You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang dapat dipahami dengan
“cara” tertentu. Oleh karena itu pengertian sejarah terkait dengan masa silam
pengalaman manusia dalam berbagai segi kehidupan, seperti : ekonomi,
sosial, politik, dan pendidikan, yang merefleksi pada kehidupan masa kini.
Dengan demikian, sejarah selain memusatkan pada masa silam pengalaman
manusia, juga pada masa kini pengalaman manusia. Dengan perkataan lain,
sejarah mencoba memahami perkembangan pengalaman manusia dari dulu
sampai sekarang.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Islam di Sumatera
2. Sejarah Islam di Jawa
3. Sejarah Islam di Maluku
4. Sejarah Islam di Kalimantan
5. sejarah Islam di Sulawesi
6. Sejarah Islam di Nusa Tenggara

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam di Sumatera
1. Sejarah Islam di Aceh
Berdasarkan Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Aceh yang berlangsung di Banda Aceh pada tahun 1978, dinyatakan bahwa
kerajaan Islam pertama adalah Perlak, Lamuri, dan Pasai.
Masa kerajaan Islam merupakan salah satu dari periodesisasi
perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya
kerajaan Islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasanya saat itu
sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia. Terlebih-lebih, agama Islam
juga pernah dijadikan sebagai agama resmi negara / kerajaan pada saat itu.

2. Kerajaan Islam di Aceh


a. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/3 H. Raja pertamanya
adalah Al-Malik Ibrahim bin Mahdum; yang kedua bernama Al-Malik al-
Shaleh, dan yang terakhir kerajaan Islam pertama di Indonesia (daerah
Aceh). Namun ada juga yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama
di Indonesia adalah kerajaan Perlak, tetapi tidak banyak ditemukan bukti-
bukti kuat yang mendukung fakta sejarah ini.
b. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di
Indonesia. Bahkan, ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan
Samudera Pasai. Namun, sebagaimana dikemukakan terdahulu, tidak
banyak bahan pustaka yang menguatkan pendapat tersebut.
Sultan Mahdun Alaudin Muhammad Amin yang memerintah
antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai Sultan keenam. Ia terkenal
sebagai sultan yang arif bijaksana dan alim, sekaligus seorang ulama.

2
Di Perlak pun terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis
taklim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim dan
mendalam ilmunya.
c. Kerajaan Aceh darussalam (1511 – 1874)
Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal
12 Zulkaedah 916 H 91511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf
dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu,
yang berlandaskan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.
Proklamasi Kerajaan Aceh darussalam tersebut merupakan hasil
peleburan Kerajaan islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam
Samudera Pasai di belahan timur. Putra Sultan Abiddin Syamsu Syah
diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah
(1507 – 1522).
Pada abad ke-15, diberitakan oleh Cong Ho, Marco Polo, dan
Ibnu Batutah bahwa di Aceh telah berdiri Kerajaan Lamuri yang tunduk
kepada Pidie. Pada mulanya pusat pemerintahan terletak di satu tempat
yang dinamakan Kampung ramni dan dipindahkan ke Darul Kamal oleh
Sultan Alaudin Inayat Johan Syah (1408 – 1465 M). Sultan Ali
Mughayat Syah adalah pembebas Aceh dari kekuasaan Pidie. Dia dapat
mengalahkan Sultan Pidie (Sultan Ahmad Syah). Kekuasaan kerajaan ini
sampai ke Kerajaan Pasai. Masa keemasan kerajaan ini terjadi pada masa
Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M).
d. Kerajaan Siak
Sultan pertamanya adalah Abdul Jalil Rachmad Syah yang
memerintah sebagai Sultan Siak I (1723 – 1746 M). Pada masa Kerajaan
Siak II di bawah kekuasaan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah
(1746 – 1765 M) adalah zaman panji-panji Islam berkibar di Siak. Islam
diperkirakan masuk ke Siak pada abad ke-12 M. Peranan Kerajaan Siak
dalam memperlambat proses imperialisme Barat sangat dominan. Begitu
pula dalam hal pendidikan, di Siak telah berdiri madrasah-madrasah serta
sekolah-sekolah umum.

3
Demikianlah di antara kerajaan-kerajaan yang berada di Sumatera
yang berasaskan Islam. Perlu ditekankan bahwa semua kerajaan tersebut
telah mendukung penyiaran pendidikan islam, baik di Sumatera ataupun
di luar daerah Sumatera.

3. Sejarah Pendidikan Islam di Sumatera


a. Pendidikan Islam di Minangkabau
Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk ke Minangkabau
kira-kira tahun 1250 M, ulama yang termasyhur sampai sekarang sebagai
pembawa Islam ke Minangkabau adalah Syekh Burhanudin yang
dilahirkan di Sintuk Pariaman tahun 1066 H / 1646 M dan wafat tahun
111 H / 1691 M. Dia tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam.
Agama Islam masuk ke Minangkabau melalui dua arah, yaitu :
1) Dari malaka, melalui Sungai Siak dan Sungai Kampar alu ke pusat
Minangkabau
2) Dari Aceh, melalui pesisir barat.

b. Pendidikan Islam di Jambi


Jambi adalah salah satu daerah yang berpegang teguh pada ajaran
Islam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pesantren / madrasah di
Jambi, seperti berikut :
1) Pesantren/Madrasah Nurul Iman di Jambi
Pesantren ini didirikan pada tahun 1332 H oleh H. Abd. Samad. Pada
mulanya sistem yang digunakan sama seperti pesantren-pesantren
lainnya, yaitu sistem halaqah.
2) Madrasah Sa’adatul Darain
Madrasah ini didirikan oleh H. Ahmad Syakur. Sistemnya sama
dengan madrasah Nurul Iman. Murid-muridnya kurang lebih 300
orang dengan gurunya 20 orang di tahun 1957.

4
3) Madrasah Nurul Iman
Madrasah ini didirikan oleh Kamas H. Muh. Shaleh. Jumlah
muridnya hampir sama dengan madrasah Sa’adatul Darain.
4) Madrasah Jauharain
Madrasah ini didirikan pada tahun 1340 H oleh H. Abd. Madjid.
Muridnya hampi sama dengan madrasah Nurul Islam.
5) Madrasah As’ad
Madrasah ini didirikan oleh K. Abd. Kadir pada tahun 1952.
sistemnya seperti dikemukakan Prof. H. Mahmud Yunus, yaitu
mengikuti sistem-sistem madrasah di Minangkabau. Begitu pula,
buku-buku yang dipelajarinya.

c. Pendidikan Islam di Aceh


Sejak masuknya Islam ke Aceh sekitar tahun 1290 M, pendidikan
islam lahir dan tumbuh dengan suburnya, terutama dengan berdirinya
kerajaan Islam di Pasai. Pesantren-pesantren pun dibangun dengan
bantuan pihak pemerintah Islam pada waktu itu.
Syekh Abdur Rouf adalah ulama yang menerjemahkan Al-Qur’an
ke dalam bahasa Melayu. Tafsir Al-Qur’an itu bernama Tarjamanul
Mustafid Bil Jawi. Ulama-ulama Aceh, seperti : Akhbarul Karim, bahaya
Siribene dan masih banyak lagi.

d. Pendidikan Islam di Sumatera Utara


Pendidikan Islam di Sumatera Utara ditandia oleh tumbuhnya
berbagai pesantren dan madrasah yang cukup qualified dalam mencetak
kader penerus cita-cita bangsa dan agama. Di antara pesantren yang
terkenal adalah pesantren Syekh Hasan Ma’sum di Medan (1916 M),
pesantren Syekh Abdul Wahab Sungai Lumut, Panai Labuhan Bilik
(labuhan Batu), pesantren / madrasah Abdul Hamid Tanjung Balai
Asahan, dan pesantren Syekh Sulaiman At-Tambusy (Kualuh). Adapun
madrasah yang terkenal, adalah Madrasah Maslurah (1331 H / 1912 M),

5
Madrasah Aziziyah (1923 M), Madrasah Libbanat, dan Maktab
Islamiyah Tapanuli Medan (1336 H/1918 M).

e. Pendidikan Islam di Sumatera Selatan Selatan


(Palembag dan Lampung)
Sistem pengajaran di pesantren dan madrasah di Sumatera Selatan
dalam hal pendidikan islam hampir sama dengan di Jawa, begitu pula
kitab yanbg dipelajarinya. Pesantren dan madrasah yang terkenal,
seperti : Madrasah Al-Quraniyah Sekolah Ahliyah Diniyah, Madrasah
Nurul Falah, dan Madrasah Darul Funun.
Di samping pesantren dan madrasah juga telah berdiri Perguruan
Islam Tinggi Palembang di Sumatera Selatan pada tahun 1957.

B. Sejarah Islam di Jawa


1. Kerajaan Islam di Pulau Jawa
a. Kerajaan Demak (1500 – 1550 M)
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah pada awal abad XIV.
Pada mulanya, Demak merupakan pusat pengajaran Islam yang
dipelopori oleh Raden Fatah (tahun 1500 M), kemudian makin lama
Demak berkembang menjadi kota perdagangan dan akhirnya menjadi
sebuah kerajaan.
b. Kerajaan Mataram (1575 – 1757 M)
Perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang tidak menyebabkan
perubahan yang berarti dalam sistem pendidikan dan pengajaran Islam.
Setelah pusat kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram (tahun
1586 M), tampak beberapa perubahan, terutama pada zaman Sultan
Agung (tahun 1613 M) . setelah mempersatukan Jawa Timur dengan
Mataram serta daerah-daerah yang lain, Sultan Agung mulai
mencurahkan perhatiannya untuk membangun negara, seperti
mempergiat berladang dan bersawah, serta memajukan perdagangan
dengan luar negeri.

6
2. Sejarah Pendidikan Islam di Jawa
Sejarah pendidikan Islam di Indonesia sebelum Indonesia
merdeka masih berdasarkan kedaerahan dan belum berpusat seperti
sekarang ini. Oleh karena itu, tiap-tiap daerah melancarkan pendidikan
dan pengajaran Islam menurut keadaan daerah masing-masing.

C. Sejarah Islam di Maluku


1. Kerajaan islam di Maluku
Masuknya Islam ke Maluku dibawa oleh mubaligh dari Jawa, sejak
zaman Sunan Giri dari Malaka (kurang lebih tahun 1475). Raja Maluku yang
pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate, yang bernama Marhum pada
tahun 1465 – 1486 M atas pengaruh Maulana Husein, saudagar dari Jawa. Di
Maluku ada raja yang terkenal dalam bidang pendidikan dan dakwah
Islamnya, yaitu Sultan Zainal Abidin (1486 – 1500 M).
2. Sejarah Pendidikan Islam di Maluku
Pelaksanaan pendidikan di Maluku ketika itu telah maju dibanding
dengan daerah-daerah lainnya karena telah didirikan Madrasah di Ambon
yang termasyhur ketika itu adalah Madrasah Mahasinul Akhlak, yang telah
banyak mengeluarkan para pemuda Islam yang terjun langsung ke
masyarakat sebagai guru dan pemimpin agama.

D. Sejarah Islam di Kalimantan


1. Kerajaan Islam di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 M dengan cara damai
yang dibawa oleh mubalig dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri
mempunyai para santri di Kalimantan Sulawesi, dan Maluku. Gubahan
Sunan Giri bernama Kalam Muyang, sedangkan gubahan Sunan Bonang
bernama Sumur Serumbung.

7
2. Sejarah Pendidikan Islam di Kalimantan
Pada tahun 1716 M di Kalimantan terdapat ulama besar bernama
Syekh Arsyad al-Banjari dari Desa Kalampayan yang terkenal sebagai
pendidik dan mubaligh besar.
Di Kalimantan terdapat madrasah-madrasah yang mengajarkan
agama serta pelajaran umum. Madrasah-madrasah itu diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Pesantren/Madrasah di Kalimantan Barat (Pontianak)
Madrasah yang tertua disini ialah Madrasatun Najah Wal Fatah di Sei
bakai Besar Mempawah, yang didirikan tahun 1918 M.
b. Sekolah Menengah Islam Pertama di Banjarmasin
Sekolah ini didirikan tangal 15 Oktober 1946 di Banjarmasin
(Kalimantan Selatan).
c. Madrasah Normal Islam Amuntai (1928 M)
Madrasah ini didirikan pada tahun 1928 oleh H. Abdur Rasyid, tamatan
Al-Azhar Mesir dengan nama Arabische School.

E. Sejarah Islam di Sulawesi


1. Kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Kembar Gowa – Tallo tahn
1605 M. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian
berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwaul Islam. Menyusul di
belakangnya, Raja Gowa benrama Sultan Aluddin. Dalam waktu dua tahun,
seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Mubalig Islam yang berjasa ialah
Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Dato Ri Bandang berasal dari
Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama Pinto pada
tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa
dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani
(Thailand).

8
2. Sejarah Pendidikan Islam di Sulawesi
Ajaran Islam di Sulawesi sejak dahulu berkembang pesat. Pesantren
banyak berdiri dan berkembang dengan pesat pula. Perkembangan itu mulai
pesat sejak adanya alim ulama Bugis yang datang dari tanah suci Mekah,
yang bermukim di sana beberapa tahun lamanya.
Madrasah-madrasah di Sulawesi, diantaranya adalah berikut ini :
a. Madrasah Amiriah Islamiah di Bone (Sulawesi Selatan
tahun 1933)
Madrasah Amiriah Islamiah mempunyai tiga bagian :
1) Bagian Ibtidaiyah, lama pelajarannya tiga tahun
(dari kelas I-III). Murid yang diterima adalah anak-anak tamatan SR
4/5 tahun
2) Bagian Tsanawiyah, lama pelajarannya tiga tahun.
Murid yang diterima adalah tamatan ibtidaiyah
3) Bagian Mu’allimin, lama pelajarannya dua tahun
(dari kelas I-II). Murid yang diterima adalah tamatan tsanawiyah
dengan seleksi.
Pada tahun 1952, Madrasah Amiriah Islamiah diubah menjadi
Sekolah Menengah Islam (SMI) kemudian pada tahun 1954, SMI diubah
menhadi PGAP (Pendidikan Guru Agama Pertama).
Syekh H.M. As’ad bin H.A, Rasyid adalah seorang ulama besar di
Sulawesi, Bugis (1907-1952 M). Ia lahir di Mekah pada tahun 1326 H
(1907 M). Pada tahun 1350 H (1931 M), ia mendirikan madrasah, yaitu :
Madrasah Wajo Tarbiyah Islamiyah. Kemudian, madrasah ini diubah
namanya menjadi Madrasah As’adiyah. Madrasah ini terbagi di atas
beberapa tingkat :
1) Tingkat Awaliyah
2) Tingkat Ibtidaiyah
3) Tingkat Tsanawiyah; dan
4) Tingkat ’Aliyah

9
b. Madrasah-madrasah Islam di Sulawesi Tengah
Madrasah di Sulawesi tengah, diantaranya ialah :

1) Madrasah Al-Khairat
Madrasah Al-Khairat didirikan oleh ulama besar Syewkh Al-Idrus,
pada tahun 1930 M.
2) Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Madrasah ini didirikan oleh salah seorang murid Syekh H. M. As’ad.
3) Madrasah Daru dawah wal Irsyad (DDI)
Madrasah ini didirikan pada tanggal 16 Rabiul Awal 1336 H (7
februari 1947) di Watang Soppeng (Sulawesi).

F. Sejarah Islam di Nusa Tenggara


1. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Islam masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan penaklukan daerah
Bore (1606), Bima (1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M) oleh Kerajaan
Goa. Dengan ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar ke
daerah taklukannya sampai ke Nusa Tenggara.
2. Pendidikan Islam di Nusa Tenggara
Madrasah Nahdltul Wathan Diniyah islamiyyah didirikan pada
tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H oleh H. Muhammad Zainuddin, seorang
ulama besar di Pancor, Lombok Timur.
Pada tahun 1943 M didirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah
Islamiyah oleh K.H. Muhammad Zainuddin di samping Nahdlatul Wathan
Diniyah Islamiyah. Madrasah ini ditujukan bagi murid-murid putri.
Madrasah-madrasah tersebut mempunyai beberapa bagian, diantaranya :
1) Tahdliryah
2) Ibtidaiyah
3) Mu’alimin / mukallimat
4) Bagian SMI
5) Bagian PGA

10
Pada akhir 1372 H., tepatnya tanggal 15 Jumadil Akhir (1 Maret
1953 M) Madrasah nahdlatul banat Diniyah Islamiyah dengan seluruh
cabangnya dijelmakan menjadi satu organisasi dengan nama Nahdlatul
Mathan (NW), yaitu organisasi pendidikan dan sosial yang berpuat di Pancor
(Lombok Timur) dan mendapat sambutan yang baik dari umat Islam.
Madrasah-madrasah lain di Nusa Tenggara, diantaranya yaitu :
1) Madrasah Al-Ittihad di Ampenan (Lombok Barat)
2) Madrasa Al_sialam di Kediri (Lombok tengah)
3) Madrasah Al-banat di Masbagik (Lombok Timur)
4) Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Tanjung
Teros,
5) Madrasah Darul Ulum di Bima (Sumbawa)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa kerajaan Islam merupakan salah satu dari periodisasi
perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya
kerajaan Islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya saat itu
sangat mewarnai sejarah islam di Indonesia. Terlebih-lebih, agama Islam
juga pernah dijadikan sebagai agama resmi negara / kerajaan pada masa itu.
Pendidikan dan pengajaran Islam bertambah maju dan penyebaran
Islam ke seluruh pulau Jawa maju pesat karena adanya bantuan pemerintah
dan pembesar-pembesar Islam membelanya. Dengan demikian, didikan dan
ajaran Islam mulai mendesak dan mengurangi pengaruh agama Hindu sedikir
demi sedikit.

B. Saran
Agar mengetahui sejarah pendidikan Islam di Indonesia kita harus
mempelajari sejarah-sejarahnya. Dengan kita mempelajarinya kita akan
mengetahui informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
Islam di Indonesia, baik formal, informal, ataupun nonformal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rukiati K. Enung dan Hikmawati Fenti. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di


Indonesia. Bandung : CV. Pustaka Setia

Yunus, Mahmud. 1993. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta :


Mutiara

13
MAKALAH
ILMU JIWA UMUM

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Psikologi

DOSEN :

...........................................

Oleh :

............................................
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, karena dengan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun dan terselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam. Adapun makalah ini berjudul ”Sejarah Pendidikan islam di
Indonesia”
Makalah ini bertujuan untuk membantu dan menambah wawasan kita.
Makalah ini memuat : Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.
Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu para pembaca dan para pakar,
pemakalah mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik demi
sempurnanya makalah ini saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin.

Jombang, 18 Desember 2009


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................... 2


A. Sejarah Islam di Sumatera................................................... 2
B. Sejarah Islam di Jawa ......................................................... 6
C. Sejarah Islam di Maluku...................................................... 7
D. Sejarah Islam di Kalimantan .............................................. 7
E. Sejarah Islam di Sulawesi .................................................. 8
F. Sejarah Islam di Nusa Tenggara ........................................ 10

BAB III : PENUTUP ................................................................................. 12


A. Kesimpulan ......................................................................... 12
B. Saran ................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii

You might also like