You are on page 1of 2

Do’a Meminta Petunjuk dan Kebenaran

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan
sahabatnya.

Kita masih melanjutkan pembahasan do'a yang singkat namun penuh makna. Do'a ini kami bawakan dari kitab
Riyadhus Sholihin - An Nawawi, pada Bab Ad Da'awaat (Doa-doa). Semoga sajian do'a berikut bermanfaat.

Do'a meminta petunjuk dan kebenaran

َ ُ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّنى أَسْ أَل‬


‫ك ْالهُدَ ى َوال َّس َدا َد‬
“Allahumma inni as-alukal huda was sadaad” [Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran]

Dari ‘Ali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,

َ ُ‫قُ ِل اللَّ ُه َّم إِ ِّنى أَسْ أَل‬


‫ك ْالهُدَ ى َوال َّس َدا َد‬
“Ucapkanlah do’a: Allahumma inni as-alukal huda was sadaad” [Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan
kebenaran]”. (HR. Muslim no. 2725)

Faedah hadits:

1. Pentingnya meminta hidayah yaitu berupa hidayah ilmu (berupa penjelasan) dan hidayah tawfiq (berupa
petunjuk untuk beramal). Karena boleh jadi seseorang sudah mendapat penjelasan ilmu, namun belum
bisa mengamalkannya.
2. Pentingnya meminta as sadaad, yaitu mencocoki kebenaran, baik dalam ucapan, perbuatan dan
keyakinan (i’tiqod).
3. Hendaklah setiap hamba banyak meminta tolong pada Allah dalam setiap urusannya.

  Do’a Memperbaiki Urusan Agama dan Dunia


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan
sahabatnya.

Kita masih melanjutkan pembahasan do'a yang singkat namun penuh makna. Do'a ini kami bawakan dari kitab
Riyadhus Sholihin - An Nawawi, pada Bab Ad Da'awaat (Doa-doa). Semoga sajian do'a berikut bermanfaat.

Do’a Memperbaiki Urusan Agama dan Dunia

َ ‫اللَّ ُه َّم أَصْ لِحْ لِى ِدي ِن َى الَّ ِذى ه َُو ِعصْ َم ُة أَم ِْرى َوأَصْ لِحْ لِى ُد ْن َي‬
‫اى الَّ ِتى ِفي َها‬
‫اشى َوأَصْ لِحْ لِى آ ِخ َر ِتى الَّ ِتى ِفي َها َم َعا ِدى َواجْ َع ِل ْال َح َيا َة ِز َيا َد ًة لِى ِفى ُك ِّل‬ِ ‫َم َع‬
ٍّ‫اح ًة لِى ِمنْ ُك ِّل َشر‬
َ ‫ت َر‬ َ ‫َخي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َم ْو‬
“Alloohumma ashlih lii diiniilladzii huwa 'ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma'aasyii, wa ash-lih lii
aakhirotiillatii fiihaa ma’aadii, waj'alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin, waj'alil mauta roohatan lii min kulli
syarrin” [Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku
duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku!
Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah
kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!]
Dari Abu Hurairah dia berkata,

‫ َيقُو ُل « اللَّ ُه َّم أَصْ لِحْ لِى دِين َِى الَّذِى ه َُو‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ان َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫َك‬
‫اى الَّتِى فِي َها َم َعاشِ ى َوأَصْ لِحْ لِى آخ َِرتِى الَّتِى فِي َها‬ َ ‫عِ صْ َم ُة أَمْ ِرى َوأَصْ لِحْ لِى ُد ْن َي‬
» ٍّ‫اح ًة لِى ِمنْ ُك ِّل َشر‬
َ ‫ت َر‬ َ ‫َم َعادِى َواجْ َع ِل ْال َح َيا َة ِز َيادَ ًة لِى فِى ُك ِّل َخي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َم ْو‬
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa sebagai berikut: "Alloohumma ashlih lii diiniilladzii huwa
'ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma'aasyii, wa ash-lih lii aakhirotiillatii fiihaa ma’aadii, waj'alil
hayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin, waj'alil mauta roohatan lii min kulli syarrin" [Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah
bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat
kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini
mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari
segala kejahatan!] (HR. Muslim no. 2720). An Nawawi membawakan hadits ini dalam bab “Berlindung dari
sesuatu yang telah diamalkan dan apa-apa yang belum diamalkan”.

Faedah hadits:
1. Islam adalah benteng yang melindungi seseorang agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan
ketergelinciran serta menjaga dari kesesatan dan sekedar mengikuti hawa nafsu.
2. Seorang muslim beramal untuk dunianya seaka-akan ia hidup selamanya dan dia beramal untuk
akhiratnya seakan-akan ia akan mati besok.
3. Seharusnya umur panjang seorang muslim dijadikan sebagaimana sarana untuk menambah amalan
kebaikan dan ketaatan.
4. Kematian adalah kebebasan dari segala kejelekan. Maksudnya, boleh jadi seseorang di dunia hidup lama,
namun hanya kerusakan yang ia perbuat. Oleh karenanya, kematian itulah yang menyebabkan ia terbebas
dari banyak kejelekan.
5. Karena hidup yang sementara dan kematian yang pasti datang, maka hendaklah setiap hamba
memperbaiki ibadahnya dan mengokohkan amalannya, bertawakkal dan selalu meminta tolong pada Allah.

Sebagai renungan!

Dari Abu Bakroh, ia berkata,

‫اس َخ ْي ٌر َقا َل « َمنْ َطا َل ُع ُم ُرهُ َو َحس َُن‬ ِ ‫أَنَّ َر ُجالً َقا َل َيا َرسُو َل هَّللا ِ أَىُّ ال َّن‬
‫اس َشرٌّ َقا َل « َمنْ َطا َل ُع ُم ُرهُ َو َسا َء َع َملُ ُه‬ ِ ‫ َقا َل َفأَىُّ ال َّن‬.» ‫َع َملُ ُه‬
Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa manusia yang baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang
umurnya dan baik amalnya.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa manusia yang jelek?” Beliau menjawab, “Orang yang
panjang umurnya namun jelek amalnya” (HR. Tirmidzi no. 2330 dan Ad Darimi no. 2742, shahih lighoirihi)

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat dan bisa diamalkan oleh kaum muslimin sekalian.

 Referensi:

Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul Jauzi, jilid II, cetakan
pertama, tahun 1430 H.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, jilid IV, cetakan
ketiga, tahun 1424 H

You might also like