Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
jawab pemerintah pusat karena merupakan jalan negara, tetapi dengan alasan
pembuktian kemampuan dan eksistensi kota Prabumulih dalam peningkatan
status, serta guna menambah keindahan kota Prabumulih itu sendiri, agar lebih
terlihat rapi dan teratur. Sebab apabila menunggu pemerintah pusat akan dapat
memakan waktu yang cukup lama, sedangkan daya dukung jalan jenderal
sudirman ini haruslah ditingkatkan seiring dengan peningkatan status kota
prabumulih.
Dengan dipilihnya topik ini diharapkan dapat menambah lebih banyak
pengetahuan mengenai metode pelaksanaan konstruksi di lapangan. Selain itu
juga merupakan aplikasi ilmu / teori yang didapat dalam perkuliahan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
Sehingga peningkatan ini sangat di perlukan baik guna kelancaran lalu lintas
dalam kota ataupun lalu lintas antar daerah yang melalui kota Prabumulih.
4
Tebal Base : 20 cm
Sub Surface : AC-BC
Tebal Sub Surface : 4 cm
Surface : AC-WC
Tebal Surface : 3 cm
2.2. Struktur Organisasi Proyek
Stuktur Organisasi Proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan
Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah sebagai berikut.
Pengguna Barang/Jasa
Ir. H. Akhmad Fauzi, MCE
Pengawas Pengawas
Aslimi, ST M. Supi, ST
Pelaksana Kegiatan
Pelaksana
Wahyudi, ST
Mahfudin
Ir. Aria Kurniawan
Pengawas I
Pengawas II
MH Dedi
Aguscik
Lesmana
Ir. Aria
Ir. Aria
Kurniawan
Kurniawan
Surveyor Quality
Laboratorium
Kariyadi Kariyadi
Ir. Aria Ir. Aria Nursyamsul
Kurniawan Kurniawan
2. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pemborongan sesuai dengan gambar-gambar kerja,
peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak bersama. Yang
bertindak sebagai kontraktor utama di proyek ini adalah PT Bintang Selatan
Agung
3. Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak
selaku perencana, baik merencanakan gambar arsitektur, perhitungan
konstruksi, gambar kerja maupun syarat-syarat pekerjaan dan uraian
pelaksanaannya. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai perencana adalah
DPU Kota Prabumulih
4. Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang diangkat oleh pemberi tugas (owner)
untuk mewakili pemberi tugas dalam memimpin, mengkoordinir dan
mengawasi pelaksanaan di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan
baik teknis maupun administratif. Yang bertindak sebagai pengawas adalah
DPU Kota Prabumulih
8
2. Kontraktor
Tugas dan wewenang kontraktor antara lain :
a. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam kontrak
b. Mematuhi dan menjalankan semua perintah konsultan pengawas dan
pemilik proyek dengan penuh tanggung jawab
c. Melaksanakan setiap program kerja (time schedule)
d. Mengkoordinir subkontraktor agar bekerja sesuai dengan jadwal
pelaksanaan
e. Mengajukan gambar dan metode kerja pada konsultan pengawas
sebelum pekerjaan dimulai untuk diperiksa atau diperbarui
f. Melaporkan rencana kerja yang dilaksanakan dan hasil pelaksanaan
setiap pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan
g. Membuat perubahan yang diperlukan pada bagian yang dikehendaki
konsultan pengawas maupun pemimpin proyek
h. Membuat laporan mengenai banyaknya biaya yang telah dikeluarkan
kepada pihak pemberi tugas
9
3. Perencana
Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :
a. Merencanakan proyek secara lengkap sesuai kehendak pemilik proyek
dengan memperhatikan faktor estetika, ekonomi, teknis, sosial dan peraturan pemerintah
b. Bertanggung jawab secara penuh atas segala hasil perencanaan bila
dalam pelaksanaan terjadi kegagalan atau hal lainnya yang merugikan perencanaan yang
dibuat
c. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal arsitektur, struktural,
mekanikal dan elektrikal jika terdapat keraguan mengenai ketentuan dalam dokumen
konstruksi
d. Dapat menyelesaikan persoalan apabila terdapat masalah teknis di
lapangan
4. Pengawas
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan
b. Mempersiapkan revisi rencana kerja, gambar rencana dan
spesifikasinya
c. Mencatat kemajuan pekerjaan sebagai masukan bagi laporan bulanan
dan pembayaran termin
d. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan proyek
yang menyangkut mutu, waktu dan biaya selaku direksi dan penasehat pemilik
e. Memerintahkan pemeriksaan kepada bagian pekerjaan yang tidak
sesuai dengan dokumen kontrak dan memerintahkan perbaikan atas biaya kontraktor
f. Menolak gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang tidak
memenuhi syarat
g. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai kontrak
10
2. Kegiatan yang dikerjakan berjangka waktu pendek, dengan sasaran yang telah
ditentukan secara terperinci, ini membutuhkan metode dan teknik
pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian
3. Memakai sistem pendekatan sistem
4. Mempunyai hirarki (arus kegiatan horizontal) di samping kegiatan secara
vertikal.
menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi, yang mana juga spesifik,
yaitu kegiatan proyek.
Adapun fungsi dari manajemen proyek adalah :
1. Merencanakan
Merencanakan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah
pertama adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian
menyusun urutan langkah kegiatan untuk mencapainya. Dengan demikian
perencanaan dimaksudkan untuk menjembatani sasaran yang akan diraih
dengan keadaan atau situasi awal. Salah satu kegiatan perencanaan adalah
pengambilan keputusan, mengingat hal ini diperlukan dalam proses
pemilihan alternatif.
Pada tahap operasional, manajemen proyek didukung suatu metode
perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan
kegiatan maupun penggunaan sumber daya bagi kegiatan-kegiatan tersebut,
agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber
daya sehemat mungkin.
Contoh metode teknik yang dimaksud antara lain :
a. Analisa jaringan kerja, metode jalur kritis (Critical Path Method /
CPM), teknik pengkajian dan telaah proyek (Project Evaluation and
Review Technique / PERT) atau diagram preseden (Presedence
Diagram Method / PDM).
b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek dilakukan bertahap sesuai
dengan informasi yang tersedia pada waktu yang bersangkutan. Di sini
termasuk biaya pendahuluan (Preliminary Cost Estimate), perkiraan
biaya proyek (Project Bugdet) dan perkiraan biaya definitif (Definite
Estimate).
2. Mengorganisir
Mengorganisir dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan cara mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta
16
sumber daya kepada kelompok agar dapat mencapai sasaran secara efisien.
Dalam manajemen proyek dibuat susunan organisasi yang memacu
terselenggaranya arus kegiatan horizontal dan vertikal, untuk itu
penyusunan dilakukan dengan cara matriks.
Sedangkan arus horizontal adalah pengelolaan proyek, dimana
fungsinya membuka hubungan komunikasi antara yang satu dengan yang
lain agar arus kegiatan dapat mengalir secara horizontal. Perbedaannya bila
dilakukan secara vertikal diperlukan waktu yang lama, karena harus
mengikuti prosedur birokrasi yang dirancang untuk kegiatan rutin
operasional proyek.
3. Memimpin
Kepemimpinan adalah mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya
manusia dalam satu organisasi agar dapat bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan. Mengarahkan dan mempengaruhi ini erat
kaitannya dengan motivasi, pelatihan, koordinasi dan konsultasi. Faktor
lain yang perlu diperhatikan adalah gaya kepemimpinan yang hendak
diterapkan, karena berpengaruh besar terhadap keberhasilan dalam proses
mencapai tujuan.
4. Mengendalikan
Mengendalikan adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji dan
mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah
17
Tabel 3.1 Analisis varian ( Integrasi dari aspek jadwal dan biaya )
Varian Jadwal Varian Biaya Keterangan
( BCWP - BCWS ) ( BCWP - ACWP )
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
jadwal dengan biaya kurang anggaran
Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal
dengan biaya lebih rendah dari anggaran
Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai dengan
anggaran selesai lebih cepat dari jadwal
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai dengan
jadwal dan anggaran
Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dengan
biaya lebih tinggi dari anggaran
Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai dengan
jadwal dengan biaya diatas anggaran
Negatif Nol Pekerjaan terlaksana terlambat dengan
jadwal dengan biaya sesuai anggaran
Merupakan kumulatif bobot yang dapat terlaksana dari awal minggu hingga
minggu sekarang.
10. Pembuatan kurva revisi
tesebut antara lain : Keuntungan, biaya perencanaan, biaya pengawasan, dan izin
mendirikan bangunan.
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN
direncanakan dan dilaksanakan, setelah didapatkan data yang cukup dan lengkap
kemudian dilakukan perencanaan anggaran biaya awal oleh Dinas Teknis,
dengan tujuan mendapatkan acuan batasan biaya pelaksanaan ketika dilakukan
penawaran pekerjaan kepada pelaksana. Kemudian dibentuk panitia khusus yang
akan menyelenggarakan penawaran pekerjaan, dengan acuan surat Walikota
Prabumulih nomor : 620/888/Ekobang/IV.a/2004 tentang persetujuan pemilihan
langsung pekerjaan, maka di buat kriteria dan persyaratan yang diperlukan calon
penyedia jasa dalam penawaran pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan
Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih.
1) Pekerjaan Umum
Pada tahap pengerjaan ini dilakukan mobilisasi proyek yang bersifat
umum seperti :
a) Mempersiapkan tenaga kerja professional yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan di lapangan
b) Pelaksanaan pengukuran, pemasangan rambu – ranbu lalu lintas
sementara.
c) Menyediakan fasilitas – fasilitas yang di perlukan, baik berupa
fasilitas kontraktor, seperti base camp, kantor, barak, bengkel, gudang
dan sebagai nya . Maupun fasilitas laboratorium agar proyek dapat
29
berjalan dengan lancar dan selesai sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
d) Menyediakan alat – alat berat yang di perkirakan dapat membantu
untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan proyek.
e) Mempersiapkan dan mengangkut bahan – bahan material yang
diperlukan dalam pekerjaan perkerasan jalan dan pembuatan siring
dinding penahan.
Pada fase pekerjaan umum direncanakan selama 4 minggu dengan alokasi
3 minggu pada awal pelaksanaan dan 1 minggu diakhir pelaksanaa, tetapi
dalam pelaksanaan terjadi percepatan pelaksanaan dengan volume tetap,
menjadi 3 minggu, dengan alokasi waktu 2 minggu diawal dan 1 minggu
diakhir pelaksanaan pekerjaan.
2) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan timbunan pada ruas
jalan yang akan diperbaiki maupun dilebarkan, dengan tujuan meratakan
lokasi pekerjaan guna mendapatkan kondisi permukaan yang ideal dalam
pelaksanaan pekerjaan perkerasan dan mengupayakan peningkatan daya
dukung tanah dasar dalam menanggung beban – beban yang didistribusikan
lapisan – lapisan diatasnya.
Serta dilaksanakan juga penggalian terhadap lapisan yang sudah ada guna
perbaikan. Pada proses penimbunan dialksanakan secara berlapis dengan
ketebalan lapisan 30 cm setiap proses pemadatan sampai tercapai ketebalan
yang diinginkan. Adapun alat yang digunakan pada pekerjaan tanah adalah
Excavator, Dump truck, compressor, Jack Hammer,Wheel Loader, Motor
Grader, Vibro Roller, dan Water Tanker. Adapun pekerjaan tanah tersebut
mengalami perubahan volume pekerjaan seperti terlihat pada table berikut.
3) Perkerasan Berbutir
Pada pekerjaan perkerasan berbutir dibagi menjadi 2 ( dua ) tahap
pekerjaan yaitu :
a) Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base )
Pada lapisan pondasi ini material yang di gunakan adalah agregat kelas B,
dengan perbandingan agregat kasar dan halus 70:30. Pekerjaan
dilaksanakan dengan menghamparkan agregat kelas B, kemudian
diratakan dengan menggunakan grader, lalu dipadatkan dengan
menggunakan Vibrator loader, setelah itu dilakukan test guna
mendapatkan CBR minimum 80%, jangan sampai terjadi lendutan karena
akan dapat menyebabkan perkerasan mengalami penurunan ataupun
retak-retak. Pada pekerjaan ini juga mengalami penambahan volume
pekerjaan. Sebanyak 263,330 M3 dari volume rencana 1.403,33 M3.
Begitu juga dengan masa pelaksanaan pekerjaan mengalami penambahan
waktu menjadi 13 minggu dari 10 minggu yang direncanakan.
32
4) Perkerasan Beraspal
Pada pekerjaan beraspal terdiri dari 4 lapisan yaitu sebagai berikut :
a) Lapisan Resap Pengikat ( Prime Coat )
Lapisan prime coat merupakan pencampuran antara aspal dan kerosene
dengan perbandingan 60:40. Dengan takaran 0,6 – 0,8 liter per M2.
tujuan dari penggunaan prime coat sebagai pengikat antara agregat pada
lapisan pondasi dengan lapisan diatasnya. Pada pelaksanaannya lapisan
agregat sebelumnya dibersihkan dengan compressor, kemudian baru
dilaksanakan penyemprotan prime coat dengan menggunakan asphalt
sprayer, ditunggu sampai meresap dan kering. Pada pelaksanaan proyek
ini terjadi penambahan volume pekerjaan sebesar 1.170,65 M3 dari
22,569,950 M3 yang di rencanakan. Untuk masa pelaksanaan mengalami
penambahan masa pelaksanaan menjadi 12 minggu dari 10 minggu yang
direncanakan.
d) Lapisan Surface
Untuk lapisan sub surface di gunakan lapisan aus aspal beton ( AC-BC ).
Dengan tebal perkerasan 3 cm. pada pengerjaan lapisan ini, lapisan
agregat sebelumnya yang telah disemprot dengan tack coat dibiarkan
kering dan meresap terlebih dahulu. Kemudian AC-WC dicampurkan
terlebih dahulu dengan menggunakan asphalt mixing machine lalu
dihamparkan dengan menggunakan asphalt finisher, dipadatkan dengan
tandem roller, dipadatkan kembali dengan menggunakan tyre roller.
Kemudian dilakukan penyiraman air secara merata guna mempercepat
35
5) Pekerjaan Drainase
Pada pekerjaan ini terjadi dilakukan penggalian tanah untuk saluran
drainasedengan menggunakan alat : excavator, dumptruck dan alat Bantu
lainya. Yang kemudian dilakukan pemasasangan batu dengan mortar dengan
bahan : pasir, semen, dan batu dengan menggunakan alat bantu manual. Dan
juga di beberapa tempat di buat saluran penghubung berupa gorong-gorong.
Pada pekerjaan ini juga mengalami perubahan volume pekerjaan, seperti
terlihat pada table 4.2.
Tabel 4.2. Perubahan Volume Pekerjaan Drainase
Pekerjaan Perubahan Volume ( M3 ) Keterangan
Galian drainase dan saluran air 811,52 Pengurangan
Pasangan batu dengan mortar 71,32 Penambahan
Gorong – gorong pipa beton 9,00 Pengurangan
6) Pekerjaan Struktur
Untuk pekerjaan struktur seperti pembuatan Box Culvert pada drainase,
dibutuhkan beton K-275 dan K-125 dengan penulangan baja U24 polos.
dengan bahan seperti pasir, semen, agregat kasar. Terlebih dahulu dibuat
cetakan dari kayu perancah dan paku. Proses pembuatannya menggunakan
Concrete Mixer, Water Tanker, concrete Vibrator dan alat Bantu lainya.
Perbedaan pembuatan beton K-250 dan K-125 pada perbandingan komposisi
bahan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Pada pekerjaan struktur juga
mengalami pengurangan volume pekerjaan. Dikarenakan perlunya
pengendalian terhadap biaya dan waktu.
Dari semua hasil diatas dapat dilihat bahwa penampang melintang lapisan
jalan pada proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal
Sudirman kota Prabumulih, secara garis besar adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Sub Grade : Tanah Dasar/Tanah pilihan
Sub Base : Agregat Kelas B
Base : Agregat Kelas A
Sub Surface : Lapisan Pondasi Aspal Beton ( AC-BC )
Surface : Lapisan Aus Aspal Beton ( AC-WC )
Dari table diatas diketahui bahwa yang tidak mengalami perubahan hanya pada
pekerjaan umum. Begitu juga dengan masa pelaksanaan , dapat dilihat jelas pada
barchart rencana dan realisasi. Hal ini disebabkan karena kondisi lapangan yang berbeda
dengan perencanaan sebelumnya.
BAB V
TINJAUAN PERHITUNGAN
1) Sebagai batasan alokasi biaya suatu proyek yang akan dilimpahkan pemilik
kepada pelaksana, dalam hal ini penyedia jasa.
2) Sebagai kerangka acuan pelaksanaan, agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan biaya proyek. Guna efisiensi dan efektifitas realisasi proyek.
3) Sebagai dasar acuan bila terjadi perubahan alokasi biaya, baik berupa
penambahan maupun pengurangan volume pekerjaan pada suatu proyek.
4) Sebagai pembanding dalam penilaian hasil akhir terhadap realisasi proyek
dalam hal anggaran biaya
Adapun tahapan dalam pembuatan Rencana Anggara Biaya adalah sebagai
berikut :
1) Menghitung volume pekerjaan
Dilakukan survey pendahuluan guna memperkirakan kuantitas atau volume
pekerjaan yang di perlukan dalam pelaksanaan proyek.yang kemudian
dilakukan pehitungan guna di dapatkan suatu nilai pendekatan terhadap
realalisasi volume pekerjaan proyek.
2) Analisa perhitungan harga satuan
yaitu dengan menghitung rincian biaya dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
secara lengkap mulai dari tenaga kerja, bahan, sampai peralatan yang
dibutuhkan.setelah dijumlahkan akan di dapat harga satuan pekerjaan
3) Harga pekerjaan
merupakan perkalian antara volume atau kuantitas pekerjaan yang telah
diperkirakan dengan harga satuan pekerjaan.
4) Rencana anggaran biaya
Merupakan keseluruhan biaya dari jumlah harga tiap pekerjaan ditambah
Pajak Pertambahan Nilai 10% dari total harga keseluruhan pekerjaan, yang
kemudian hasil penjumlahan ini akan disebut sebagai biaya pelaksanaan
proyek.
Adapun proses tahapan pembuatan Rencana Anggaran Biaya pada proyek
Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota
Prabumulih adalah sebagai berikut :
42
3 PEKERJAAN TANAH
3.1 Galian biasa M3 23,494.43
3
3.2 Galian perkerasan beraspal tanpa CMM M 66,376.06
3.3 Timbunan biasa M3 47,176.06
3
3.4 Timbunan pilihan M 65,772.71
2
3.5 Penyiapan badan jalan pd galian biasa M 2,118.51
4 PERKERASAN BERBUTIR
4.1 Lapisan pondasi agregat kelas A M3 333,633.03
3
4.2 Lapisan pondasi agregat kelas B M 316,619.75
5 PERKERASAN BERASPAL
5.1 Lapisan Resap Pengikat Liter 4,511.57
5.2 Lapisan perekat Liter 5,117.24
2
5.3 Lapisan aus aspal beton ( AC-WC ) M 46,708.67
3
5.4 Lapisan pondasi aspal beton ( AC-BC ) M 1,197,149.18
6 STRUKTUR
6.1 Beton K275 M3 710,098.15
6.2 Beton K125 M3 454,960.22
6.3 Baja tulangan U24 polos Kg 12,588.40
3
6.4 Pasangan batu M 481,015.70
7 PEKERJAAN PENGEMBALIAN
KONDISI
7.1 Kerb Pracetak Buah 38,250.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih
344,902,901.44
4 PERKERASAN BERBUTIR
4.1 Lapisan pond. agregat kelas A M3 333,633.03 3,892.37 1,298,623,196.98
4.2 Lapisan pond. agregat kelas B M3 316,619.75 1,140.00 360,946,515.00
1,659,569,711.98
5 PERKERASAN BERASPAL
5.1 Lapisan Resap Pengikat Liter 4,511.57 22,569.95 101,825,909.32
5.2 Lapisan perekat Liter 5,117.24 15,226.13 77,915,761.48
5.3 Lap. aus aspal beton (AC-WC) M2 46,708.67 33,103.70 1,546,229,799.08
5.4 Lap. Pond. aspal beton (AC-BC M3 1,197,149.18 1,301.27 1,557,814,313.46
3,283,785,783.34
6 STRUKTUR
6.1 Beton K275 M3 710,098.15 60.50 42,960,938.08
6.2 Beton K125 M3 454,960.22 7.70 3,503,193.69
6.3 Baja tulangan U24 polos Kg 12,588.40 6,655.00 83,775,802.00
6.4 Pasangan batu M3 481,015.70 54.00 25,974,847.80
156,214,781.57
7 PEKERJAAN
PENGEMBALIAN KONDISI
7.1 Kerb Pracetak Bh 38,250.00 1,300.00 49,725,000.00
49,725,000.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih
2,918,364,001.49
6 STRUKTUR
6.1 Beton K275 M3 710,098.15 18.56 13,180,841.86
6.2 Beton K125 M3 454,960.22 1.96 891,722.03
6.3 Baja tulangan U24 polos Kg 12,588.40 2,214.45 27,876,407.19
6.4 Pasangan batu M3 481,015.70 6.29 3,027,197.15
44,976,168.23
7 PEKERJAAN
PENGEMBALIAN KONDISI
7.1 Kerb Pracetak Bh 38,250.00 1,156.00 44,217,000.00
5,698,990,350.56
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih
5.4. Pembahasan
5.4.1. Anggaran Biaya
50
5.4.2. Kurva S
51
BAB VI
55
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di lapangan selama melaksanakan kerja praktek serta
membandingkan hasil analisa penyusun terhadap data – data proyek yang ada,
disesuaikan dengan tinjauan yang di bahas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
A. Kesimpulan Umum
Berdasarkan analisa penyusun dalam pembahasan sebelumnya secara
menyeluruh pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston
jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih tidak sesuai dengan perencanaan
dalam beberapa faktor, hal ini dapat dilihat dari terlambatnya masa
penyelesaian proyek, perubahan volume pekerjaan pada setiap pekerjaan,
varian biaya negatif ( berdasarkan hasil perhitungan penyusun ),
Beberapa perbedaan dari perencanaan tersebut, dapat penyusun
menyimpulkan penyebabnya adalah sebagai berikut :
1. Hasil survey yang kurang menyeluruh dan mendetail sehingga
data-data yang dibutuhkan kurang lengkap atau bahkan tidak sesuai
dengan kondisi sebenarnya.
2. Perhitungan volume pekerjaan lebih mendekati perkiraan
dikarenakan data yang kurang lengkap.
3. Perencanaan yang kurang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
4. Faktor Alam seperti Hujan dan Banjir lokal menghambat proses
penyelesaia pekerjaan ( lampiran data hujan ).
5. Faktor teknis, adanya proses pemindahan dan penggusuran utilitas
seperti saluran pipa PAM, jaringan kabel listrik, dan jaringan kabel
TELKOM.
Tetapi diluar beberapa hambatan yang terjadi dan sulit untuk dihindari,
pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
56
pelaksanaan mingguan yang sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor pendukung, yaitu :
1. Lokasi proyek yang strategis sehingga memudahkan
pelaksanaan mobilisasi peralatan, bahan, dan pekerja.
2. Pekerja yang memadai dan peralatan yang cukup dan
milik pelaksana sendiri, sehingga dapat mengatasi beberapa
permasalahan yang ada, salah satunya dengan melaksanakan pekerjaan
dimalam hari guna menhindari keramaian lalu lintas dan alternatif
terhadap hujan.
B. Kesimpulan Khusus
Secara khusus disesuaikan dengan topik tinjauan penyusun, dapat
diambil kesimpulan :
Dengan kategori analisis varian disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil laporan pelaksana
Varian jadwal Negatif, karena waktu penyelesaian mengalami
keterlambatan dari rencana
Varian Biaya Nol, karena realisasi anggaran sesuai dengan rencana
anggaran biaya
6.2. Saran
Menurut penyusun hal yang paling penting dalam pelaksanaan proyek adalah
perencanaan yang matang dan terorganisir dengan baik. Walaupun dalam
pelaksanaan dilapangan sering kali mengalami perbedaan, tatapi dengan
perencanaan yang baik semua masalah yang timbul akan dapat diatasi dengan
mudah.
Dalam pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan
Jenderal Sudirman kota Prabumulih, yang perlu lebih diperhatikan lagi adalah
hal – hal sebagai berikut :
a. Data – data lapangan yang diperlukan dalam perencanaan proyek,
diupayakan lengkap dan valid.
b. Perencanaan secara menyeluruh dengan membuat alternatif solusi terhadap
semua kemungkinan terjadi dalam pelaksanaan.
c. Membuat laporan yang jelas dan teliti serta disesuaikan dengan kenyataan
yang terjadi dilapangan.
Demikianlah hal – hal yang menjadi perhatian penyusun pada pelaksanaan
proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota
Prabumulih, semoga dapat memberikan manfaat. Amin.
58
DAFTAR PUSTAKA