You are on page 1of 8

HUKUMAN MATI DAN PENJERAAN PELAKU KEJAHATAN

Oleh : Dra. D.T.P. Kusumawardhani, M.Si.

Pengantar menyajikan informasi apapun yang


mereka anggap relevan dengan
Hukuman mati sering menjadi subjek
keputusan hukuman mati tersebut.
yang kontroversial. Pihak yang tidak
setuju dengan hukuman mati biasanya Tentu saja akan selalu ada kritik atas
berpendapat bahwa hukuman penjara hukuman mati. Beberapa kritikus
seumur hidup adalah suatu jenis menyerang eksistensi hukuman mati
hukuman pengganti yang efektif, dan dari sudut alasan atau pertimbangan
bahwa hukuman mati tersebut moral dan religius, pertimbangan
dianggap melanggar atau memperkosa bahwa semua orang berhak untuk
hak para pelaku kejahatan untuk hidup. memutuskan apa yang baik bagi diri
Sementara itu, para pendukung mereka sendiri. Kritik yang lain adalah
hukuman mati, menganggap bahwa "discriminatory enforcement" — bahwa
hukuman mati dapat dibenarkan, hukuman mati tidak dikenakan dengan
setidaknya bagi para pelaku seimbang antar terdakwa dari latar
pembunuhan, dengan prinsip ganti belakang atau ras yang berbeda. Saat-
rugi, bahwa hukuman penjara seumur saat ini, pihak yang tidak stuju dengan
hidup tidaklah secara efektif membuat eksistensi hukuman mati sudah dengan
pelaku kejahatan atau calon pelaku lantang mengatakan bahwa dengan
kejahatan (potential offenders) takut memberikan hukuman mati bagi
untuk melakukan kejahatan. Beberapa terdakwa berarti orang tidak bersalah
argumentasi berputar-balik di sekitar bisa dibunuh. Walaupun kita tidak
data empiris, tentang sejauh mana dapat mengetahui dengan pasti
hukuman mati adalah suatu jenis ataupun sekedar memahami
hukuman memang lebih membawa pelaksanaan hukuman mati di negara
aspek penjeraan (deterence aspect) lain, namun kita dapat saja
lebih besar dibanding hukuman penjara menawarkan pengamatan tertentu:
seumur hidup.
Ada suatu perbedaan besar antara
Suatu keputusan untuk menentukan suatu kasus tentang pembebasan
hukuman mati sebagai putusan tuduhan dari seorang terdakwa yang
pengadilan tidaklah pernah dibuat sebelumnya dijatuhi hukuman mati
dengan enteng. Sidang pengadilan dengan kasus di mana seorang tidak
secara menyeluruh menyelidiki segala bersalah benar-benar dieksekusi
hal yang terkait dengan kejahatan yang hukuman mati. Studi yang dikutip oleh
dilakukan dan latar belakang dari pihak yang tidak setuju dengan
terdakwa. Hakim kemudian membuat hukuman mati bersandar pada kasus di
keputusan terakhir setelah mana pembebasan dari tuduhan terjadi
mempertimbangkan hasil penyelidikan sebelum hukuman mati dilaksanakan,
dan sidang yang menyeluruh ini bukan kasus di mana orang yang tidak
dengan pengacara yang ditugaskan, bersalah benar-benar dieksekusi.
penyelidik dan anggota staff lain. Begitulah, kesalahan kritik, walau
Pengacara terdakwa diundang untuk berdasar pada suatu studi adalah
hadir pada sidang pengadilan untuk bahwa mereka lupa seorang terdakwa

1
tidak begitu saja diberikan hukuman katakan: "Adalah dengan
mati, ia telah menjalani suatu proses memberlakukan hukuman yang paling
pengadilan yang dapat dipertanggung tinggi untuk pengambilan hidup
jawabkan. manusia (membunuh), kita dapat
menyatakan nilai hidup manusia yang
Lebih dari 130 tahun yang lalu, ahli
paling tinggi."
filsafat yang terkemuka, Yohanes
Stuart Mill, berbicara dengan fasih Mike Royko, wartawan Award-Winning
tentang isu hukuman mati ini di depan Chicago benar-benar mempertahankan
Parlemen Inggris : "Apakah dengan posisi ini, dengan mengatakan :
memberikan denda pada pelaku "karena aku menghormati hidup
kejahatan merupakan suatu keinginan manusia maka aku menyukai hukuman
untuk menunjukkan rasa hormat bagi mati. Pembunuhan adalah kejahatan
hak milik atau untuk memenjarakan yang paling mengerikan yang pernah
pelaku kejahatan tersebut, atau untuk ada di dunia. Apapun bentuk hukuman
mempertahankan kebebasan pribadi? bagi pembunuhan jika kurang dari
Sama tidak beralasannya untuk berpikir hukuman mati adalah suatu
bahwa apakah mengambil nyawa orang penghinaan kepada masyarakat dan
yang telah membunuh orang lain itu korban. Kita tidak menghargai hidup
untuk menunjukkan penghormatan korban jika kita tidak cukup untuk
untuk hidup manusia? Kita tunjukkan, menghukum pembunuh secara penuh."
sebenarnya, dengan seseorang
Hukuman adalah cara yang ditempuh
melakukan pelanggaran hak orang lain,
oleh masyarakat menyatakan atau
merujuk aturan hukum negara, maka
mengekspresikan pengutukkannya dari
sebenarnya pelaku yang bersangkutan
perbuatan salah; dan, dalam rangka
telah siap untuk mengambil denda bagi
memelihara rasa hormat untuk hukum,
dirinya sendiri."
adalah penting bahwa hukuman
Di dalam keinginan kita yang dapat menimbulkan penderitaan yang
dimengerti untuk berbuat adil dan seimbang bagi pelaku. Merupakan
untuk melindungi hak pelaku kejahatan suatu kekeliruan untuk pertimbangkan
di dalam sistem peradilan pidana kita, apakah hukuman sebagai alat
marilah kita tetap tidak mengabaikan penghalang (deterrent) atau tidak ada,
atau memperkecil hak dari korban pencegahan atau perkembangan
mereka. Hukuman mati, boleh jadi, kembali (reformative). Kebenaran
adalah suatu alat yang perlu yang adalah bahwa beberapa kejahatan
menegaskan lagi kesucian hidup menjadi sangat memalukan sehingga
manusia seiring dengan penjaminan masyarakat meminta dengan tegas
bahwa pelaku kejahatan yang hukuman yang memadai, sebab pelaku
bersangkutan tidak pernah lagi yang salah layak untuk itu, tanpa
mencoba merugikan orang yang lain. tergantung apakah hukuman tersebut
merupakan suatu penghalang
Moralitas Hukuman Mati :
(deterrent) atau tidak."
Bagaimana mungkin pembunuhan
Di dalam Kontrak Sosial yang ditulis
akan ditanggapi dengan serius jika
oleh J.J. Rousseau, 1792, dapat dilihat
hukuman terhadap perbuatan tersebut
bahwa : "setiap penjahat sebenarnya
juga tidak sama seriusnya? Suatu
adalah seorang pemberontak dan
kejahatan, betapapun, merupakan
seorang pengkhianat kepada tanah air
suatu perbuatan yang menjengkelkan,
nya. Dengan pelanggaran hukumnya, ia
sama seperti hukuman yang
bisa berhenti menjadi salah satu
mengikutinya itu. Seperti Edward Koch
warganegara: ia bahkan dianggap

2
berperang melawan negara. Dalam nasional menganggap bahwa hak untuk
keadaan yang demikian, negara dan hidup adalah suatu hak asasi manusia
dia sendiri, kedua-duanya, tidak bisa atau hak alami yang ada dan bebas
diselamatkan: salah seorang harus dari hukum yang dibuat oleh manusia.
binasa. Di dalam membunuh penjahat, Penganjur dari hukuman mati biasanya
kita tidak begitu banyak mempertahankan argumentasinya
menghancurkan warganegara seprti dengan anggapan bahwa kritikus
kita berhadapan dengan musuh negara. seolah-olah tidak melihat masalah
Pengadilan dan penghakiman adalah dengan suatu pelanggaran hak untuk
bukti bahwa penjahat telah kebebasan dari penjahat ketika mereka
merusakKontrak Sosial, dan dengan dalam penjara karena hukuman
demikian, mereka adalah tidak lagi kurungan (incarceration) diterapkan
merupakan suatu anggota negara itu. sebagai ganti hukuman mati yang
dikehendaki mereka. Oleh karena itu,
Hukuman Tidak Sah
penganjur memandang argumentasi
Hukuman mati adalah sering ditentang kritikus tidak mendasar dan tidak
dalam konteks bahwa setiap sistem penting untuk diperhatikan.
peradilan pidana dapat berbuat keliru,
Hak untuk hidup dan hak untuk
orang yang tidak bersalah akan bisa
memperoleh kebebasan dinyatakan
dieksekusi karena kekhilafan proses
menjadi suatu hak alami oleh ahli
peradilan. Hukuman mati tidak mudah
filsafat Yohanes Locke, pada abab 17,
diubah dibanding hukuman yang lain.
yang secara rinci menerima hukuman
Kita ambil contoh, jika terdakwa
kurungan (incarceration) dan hukuman
dituntut hukuman penjara 12 tahun,
mati sebagai jawaban atas
bagi Hakim dalam memutuskan
pemerkosaan hak kebebasan dan
hukuman akan lebih mudah
hidup. Hak-Hak untuk kebebasan dan
mengubahnya menjadi 8 tahun.
hidup adalah juga diumumkan menjadi
Sementara jika tuntutan Penuntut
hak azasi manusia oleh dokumen
Umum adalah hukuman mati, Hakim
terkenal seperti United Nations
dalam mengambil keputusan hukuman
Universal Declaration of Human Rights.
akan lebih sulit merubahnya menadi
Dalam dokumen tersebut dimuat
hukuman penjara 12 tahun. Para
secara rinci pembebasan hukuman
pendukung dari hukuman mati
mati di dalam keadaan tertentu, seperti
menunjukkan bahwa hukuman yang
kejahatan yang dikategorikan sebagai
lebih ringan, termasuk hukuman
kejahatan serius.
penjara seumur hidup dapat juga
dikenakan salah dan incarceration Tidak Manusiawi
(hukuman kurungan) adalah juga tidak
Pihak yang tidak setuju dengan
dapat diubah jika yang tidak bersalah
eksistensi hukuman mati pada
mati dalam penjara.
umumnya menganggap bahwa
Hak-Hak Untuk Hidup penerapan hukuman mati itu
menunjukkan bahwa masyarakat yang
Kritikus hukuman mati biasanya
bersangkutan tidak manusiawi, atau
mengrikiti bahwa hukuman mati adalah
bahkan masyarakat tersebut mengakui
suatu pelanggaran yang menyangkut
perlakuan suatu format siksaan.
hak untuk hidup atau ' kesucian hidup'.
Mereka yang membuat argumentasi ini
Banyak perjanjian internasional dan
biasanya menganggap bahwa, sebagai
konstitusi nasional menjamin hak untuk
tambahan terhadap pelanggaran hak
hidup. Bagaimanapun, banyak juga
untuk hidup, hukuman mati
perjanjian internasional dan konstitusi
bertentangan dengan hak untuk

3
membebaskan diri dari siksaan atau masayarakat dan sistem peradilan
perawatan yang tidak manusiawi. Hak pidana yang bersangkutan dapat
ini diabadikan di dalam United Nations menerima atau membenarkan suatu
Universal Declaration of Human Rights reaksi untuk membunuh anggota
dan banyak dokumen lain sebagai hak masyarakatnya yang melanggar
untuk membebaskan diri dari siksaan hukum.
atau " perawatan atau hukuman yang
Utilitarian Prevention : Deterrence,
tidak manusiawi".
Teori Pembenaran Efek
Beberapa argumentasi tentang aspek Penghalang Hukuman Mati
manusiawi dari hukuman mati
Utilitarian Prevention: Deterrence
diterapkan hanya untuk metoda
adalah pencegahan pelanggaran
pelaksanaan hukuman matiyang lebih
hukum dengan manfaat melalui
spesifik. Tentang metoda pelaksanaan
deterrent. Seorang pelaku kejahatan
yang sekarang ini digunakan di
potensial diharapkan akan
beberapa negara maju, ada bermacam-
mengurungkan niatnya karena melihat
macam, antara lain menggunakan kursi
begitu kerasnya hukuman yang
listrik dan kamar gas. Namun demikian,
dijatuhkan pada para pelanggar hukum.
oleh beberpa pengamat, metode
Oleh sebab itu hukuman diharapkan
tersebut tetap saja mengakibatkan rasa
mempunyai aspek pencegahan
sakit yang luar biasa dan penderitaan
kejahatan dalam arti seseorang yang
yang hebat sebelum penjahat
berniat melakukan pelanggaran hukum
dieksekusi. Metode suntikan
akan mengurungkan niatnya karena
mematikan, kemudian juga ditawarkan
takut akan hukuman yang begitu keras.
sebagai suatu alternatif dan, dianggap
sebagai metode untuk membuat Inti dari pemikiran ini adalah bahwa
hukuman mati yang lebih manusiawi. hukuman yang menimbulkan derita
tidak dapat dibenarkan kecuali dapat
Penganjur hukuman mati, yang tetap
dibuktikan bahwa lebih banyak manfaat
didakwa melakukan hukuman yang
diperoleh dengan menghukum
tidak manusiawi walau telah
(memberikan derita) ketimbang tidak
mengadopsi berbagai metode eksekusi
menghukum si pelaku pelanggaran
yang lebih manusiawi, kemudian
hukum. Teori ini menekankan pada
menunjuk hukuman kurungan
pertimbangan untung rugi yang
(incarceration) itu sering
mungkin saja terdapat dalam diri
mengakibatkan tekanan psikologis
pelanggar hukum potensial (calon
yang serius bagi penjahat. Penjahat
pelangggar hukum). Teori ini percaya
juga diancam tercabutnya kebebasan
bahwa pelanggar hukum potensial
hidup seseorang yang sepatutnya
(calon pelanggar hukum) akan
dilindungi.
menimbang dengan sekasama sebelum
Efek Brutalisasi melakukan perbuatannya, lebih
menguntungkan mana melakukan
Efek brutalisasi, juga dikenal sebagai
pelanggaran hukum atau tidak: dengan
hipotesis brutalisasi, beranggapan
resiko jika perbuatannya tidak
bahwa hukuman mati mempunyai efek
diketahui dia akan untung tetapi jika
brutalisasi baik pada masyarakat atau
perbuatannya diketahui dia akan
aparat sistem peradilan pidana
diancam hukuman yang menakutkan
melaksanakannya. Pada umumnya, hal
sehingga dia akan merugi.
ini disebakan karena pemutusan dan
pelaksanaan hukuman mati itu Sebenarnya aspek manfaat dari
mengirim suatu pesan bahwa hukuman yang diharapkan dapat

4
digolongkan ke dalam dua jenis, yakni Hal lain yang harus dicatat adalah
“general detrrence” dan “special bahwa besar kemungkinan teori
deterrence”. “General deterrence” Utilitarian Prevention : Deterrence ini
adalah upaya menakut-nakuti orang sebenarnya ditujukan hanya kepada
banyak yang belum pernah melakukan sebagian masyarakat yang pada
pelanggaran hukum dengan menjamin dasarnya adalah taat hukum. Kalau
bahwa orang-orang tersebut dapat pendapat ini kita terima, maka
mengetahui bahwa ada hukuman yang benarlah bagi mereka ancaman
keras dan menderitakan bagi pelanggar hukuman bisa menjadi “deterrence”
hukum yang tertangkap. Sementara itu, tetapi bagi orang yang sering
“special detrrence” adalah upaya melakukan pelanggaran hukum maka
menaku-nakuti pelanggar hukum yang teori Utilitarian Prevention : Deterrence
sedang dan telah dihukum untuk tidak ini tidak berlaku.
melakukan pelanggara hukum kembali
Dalam kaitan ini, maka menarik untuk
dengan memberinya hukuman yang
mengkaitkan antara teori Utilitarian
keras dan membuat mereka menderita.
Prevention : Deterrence dengan teori
Kalau kita perhatikan maka di dalam Retribution, khususnya dalam masalah
masyarakat terdapat asumsi umum “moral guilt”. Kesalahan adalah
yang menyatakan bahwa dengan merupakan salah satu unsur dalam
ancaman hukuman yang semakin berat teori Utilitarian Prevention: Deterrence.
maka orang semakin takut untuk Kalau keterbatasan dari teori Utilitarian
melakukan pelanggaran hukum. Prevention : Deterrence diterima, maka
Ternyata asumsi ini juga banyak ancaman hukuman kita bisa lihat
ditentang, antara lain oleh penganut sebagai “psychological threat”, disini
model psikologi. Manusia tidak begitu kita bisa melihat dan mengerti
sederhana hanya sekedar hedonistik, bagaimana yang berwenang memakai
banyak tindakan manusia yang ancaman tersebut untuk mengatur
disebabkan oleh impulse (orang tidak rakyatnya (mengekang terjadinya
selalu berpikir sebelum bertindak dan kejahatan).
dalam betindak). Tetapi kalu kita
Selanjutnya, maka ancaman psikologis
melihat penyelundupan dan
tidak hanya dibangun di atas bunyi
penghindaran pajak misalnya, mungkin
ancaman, tetapi juga ditunjang oleh
saja pemikiran dari teori Utilitarian
pelaksanaan dari pada ancaman di
Prevention : Deterrence ini bisa kita
dalam kasus-kasus tertentu. Dengan
anggap benar, karena dasarnya adalah
demikian dapat dilihat apa yang
keserakahan untuk memperoleh
dinamakan sebagai suatu proses
keuntungan.
simbolik, bahwa ancaman tadi
direalisasikan melalui suatu proses
peradilan pidana. Oleh karena itu
penngadilan sering di lihat sebagai
lembaga simbolis yang bermaksud
untuk (melalui ritual ceremony/ dengan
tata cara yang distandarkan)
menunjang nilai-nilai yang diinginkan
masyarakat untuk diutamakan dalam
masyarakat.Melalui teori Utilitarian
Prevention: Deterrence, kita bisa
mengerti mengapa dilakukan usaha
misalnya ancaman hukuman berat

5
untuk tindak-tindak tertentu. Ini pelanggar hukum dibina sekian tahun
dikarenakan lebih ditujukan terhadap tahun (Behavioral Prevention:
masyarakat taat hukum. Rehabilitation). Hal ini menunjukkan
karena si pelanggar hukum memang
Behavioral Prevention:
secara moral telah melakukan
Incapacitation, Mengeliminasi
kesalahan maka terhadapnya negara
Penjahat Dengan Hukuman Mati
wajib melakukan apapun untuk
Inti dari teori Behavioral Prevention: mewujjudkan hukuman yang dirasa
Incapacitation ini, adalah bahwa pantas baginya.
hukuman yang diberikan kepada
Teori Behavioral Prevention:
pelanggar hukum seyogyanya harus
Rehabilitation berusaha untuk merubah
memiliki manfaat untuk mencegah
pengertian pemidanaan menjadi
kejahatan melalui medium atau
rehabilitasi. Untuk ini kita harus hati-
perantaraan perubahan perilaku, yaitu
hati membedakan mana yang
perilaku dari si pelanggar hukum. Teori
merubahnya hanya nama atau
ini paling sederhana dari teori-teori
merubah karena adanya perbedaan
modern, yang berpendapat bahwa
filosofi penghukuman. Adalah suatu
tujuan pembenaran pemberian
yang tidak benar jika kita mencampur
hukuman adalah agar pelanggar hukum
aduk pengertian hukuman dan
tidak lagi jahat dengan “incapacitation”
rehabilitasi. Jangan menjadikan
(menjadikan tidak mampu untuk
pembinaan sebagai tujuan
melakukan pelanggaran hukum lagi).
pemidanaan. Ini berbeda dengan
Pencegahan ini dapat dilaksanakan
rehabilitasi menggantikan hukuman,
dengan memberikan hukuman bagi
sebab membawa konsekuensi
pelanggar hukum dalam bentuk
perubahan sistem peradilan pidana
“custodial sentence” (pidana
kebebasan bergerak, mulai dari Teori Behavioral Prevention:
hukuman penjara dalam waktu singkat Rehabilitation (Pembinaan/
hingga hukuman penjara seumur hidup Resosialisasi atau Reintegrasi) memang
atau bahkan dengan ”incapacitation” mempunyai tujuan utama yakni
mutlak, yakni hukuman mati). merubah kepribadian dari pada si
pelaku dari orang yang melanggar
Behavioral Prevention:
hukum menjadi orang yang taat
Rehabilitation
hukum. Dari literatur penologi di USA,
Teori Behavioral Prevention: ada lembaga kepenjaraan yang
Rehabilitation ini merupakan dinamakan ”reformation” yaitu penjara
perkembangan dari teori Behavioral sebagai tempat untuk melakukan
Prevention: Incapacitation, yang perubahan kepribadian. Ada
menekankan pada mengamankan kecenderungan teori Behavoiral
masyarakat melalui perubahan Prevention: Rehabilitation dianggap
kepribadian pelaku (personality sebagai yang terbaik karena
reform). Seperti juga pada teori rehabilitasi berorientasi kepada
Behavioral Prevention: Incapacitation, pelanggar hukum bukan pada
pada teori Behavioral Prevention: perbuatannya. Pidana yang dijatuhkan
Rehabilitation juga terdapat suatu pada pelanggar hukum adalah melihat
permasalahan moral, yaitu keduanya pada pelakunya. Orientasi
menyatakan demi masyarakat seorang penghukumannya pada masa depan,
pelanggar hukum dilumpuhkan apa yang baik bagi pelaku di masa
(Behavioral Prevention: Incapacitation) depan.
dan demi masyarakat seorang

6
Seperti yang dialami oleh teori-teori kriminologi positivis yang begitu yakin
terdahulu, teori Behavoiral Prevention: bahwa rehabilitasi atau pembinaan
Rehabilitation ini juga menghadapi pelanggaran hukum adalah upaya yang
berbagai pertanyaan yang bersifat paling efektif untuk pencegahan
kritis. Sebagai contoh, ada pertanyaan kejahatan, akan berteori terus.
tentang: bagaimana hakim bisa tahu
Sistem Pemasyarakatan Versus
dalam pemeriksaan sidang peradilan
Hukuman Mati
yang relatif singkat tentang berapa
lama jangka waktu pembinaan untuk Ada satu teori penghukuman yang kita
merubah kepribadian? Bagaimana kenal sebagai Teori Behavioral
hakim yang bukan ahli psikologi Prevention: Rehabilitation, merupakan
(meskipun ada laporan ahli) bisa perkembangan dari teori Behavioral
melakukan penilaian bagi pembinaan Prevention: Incapacitation, yang
individual untuk pelanggar hukum menekankan pada mengamankan
tertentu? Jawaban atas pertanyaan di masyarakat melalui perubahan
atas adalah : memang tidak bisa! Teori kepribadian pelaku (personality
ini cenderung merekomendasi bahwa reform). Seperti juga pada teori
pihak yang melakukan rehabilitasi Behavioral Prevention: Incapacitation,
harus yakin bahwa pelaku memang pada teori Behavioral Prevention:
sudah sungguh-sungguh mengalami Rehabilitation juga terdapat suatu
kepribadian. Lalu apa yang terjadi?, permasalahan moral, yaitu keduanya
sangat mungkin lama dan bentuk menyatakan demi masyarakat seorang
hukuman menjadi tidak menentu pelanggar hukum dilumpuhkan
sehingga dapat menimbulkan ketidak- (Behavioral Prevention: Incapacitation)
adilan, dapat menimbulkan dan demi masyarakat seorang
kesewenang-wenangan dari lembaga pelanggar hukum dibina sekian tahun
penjara untuk menahan sampai mereka tahun (Behavioral Prevention:
yakin akan perubahan kepribadian Rehabilitation). Hal ini menunjukkan
yang terjadi, adanya ketidak-pastian karena si pelanggar hukum memang
hukum. secara moral telah melakukan
kesalahan maka terhadapnya negara
Persoalan lain yang lebih menunjuk
wajib melakukan apapun untuk
pada kelemahan dari teori, bahwa tidak
mewujudkan hukuman yang dirasa
ada ahli yang benar-benar tahu
pantas baginya.
bagaimana membina terpidana menjadi
orang yang taat hukum. Ahli teoritis Teori Behavioral Prevention:
yang mendukung upayta rehabilitasi Rehabilitation berusaha untuk merubah
juga tidak bisa memberikan konsep pengertian pemidanaan menjadi
yang jelas, “paling-paling” pelaku rehabilitasi. Untuk ini kita harus hati-
diperlakukan secara baik dan hati membedakan mana yang
manusiawi, diajak menyadari merubahnya hanya nama atau
kesalahannya, meyakini pembina merubah karena adanya perbedaan
bahwa ia tidak akan melakukan filosofi penghukuman. Adalah suatu
pelanggaran hukum lagi. Sehubungan yang tidak benar jika kita mencampur
dengan hal ini, bagaimana kita bisa aduk pengertian hukuman dan
tahu bohong/ tidaknya seseorang yang rehabilitasi. Jangan menjadikan
sedang dibina. Sampai sekarang belum pembinaan sebagai tujuan
ada yang tahu, tidak ada yang berani pemidanaan. Ini berbeda dengan
memberikan jawaban yang tegas. rehabilitasi menggantikan hukuman,
Dalam perkembangannya, upaya sebab membawa konsekuensi
rehabilitasi ini selalu didukung oleh perubahan sistem peradilan pidana

7
Teori Behavioral Prevention: kemungkinan eksistensinya berlaku
Rehabilitation (Pembinaan/ juga bagi kejahatan yang sangat luar
Resosialisasi atau Reintegrasi) memang biasa (very extraordinary crimes).
mempunyai tujuan utama yakni
merubah kepribadian dari pada si
pelaku dari orang yang melanggar Daftar Bacaan
hukum menjadi orang yang taat 1. Adam
hukum. Dari literatur penologi di USA, Bedau, Hugo, ed. "The Death
ada lembaga kepenjaraan yang Penalty in America: Current
dinamakan ”reformation” yaitu penjara Controversies" Oxford University
sebagai tempat untuk melakukan Press: Reprint edition, April 1998
perubahan kepribadian. Ada
kecenderungan teori Behavoiral 2. Banner
Prevention: Rehabilitation dianggap , Stuart, "The Death Penalty: An
sebagai yang terbaik karena American History" Harvard Univ Pr,
rehabilitasi berorientasi kepada March 2002
pelanggar hukum bukan pada 3. Brenn
perbuatannya. Pidana yang dijatuhkan Guernsey, JoAnn, "Should We Have
pada pelanggar hukum adalah melihat Capital Punishment?" Minnisota:
pada pelakunya. Orientasi Lerner Publications Company,
penghukumannya pada masa depan, 1993
apa yang baik bagi pelaku di masa
depan. 4. Latzer,
Barry, "Death Penalty Cases:
Merujuk teori ini dan mengingat pula Leading U.S. Supreme Court Cases
bahwa Indonesia dengan gagah berani on Capital Punishment"
telah mencanangkan sistem Butterworth-Heinemann,
penghukuman sebagai sistem December 1997
pemasyarakatan, maka menerapkan
hukuman mati menjadi suatu hal yang 5. Pojman
harus dipertimbangkan secara , Louis P. & Jeffrey Reiman, "The
seksama. Hukuman mati pada Death Penalty" Rowman &
dasarnya haruslah dipahami sebagai Littlefield Publishing, January 1998
suatu hukuman yang diberikan kepada
6. Robert
seseorang, bukan hanya atas
son, Diane P., "Tears from Heaven
pertimbangan perbuatan masa lalunya
Voices from Hell: The Pros and
(kejahatan yang telah dilakukan) tetapi
Cons of the Death Penalty As Seen
juga keyakinan bahwa orang yang
Through the Eyes of the Victims of
bersangkutan tidak bisa lagi dibina.
Violent Crime and Death Row
Tentunya, kerangka pemikiran tentang
inmates" Writers Club Press, March
pelaksanaan hukuman mati ini menjadi
2002
sangat luar biasa dan hanya terbuka

You might also like