Professional Documents
Culture Documents
“KONSTITUSI”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Penulis
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian konstitusi
3. Klasifikasi konstitusi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konstitusi
3. Klasifikasi Konstitusi
Bentuk ini berkaitan dengan bentuk negara; jika negara itu serikat, maka
akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan antara pemerintah negara
serikat dengan pemerintah negara bagian
Konstitusi telah lama dikenal sejak jaman bangsa Yunani. Pada masa itu
pemahaman tentang konstitusi hanyalah merupakan suatu kumpulan dari
peraturan serta adat kebiasaan semata-mata. Sejalan dengan perjalanan
itu, pada masa kekaisaran Roma konstitusi berubah makna, yakni; suatu
kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar,
pernyataan dan pendapat ahli hukum, negarawan, serta adat kebiasaan
setempat selain undang-undang.
1. Lembaga Legislatif
2. Lembaga Eksekutif
3. Lembaga Yudikatif
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
1. UUD 1945
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
Pada notulen rapat tanggal 11-15 Juli BPUPKI dan rapat PPKI tanggal
18
Agustus 1945 dapat kita ikuti perkembangan pemikiran tentang
kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan oleh Majelis Permusyawartan Rakyat sebagai penjelmaaan
dari seluruh
rakyat Indonesia yang memiliki konfigurasi social, ekonomi dan geografis
yang amat
kompleks. Karena itu MPR harus mencakup wakil-wakil rakyat yang dipilih,
DPR,
wakil-wakil daerah, serta utusan-utusan golongan dalam masyarakat.
Dengan kata lain,
MPR harus merupakan wadah multi-unsur, bukan lembga bi-kameral.
Tentu semua cakupan masalah yang begitu luas, tidak dapat saya
ketengahkan dalam ceramah yang singkat ini. Ceramah ini hanya akan
menyoroti beberapa aspek perubahan konstitusi dan pengaruhnya
terhadap lembaga-lembaga negara, yang menjadi ruang lingkup kajian
hukum tata negara. Terkait dengan hal itu, saya tentu harus menjelaskan
sedikit latar belakang sejarah, gagasan dan hasil-hasil perubahan, yang
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan dengan UUD 1945 sebelum
amandemen. Saya ingin pula mengetengahkan serba sedikit analisis,
tentang kelemahan-kelemahan UUD 1945 pasca amandemen, untuk
menjadi bahan telaah lebih mendalam, dan mungkin pula dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi penyempurnaan UUD 1945 pasca
amandemen.
BAB III
PENUTUP