerja dan tanggungjawab panitia
penyelenggara bercermin pada Panra Jamnas, disesuaikan
dengan kebutuhan daerahnya ;
2) Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Kwarda setempat ;
3) Anggota panitia Pelaksana di cabang tempat penyelenggaraan
diangkat dan diberhentikan oleh panitia penyelenggara atas
nama Kwarda yang bersangkutan ;
4) Anggota panitia cabang dan panitia kecil diangkat dan
diberhentikan oleh Kwarcab setempat.
c. Untuk Jambore Cabang/Perkemahan Bakti Penggalang :
1) Tugas panitia penyelenggara atau panitia kecil dititik beratkan
pada kegiatan bakti kepada masyarakat sesuai keadaan dan
kemampuan anak didik serta kepentingan masyarakat ;
2) Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Kwarcab yang bersangkutan.
d. Untuk Jambore Kecamatan :
Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh
Kortan setempat atas nama Kwarcab yang bersangkutan.
e. Untuk Perkemahan Bersama Penggalang :
Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh
Pembina Gugusdepan Pramuka yang bersangkutan.
 

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 156


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pt. 21. Pengaturan Penyelenggaraan


a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur sebagai
berikut :
1) Jamnas merupakan kewajiban dan wewenang Kwarnas.
2) Jamda merupakan kewajiban dan wewenang Kwarda
3) Jamcab dan Perkemahan Bakti Penggalang merupakan
kewajiban dan wewenang Kwarcab.
4) Jambore Kecamatan merupakan Kewajiban dan wewenang
Kortan atas nama Kwarcab.
5) Perkemahan Bersama Penggalang menjadi wewenang
gugusdepan yang bersangkutan.
b. 1) Perkemahan Bakti Penggalang tidak diselenggarakan di
tingkat daerah atau nasional.
2) Perkemahan Bersama Penggalang tidak diselenggarakan di
tingkat kecamatan, cabang, daerah dan nasional.
c. Waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur
sebagai berikut :
1) Jamnas diselenggarakan 4 tahun sekali.
2) Jamda diselenggarakan 3 tahun sekali.
3) Jamcab diselenggarakan 2 tahun sekali.
4) Perkemahan Kecamatan diselenggarakan setahun sekali.
5) Perkemahan Bakti Penggalang dan Perkemahan Bersama
Penggalang diselenggarakan menurut kepentingan dan
kebutuhan setempat.
d. Penentuan waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang
hendaknya tidak merugikan anak didik atau peserta, dengan
mengingat :
1) hari besar agama ;
2) hari-hari besar nasional ;
3) hari-hari libur sekolah ;
4) musim.
 
Pt. 22. Pedoman Pelaksanaan
a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus berpindah-
pindah tempat, sehingga memberikan pengalaman dan
pengetahuan berbeda-beda dan memberikan kesempatan kepada
kwartir ataupun satuan lain untuk mendapat giliran
menyelenggarakannya.
b. Tempat perkemahan dan kegiatan dalam Perkemahan Besar
Penggalang untuk Pramuka puteri dan Pramuka putera
diselenggarakan terpisah, masing-masing di bawah pimpinan dan
pengawasan Pembina yang bersangkutan.
c. Untuk kelancaran pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang
perlu sarana penunjang kegiatan dipersiapkan sebaik-baiknya,
yaitu :
1) bumi perkemahan (luasnya, letak kemah dan lain-lain).
2) tempat peribadatan.
3) perlengkapan.
4) bahan makanan dan sumber air minum.
5) tempat mandi, cuci dan kakus.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 157


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

6) pengangkutan dan komunikasi.


7) kesehatan.
8) keamanan.
9) penerangan lampu.
10) kebutuhan sehari-hari
11) dan lain-lain
d. Untuk menjamin ketertiban pelaksanaan Perkemahan Besar
Penggalang, perlu disusun suatu tata tertib perkemahan.
e. Sebagai penghargaan Penggalang dalam usahanya mengikuti
acara-acara kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang, oleh
Panitia dibuat tanda penghargaan (TP).
f. Pemberian tanda penghargaan tersebut dititik beratkan pada usaha
dan ikut sertanya para Penggalang (nilai formal) pada acara
kegiatan, dalam rangka pembinaan pribadi dan pembinaan system
beregu, tanpa mendasarkan pada hasil prestasi.
g. Pemberian tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan dalam
perkemahan Besar Penggalang tidak digunakan untuk menentukan
kejuaraan.
h. Tanda terimakasih diberikan oleh kwartir dan/atau panitia
penyelenggara kepada semua anggota penyelenggara, pembina,
pembantu pembina, andalan dan lain-lain yang telah memberikan
bantuannya untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang
dalam bentuk yang sesuai dengan kemampuan kwartir atau panitia
penyelenggara yang bersangkutan.
 
Pt. 23. Pengawasan dan Penilaian
a. Pengawasan dan penilaian dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk
oleh kwartir yang bersangkutan, dengan tugas mengusahakan agar
Perkemahan Besar Penggalang berlangsung dengan baik dan
berakhir dengan gemilang.
b. Data untuk penilaian penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, didapat dari panitia, peserta dan pihak lain yang
bersangkutan, sehingga hasilnya dapat mencerminkan keadaan
yang sesungguhnya.
c. Penilaian meliputi segala segi/bidang penyelenggaraan perkemahan
tersbut.
d. Penilaian diarahkan untuk mendapat saran, pendapat dan usul,
tentang penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, baik
yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan pada
masa berikutnya.
e. Hasil penilaian dipergunakan untuk penyempurnaan dan
perkembangan Perkemahan Besar Penggalang berikutnya.
 
Pt. 24. Laporan
a. Segera setelah Perkemahan Besar Penggalang selesai, panitia
Perkemahan Besar Penggalang harus menyerahkan suatu laporan
tertulis, yang memberi gambaran penyelenggaran Perkemahan
Besar Penggalang sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap
penyelesaiannya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 158


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Dalam laporan Perkemahan Besar Penggalang tersebut harus


dimuat antara lain :
1) pemikirannya,
2) perencanaannya,
3) persiapannya,
4) peserta dan pengaturannya,
5) panitia: tugas, struktur, personalia, dan pembagian kerjanya,
6) pelaksanaanya,
7) penyelesaiannya,
8) kesulitan, hambatan, dan usaha mengatasinya,
9) hasil kegiatan dalam perkemahan tersebut,
10) hasil penelitian tentang penyelenggaraan dan kegiatan dalam
perkemahan tersebut,
11) pertanggungjawaban keuangan,
12) kesimpulan,
13) saran, pendapat, dan usul untuk penyempurnaan kegiatan
dalam waktu yang akan dating.
c. Laporan seperti yang dimaksud dalam Pt. 24 a dan b di atas,
dikirim kepada :
1) Kwartir yang bersangkutan sebagai laporan
pertanggungjawaban ;
2) pihak-pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang telah
memberi bantuan sebagai laporan pertanggungjawaban
terutama dalam penggunaan bantuannya ;
3) Kwarnas, Kwardanya, Kwarcabnya, sebagai bahan untuk
disebarkan dalam rangka tukar pengalaman dan informasi.
 
 
BAB VI
DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN KOMUNIKASI
 
Pt. 25. Dukungan Administrasi
a. Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan/pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang,
mutlak diperlukan adanya dukungan administrasi, yang
diselenggarakan dan dilaksanakan dengan teliti/seksama,
terperinci, lengkap, efisien dan efektif.
b. Dukungan administrasi tersebut meliputi :
1) susunan tenaga/personil tiap panitia yang baik, kualitatif
maupun kuantitatif, dapat memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang,
2) penyiapan dan penyelenggaraan latihan bagi para Pembina
khususnya dalam pelayanan bidang administrasi, logistik,
kesehatan dan komunikasi,
3) dukungan logistik (kelengkapan/peralatan) yang terdiri atas :
a) kelengkapan pribadi,
b) kelengkapan satuan,
c) kelengkapan perkemahan,
d) bahan-bahan untuk makan/konsumsi,

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 159


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4) usaha bantuan fasilitas untuk sarana fisik di sekitar dan areal


perkemahan, serta fasilitas kesehatan,
5) rencana anggaran dan usaha dana untuk biaya
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, yang
diperoleh atas dasar gotong royong, yaitu dipikul bersama
oleh mereka yang bersangkutan dan berkepentingan, terdiri
ata unsur :
a) para peserta perkemahan, termasuk orang tua/walinya,
b) Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gudepnya,
c) Kwartir Cabang dan Majelis Pembimbing Cabangnya,
d) Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing Daerahnya,
e) Kwartir Nasional dengan Majelis Pembimbing
Nasionalnya,
f) Panitia Penyelenggara yang mengusahakan, yaitu dari
pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang tidak
mengikat,
c. Untuk semua pemasukan dan pengeluaran uang yang digunakan
untuk pembiayaan Perkemahan Besar Penggalang, dibuat laporan
sebagai pertanggungjawaban secara terbuka, yang disampaikan
kepada semua pihak yang bersangkutan.
 
Pt. 26. Komunikasi/Hubungan
a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang akan berhasil
dengan baik, bilamana dapat diciptakan suatu hubungan kerjasama
yang harmonis antar semua badan panitia dan antara panitia dan
majelis pembimbing serta masyarakat dan pemerintah di semua
tingkatan.
b. Khusus untuk penyelenggaraan Jamnas diperlukan adanya
komunikasi timbal balik yang efisien dan efektif antara Panpus dan
Panra, melalui sarana komunikasi yang tersedia.
c. Pengumuman tentang segala sesuatu yang menyangkut
penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus dudah
diketahui dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan
tepat pada waktunya, agar pelaksanaan kegiatannya dapat
berjalan dengan lancar dan sukses. Dalam hal ini secara garis
besar dibedakan dua jenis pengumuman :
1) Pengumuman dalam lingkungan Gerakan Pramuka sendiri,
yang berisi petunjuk penyelenggaraan dan pelaksanaan, agar
mereka yang bersangkutan diharapkan mempunyai waktu
yang cukup guna persiapan mengikuti Perkemahan Besar
Penggalang dengan sebaik-baiknya.
2) Pengumuman berupa publikasi mengenai Perkemahan Besar
Penggalang kepada masyarakat luas, yang waktunya harus
diatur secara efektif menurut kebutuhan agar mencapai
sasarannya.
Publikasi tersebut adalah sangat penting artinya guna memperoleh
bantuan dan partisipasi.
 
Pt. 27. Perhubungan, Angkutan dan Telekomunikasi

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 160


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Yang dimaksud dengan fasilitas perhubungan/angkutan adalah


fasilitas pengangkutan bagi anggota-anggota panitia dan peserta,
baik angkutan darat, laut, maupun udara. Untuk itu harus
diusahakan bantuan secara Cuma-Cuma (gratis) atau bilamana
tidak mungkin, harus diusahakan bantuan berupa pemberian
reduksi ongkos/biaya angkutan.
b. Dalam hal telekomunikasi, bantuan yang diharapkan adalah berupa
penyediaan peralatan, pemasangan dan penggunaan fasilitas
telepon dan radio bagi hubungan komunikasi yang dibutuhkan
dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan Perkemahan Besar
Penggalang.
c. Untuk mendapatkan kedua fasilitas tersebut di atas harus diajukan
permohonan kepada Departemen Perhubungan atau Jawatan
Perhubungan setempat.
 
 
BAB VII
LAIN-LAIN
 
Pt. 28. Jambore Nasional dan Internasional
a. Jambore Nasional dapat diikuti oleh anggota Gerakan Pramuka
yang ada di luar negeri dan dapat juga diikuti oleh Pramuka dari
negara lain, gugusdepan asing yang secara resmi diundang oleh
Gerakan Pramuka.
b. Ketentuan mengenai peserta dari negara lain tersebut ditentukan
lebih lanjut oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
c. Jambore Internasional yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka Sedunia dan Jambore Nasional yang diselenggarakan oleh
organisasi kepramukaan negara lain, dapat diikuti oleh anggota-
anggota Gerakan Pramuka Indonesia, apabila ada undangan dari
organisasi kepramukaan yang bersangkutan dan memperoleh
persetujuan Kwarnas Gerakan Pramuka.
d. Untuk keperluan tersebut pada Pt. 28 c di atas, Kwarnas atau
Kwarda, Kwarcab yang bersangkutan perlu membentuk panitia
untuk memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan tugas
penerimaan dan pengurusan peserta dari luar negeri, atau
pengiriman dan pengurusan anggota Gerakan Pramuka ke luar
negeri.
 
Pt. 29. Ikut Serta Berjambore (Join in Jamboree)
a. Sehubungan dengan diadakannya Jambore Internasional atau
Jambore Nasional, maka Kwartir Daerah dapat pula
menyelenggarakan Jambore Daerah, yang acara kegiatannya dapat
disamakan dengan kegiatan dalam Jambore Internasional/Nasional
tersebut. Jambore Daerah ini disediakan terutama untuk para
Pramuka Penggalang yang tidak dapat mengikuti Jambore
Internasional/Nasional.
b. Sejiwa dengan Pt. 29 a tersebut di atas, maka :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 161


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

1) sehubungan dengan Jambore Daerah, oleh Kwartir Cabang


dapat diselenggarakan Jambore Cabang, yang acaranya sama
dengan Jambore Daerah tersebut.
2) sehubungan dengan Jambore Cabang, oleh Kortan dapat
diselenggarakan Jambore Kecamatan yang acaranya sama
dengan Jambore Cabang tersebut.
c. Untuk pelaksanaan Pt. 29 a dan b tersebut di atas, maka kwartir
yang bersangkutan hendaknya mengumumkan seluas-luasnya,
terutama macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang
yang akan diselenggarakannya.
d. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam Pt. 29 a, b dan c
tersebut di atas disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
setempat.
 
Pt. 30. Tentang Lagu, Bendera dan Lencana
a. Untuk menggairahkan dan menyemarakkan suasana Perkemahan
Besar Penggalang, bila dapat dibuat lagu untuk kegiatan tersebut.
b. Untuk keperluan upacara dan kenang-kenangan dapat dibuat
bendera dan lencana, sesuai dengan lambang perkemahan selama
kegiatan itu berlangsung. Ukuran bendera perkemahan tersebut
tidak boleh lebih besar daripada bendera Gerakan Pramuka di
kwartir-kwartir atau gugusdepan yang menyelenggarakan kegiatan
tersebut.
Ketentuan lainnya adalah :
1) bendera perkemahan dipasang berdampingan dengan
bendera Gerakan Pramuka dan bendera Merah Putih.
2) pemasangan bendera perkemahan setinggi dan di sebelah kiri
bendera Gerakan Pramuka dilihat dari kedudukan Pembina
Upacara.
3) pemasangan bendera Merah Putih harus lebih tinggi daripada
bendera Gerakan Pramuka dan bendera perkemahan.
c. Tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan Perkemahan
Besar Penggalang hanya dibenarkan dipakai pada seragam
Pramuka, selama mengikuti kegiatan perkemahan tersebut. Selesai
mengikuti perkemahan itu, semua tanda penghargaan dan tanda
kenang-kenangan masih dapat dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka paling lama satu bulan.
 
 
BAB VIII
PENUTUP
 
Pt. 31. Hal-hal yang belum diatur
Hal-hal lain mengenai Perkemahan Besar Penggalang yang belum diatur
dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur kemudian oleh
Kwarnas Gerakan Pramuka.
 
 
Ditetapkan di Jakarta

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 162


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Pada tanggal 31 Desember


1976.
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka,
Ketua,
 
 
 
 
M. Sarbini
Letjen TNI

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
DAN PANDEGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Menimbang : a. bahwa Pramuka Penegak dan Pandega merupakan

kader utama pelanjut misi Gerakan Pramuka dan

calon pembina dan pemimpin, karenanya perlu

adanya pembinaan yang seksama ;

b. bahwa agar pembinaan termaksud dapat mencapai


sasarannya, maka pola pembinaan dan mekanisme
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega perlu
disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka
dan masyarakat dewasa ini ;
c. bahwa berkenaan dengan itu Pola Pembinaan Penegak
dan Pandega yang ditrtapkan dengan keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun
1980 perlu disempurnakan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor
050 tahun 1987 tentang Pokok-pokok Organisasi
Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor
083 tahun 1979 tentang Penyempurnaan Pola Umum
Gerakan Pramuka.
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor
105 tahun 1980 tentang Pola Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 163


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor 105 tahun 1980.
Kedua : Berlakunya Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
Ketiga : Menginstruksikan kepada semua jajaran Kwartir dan Satuan
Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta.

Pada tanggal : 17 Juni 1988


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua

Letjen TNI (Purn) Mashudi

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 164


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN
PANDEGA
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang
diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani dan
rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-
anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan
usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak
untuk mereka yang yang berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan
Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun.
d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan
Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka,
dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota
dewasa.
e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan
darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Stuan Karya
Pramuka.
f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya
tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega beserta mekanismenya.
g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk :
1) menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan
dengan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
2) meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka Penegak
dan Pandega.
3) menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
dengan situasi dan kondisi setempat.
4) memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan untuk
penertiban dan keseragaman pelaksanaan pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan
Pramuka.
2. Dasar
Petunjuk penyelenggaraan ini didasarkan pada :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 165


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961


tentang Gerakan Pramuka, juncto Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 46 tahun 1984 tentang Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 194 tahun
1984 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 063 tahun
1987 tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, dengan tata urut sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Landasan, Arah, Tujuan Pembinaan dan Kebijaksanaan Operasional
c. Fungsi, Wadah, dan Pengelola Pembinaan
d. Sasaran Pembinaan
e. Pelaksanaan Proses Pembinaan
f. Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
g. Prinsip dan materi Pembinaan
h. Prinsip dan materi Kegiatan
i. Mekanisme Pembinaan
j. Masalah dan Pendekatan
k. Usaha Pengembangan
l. Penutup.

4. Pengertian
a. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi
pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan
yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa
terhadap anak didik, dengan menggunakan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan, dan sistem among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses
pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti,
pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan
kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Penegak
dan Pandega, sehingga dapat hidup mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani maupun
rohani
2) kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan
keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam Gerakan
Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka.
3) kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan dan
keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya
kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 166


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

d. Pola Pembinaan adalh kerangka kegiatan pembinaan, agar


pelaksanaan pembinaan tersebut dapat berdayaguna dan
tepatguna, serta mencapai tujuannya.
e. Pola pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah kerangka
kegiatan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan, dan bahan
kegiatannya, sehingga pembinaan itu terarah dan teratur,
berdayaguna, dan tepatguna, dalam rangka mencapai tujuan
Gerakan Pramuka.
f. Maksud Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Merupakan pedoman pimpinan untuk menentukan
kebijaksanaan umum dalam usaha pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penagk dan Pandega.
2) Merupakan pedoman berpikir dan bertindak bagi Pramuka
Penegak dan Pandega.
g. Tujuan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
Menentukan kebijaksanaan umum yang selalu konsisten dan
terarah serta terpadu dengan kebutuhan organisasi di satu pihak
dan pengembangan anak didik di pihak lain.
h. Posisi Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
1) Sebagai pengembangan dari Pola Umum Gerakan Pramuka.
2) Uraian dan penjabaran tentang ketegasan kedudukan dan
peranan Pramuka Penegak dan Pandega sebagai anak didik.
3) Pendukung dan pelengkap bagi Pola Umum Jangka Panjang.
i. Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah
kerangka pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang lebih
terinci, agar dapat dilaksanakan secara berencana, terarah dan
terpadu, sehingga berdayaguna dan tepatguna.
j. Sangga adalah satuan terkecil Pramuka Penegak dengan jumlah
anggota maksimum 10 orang.
k. Reka adalah satuan terkecil Pramuka Pandega dengan jumlah
anggota maksimum 10 orang.

BAB II
LANDASAN, ARAH, TUJUAN PEMBINAAN,
DAN KEBIJAKSANAAN OPERASIONAL
5. Landasan
a. Landasan ideal : Pancasila.
b. Landasan konstitusional : Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
c. Landasan mental, moral dan normatif : Kode Kehormatan Pramuka
yaitu Trisatya sebagai janji Pramuka, dan Dasadarma sebagai
ketentuan moral, serta etika, tata nilai, dan adat istiadat yangluhur,
yang hidup dalam masyarakat sebagai norma.
d. Landasan Struktural
1) Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka.
2) Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 167


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

4) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.


e. Landasan Operasional
1) Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
2) Ketetapan MPR RI tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
3) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
0323/U/1978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda.
4) Ketentuan-ketentuan Gerakan Pramuka yang berkaitan
dengan Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
f. Landasan Konsepsional
1) Hakekat Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan non
formal.
2) Tujuan Gerakan Pramuka seperti yang tercantum di dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3) Asas pendidikan dan nilai kebudayaan nasional.
4) Asas Pembangunan Nasional.
g. Landasan Historis
1) Sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
2) Sejarah perkembangan Gerakan Pramuka.
6. Arah
Arah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah :
a. Pelaksanaan pembinaan kepribadian, watak dan budi pekerti yang
luhur.
b. Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
c. Peranan Gerakan Pramuka dalam Pembangunan Nasional pada
umumnya dan pembangunan desa pada khususnya.
d. Pelaksanaan konsepsi pendidikan nasional, dan Gerakan Pramuka
berperan sebagai lembaga pendidikan non formal.
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan generasi muda yang
diarahkan pada keselarasan dan keutuhan tiga sumber orientasi
hidup, yaitu :
1) Orientasi kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian
yang luhur dan falsafah hidup Pancasila, yaitu pengembangan
insan ber Ketuhanan Yang Maha Esa, bertaqwa dan beriman
kepadaNya, serta mengamalkan ajaranNya dalam segala segi
kehidupan, berbudi luhur dan bermoral Pancasila.
2) Orientasi ke dalam diri pribadi, yaitu pengembangan sebagai
insan biologis, insan berpendidikan dan kejiwaan serta insan
kerja, guna mengembangkan bakat, kemampuan jasmaniah
dan rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang maksimal
dengan mengembangkan faktor kemampuan/potensi dalam
dirinya.
3) Orientasi ke luar, yaitu :
a) terhadap pengembangan, lingkungan (sosial), budaya,
alam sebagai :
(1) insan sosial budaya
(2) insan sosial politik yaitu insan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang tinggi

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 168


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

(3) insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan


kerja dan insan profesi yang memiliki kemampuan
untuk mengenali, memanfaatkan dan
mendayagunakan sumber-sumber daya alam serta
sekaligus mampu memelihara lingkungannya.
b) untuk menumbuhkan kepekaan Pramuka Penegak dan
Pandega terhadap situasi masa kini dan masa depan
dalam menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri,
mengembangkan daya kreasi yang konstruktif, serta
menumbuhkan kesadaran bagi kesinambungan nilai-nilai
luhur bangsa dan negara.
f. Peningkatan Ketahanan Nasional
g. Pencapaian tujuan perjuangan bangsa Indonesia
7. Tujuan
Tujuan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah untuk :
a. Tujuan umum
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Berediologi Pancasila.
2) Kuat keyakinan beragamanya.
3) Tinggi mental, kuat fisik dan rohaninya.
4) Berguna bagi diri pribadi, keluarga dan masyarakat serta
bangsa dan negaranya.
5) Berkesadaran hokum.
6) Berkesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7) Berkesadaran internasional untuk mengembangkan
persatuan/persaudaraan dalam rangka membina perdamaian
dunia.
b. Tujuan khusus (kualitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Berkemampuan untuk menghayati dan mengamalkan
Pancasila.
2) Berjiwa kepemimpinan, memiliki rasa tanggung jawab dan
disiplin terhadap keluarga, masyarakat dan negara.
3) Mengembangkan patriotisme dan idealisme.
4) Berkesadaran social dan berkesadaran rasional.
5) Berkepribadian dan berbudi pekerti luhur
6) Jujur dan adil.
7) Berjiwa gotong royong dan pengabdian serta meningkatkan
daya kreasi.
8) Mengamalkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kewiraswastaan.
9) Menjadi kader pimpinan Gerakan Pramuka, masyarakat,
bangsa dan negara.
10) Memiliki dan mengembangkan sikap yang :
- Teguh pada pendirian, tidak sewenang-wenang, kritis,
obyektif dan rendah hati.
c. Tujuan khusus (kuantitatif)
Membentuk Pramuka Penegak dan Pandega yang :
1) Menjaga kesinambungan keanggotaan dari golongan Siaga
sampai dengan golongan Pandega.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 169


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

2) Setiap Gugusdepan memiliki sedikitnya satu Ambalan dan atau


satu Racana.
3) Setiap sepuluh orang anak didik memiliki satu orang Pembina
Pramuka.
8. Kebijaksanaan Operasional
a. Penegak dan Pandega
1) Mengembangkan semaksimal mungkin kemampuan Pramuka
Penegak dan Pandega sehingga menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara.
2) Mengintensifkan pendidikan dan latihan bagi Pramuka
Penegak dan Pandega, sehingga mampu menunjang program
pembinaan seefektif-efektifnynya.
3) Menyelenggarakan program pembinaan dan pengembangan
Pramuka Penegak dan Pandega secara terpadu, dengan
menyusun urutan prioritas yang tepat dan dilaksanakan
secara bertahap.
4) Meningkatkan partisipasi kesadaran masyarakat para Pramuka
Penegak dan Pandega, sehingga memiliki pengetahuan
tentang kelompok social lainnya, dan dapat memberi
sumbangan positif untuk ikut serta mengembangkan
lingkungan di sekitarnya.
5) Mengajak sebanyak-banyaknya remaja dan pemuda Indonesia
untuk bergabung di dalam wadah organisasi Gerakan
Pramuka, dengan jalan mengikut sertakan remaja dan
pemuda, baik secara perorangan maupun organisasi, di dalam
kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.
6) Mengembangkan penelitian terapan tentang tingkat
pengetahuan, sikap dan praktek para Pramuka Penegak dan
Pandega di seluruh Indonesia.
b. Dewan Kerja
1) Memadukan gerak dan langkah Dewan Kerja dari tingkat
Ambalan/Racana sampai dengan tingkat Nasional, dengan
cara memusatkan usaha pada sasaran terpilih.
2) Mengembangkan Program kegiatan terpadu yang didukung
oleh Dewan Kerja di semua jajaran Kwartir, dengan
melancarkan intensifikasi program Nasional Pramuka Penegak
dan Pandega secara bertahap.
3) Menyelenggarakan mekanisme pembinaan seefektif-
efektifnya, sehingga terwujud keterpaduan gerak Dewan
Kerja.
4) Mengintensifkan program pengembangan kepemimpinan
Dewan Kerja, baik melalui Latihan Pengembangan
Kepemimpinan maupun melalui cara lain.
5) Mengembangkan penelitian tentang sistem penelitian melalui
pembahasan peristiwa (studi kasus), survei, dan/atau
penelitian evaluatif mengenai penyelenggaraan program
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di seluruh
Indonesia.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 170


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

6) Menyelnggarakan sistem pemantauan yang tepatguna dengan


melibatkan seluruh Dewan Kerja dalam satu kesatuan sistem.
c. Pengembangan sistem
1) Merencanakan dan memfungsikan sistem manajemen
terpadu, dengan mengembangkan berbagai sub sistem
manajemen, meliputi sub sistem perencanakan, pencatatan
dan pelaporan, pengendalian dan pengawasan,
pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, pengadaan dan
distribusi.
2) Mengembangkan sub sistem perencanaan program, dari
tingkat nasional sampai dengan tingkat Ambalan/Racana,
sehingga gerak dan langkah semua Dewan Kerja berlangsung
secara bersama atas satu tujuan bersama.
3) Mengembangkan sistem supervisi yang meliputi usaha
bimbingan dan pengawasan teknis pelaksanaan program
secara terpadu, yang melibatkan tidak saja unsur Dewan
Kerja, tetapi juga unsur di luar Dewan Kerja yang tugas dan
fungsinya berkaitan erat dengan usaha pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega.
4) Meningkatkan usaha pembinaan wilayah dalam usaha
meningkatkan kemapuan Dewan Kerja merata ke seluruh
Indonesia, sehingga secara bertahap pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega dapat memperoleh kemajuan yang
menggembirakan.
5) Mengembangkan proyek percontohan yang mengarah pada
usaha pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega, yang
kemudian dikembangkan ke seluruh Indonesia.

BAB III
FUNGSI, WADAH DAN PENGELOLA
PEMBINAAN
9. Fungsi Pembinaan
Pembinaan memiliki fungsi :
a. Memberi semangat melakukan sesuatu yang positif (motivasi).
Fungsi ini bertugas memberi pengarahan, dorongan, kepercayaan
dan keyakinan kepada calon anak didik, agar mereka menjadi
anggota Gerakan Pramuka dengan penuh keyakinan.
b. Membimbing dan mengarahkan kesadaran atas kemampuan dan
memberikan arah gerak. Fungsi ini berarti pula membimbing anak
didik untuk mengerjakan sesuatu dengan jalan menumbuhkan
keyakinan pada diri anak didik untuk berprestasi.
c. Menampung dan membantu memecahkan masalan yang timbul
(konsultasi). Fungsi ini menebalkan rasa percaya pada diri dan
menyuburkan sifat kedewasaan anak didik. Dasar konsultasi adalah
kesamaan dan bersifat bantuan pemikiran.
d. Memberi dan melaksanakan tugas dan kewajiban untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab (instruksi).
10. Pelaksanaan Fungsi Pembinaan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 171


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

a. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Penegak


memerlukan Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri
tauladan, berwibawa dan menjadi tempat mencurahkan
pikiran dan perasaan.
2) bersedia dan berani memberi kesempatan kepada Penegak
yang dibinanya untuk memikirkan, merencanakan,
melaksanakan dan mengadakan evaluasi segala kegiatan
Penegak, serta berani dan mau bertanggung jawab atas
segala resikonya.
3) mampu memberikan motivasi kepada Penegak agar mendapat
keyakinan atas kebenaran langkag yang ditempuh.
b. Dalam menjalankan fungsi pembinaan, Pramuka Pandega
memerlukan Pembina yang :
1) memiliki kemampuan bergaul, bijaksana, menjadi suri
tauladan, berwibawa dan menjadi tempat mencurahkan
pikiran dan perasaan.
2) bersikap sebagai teman akrab yang penuh rasa tanggung
jawab dan penuh pengertian.
3) bersedia dan berani bersikap terbuka untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi dan inisiatif serta memberikan
kesempatan kepada Pandega untuk memikirkan,
merencanakan, melaksanankan dan mengadakan evaluasi
suatu kegiatan dengan segala tanggung jawab dan resikonya.
4) mampu memberi motivasi agar Pandega dapat menentukan
sikap dan mengambil keputusan sendiri, dengan penuh rasa
tanggung jawab.
11. Wadah Pembinaan
a. Ambalan adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak di
Gugusdepan.
b. Racana adalah wadah pembinaan bagi Pramuka Pandega di
Gugusdepan.
c. Dewan Kerja adalah wadah di Kwartir beranggotakan Pramuka
Penegak dan Pandega yang dipilih dalam musyawarah Pramuka
Penegak dan Pandega Puteri Putera, sesuai petunjuk
penyelenggaraan Dewan Kerja.
d. Satuan Karya adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega untuk menambah keterampilan dan pengetahuan khusus
di bidang pembangunan, tanpa meninggalkan kedudukannya
sebagai anggota Gugusdepan.
e. Kelompok Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dana
Pandega untuk belajar dan mengembangkan suatu ilmu
pengetahuan dan keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu
program. Anggota Kelompok Kerja adalah Pramuka Penegak dan
Pandega, Pembina, Pelatih dan orang-orang yang dianggap mampu
dan ahli dalam suatu bidang ilmu atau keterampilan tertentu untuk
membuat perencanaan tentang program kegiatan Ambalan, Racana
atau Dewan Kerja.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 172


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

f. Sangga Kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan


Pandega yang mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan
Ambalan, Racana atau Dewan Kerja.
12. Pengorganisasian
a. Ambalan
1) Ambalan beranggotakan warga Ambalan yang terdiri atas :
Penegak, Calon Penegak dan Tamu Ambalan.
2) Untuk menggerakkan Ambalan dibentuk Dewan Ambalan
a) Dewan Ambalan terdiri atas semua Pramuka Penegak
yang sedikitnya sudah dilantik sebagai Penegak Bantara.
b) Dewan Ambalan dipimpin oleh :
(1) Seorang Pradana
(2) Seorang Kerani
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
c) Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan
program berdasarkan Keputusan Musyawarah Penegak.
3) Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga.
Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan dapat
membentuk Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan
anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas
Pradana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai Penasehat.
5) Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun
sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan dengan
acara:
a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b) Merencanakan kegiatan Ambalan yang akan datang.
c) Membicarakan Adat Istiadat Ambalan.
d) Memilih Pengurus Dewan Ambalan masa bakti
berikutnya.
b. Racana
1) Racana beranggotakan warga Racana yang terdiri atas :
Pandega dan Calon Pandega.
2) Untuk menggerakkan Racana dibentuk Dewan Racana
a) Dewan Racana terdiri atas semua Pramuka Pandega
yang sudah dilantik sebagai Pandega.
b) Dewan Racana dipimpin oleh :
(1) Seorang Ketua
(2) Seorang Sekretaris
(3) Seorang Bendahara
(4) Seorang Pemangku Adat
3) Apabila diperlukan, Racana dapat membentuk Reka. Dalam
melaksanakan program, Dewan Racana dapat membentuk
Sangga Kerja.
4) Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan
anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan yang terdiri atas
Ketua Dewan Racana, Pemangku Adat, serta Pembina sebagai
Penasehat.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 173


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

5) Musyawarah Pandega dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun


sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Racana dengan
acara:
a) Memilih Pengurus Dewan Racana masa bakti berikutnya.
b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
c) Merencanakan kegiatan Racana yang akan datang.
d) Membicarakan Adat Istiadat Racana.
c. Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera diberi kesempatan
menerapkan kemampuan dan keterampilan berorganisasi dan
mengembangkan kepemimpinan di Dewan Kerja.

13. Pengelola Pembinaan


a. Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Pramuka dititik beratkan pada :
1) Pengembangan pendidikan kepramukaan
2) Pelaksanaan kegiatan kepramukaan
3) Pembangunan sarana fisik dalam pelaksanaan karya bakti
4) Pengembangan usaha dana dan koperasi Pramuka
5) Manajemen.
b. Pengelola pembinaan melalui wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega diatur sebagai berikut :
1) Pengelola pembinaan Ambalan adalah Gugusdepan
2) Pengelola pembinaan Racana adalah Gugusdepan
3) Pengelola pembinaan Dewan Kerja adalah Kwartir
4) Pengelola pembinaan Satuan Karya adalah Pamong Saka dan
Pimpinan Saka
5) Pengelola pembinaan Kelompok Kerja adalah Gugusdepan dan
Kwartir
6) Pengelola pembinaan Sangga Kerja adalah Gugusdepan,
Dewan Kerja dan Kwartir.
c. Sistem pembinaannya adalah sistem among :
- Ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun kemauan)
- Tut wuri handayani (dibelakang memberi daya/dorongan)
d. Dasar perlakuan pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan
Pandega.
Dasar perlakuan berpangkal pada penjabaran dari rasa kepantasan,
cinta kasih, keadilan dan sedia berkorban terutama dari pihak
Pembina Pramuka dan Pimpinan Kwartir sehingga lebih mengarah
pada :
1) Pemberian kesempatan kepada Pramuka Penegak dan
Pandega secara langsung untuk tampil sebagai pemimpin
dengan dukungan yang tulus dari orang dewasa yang
bertanggung jawab.
2) Pemberian motivasi dan kesempatan untuk dapat membina
satuan.
e. Arah perlakuan pembina terhadap Pramuka Penegak dan Pandega
adalah menanamkan jiwa kepramukaan dan keterampilan bagi
Pramuka Penegak dan Pandega.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 174


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

f. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega dilaksanakan dengan


berpegang teguh pada suatu sistem dan metode yang
mengandung unsur-unsur :
1) Kesinambungan dan keteraturan.
2) Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
3) Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.
g. Kesinambungan pendidikan meliputi unsur :
1) Bina diri (kepentingan pribadi)
a) Pendidikan Pramuka Penegak merupakan kelanjutan dari
proses yang telah dipersiapkan sejak dari masa Siaga
dan diteruskan dengan pengembangan pada masa
Penggalang secara berkesinambungan, mendewasakan
mental, spiritual, mengarahkan keterampilan,
pengarahan dan pengembangan bakat menjadi profesi,
sehingga menemukan jalan kearah mandiri dan
mengembangkan kewiraswastaan.
b) Pada Pramuka Pandega merupakan tahap pengabdian
untuk memperdalam dedikasi dengan pemantapan
kepemimpinan dalam praktek pembinaan.
2) Bina satuan (kepentingan Gerakan Pramuka)
a) Dalam rangka pengembangan kepemimpinan dibentuklah
Dewan Kerja yang bertugas membantu Kwartir. Untuk itu
diperlukan kemampuan merencanakan, melaksanakan,
dan mengadakan evaluasi kegiatan yang sesuai dengan
aspirasi mudanya.
b) Di samping itu Pramuka Penegak dan Pandega juga
diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan kepada Pramuka Siaga, Penggalang
dan Penegak, melalui kegiatannya sebagai instruktur
yang membantu para Pembina Pramuka dan Pamong
Saka. Untuk itu mereka mendapat kesempatan mengikuti
Kursus Instruktur, Kursus Pembina Pramuka, dan
berbagai kursus keterampilan.
c) Dalam rangka regenerasi, bentuk kegiatan berupa
kaderisasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan
sehingga terjadi kesinambungan kepemimpinan dalam
usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
3) Bina Masyarakat
a) Dalam rangka pengembangan kesadaran bermasyarakat,
bentuk kegiatan pengabdian masyarakat perlu
ditingkatkan dan dikembangkan, sehingga Pramuka
Penegak dan Pandega dapat berperan dalam kehidupan
bermasyarakat sekaligus dapat meletakkan landasan bagi
masa depannya.
b) Para Pramuka Penegak dan Pandega diarahkan untuk
mengembangkankepemimpinannya, dengan
menganjurkan berperan dalam masyarakat sebagai
peneliti, penyuluh, penggerak, pelopor dan pemimpin

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 175


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

masyarakat, sehingga di kemudian hari dapat berperan


sebagai pemimpin bangsa dan negara.
c) Pengabdian Pramuka Penegak dan Pandega kepada
Masyarakat meliputi segala bidang kehidupan mnusia,
seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, agama,
kesejahteraan hidup, keluarga berencana, lingkungan
hidup, keamanan dan pertahanan dan lain-lain.

BAB IV
SASARAN PEMBINAAN
14. Sasaran
Sasaran pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di Gugusdepan
maupun di Kwartir melalui wadah Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu
manusia yang :
a. Beriman, berkepribadian, berbudi luhur, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri.
b. Jasmaninya kuat dan sehat.
c. Tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
d. Mempunyai rasa cinta tanah air.
e. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap dan perilaku yang
inovatif dan kreatif.
f. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap perilaku yang
inovatif dan kreatif
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega perlu disesuaikan
dengan perkembangan jiwa Pramuka Penegak dan Pandega tersebut.

15. Dasar Pembinaan Sasaran


a. Masa usia Pramuka Penegak adalah masa pemuda yang masih
berkembang, penuh emosi, mudah berubah dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Masa usia Pramuka
Penegak merupakan usia mencari identitas diri dengan meniru
sikap dan tingkah laku seseorang yang dikaguminya. Masa usia ini
merupakan saat-saat yang memerlukan seseorang yang dapat
dipercaya, tempat mencurah-kan perasaan dan pikirannya, dan
saat-saat bagi Pramuka Penegak untuk memperoleh keyakinan
tentang dirinya.
b. Masa uisa Pramuka Pandega adalah masa usia yang harus
dipandang sebagai orang dewasa muda. Masa usia yang telah
mengarah kepada kematangan dan kemantapan berpikir, sikap
serta tindakan yang realistis, kritis dan analitis. Masa usia yang
terpengaruh jiwa petualangan (avonturir) dan ke-inginan untuk
merombak hal-hal yang dinilai tidak sesuai lagi. Masa usia yang
memerlukan dukungan yang membesarkan semangat,
menghendaki kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal. Masa
usia yang mengarah kepada pemikiran tentang status dalam
masyarakat dan ketetapan cita-citanya. Masa usia yang
memerlukan teman terpercaya tempat mencurahkan pikiran dan
perasaannya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 176


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

16. Arah Prose Pembinaan


a. Tingkat Penegak Bantara merupakan masa latihan bakti Penegak.
b. Tingkat Penegak Laksana merupakan masa persiapan pengabdian,
yaitu masa menerapkan hasil latihan yang telah didapat selama
dalam tingkat Penegak Bantara.
c. Tingkat Pandega merupakan masa pengabdian dan pengembangan
kepemimpinan.

BAB V
PELAKSANAAN PROSES PEMBINAAN

17. Tamu Penegak


a. Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena
usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan
Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20
tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka.
b. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan.
c. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan
tersebut.
d. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal
dan menilai Tamu Penegak tersebut.

18. Calon Penegak


a. Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela
menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan Adat Ambalan
dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota
Ambalan tersebut.
b. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
c. Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak
dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang
mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.
d. Calon harus mawas diri dan menghargai orang lain serta menyadari
hak dan kewajibannya, antara lain :
1) Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
2) Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan
musyawarah.
3) Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4) Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
5) Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik
Ambalannya.
e. Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak
Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.

19. Penegak Bantara


a. Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU
bagi Penegak Bantara dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
dilaksanakan dengan upacara pelantikan, yang bersangkutan

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 177


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

mengucapkan janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai


tanda pengenal untuk Penegak Bantara.
c. Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan
membaktikan diri kepada masyarakat dan membentuk kepribadian
yang kuat.
d. Seorang Penegak Bantara wajib tetap melanjutkan latihan dan
kegiatan lainnya untuk :
1) Menyelesaikan SKU bagi Penegak Laksana sehingga dapat
dilantik sebagai Penegak Laksana.
2) Menempuh Syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan
kesenangan dan bakatnya sehingga mendapatkan Tanda
Kecakapan Khusus.
3) Mengembangkan bakat dan minatnya dalam Satuan Karya
serta menyebarkan tugas pokok Sakanya itu sesuai dengan
kemampuannya.
4) Mencari kesempatan untuk mengikuti Kursus Pembina
Pramuka Mahir sehingga dapat membantu menyelenggarakan
kegiatan di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir
sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada
padanya.

20. Penegak Laksana


a. Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah memenuhi
SKU bagi Penegak Laksana dan mentaati Adat Ambalan.
b. Perpindahan dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
dilaksanakan dengan upacara kenaikan dengan mengucapkan
ulang janji Trisatya dengan sukarela dan berhak memakai tanda
pengenal untuk Penegak Laksana.
c. Selama menjadi Penegak Laksana diberi kewajiban memimpin
kegiatan bakti untuk Gerakan Pramuka dan masyarakat.
d. Seorang Penegak Laksana wajib tetap melanjutkan latihan dan
kegiatannya bahkan dikembangan terus untuk :
1) Menambah jumlah/bobot dalam menempuh Syarat Kecakapan
Khusus sehingga mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus
yang lebih tinggi.
2) Memperdalam dan memperluas keikut sertaanya di dalam
Satuan Karya.
3) Mengikuti kursus yang diselenggarakan Gerakan Pramuka.
4) Memberikan kesempatan untuk membaktikan dirinya dengan
membantu menyelenggarakan latihan atau kegiatan untuk
Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
5) Berperan serta dalam memberikan bantuan kepada Kwartir
sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada
padanya.

21. Calon Pandega


a. Calon Pandega dipersiapkan untuk menjadi pemimpin (Pembina
Pramuka) yang cakap, jujur dan bertanggung jawab.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 178


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Selama menjadi Calon Pandega berkewajiban menyelesaikan SKU


tingkat Pandega sambil mempraktekkannya di dalam Satuan
Penggalang atau Satuan Siaga.
c. Para Calon Pandega diberi kesempatan untuk mengembangkan
kepribadian kepemimpinan dan meningkatkan jiwa pengabdian
kepada masyarakat.
d. Lamanya menjadi Calon Pandega sedikitnya 6 (enam) bulan.

22. Pandega
a. Pandega adalah Calon Pandega yang telah memenuhi SKU bagi
Pandega dan mentaati Adat Racana.
b. Perpindahan status dari Calon Pandega menjadi Pandega dilakukan
dengan upacara sederhana dengan dialog yang mengandung
pendidikan bagi segenap anggota Racana.
c. Pandega diharapkan sudah memiliki kepribadian yang kuat
sehingga jiwa baktinya diamalkan untuk kepentingan umum.
d. Para Pandega diharapkan mempunyai sikap lebih mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
e. Pandega berusaha sendiri meningkatkan keterampilannya dan
kemampuannya sehingga dapat lebih banyak membantu dirinya
agar dapat mandiri di samping dapat membantu Gerakan Pramuka
baik dalam hal pengelolaan Kwartir maupun Gugusdepan.
d. Para Pandega merupakan pasangan kerja sepengabdian bagi para
Pembina Pramuka.

23. Pandega terus berlatih dan melakukan kegiatan lainnya untuk :


a. Mengikuti pendidikan bagi orang dewasa baik di dalam maupun di
luar Gerakan Pramuka, sehingga dapat memperkaya pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilannya.
b. Berperan serta dalam penyelenggaran latihan dan kegiatan di
tingkat Kwartir serta perorangan atau bersama-sama serta
memberikan bantuan kepada Kwartir dan berusaha untuk
menambah jumlah Pembina Pramuka.
c. Mencari kesempatan untuk dapat membaktikan dirinya kepada
masyarakat, secara perorangan atau bersama-sama.

BAB VI
PEMBINAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

24. Sasaran Pembinaan


Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega oleh Kwartir
yang bersangkutan diarahkan untuk mencapai sasaran :
a. Peningkatan kemampuan pengelolaan organisasi Gerakan Pramuka.
b. Penyempurnaan sarana perangkat kerja staf Kwartir Gerakan
Pramuka serta satuan-satuan Gerakan Pramuka.
c. Kesinambungan pemupukan kepemimpinan, daya kreasi, idealisme
dan patriotisme bagi kepentingan Gerakan Pramuka, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 179


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

25. Proses Pembinaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega


oleh Kwartir adalah :
a. Bimbingan dan pengarahan dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Kesempatan untuk melaksanakan keputusan Musppanitera yang
telah disahkan oleh Kwartir dan menyampaikan pandangan,
pendapat, saran, usul, dan evaluasi kepada Kwartir tentang
kegiatan serta masalah yang dihadapi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan
Kwartir.

BAB VII
PRINSIP DAN MATERI PEMBINAAN

26. Prinsip Pembinaan


a. Umum
1) Sesuai dengan perkembangan jiwa atas dasar usia, maka
semua bentuk kegiatan harus dapat memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada Pramuka Penegak dan Pandega untuk
melaksanakan semboyan : dari, oleh dan untuk Pramuka
Penegak dan Pandega dengan bimbingan dan tanggung jawab
orang dewasa.
2) Pramukka Penegak dan Pandega diberi kesempatan
merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan yang
diinginkan dengan pengarahan, bimbingan dan pengawasan
orang dewasa yang bertanggung jawab atas berlangsungnya
proses timbal balik.
b. Khusus
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega melalui :
1) Kecakapan Umum dengan pencapaian Syarat Kecakapan
Umum (SKU).
2) Kecakapan Khusus dengan pencapaian Syarat Kecakapan
Khusus (SKK).

27. Materi Pembinaan


Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa
Gerakan Pramuka membina dan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, yang pelaksanaannya disesuaikan dngan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia
dengan tujuan agar mereka :
a. Menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi
luhur, serta :
1) tinggi mental, moral dan budi pekerti serta kuat keyakinan
beragamanya
2) tinggi kecerdasan dan keterampilannya
3) kuat dan sehat jasmaninya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 180


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

b. Menjadi warganegara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan


patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri serta mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa dan negara ;
Maka materi pembinaannya adalah :
1) Materi pembinaan mental spiritual
a) Kerohanian/kepribadian
(1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(2) Budi pekerti luhur, perikemanusiaan, dan
jiwa pengabdian
(3) Demokrasi, jujur, adil, sederhana dan rasa
tanggung jawab
(4) Cinta budaya, bangsa, tanah air dan
keindahan serta kelestarian alam.
b) Intelek dan kejiwaaan
(1) Jiwa yang mantap, seimbang dan selaras
(2) Cerdas, berilmu, kritis, analitis, sistematis,
dan metodis.
2) Materi pembinaan patriotisme
a) Moral dan kesadaran ideology Pancasila
b) UUD 1945 dan semangat persatuan serta kesatuan
bangsa
c) Kesadaran Ketahanan Nasional, nilai serta cita-cita
perjuangan kemerdekaan
d) Sejarah perjuangan bangsa
e) Sejarah kepanduan/kepramukaan di Indonesia.
3) Materi Pembinaan idealisme
a) Kreatif, dinamis, obyektif dan realistis
b) Disiplin social, minat belajar, bekerja dan
berprestasi
c) Keterampilan, kecakapan, keahlian dan
produktivitas
d) Pengambilan keputusan, prakarsa, inovasi, dan
daya kreasi
e) Semangat pelopor dan jiwa kerakyatan
f) Semangat membangun dan rasa tanggung jawab
terhadap kemajuan masyarakat.
4) Materi pembinaan jasmaniah
a) Kuat, segar dan sehat
b) Tangguh dan berdaya tahan tinggi
c) Tangkas dan trampil.

BAB VIII
PRINSIP DAN MATERI KEGIATAN

28. Prinsip Kegiatan


a. Gerak dasar kegiatan bagi pencapaian sasaran Pramuka Penegak
dan Pandega adalah :

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 181


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Membangkitkan, mendorong dan mengarahkan serta mengatur dan


mengembangkan keinginan/minat, semangat serta daya
kemampuan Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Semua bentuk kegiatan harus berisi/mengandung pendidikan
mental, jasmani, pengetahuan, keterampilan dan pengamalan bakti
Pramuka Penegak dan Pandega sehingga dapat menjadi kader
pembangunan yang bermoral Pancasila dan berjiwa wiraswasta,
serta dapat hidup bahagia dengan pedoman dan penghayatan
kehormatan Pramuka.
c. Dalam rangka menyiapkan Pramuka Penegak dan Pandega agar
mampu membantu Pembina Pramuka Siaga dan Penggalang,
mereka diberi kesempatan mengikuti Kursus Pembina Pramuka
Mahir.
d. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega meliputi :
1) Bina diri
2) Bina satuan Pramuka
3) Bina masyarakat.
e. Metode kegiatan antara lain :
1) Permainan
2) Diskusi
3) Demonstrasi
4) Lomba
5) Drama dan bermain peran
6) Kelompok kerja
7) Penugasan pribadi
8) Perkemahan
9) Ceramah.
f. Bentuk kegiatan antara lain :
1) Perkemahan
2) Gladian
3) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
4) Latihan keterampilan
5) Proyek percobaan (pilot)
6) Kursus
7) Bakti Masyarakat
8) Pertemuan Pramuka, misalnya Raimuna
9) Mengenal alam terbuka
10) Halang rintang dan gladi tangguh
11) Kegiatan agama

29. Materi Kegiatan


a. Ruang lingkup materi kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega
meliputi seluruh segi kehidupan manusia yang baik.
b. Semua kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega merupakan
percobaan dan latihan menerapkan hasil studinya tentang
manajemen, terutama mengenai pengembangan kepemimpinannya
dalam bentuk secara praktis.
c. Semua kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pandega merupakan
percobaan dan latihan menerapkan hasil studinya tentang

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 182


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

manajemen, terutama mengenai amal dan pengembangan


kepemimpinannya secara praktis didalam membina anak didik.
d. Materi kegiatan yang dilaksanakan mempunyai dua tujuan yang
berkaitan yaitu :
1) ke dalam : merupakan pendidikan untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka.
2) Ke luar : sebagai bakti kepada masyarakat dalam rangka
pembangunan nasional, khususnya pembinaan generasi
muda.
e. Materi-materi kegiatan meliputi antara lain :
1) Mental spiritual
2) Patriotisme (cinta tanah air)
3) Idealisme
4) Sosial
5) Kewarganegaraan
6) Seni budaya
7) Cinta alam
8) Keterampilan
9) Ketangkasan
10) Penanggulangan keadaan darurat
11) Kependudukan dan transmigrasi
12) Lingkungan hidup dan kelestarian alam
13) Koperasi dan Tabungan Nasional
14) Pertanian (dalam arti luas)
15) Pertukangan dan kerajinan
16) Kebaharian
17) Kedirgantaraan
18) Keamanan dan ketertiban masyarakat
19) Perayaan dan peringatan hari-hari bersejarah
20) Kampanye penerangan, sensor film, palang merah,
pemberantasan buta huruf dan pendidikan kesejahteraan
keluarga.

BAB IX
MEKANISME PEMBINAAN

30. Bentuk mekanisme pembinaan


a. Dalam usaha memperoleh manfaat pelaksanaan Pola Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega secara berdayaguna dan
tepatguna, maka mekanisme pembinaannya diatur sebagai
berikut :
1) Pembinaan Ambalan dan Racana dulakukan oleh Gugusdepan.
2) Pembinaan Dewan Kerja Ranting dilakukan oleh Kwartir
Ranting
3) Pembinaan Dewan Kerja Cabang dilakukan oleh Kwartir
Cabang
4) Pembinaan Dewan Kerja Daerah dilakukan oleh Kwartir
Daerah

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 183


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

5) Pembinaan Dewan Kerja Nasional dilakukan oleh Kwartir


Nasional.
b. Gugusdepan bertanggung jawab atas pengelolaan Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega serta Dewan Ambalan dan Dewan
Racana dalam Gugusdepan tersebut.
c. Kwartir di semua jajaran Gerakan Pramuka bertanggung jawab
atas kelangsungan proses pendidikan bagi Pramuka Penegak dan
Pandega di wilayah kerjanya. Sedang Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan
program pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan
Pandega di wilayah kerjanya, sesuai dengan yang digariskan oleh
Kwartir.

31. Mekanisme koordinasi pembinaan


a. Koordinasi merupakan usaha mempersatupadukan sebagai
kegiatan yang saling berbeda akan tetapi mempunyai tujuan yang
saling berhubungan.
b. Perilaku yang mendasari terwujudnya koordinasi adalah kerjasama,
saling membantu dan penghargai, serta menghayati tugas pokok,
fungsi dan tanggung jawab masing-masing yang terlibat dalam
berbagai kegiatan untuk menyelesaiakn suatu program.
c. Untuk para pelaksana pengelola pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega mutlak diperlukan suatu koordinasi, baik pada tingkat
perumusan kebijaksanaan, penyusunan rencana, penentuan
program pelaksanaan pemantauan maupun penilaian
d. Dengan demikian perlu adanya pendekatan sistem yang kemudian
tercermin dalam keserasian dan keterpaduan kebijaksanaan,
perencanaan penyusunan program pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi hasil yang telah dicapai.
e. Mekanisme koordinasi perlu diciptakan agar setiap unsur yang
dikoordinasikan benar-benar menjalankan kebijaksanaan yang
telah digariskan bersama.
f. Koordinasi dilakukan oleh Kwartir yang bersangkutan, apabila
unsur yang dikoordinasikan meliputi pula lembaga/instansi/unit di
luar Kwartir/Gerakan Pramuka.
g. Koordinasi dilakukan oleh Dewan Kerja apabila yang
dikoordinasikan :
1) Unsur dari Kwartir
2) Dewan Kerja dalam wilayah kerja Dewan Kerja yang
bersangkutan
3) Unsur dari Pramuka Penegak dan Pandega sendiri.
h. Koordinasi antar Dewan Kerja yang setingkat dapat dilakukan oleh
salah satu Dewan Kerja, berdasar kesepakatan mereka dengan
sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
i. Wadah mekanisme koordinasi :
1) Rapat Konsultasi, untuk membicarakan suatu masalah
tertentu yang berhubungan dengan tugas Dewan Kerja, dan
perlu dikonsultasikan dengan kwartir atau pihak lain.
2) Rapat Koordinasi membahas pelaksanaan tugas Dewan Kerja
yang perlu dikoordinasikan dengan pihak lain.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 184


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

3) Rapat Pengurus Harian, untuk menentukan kebijaksanaan


teknis pelaksanaan tugas sehari-hari Dewan Kerja.

31. Mekanisme hubungan


a. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Kwartir dilakukan baik lisan
maupun tertulis, yang meliputi hubungan informasi, konsultasi dan
koordinasi.
b. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja yang
setingkat, dalam rangka hubungan informasi dan konsultasi baik
lisan maupun tertulis, dengan sepengetahuan dan persetujuan
Kwartir.
c. Hubungan antara Dewan Kerja dengan Dewan Kerja lain yang ada
di dalam wilayah kerjanya, dalam hubungan bimbingan, informasi,
konsultasi dan koordinasi, dilakukan baik lisan maupun tertulis,
dengan sepengetahuan dan persetujuan Kwartir.
d. Hubungan secara lisan dilakukan antara lain dalam rapat, kegiatan
pendidikan, ceramah, dan lain- lain ; sedang hubungan tertulis
dalam bentuk surat atau naskah lainnya diberi tanda tangan ikut
mengetahui oleh Ketua, Wakil Ketua atau Andalan Urusan
Sekretariat Kwartir.

BAB X
MASALAH DAN PENDEKATAN
33. Masalah
a. Umum
1) Perlunya disusun dan dilaksanakan kegiatan yang menarik
untuk Pramuka Penegak dan Pandega.
2) Perlunya ditingkatkan jumlah dan mutu Pramuka Penegak dan
Pandega
3) Perlunya diusahakan agar para Pramuka Siaga dan
Penggalang akan meneruskan kegiatannya sampai ke
Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Pembinaan
1) Perlunya diusahakan adanya peningkatan jumlah dan mutu
Pembina Pramuka.
2) Perlunya diusahakan peningkatan jumlah dan frekuensi kursus
dan gladian.
3) Perlunya pembinaan Dewan Kerja secara intensif oleh Kwartir
yang bersangkutan.
4) Perlu adanya sarana pembinaan dalambentuk buku pedoman
dan buku pegangan.
c. Organisasi
1) Perlu adanya peninjauan atas struktur Dewan Kerja setiap
jangka waktu tertentu, guna melihat dayaguna dan
tepatgunanya.
2) Perlu adanya kesempatan mengembangkan jiwa
kepemimpimnan dan pengalaman berorganisasi.
3) Perlu adanya pengalakan Satuan Karya Pramuka.
d. Manajemen

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 185


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

1) Perlu dilaksanakan prinsip manajemen yang meliputi


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan dalam bentuk sistem Perencanaan,
Pemrograman dan Anggaran oleh tiap jajaran Gerakan
Pramuka.
2) Perlu dilaksanakan penelitian, pelaporan, pencatatan dan
dokumentasi.
e. Keanggotaan
1) Perlu adanya pendataan keanggotaan secara tertib.
2) Perlu diusahakan untuk membuat anggota tetap bertahan
sebagai anggota Gerakan Pramuka untuk jangka waktu yang
lebih lama.
f. Kegiatan
1) Perlu dipikirkan peningkatan kegiatan yang menarik dan
bermutu, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
teknologi.
2) Perlu adanya usaha mengintensifkan pemanfaatan kerjasama
dengan badan/instansi/organisasi lain, dalam rangka
peningkatan kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.
3) Perlu adanya usaha penyediaan dana yang memadai untuk
pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.
34. Pemecahan Masalah
Guna mengatasi berbagai masalah tersebut perlu diambil langkah-
langkah untuk :
a. Mengumpulkan data dan masalah yang ada.
b. Mencari masalah yang pokok, yang dapat mempermudah cara
mengatasi masalah lainnya yang terkait.
c. Mencari kemungkinan pemecahan masalah pokok tersebut.
d. Mengkaji kemungkinan yang paling tepat untuk mengatasinya.
e. Menentukan cara pemecahan yang dianggap paling tepat.

35. Pendekatan
Untuk mempermudah mengatasi berbagai masalah, perlu adanya
pendekatan melalui berbagai cara, antara lain :
a. Diskusi
1) Diskusi Panel, denganmelibatkan unsur orang dewasa dan ahli
yang memiliki latar belaksang pengetahuan mengenai hal-hal
yang didiskusikan.
2) Seminar dengan melibatkan unsur orang dewasa dan ahli di
bidang yang diseminarkan, untuk memperoleh kemungkinan
pemecahan.
3) Lokakarya, dengan melibatkan orang yang berpengalaman di
bidang yang dibahas, untuk memperoleh cara pemecahan
yang tepat dan praktis.
b. Pemberian Petunjuk
Pemberian petunjuk untuk mengatasi masalah, misalnya :
1) Petunjuk Penyelenggaraan
2) Petunjuk Pelaksanaan
3) Petunjuk Teknis
4) Buku Petunjuk, dan lain-lainnya.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 186


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai :
1) Dokumentasi
2) Hasil penelitian
3) Hasil pengamatan
4) Hasil wawancara, dan lain-lainnya.
d. Pendidikan
Mengikut sertakan Pramuka Penegak dan Pandega pada berbagai
kegiatan pendidikan seperti :
1) Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega
2) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
3) Kursus Pembina Pramuka
4) Kursus Keterampilan
5) Pendidikan lain di luar Gerakan Pramuka.
e. Penyusunan Rencana
Mengatasi masalah dengan memasukkannya dalam perencanaan,
antara lain :
1) Rencana Kerja untuk satu masa bakti
2) Program Kerja untuk satu tahun anggaran
3) Program Darurat untuk pemecahan masalah yang harus
segera dilaksanakan dalam waktu yang singkat, dan
berbentuk intensifikasi pelaksanaan program.

BAB XI
USAHA PENGEMBANGAN

36. Usaha pengembangan


Usaha pengembangan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
ini dilaksanakan antara lain dengan :
a. Mengadakan pengamatan, survei dan pengkajian hasil
pelaksanaan program pembinaan dan kegiatan.
b. Membuat penelitian dan mengadakan supervisi.
c. Mengadakan penelitian dan pengembangan.

BAB XII
PENUTUP
37. Lain-lain
Hal lain-lain yang belum tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini
akan diatur kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Jakarta, 17 Juni 1988.


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 187


Panduan Kepramukaan.(Kak Ahmad Ardiansyah)

Dewan Racana Lasangkuru Pataumulajaji Page 188

You might also like