You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHUUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Masalah
D. Tujuan Pembahasan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika
BAB II : SEJARAH PERKEMBANGAN KERAJAAN MAJAPAHIT
DAN PENINGGALANNYA
A. Proses Berdirinya Kerajaan Majapahit
B. Pertumbuhan Awal Kerajaan Majapahit
C. Masa Pemerintahan Jayanegara
D. Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit
E. Perekonomian Kerajaan Majapahit
F. Keadaan Pemerintahan Masa Akhir Majaphit
G. Penyebab Mundurnya Kerajaan Majapahit
BAB III : PENINGGALANNYA
A. Candi Tikus
B. Candi Brahu
C. Gapura Bajang Ratu
D. Makam Troloyo
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberadaan kerajaan Majapahit dalam babakan sejarah Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari kerajaan Singosari dan secara urutan waktu, Majapahit
berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Singasari dan secara keturunan pendiri
kerajaan Majapahit merupakan pewaris kekuasaan kerajaan Singasari

Raja terakhir Singasari adalah Kertanegara, sebagai raja terakhir,


Kertanegara juga berhasil menjadikan dirinya sebagai raja terbesar dalam
sejarah Singasari. Data sejarah mengenai masa pemerintahan Kertanegara bisa
diperoleh dari kitab Pararaton dan kitab negara Kertagama. Kertanegara
memerintah kerajaan Singasari dari tahun 1268 sampai dengan tahun 1292. ia
memilih jiwa kepemimpoinan, antara lain berpandangan luas, cakap, dan bersika
tegas memiliki pengetahuan yang tinggi terutama tentang agama dan
memberikan kebebasan dalam menjalankan agama.

Dari uraian di atas, enulis berkelanjutan menajak diri pribadi penulsi


khususnya dan masyarakatan untuk lebih mengelkan sejarah di Indonesia
dengan mencoba menyajikan karya tulis yang berbentuk paper yang berjudul
Sejarah Perkembangan Kerajaan Majapahit dan Peninggalannya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang tertera di atas atau dalam karya tulis yang bentuk
paper ini, penulis akan mencoba menyimpulkan atau mengambil kesimpulan,
yang berkaitan dengan tema di atas
a. Bagaimana awal mula pertumbuhan awal kerajaan Majapahit ?
b. Bagaimana struktur pemerintahan kerajaan Majapahit

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dan penyusunan karya tulis (paper) adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui awal mupa pertumbuhan awal kerajaan Majapahit
2. Mengetahui struktur pemerintahan kerajaan Majapahit
3. Mengetahui keadaan masa kahir majapahit
D. Metode Penulisan
Dalam penyajian karya tulis ini, penulis menggunakan metode untuk
mendapatkan data-data yang valid.
Adapun metode atau sumber data ini disusun berdasarkan data-data
diperoleh melalui metode-metode sebagai berikut :
1. Metode diskriptif kualitatif
merupakan suatu analisa data yang dikumpulkan berupa informasi-informasi
dan dokumentasi secara menyeluruh
2. Metode observasi
Bahwasanya penulis dalam mencari data melakukan pengamatan secara
langsung pada objek, yang menjadi tujuan penyusnan karya tulis ini, yang
berbentuk paper.

BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN KERAJAAN MAJAPAHIT

A. Proses Berdirinya Kerajaan Majapahit


Pembukaan hutan Tarik oleh R. Wijaya merupakan titik pangkal bagi
berdirinya kerajaan Majapahit. Sesudah diperkenankan oleh Jayakatwang,
daerah hutan Tarik oleh R. Wijaya dibuka menjadi sebuah desa menurut
Parararton dan Harsa Wijaya. Raden Wijaya menamai desa tersebut dengan
nama Majapahit. Penamaan ini sesuai dengan kenyataan bahwa di hutan tarik
banyak terdapat pohon Maja. R. Wijaya berusaha menarik simpati penduduk
sekitarnya. Ia juga menerima dengan baik pendatang dari Tumapel dan Daha.
Majapahit akhirnya tumbuh menjadi desa yang ramai. R. Wijaya sebenarnya
akan menjadikan daerah yang kuat dan sebagai titik pangkal untuk
menghancurkan Jayakatwang. R. Wijaya membangun desa Majapahit sambil
menunggu saat yang tepat untuk menyerang Jayakatwang.

B. Pertumbuhan awal kerajaan Majapahit


R. Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit memerintah dari Tahun
1292-1309. dalam menjalankan pemerintahannya, ia didampingi oleh empat
putri Kertanegara, sebagai permaisuri adalah Tribuwaneswari, Narendradunita,
Prajna Paramittan, dan Gayatri.
Raden Wijaya memberikan jabatan penting kepada pengikutnya yang
mempunyai andilcukup besar pada kerajaan Majapahit. Mereka diberi
kesempatan untuk menikmati hasil perjuangannya dan diangkat menjadi pejabat
kerajaan. Dari prasasti Kadada kita mengetahui bahwa R. Wijaya memberi
hadiah kepada kepala desa kadada sebagai balas jasa atas pertolongannya
kepada R. Wijaya dan pasukannya sewaktu melarikan diri dari serangan
pasuikan Jayakatwang.
Wilayah kerjaaan Majapahit pada awal pemerintahan R. Wijaya belum
begitu luas daerah yang penting adalah Kediri. Singasari dan Madura, namun
dalam perkembangannya majapahit menjadi kerajaan besar dengan wilayah
yang cukup luas. Daerah inti kerajaan Majapahit adalah sebatas sungai Brantas
dengan pusatnya di Mojokerto.
Sendi perekonomian Majapahit bersifat agro-maritim, yakni meliputi
bnidang agraris (pertanian) dan perdagangan. Majapahit juga didukung oleh
sungai besar yang mudah dilayani sampai jauh ke pedalaman. Sungai Brantas
dan Bengawan Solo merupakan jalur transportasi yang cukup penting.
Perdagangan juga tumbuh berkembang jauh dipedalaman. Majapahit
mempunyai potensi untuk menjadi kerajaan besar. Faktor-faktor yang
mendukung Majapahit sebagai kerajaan besar antara lain letaknya strategis.
Sebagai penerus Singosari Majapahit mewarisi nama besar Singasari
yang menjadikan Majapahit mudah memperoleh kedudukan terhormat dalam
bidang politik di nusantara.
Pada awal perkembangan, Majapahit dihadapkan pada beberapa
pemberontakan. Ia berhadapan dengan Ranggalawe yang tidak puas dengan
jabatannya. Ranggalawe sebenarnya ingin menjabat sebagai Patih, sementara
yang diangkat adalah Nambi. Akhirnya R. Wijaya mengirim Kebo Anabrang
untuk menumpas pemberontakan tersebut.
R. Wijaya meninggal tahun 1309, dicandikan sebagai siswa disamping
(Sumberjati) Blitar dan sebagai Budha di Antahpura di Ibukota Majapahit. R.
Wijaya telah berhasil meletakkan dasar-dasar berdirinya Majapahit yang kelak
mampu tampil sebagai kerajaan yang besar.

C. Masa pemerintahan Jaya Negara


Pengganti R. Wijaya adalah Jayanegara. Ia adalah putera R. Wijaya dan
Sri Parawemeri Dya Dewi Tribuwaneswari. Nama pentahbisannya adalah Sri
Sundaraandyadewa Dhiswaranomarajakhi Seka Wikra Mottunggadewa.
Sebelum menjadi raja menggantikan ayahnya, Jayanegara telah diangkat sebagai
Yuwaraja di Kediri. Ia memerintah dari tahun 1309 sampai 1328.
Pada masa pemerintahannya Jayanegara dhadapkan serangkaian
pemberontakan. Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi. Ia adalah
mahapatih sejak masa pemerintahan R. Wijaya. Pemberontakan lain adalah
pemberontakan yang dipimpin oleh Semi di Lasem (1318). Peristiwa ini juga
terjadi akibat muslihat mahapatih, sehingga seolah semi menolak perintah yang
diberikan oleh raja Jaya Negara. Atas kesalahan itu, Jayanegara menghukum
mahapatih dengan hukuman mati. Pemberontakan yang besar besar dan
berbahaya. Masa pemerintahan Jayanegara adalah pemberontakan Kuti.
Pemberontakan ini berhasil menduduki kota Majaphit, dan Raja
meloloskan diri ke bedander. Peristiwa ini juga disebut peristiwa Bedander.
Dalam pelarian ini, raja dikawal oleh pasukan Bhayangkari yang bertugas
sebagai pasukan penjaga istana di bawah pimpinan Bekel Gajah Mada.
Hubungan diplomatik dengan Cina mulai terbina kembali sejak masa
Jayanegara catatan Cina menyebutkan bahwa utusan raja datang ke Cina setiap
tahun dari tahun 1325 sampai tahun 1328, sangat mungkin Adityawarman yang
memimpin perutusan ini.
Jayanegara meninggal dunia tahun 1328 akibat pembunuhan yang
dilakukan oleh Tanca. Pararaton menyebut peristiwa ini sebagai tabib yang
mengobat bisul Jayanegara.ia kemudian menikam raja Jayanegara.

D. Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit


Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang lengkap struktur
pemerintahan dan birokrasinya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang
diabntu Mahaatih Gajah Mada telah memiliki struktur pemerintahan dan
birokrasi yang teratur dan tertata rapi. Struktur pemerintahan dan birokrasi di
Ibukota Majapahit terdapat pejabat yang terdiri dari raja Sapta Prabu atau
Battara Sapta Prabu, Raksan Maha Mantri Katrini, Dewan Mentri yang
beranggotakan lima orang, dan Dharmadhayaksa, Sapta Prabu keluarga Raja.
Tugasnya mengurus soal keuangan raja, pergantian mahkota, urusan negara
yang berhubungan dengan mahkota, dan urusan kebijaksanan kerajaan. Rakyat
Mahamantri Katrinbi terdiri tiga orang yakni Rakyan Mahamantri I Hino,
Rakyan Mahamantri I Halu, Rakyan Mahamantri I Sarikah, Rakyan Mantri
Pakiran-kiran, merupakan badan yang mengurus tata negara, angkatan perang
dan kejaksaan. Dewan menteri terdiri lima orang, yang dikepalai oleh
Mahapatih Gajah Mada (Mantri Mukya) terdiri dari Rakyan Mahapatih, Rakyan
Tumenggung, rakyan Demang, Rakyan Rangga, Rakyan kasurahan. Jabatan di
atas disebut sang panca ring wilwatikta atau mantri amanca negara.
Dharmayaksa yakni; Dharmayaksa ring kesaiwan untuk urusan agama Siwa dan
Dharmayaksa ring kasogahan untuk urusan agama Budha. Masing-masing
dharmayaksa di atas dalam menjalankan tugas dibantu sejumlah pejabat
keagamaan (Dharma Upakati) yang diberi sebutan sang pamengat (sanget).
Jumlah pejabat ini cukup banyak, mereka dikelompokkan berdasarkan sekte-
sekte dalam agama siwa maupun budha. Selain jabatan-jabatan tersebut di atas,
masih terdapat anggota dewan menteri yang lain seperti sang Wherdhamantri,
Yuwamantri, sang aryyadhikara, sanga aryyamaraju, mantri wangniwaya,
mantri dasdari dan pakyan juru.

E. Perekonomian kerajaan Majahapit


Majapahit merupakan kerajaan yang bersifat agromaritim. Sifat
perekonomian ini bertumpuh ini dua aspek yaitu pertanian dan kelautan
(perdagangan hasil laut). Hal ini dilatarbelakangi wilayah Majapahit yang luas
dan terdiri banyak pulau serta menempati posisi strategis dalam pelayaran dan
perdagangan. Potensi lain yang sangat mendukung terhadap perekonomian
Majapahit adalah tanah yang subur sepanjang kali Brantas dan Bengawan Solo.
Penguasa Majapahit memberikan perhatian yang cukup besar terhadap
sektor pertanian, keberhasilan di bidang pertanian akan berpengaruh terhadap
kebutuhan hidup rakyat, ketersediaan barang dagangan, dan juga pajak yang
dibayar kepada para pejabat kerajaan.
Perindustrian Majapahit menghasilkan barang-barang kerajinan. Dari
hasil kerajinan tersebut antara lain kapur, payung bulat, keranjang, dari daun
palem, alat tenun dan lainnya. Hasil kerajinan lainnya adalah grabah (tembikar),
yaitu barang yang terbuat dari tanah liat. Hasil industri yang pentng adalah
industri logam
Majapahit memainkan peranan penting dalam kegiatan perdagangan.
Letak Majapahit yang berada pada jalur perdagangan menjadikan Majapahit
memiliki pelabuhan-pelabuhan yang ramai. Dari sektor ini Majapahit mampu
memperoleh jumlah pajak yang relatif besar. Majapahit juga didukung oleh
sungai besar mudah dilayar sampai ke pedalaman. Hasil pertanian Majapahit
yang meliputi beras, kacang-kacangan kelapa, merica, dan saran merupakan
komoditas yang menarik bagi pedagang untuk mengunjungi majapahit.
Perdagangan ini dilakukan baik di dalam maupun luar negeri (ekspor).

F. Keadaan pemerintahan masa akhir majapahit


Hayam Wuruk berusaha agar pemerintahan di Majapahit berjalan lancar
dan terhindar dari perpecahan diantara keturunannya setelah beliau wafat. Ia
menikahkan anaknya dari permaisuri, yaitu Kusumawardhani dengan
keponakannya sendiri, yaitu Wikramawardhana. Generasi muda yang tidak
menjadi caloin penerus kepemimpinan kerajaan tidak behasil seperti yang
diharapkan.
Pertikaian dan perebutan kekuasaan memuncak, sehingga terjadi perang
saudara yang dikenal dengan pergreg (huru-hara). Perang saudara berlangsung
selama lima tahun (1401 – 1406), dan dilanjutkan oleh keturunan mereka selama
berpuluh-puluh tahun. Penguasa wilayah berusaha untuk saling mengalahkan,
sehingga suatu ketika tidak ada penguasa yang dirasakan mampu memimpin
majapahit. Pararaton mencatat masa antara tahun 1453-1456 Majapahit tdak
memiliki seorang raja.
Pemerintah pusat tidak mampu mengawasi kegiatan-kegiatan pemimpin
(Bupati) di daerah. Akibat pemerintah pusat tidak mampu melindungi wilayah
yang luas, sehingga beberapa daerah mulai lepas dari pengaruh istana
Majapahit. Pada tahun 1405 Palembang dan Melay tidak mengakui kekuasaan
Majapahit. Muncul kekuatan-kekuatan baru di pesisir Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang menggantikan peranan dan kedudukan kerajaan Majapahit. Masa
akhir majapahit ditandai dengan terjadinya perubahan yang pesat di asian
tenggara dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Kota-kota pantai di
seanjang jalur perdagangan tumbuh menjadi pusat perdagangan yang ramai.
Penguasa kota-kota pantai tumbuh menjadi penguasa baru yang mampu
menandingi kekuasaan pemerintahan pusat di Majapahit.

G. Penyebab mundurnya kerajaan Majapahit


Majapahit yang besar wiulayahnya luas mengalami kemerosotan yang
tajam pada sekitar abad XVI. Selanjutnya peranan Majapahit digantikan oleh
kerajaan Demak yang bercotak Islam sebagai pusat kekuasaan terbesar di pulau
Jawa
Berikutnya ini beberapa penyebab mundur dan runtuhnya kerajaan
Majapahit
1. setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk wafat, tidak ada pemimpin
yang berkualitas, dan cakap menjalankan pemerintahan, bahkan pada tahun
1453 – 1456 kerajaan Majapahit tidak mempunyai raja karena tidak ada
calon pengganti yang mampu memimpin kerajaan Majapahit.
2. Terjadinya perang saudara yang lebih dikenal dengan perang
paregreg mulai 1401 sampai 1406, perang ini terjadi sebagai puncak dari
pertikaian keluarga saja untuk berebut kekuasaan antara wikramawardhana /
wikramawardhani dengan Bhe Wirabhumi. Semua dana dan kemampuan
hanya untuk membiayai perang saudara
3. daerah kekuasaan Majapahit banyak melepaskan diri akibat
kurangnya perhatian dari pemerintah pusat. Wilayah Majapahit meliuti
daerah yang sangat luas, membutuhkan kemampuan yang besar untuk
mengaturnya. Majapahit harus memiliki armada laut yang besar dan kuat
agar mamu mengurusi wilayahnya. Ketika Majapahit disibukkan dengan
perang saudara pengawasan terhadap daerah-daerah tidak dilakukan.
Sehingga beberapa daerah tidak lagi menunjukkan kesetiaannya. Daerah-
daerah yang melepas diri membawa akibat menurunnya pendapatan
Majapahit.
4. Lepasnya daerah pesisir yang memegang peran penting dalam
perdagangan memasuki babakan akhir perkembangan majapahit ditandai
dengan menguatnya pengaruh Islam di masyarakat pesisir. Penguasa daerah
pantai muncul sebagai kelompok baru dalam masyarakat dan memiliki
kekayaan lebih dan menganut agama Islam. Dulunya mereka adalah pejabat-
pejabat Majapahit, mereka tidak lagi merasa merasa terikat dasar keagamaan
dengan pemerintah pusat Majapahit sehingga kesetiaan mereka sangat
lemah. Hilangnya dukungan dari wilayah pesisir berpengaruh sangat besar
bagi perkembangan Majapahit karena itu tidak memiliki aspek perdagangan
dalam kehidupan perekonomian.

BAB III
PENINGGALANNNYA

A. Candi Berahu
Candi Brahu terletak di Dukuh Jambumente desa Bejijong kecamatan
Trowulan. Di lihat dari gaya bangunan dari sisi profil bagian atas stupa pada
atap candi sisi tenggara kemungkinan Candi Brahu jenis agama Budha ,
bangunan ini diperkirakan didirikan pada abad 15 M. Nama Brahu dihubungkan
dengan kata Wanaru atau Wanahu, yaitu nama sebuah bangunan suci yang
disebutkan diuam prasasti Tenbaga yang dikeluarkan Mpu Sendok tahun 861
saka, di perkirakan fungsi Candi Brahu adalah tempat pemujaan.

B. Candi Tikus / Patirtan Tikus


Patirtan tikus berada di dukuh Dinu Desa Temon Kecamatan Trowulan
penamaan bangunan ini dengan nama tikus sesuai cerita rakyat pada saat
ditemukan merupakan sarang tikus. Ditinjau dari sei arsitekturnya. Bangunan ini
berkenaan dengan tata air. Bangunan patirtanb ini yang menggambarkan konsep
Makro kosmos (alam raya) berpusat pada gunung Mahameru sebagai tempat
bersemayamnya para dewa. Air yang mengalir di Mahameru dapat dianggap
sebagai air suci (amita) konsep air amta dikenal baik dalam agama hindu
maupun Budha. Patirtan tikus merupakan replika (tiruan) Mahameru yaitu
bentuk bagunannya yang semakin ke atas semakin kecil. Serta bangunan untuk
berada di puncak utama yang dikelilingi oleh 8 puncak yang lebih kecil. Patirtan
tikus merupakan sebuah patirtan yang disucikan oleh pemeluk Hindu dan
Budha.
C. Gapura Bajangratu
Gapura Bajangratu terletak didukuhkraton desa Temon kecamatan
Trowulan. Dilihat dari bentuknya bangunan ini merupakan pintu gerbang yang
memiliki atap (Gapura Paduraksa) para ahli menghubungkan bangunan ini
dengan wafatnya Jayanegara yaitu Gapura Bajangrau diduga sebagai pintu
masuk ke sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya jaya negara
dalam 1328 saka.

D. Makam Troloyo
Makam Troloyo terletak di dukuh Sidodadi desa Sentonorejo Kecamatan
Trowulan, pada Komplek makam Troloyo terdapat 3 kelompok makam, yaitu
kelompok makam Walisongo. Kelompok makam Syeh Jaelani Qubro, dan
kelompok makam yang berjumlah tujuh. Dari satu nisan di makam Troloyo
terdapat pahatan angkar tahun Soka dan hijrah, ungkapan keagaaan dalam huruf
arab. Ukuran surya Majapahit, dan hiasan kalamerga. Dalam penulisan
ungkapan keagamaam Islam terdapat beberapa hal yang tdak tertulis angka
tahun yang dipahatkan pada nisan Troloyo yang paling tua adalah 1204 saka
(1282 M) dan yang paling mudah tahun 1533 saka (1611 M).
Situs makam Troloyo merupakan peninggalan yang cukup penting. Letak
Troloyo yang berada di lingkungan istana Majapahit menunjukkan bahwa
penyebaran agama Islam telah jauh sampai di ibukota Majapahit. Para ahli
berpendapat berdasarkan hiasan surya Majapahit dan kelerakan Troloyo
dilingkungan ibukota Majapahit, situs Troloyo adalah komplek makam
bangsawan Majapahit yang sudah memeluk agama Islam. Toleransi hidup
beragama rupanya telah terbentuk pada masa itu.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas menjabarkan kita tentang beberapa hal. Kerajaan
majapahit yang pernah mewarnai perkembangan Sejarah Indonesia, memperoleh
kejayaan karena adanya pemimpin-pemimpin yang cakap. Tampilnya Hayam
Wuruk dan Gajah Mada sebagai pemimin, menjadikan Majapahit memiliki
kekuasaan yang besar.
Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit tidak lagi
memiliki pimpinan yang cakap dan memiliki wawasan yang luas. Ini merupakan
pelajaran bagi kita dengan belajar dan bekerja keras serta bertaqwa kepada
Tuhan. Bangsa Indonesia di masa mendatang akan mencapai masyarakat yang
adil dan sejahtera danm memperoleh kedudukan yang sederajat dan meperoleh
kedudukan yang sederajat dalam pergaulan internasional dengan bangsa-bangsa
di dunia. Perang saudara yang berlarut-larut merupakan faktor penting
rutnuhnya Majaphit. Pertikaian saudara akan berakibat hacnurnya sendi-sendi
kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini menjadi pelajaran
berharga bagi kita dalam usaha mempertahankan keutuhan negara republik
Indonesia.

B. Saran-saran
 Hendaknya kita mengetahui sejarah kerajaan Majaphit mulai dari
perkembangan serta pennggalan
 Hendaknya kita juga mengetahui sejarah atau cerita tentang berdirinya
kerajaan Majapahit.
 Sering-seringlah dalam berkarya baik dalam membuat karya tulis atau
karya yang lain, karena itu dapat menambah pengalaman, wawasan, serta
ketramipilan
 Semoga dengan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Arwana, I. G. Bagus, Drs. 1998. Mengenal Peninggalan Majapahit di daerah


Trowulan. Trowulan : Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala

Djafar, Hasan, 1978. Girindrawardhana Beberapa Masalah Majapahit Akhir.


Jakarta : Yayasan Dana Pendidikan Buddis

Poeponegoro, Mawarti Djoenad, dan Nugroho Notosusanto, 1984. sejarah Nasional


Indonesia II, Jakarta : Balai Pustaka

You might also like