You are on page 1of 5

Menjadi Murid Yesus

MATIUS 28:16-20
"...Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Tuhan bersukacita karena kita sudah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Tuhan juga
gembira kalau kita tahu berbakti dengan sungguh-sungguh kepada-Nya. Tetapi keKristenan
bukan sekedar begitu saja. Tuhan berkehendak supaya kita semua menjadi MURID-MURID
YESUS. Tuhan tidak memanggil kita hanya untuk menjadi anggota sebuah gereja, tetapi
lebih dari itu Tuhan ingin supaya kita menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus berarti
kita belajar kepada Tuhan.
Seorang murid Kristus harus terikat kepada Yesus. Kita bisa terikat kepada satu gereja, kepada seorang
gembala, tetapi lebih dari itu kita harus mengikatkan diri kepada Yesus. Sejak 38 tahun silam saya dan
istri terikat dengan janji pernikahan. Hidup kita sekarang bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus.
Sebab Kristus telah membeli kita dan harganya telah lunas dibayar dengan mahal. Sekarang kita terikat
dengan Kristus. Seluruh hidup kita harus tertuju dan dipersembahkan kepada Kristus.
Lukas 14:23. Bunyinya = Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di
situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Dalam Matius 28:19 kita disuruh untuk pergi menginjil ke
seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus. Tetapi bukan berarti bahwa kita
harus pergi menginjil ke luar negeri, melainkan Tuhan meminta kita supaya menjadi saksi di lingkungan
kita, menjadi saksi di rumah kita, menjadi saksi di kota kita, dan menjadi saksi di bangsa kita. Kota kita,
bangsa kita harus mengetahui bahwa YESUS HIDUP. Seorang murid Kristus mempunyai Kabar Sukacita
yang dapat disampaikan kepada orang lain, kepada orang-orang yang terhilang. Tuhan berharap kita
mempunyai belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Di mana dan kapan saja kita harus menjadi
saksi-saksi Kristus.

Seorang murid Kristus harus bisa mematikan keinginan dagingnya. Kalau kita mau
dipakai Tuhan, maka kita harus belajar mematikan keinginan daging, keinginan pikiran.
Tuhan tidak akan pernah memakai hidup kita kalau kita tidak mau belajar mematikan
keinginan daging kita. Alkitab dengan gamblang berkata bahwa keinginan daging
berlawanan dengan keinginan Roh. Roh Kudus tidak mungkin dapat bekerja dalam hidup
kita, kalau kehidupan daging kita tidak dimatikan. Bd. Galatia 2:20. Tuhan tidak serta
merta masuk dalam hati saudara tanpa saudara memberikan ruang hati anda untuk Tuhan.

Seorang murid harus tergabung dalam sebuah gereja lokal. Kalau Tuhan sudah
memimpin anda ke jemaat ini, maka anda harus benar-benar menjadi anggota jemaat yang
setia. Setia beribadah, setia berkorban dan mentaati Firman Tuhan.

Selain terikat dalam satu gereja, murid Kristus juga harus terikat satu sama lain.
Saling mengasihi antara satu dengan yang lain. Jangan berikan kesempatan buat Iblis
untuk mengacau persatuan di dalam jemaat ini. Kalau anda terikat satu sama lain maka
saudara tidak akan memiliki celah untuk mengecewakan dan menyakiti hati orang lain.

Murid Kristus adalah pembawa-pembawa buah Roh. Apakah anda sudah membawa
buah-buah Roh dalam Kerajaan Allah, atau anda hanya makan buah berkat dari Tuhan? Kita
musti membawa buah-buah Roh yang sangat berguna bagi dunia ini. Buah Roh yang
dimaksudkan bukan jiwa-jiwa tetapi buah-buah roh yang tertulis dalam Galatia 5:22-23
yakni berhubungan dengan karakter kita.

Murid Kristus harus memilih atau memprioritaskan Yesus. Setiap hari kita harus
membuat keputusan untuk ikut Yesus. Setiap hari kita harus memutuskan untuk berdoa,
membaca Alkitab, memberikan waktu khusus untuk bersekutu dengan Tuhan. Apakah anda
mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan? Seringkali kita membuat pilihan yang
salah. Ada orang lebih memilih menonton sepakbola daripada berdoa; ada yang lebih
memilih pergi ke pesta daripada pergi ke kebaktian, dllsb. Menonton sepakbola itu tidak
salah, pergi ke pesta itu tidak salah. Tetapi pilihan pertama atau yang utama itu harus
kepada Kristus. Dalam menentukan pilihan kita perlu pimpinan Roh Kudus. Biarlah kita
selalu memberikan prioritas kepada Tuhan.

Murid Kristus adalah panggilan. Matius 28:19 menjelaskan bahwa Tuhan memanggil kita
menjadi murid-murid-Nya. Anda dipanggil menjadi murid Kristus. Jadi, merupakan satu kehormatan dari
Tuhan kalau saudara menjadi murid Kristus.

Apakah saudara mempunyai kerinduan menjadi murid Kristus? Apakah saudara sudah mempunyai
rencana untuk menjadi murid Kristus? Dan saya berharap dan berdoa supaya kita semua menjadi murid
Kristus, menjadi wakil Tuhan di dunia ini. Tuhan memberkati!

Dalam Markus 1 : 16 - 20 dikisahkan mengenai Yesus yang memanggil Simon & Andreas serta Yakobus
& Yohanes menjadi murid - muridNya. Dalam kisah ini ada beberapa hal yang dapat kita renungkan :
Saat Yesus berjalan dan bertemu dengan Simon & Andreas, Dia memanggil mereka untuk menjadi
muridNya. Hal yang menarik di sini adalah bahwa Yesus sendiri yang mengajak mereka bukan mereka
yang datang kepada Yesus. Tidak semua orang yang ditemui Yesus diajak untuk menjadi muridNya,
bahkan ada yang mau malah ditolak oleh Yesus. Jadi Simon & Andreas adalah orang2 terpilih, demikian
juga dengan Yakobus & Yohanes.
Hal yang sama juga terjadi pada kita, kita menjadi murid Yesus, bukan atas kehendak kita tetapi Allah
sendiri yang memilih kita untuk menjadi pengikutNya. Jadi kita juga adalah orang-orang pilihan. Oleh
sebab itu kita harus bersyukur dan bangga sebagai murid Yesus.
Saat Simon dan Andreas dipanggil oleh Yesus, mereka sedang bekerja (menjala ikan), namun mereka
menanggapi panggilan Yesus dan meninggalkan pekerjaannya, sumber mata pencahariannya. Mereka
tidak khawatir akan makan apa mereka kalau mengikut Yesus. Seringkali kita lebih memprioritaskan
pekerjaan kita, cari uang banyak-banyak, kita lebih suka menunda untuk ke gereja/berdoa/pelayanan demi
pekerjaan kita mencari uang. Dan kadangkala kita khawatir dengan pemenuhan kebutuhan hidup kita
kalau kita ikut Yesus. Tuhan menghendaki kita mengikuti Dia tanpa mengkhawatirkan bagaimana
pemeliharaan hidup kita, dan lebih memprioritaskan Tuhan daripada pekerjaan kita, hal ini bukan berarti
kita jadi tidak bekerja dan berusaha.
Saat Yesus memanggil, Dia tidak meminta kita hal yang tidak bisa kita lakukan. Dia meminta kita
melakukan sesuai dengan kemampuan kita. Seperti Simon dan Andreas yang seorang nelayan, Yesus
memanggil mereka untuk menjadi penjala manusia. Kalau Tuhan meminta kita untuk mengerjakan
sesuatu dalam rencanaNya, Dia pasti meminta kita untuk melakukan yang sesuai dengan yang kita bisa,
Tuhan memanfaatkan keunikan kita masing-masing dalam karya keselamatanNya.
Kalau kita mau mengikuti Tuhan, kita juga harus mengikuti Dia dengan sepenuh hati, kita harus
meninggalkan keterikatan kita pada siapapun dan hanya memikirkan Tuhan, seperti Yakobus dan
Yohanes yang rela meninggalkan ayahnya untuk mengikuti Tuhan. Kadang hal yang paling sulit kita
lakukan adalah melepaskan orang yang kita kasihi seperti anak, orangtua, kekasih, dll, tetapi bila kita
benar-benar ingin menjadi murid Yesus kita harus berani malakukan hal itu. Melepaskan bukan berarti
kita meninggalkan keluarga/orang-orang yang kita kasihi itu seperti Yakobus dan Yohanes yang
meninggalkan ayahnya, bukan juga gak mau tau lagi pada mereka dan hanya sibuk pada Tuhan, tetapi
yang dimaksud di sini adalah cinta kita pada Tuhan harus yang utama melebihi cinta kita pada orang-
orang terdekat kita di dunia.
Ia memerintahkan: "karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa muridKu, dan ajarlah mereka untuk
melakukan segala yang Kuperintahkan kepadaMu." Yesus sebagai teladan utama memerintahkan kita
menjadi muridNya. Menjadi murid Kristus sebenarya hanyalah membagi hidup dengan orang lain sesuai
dengan segala yang sudah Tuhan Yesus Kristus perbuat padaNya. Yesus tidak pernah memaksa orang
untuk mengikutiNya. Yesus memberikan kebebasan kepada orang-orang _jika siapapun mau" maka bisa
mengikuti Dia. Dan keputusan terakhir ada pada pihak kita sendiri. Kemudian Yesus berkata lagi, "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
(Mrk 8:34)
Sebagai langkah pertama untuk mengikuti Yesus, kita harus menyangkal diri. Jika kita mau menjadi
murid Yesus kitapun harus menyangkal diri, dan hanya membenarkan Yesus. Kedudukan, kehormatan,
harta, kemampuan, pengetahuan, kebaikan… semuanya harus disangkal, dan hanya membenarkan yesus.
Kita harus mengakui bahwa Yesus adalah segalanya dalam hidupku, saya hanya mengenal Dia, tidak ada
aku hanya ada Yesus Kristus. Mengapa sulit untuk menjadi murid Yesus? Karena kita selalu ingin
menjaga diri kita, milik kita, keluarga kita, dsb.
Rasul Paulus pernah mengatakan tentang anak Allah, pewaris, penderitaan dan kemuliaan, dan partisipasi
dalam penderitaan dan kemuliaan Kristus. "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama
dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:17-18). Pada zaman ini
banyak orang Kristen mencari kemuliaan, berkat dan sukses dan ingin menghindari penderitaan. Mereka
terlalu jauh dari kehidupan orang Kristen pada zaman gereja mula-mula yang rela menderita sengsara
bagi Injil dan kerajaan Allah. Lambang agama Kristen adalah salib, tetapi banyak orang hanya mencari
kemuliaan. Kita harus menyadari bahwa tanpa berpartisipasi dalam penderitaan Kristus, kita tidak bisa
berpartisipasi dalam kemuliaanNya.
Ada bermacam-macam motivasi yang timbul di dalam hati seseorang ketika mengambil keputusan untuk
menjadi murid Tuhan. Misalnya, agar mendapat berkat materi yang berkelimpahan. Atau, bagi mereka
yang mengagung-agungkan "theologi" kemakmuran meyakini bahwa menjadi anak Tuhan pasti serba
enak, sebab setiap hari kita akan mendapatkan berkat yang berkelimpahan. Bahkan orang-orang tertentu
yang berani mengklaim apabila seseorang tidak diberkati, di dikutuk Tuhan. Walaupun dalam
kenyataannya, banyak orang yang cinta Tuhan dengan serius, tetapi hidupnya tidak berkelimpahan secara
materi, melainkan berkelimpahan dalam hal rohani.
Yesus memberi tanggung jawab kepada para murid-Nya dan kepada setiap generasi, untuk melakukan
sesuatu yakni panggilan suci. Panggilan suci tersebut adalah untuk menjadi "garam" bagi dunia dan
menjadi terang di dunia. Menjadi terang bagi generasi kita adalah kerinduan Allah yang terdalam agar
banyak orang yang percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan juruselamat. Dunia ini akan binasa
apabila tidak ada terang yang terus-menerus memancari kegelapan hati manusia. Hanya Kristus yang
mampu menerangi kegelapan hati nurani manusia yang setiap saat selalu bengkok dan melawan Allah.
Seorang murid bukan saja belajar dari apa yang diajarkan gurunya, melainkan juga mengikuti gaya hidup
dari gurunya. Tuhan Yesus telah meninggalkan suatu gaya hidup yang mengasihi tanpa pamrih. Dia
memberikan perintah yang sekaligus menjadi citi-khas bagi murid-muridNya yaitu mempraktikkan saling
mengasihi sesuai dengan kasih yang telah diberikannya kepada mereka. Saling mengasihi adalah aspek
eksternal seorang murid yakni dalam berhubungan dengan orang lain.

1. Yesus sendiri yang memilih muridNya.


Saat Yesus berjalan dan bertemu dengan Simon & Andreas, Dia memanggil mereka untuk
menjadi muridNya. Hal yang menarik di sini adalah bahwa Yesus sendiri yang mengajak mereka
bukan mereka yang datang kepada Yesus. Tidak semua orang yang ditemui Yesus diajak untuk
menjadi muridNya, bahkan ada yang mau malah ditolak oleh Yesus. Jadi Simon & Andreas
adalah orang2 terpilih, demikian juga dengan Yakobus & Yohanes. Hal yang sama juga terjadi
pada kita, kita menjadi murid Yesus, bukan atas kehendak kita tetapi Allah sendiri yang memilih
kita untuk menjadi pengikutNya. Jadi kita juga adalah orang-orang pilihan. Oleh sebab itu kita
harus bersyukur dan bangga sebagai murid Yesus.
2. Bagaimana sikap kita saat dipanggil oleh Yesus?
Saat Simon & Andreas dipanggil oleh Yesus, mereka sedang bekerja (menjala ikan), namun
mereka menanggapi panggilan Yesus dan meninggalkan pekerjaannya, sumber mata
pencahariannya. Mereka tidak khawatir akan makan apa mereka kalau mengikut Yesus.
Seringkali kita lebih memprioritaskan pekerjaan kita, cari uang banyak2, kita lebih suka
menunda untuk ke gereja / berdoa / pelayanan demi pekerjaan kita mencari uang. Dan
kadangkala kita khawatir dengan pemenuhan kebutuhan hidup kita kalau kita ikut Yesus. Tuhan
menghendaki kita mengikuti Dia tanpa mengkhawatirkan bagaimana pemeliharaan hidup kita,
dan lebih memprioritaskan Tuhan daripada pekerjaan kita, hal ini bukan berarti kita jadi tidak
bekerja dan berusaha.
3. Yesus memanggil kita menurut kemampuan kita masing-masing.
Saat Yesus memanggil, Dia tidak meminta kita hal yang tidak bisa kita lakukan. Dia meminta
kita melakukan sesuai dengan kemampuan kita. Seperti Simon & Andreas yang seorang nelayan,
Yesus memanggil mereka untuk menjadi penjala manusia. Kalau Tuhan meminta kita untuk
mengerjakan sesuatu dalam rencanaNya, Dia pasti meminta kita untuk melakukan yang sesuai
dengan yang kita bisa, Tuhan memanfaatkan keunikan kita masing-masing dalam karya
keselamatanNya.
4. Melepaskan ikatan
Kalau kita mau mengikuti Tuhan, kita juga harus mengikuti Dia dengan sepenuh hati, kita harus
meninggalkan keterikatan kita pada siapapun dan hanya memikirkan Tuhan, seperti Yakobus &
Yohanes yang rela meninggalkan ayahnya untuk mengikuti Tuhan. Kadang hal yang paling sulit
kita lakukan adalah melepaskan orang yang kita kasihi seperti anak, orangtua, kekasih , dll, tetapi
bila kita benar-benar ingin menjadi murid Yesus kita harus berani malakukan hal itu.
Melepaskan bukan berarti kita meninggalkan keluarga / orang-orang yang kita kasihi itu seperti
Yakobus & Yohanes yang meninggalkan ayahnya, bukan juga gak mau tau lagi pada mereka dan
hanya sibuk pada Tuhan, tetapi yang dimaksud di sini adalah cinta kita pada Tuhan harus yang
utama melebihi cinta kita pada orang-orang terdekat kita di dunia.
Semoga kita dapat menjadi murid-murid Yesus yang setia dan menjadi berkat bagi banyak orang.

God Bless Us

Menjadi murid Yesus


Sumber:kidung.com

MENJADI MURID KRISTUS


“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.”
Lukas 14:27

Seorang anak kecil berkata kepada ibunya, “Ma, saya tidak mau lagi sekolah !” Ibunya bertanya:
“memangnya kenapa?”. Si anak lalu berkata: “di sekolah peraturannya banyak sekali. Yang ini
ngga boleh, yang itu ngga boleh. Apa-apa ngga boleh.” Lalu ibunya menasehatkan dia bahwa
kalau ingin menjadi murid sebuah sekolah, maka ia wajib mematuhi segala peraturan yang
berlaku di sekolah tersebut. Termasuk patuh terhadap gurunya.
Dalam hal percaya kepada Yesus, ada konsekuensi lain yang harus dijalani oleh orang percaya
yaitu memikul salib dan mengikut Yesus. Salib yang dipikul, bukanlah salib Kristus. Karena
mustahil bagi seorang manusia untuk memikul salib Kristus. Tetapi salib yang dipikul adalah
salib diri sendiri. Salib itu bisa berupa penderitaan, kekurangan, fitnah, penganiayaan, dan
berbagai bentuk lain yang dirasa sebagai beban.
Pada saat memikul salib sendiri, seseorang harus mengikuti pola Kristus dalam hal memikul
salibNya. Yesus merasakan kegetiran yang luar biasa ketika Ia memanggul salibNya. Namun
demikian, hati dan pikiranNya tetap tertuju kepada Allah. Hal yang sama juga harus dapat kita
terapkan dalam kehidupan kita. Sekalipun kita mengalami berbagai kesulitan hidup yang
membuat kita menderita, jangan pernah berpaling dari Yesus. Yakinlah bahwa segala sesuatu
pasti ada akhirnya dan teladanilah cara Kristus. (DJD)
Segera setelah Yesus memulai karya-Nya di depan umum, Ia memanggil murid-murid untuk
mengikuti Dia. Murid-murid itu kebanyakan berasal dari kalangan orang-orang sederhana, tidak
berpendidikan. Mereka dibimbing dan diberi pengajaran khusus, supaya kemudian hari mereka
dapat membantu Dia.

Sambil dibimbing, mereka diikutsertakan pula dalam pelayanan-Nya. Dengan demikian, mereka
belajar sambil menyaksikan sendiri apa yang diperbuat Yesus sehingga di kemudian hari mereka
dapat melakukan ”pekerjaan Yesus” sendiri. Karena menyaksikan dan mengalami sendiri,
dengan cepat mereka dapat menangkap dan melakukan apa yang dilakukan Yesus. Nyatanya,
memang di kemudian hari mereka meneruskan pelayanan Yesus.

Metode yang dipakai Yesus memang berbeda sekali dengan metode yang dipakai di kebanyakan
seminari dan tempat pendidikan para calon imam dewasa ini; kebanyakan hanya mampu
menghasilkan intelektual-intelektual belaka, bukan orang-orang yang berkuasa melakukan karya
Allah dalam kuasa Roh Kudus dan menyentuh hati manusia yang memang rindu dan haus akan
Tuhan. Mereka sering kali tidak tahu bagaimana menemukan Dia. Bahkan, Paus Paulus VI
mengatakan: ”Manusia dewasa ini lebih suka mendengarkan para saksi daripada pengajar,
kecuali kalau pengajar itu juga saksi”. Yang dibutuhkan manusia dewasa ini sesungguhnya
adalah insan-insan Allah, yaitu orang-orang yang secara pribadi telah bertemu dengan Allah
yang hidup dan yang—karenanya—mampu menghantar manusia yang kehausan untuk berjumpa
dengan Allah yang hidup.

Doa: Ya Allah, curahkanlah Roh-Mu ke atas Gereja agar mampu menghasilkan banyak insan-
insan Allah yang mampu mengantar kami kepada-Mu. Amin.

You might also like