Professional Documents
Culture Documents
Siapa yang tak tahu mi instan? Hampir semua orang pernah menyantap lezatnya mi
insatan yang lebih akrab disebut dengan ‘indomie’. Rasanya yang nikmat, harga yang
terjangkau, cara masak yang mudah dan praktis, menjadi daya tarik tersendiri bagi calon
konsumen untuk membeli. Di tengah era yang menuntut kepraktisan, mengonsumsi mi dan
makanan ‘fast food’ lain seolah telah menjadi kebiasaan di masyarakat. Banyak dari mereka
beranggapan, makanan-makanan yang mereka konsumsi itu tak akan membahayakan
kesehatan mereka. Masyarakat bukan tak mengetahui, kalau sepersekian dari makanan yang
mereka konsumsi adalah bahan pengawet, pemanis, pengental dan sebagainya. Yang menjadi
masalah, bahan-bahan yang ditambahkan tidak sepenuhnya aman bagi kesehatan mereka.
Segala resiko kesehatan bisa konsumen dapatkan dari kelalaian mereka dalam mengatur dan
menyeimbangakan gizi yang mereka santap tiap harinya.
Bahan-bahan tambahan yang lazim disebut dengan zat aditif. Penambahan zat aditif
dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang
makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat
aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian
direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping
misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
Macam-macam Zat Aditif
• Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga
makanan tersebut lebih menarik.
Contoh pewarna alami:
a. Anato (orange)
b. Karamel (cokelat hitam)
c. Beta karoten (kuning)
d. Klorofil (hijau)
Penggunaan
_ Isoamil asetat dalam etanol digunakan sebagai perasa buatan.
_ Isoamil asetat juga digunakan dalam test efectivitas dari transpirator
karena
zat ini mempunyai bau yang tajam yang tidak umum eksperiment sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan dapat mendeteksi rendahnya konsentrasi.
_ Isoamil Asetat juga digunakan sebagai campuran dalam pernis dan
nitroselulosa pernis, ada dalam hormon feromon pada lebah madu.
_ Isoamil asetat dapat digunakan untuk menarik sekelompok besar lebah
madu dalam lingkup kecil.
• Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
a. Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium),
digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
b. Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak
makanan
c. Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.
a. Ciri umum:
– MSG dijual sebagai kristal halus berwarna putih.
Penampakannya mirip gula pasir atau garam dapur.
a. Manfaat:
1. Pewarna
Pewarna Alami
Pewarna sintesis:
1. Pengawet :
A. Formalin
b. Dampak buruk:
- Gangguan pada organ dan system tubuh manusia.
a. Ciri umum:
- Ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-
jerukan).
- sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan.
- Dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga
digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.
- Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal
berwarna putih.
b. Manfaat:
- Zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman,
terutama minuman ringan.
c. Dampak Buruk
- Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat
pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.
Info Singkat
BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN NAMUN KURANG AMAN
Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil
toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini
dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi
benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat
cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan,
minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa
menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang
peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya serangan
asma.
Sulfur Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah
kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan
bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
Kalium nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam
air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan
ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada daging yang telah
dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu
segar, semisal daging kornet.
Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan
yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari
jumlah tersebut bisa menyebabkan keracunan, selain dapat
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai
organ tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia,
radang ginjal, dan muntah-muntah.
Aspartam
* Merusak gigi
Sebenarnya pengaruh permen pada kerusakan gigi sangat
tergantung pada kedisiplinan/kebiasaan anak menjaga kebersihan
mulutnya. Terutama menggosok gigi maupun caranya membersihkan gigi
serta seberapa banyak dan seberapa sering ia makan permen. Ada anak
yang hobi makan permen tapi karena rajin menggosok gigi, ya tidak jadi
masalah. Lain cerita kalau sisa-sisa permen yang menempel di gigi tidak
dibersihkan sesegera mungkin, Inilah yang kemudian akan menyebabkan
terjadinya lubang gigi (karies). Kalau gigi sudah terkena karies pasti akan
terasa sakit. Akibatnya, anak akan rewel selain tak mau makan. Ujung-
ujungnya orangtua sendiri yang akan kewalahan menghadapinya. Apa
pun, mencegah jauh lebih baik daripada telanjur terkena karies.
* Mengurangi nafsu makan
Jika permen dikonsumsi saat senggang setelah anak sarapan atau
makan siang tentu tidak jadi masalah karena kebutuhan zat gizinya telah
terpenuhi saat makan tadi. Sayangnya, permen sering dikonsumsi
mendekati waktu makan hingga akan mengganggu selera makan anak.
Gula yang terkandung dalam permen akan memberi efek kenyang
sehingga mengurangi selera makan anak.