Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Single phase pulse width modulation inverter is a circuit which convert DC voltage to AC
voltage for one phase. Generating PWM signal digitally give good performance because their immune
from noisy. Designing a PWM signal generator using microcontroller has several advantages, such as
easy to programmed and network inverter become modestly. The aim of this thesis is designing
generating of signal PWM one phase by using microcontroller ATMEGA8535. By using this inverter,
hence operation of speed of motor AC can be controlled with more carefully. This network inverter is
designed so that summarize, therefore a minimum system of microcontroller only rely on the single
chip mode.
Observation shows that the design of PWM generator work well. The PWM signal which
produced has
24 pulse each period and frequency interval between 20 – 60 Hz with the increase and degradation of
each every 1 Hz.
ABSTRAKSI
Pulse Width Modulation Inverter satu fase adalah rangkaian pengubah tegangan searah
menjadi tegangan bolak balik untuk satu fase. Pembangkitan sinyal PWM secara digital dapat
memberikan unjuk kerja sistem yang bagus karena lebih kebal terhadap gangguan/derau. Perancangan
sebuah pembangkit sinyal PWM menggunakan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan yaitu
mudah diprogram dan rangkaian inverter menjadi sederhana. Tujuan tugas akhir ini adalah merancang
pembangkit sinyal PWM satu fase dengan menggunakan mikrokontroler ATMEGA8535. Dengan
menggunakan inverter ini, maka pengendalian kecepatan motor AC dapat dilakukan dengan lebih
teliti. Rangkaian inverter ini dirancang supaya ringkas, oleh karena itu pada sistem minimal
mikrokontroler hanya mengandalkan ragam chip tunggal.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa rancangan pembangkit PWM telah berfungsi dengan
baik. Sinyal PWM yang dibangkitkan memiliki 24 pulsa setiap periode dan rentang frekuensi antara 20
– 60 Hz dengan kenaikan dan penurunan setiap 1 Hz.
1
2
praktis dan ekonomis untuk diterapkan berkat untuk memberi tegangan pada motor, yang
semakin pesatnya perkembangan komponen dapat diatur besar tegangan dan frekuensinya.
semikonduktor (terutama komponen daya Untuk mengkonversi sumber daya DC ke
yang mempunyai waktu penyaklaran sangat AC dengan tegangan dan frekuensi yang dapat
cepat) Pada pengendalian kecepatan motor diatur menggunakan salah satu cara yaitu
AC, inverter PWM mempunyai kelebihan mengatur lebar pulsa modulasi atau PWM
yaitu mampu menggerakkan motor induksi (pulsa-width-modulation). Bentuk gelombang
dengan putaran halus dan rentang yang lebar. tegangan keluaran idealnya sinusoida, akan
Selain itu apabila pembangkitan sinyal PWM tetapi dalam prakteknya tidak sinusoidal dan
dilakukan secara digital akan dapat diperoleh mengandung komponen harmonik. Untuk
unjuk kerja system yang bagus karena lebih aplikasi daya sedang dan rendah, bentuk
kebal terhadap derau. gelombang tegangan masih berbentuk kotak
yang masih dapat diterima, tetapi untuk
II. Tinjauan pustaka aplikasi daya besar dibutuhkan bentuk
Motor induksi pada dasarnya dapat gelombang tegangan sinusoida yang
mempunyai kecepatan yang beragam dengan distorsinya rendah. Untuk mengurangi
cara (1) mengubah frekuensi sumber daya, (2) komponen harmonik tegangan keluaran dapat
mengubah tegangan terminal, (3) mengubah digunakan komponen switching yang cepat.
jumlah kutubnya. Pada tugas akhir ini menggunakan
Pengaturan kecepatan putar motor induksi mikrokontroler dengan metoda PWM dalam
secara konvensional dengan mengubah jumlah sistem pengaturan kecepatan putar motor
kutub yaitu membagi belitan stator menjadi induksi satu fasa untuk memberikan
beberapa bagian yang sama dan keuntungan pada ketelitian sistem dan
menghubungkannya dengan saklar memungkinkan melakukan modifikasi atas
penghubung yang menentukan hubungan sistem yang sudah ada hanya dengan
jumlah kutubnya. Kelemahannya, hasil mengganti atau mengubah perangkat
pengaturan kecepatannya bertingkat tidak lunaknya. Dengan memperhatikan keunggulan
kontinyu, dengan dua atau lebih tingkat mikrokontroler dalam sistem pengaturan
kecepatan. Motor dengan hubungan seperti ini kecepatan putar motor induksi akan dapat
biasa disebut motor Dahlander. mengurangi tingkat kerumitan.
Pengaturan kecepatan putar motor induksi
konvensional lainnya ialah mengubah nilai III. Dasar Teori
tegangan stator, dilakukan dengan Inverter PWM Sinusoida satu fase
menggunakan reaktor atau variac. Cara ini menghasilkan pulsa PWM bolak balik satu
mengubah torsi motor induksi yang fase dengan nilai tegangan bolak balik
menyebabkan perubahan kecepatan, tetapi efektifnya dirumuskan sebagai berikut:
efisiensinya menurun tajam yang membuat T
1
metoda ini tidak banyak dipakai. Metoda ini
digunakan untuk mengurangi arus awal motor
Vrms
T 0
v 2 dt
induksi berdaya besar. (1)
Pengaturan kecepatan putar motor induksi dengan Vrms = tegangan efektif
dengan mengubah frekuensi sumber tegangan v = fungsi tegangan
pada stator dapat menghasilkan pengaturan T = perioda
lebih baik dibanding dengan dua metoda Oleh karena pada inverter SPWM nilai
lainnya. Kecepatan motor lebih halus, tetapi tegangan masukan DC adalah konstan maka
sangat rumit dalam rangkaian pengaturannya. tegangan rms dapat juga dirumuskan :
Konsep dasar pengubah frekuensi adalah
mengubah sumber daya AC menjadi DC
Vrms Vdc
t p
(2)
melalui penyearah yang dikontrol atau tidak, T
dan kemudian diubah kembali menjadi AC dengan Vrms = tegangan efektif
3
VDC = tegangan searah inverter seperti pada gambar 1. Cara ini sama halnya
tp = lebar pulsa tinggi dalam 1 periode dengan membangkitkan gelombang sinus
T = perioda analog dan gelombang segitiga analog
secara digital.
Untuk menghasilkan sinyal PWM tersebut 2. Dengan mencari terlebih dahulu waktu
dapat menggunakan 2 buah sinyal sinus dan 1 untuk setiap pulsa masing-masing sinyal
sinyal segitiga atau dengan menggunakan 1 penggerak, untuk dijadikan data dalam
buah sinyal sinus dan 2 buah sinyal segitiga. proses pembangkitan sinyal penggerak
Pada proses pembangkitan SPWM dengan secara look up table. Cara inilah yang
menggunakan 2 buah sinyal sinus dan sebuah dipakai dalam perancangan tugas akhir ini.
sinyal segitiga, dilakukan pembandingan
amplitudo antara sinyal segitiga dengan sinyal IV. Metodologi Penelitian
sinus. Sinyal penggerak akan dibangkitkan Metodologi yang digunakan dalam penelitian
apabila amplitude sinyal sinus lebih besar ini adalah sebagai berikut :
daripada amplitudo sinyal segitiga. Masing- 1. Studi literatur mengenai Inverter PWM satu
masing sinyal penggerak digunakan untuk fase dan Mikrokontroler ATMEGA8535.
penyaklaran sehingga diperoleh sinyal PWM. 2. Merancang dan mensimulasi PWM Satu
Proses pembangkitan SPWM tersebut dapat Fase secara software dengan simulink dari
dilihat pada gambar 1. MATLAB 7
3. Merancang dan membuat sistem secara
e Gelombang
acuan, vr
Gelombang
pembawa, vc
hardware.
Ac
Ar
-vr 4. Merancang perangkat lunak pembangkit
t sinyal penggerak dengan menggunakan
2
(a)
bahasa Assembly.
-vr > vc
vAN
vr > vc
TA+ : on
TB+ : on 5. Menguji dan mengambil data dari
perancangan.
Vd
6. Menganalisa hasil dan membuat
0 t kesimpulan.
2
(b)
0
m t Display
2
- Vd m (d)
Penggerak A
dan gelombang sinus secara diskret dengan Gambar 2. Diagram blok secara detail
metode look up table. Kemudian dilakukan
pembandingan untuk masing-masing nilai B. Untai H-Bridge
amplitudo gelombang sinus dan segitiga
4
Col3
PD4
Emitter (VGE) maksimal ± 20 VDC, dan arus PD3
Baris 1
Baris 3
PD1
Baris 4
PD0
+
PORTD
(GU) (GV) (GV)
BU BV BV
EV EV
EU Gambar 5. Skematik rangkaian keypad
U V
VR 5K
(PC0..PC3) digunakan untuk keluaran sinyal
Port B
penggerak PWM, Port D (PD0..PD6)
PA0 digunakan untuk mengambil masukan dari
PA1
keypad, dan Port B (PB0..PB7) digunakan
Gambar 4. Rangkaian LCD penampil untuk menampilkan data frekuensi inputan
motor dalam satuan Herzt dari hasil masukan
D. Perancangan Rangkaian Keypad keypad. Dan Port A (PA0..PA1) digunakan
Keypad disini menggunakan sistem matrik untuk pin RS dan Enable dari LCD.
dimana kolom dan baris yang sama diserikan
satu sama lainnya. Perancangannya
menggunakan saklar Push Button di setiap
tombolnya, Push Button disini mempunyai
tiga masukan yakni untuk kolom, baris, dan
kommon (pada perancangan disini kommon
5
J2 R3 6MBI30L-060
CON8 2,2 ohm D3 +
PB[0..7 ]Ke LCD penampil
+18V QU
U2 6 R5
BU
1
2
3
4
5
6
7
8
7 Fault VCC Output 100 ohm
C1 C2
5,6K ohm
VC C +5V
U1 10 UF 0.1 UF 8
R4
+5V Blank
1
IC 1 J1 Isense D2 R6
R1 1 40 PA0, masukan pin RS R1 4 2 22 ohm EU
Input GND
2 P B 0 (X C K /T 0 ) P A 0 (A D C 0 ) 39 1 PA1, masukan pin Enable 10K ohm R2 VEE
4 ,7 K P B 1 (T 1 ) P A 1 (A D C 1 ) 2 180 ohm
3 38 TA+ MC33153 3
4 P B 2 (I N T 2 / A I N 0 ) P A 2 (A D C 2 ) 37 3
P B 3 (O C 0 /A I N 1 ) P A 3 (A D C 3 ) 4 Phase U
5 36
C3 6 P B 4 (S S ) P A 4 (A D C 4 ) 35 5 D1
VC C +5V 7 P B 5 (M O S I ) P A 5 (A D C 5 ) 34 6
P B 6 [M IS O ) P A 6 (A D C 6 ) 7 6N136
8 33
27p 9 P B 7 [S C K ) P A 7 (A D C 7 ) 32 8 R9
C2 10 RESET AR EF 31 2,2 ohm D5
CON8
8 MHz 11 VC C AGND 30 +18V QU
J4 U4 6
12 GND AVCC 29 R11
XTA L 2 P C 7 (T O S C 2 ) 1 100 ohm BU
27p Y1 13 28 C3 C4 7 Fault VCC Output
5,6K ohm
C1 14 XTA L 1 P C 6 (T O S C 1 ) 27 2 U3 10 UF 0.1 UF
R10
+5V 8
15 P D 0 (R X D ) PC5 26 3 Blank
P D 1 (T XD ) PC4 4 1
16 25 Isense D6 R12
27p 17 P D 2 (IN T 0 ) PC3 24 5 22 ohm
R7 4 2 EU
18 P D 3 (IN T 1 ) PC2 23 6 R8 Input VEE GND
10K ohm
0 19 P D 4 (O C 1 B ) P C 1 (S D A ) 22 7 180 ohm
3
P D 5 (O C 1 A ) P C 0 (S C L ) 8 TA- MC33153
20 21
P D 6 (IC P ) P D 7 (O C 2 ) -
CON8
A Tm ega8535 PC[0..6] Kerangkaian Penggerak D4
0
6N136
Kerangkaian keypad
J3
CON8
G. Perangkat Lunak Pembangkit PWM
Gambar 6. Rangkaian Sistem Minimal Untuk mendapatkan data pewaktuan
Atmega8535 masingmasing sinyal penggerak PWM, maka
terlebih dahulu dibuat simulasi pembangkitan
F. Untai Penggerak sinyal PWM dengan menggunakan MATLAB.
Untuk menggerakkan IGBT, sinyal PWM Dengan menggunakan fasilitas simulink di
keluaran mikrokontroler harus dikuatkan MATLAB maka didapatkan simulasi seperti
terlebih dahulu dengan menaikkan tegangan pada gambar 8 sebagai berikut:
dari 5 V menjadi 18 V. penggunaan komponen
dioda D1 dan D4, berfungsi untuk
menghindari derau yang kuat sehingga pada
saat pulsa masukan tinggi penggandeng optic
padam (turned off) berimpedansi rendah.
Resistor R1 dan R7 dipasang sebagai pull-up
masukan, sedangkan resistor R4 dan R10
sebagai resistor pull-up keluaran penggandeng
optik.
Resistor R3 dan R9 berfungsi untuk
mengamankan catu daya 18 volt dari arus
maksimum pada kondisi peralihan (transient).
Kapasitor kecil C2 dan C4 sebagai tapis derau
berfrekuensi tinggi dari catu daya. Penggerak
gerbang IGBT yang digunakan adalah IC
MC33153. bekerja pada masukan aktif rendah,
Gambar 8. Simulink Matlab untuk simulasi
mempunyai keluaran totem pole yang mempu
PWM
memberikan arus sebesar 1A. Diantara
keluaran penggerak dan gerbang IGBT
Pada tugas akhir ini akan dibuat inverter
dipasang sebuah dioda dan dua buah resistor.
PWM sinusoida 15 pulsa setiap setengah
Penambahan komponen ini menjadikan
periode. Untuk mendapatkan sinyal penggerak
pemadapan (turn on) IGBT lebih lambat
PWM 15 pulsa, maka dibutuhkan 16 buah
daripada pemadamannya. Selain itu sesuai
sinyal segitiga setiap 1 gelombang sinusoida.
dengan karakteristik dioda pintas (by pass), ini
Karena di pustaka simulink MATLAB tidak
dapat menghilangkan derau dibandingkan jika
ada pembangkit gelombang segitiga, maka
hanya digunakan sebuah resistor.
cara lainnya yaitu dengan mengintegralkan
gelombang kotak. Amplitudo gelombang
segitiga dibuat 5 V.
6
kerjanya yaitu jika nilai gelombang segitiga Port B sebagai keluaran Data ke LCD
Port D sebagai masukan keypad
LCD module
lebih kecil dari gelombang sinusoida pada saat
t yang sama, maka hasilnya 1. Apabila Keluarkan Tampilan Awal LCD
“Seting Frekuensi”
sebaliknya, maka hasilnya 0. Demikian pula “Frek.Sinus= Hz”
H. Hasil Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
Grm
50
N
1
Grm