You are on page 1of 14

PENDAPATAN NASIONAL

“Hubungan Pendapatan Nasional dengan Pendapatan Per Kapita”

Disusun oleh :
Nama : IDA BAGUS EKA AS
NIM : H0808110
Prodi : Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN

Ekonomi Makro adalah salah satu cabang ekonomi yang berkaitan


dengan keseluruhan, atau tingkat produksi agregat, pengkaryaan, dan
harga sebagaimana juga tingkat percobaanya. Akan tetapi ekonomi makro
secara khusus mengkaji bagaimana kebijakan-kebijakan dapat
mempengaruhi variabel-variabel tersebut.
Perbedaan antara ekonomi makro dengan ekonomi mikro adalah
terletak pada subjeknya. Subjek ekonomi makro adalah kebijakan serta
semua yang berpengaruh langsung terhadap perekonomian negara
sedangkan subjek ekonomi mikro adalah individu yang melakukan
kegiatan ekonomi. Beberapa hal yang dipelajari dalam ekonomi mikro
antara lain tentang pendapatan nasional, sektor-sektor perekonomian srta
mendalami masalah uang serta bank.
Teori ekonomi makro yang paling berpengaruh adalah teori
mengenai pendapatan nasional. Teori ini mengkaji mengenai pendapatan
n\di suatu negara serta beberapa hal yang mempengaruhinya. Hal-hal
yang mempengaruhi tersebut antara lain permintaan dan penawaran
agregat , Konsumsi, dan tabungan Investasi.
Konsep dasar penghitungan pendapatan nasional antara lain
adalah konsep mengenai GDP, GNP, NNP, NNI, PI, dan DI. Di dalam DI
(Disposable Income) terdapat konsepsi mengenai pajak yang
mempengaruhi pendapatan nasional karena dalam penghitungannya DI
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Kaitan pajak dengan Pendapatan nasional inilah yang sering luput dari
perhitungan shingga analisis perekonomian menjadi serIng keliru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjuan Pustaka
1. Pengertian dan manfaat Pendapatan Nasioanal
Pendapatan nasional adalah kerangka perhitungan yang
digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi dalam
perekonomian. Manfaat perhitungan pendapatan nasional antara
lain :
a. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan
perekonomian
b. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu
c. Merumuskan kabijakan pemerintah
d. Membandingkan perekonomian antar negara
( Partadiredja, 1977)
2. Konsep Pendapatan Nasional
Konsep Pendapatan Nasional menurut Dumairy ( 1997 )
adalah :
a. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan
GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di
wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
b. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau
PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri,
tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.
c. Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah
GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal
(sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang
dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan
kesalahan meskipun relatif kecil.
d. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang
pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
e. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan
perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap
ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu
misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah
tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
f. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan
guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.
3. Cara Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan,
yaitu:
a. Pendekatan pendapatan, dengan cara
menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
b. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan
nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang
industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).
c. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa
yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan
dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga
(Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran
investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi
impor (X − M)
( Dumairy, 1994)
4. Faktor yang Mempengaruhi (Karyaman, 1994)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perhitungan Pendapatan
Nasional, antara lain :
a. Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa
sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan
antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat
harga tertentu.
b. Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh
barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat
dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
c. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
5. Pengertian Pendapatan Per Kapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari
hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah
penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga
merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur
kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin
besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut
( Wordpress, 2009 ).

B. Kerangka Teori
Pendapatan nasional adalah kerangka perhitungan yang
digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi dalam
perekonomian. Di dalam penghitungannya melibatkan banyak hal
seperti konsumsi masyarakat, investasi barang modal, pengeluaran
pemerintah serta Net Ekspor ( Ekspor – Impor ). Pendapatan per
Kapita adalah pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga
Keluarga dari Negara per 1 tahun. Analisis pendapatan nasional dan
pendapatan per Kapita memberi gambaran mengenai rata tidaknya
pertumbuhan ekonomi di suatu Negara. Kecenderungan Negara-
negara berkembang yang tidak menekan laju pertambahan
penduduknya sering menjadi masalah dalam perumbuhan ekonomi di
suatu Negara. Hal inilah yang menyebabkan Negara itu dikatakan
Negara berkembang. Negara ini biasanya berpenghasilan besar tetapi
penghasilan yang besar itu diikuti juga oleh pertambahan penduduk
yang besar juga sehingga penghasilan pemerintah tidak bisa
“dipukul rata” ke semua masyarakatnya. Negara-negara seperti ini
biasanya memiliki tingkat kesenjangan social yang tinggi juga.
BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PNB per kapita Asia Tenggara


Indonesia merupakan Negara di wilayah Asia Tenggara yang
kebanyakan merupakan Negara berkembang. Ciri khas Negara
berkembang jika dilihat dari karakteristik ekonominya merupakan Negara
yang berpenduduk besar namun pendapatan nasionalnya tidak begitu
besar. Hal ini menyebabkan Negara-negara ini masih “terbelakang”.
Namun ada juga Negara yang mampu menghasilkan uang dalam jumlah
yang banyak dan tidak disertai dengan pertambahan penduduk yang
lumayan pesat. Jika dilihat, Negara-negara seperti ini bisa dikatakan maju
karena pertumbuhan ekonominya bisa merata dirasakan oleh penduduk di
wilayah Negara tersebut.
Skala perhitungan merata tidaknya pertumbuhan ekonomim di
suatu Negara biasanya dimunculkan dalam nilai PNB per kapita Negara
tersebut. Berikut ini adalah tabel PNB Negara-negara di Asia Tenggara
tahun 2000.

Tabel 1.1 Pendapatan per kapita di Asia Tenggara tahun 2000

Negara PNB Per Kapita US $


Singapura 30.170.00
Malaysia 3.670.00
Thailand 2.160.00
Filipina 1.050.00
Indonesia 640.00
Kamboja 260.00

Sumber : BPS tahun 2000


Dari tabel diatas didapat bahwa negara Indonesia masih jauh kalah
dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya terutama Singapura dan
Filipina. Meskipun data ini diambil pada tahun 2000. kondisinya mungkin
tidak jauh beda pada tahun ini mengingat Indonesia yang pertumbuhan
ekonominya cenderung berlangsung statis. Meskipun Ekonomi Indonesia
bisa dikatakan tumbuh secara angka, pertumbuhan itu disertai juga oleh
pertumbuhan ekonomi negara-negara lain sehingga pertumbuhan
ekonomi Indonesia terkesan “jalan ditempat “.

PDB dan PNB Beberapa Negara Asia


Di Asia sendiri, Indonesia juga kalah dalam hal kondisi ekonomi jika
dilihat dari pendapatan per Kapitanya. Dari segi penghasilan, Indonesia
memang tidak kalah dari Negara-negara berkembang lain. Kondisi yang
menyebabkan Indonesia menjadi Negara yang masih tetap dikatakan
terbelakang. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan
Indonesia tidak disertai dengan ditekannya laju pertambahan penduduk
sehingga “bagi hasil” antara pemerintah ke masyarakatnya menjadi tidak
merata. Ada yang mendapat “bagian” yang cukup. Ada yang mendapat
“bagian” yang relatif sedikitsehingga di Indonesia masih banyak
masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Sebagai perbandingan, berikut disajikan table PDB dan PNB serta
pendapatan per Kapita di beberapa Negara di wilayah Asia.
Tabel 1.2 PDB dan PNB di beberapa negara Asia

Negara PDB per tahun Penduduk Pendapatan per


( juta US $ ) ( juta ) Kapita ( US $ )
Indonesia 130.60 204 640
India 427.746 986 440
Malaysia 81.311 22 670
Singapura 95.453 3 30.170
Korea 398.825 46 8.600

Sumber : BPS tahun 2000


Dari tabel dapat dikatakan bahwa tingginya pendapatan nasional
suatu negara tidak menjamin pendapatan per kapitanya juga tinggi. Hal ini
karena konsepsi pendapatan per kapita yang ikut menyertakan jumlah
penduduk per luas wilayah menjadi dasar perhitungannya.
Data di tahun 2000 ini berubah secara statis di tahun-tahun berikutnya
karena kecenderungan negara-negara berkembang yang peningkatan
pendapatan nasional selalu diikuti oleh laju pertambahan penduduknya
tinggi.

Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk dan Pendapatan


Perkapita
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan kumpulan
pendapatan masyarakat suatu negara. Tinggi rendahnya pendapatan
nasional akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per kapita
negara yang bersangkutan. Akan tetapi, banyak sedikitnya jumlah
penduduk pun akan mempengaruhi jumlah pendapatan per kapita suatu
Negara.
Rumusan dasar pendapatan Kapita adalah PDB per Kapita dibagi dengan
Jumlah penduduk. Dari rumusan ini dapat diambil kesimpulan bahwa
jumlah penduduk sangat mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan per
Kapita suatu Negara. Suatu Negara dikatakan maju seara merata bila
pendapatan per Kapitanya besar. Meskipun Pendapatan nasional suatu
Negara tinggi, namun jika tingginya pendapatan nasional itu diikuti oleh
tingginya jumlah penduduk, maka bukan tidak mungkin Negara itu hanya
maju secara pendapatan namun miskin secara Rumah tangga.
Pendapatan nasional juga bisa berarti jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi selama satu tahun. Jika pendapatan
nasionalnya tinggi namun pendapatan per Kapitanya rendah, bisa
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara itu tidak merata. Kalau
sebuah Negara memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata,
maka kesenjangan sosial di Negara itu jelas terasa karena yang kaya
akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin terpuruk. Hal ini
pulalah yang menyebabkan Negara tersebut dikatakan miskin.
Masalah yang sering dihadapi Negara berkembang adalah masalah
tdak meratanya penghasilan penduduknya. hal ini sebenarnya bisa diatasi
jika pemerintah menerapkan beberapa kebijakan yang naninya dapat
menyeimbangkan pendapatan nasional dengan jumlah penduduk.

KESIMPULAN
• Pendapatan nasional adalah kerangka perhitungan yang digunakan
untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi dalam
perekonomian
• Pendapatan per Kapita adalah pendapatan yang diterima oleh
Rumah Tangga Keluarga dari Negara per 1 tahun. Hal ini berarti
pendapatan per Kapita adalah pemerataan dari Pendapatan
Nasional.
• Pendapatan per Kapita tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan
nasionalnya saja melainkan dipengaruhi oleh jumlah penduduk
yang mendiami Negara tersebut.
• Peningkatan pendapatan nasional yang disertai dengan
peningkatan jumlah penduduk sering menjadi masalah karena
pertumbuhan ekonomi tiap daerah menjadi tidak merata.
• Ketidak merataan pembagian pendapatan nasional
ke daerah-daerah menyebabkan beberapa masalah seperti
pengangguran dan kesenjangan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Muchtar, Karyaman. 1994 . Makro-Ekonomi . Jakarta : Erlangga
Partadiredja, Ace. 1977 . Perhitungan Pendapatan Nasional .
Jakarta : LP 3 ES

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga

http://kamarche99.wordpress.com/2009/02/12/pendapatan-nasional-
national-revenues/ diakses tanggal 1 Oktober 2009

You might also like