You are on page 1of 12

UKURAN GEJALA PUSAT

Ukuran gejala pusat adalah dimaksudkan sebgai parameter atau ukuran keterpusatan
data.Ukuran keterpusatan data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas dari suatu persoalan yang terhimpun dalam sekumpulan data.Ukuran ini seringkali
dijadikan wahana penilaian dan pengambilan keputusan,sehingga keberadaan ukuran
keterpusatan data tersebut boleh dikatakan sangat berarti dalam rangka melakukan
analisis data.

Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data,


pengolahan atau penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data
dan penganalisaan yang dilakukan.
Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita baik yang
berhingga maupun tak berhingga jumlahnya. Seringkali tidak praktis mengambil data dari
keseluruhan populasi untuk menarik suatu kesimpulan. Untuk itu dilakukan pengambilan
sampel yaitu sebagian atau himpinan bagian dari populasi. Sampel yang diambil haris
dapat merepresentasikan populasi yang ada

TUGAS STATISTIK

UKURAN GEJALA PUSAT

Ukuran gejala pusat adalah dimaksudkan sebgai parameter atau ukuran keterpusatan
data.Ukuran keterpusatan data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas dari suatu persoalan yang terhimpun dalam sekumpulan data.Ukuran ini seringkali
dijadikan wahana penilaian dan pengambilan keputusan,sehingga keberadaan ukuran
keterpusatan data tersebut boleh dikatakan sangat berarti dalam rangka melakukan
analisis data.

A.Rata-rata Hitung

1. Rata-rata hitung untuk data yang belum di kelompokkan

Perhitungan nilai rata-rata untuk data yang belum dikelompokkan ke dalam daftar
distribusi frekuensi dinyatakan dengan rumus :

X = ? Xi = X1+X2+X3+………………………+Xn
n = jumlah data

contoh:
dari 10 orang siswa yang mengikuti ujian fisika tercatat mendapatkan nilai sebagai
berikut:
Nilai Ujian Fisika
No Nama Nilai
1 Andre 85
2 Indah 75
3 Sam 70
4 Jhon 80
5 Rika 90
6 Enda 45
7 Emil 50
8 Ali 65
9 Shanty 35
10 Dian 40

Rata-rasta hitungnya adalah:

X = ∑ Xi = 85+75+70+80+90+45+50+65+35+40 = 63.5
n = 10

2. Rata-rata hitung untuk data yang sudah dikelompokkan

Untuk menentukan nilai rata-rata dari data yang sudah terkelompokkan kedalam
daftar distribusi frekuensi,dapat dilakukan perhitungan dengan dua cara,yaitu cara
panjang dan cara pendek.

Perhitungan dengan menggunakan cara panjang,yaitu merupakan perhitungan


yang di dasarkan pada jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi tiap kelas interval
dengan nilai mid pointnya. Sedangkan penentuan rata-rata dengan cara pendek:yaitu
penentuan nilai rata-rata yang di dasarkan pada mid point nya yang dijadikan dasar skala
nya,berikut adalah formulasi rata-rata hitung,baik untuk data yang belum dikelompokkan
maupun untuk data yang sudah di kelompokkan:

1.Cara Panjang :

n
___
=
∑F . X i i

X i =1

∑f i

Dimana:
∑ Fi.Xi :Jumlah perkalian frekuensi dengan mid poin
∑fi : Jumlah data

2.Cara Pendek:

Cara yang lebih singkat dan lebih sederhana ialah dengan mempergunakan nilai
rata-rat duga “ assumed mean” disingkat dengan AM, cara ini disebut juga dengan
cara koding.

Rumusnya:

X= X0+p (∑FiCi )

Dimana:

Xo : mid point yang dijadikan dasar


Xi : mid point tertentu /bukan dijadikan dasar
P : panjang kelas dari interval kelas yang dijadikan dasar

Ci: skala/coding Ci: Xi-Xo


P
∑Fi : Jumlah Data
∑FiCi: Jumlah perkalian antara frekuensi dengan skala

Contoh untuk data yang sudah dikelompokkan:

Berikut diberikan contoh sajian data dalam daftar distribusi frekuensi mengenai nilai
ujian mata kuliah statistika di Universitas Komputer Indonesia tahun 2002-2003

Data nilai statistika


Mahasiswa universitas komputer Indonesia tahun 2002-2003
Interval kelas Frekuensi
31 - 40 4
41 - 50 6
51 - 60 8
51 – 70 14
61 - 80 26
71 - 90 20
Jumlah 90

Diminta : tentukan rata-rata hitungnya dengan cara panjang dan cara pendek

Jawab:
Data nilai statistika
Mahasiswa universitas komputer Indonesia thn
2002-2003

Interval kelas Fr Xi FiXi


31 – 40 4 35.5 142
41 - 50 6 45.5 273
51 - 60 8 55.5 444
51 - 70 14 65.5 917
61 - 80 26 75.7 1963
71 - 90 12 85.5 1026
81 - 100 20 95.5 1910
Jumlah 90 6675

Maka rata-rata hitungnya adalah :

6675
X= = 74,167
90

Hitung dengan cara pendek:

Data nilai statistika


Mahasiswa universitas komputer Indonesia thn
2002-2003
Interval kelas Fr Xi Ci
31 - 40 4 35.5 -2 -8
41 - 50 6 45.5 -1 -6
51 - 60 8 55.5 00
51 - 70 14 65.5 1 14
61 - 80 26 75.7 2 52
71 - 90 12 85.5 3 36
81 - 100 20 95.5 4 80
Jumlah 90 168

X = 55.5+10 = 74.167

B.Rata-rata Ukur

Adalah merupakan besaran atau nilai yang menunjukan keterpusatan data .Dalam
hal menentukan nilai rata-rata ukur,digunakan rumus sebagai berikut:
U = (X1,X2……….Xn) 1
n

log U = (X1,X2……….Xn)1
n

log U =1 { logX1+logX2……….+logXn
n

Contoh: Jika diketahui data mengenai nilai UTS mata kuliah aljabar linier di suatu
kampus, seperti di bawah ini:

Nilai Ujian Aljabar Linier


No Nama Nilai
1 Wulan 85
2 Seli 75
3 Ami 70
4 Ensu 80
5 Rika 90
6 Enda 45
7 Juno 50
8 Ali 65
9 Shanty 35
10 Dini 40

Maka nilai rata-rata ukurnya:

U = (85.75.70.80.90.45.50.65.35.40)10

Log U = 1/10 log (85.75.70.80.90.45.50.65.35.40)

C. Rata-rata Harmonik

Selain rata-rata hitung dan rata-rata ukur untuk menghitung keterpusatan data
dikenal pula dengan istilah rata-rata harmonic.adapun formulasi nilai rata-rata harmonis
dinyatakan sebagai berikut:

H= n
1 + 1 +…………………+ 1
X1 X2 Xn

Dimana jumlah data dan Xj item data


Contoh:
Dari data diatas maka nilai rata-rata harmonic nya adalah :
10
H= = 57.414
1 + 1 + 1 + 1 +1 + 1 + 1 + 1 + 1 +1
80 75 70 80 90 45 50 60 35 40

UKURAN GEJALA LETAK

Ukuran gejala letak dimaksudkan sebagai besaran atau ukuran untuk


mendapatkan gambaran yang lebih jelas berdasarkan letak data dari sekumpulan data
yang di punyai.

Adapun yang termasuk pada ukuran gejala letak antara lain adalah:

1.Median

Median adalah nilai data tengah (dengan pengertian,bahwa dari sekelompok data
dibagi menjadi dua bagian yang sama dan pembagi nya disebut sebagai median ).

Adapun untuk menentukan nilai median dapat dilakukan dengan cara:

-untuk data yang belum di kelompokkan.


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penyusunan data
berdasarkan urutan data dimulai dari data terkecil sampai data terbesar,lalu
tentukan median nya sesuai dengan jumlah data nya (ganjil atau ganjil.

Untuk sekumpulan data yang berjumlah ganjil maka nilai median nya adalah
merupakan data yang paling tengah dan untuk sekumpulan data yang berjumlah
genap,maka median nya adalah jumlah dua data tengah di bagi 2(dua).

berikut di sajikan contoh:

Untuk data ganjil:

8,12,5,3,16,7,2,3,8 urutan data : 2,3,3,5,7,8,8,12,16 Me= 7

Untuk data genap:

Misal data nya : 8,12,5,3,16,7,2,3,8,17 , maka median nya adalah


urutan data : 2,3,35,7,8,8,12,16,17 Me = 7+8 = 7,5

-untuk data yang sudah di kelompokkan

Median untuk data yang sudah di kelompokkan ke dalam daftar distribusi


frekuensi,dirumuskan sbb:

Me=b+p

b : batas bawah dimana median terdapat


p : panjang kelas dimana median terdapat
n : jumlah data
F: frekuensi kumulatif
f : frekuensi kelas median

contoh :

Jika di ketahui hasil tabulasi data yang telah tersusun ke dalam dafar distribusi frekuensi
mengenai nilai statistika pada suatu fakultas yang ada di UNILA tahun akademik 2002-
2003 seperti dibawa ini:

Nilai statistika mahasiswa UNILA


Tahun 2009
Interval kelas Frekuensi
31-40 4
41-50 6
51-60 8
61-70 14
71-80 26
81-90 12
91-100 20
Jumlah 90

Tentukan nilai median nya?

Jawab:

Letak median yaitu pada data yang ke 90/2 = 45 (artinya median yang dicari terletak pada
data yang ke 45 atau lebih). Dari daftar diatas ternyata nilai median yang dicarinya
berada pada kelas interval ke 5 yang mempunyai batas bawah(b)= 70,5 ,panjang
kelas(p)=10, jumlah frekuensi sebelum kelas median(F)=32 dan frekuensi pada kelas
median tersebut (f)= 26,sehingga nilai mediannya adalah:

Me = 70,5+10 45-32 = 75,5

26

Interpretasinya : bahwa ada sebanyak 50% atau lebih nilai statistika mahasiswa UNILA
yang mempunyai nila paling tinggi 75,5

3. Modus

Modus digunakan untuk gejala gejala yang sering terjadi , diberikan dengan simbol Mo.

Modus dalm data kuantitatif ditentukan dengan melihat frekunsi tertinggi , misalnnya:

Data f
20 81
22 56
25 98
29 75
30 72
Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa 25 adalah nilai yang paling banyak muncul, jadi 25 dikatakan sebagai
modus.
Dalam dat berkelompok modus dirumuskan sebagai:

Mo = Bp + p ( b1 )
b1+b2

dimana:
Bp : Batas bawah interval yang mengandung modus
b1 : Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi sebelumnya
b2 : Selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya
p : Panjang kelas interval

4. Kuartil

Nilai kuartil merupakan nilai dari sekumpulan data yang di bagi menjadi empat bagian
yang sama dan membagi data tersebut dinamakan kuatril.
Menentukan nilai- nilai kuartil tersebut di bagi menjadi dua kategori yaitu nilai nilai
kuartil untuk data yang belum di kelompokkan ke dalam daftar distribusi frekuensi dan
nilai-nilai kuartil yang sudah di kelompokkan ke dalam daftar distribusi frekuensi,adapun
urutan menentukan nilai kuartil antara lain:

Untuk data yan belum di kelompokkan:

a.susun berdasarkan urutan data dimulai dari yang terkecil sampai terbesar
b.tentukan letak kuartil yang diminta Ki = i(n+1)
4

c.tentukan nilai dari kuartil yang di minta tersebut

Untuk data yang sudah di kelompokkan

Menentukan nilai kuartil untuk data yang sudah dikelompokkan ke dalam daftar istribusi
frekuensi dirumuskan sebagai berikut:

Ki= b+p in-F


4
f

5.Desil

Pengertian desil yaitu nilai dari sekumpulan data yang di bagi menjadi sepuluh bagian
ayang sama,dan yang memabagi data tersebut dinamakan desil
Untuk menentukan nilai desil tersebut antara lain adalah:

Untuk data yang belum di kelompokkan :


a. Susun berdasarkan urutan data dimulai dari data yang terkecil sampai terbesar.
b. Tentukan letak dari desil yang di minta Di = (n+1)

c. Tentukan nilai dari Desil yg diminta tersebut,misalkan nilai D1 , nilai D3 ataupun nilai
desil lainnya.

Untuk data yang sudah di kelompokkan


Menentukan nilai desil dari data yang sudah di kelompkkan ke dalam daftar distribusi
frekuensi dirumuskan sebagai berikut:

Di=b+p n-F

26

ket:

b: batas awah dimana desil terdapat


p: panjang kelas dimana desil terdapat
n: jumlah data
F: frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
f: frekuensi kelas desil

6. Persentil:
persentil (Pi) merupakan ukuran lokasi yang paling halus karena pembagiannya 1
s/d 99.

1
Letak Pi = ( n + 1) ; i = 1,2,3...99.
100

Contoh :
1. Misalnya banyak data (n) = 50 akan dicar i nilai P57
Jawab :
57
Letak P57= 100 ( 50 + 1) = 29,07, artinya letak nilai P57 antara data ke 29

Dan data ke 30 .
Besar nilai P57 = nilai data ke 29 + 0,07 ( nilai data ke 30 – nilai data ke 29 )
2. tentukan nilai P38 dari data tersebar dibawah ini :
9,9,10,13,14,17,19,20,21,22,23,25,27,29,33,35,39,43,47
Jawab :

38
Letak P38 = ( 20 + 1) = 7,98 , artinya letak nilai P38 antara data ke 7 dan ke
100
8.

Besarnya nilai P38 = nilai data ke 7 + 0,98 ( nilai data ke 8 nilai data ke 7)
= 19 + 0,98 ( 20- 19 ) = 19,98.
DAFTAR PUSTAKA

http://one.indoskripsi.com/node/6591

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib, H.M. 2007. Statistika Dasar. Jakarta:

You might also like