Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pasti butuh energi untuk kelangsungan
hidupnya. Energi yang paling besar adalah energi matahari. Tumbuhan
merupakan produsen yang menerima energi matahari paling banyak. Energi
matahari ini diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia yaitu karbohidrat dan
oksigen. Proses perubahan energi ini biasa disebut proses fotosintesis. Hasil
dari fotosintesis ini akan digunakan oleh konsumen I, II dan seterusnya.
Oksigen yang dihasilkan oleh proses fotosintesis biasa disebut sebagai
produktivitas primer.
Produktivitas primer atau dasar dari suatu ekosistem, komunitas atau
sesuatu yang terkait dengan keduanya, didefinisikan sebagai laju energi
pancaran yang disimpan oleh kegiatan fotosintesis atau kemosintesis
organisme-organisme produsen (terutama tumbuhan-tumbuhan hijau) dalam
bentuk senyawa-senyawa organik. Senyawa organik ini dapat digunakan
sebagai energi bagi organisme lain. Untuk mengukur produktivitas tersebut
dapat dilihat dari produksi oksigen yang dihasilkan oleh organisme yang
berada di perairan tersebut dengan cara mengambil sampel air yang akan diuji.
Pengujian dapat dilakukan dengan metode botol terang dan gelap atau
biasa di sebut metode botol Winkler. Digunakan botol terang untuk
mengetahui kesetimbangan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis,
sedangkan botol gelap hanya terjadi proses pernapasan oleh plankton tanpa
terjadi proses fotosintesis. Volume oksigen dalam botol terang, dan botol
gelap menunjukan produktivitas primer fitoplankton. Peletakan botol
dilakukan pada kedalaman yang berbeda sehingga produktivitas primer
menyeluruh dari perairan itu dapat diperkirakan.
Untuk mengetahui produktifitas primer perairan di pantai BAMA
Taman Nasional Baluran, maka dilakukan praktikum ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimana produktivitas primer perairan di pantai
BAMA Taman Nasional Baluran ?”
C. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka tujuan dari
penelitian ini adalah “Untuk mengetahui produktivitas primer perairan di
pantai BAMA Taman Nasinal Baluran”.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
a) Mengetahui produktivitas primer perairan di pantai BAMA Taman
Nasinal Baluran
b) Mengetahu cara penentuan produktifitas primer dengan
menggunakan metode Botol Winkler.
2. Bagi pembaca
a) Mengetahui produktivitas primer perairan di pantai BAMA Taman
Nasinal Baluran
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental karena terdapat variable
manipulasi, respon dan kontrol serta adanya perlakuan untuk memperoleh hasil.
B. Jenis variabel
Variabel manipulasi : Jenis botol (botol gelap dan terang), kedalaman.
Variabel respon : kadar DO
Variabel kontrol : jumlah KOH – KI, H2SO4 dan amilum 1%
D. Prosedur Kerja
1. Pengambilan sampel air dan peletakan botol sampel
a. Mengambil sampel air dengan menggunakan botol winkler coklat
dan putih pada sekitar permukaan air (1 pasang botol). Menutup masing-
masing botol sewaktu botol di dalam air.
b. Mengikat satu botol gelap dan satu botol terang dengan tali raffia
pada kedalaman permukaan dan satu pasang botol pada sekitar bagian
dasar air diikatkan pada tali raffia yang sama yang dipakai untuk mengikat
satu pasang botol sebelumnya tali raffia pada bagian atas yang
digantungkan pada pohon dekat air sehingga kedua pasang botol yang
diikat raffia dekat air sehingga kedua pasang botol yang diikat raffia dapat
masuk ke badan air sesuai dengan kedalaman.
2. Pemerikasaan kadar oksigen terlarut
Memeriksa kadar oksigen dari botol terang dan botol gelap sesuai dengan
kedalaman sebelum perlakuan.
3. Pengukuran kandungan oksigen dalam metode winkler
a. Membuka botol winkler,air hasil tampungan diberi MnSO4
sebanyak 1 ml dengan mengunakan pipet ukur dengan ujung pipet di
bawah permukaan air, sehingga tidak menimbulkan gelembung udara.
b. Menambahkan 1 ml KOH-KI dengan cara yang sama.
c. Menutup botol winkler kembali dengan membolak-balikkan
selama 5 menit.
d. Membiarkan selama 16 menit agar terjadi pengikatan oksigen
terlarut dengan sempurna dengan menandai timbulnya endapan di dasar
botol.
e. Mengambil dan membuang 2 ml larutan di permukaan ataas botol
tanpa menyertakan endapan kemudian menambahklan 1 ml H2SO4 pekat
dengan pipet ukur.
f. Menutup botol dan dibolak-balikkan sehingga endapan larut dan
larutan menjadi warna kuning kecoklatan.
g. Untuk satu botol winkler, mengambil larutan dan memasukkan ke
dalam Erlenmeyer 100ml, larutan siap untuk dititrasi dengan Na2S2O3.
h. Larutan dalam Erlenmeyer dititrasi dengan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning muda. Mengukur Na2S2O3 yang digunakan.
i. Memasukkan 30 tetes amilum 1% ke dalam Erlenmeyer hingga
larutan menjadi biru tua.
j. Larutan dititrasi lagi hingga warna biru hilang, Na2S2O3 yang
digunakan pada langkah-j dijumlahkan.
Dua kali rata-rata jumlah ml larutan thiosulfat terpakai ekivalen dengan kadar
O2 terlarut (mg/l) dalam air atau (a mg/lx 0,698)
4. Mengukur produktivitas dan metabolisme perairan
a. Enam botol terang dan enam botol gelap dirangkai
berselang-seling pada kedalaman 0 dan 3 meter dengan satu kali ulangan
dengna waktu pengamatan jam 12.00
b. Setiap botol diisi dengan air yang berasala dari
kedalaman 0 dan 3 meter (diusahakan saat air masuk ke botol, tidak
terbentuk gelembung udara).
c. Semua rangkaian botol tersebut dimasukkan ke dalam air
pada saat matahari sebelum terbit. Bersamaan dengan pemasukan botol ke
dalam air, diukur oksigen terlarut (DO) air pada masing-masing
kedalaman (0 dan 3 meter) sebagai DO inisial.
d. Rangkaian botol gelap dan terang tersebut diambl 2 tahap,
yaitu:
♥ 2 rangkaian diambil pada pukul 09.00 WIB
♥ 2 rangkaian diambil pada pukul 12.00, kemudian
diukur DO, pH, suhu, dan alkalinitas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
STASIUN 1
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3( Na2S2O3( (ml) Rata -
ml) ml) rata
1 Permukaan a. Terang 1 1,7 2,7 2,1 2,2
1,6 1,2 2,8 2,2
b. Gelap 1 0,8 1,8 1,5 1,8
1,5 1 2,5 2,03
2 Dasar a. Terang 1,3 1 2,3 2,03 1,6
1 0,5 1,5 1,2
b. Gelap 1,2 0,3 1,5 1,2 1,1
1 0,4 1,4 1,1
STASIUN 2
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3( Na2S2O3( (ml) Rata -
ml) ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,6 1,0 1,6 1,3 1,7
1,1 1,4 2,5 2,03
0,9 1,3 2,2 1,8
b. Gelap 0,6 1,0 1,6 1,3 1,7
1,1 1,4 2,5 2,03
0,9 1,3 2,2 1,8
2 Dasar a. Terang 1,2 1,1 2,3 1,9 1,5
0,3 0,7 1,0 0,8
1,4 0,9 2,3 1,9
b. Gelap 1,2 1,1 2,3 1,9 1,5
0,3 0,7 1,0 0,8
1,4 0,9 2,3 1,9
STASIUN 3
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3( Na2S2O3( (ml) Rata -
ml) ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,8 0,5 1,3 1,1 1,3
1,4 0,7 2,1 1,7
0,9 0,6 1,5 1,2
b. Gelap 0,8 0,5 1,3 1,1 1,3
1,4 0,7 2,1 1,7
0,9 0,6 1,5 1,2
2 Dasar a. Terang 1,4 0,5 1,9 1,5 1,5
1,1 0,6 1,7 1,4
1,5 0,6 2,1 1,7
b. Gelap 1,4 0,5 1,9 1,5 1,5
1,1 0,6 1,7 1,4
1,5 0,6 2,1 1,7
B. Produktifitas Primer Akhir (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3( Na2S2O3( (ml) Rata -
ml) ml) rata
1 Permukaan a. Terang 1,2 1,0 2,2 1,8 1,7
1,2 1,1 2,3 1,9
1,0 0,9 1,9 1,5
b. Gelap 0,7 1,2 1,9 1,5 1,8
1,0 1,3 2,3 1,9
1,0 1,5 2,5 2
2 Dasar a. Terang 0,8 0,6 1,4 1,1 1
0,8 0,7 1,5 0,8
0,7 0,6 1,3 1,1
b. Gelap 0,7 1,1 1,8 1,5 1,1
0,8 0,5 1,3 1,1
0,7 0,1 0,8 0,7
STASIUN 4
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3( Na2S2O3( (ml) Rata -
ml) ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,9 0,5 1,4 1,1 1,3
0,9 0,8 1,7 1,4
0,9 0,9 1,8 1,5
b. Gelap 0,9 0,5 1,4 1,1 1,3
0,9 0,8 1,7 1,4
0,9 0,9 1,8 1,5
2 Dasar a. Terang 0,9 0,7 1,6 1,3 1,3
0,9 0,7 1,6 1,3
0,9 0,9 1,8 1,5
b. Gelap 0,9 0,7 1,6 1,3 1,3
0,9 0,7 1,6 1,3
0,9 0,9 1,8 1,5
STASIUN 5
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,4 1,0 1,4 1,1 1,3
0,5 1,1 1,6 1,3
0,5 1,5 2,0 1,6
b. Gelap 0,4 1,0 1,4 1,1 1,3
0,5 1,1 1,6 1,3
0,5 1,5 2,0 1,6
2 Dasar a. Terang 0,6 1,1 1,7 1,4 1,2
0,5 1,0 1,5 1,2
0,5 1,0 1,5 1,2
b. Gelap 0,6 1,1 1,7 1,4 1,2
0,5 1,0 1,5 1,2
0,5 1,0 1,5 1,2
STASIUN 6
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
1 Permukaan a. Terang 1,2 1,2 2,4 1,9 1,8
1,0 1,2 2,2 1,8
1,2 1,0 2,2 1,8
b. Gelap 1,2 1,2 2,4 1,9 1,8
1,0 1,2 2,2 1,8
1,2 1,0 2,2 1,8
2 Dasar a. Terang 1,1 1,5 2,6 2,1 1,7
0,8 1,2 2,0 1,6
0,9 1,0 1,9 1,5
b. Gelap 1,1 1,5 2,6 2,1 1,7
0,8 1,2 2,0 1,6
0,9 1,0 1,9 1,5
STASIUN 7
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,7 1,1 1,8 1,5 1,3
0,8 0,8 1,6 1,3
0,8 0,8 1,6 1,3
b. Gelap 0,7 1,1 1,8 1,5 1,3
0,8 0,8 1,6 1,3
0,8 0,8 1,6 1,3
2 Dasar a. Terang 0,9 0,8 1,7 1,4 1,1
0,7 0,4 1,1 0,9
0,8 0,6 1,4 1,1
b. Gelap 0,9 0,8 1,7 1,4 1,1
0,7 0,4 1,1 0,9
0,8 0,6 1,4 1,1
STASIUN 8
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
1 Permukaan a. Terang 0,5 0,8 1,3 1,1 1,0
0,4 0,6 1,0 0,8
0,6 0,8 1,4 1,1
b. Gelap 0,4 0,6 1,0 0,8 1,0
0,6 0,7 1,3 1,1
0,5 0,8 1,3 1,1
2 Dasar a. Terang 0,4 0,9 1,3 1,1 0,9
0,3 0,4 0,7 0,6
0,5 0,9 1,4 1,1
b. Gelap 0,8 0,8 1,6 1,3 1,2
1,0 0,6 1,6 1,3
0,6 0,7 1,3 1,1
STASIUN 9
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
1 Permukaan a. Terang 1,5 1,7 3,2 2,6 3,0
2,1 2,3 4,4 3,6
1,4 2,1 3,5 2,8
b. Gelap 1,3 1,0 2,3 1,9 1,8
1,9 0,9 2,8 2,3
1,1 0,6 1,7 1,4
2 Dasar a. Terang 0,6 0,8 1,4 1,1 0,8
0,6 0,6 1,2 0,9
0,4 0,4 0,8 0,6
b. Gelap 0,8 1,0 1,8 1,5 1,1
0,7 0,8 1,5 1,2
0,5 0,6 1,1 0,8
STASIUN 10
A. Produktifitas Primer Awal (DO)
No Letak Jenis Botol V1 = V. V2 = V. V1 + V2 DO DO
Na2S2O3 Na2S2O3 (ml) Rata -
(ml) (ml) rata
B. Analisis Data
Dari data yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan
antara DO rata-rata di permukaan dengan DO rata-rata di dasar pantai.
Produktivitas primer awal di permukaan dengan menggunakan botol terang
menunjukkan nilai DO rata-rata sebesar 1,7 dan produktivitas primer awal di
dasar pantai dengan menggunakan botol terang menunjukkan nilai DO rata-
rata sebesar 1,5. Dari hasil ini menunjukkan bahwa ada selisih sebesar 0,2
antara produktivitas primer awal di permukaan dengan di dasar, meskipun
kedunya menggunakan metode yang sama yaitu botol Winkler terang.
Hal yang serupa juga diperoleh pada produktivitas primer awal di
permukaan dan di dasar dengan menggunakan botol gelap. Produktivitas
primer awal di permukaan dengan menggunakan botol gelap menunjukkan
nilai DO rata-rata sebesar 1,8 dan produktifitas primer awal di dasar pantai
dengan menggunakan botol terang menunjukkan nilai DO rata-rata sebesar
1,5. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa ada selisih sebesar
0,3 antara produktivitas primer awal di permukaan dengan di dasar, meskipun
keduanya menggunakan metode yang sama yaitu botol Winkler gelap.
Pada produktivitas primer akhir di permukaan dengan menggunakan
botol terang menunjukkan nilai DO rata-rata sebesar 2,4 dan produktivitas
primer akhir di dasar pantai menunjukkan nilai DO rata- rata sebesar 2,0. Dari
hasil ini menunjukkan bahwa ada selisih sebesar 0,4 antara produktivitas
primer awal di permukaan dengan di dasar dengan menggunakan botol terang.
Pada produktivitas primer akhir di permukaan dengan menggunakan
botol gelap menunjukkan nilai DO rata-rata sebesar 1,7 dan produktivitas
primer akhir di dasar pantai menunjukkan nilai DO rata-rata sebesar 1,9. Dari
hasil ini menunjukkan bahwa ada selisih sebesar 0,2 antara produktivitas
primer awal di permukaan dengan di dasar dengan menggunakan botol gelap.
Selisih yang ditunjukkan antara DO awal dan DO akhir yang ada di
permukaan perairan yang ditunjukkan oleh botol terang adalah sebesar 0,7.
Sedangkan pada botol gelap sebesar 0,1. Selisih yang ditunjukkan antara DO
awal dan DO akhir yang ada di dasar perairan yang ditunjukkan oleh botol
terang adalah sebesar 0,5. Sedangkan pada botol gelap sebesar 0,4.Selisih
yang ditunjukkan pada DO rata-rata pada produktivitas primer awal dan akhir
di Pantai Bama merupakan perbedaan pada produktivitas primer yang terjadi
dalam kurun waktu satu hari.
Dari pengukuran kondisi fisik air tiap tiap stasiun diperoleh bahwa
kondisi fisik perairan pantai Bama menunjukkan suhu air rata – rata adalah
28,5 'C, pH air rata – rata sebesar 7,1, kecerahan air rata – rata sebesar 80,2
cm dan salinitas air rata – rata sebesar 3,3 gr/100. Kondisi fisik air ini dapat
mempengaruhi biota yang ada dinperairan tersebut.
C. Pembahasan
Berdasarkan pada analisis data yang ada di atas maka selisih DO
awal yang ditunjukkan oleh botol gelap yang ada di permukaan dan di dasar
itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perbedaan
DO awal pada botol terang adalah adanya mekanisme metabolisme yang
dilakukan oleh fitoplakton dan zooplankton. Mekanisme metabolisme yang
dilakukan oleh fitoplakton yaitu fotosintesis yang menghasilkan O2 . Hasil
fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplakton diketahui melalui indikator
Na2S2O3 melalui titrasi. Semakin tinggi nilai DO yang ada pada botol terang
maka semakin besar oksigen yang terlarut.didalamnya. Sedangkan pada botol
gelap nilai DO nya lebih rendah dibandingkan yang ada pada botol terang. Hal
ini dipengaruhi oleh mekanisme fotosintesis yang hanya terjadi pada botol
terang tetapi mekanisme ini tidak terjadi pada botol gelap. Walaupun pada
botol gelap tidak terjadi fotosintesis tetapi mengalami respirasi yang juga
dialami oleh botol terang. Mekanisme respirasi yang dilakukan oleh
fitoplakton dan zooplankton yang ada didalam botol gelap dan terang dapat
mempengaruhi jumlah oksigen yang terlarut didalam botol tersebut.
. Data produktivitas primer awal di dasar pada botol terang sama
dengan di botol gelap..Persamaan tersebut dikarenakan, botol gelap yang
digunakan tidak dibungkus dengan alumunium sehingga sinar matahari masih
dapat menembus botol gelap ini. Karena sinar matahari dapat menembus botol
tersebut maka pada botol gelap selain terjadi proses respirasi juga terjadi
proses fotosintesis meskipun kadarnya tidak terlalu tinggi. Pada botol terang
meskipun proses fotosintesis berlangsung lebih besar namun ada beberapa
fotoplankton yang mati karena sinar ultraviolet yang terlau besar mnenai botol
terang ini.
Pada data produktivitas primer awal yang terjadi di dasar perairan
dan di permukaan baik dengan menggunakan botol gelap maupun botol
terang, terdapat data yang tidak sama dengan data produktivitas primer akhir.
Produktivitas primer akhir lebih besar daripada produktivitas primer awal di
perairan dasar. Perbedaan tersebut tersebut dikarenakan fotosintesis pada
waktu siang hari lebih efektif daripada fotosintesis pada pagi hari. Hal ini
berkaitan erat dengan kebutuhan sinar matahari.
Kondisi fisik perairan juga mempengaruhi produktivitas primer di
suatu oerairan tersebut. Kondisi fisik air tersebut meliputi suhu air, ph,
kecerahan air, dan salinitas.Bila kondisi perairan tidak mendukung atau
kurang baik untuk kelangsungan hidup biota laut maka produktivitas juga
akan terganggu. Hal ini berkaitan dengan kemampuan suatu fitoplankton
dalam melakukan proses fotosintesis. Makin baik kondisi fisik suatu perairan
maka makin baik pula proses fotosintesis sehingga kadar oksigen yang
dihasilkan juga lebih banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat diperoleh sinpulan sebagai
berikut:
1. Produktivitas primer akhir lebih besar daripada produktibitas
primer awal.
2. Produktivitas primer di permukaan lebih besar daripada
produktivitas primer di dasar perairan
3. Oksigen terlarut (DO) pada botol terang lebih banyak daripada
pada botol gelap. Hal itu dikarenakan pada botol terang lebih banyak
terjadi fotosintesis daripada pada botol gelap.
B. Saran
Agar memperoleh hasil yang lebih baik maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Peneliti berikutnya disarankan untuk mengulang perlakuan dengan
kedalaman yang berbeda – beda sehingga produktivitas primer di suatu
perairan sampel dapat diteliti dengan akurat.
2. Memperhatikan ketelitian dalam melakukan titrasi sehingga memperoleh
data oksigen terlarut (DO) yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Romimohtarto, Kasijan dan sri Juwana. 2005. Biologi Laut. Jakarta : Djambatan
Oleh :
Restiani Agusvita 043204003
Eni Susilowati 043204020
Matin Mumita 043204018
Ismahil Musoffah 043204042
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2007