Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil
perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan
pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan
kebenaran yang tidak hanya, mengandalkan kemampuan rasio belaka,
dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi; yakni dorongan pertama
adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya, non praktis
atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam
semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu
pengetahuan murni). Sementara dorongan yang kedua adalah dorongan yang
sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan
tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science
(Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).
Kedua dorongan inilah yang memicu manusia untuk menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru yang menjadi titik awal lahimya pengetahuan
alamiah modern yang semakin berkembang dari zaman ke zaman.
Makalah ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana
proses kelahiran pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang
sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.
1
III.PEMBAHASAN
A. Ilmu Pengetahuan
Menunit Prof. DR. M. J. Langerveld, Guru besar pada Rijk
University di Utrecht (Belanda) Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan
pengetahuan mengenai suatu hal tertentu, yang merupakan kesatuan
sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan sebab-sebab suatu kejadian. Ilmu adalah
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan pengetahuan lainnya, di antara ciri khas ilmu atau
ilmu pengetahuan yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum.
Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu
berhubungan dengan pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga
padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah.
Objek penelaah ilmu adalah seluruh segi kehidupan, yang dapat di
uji oleh panca, indra manusia. Ilmu membatasi diri pada kejadian-kejadian
yang besifat empiris, yang tedangkau oleh fitrah pengalaman manusia
dengan menggunakan panca indranya. Objek dibedakan atas dua hal yaitu,
objek material adalah objek yang dilihat secara keseluruhan, dan objek
formal yang dilihat dari suatu aspek tertentu saja.1
Seperti firman Alah dalam surat Mujadalah ayat 11 yang
menerangkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu untuk dipelajari
terutama bagi orang yang memiliki ilmu pengetahuan, maka Allah
meninggikan derajatnya
pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @ Ï%$
öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$#
(#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä
öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy
4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
1 http://arfan-exist-blogspot.com
2
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Mujadilah: 11)2
3
Karena sifatnya universal maka proporsi, kesimpulan, atau teori yang
diterima haruslah benar untuk semua orang.3
B. Metode Keilmuan
Untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu memerlukan
pencarian pengetahuan yang dapat dilakukan secara non ilmiah dan ilmiah
dengan mengacu pada kerangka filsafat. Pencarian ilmu pengetahuan
ilmiah (metode ilmiah) dilakukan berdasarkan pemikiran rasional,
pengalaman empiris (fakta), maupun referensi pengalaman sebelumnya.
Cara untuk mendapatkannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Objektif, pengetahuan itu harus sesuai objeknya.
2. Metodik, pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang teratur dan terkontrol.
3. Sistimatis, pengetahuan ilmiah yang tersusun dalam suatu sistem, tidak
berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang
utuh.
4. Berlaku Umum, pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat
diamati oleh seseoramg atau sekelompok orang, tetapi dengan
pengalaman itu diperoleh hasil yang sama atau konsisten.4
Keseluruhan-lanakah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan
dapat disebut ilmiah, lewat metode inilah nantinya akan melahirkan ilmu-
ilmu baru yang menjadi cikal bakal lahirnya ilmu alamiah modern
terutama Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh
pengetahuan yang berupa rangkaian prosedur tertentu guna mendapatkan
jawaban tertentu dari pernyataan tertentu pula. Kerangka dasar prosedur
itu dapat diuraikan dalam enam langkah:sadar akan adanya masalah dan
3 http:// ilham.thereader.wordpress.com
4 http://arfan-exist-blogspot.com op.cit
4
perumusan masalah;
1) Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
2) Penyusunan atau klasifikasi data;
3) Perumusan hipotesis;
4) Deduksi dari hipotesis;
5) Tes dan pengujian kebenaran (verifikasi) dari hipotesis.5
Tahap awal metode keilmuan menganggap dunia sebagai suatu
kumpulan obyek dan kejadian yang dapat diamati secara empiris. Kepada
dunia yang sedemikian itu kemudian kita terapkan suatu peraturan atau
struktur hubungan sehingga satu lingkup yang terbatas dari fakta yang
tertangkap indra dapat diberi arti. Hal itu menajamkan kepekaan terhadap
masalah yang kita hadapi.
Masalah yang didefinisikan secara jelas merupakan pernyataan
yang harus di jawab. Karena itu tahap selanjutnya pengumpulan fakta
dengan berbagai alat secara induktif-empiris.
Namun fakta tidak dapat berbicara, tentang dirinya sendiri. Maka
perlu disusun sebuah hipotesis, pernyataan sementara tentang hubungan
antar benda/hal. Hipotesis diajukan secara khas dengan dasar trail and
error untuk memperoleh rumusan terbaik. Hubungan antara fakta empiris
maupun deduktif pada dasarnya merupakan hasil penalaran deduktif,
karena pengetahuan keilmuan lebih bersifat teoritis daripada empiris dan
bahwa ramalan sangat bergantung pada bentuk logika silogistik.
Tes atau verifikasi yang kemudian dilakukan adalah untuk
mencari fakta yang mendukung kebenaran hipotesis, kendati metode
keilmuan tidak mengajukan diri sebagai sebuah metode yang membawa
manusia kepada suatu kebenaran akhir yang takkan pernah berubah.
Kritik terhadap Metode Keilmuan:
1. Metode keilmuan cenderung membatasi manusia pada benda-
benda/hal yang dapat dipelajari dengan alat dan teknik keilmuan
5
tertentu.
2. Kesatuan dan konsistensi pengetahuan keilmuan ternyata tidaklah
sejelas yang dapat diduga sebelumnya.
3. Ilmu menggambarkan hakikat mekanistis, yakni bagaimana hubungan
antar benda/hal sebagai hubungan sebab-akibat, tetapi tidak cukup,
menjelaskan apakah hakikat suatu benda/hal dan mengapa seperti itu.
4. Meskipun sangat tepat, pengetahuan keilmuan bukanlah keharusan
universal maupun merupakan persyaratan tertentu. Pengetahuan
keilmuan hanyalah pengetahuan yang mungkin dan secara tetap
berubah setiap saat.6
C. Kelahiran IPA
6 Ibid.
6
pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan,
yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme.
Saat itu tidak ada orang yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya
satu. ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori
ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu
dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
7 http://arfan-exist-blogspot.com op.cit
8 Departemen Agama RI, op.cit., hlm 259
7
adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada
kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur'an.9
Artinya: Dan dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya. (QS. Al-Anbiya: 33)10
8
Langit yang mengembang (Expanding Univers)
Pada awal abad ke-20 , fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan
menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
9
astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus
bergerak saling menjauhi.
1. Zaman Purba
Setelah zaman ini masa 15000 sampai kurang lebih 600 tahun
SM. Masih merupakan kelanjutan dari zaman batu. Mereka masih
mewarisi pengetahuan dari zaman batu, tetapi diantara mereka ada yang
mampu mengolah logam. Dalam hal pembuatan logam, alat-alat mereka
tidak lagi terbuat dari batu, melainkan dari perunggu atau besi. Pada
zaman purba tersebut manusia menggantungkan diri pada kepercayaan
agama yang politistik. Mereka percaya bahwa dewa-dewa berada di bulan,
matahari, bintang, karena itu, benda-benda angkasa itu terus-menerus
diamati. Dan mereka mulai menyusun kalender sebagai pedoman waktu
untuk mengatur kehidupan ritual, peker aan sehari-hari dan kehidupan
10
biasa pada umumnya.
2. Zaman Yunani
Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun
sebelum masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman ini proses-
proses perkembangan know how tetap mendasari kehidupan sehari-hari,
tapi lebih maju daripada zaman sebelumnya. Dalam bidang pengetahuan
sikap dan pemikiran yang sekedar menerima apa adanya, terjadi perubahan
besar, dan perubahan ini dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan
modern. Hal ini berdasarkan pada sikap bangsa Yunani yang tidak dapat
menerima pengalaman-pengalaman secara pasif receptif. Mereka memiliki
"inquiry atitude" dan "inquiry mind" orang pertama yang mempertanyakan
dasar dari alam dan isi alam ini adalah Thales (624-548 SM). Pemikiran
Thales dalam rangka membahas perkembangan ilmu pengetahuan "Yang
penting bukan jawaban yang diberikan, tetapi diajukannya pertanyaan
tersebut". Karena dari pertanyaan akan menimbulkan atau menyebabkan
pemeriksaan dan penelitian yang terus menerus. Jadi, pertanyaan
merupakan suatu motor yang tetap mendorong pemikiran dan
penyelidikan.
11
besar sekali sumbangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan
diantaranya adalah Al-Fargani, Jabir bin Hayyam, Phytagoras, Aristoteles
dan Archimedes.
3. Zaman Modern
12
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan,
diantaranya benar atu salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan
untuk mencari kesalahan berpikir, sehingga terbuka juga kemungkinan
untuk memperbaikinya. Dengan demikian ilu pengetahuan modern
memiliki suatu sistem yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang
memungkinkan ditiadakannya kesalahan demi kesalahan secara bertahap
menuju kebenaran.
IV. KESIMPULAN
13
rasional approach, yang selanjutnya menjadi cikal bakal perkembangan ilmu
pengetahuan yang pesat pada zaman modern.
V. PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15
KELAHIRAN PENGETAHUAN ALAMIAH MODERN
Makalah
Oleh:
PGMI 2 A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
16
2010
PERTANYAAN
17