Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
JAKARTA 2010
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya
bagi kami melalui ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Tak Terkira sehingga kami bisa sedikit
menuliskan setetes dari lautan ilmu-Nya kedalam sebuah makalah sederhana ini. Shalawat serta
salam kami tujukan kepada suri teladan kami, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami bersyukur bahwa akhirnya kontribusi dapat diwujudkan dengan diiringi kesadaran
bahwa segala keterbatasan masih mengiringi makalah yang masih perlu untuk terus dikoreksi ini
agar dapat mencapai kesempurnaan. Makalah ini dibuat tidak dengan proses yang instant namun
memerlukan proses yang cukup panjang untuk menciptakan sebuah makalah yang dapat
membuat pembaca semakin mengenal, mengerti dan memahami Pentingnya Al-Qur’an bagi
manusia dalam sejarah peradabanya yang bermula dari peradaban sejarah islam menuju
peradaban modern.
Akhirnya, kami berharap makalah ini menjadi kontributif yang positif yang tidak ada
hentinya. Tak henti untuk terus dikoreksi, tak henti untuk melahirkan berbagai motivasi dan
inovasi serta tak henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk juga memberikan
kontribusi yang jauh lebih baik dari kami. Semoga.
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ……………………………………………………………..………… i
BAB II : Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
3
Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan
politik islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam
beberapa Kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan
budaya dan peradaban islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu. Namun,
kemalangan tidak berhenti sampai di situ. Timur Lenk, sebagai mana telah disebut,
menghancurkan pusat-pusat kekuasaan islam yang lain.
Setelah Bani Abbas mengalami kehancuran, umat islam bangkit kembali dengan adanya
kerajaan-kerajaan Usmani, Mughal dan Safawi. Kerajan-kerajaan tersebut merupakan tiga
kerajaan terbesar pada masa itu. Akan tetapi dalam perjalanannya, ketiga kerajaan tersebut juga
mengalami kemunduran dan kehancuran. Apa penyebab kehancuran dan kemunduran ketiga
kerajaan tersebut ?
Makalah ini akan membahas bagaimana kehancuran dan kemunduran tiga kerajaan besar
bagi umat islam tersebut yaitu kerajaan Safawi, Mughal dan Usmani.
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Sejarah Singkat Kerajaan (Safawi , Mughal dan Usmani)
Kerajaan safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah, di dirikan pda waktu yang
hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan usmani. Nama Safawiyah diambil dari
nama pendirinya, Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama safawi itu rerus
dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu
dilestarikan setelah gerakan ini mendirikan kerajaan.
Safi Al-Din berasal dari keturunan orang yang berbeda dan memilih sufi sebaga
jalan hidupnya. Ia keturunan dari iman syi’ah yang ke enam. Musa Al-Kazim.
Gurunya bernama syaikh Taj Al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M) yang dikenal
dengan julukan Zahid Al-Din diambil menantu oleh gurunya tersebut. Safi Al-Din
mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus
meertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut torekat ini sangat teguh memegang
ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi oran-
orang ingkar.
Kerajaan Mughal atau Mogul di India diasaskan oleh Babur pada tahun 1526,
apabila dia mengalahkan Ibrahim Lodi, sultan terakhir dalam kesultanan Delhi dalam
Pertempuran pertama Panipat. Kebanyakannya telah ditawan oleh Sher Shah semasa
pemerintahan Humayun, tetapi di bawah Akbar, ia berkembang dengan lebih luas,
5
dan terus berkembang sehingga akhir pemerintahan Aurangzeb. Selepas
kemangkatan Aurangzeb pada tahun 1707, kerajaan Mughal semakin lemah,
walaupun ia kekal sebagai kuasa memerintah di benua India selama 150 tahun
berikutnya. Dalam tahun 1739 ia dikalahkan oleh tentera Persia di bawah
pemerintahan Nadir Shah. Pada tahun 1756 tentera Ahmad Shah merompak Delhi
sekali lagi. Kekalahan terakhir ditangan Empire British pada tahun 1857, walaupun ia
telahpun menjadi gelaran kehormatan sahaja, tanpa kuasa pemerintahan sebenar.
3. Kerajaan Usmani.
Pendiri kerajaan ini adalah dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol
dan daerah utara Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke
Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke sembilan
atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-
serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan
mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka orang-orang
Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Di sana, di bawah pimpinan Erthogrul,
mereka mengabdikan diri ke Sultan Alaudin II, Sultan Saljuk yang kebetulan sedang
berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alaudin mendapat
kemenangan. Berkat jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia
kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah
barunya dengan memilih kota Syukud sebagai ibu kota.
6
Sejak itulah, kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah
Usman yang sering disebut juga Usman I.
7
Safi Mirza, cucu abbas I, adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia sangat kejam
terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifat pencemburunya. Kemajuan yang
pernah dicapai oleh abbas I segera menurun. Kota Qondahar (sekarang termasuk
wilayah afganistan ) lepas dari kekuasaan kerajaan safawi, diduduki oleh kerajaan
mughal yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Syah Jehan, sementara baghdad direbut
oleh kerajaan Usmani.
Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga ia jatuh sakit
dan meninggal. Meskipun demikian, dengan bantuan wajir-wajirnya, pada masa kota
Qandahar dapat direbut kembali. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang
pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya,
rakyat bersifat masa bodoh terhadap pemerintah. Ia diganti oleh Shah Husein yang
alim. Pengganti sulaiman ini meberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah
yang sering memaksakan pendapatnya terhadapa penganut aliran Sunni. Sikap ini
membangkitkan kemarahan golongan sunni Afhganistan, sehingga mereka berontak
dan berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Safawi.
3. adanya dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin. Hal ini juga turut
mempercepat proses kehancuran kerajaan Safawi.
Setelah satu setengah abad dinasti mughal berada dipuncak kejayaannya, para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke 18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
8
kemunduran. Kekuatan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat
jpusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu semakin lama semakin
mengancam. Sememntara itu pedagang inggris untuk pertamakalinya diizinkan oleh
Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekutan bersenjata
semakin kuat menguasai wilayah pantai.
Ada beberapa faktor juga yang menyebabkan kekuasaan dinasti mughal mundur
pada satu setengah abad terakhir dan membawa kepada kehancuran pada tahun
1858M, yaitu :
3. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan
Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat ( 1566 M) kerajaan turki usmani mulai
mengalami fase kemundurannya. Akan tetapi, sebagai sebuah kerajaan yang sangat
besar dan kuat, kemunduran itu tidak langsung terlihat. Sultan Sulaiman Al-Qanuni
9
diganti oleh Salim II (1566-1573 M). Dimasa pemerintahannya terjadi pertempuran
antara armada laut kerajaan usmani dengan armada laut Bundukia , angkatan sri paus,
dan sebagian kapal para pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari sepanyol.
Pertempuran ini, Turki usmani mengalami kekalahan yang mengakibatkan Tunisia
dapat direbut oleh musuh. Baru pada masa sultan berikutnya, Sultan Murad III pada
tahun 1575 M tunisia dapat direbut kembali.
1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Administrasi pemerintahan yang sangat luas
wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi kerajaan Usmani
tidak beres.
4. Budaya pungli atau kalau penulis boleh katakan dengan istilah “korupsi sudah
membudaya”. Setiap jabatan yang hendak diraih seseorang, maka harus “dibayar”
dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
6. Merosotnya ekonomi. Hal ini dikarenakan perang yang tak pernah berhenti,
sehingga anggaran digunakan untuk kepentingan perang, sedangkan pendapatan
berkurang dan belanja negara banyak.
10
7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi. Hal ini dikarenakan
kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, dan
hanya mementingkan pengembangan kekuatan militer.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian singkat tentang kemunduran tiga kerajaan besar islam (Usmani, Mughal dan
Syafawi) di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, tiga kerajaan tersebut merupakan kerajaan
islam terbesar, karena dalam waktu kurun yang panjang setelah Bani Abbas mengalami
keruntuhan dengan ditandainya jatuhnya kota Baghdad ke tangan bangsa Nongol pada tahun
12
1258 M, setelah itu umat islam mengalami kemunduran. Umat islam bangkit kembali dengan
adanya kerajaan Usmani yang mendiami daerah Nongol dan daerah utara Cina, kemudaian
kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Akan tetapi, dalam perjalanannya ketiga kerajaan tersebut mengalami kemunduran. Hal
yang paling urgen penyebab kemunduran ketiga kerajaan tersebut antara lain adalah :
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan kami sadar
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan
kritik dari pembaca budiman, demi kesempurnaan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja
Mubarok, Dr. H. Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004
14
http://warungbaca.blogspot.com/2008/09/masa-kemunduran-tiga-kerajaan-besar.html
KEMUNDURAN
TIGA KERAJAAN BESAR
(1700 – 1800 M)
Disusun Oleh :
15
Nama : M. Akhi Yusuf
NIM : 0809010010
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
JAKARTA 2010
16