You are on page 1of 63

SISTEM BAHAN BAKAR DAN TROUBLE SHOOTING PADA

DAIHATSU CLASSY
Disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma III
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Disusun oleh:

Nama : Erfan Ardiyanto


NIM : 5250302517
Prodi : Teknik Mesin D3

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ABSTRAK

Erfan Ardiyanto. 2006. Sistem Bahan Bakar Dan Trouble Shooting pada
Daihatsu Classy. Tugas akhir. Teknik Mesin D III. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.

Sistem bahan bakar merupakan satu sistem yang sangat vital pada motor
bensin. Pembakaran pada motor bensin di mulai oleh adanya suplai campuran
bahan bakar dan udara. Untuk itu pada motor bensin memerlukan suatu sistem
yang dapat menyediakan bahan bakar dan sekaligus memberikan campuran bahan
bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi mesin. Sistem bahan bakar pada
Daihatsu Classy terdiri dari beberapa bagian yaitu: (1) Tangki bahan bakar, (2)
Saluran bahan bakar, (3) Saringan bahan bakar, (4) Pompa bahan bakar, dan (5)
Pengabut bahan bakar ( karburator ).
Berdasarkan latar belakang tersebut timbul permasalahan sebagai berikut:
(1) Bagaimana cara kerja sistem bahan bakar pada Daihatsu Classy, (2) Cara
meganalisis gangguan atau memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
bahan bakar tersebut. .
Proses pembakaran pada mesin dapat terganggu apabila salah satu dari
komponen sistem bahan bakar terdapat kerusakan atau gangguan pada sistem
kerjanya, sehingga kerja mesin tidak bisa maksimal. Gangguan yang sering terjadi
pada sistem bahan bakar Daihatsu Classy adalah sebagai berikut: (1) Mesin tidak
mau hidup atau sukar hidup penyebabnya adalah katup jarum macet atau
tersumbat, selang vakum lepas atau rusak, katup solenoid pemutus aliran bahan
bakar tidak membuka, kerja dari cuk terganggu. (2) Idle kasar atau terhenti
penyebabnya adalah kecepatan idle tidak benar, slow jet tersumbat, campuran idle
tidak benar. (3) Mesin tersendat saat percepatan penyebabnya adalah permukaan
pelampung terlalu rendah, pompa percepatan tidak berfungsi, power valve tidak
berfungsi, saluran bahan bakar tersumbat. (4) Mesin mengalami dieseling
penyebabnya adalah link-link pada karburator macet, penyetelan idle berubah,
solenoid pemutus bahan bakar tidak berfungsi. (5) Konsumsi bahan bakar boros
penyebabnya adalah kecepatan idle terlalu tinggi, power valve terbuka terus,
tangki bahan bakar bocor, saluran bahan bakar bocor, dan (6) Suplai bahan bakar
ke karburator kurang penyebanya adalah saringan bahan bakar tersumbat, pompa
bahan bakar tidak berfungsi, saluran bahan bakar tersumbat. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat dilakukan perbaikan sistem bahan bakar yang meliputi pembersihan
komponen, penyetelan ulang sesuai standar serta penggantian komponen sistem
bahan bakar. Perawatan sistem bahan bakar sebaiknya di lakukan secara berkala
untuk mencegah kerusakan dan gangguan yang terjadi pada saat berkendara.
Saringan udara di usahakan selalu bersih untuk menjaga kebersihan
karburator.Saringan bahan bakar hendaknya di ganti apabila sudah kotor, untuk
mencegah kotoran masuk ke saluran-saluran dalam karburator.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dan dihadapkan sidang panitia ujian Proyek Akhir


Teknik Mesin D III Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing

Drs. Supraptono, M.Pd.


NIP. 131125645

Penguji II Penguji I

Drs. Winarno DR, M.Pd. Drs. Supraptono, M.Pd.


NIP. 130914969 NIP. 131125645

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Drs. Pramono Drs. Wirawan S. M.T


NIP. 131474226 NIP. 131876223

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Tidak ada yang tidak bisa, semua bisa .

2. Yakinkan dirimu dengan semangat pasti.

3. Selalu berjuang guna menyelesaikan masalah agar tercapai keberhasilan.

4. Waskita untuk keberhasilan.

PERSEMBAHAN

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Bapak dan Ibu tercinta.

3. kakak-kakakku tersayang.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang

Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan proyek akhir ini

dapat di selesaikan dengan baik.

Laporan proyek akhir ini disusun setelah menyelesaikan alat proyek akhir.

Laporan proyek akhir ini dapat disusun karena bantuan beberapa pihak oleh

karena itu terselesainya laporan proyek akhir ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang

2. Bapak Drs. Pramono, ketua jurusan Teknik Mesin.

3. Bapak Drs. Wirawan S, M.T. ketua progam studi D3 Teknik Mesin

4. Bapak Drs. Supraptono, M.Pd. dosen pembimbing proyek akhir.

5. Bapak Drs. Winarno DR, M.Pd. dosen penguji proyek akhir.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan proyek

akhir ini.

Tiada sesuatupun yang dapat penulis persembahkan atas segala amal

baiknya, selain doa semoga jasa dan amal baiknya mendapat imbalan pahala dari

Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 2006

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Alasan Pemilihan Judul.................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................ 3

D. Manfaat .......................................................................................... 3

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB II SISTEM BAHAN BAKAR DAN TROUBLE SHOOTING PADA

DAIHATSU CLASSY......................................................................... 6

A. Landasan Teori............................................................................... 6

1. Tangki Bahan Bakar ................................................................ 7

2. Saluran Bahan Bakar................................................................ 9

3. Saringan Bensin. ...................................................................... 10

4. Pompa Bensin. ......................................................................... 11

vi
5. Karburator ................................................................................ 13

B. Gangguan Sistem Bahan Bakar Dan Perbaikannya ....................... 40

C. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar.................................................. 42

1. pemeriksaan Pompa Bahan Bakar............................................ 42

2. Pemeriksaan Karburator........................................................... 43

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 48

A. Simpulan ........................................................................................ 48

B. Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 49

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Gangguan Dan Cara Perbaikan Sistem Bahan Bakar……... 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Bahan Bakar Daihatsu Classy ............................................ 6

Gambar 2. Tangki Bahan Bakar....................................................................... 7

Gambar 3. Saluran Bahan Bakar...................................................................... 9

Gambar 4. Saringan Bensin Model Katrid....................................................... 10

Gambar 5. Pompa Bensin Mekanik ................................................................. 11

Gambar 6. Sirkuit Karburator Daihatsu Classy................................................ 13

Gambar 7. Penampang Aliran .......................................................................... 14

Gambar 8. Hubungan Antara Putaran Dengan Kecepatan Aliran ................... 15

Gambar 9. Cara Kerja Pelampung ................................................................... 17

Gambar 10. Cara Kerja Needle Valve .............................................................. 17

Gambar 11. Air Vent Tube .............................................................................. 18

Gambar 12. Sistem Stationer .......................................................................... 20

Gambar 13 Skema Aliran Bensin Dan Udara Pada Saat

Throotle Valve Tertutup ............................................................... 21

Gambar 14. Sistem kecepatan Lambat............................................................ 22

Gambar 15. Skema Aliran Bensin Dan Udara Pada Saat

Throttle Valve Dibuka Sedikit...................................................... 22

Gambar 16. Sekrup Penyetel Campuran Stationer ......................................... 23

Gambar 17. Katup Solenoid ............................................................................ 24

Gambar 18. Primary High Speed System........................................................ 25

Gambar 19. Skema Aliran Bensin Dan Udara Pada

Primary High Speed System........................................................ 26

ix
Gambar 20. Hubungan Antara Sistem Low Speed

Dan Primary High Speed ............................................................ 27

Gambar 21. Kerja Air Bleeder ........................................................................ 28

Gambar 22. Secondary High Speed System Tipe Vacum Diafraghma ........... 29

Gambar 23. Skema Aliran Bensin Dan udara Pada

Secondary High Speed System ................................................... 30

Gambar 24. Secondary Low Speed System ...................................................... 31

Gambar 25. Skema Aliran Bensin Dan Udara Pada

Secondary Low Speed System ...................................................... 32

Gambar 26. Sistem Tenaga .............................................................................. 32

Gambar 27. Aliran Bensin Dan Udara Pada Sistem Tenaga............................ 33

Gambar 28. Sistem Percepatan ........................................................................ 34

Gambar 29. Sistem Cuk Manual ...................................................................... 35

Gambar 30. Choke Breaker.............................................................................. 36

Gambar 31. Throttle Positioner ....................................................................... 37

Gambar 32. Hot Idle Compensator .................................................................. 39

Gambar 33. Pemeriksaan Bahan Bakar............................................................ 42

Gambar 34. Pemeriksaan Tinggi Pelampung................................................... 43

Gambar 35. Pemeriksaan Pelampung Dan Katup Jarum ................................. 44

Gambar 36. Penyetelan Tuas Pelampung......................................................... 44

Gambar 37. Pemeriksaan Power Piston Dan Power valve .............................. 45

Gambar 38. Pemeriksaan Solenoid Pemutus Bahan bakar............................... 45

Gambar 39. Penyetelan Throttle positioner .................................................... 46

x
Gambar 40. Penyetelan Kecepatan Idle Tinggi................................................ 47

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Perkembangan ilmu dan teknologi pada zaman sekarang yang semakin

pesat menuntut peningkatan kemampuan, ketrampilan, dan profesionalitas sumber

daya manusia. Berbagai usaha peningkatan telah di lakukan pada semua bidang,

termasuk bidang otomotif. Perkembangan teknologi pada bidang otomotif

berperan cukup besar terhadap kemajuan bidang-bidang lainnya. Untuk itu perlu

adanya tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini, apalagi menghadapi serbuan negara-

negara produsen otomotif dengan pemasaran produk mereka menjelang

perdagangan bebas.

Semua jenis kendaraan bermotor baik beroda dua maupun beroda empat di

lengkapi dengan berbagai sistem untuk menunjang kesempurnaan kerja mesin

maupun kenyamanan kendaraan. Salah satu sistem yang sangat penting dan harus

ada adalah sistem bahan bakar. Sistem bahan bakar di ibaratkan sebagai

pencernaan makanan pada manusia, tanpa sistem ini kendaraan tidak bisa

berjalan. Sistem bahan bakar adalah suatu sistem yang digunakan pada kendaraan

yang berfungsi untuk membentuk dan meyediakan campuran udara dan bahan

bakar, agar bahan bakar menjadi partikel dan mengatur perbandingan bahan bakar

pada tiap-tiap kondisi pengendaraan yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.

Juga sebagai media tempat bercampurnya antara bahan bakar dan udara.

1
2

Sistem bahan bakar motor bensin terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1)

Tangki bahan bakar, yang berfungsi menyimpan bahan bakar sementara di dalam

tangki bahan bakar, yang digunakan pada saat membutuhkan dan dialirkan dari

tangki menuju karburator melalui saluran bahan bakar (2) Saluran bahan bakar,

digunakan untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar menuju ke

karburator (3) Saringan bahan bakar, berfungsi menyaring kotoran-kotoran dan

air yang terbawa oleh bensin (4) Pompa bahan bakar, berfungsi menghisap dan

menekan bensin dari tangki bahan bakar ke karburator (5) Pengabut bahan bakar

(karburator), berfungsi untuk membentuk atau menyediakan campuran udara dan

bahan bakar yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. Salah satu contoh sistem

bahan bakar adalah pada Daihatsu Classy yang tediri dari tangki bahan bakar,

saluran bahan bakar, saringan bahan bakar jenis katrid, pompa bahan bakar

mekanisme serta sistem pengabut bahan bakar yang menggunakan karburator.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis di dalam tugas akhir ini akan

membahas tentang sistem bahan bakar yang dimiliki Daihatsu Classy, karena pada

Daihatsu Classy memiliki kekhusussan yaitu saringan bahan bakar model katrid,

karena lebih efisien dalam pemakain maupun pemasangan dan harga lebih murah,

pompa bahan bakar model mekanik yang cara kerjanya sederhana dan perawatan

serta pemasangan yang lebih mudah, karburator double barrel yang menyediakan

campuran udara bahan bakar yang sesuai dengan kondisi kerja mesin karena

perbandingan campuran udara dan bahan bakar harus tepat untuk menjamin

pembakaran yang sempurna di dalam silinder, karburator dengan sistem choke

manual yang dihubungkan dengan tuas dan di tarik oleh kabel lalu dihubungkan
3

pada ruang kemudi. Maka penulis di dalam tugas akhir ini akan membahas

tentang analisis kerusakan dan cara mengatasi kerusakan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul pada sistem bahan bakar Daihatsu Classy

beraneka ragam. Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam mencari dan mengatasi

permasalahannya, dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara kerja sistem bahan bakar pada Daihatsu Classy.

b. Bagaimana menganalisis gangguan sistem bahan bakar pada Daihatsu Classy

dan perbaikan gangguan tersebut.

C. Tujuan

pembuatan dan penulisan laporan Tugas Akhir ini mempunyai tujuan :

a. Mengetahui cara kerja sistem bahan bakar pada Daihatsu Classy.

b. Menganalisis kerusakan pada sistem bahan bakar Daihatsu Classy dan cara

memperbaikinya.

D. Manfaat

Manfaat yang di peroleh dalam penulisan laporan sistem bahan bakar

pada mesin Daihatsu Classy adalah sebagai berikut:

a. Memberi wacana tentang cara kerja dari masing-masing komponen pada

sistem bahan bakar mesin Daihatsu Classy.


4

b. Dapat menjadi sebuah acuan di dalam mencari, menganalisa dan mengatasi

suatu permasalahan atau gangguan-gangguan yang sering terjadi secara tepat

pada sistem bahan bakar.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dan mudah dalam

memahami isi penulisan laporan Tugas Akhir, maka secara garis besar sistematika

penulisan dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : bagian pendahuluan,

bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pertama yang merupakan pendahuluan

dari laporan Tugas Akhir berisikan halaman judul, abstrak, pengesahan, motto

dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, serta

lampiran.

Bagian kedua yang merupakan isi dari laporan Tugas Akhir terdiri dari

tiga bab. Bab pendahuluan berisikan tentang alasan pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan, manfaat,serta sistematika penulisan. Bab trouble shooting sistem

bahan bakar pada Daihatsu Classy, pada bab ini di bahas mengenai landasan teori

sistem bahan bakar, bagian-bagian dan jenis bahan bakar pada Daihatsu Classy

serta cara kerjanya, dan trouble shooting sistem bahan bakar pada Daihatsu

Classy. Bab penutup, dalam bab ini berisi simpulan yang di peroleh dari

pembahasan sistem bahan bakar, terutama pada Daihatsu Classy dan saran-saran.

Bagian ketiga yang merupakan penutup dari Laporan Tugas Akhir terdiri

dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB II

SISTEM BAHAN BAKAR DAN TROUBLE SHOOTING

PADA DAIHATSU CLASSY

A. Landasan Teori
Sistem bahan bakar merupakan satu sistem yang sangat vital pada motor

bensin. Sistem ini bertugas menyediakan bahan bakar dan sekaligus memberikan

campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan kebutuhan mesin yang

bersangkutan.

Bahan bakar di simpan sementara dalam tangki bahan bakar. Pada saat

membutuhkan, bahan bakar dialirkan dari tangki menuju karburator melalui

saluran bahan bakar. Dalam saluran ini terdapat saringan bahan bakar yang

menyaring kotoran hingga bahan bakar yang masuk karburator bersih dari kotoran

maupun endapan. Aliran bahan bakar dari tangki menuju karburator ditimbulkan

oleh pompa bahan bakar.

Gambar 1. Sistem bahan bakar Daihatsu Classy

( TOYOTA New Step, 1995 )

6
7

Keterangan:

1. Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank)

2. Saluran Bahan Bakar (Fuel Line)

3. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)

4. Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)

5. Karburator (Carburetor)

6. Saluran Pengembali Bahan Bakar (Fuel Return Line)

1. Tangki Bahan Bakar

Gambar 2. Tangki bahan bakar

( TOYOTA New Step, 1995 )

Keterangan Gambar:

1. Selang udara

2. Saluran kembali
8

3. Saluran bensin utama

4. Lubang masuk bensin

5. Fuel inlet tube

6. Sub tank

7. Drain plug

8. Saringan

9. Separator

Tangki bahan bakar adalah tangki untuk menyimpan bahan bakar

sehingga mobil atau motor dapat beroperasi dalam waktu yang cukup lama tanpa

harus berhenti karena tidak ada bahan bakar. Tangki bahan bakar biasa diletakkan

di bagian belakang bawah kendaraan, sehingga terhindar dari kebocoran sewaktu

terjadi benturan pada kendaraan dan sekaligus mengurangi kemungkinan terjadi

kebakaran. Pada umumnya tangki bahan bakar di buat dari pelat baja tipis,

meskipun ada juga yang terbuat dari plastik maupun fiber. Pada bagian dalam

tangki dilapisi dengan logam anti karat, juga dilengkapi dengan separator berupa

pelat pemisah, untuk mencegah goncangan bensin di dalam tangki pada saat

kendaraan mendapat goncangan. Mulut dari inlet tube diletakkan kira-kira 2-3 cm

di atas dasar tangki, hal ini bertujuan mencegah endapan air terhisap ke inlet tube.
9

2. Saluran Bahan Bakar

Gambar 3. Saluran bahan bakar

( TOYOTA New step, 1995 )

Keterangan Gambar:

1. Pipa tekan

2. Karburator

3. Pompa bahan bakar

4. Saluran hisap

5. Filter

6. Bahan bakar kembali ke tangki

7. Saluran pengembali

Bahan bakar dialirkan menuju karburator melalui saluran bahan bakar.

Saluran bahan bakar terdiri dari saluran utama dan saluran pengembali. Saluran

utama berfungsi menyalurkan bahan bakar dari tangki ke karburator, sedangkan


10

saluran pengembali berfungsi menyalurkan pengembalian bahan bakar dari pompa

ataupun karburator. Saluran utama dari tangki bensin sampai pompa adalah

saluran hisap, sedangkan dari pompa menuju karburator adalah saluran tekan.

Saluran bahan bakar terbuat dari dua bagian yaitu pipa baja dan karet sintetis.

Saluran yang terbuat dari karet sintetis digunakan pada daerah yang timbul

banyak goncangan, misalnya saluran yang berhubungan dengan pompa bahan

bakar serta yang berhubungan dengan karburator.

3. Saringan Bensin

Gambar 4. Saringan bensin model Katrid

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Saringan bensin terletak di antara tangki bensin dan pompa bensin.

Saringan ini berfungsi menyaring kotoran-kotoran dan air yang terbawa oleh

bensin. Elemen yang terdapat di dalam saringan mengurangi kecepatan bensin,

sehingga air dan kotoran turun ke bagian dasar saringan. Terdapat dua jenis
11

saringan bahan bakar yaitu model gelas dan model katrid. Saringan model gelas

elemen dapat diganti dengan membuka rumah kacanya, sedangkan model katrid

saringan yang di dalamnya terdapat element kertas maka aliran bahan bakar akan

terhambat sehingga endapan kotoran dan air yang terbawa oleh bahan bakar akan

tersaring oleh element kertas dan bila elemen sudah kotor harus di ganti baru

karena saringan model katrid ialah saringan yang tidak bisa dibongkar pasang.

Untuk saat ini digunakan saringan model katrid karena lebih efisien dalam

pemakaian maupun pemasangan lebih murah.

4. Pompa Bensin

Keterangan Gambar:

1. Bahan bakar dari tangki bensin

2. Bahan bakar ke karburator

3. Pompa bensin mekanik

4. Rocker arm ( poros nok )

Gambar 5. Pompa bensin mekanik

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )


12

Pompa bensin berfungsi untuk menghisap dan menekan bensin dari tangki

ke karburator. Pompa bensin mekanik di sebut juga pompa bensin type difraghma,

yang terdiri dari dua katup, katup masuk ( inlet valve ) dan katup keluar (outlet

valve ), diafraghma, rocker arm

a. Kerja pompa bensin model mekanik adalah sebagai berikut:

Jika cam dari cam shaft berputar, ia akan menekan rocker arm dan

menggerakan diafraghma pada pompa bensin. Pergerakan ini menyebabkan

bensin terhisap ke bagian atas dari diafraghma dengan membukanya katup masuk.

Jika cam shaft berputar terus maka diafraghma kembali ke posisi semula oleh

tenaga spring nya. Pergerakan yang demikian dari diafraghma memungkinkan

bagi bensin untuk disalurkan ke karburator dengan membukanya katup keluar.

Jika ruangan pelampung karburator terisi sampai batas tertentu, katup jarum yang

terletak pada inlet karburator menutup dan menyebabkan naik nya tekanan pada

pipa penyaluran bahan bakar, sampai tenaga spring diafraghma tidak mampu

melawan tekanan bahan bakar, maka diafraghma tidak lagi bergerak, dan rocker

arm bebas terhadap cam shaft, pada kondisi ini pompa bahan bakar tidak

menyalurkan bensin.
13

5. Karburator

Gambar 6. Sirkuit karburator Daihatsu Classy

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Power valve

2. Power piston

3. Choke Breaker

4. Accelerating pump

5. Secondary slow port

6. Secondary diafraghma

7. Secondary throttle valve

8. Primary throttle valve

9. BVSV

10. To air cleaner

11. Idle adjusting screw


14

Karburator berfungsi untuk membentuk dan menyediakan campuran

bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. Pada mesin

bensin perbandingan campuran udara dan bahan bakar harus tepat untuk

menjamin pembakaran yang sempurna di dalam silinder. Mesin tidak dapat

bekerja efisien jika jumlah bahan bakar terlalu banyak atau sedikit dibanding

dengan jumlah volume udara, dan perbandingan ini sangat berpengaruh pada

semua kondisi operasi mesin. Campuran udara dan bahan bakar yang mengalir

masuk kedalam silinder berpengaruh terhadap kemampuan kerja mesin.

Tenaga pada motor bensin dihasilkan dari pembakaran campuran udara

dan bensin. Untuk memperoleh campuran udara dan bensin yang sesuai dengan

kondisi kerja suatu mesin, digunakan karburator. Prinsip kerja karburator

berdasarkan hukum fisika Bernoulli. Apabila suatu fluida mengalir melalui

tabung, maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah:

Q = A. V = konstan, A1, A1 = A2.A2

Q = debit aliran (m3/det.)

A = luas penampang tabung (m2)

V = kecepatan aliran (m/det.)

A1 = Luas penampang besar

A2 = Luas penampang kecil

Gambar 7. Penampang aliran

( TOYOTA News Step, 1995 )


15

Luas penampang aliran pada A1 lebih besar dari penampang A2 sehingga

menurut persamaan di atas kecepatan aliran V1 akan lebih kecil dari kecepatan

aliran pada V2. Perbedaan tekanan antara ruang di dalam silinder dan tekanan di

luar silinder menyebabkan adanya aliran udara dari luar masuk ke dalam silinder.

Apabila aliran udara ini dilewatkan pada pipa yang di persempit maka kecepatan

aliran akan naik dan tekanan akan turun. Hal ini dimanfaatkan untuk

mengeluarkan bahan bakar dari karburator supaya bersama-sama dengan udara

yang mengalir tersebut. Bagian yang di persempit pada karburator di sebut

ventury.

1.000 2.000 3.000 4.000 5.000


K.scepatwn rpm.

Gambar 8. Hubungan antara putaran dengan kecepatan aliran

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Grafik di atas menunjukkan untuk karburator single barrel kecepatan

aliran pada 1000 rpm mencapai 40m/sec. Pada karburator double barrel,

kecepatan aliran ventury primer 18 m /sec dan pada 2000 rpm mencapai 35 m/sec.

saat ini pula ventury skunder mulai terbuka sehingga kecepatan aliran ventury
16

primer menurun pada putaran 3000 rpm kecepatan aliran kedua ventury

mengalami kenaikan secara seimbang sekitar 25 m/sec. kecepatan aliran maksimal

karburator double barrel lebih rendah dari pada single barrel sampai pada putaran

5000 rpm. Menurut arah mengalirnya campuran udara dan bensin, karburator

dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu : (1) Karburator arus naik, (2)

karburator sisi datar, dan (3) Karburator arus turun, campuran bensin dan udara

mengalir dari atas ke bawah sehingga kerugian grafitasi tidak ada. Posisi

penempatan memungkinkan untuk dapat melakukan servis dengan mudah, tetapi

ruang mesin menjadi lebih tinggi karena tinggi mesin bertambah.

Pada kendaraan Daihatsu Classy menggunakan karburator jenis arus turun

double barrel. Untuk memenuhi kebutuhan kerja mesin, terdapat beberapa sistem

pada karburator ini, antara lain : (a) Sistem Pelampung, (b) Sistem Stasioner dan

Kecepatan Lambat, (c) Primary High Speed System, (d) Secondary High Speed

System , (e) Secondary Low Speed System, ( f ) Sistem Tenaga (Power System),

(g) Sistem Cuk, (h) Sistem Akselerasi, (i) Choke Breaker, (j) Throttle Positioner

( TP ) dan (k) Hot idle Compensator

A. Sistem Pelampung

Mengalirnya udara melewati ventury, akibatnya bensin keluar dari ruang

pelampung melalui nosel utama. Jika tinggi antara bibir nosel dan permukaan

bensin berubah, maka jumlah bensin yang dikeluarkan nosel akan berubah pula.

Untuk menjaga agar permukaan bensin di dalam ruang pelampung selalu tetap,

maka sistem pelampung akan selalu mengaturnya sesuai dengan kebutuhan.


17

1. Pengontrol permukaan bensin (Float Control Level)

Gambar 9. Cara kerja pelampung

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Bila bensin mengalir melalui needle valve dan masuk ruang pelampung,

maka pelampung terangkat ke atas, needle valve menutup dan menghentikan

aliran bensin. Bila permukaan bensin turun karena di pakai untuk pembakaran,

needle valve terbuka dan bensin akan masuk ke ruang pelampung.

2. Needle Valve

Gambar 10. Cara kerja Needle Valve

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )


18

Keterangan Gambar:
1. Strainer
2. Bahan bakar dari pompa bahan bakar
3. Needle valve
4. Plunger
5. Bibir pelampung
6. Pelampung
7. Spring

Pada saat permukaan bensin di ruang pelampung berubah, pelampung naik

turun, gerakan ini dipindahkan ke needle valve melalui push pin. Pegas mencegah

needle valve terbuka atau tertutup oleh gerakan naik turun pelampung yang

disebabkan gerakan kendaraan, sekaligus menjaga permukaan bensin tetap.

3. Air Vent Tube

Gambar 11. Air Vent Tube


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )
19

Keterangan Gambar:

1. Air vent tube

2. Saringan udara

3. Pelampung

4. Ruang pelampung

5. Throttle valve

6. Ventury

7. Main nozzle

Jumlah bensin yang dikeluarkan oleh nosel utama ditentukan oleh

perbedaan tekanan ventury (A) dan tekanan tekanan udara atmosfir di ruang

pelampung (B). ialah karena jumlah bensin yang disalurkan ventury tergantung

besarnya vakum dalam ventury, maka tekanan udara dalam air horn (C) dan

tekanan dalam ruang pelampung (B) harus sama. Tekanan dalam (B) dan (C)

dipertahankan sama oleh air vent tube.


20

B. Sistem stasioner dan kecepatan lambat

Gambar 12. Sistem stationer


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar;

1. Primary air bleeder no. 2

2. solenoid valve

3. Primary air bleeder no. 1

4. Slow jet

5. pelampung

6. Ruang pelampung

7. Primary main jet

8. Idle mixture adjusting screw

9. Idle port

10. Primary throttle valve

11. Slow Port

12. Economizer jet


21

Bila mesin berputar lambat dan throttle valve terbuka sedikit maka jumlah

udara yang masuk ke karburator sangat sedikit. Bensin tidak disalurkan nosel

utama karena vakum yang terjadi pada ventury sangat kecil, oleh sebab itu maka

digunakan primary low speed circuit untuk menyalurkan bensin di bawah throttle

valve pada saat mesin berputar.

1. Mesin Berputar Stasioner (Idling)

Bila throttle valve tertutup maka kevakuman yang terjadi pada bagian

bawah throttle valve besar. Hal ini menyebabkan bensin yang bercampur dengan

udara dari air bleeder keluar dari idle port ke intake manifold dan masuk kedalam

silinder.

Primary air Bleeder No.1

Ruang Pelampung Primary Main Jet Slow Jet Enonomizer Jet

Katup Solenoid Idle Port Ruang Bakar

Keterangan =
Bensin
Primary Bleeder No.2
Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 13. Skema aliran bensin dan udara pada saat throotle

valve tertutup.

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )


22

2. Throttle Valve di buka sedikit

Gambar 14. Sistem kecepatan lambat

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:
1. Primary throttle valve
2. Idle mixture adjusting screw
3. Idle port
4. Slow port Primary air Bleeder No.1

Ruang Pelampung Primary Main Jet Slow Jet Enonomizer Jet

Slow Port

Katup Solenoid Idle Port Ruang Bakar

Keterangan =
Primary Bleeder No.2 Bensin

Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 15. Skema aliran bensin dan udara pada saat Throttle Valve
di buka sedikit

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )


23

Pada keadaan ini jumlah udara yang mengalir bertambah. Hal ini

menyebabkan vakum di bawah throttle valve berkurang, sehingga campuran

bahan bakar menjadi kurus. Untuk mencegah hal itu pada saat throttle valve di

buka sedikit, slow port mengeluarkan bensin.

3. Sekrup penyetel campuran stasioner

Gambar 16. Sekrup Penyetel Campuran Stasioner

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Campuran udara dan bensin agar mesin berputar stasioner adalah 11:1.

Perbandingan udara bensin ditentukan diameter dalam slow jet. Penyetelan

perbandingan ini di atur sekrup penyetel campuran stasioner dengan jalan

memutar sekrup penyetel tersebut.

4. Slow Jet

Jumlah bensin yang di suplai untuk primary low speed circuit di kontrol

oleh slow jet. Bensin tersebut dialirkan melalui slow jet kemudian melalui sekrup

penyetel dan masuk ke dalam silinder.


24

5. Air Bleeder

Air bleeder membantu mengatomisasi bensin untuk bercampur dengan

udara. Pada primary low speed circuit terdapat 2 air bleeder, yaitu: air bleeder

no. 1 dan air bleeder no. 2.

6. Economizer Jet

Economizer Jet berfungsi menambah kecepatan aliran bensin sehingga di

peroleh campuran udara dan bensin dari air bleeder 1 dan 2.

7. Katup Solenoid

Gambar 17. Katup Solenoid

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Adanya panas yang berlebihan dari busi atau katup gas buang, atau sisa

karbon dalam ruang bakar menyebabkan mesin berputar terus menerus setelah

ignition switch pada posisi OFF. Untuk mencegah hal ini adalah dengan

menghentikan suplai bensin ke dalam karburator atau memperbanyak udara

masuk ke intake manifold. Katup solenoid di rancang untuk menghentikan suplai

bensin yang masuk ke idle port.


25

Cara kerja Solenoid:

Bila ignition switch pada posisi OFF katup solenoid akan menutup saluran

bensin menuju low speed circuit. Bila ignition switch pada posisi ON, campuran

bahan bakar dan udara mengalir ke low speed circuit.

C. Primary High Speed System (Sistem utama)

Gambar 18. Primary High Speed System

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Main air bleeder

2. Pelampung

3. Ruang pelampung

4. Primary main jet


26

Primary high speed system mensuplai bensin saat kendaraan berjalan

pada kecepatan sedang dan tinggi. High speed circuid di rancang untuk

menyediakan campuran udara dan bensin yang ekomonis (16-18:1) ke mesin

selama kondisi normal. Untuk mendapatkan keluaran yang tinggi disediakan

sistem tambahan yaitu sistem akselerasi dan sistem tenaga.

Main Air Bleeder

Ruang Pelampung Primary Main Jet Nosel Utama Ruang Bakar

Keterangan =
Bensin

Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 19. Skema aliran bensin dan udara


pada Primary High Speed System
( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Bila jumlah bensin yang disalurkan oleh nosel utama pada high speed

system bertambah, jumlah bensin yang disuplai oleh low speed system berkurang.

Hubungan antara suplai bensin pada high speed system dan low speed system pada

saat tidak ada beban pada mesin seperti pada grafik


27

Gambar 20. Hubungan antara sistem Primary Low Speed System


dan Primary High Speed System
( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

1. Main Jet

Main Jet mengontrol jumlah bensin yang disalurkan oleh primary high

speed system.

2. Air Bleeder

Air Bleeder membantu mengatomisasi bensin agar mudah bercampur

sempurna dengan udara, sebelum dikeluarkan melalui nosel.


28

Gambar 21. Kerja Air Bleeder

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:
1. Main nozzle
2. Air bleeder
3. Pelampung
4. Primary main jet

Bila tekanan udara pada bagian ujung nosel turun, maka udara dan air

bleeder masuk dan akan mencampur bensin, sehingga bensin menjadi

bergelembung. Campuran tersebut kemudian disemprotkan dari nosel utama dan

selanjutnya di campur lagi dengan udara dari air horn.


29

D. Secondary High Speed System

Gambar 22. Secondary High Speed System tipe Vacum Diafragma

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Secondary throttle valve

2. Diafraghma

3. Secondary slow port

4. secondary main jet


30

Primary high speed system bekerja pada saat mesin pada beban ringan dan

jumlah udara yang masuk sedikit. Tetapi bila suplai campuran udara dan bensin

ke dalam silinder oleh primary high speed system tidak cukup pada beban yang

berat atau pada kecepatan tinggi maka secondary high system pada saat itu mulai

bekerja. Mekanisme secondary high speed pada Daihatsu Classy menggunakan

tipe vakum diafraghma. Pada tipe ini, untuk membuka secondary throttle volve,

dihubungkan dengan diafraghma dan diafraghma mengambil kevakuman dari

ventury.

Bila mesin berputar pada putaran rendah, vakum yang dihasilkan oleh

vakum bleeder pada primary masih lemah dan vakum dalam rumah diafraghma

juga masih lemah sehingga secondary throttle valve belum membuka. Bila

secondary throttle valve terbuka, vacum pada rumah diafraghma besar dan

secondary throttle valve terbuka semakin lebar. Hal ini menyebabkan udara

mengalir ke secondary ventury dan bahan bakar keluar dari nosel sekunder.

Seconday Main Air Bleeder

Ruang Pelampung Secondary Main Jet Nosel Utama Sekunder

Keterangan =
Bensin Ruang Bakar
Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 23. Skema aliran bensin dan udara pada Secondaryy High Speed System
( DAiHATSU Training Manual, 2001 )
31

E. Secondary Low Speed System

Gambar 24. Secondary Low Speed System

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Secondary air bleeder

2. Secondary main air bleeder

3. Primary vakum bleeder

4. Return spring

5. Diafraghma chamber

6. Secondary slow port

7. Secondary main jet


32

Pada saat secondary throttle valve mulai membuka, udara masuk ke

ventury sekunder bergerak lambat sehingga bensin yang keluar dari secondary

main nosel sangat sedikit. Pada saat itu di depan secondary slow port timbul

kevakuman, sehingga bensin mengalir melalui saluran ini dan mesin dapat

berputar lembut saat akselerasi.


Seconday Air Bleeder

Ruang Pelampung Secondary Main Jet Seconday Slow Port

Keterangan =
Bensin Ruang Bakar
Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 25. Skema aliran bensin dan udara


pada Secondary Low Speed System
( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

F. Power System (Sistem tenaga)

Gambar 26. Sistem tenaga


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )
33

Primary high speed system mempunyai perencanaan untuk pemakaian

bahan bakar yang ekonomis. Jika mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar,

maka harus ada tambahan bahan bakar ke primary high speed system. Tambahan

bahan bakar tersebut di suplai oleh sistem tenaga sehingga campuran udara dan

bahan bakar menjadi kaya, (12-13 : 1)

Bila primary throttle valve hanya terbuka sedikit (pada beban ringan) kevakuman

pada intake manifold besar, sehingga power valve tertutup. Tetapi bila primary

throttle valve terbuka agak lebar (pada kecepatan tinggi atau saat menanjak) maka

kevakuman pada intake manifold berkurang dan power piston terdorong kebawah

menekan power valve spring (A), sehingga power valve terbuka. Bensin akan di

suplai dari power jet dan primary main jet ke sistem kecepatan tinggi sehingga

campuran menjadi kaya.


Main Air Bleeder

Ruang Pelampung Main Jet Nosel Utama Ruang Bakar

Power Jet

Keterangan =
Bensin

Udara

Campuran Udara Bensin

Gambar 27. Aliran bensin dan udara


pada sistem tenaga (power system)
( DAIHATSU Training Manual, 2001 )
34

G. Sistem Percepatan

Gambar 28. Sistem percepatan


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:
1. Plunger Pump
2. Inllet stell ball
3. Outlet stell ball
4. Discharge weight
5. Pump jet

Pada saat pedal gas di injak secara tiba-tiba, trhottle valve pun membuka

secara tiba-tiba pula sehingga aliran udara menjadi lebih cepat. Akan tetapi karena

bensin lebih berat dari udara maka bensin akan datang terlambat sehingga

campuran bahan bakar akan menjadi terlalu kurus dan saat itu dibutuhkan

campuran bahan bakar yang kaya. Untuk mengatasi hal ini pada karburator

dilengkapi dengan sistem percepatan.


35

Cara kerja pada saat pedal gas di injak secara tiba-tiba, plunger pump

bergerak turun menekan bensin yang ada pada ruangan di bawah plunger pump.

Akibatnya bensin akan mendorong steel ball out-let dan discharge weight

kemudian bensin keluar ke primary ventury melalui pump jet.

Setelah melakukan penekan tersebut, plunger pump kembali ke posisi

semula dengan adanya pegas di bawah plunger sehingga bensin dari ruang

pelampung terhisap melalui steel ball inlet dan sistem percepatan siap di pakai.

H. Sistem Cuk

Gambar 29. Sistem cuk manual

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Tuas / kabel cuk

2. Katup cuk

Saat ini mesin dingin tidak akan menguap dengan baik dan sebagian
campuran udara yang mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold
36

karena dalam keadaan dingin. Hal ini akan mengakibatkan campuran udara bensin
kaya (1:1) yang disalurkan ke dalam silinder bila mesin masih dingin.
Sistem cuk yang dipakai pada Daihatsu Classy adalah model
manual. Pada model ini membuka dan menutupnya choke digunakan sebuah
kabel yang dihubungkan pada ruang kemudi.

I. Choke Breaker

Gambar 30. Choke breaker


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Sistem choke di lengkapi pada karburator untuk memudahkan mesin


hidup bila temperatur masih dingin. Katup choke yang menutup setelah mesin
dihidupkan dapat menyebabkan campuran udara dan bahan bakar yang terlalu
kaya sehingga mesin bisa mati. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan suatu
mekanisme yang akan membuka katup choke sedikit setelah mesin dihidupkan
agar campuran udara dan bahan bakar tidak terlalu kaya. Sistem ini di sebut choke
breaker.
37

J. Throttle Positioner (TP)

Gambar 31. Throttle Positioner (TP)


( DAIHATSU Training Manual, 2001 )
1 1)

Throttle valve akan menutup ke posisi putaran lambat apabila Pedal gas

dibebaskan untuk memperlambat jalannya kendaraan, Hal ini akan mengakibatkan

campuran bensin dan udara kaya. Throttle positioner akan menahan throttle valve

setelah pedal gas di lepas (perlambatan). Hal ini akan memperkurus campuran

bahan bakar dan juga pembakaran normal serta mengurangi HC dan CO yang

keluar

1. Pada saat putaran lambat

Saat throttle valve di tutup. TP port pada karburator di posisikan arah

vakum. TP diafraghma akan tertarik oleh vakum dari intake manifold melalui

orfice pada VTV (Vacum Transmiting Valve), maka diaftaghma menarik batang

penghubung uniuk membebaskan TP.


38

2. Pada putaran menengah dan tinggi

Bila throttle valve terbuka, pada TP port terjadi tekanan atmosfir yang

akan mengerakkan VTV. Selanjutnya chek valve ini terbuka dan tekanan atmosfir

menggerakkan TP diafraghma. TP diafraghma akan di dorong kembali oleh pegas

dan TP bekerja.

3. Pada saat perlambatan

Bila throttle valve ditutup setelah kondisi diatas, throttle valve akan

berhenti pada posisi membuka sedikit kemudian akan tertutup penuh. Jika pada

saat ini kevakuman pada intake manifold naik ke atas 21,7 in Hg, VTV terbuka

dan akan memungkinkan terjadi tekanan atmosfir pada TP diafragma. TP

diafragma di dorong kembali oleh pegas dan TP bekerja. Keadaan ini akan

berulang hingga kevakuman pada intake manifold dibawah 21,7 in Hg dan VTV

tertutup. Vakum pada intake manifold terjadi pada TP diafraghma melalui salah

satu lubang pada VTV. TP diafraghma mulai bekerja dan karena pada orfice, TP

kembali perlahan-lahan 6-15 detik (untuk transmisi otomatis) ke posisi stasioner

sampai TP bebas
39

K. Hot Idle Compensator

Gambar 32. Hot Idle Compensator

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Keterangan Gambar:

1. Element bimetal

2. Katup karet

3. Flange

4. Throttle valve

Suhu pada ruangan mesin akan meningkat apabila kendaraan berjalan

lambat sedang cuaca dalam keadaan panas. Hal ini akan menyebabkan bensin

didalam karburator panas dan menguap, maka uap bensin yang keluar melalui

main nozzel atau air vent tube masuk kedalam intake manifold sehingga campuran

udara dan bahan bakar menjadi kaya, akibatnya mesin dapat mati atau idle kasar.
40

Hot Idle Compensator terdiri dari katup bimetal thermostatic yang digunakan

untuk mengatasi hal tersebut.

Cara kerjanya yaitu saat temperatur diruangan mesin naik 60 C-70 C maka

elemen bimetal akan membuka katup thermostatic. Setelah katup membuka maka

udara segar akan masuk kedalam intake manifold dari air horn ke saluran di

flange karburator maka campuran udara bahan bakar menjadi normal.

B. Gangguan Sistem Bahan Bakar Dan Perbaikannya

Tabel 1. Analisis Gangguan dan Cara Perbaikan Sistem Bahan Bakar

Masalah Kemungkinan sebab Cara memperbaiki


Mesin tidak Gangguan pada karburator
mau hidup atau 1. Kerja dari cuk Cek sistem cuk
sukar hidup 2. Katup jarum macet atau Cek pelampung dan
Tersumbat katup jarum
3. Selang vakum lepas atau rusak Perbaiki/ganti
4. Katup solenoid pemutus aliran Cek katup selenoid
bahan bakar tidak membuka
Idle kasar atau Gangguan pada karburator:
terhenti 1. Kecepatan idle tidak benar Setel kecepatan idle
2. Slow jet tersumbat Bersihkan
3. Campuran idle tidak benar Setel campuran idle
4. Katup solenoid pemutus bahan Cek katup solenoid
bakar tidak membuka
5. Setelan kecepatan idle tinggi Setel kecepatan idle
tidak benar (mesin dingin) tinggi
6. Katup cuk terbuka (mesin dingin) Cek sistem cuk

Mesin batuk- Gangguan pada karburator:


batuk/ mbrebet 1. Permukaan pelampung terlalu Setel tinggi pelampung
41

saat percepatan Rendah


2. Pompa percepatan tidak Cek power piston dan
Berfungsi katup
3. Power valve tidak berfungsi Cek power valve
5. Katup cuk tertutup (mesin panas) Cek sistem cuk
6. Katup cuk terbuka terus (mesin Cek sistem cuk
dingin)

7. Saluran bahan bakar tersumbat Bersihkan


Mesin Gangguan pada karburator Bersihkan
mengalami 1. Link-link karburator macet Setel kecepatan idle atau
dieseling 2. Penyetelan kecepatan idle atau kecepatan idle tinggi
3. kecepatan idle tingi berubah Cek katup solenoid
4. Solenoid pemutus bahan bakar
tidak berfungsi
Konsumsi Gangguan pada karburator:
bahan bakar 1. Cuk tidak berfungsi Cek sistem cuk
per kilometer 2. Kecepatan idle terlalu tinggi Setel kecepatan idle
kurang balk 3. Sistem pemutusan bahan bakar Cek sistem pengurangan
untuk kecepatan tinggi tidak
Berfungsi
4. Power valve terbuka terus Cek power valve
5. Tangki bahan bakar bocor. Cek kebocoran
6. Saluran bahan bakar bocor Cek kebocoran
Suplai bahan 1. Saringan bahan bakar tersumbat Ganti saringan bahan bakar
bakar ke 2. Pompa bahan bakar tidak berfungsi Ganti pompa
karburator 3. Katup masuk atau keluar rusak/ Ganti pompa
berkuramg Kotor
4. Sil oil rusak Ganti pompa
5. Diafragma bocor Ganti pompa
6. Saluran bahan bakar tersumbat Cek saluran bahan bakar
7. Saluran bahan bakar bengkok atau Ganti saluran bahan

Kusut bakar
42

C. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar

1. Pemeriksaan Pompa Bahan Bakar

Gambar 33. Pemeriksaan pompa bahan bakar


( TOYOTA New Step, 1995 )

Alirkan sedikit bensin melalui pompa untuk meyakinkan bahwa katup-

katup terpasang dengan rapat (katup yang kering bisa tidak merapat dengan

sempurna). Tanpa menyumbat pipa-pipa, gerakan tuas pompa dan cek besarnya

tenaga yang diperlukan untuk bekerja bagi pompa serta besarnya gerakan lengan.

a. Cek katup masuk (inlet valve)

Tutup saluran keluar dan saluran balik dengan tangan dan periksa bahwa

kebebasan lengan tuas tampak bertambah serta apakah lengan tuas bergerak

dengan bebas.

b. Cek katup keluar (outlet valve)

Tutup pipa masuk dengan jari dan periksa bahwa lengan tuas terkunci

(tidak bergerak dengan tenaga yang sama sekali dengan tenaga pada waktu

pemeriksaan awal).
43

c. Cek diafragma

Tutup saluran masuk dan keluar dan periksa apakah lengan pompa

terkunci.

2. Pemeriksaan Karburator

Cek bahwa semua skrup penyetel, sumbat dan baut union terpasang

dengan kencang dan benar. Cek linkage (penghubung) kemungkinan terlalu aus

atau snap ring hilang. Cak bahwa katup katup trotle terbuka penuh saat pedal gas

di tekan penuh

a. Pengecekan Tinggi Pelampung.

Gambar 34. Pemeriksaan tinggi pelampung

( DAIHATSU Training Manual, 2001 )

Cek ketinggian sama dengan tinggi menurut kaca pandang. Jika tidak,

setel katup jarum kerburator dan tinggi pelampung kembali.


44

b. Pemeriksaan Pelampung

Gambar 35. Pemeriksaan Pelampung dan Katup Jarum

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )

1) Periksa pen pasak (1) Kemungkinan tergores atau bengkok

2) Periksa pelampung (2) Kemungkinan bibirnya pecah dan aus pada lubang-

lubang pen pasak.

3) Periksa pegas (3) Kemungkinan berkarat atau pecah.

c. Penyetelan Pelampung.

Gambar 36. Penyetelan Tuas Pelampung

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )


45

1) Pasang katup jarum, Pegas dan plunyer pada dudukannya.

2) Pasang pelampung dan pen pasak.

3) Biarkan pelampung menggantung. Cek celah antara ujung pelampung dan air

horn tanpa gasket. Tinggi pelampung 7,2 mm.

4) Bengkokkan bagian dari bibir pelampung (A) untuk menyetel ketinggian.

5) Angkat pelampung, periksa celah antara plunyer katup jarum dan bibir

pelampung. Tinggi pelampung 1,67-1,99 mm.

d. Pemeriksaan Power Piston dan Power Valve

Gambar 37. Pemeriksaan Power Piston Dan Power Valve

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )

1. Cek bahwa power piston bergerak dengan halus.

2. Cek kemungkinan membuka dan menutupnya tidak tepat

e. Pemeriksaan Solenoid

Gambar 38. Pemeriksaan solenoid pemutus bahan bakar


( DAIHATSU Pedoman Perbaikan,1993 )
46

1. Hubungkan badan katup solenoid dan terminal dengan baterai.

2. Katup solenoid akan bergerak waktu baterai dihubungkan dan diputuskan.

3. Jika katup solenoid tidak bekerja, ganti katup solenoid.

f. Cek Sistem Pengatur (Choke Breaker)

Setelah mesin dipanaskan, lepaskan selang vakum dari diafraghma dan cek

apakah lengan cuk kembali. Hubungkan kembali selang vakum dengan

diafraghma.

g. Cek Apakah Katup Cuk Terbuka Penuh.

h. Cek Pompa Percepatan

Buka katup trotel dan cek bahwa bensin memancar dari nosel percepatan.

i. Cek dan Setel Kecepatan Pengatur Penempatan Throttel (TP)

Gambar 39. Penyetelan Kecepatan Throttle Positioner

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )

Lepaskan selang vakum dari diafraghma TP dan sumbat ujung selang, lalu

cek bahwa TP telah di setel (kecepatan penyetelan TP: 1400 rpm).


47

j. Cek dan Setel Kecepatan Idel Tinggi

Gambar 40. Penyetelan Kecepatan Idle Tinggi

( DAIHATSU Pedoman Perbaikan, 1993 )

1) Buka saringan udara, panasi mesin lalu matikan.

2) Setel nok atau hubungan idle tinggi, sementara katup throttel dibiarkan

sedikit terbuka, katup cuk ditutup (dengan mendorongnya sedikit) dan

dibiarkan tertutup sampai katup throttel dilepas.

3) Hidupkan mesin tetapi jangan digas.

4) Setel kecepatan idle tinggi dengan memutar sekrup penyetel (kecepatan idle

tinggi :3000)

5) Cek dan setel kecepatan idel

6) Periksa keadaan semula: saringan udara terpasang, suhu pendingin normal,

katup cuk terbuka penuh, waktu pengapian tepat, permukaan bensin sesuai.

7) Hidupkan mesin dan setel pada kecepatan idel dengan memutar sekrup

penyetel

8) Kecepatan idel: 750-800 rpm.


48
BAB III

PENUTU

A. Simpulan

Simpulan yang dapat di ambil dari penulisan proyek akhir berjudul

"Sistem bahan bakar dan trouble shooting pada Daihatsu Classy" sebagai berikut:

1. Sistem bahan bakar Daihatsu Classy terdiri dari: tangki bahan bakar, saluran

bahan bakar, saringan bahan bakar jenis katrid, pompa bahan bakar mekanik,

karburator double barrel.

2. Cara Kerja Sistem bahan bakar pada Daihatsu Classy yaitu bahan bakar di

simpan sementara dalam tangki bahan bakar, pada saat dibutuhkan bahan

bakar dialirkan dari tangki menuju karburator melalui saluran bahan bakar

dan sekaligus memberikan campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan

kebutuhan mesin menurut kondisi pengendaraan.

3. Gangguan yang sering terjadi pada sistem bahan bakar mengakibatkan mesin

sukar hidup, mesin tersendat, bahan bakar boros serta suplai bahan bakar ke

karburator kurang yang akan mengganggu kerja mesin, untuk mengatasi hal

itu diperlukan perbaikan sistem bahan bakar meliputi pembersihan

komponen, penyetelan ulang sesuai standar serta penggantian komponen

sistem bahan bakar.

48
49

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan bagi para pemilik kendaraan khususnya

dan bagi masyarakat umumnya adalah sebagai berikut:

1. Perawatan sistem bahan bakar sebaiknya dilakukan secara berkala untuk

mencegah kerusakan dan gangguan yang terjadi pada saat berkendara.

2. Saringan udara diusahakan selalu bersih untuk menjaga kebersihan

karburator.

3. Saringan bahan bakar hendaknya di ganti apabila sudah kotor, untuk

mencegah kotoran masuk ke saluran-saluran dalam karburator.


50

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1993,” Pedoman Perbaikan DAIHATSU Mesin Type HC”, Jakarta: PT.


DAIHATSU Astra Motor.

---------, 2001, “Training Manual”, Jakarta: PT. DAIHATSU Astra Motor.

---------, 1995, “TOYOTA New Step”, Jakarta: PT. TOYOTA Astra Motor.
Lampiran Prototipe Benda Kerja Proyek Akhir

Prototipe Benda Kerja Tampak Samping

Prototipe Karburator Pada Sistem Bahan Bakar


Prototipe Benda Kerja Tampak Depan

Prototipe Benda Kerja Tampak Belakang

You might also like