Professional Documents
Culture Documents
METODOLGI PENELITIAN
MATERI 3
”Sampling dan Teknik Pengambilan Sample”
Oleh :
Munirah (06334046)
Sri Muryati (06334050)
Roni Pandiaksa (06334051)
Upik Morita (06334052)
Wendy Sri Listiani (06334053)
Sri Monica Tarigan (06334054)
Nur Afifah ( 06334057)
Heni Indrasari (06334058)
Zulpakor Oktoba (06334059)
Fajri Akbar Yuni (06334060)
Atmi Jayanti (06334061)
Dosen Pembimbing:
Dra. Lili Musnelina., M.Si., Apt
Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang
tiada batas sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Metodologi Penelitian dengan judul
“Sampling dan teknik Pengambilan Sample”.
Makalah ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan definisi/ konsep Sampling, populasi
sample, jenis/tipe sample beserta contoh-contoh variable, Metode/teknik pengambilan
sample, dan tahapan-tahapan/proses dalam menentukan sample.
Kami menyadari tugas ini belumlah dapat dikatakan sempurna dan perlu mendapat
perbaikan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaannya. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4 Metode............................................................................................................. 2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi............................................................................................................ 3
2.2 Syarat Sample Yang Baik................................................................................ 4
2.3 Petunjuk Pengambilan Sampel........................................................................ 5
2.4 Proses Pengambilan Sampel............................................................................ 6
2.5 Teknik Penentuan Sampel...............................................................................7-13
Bab III PEMBAHASAN
3.1 Teknik Pengambilan Sample........................................................................... 14
3.1.1 Probability Samle......................................................................................14-18
3.1.2 Non Probability Sample............................................................................ 18
3.2 Gambaran Tentang Pengambilan Sample......................................................18-20
Bab IV PENUTUP
4. 1 Kesimpulan..................................................................................................... 21
4.2 Saran-saran...................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan
sample. Kesalahan dalam menentukan sample dapat berakibat fatal, karena sample
menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencerminkan keadaan
yang sebenarnya. Oleh karena itu memilih teknik penentuan sample yang tepat
menjadi sangat penting untuk mendapatkan sample yang representative. Dalam suatu
penelitian adakalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar
data dan informasi yang diperoleh banyak dan bervariasi sehingga diharapkan
hasilnya tidak jauh dari kenyataan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua
populasi dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian
ilmiah boleh dikata hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal
yang sebenarnya hendak diteliti.
Makin tidak sama sample itu dengan populasinya makin besar kemungkinan
kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu teknik penentuan sample (teknik
sampling) menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik
penentuan sample hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan
generalisasi dari sample ke populasi sehingga diperoleh sample yang representative,
yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya. Agar hasil penelitian yang
dilakukan terhadap sample masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa
mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan samplenya harus dilakukan
secara seksama. Cara pemilihan sample dikenal dengan nama teknik sampling atau
teknik pengambilan sampel. Digunakannya sample dalam penelitian adalah untuk
mereduksi objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga
dapat dtarik suatu kesimpulan umum.
1
I.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
dan memahami tentang sample serta teknik pengambilan sampling yang terbaik.
1.4 Metode
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur-literatur yang
terkait dengan tema. Kemudian akan dicoba untuk menerapkan sedikit contoh yang
berhubungan dengan topik bahasan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sample adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan ada sample jika tidak
ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil
penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun
karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang
bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Elemen atau unsur adalah setiap satuan populasi. Kalau dalam populasi
terdapat 30 laporan keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut adalah unsur
atau elemen penelitian, artinya dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian.
Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam
populasi tersebut terdapat 500 elemen penelitian.
Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang
dijadikan objek penelitian. Jika ingin diteliti adalah seluruh konsumen produk
tersebut. Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan ”X”, maka
populasinya adalah keseluruahan laporan keuangan perusahaan ”X” tersebut, jika
yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen ”A” maka populasinya adalah
seluruh pegawai di departemen ”A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali
mutu (GKM) organisasi ”Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi ”Y”.
3
1) Akurasi atau ketepatan
4
2) Agar sample dapat memprediksi dengan baik populasi, sample harus
mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).
2) Presisi
Belum pernah ada sample yang bias mewakili karakteristik populasi sepenuhnya.
Oleh karena itu dalam setiap penarikan sample senantiasa melekat kesalahan-
kesalahan, yang dikenal dengan nama “Sampling error” presisi diukur oleh
simpangan baku yang diperoleh dari sample (S) dengan simpangan baku dari
populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat
presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan sample, karena
kesalahan mungkin bias berkurang kalau jumlah samplenya ditambah (Kerlinger,
1973). Dengan contoh diatas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata diantara
populasi dengan sample bisa lebih sedikit, jika sample yang ditariknya ditambah.
Katakanlah dari 50 menjadi 75.
besar
kesa-
lahan
kecil
kecil besarnya sample besar
5
Kesalahan dalam menentukan sampel akan mengakibatkan kesalahan fatal
pula dalam menarik kesimpulan hasil penelitian. Untuk itu sangat perlu dikatahui
bagaiamana cara mengambil sample yang representatif. Menurut Winarno Surachmad
yang dikutip oleh Agus Suradika (2000:39) “untuk mendapatkan sampel yang
representatif perlu dipahami langkah-langkah umum berikut, (1) Bagaimana peneliti
menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian (2) Menetapkan perhitungan statistik untuk
pengolahan data sample dan akhirnya (3) menetapkan teknik penarikan sample.
Adapun menurut Sumadi Suryabana (1998:83) dan Margono (1997:87), ada 4
parameter yang bias dianggap menentukan representativness, yaitu :
a) Variabilitas Populasi
Dari keempat parameter tersebut, variabilitas populasi merupakan hal yang
“given”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, tidak dapat
mengatur atau memanipulasinya. Sedangkan ke-empat variable yang lain dapat
diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk mendapatkan sample yang
representatif.
b) Kecermatan untuk memasukkan ciri-ciri populasi
Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi ke dalam sample menentukan tingkat
representatifnya sample.
c) Besar-kecilnya sample
Semakin besar sample yang diambil untuk populasi yang heterogen maka
semakin tinggi taraf representatifnya sample. Untuk populasi yang homogen
sempurna sample cukup kecil saja.
d) Teknik penentuan sample
Teknik penentuan sample (teknik sampling) adalah cara menentukan sample
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar
diperoleh sample yang representatif.
Menurut Aminuddin Rosyad (1987), penggunaan sample dalam penelitian, bila :
1) Jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak
2) Daerah populasi amat luas dan terpencar-pencar sulit dijangkau
3) Waktu penelitian yang tersedia tidak memadai
4) Dana yang amat terbatas
5) Tenaga peneliti tidak mencukupi
6) Fasilitas yang tersedia tidak memadai
6
7) Sarana penelitian tidak mencukupi
8) Keamanan untuk melakukan penelitian tidak terjamin, misalnya keadaan
medan penelitian ganas.
7
Tahap 3: Memilih kerangka sampling
Pemilihan kerangka sampling merupakan tahap yang penting karena jika
kerangka sampling yang dipilih secara memadai tidak mewakili populasi.
Maka generalisasi hasil penelitian meragukan. Kerangka sampling dapat
berupa daftar nama populasi seperti buku telepon atau database nama
lainnya.
Tahap 4 : Memilih desain sample
Desain sample merupakan tipe metode atau pendekatan yang digunakan
untuk memilih unit-unit analisa studi. Desainsample sebaiknya dipilih sesuai
dengan tujuan penelitian.
Tahap 5 : Memilih ukuranh sample
Ukuran sampel tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya
ialah :
1) Homogenitas unit-unit sample : secara umum semakin mirip unit-unit
sample; dalam suatu populasi semkain kecil sample yang dibutuhkan
untuk memperkirakan parameter-parameter populasi.
2) Kepercayaan: kepercayaan mengacu pada suatu tingkatan tertentu
dimana peneliti ingin merasa yakin bahwa yang bersangkutan
memperkirakan secara nyata parameter populasi yang benar. Semakin
tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan, maka semakin besar
ukuran sample yang diperlukan.
3) Presisi : presisi mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi.
Untuk mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran sample
yang besar pula.
4) Kekuatan statistik: ialah ini mengacu pada adanya kemampuan
mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian hipotesis. Untuk
mendapatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sample yang
besar.
5) Prosedur analisa : tipe prosedur analisa yang dipilih untuk analisa
data dapat juga mempengaruhi seleksi ukuran sample.
6) Biaya, waktu dan personil : pemilihan ukuran sample juga harus
mempertimbangkan biaya, waktu dan personil. Sample besar akan
menuntut biaya besar, waktu banyak dan personil besar juga.
8
Tahap 6 : Memilih rancangan sampling
Rancangan sampling menentukan prosedur operasional dan metode untuk
mendapatkan sample yang diinginkan. Jika dirancang dengan baik, rancangan
sampling akan menuntun peneliti dalam memilih sample yang digunakan
dalam studi, sehingga kesalahan yang akan muncul dapat ditekan sekecil
mungkin.
9
Penjelasan dari teknik-teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut :
Probability Sampling
a) Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sample dari semua
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam anggota populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen (Sugiyono, 2002:59). Mengenai simple random sampling
(Margono, 1997: 126) menjelaskan teknik ini untuk mendapatkan sample yang
langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling
sebagai unsur populasi yang terkecil memperoleh peluang yang sama untuk
menjadi sample atau untuk mewakili populasi. Teknik ini dapat dipergunakan
bilamana jumlah unit sampling didalam suatu populasi tidak terlalu besar.
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah;
− peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya;
− bebas dari kesalahan-kesalahan klasifikasi yang kemungkinan dapat terjadi;
− dan dengan mudah data dianalisa serta kesalahan-kesalahan yang dapat
dihitung.
Kelemahan adalam teknik ialah;
− peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya tentang
populasi dan tingkat kesalahan dalam penentuan ukuran sample lebih besar.
b) Stratified random sampling
Dalam stratified random sampling dapat dipakai daua cara, yaitu proposionate
stratified random sampling dan disproportionate random sampling.
1) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi mempunyai
pegawai dilihat dari latar belakang pendidikannya, maka populasi
pegawai tersebut berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulusan S2=30,
S1= 40, STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sample yang
harus diambil harus meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil
secara proporsional.
10
Keuntungannya ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai
dengan sifat-sifat yang membentuk dasar unit-unit yang
mengklasifikasikannya, sehingga mengurangi keanekaragamannya.
Karakteristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat
dibuat perbandingan.
Kerugiannya ialah membutuhkan informasi yang akurat pada proporsi
populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka
kesalahan akan muncul.
11
Keuntungan menggunakan teknik ialah jika kluster-kluster didasarkan pada
perbedaan geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah.
Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi.
Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-
masing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan
kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.
12
100 orang, dan jumlah anggota peneliti 5 orang, maka setiap anggota peneliti
dapat memilih sample secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan
(golongan II) sebanyak 20 orang. Pada kuota sampling banyaknya sampleyang
ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan aka relative memadai untuk mendapatkan
data yang diperlukan yang diperkirakan dapat mencerminkan populasinya, tidak
bisa diperhitungkan secara tegas proporsinya dari populasi, karena jumlah
anggota populasi tidak diketahui secara pasti tadi. Quota sampling pasti,
karenanya, nonrandom sampling.
c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sample berdsarkan kebetulan, yaitu
siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sample, bila dipandang ornag tersebut cocok sebagai sumber data.
d) Purposive sampling
Purposive smapling adalah teknik penentuan sample untuk tujuan tertentu saja.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sample yang
dipilih adalah orang yang ahli dalam kepegawaian saja.
e) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan smaple yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian smaple ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sample. Begitu seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak. Ibarat bola
salju yang menggelinding, makin lama makin besar.
Dalam analisis kekeliruan ketika melakukan generalisasi dari sample ke populasi
itu disebut kekeliruan baku atau galat baku (standard error). Dasar teoritis yang
dipergunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori probabilitas.
Sampel-sample tunduk pada hokum probabilitas (Sumardi Surya Brata, 1998:84).
Keuntungannya ialah hanya digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Kelemahannya ialah keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat
disample yang sudah diplih.
Disetiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdpat beberapa teknik yang lebih
spesifik lagi. Pada sample acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple
random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic
13
sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa
teknik, antara lain adalah convience sampling, purposive sampling, quota
sampling, snowball sampling.
BAB III
PEMBAHASAN
14
− Derajat kepercayaan terhadap sample dapat ditentukan.
− Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sample, dapat
diperkirakan.
− Besar sample yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
a) Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sample diperoleh nilai-nilai
statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error) Sedangkan
pada non probability sampel, penyimpangan nilai sample terhadap populasinya tidak
mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk
pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwisioner,
kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.
15
≤ 300, merupakan nomor sample yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥
300, tidak diambil sebagai sample (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah
sample belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada
nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya
mempunyai 1 nomor identifikasi.
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sample (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan :
Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan : - Perencanan dan penggunaanya mudah.
- Sample tersebar di daerah populasi.
Kerugian : - Membutuhkan daftar populasi.
16
Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan
perhitungan besar sample, kita ingin mengambil sebanyak 25buah (25%), maka
ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut diatas.
17
kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan
perhitungan, maka jumlah sample yang akan diambil ± 2000.
18
Sample diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sample yang dikehenadaki tidak berdasarkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan
yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
3) Sample Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sample hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
disini besar dan kriteria sample telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya
Sample yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan
50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau
peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan
dilakukan.
19
12) Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan
pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
13) Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
14) Buat laporan penelitian.
20
3) Teknik penarikan contoh (sampling) yang sesuai dengan kondisi populasi.
Sample random=contoh acak → jika dan hanya jika semua anggota populasi
memiliki peluang/kesempatan terpilih menjadi anggota contoh.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Jika kita ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar, kita
tidak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil
sebagian saja sampel. Untuk mendapatkan suatu sampel yang refresentatif, perlu
diperhatikan cara-cara yang disebut dalam “Probability sample”. Jika kita hanya ingin
mengetahui sekadar gambaran umum dari suatu keadaan, sedang biaya dan waktu
sangat sedikit, dapat kita pergunakan “Non Probability sample”. Untuk menghindari
terjadinya non sampling error perlu diadakan perencanaan yang baik, dalam
pembuatan kwisioner, manual, penetapan definisi dan konsep serta pengumpulan dan
pengolahan data.
4.2 Saran-saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23