Professional Documents
Culture Documents
Mata Kuliah
Ayat Ayat dan Hadis Ekonomi
Pendahuluan
1. Dilarangnya riba
(QS. Al Baqarah 2 : 276-278, QS 3:130, QS 4:161, QS 30:39) )
Allah menghapuskan (berkah) riba dan menambah”
(berkah) sedekah. Dan
276. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah[177]. dan Allah tidak
menyukai setiapSetiap orang yang tetap dalam kekafiran lagi , dan selalu
berbuat dosa” (QS 2 : 276)[178].
”278. Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah
sisa sisa riba,Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
[177] Yang dimaksud dengan memusnahkan Riba ialah memusnahkan harta itu atau
meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah
memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat
gandakan berkahnya.
[178] Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan Riba dan tetap
melakukannya.
[228] Yang dimaksud Riba di sini ialah Riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama
bahwa Riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu
ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang
dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang
menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi
dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang
berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang
lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat
merupakan suatu kesatuan.
Hadits Nabi :
“Allah melaknat pemakan riba, agennya, para saksinya dan
penulisnya.” Beliau bersabda, “Mereka adalah sama dalam riba”.
(HR.Muslim, Ahmad,Abu Daud,al-Nasa’I,al-Turmudzi,al-Baihaqi,al-
Darimi dan al-Thabrani)
[168] Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan
tidak pula mendapat pahala di akhirat.
[647] Yang berhak menerima zakat Ialah: 1. orang fakir: orang yang Amat
sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam Keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan
masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5.
memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan
oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun
orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar
hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan
Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di
antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan
lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
[658] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda
[659] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka
dan memperkembangkan harta benda mereka.
Hadits Nabi:
“Hadits riwayat Hakim bin Hizam r.a. dari Nabi saw, beliau
bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan di
bawah. Mulailah (berinfak itu) kepada orang yang menjadi
tanggunganmu, dan sebaik-baik shadaqah adalah (pemberian) dari
(orang) yang berkecukupan. Barang siapa orang yang meminta
perlindungan (kepada Allah) maka Allah akan menjaganya, barang
siapa yang meminta kecukupan, maka Allah akan memberinya
kecukupan”.(ditakhrij oleh al- Bukhari dalam kitab zakat)
Akan tetapi dalam prakteknya saat ini dalam pengelolaan
keuangan negara kita dapat melihat peran bunga yang sangat
besar dicerminkan dalam pembayaran bunga obligasi
pemerintah dan pembayaran hutang luar negeri sedemikian
dominan dalam APBN mencapai 51 pct dari total penerimaan
pajak (Gusfahmi, sumber : APBN 2004) sehingga sangat
mempengaruhi alokasi anggaran pada sektor sektor lainnya seperti
pendidikan, pembangunan infrastruktur, kesejahteraan sosial,
keamanan dll.
Disamping itu kita juga melihat peran bunga yang sangat
dominan dalam sistem moneter konvensional melalui
kebijakan suku bunga diskonto yang dilakukan melalui
kebijakan pasar terbuka, yang menyebabkan distorsi antara
sektor riil dan sektor keuangan karena tidak tercapainya full
employment.
”
90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnyaSesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi (berkurban, (berkorban untuk) berhala dan
, mengundi nasib dengan panah[434], adalah keji daripadaTermasuk
perbuatan setan. syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan ”.
[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah
mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka
ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-
masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak
ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila
mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci
ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak
panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada
tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
1. Baitul Mal.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh
dari kesesatan.
[647] Yang berhak menerima zakat Ialah: 1. orang fakir: orang yang
Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup
penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat:
orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang
baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan
budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang karena
untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup
membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara
persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun
ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk
keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin
ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga
kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah
sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan
maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
[1465] Fai-i ialah harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa
terjadinya pertempuran. Pembagiannya berlainan dengan pembagian
ghanimah. ghanimah harta rampasan yang diperoleh dari musuh
setelah terjadi pertempuran. pembagian Fai-i sebagai yang tersebut
pada ayat 7. sedang pembagian ghanimah tersebut pada ayat 41 Al
Anfal dan yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah
harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui
pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran
dinama fa'i. pembagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah
saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr.Maksudnya: seperlima dari
ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul
(Banu Hasyim dan Muthalib). c. anak yatim. d. fakir miskin. e.
Ibnussabil. sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada
yang ikut bertempur.
[638] Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah
Islam dari orang-orang yang bukan Islam, sebagai imbangan bagi
keamanan diri mereka.
[288] Lihat orang-orang yang Termasuk ahli waris dalam surat An Nisaa' ayat 11 dan
12.
“….dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan
mereka, Maka berilah kepada mereka bahagiannya”
Kalimat tersebut menegaskan bahwa pekerja itu mempunyai hak atas apa
yang telah dikerjakannya dan sebesar apa yang sudah diperjanjikan. Majikan
wajib membayar upah segera setelah pekerjaannya selesa, tidak
diperkenankan unutk menunda/menahan upah pekerja apalagi tdak
membayar haknya seperti yang telah diperjanjikan. Seperti disebutkan dalam
hadits Rasulullah :
“Allah berfirman bahwa ada tiga orang yang akan menjadi lawan-Ku pada
hari Kiamat, yaitu seorang yang berjanji atas nama-Ku, kemudian melanggar
janjinya,……………seorang yang mempekerjakan seorang abdi tetapi tidak
membayar upahnya”
Dalam Hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Nabi SAW
berkata:
”Kewajiban para majikan hanya menerima pekerjaan yang mudah
dilakukan oleh para karyawannya. Janganlah memperkejakan mereka
sedemikian rupa sehingga berakibat buruk bagi kesehatannya”
Saran-saran
1. Diperlukan Undang-undang dalam mengatur kebijakan fiskal
yang sesuai dengan sistem ekonomi Islam yang memadukan
pendapatan tidak resmi negara (sesuai denganAl Quran) dan
pendapatan tidak resmi negara seperti Fay’i, dan tidak
menggunakan sistem bunga serta mengatur pengeluarannya
sesuai dengan peruntukkan yang telah ditetapkan Allah dan
negara.
2. Perlunya MUI menetapkan fatwa tentang pajak (dharibah) yang
diperlakukan sekarang, seperti yang telah dilakukan oleh
negara-negara Islam yang lainnya seperti Sudan.
3. Diperlukan Undang Undang Tenaga Kerja yang mengatur dengan
seimbang hak-hak pekerja dan majikan yang seimbang, sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam yang memiliki tanggung jawab
sampai kepada Allah SWT.
Daftar Pustaka
Mata Kuliah :
AYAT DAN HADITS EKONOMI
Disusun oleh :